Populasi ???
Sampel ???
POPULASI
Berapa besar
berapa besar
cakupan
cakupan
pemeriksaan
imunisasi?
antenatal?
Berapa proporsi
anak balita yang
kurang gizi?
Bisa kah hanya melihat data rutin yang ada di pusat pelayanan
kesehatan di daerah tersebut?
Misal: ingin mengetahui cakupan imunisasi BCG di
suatu Kabupaten, maka pada data rutin SP2TP yang
di catat adalah jumlah bayi yang diimunisasi di
................, sedangkan bayi yang diimunisasi di pusat
pelayanan kesehatan swasta ???
•.
Perbedaan antara cakupan yang sebenarnya di
populasi dan cakupan yang diperoleh dari sampel disebut
sebagai sampling error. Kesalahan ini selalu terjadi pada
survei yang tidak mengikutsertakan seluruh populasi.
Namun
kesalahan ini
dapat diperkecil
dengan cara :
1. Memilih 2. Memilih
sampel sampel yang
secara tidak cukup besar
bias
• Jika sampel
tidak
mewakili
populasi
kita dapat Sebagai Contoh : maka.....
memperoleh
hasil yang bias. • cakupan yang
• jika kita hanya dihasilkan
yaitu estimasi/ wawancarai ibu
cakupan yang cenderung
yang datang ke lebih tinggi
dihasilkan posyandu saja
berbeda dari dari cakupan
untuk menentukan yang ada di
nilai/cakupan cakupan imunisasi
yang ada di populasi.
campak
populasi.
Sampel • memastikan bahwa semua orang
berdasarkan yang ada di populasi memiliki
probabilitas kesempatan yang sama untuk
terpilih sebagai sampel.
Latihan :
Apa kendala penerapan cara sampel acak
sederhana ini pada survei di tingkat kabupaten ?
Misalkan : ingin melakukan survei untuk
mengetahui cakupan pemeriksaan antenatal,
maka agar dapat memilih sampel secara acak
sederhana harus memiliki daftar semua ibu hamil
yang ada di populasi. Daftar ini harus diberi
nomor urut dan dipilih sampel secara acak dari
nomor urut ibu hamil ini.
Jumlah sampel
30 x 7 seperti Tabel tersebut
yang dianjurkan memperlihatkan
WHO untuk jumlah sampel
survei yang diperlukan
Hal ini dapat
prevalensi untuk survei
dibuktikan pada
imunisasi hanya cepat dengan
tabel 1.
tepat untuk interval
menilai masalah kepercayaan
kesehatan yang 90% dan efek
kejadiannya desain = 2
sering.
Pada tabel diatas, prevalensi yang tertera antara 1 sampai dengan
50%. Untuk prevalensi di atas 50%, gunakan angka pada prevalensi 100-
prevalensi.Jika memperhatikan besar sampel pada tabel 1, maupun dengan
menggunakan rumus 1, besar sampel maksimum tercapai jika prevalensi 50%.
Jadi secara umum, untuk kejadian yang sering (prevalensi > 10%), dengan
menggunakan besar simpangan sebesar 10%, jumlah sampel minimum yang
dibutuhkan adalah 194 orang.
Untuk memudahkan proses pengambilan sampel, maka besar sampel ini
dibagi menjadi 30 kluster dan 7 orang responden tiap kluster. Jika diinginkan
perhitungan besar sampel yang lebih teliti, dapat digunakan perangkat lunak
Csurvey.
Pada Csurvey terdapat fasilitas untuk menilai apakah besar
sampel yang direncanakan memadai atau tidak. Selain itu, pada
Csurvey juga disediakan pilihan untuk memperkirakan
homogenitas di dalam kluster, apakah homogenitas tersebut
kecil, sedang atau besar.
Sebagai contoh, jika kita memilih 20 sampel anak balita dari 10.000 anak
balita, maka tiap anak balita pada sampel secara rata-rata mewakili 500 anak
balita pada populasi. Hal yang sama juga berlaku untuk rumah tangga, seperti
dicontohkan pada gambar 11.