Anda di halaman 1dari 17

Metode Survei Cepat

Metode ini menerapkan rancangan sampel


kluster dua tahap, dengan pemilihan kluster
pada tahap pertama secara probability
proportionate to size. Pemilihan sampel pada
tahap kedu, yaitu pemmilihan sampel rumah
tangga dilakukan dengan cara acak sederhana
(simple random) atau dengan menerapkan
sistem rumah terdekat.
Uji coba metode survei cepat di Indonesia
juga telah banyak dilakukan. Lwanga dan
Abiprodjo (1987) telah melakukan uji banding
antara survei cepat dengan metode survei
berdasarkan cara acak sederhana. Pandu Riono
dan Iwan Ariawan dalam uji coba metode
survei cepat di Kabupaten Bogor membuktikan
bahwa dengan menggunakan metode ini
informasi tentang program pemeriksaan
kehamilan di masyarakat dapat diperoleh
dalam waktu 2 minggu .
• Dengan pelbagai perkembangan yang ada
pada survei cepat dan hasil uji coba lapangan,
dapat disimpulkan bahwa metode ini layak
untuk diterapkan sebagai metode pengumpulan
informasi yang berasal dari masyarakat
(population based information) pada tingkat
kabupaten.
• Ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan :1. Menentukan masalah
kesehatan yang menjadi prioritas didaerah
tersebutg dan menentukan tujuan pelaksanaan
survei secara jelas dan rinci.
• Dari adanya masalah yang akan me3njadi
prioritas itu perlu ditentukan tujuan
pelaksanaan survei secara jelas dan rinci,
semakin rinci tujuan semakin mudah kita
mengembangkan kuesioner dan melakukan
analisis data.
• 2. Menentukan besar dan metode sampel
• 3. Mengembangkan alat pengumpul data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
menggunakan kuesioner atau pengukuran
dengan alat tertentu. Pada umumnya
pengumpulan data cukup dilakukan dengan
menggunakan kuesioner.
• Jika ada kebutuhan untuk memasukkan
beberapa topik atau kelompok sasaran dalam
satu survei, maka perencanaan alat pengumpul
data sangat penting.
Hal ini dapat dilakukan dengan
mengembangkan pola kuesioner sistem modul,
dengan melakukan kombinasi pertanyaan
untuk setiap sasaran dan pertanyaan khusus
untuk sasaran tertentu dalam bagian terpisah.
• Uji coba kuesioner perlu dilaksanan. Uji coba
sebaiknya dilakukan terhadap kelompok kecil
responden yang kira-kira karakteristiknya
hampir bersamaan dengan karakteristik
populasi sasaran survei.
• Uji coba dimaksudkan untuk memastikan
apakah pertanyaan yang ada pada kuesioner
mudah dimengerti dan tidak punya arti ganda,
serta mengetahui papakah alur pertanyaan
sudah baik.
• Didalam uji coba kuesioner sebaiknya
pewawancara sudah diikutsertakan karena
masukan dari pewawancara sangat berguna
sekali pada saat perbaikan kuesioner dan
pengumpulan data.
• Melalui uji coba maka kita sudah dapat
memperkirakan berapa lama sebuah kuesioner
dapat diselesaikan (perkiraan waktu)
4. Pengorganisasian survei
Setelah uji coba kuesiner, organisasi pelaksana
survei dapat dibuat lebih rinci, termasuk jumlah
pewawancara yang dibutuhkan. Sebelum survei
berlangsung anda harus yakin bahwa
pewawancara sudah mengerti benar tentang
tata cara pemilihan responden dan semua
pertanyaan yang ada pada kuesioner serta
teknik dasar wawancara.
5. Analisis, interpretasi dan laporan
Akurasi data harus diperhatikan dalam proses
pemasukan data. Manfaatkanlah fasilitas-fasilitas
yang ada pada Epi Info untuk mengurangi
kesalahan pada saat data dimaksukkan ke
komputer.
Hasil survei cepat dapat dilaporkan menurut
urutan pertanyaan pada kuesioner. Hasil survei
cepat dapat dilaporkan dalam bentuk tabel dan
grafik. Namun untuk persentase hasil, grafik lebih
menarik dan informatif.
• Laporan tertulis tidak perlu terlalu tebal, tetapi
mencakup hasil temuan dari survei. Umumnya,
laporan survei cepat berisi :
a. Judul, penulis, waktu, survei, kata pengantar,
daftar isi
b. Abstrak yang berisi temuan utama dan
implikasinya.
c. Keterangan tentang masalah penelitian,
berisikan latar belakang dan masalah yang
diteliti.
d. Tujuan survei
e. Metodologi: berisi keterangan singkat tentang
indikator utama yang diukur,populasi, sampel,
alat pengukuran, prosedur analis dan jadwal
f. Hasil berisi deskripsi singkat tentang temuan
survei, dibagi atas beberapa telaah termasuk
didalamnya tabel dan grafik yang penting
g. Diskusi berisi interpretasi hasil survei dan
implikasinya terhadap program kesehatan di
masa mendatang
• H. Kesimpulan berisi ringkasan temuan penting
dari survei
i. Saran/rekomendasi berisi alternatif tindakan
bagi perencanaan/pengelolaan program atau
penelitian lanjut.
j. Daftar pustaka berisi daftar bacaan yang
digunakan untuk menyusun laporan survei.
k. Lampiran berisi kuesioner atau instrumen yang
digunakan.
6. Pengembangan Kegiatan Program Lanjutan
Implikasi dan rekomendasi yang diberikan
tidak selamanya dapat segera dilaksanakan,
untuk itu perlu dibuat rencana kegiatan
lanjutannya sebagai tahapan yang terpisah dan
merupakan bagian dari tujuan survei.
Sumber :
Buku modul Aplikasi Survei Cepat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
bekerja sama dengan Pusat Data Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai