Anda di halaman 1dari 6

Penatalaksanaan Asfiksia Neonatorum

Penatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia menurut Wiknjosastro (2012)


adalah sebagai berikut :
1.

Tindakan umum
a.

Pengawasan suhu
Bayi baru lahir secara relatif kehilangan panas yang diikuti oleh
penurunan suhu tubuh, sehingga dapat mempertinggi metabolisme sel jaringan
sehingga kebutuhan oksigen meningkat, perlu diperhatikan untuk menjaga
kehangatan suhu BBL dengan :
1) Mengeringkan bayi dari cairan ketuban dan lemak.
2) Menggunakan sinar lampu untuk pemanasan luar.
3) Bungkus bayi dengan kain kering
(Winkjosastro, 2012).

b.

Pembersihan jalan nafas


Saluran nafas bagian atas segera dibersihkan dari lendir dan cairan
amnion, kepala bayi harus posisi lebih rendah sehingga memudahkan
keluarnya lendir (Winkjosastro, 2012).

c.

Rangsangan untuk menimbulkan pernafasan


Rangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan dengan memukul
kedua telapak kaki bayi, menekan tendon achilles atau memberikan suntikan
vitamin K. Hal ini berfungsi memperbaiki ventilasi (Winkjosastro, 2012).

2.

Tindakan khusus
a.

Asfiksia berat (nilai apgar 0-3)


Resusitasi aktif dalam hal ini harus segera dilakukan yaitu dengan :
1)Memperbaiki ventilasi paru-paru dengan memberikan O2 secara langsung dan
berulang atau dengan melakukan intubasi endotracheal dan O 2 dimasukkan
dengan tekanan tidak lebih dari 30 ml. Hal ini mencegah terjadinya iritasi
paru berlebihan sehingga dapat terjadi ruptur aveoli. Tekanan positif ini

dilakukan dengan meniupkan udara ke dalam kateter dari mulut ke pipa atau
ventilasi kantong ke pipa.
2)Memberikan natrikus bikarbonat dengan dosis 2-4 mEQ/kg BB
3)Masase jantung dikerjakan dengan melakukan penekanan diatas tulang dada
secara teratur 80-100 x/mnt. Tindakan ini berselingan dengan nafas buatan,
yaitu setiap 5 x masase diikuti 1x pemberian nafas. Hal ini bertujuan untuk
menghindarkan kemungkinan timbulnya komplikasi pneumotoracks jika
tindakan ini dilakukan bersamaan.
4)Memberikan obat-obatan 1/10.000 andrelin dengan dosis 0,5- 1 cc secara
intravena (sebegai obat inotropik) dan kalsium glukonat 50-100 mm/kg BB
secara intravena, untuk meningkatkan frekuensi jantung.
(Kosim, 2010)
b.

Asfiksia sedang (Nilai Apgar 4-6)


Dilakukan rangsangan untuk menimbulkan reflek pernafasan dengan :
1)Melakukan rangsangan 30-60 detik setelah penilaian APGAR 1 menit.
2)Melakukan nafas buatan dengan memasukkan pipa ke dalam hidung,
O2 dialirkan dengan kecepatan 1-2 liter/menit. Bayi diletakkan dengan
kepala dalam dorsofleksi, dilakukan dengan membuka dan menutup lubang
hidung dan mulut disertai dengan menggerakkan dagu ke atas dan kebawah
dalam frekuensi 20 x/ menit.
3)Melakukan pernafasan mulut ke mulut yag seharusnya dalam mulut bayi
dimasukkan pharingeal airway yang berfungsi mendorong pangkal lidah ke
depan, sebelum mulut penolong diisi O2 sebelum peniupan, peniupan
dilakukan secara teratur dengan frekuensi 20-30 x/menit.
(Kosim, 2010).

3. Tindakan lain dalam resusitasi

a. Pengisapan cairan lambung dilakukan pada bayi-bayi tertentu yaitu pada bayi
prematur, sebelumnya bayi mengalami gawat janin, pada ibu yang
mendapatkan anastesia dalam persalinan.
b. Penggunaan obat Nalorphin diberikan pada bayi yang disebabkan oleh
penekanan pernafasan akibat morfin atau petidin yang diberikan selama
proses persalinan (Kosim, 2010).
Menurut Kosim (2010), Cara pelaksanaan resusitasi sesuai tingkatan asfiksia,
antara lain :
1.

Asfiksi Ringan (Apgar score 7-10)


Caranya:
a)Bayi dibungkus dengan kain hangat
b)Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir pada hidung kemudian mulut.
c)Bersihkan badan dan tali pusat.
d)Lakukan observasi tanda vital dan apgar score dan masukan ke dalam
inkubator.
(Kosim, 2010)

2.

Asfiksia sedang (Apgar score 4-6)


Caranya :
a)Bersihkan jalan napas.
b)Berikan oksigen 2 liter per menit.
c)Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila belu ada
reaksi,bantu pernapasan dengan melalui masker (ambubag).
d)Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium
bikarbonat 7,5%sebanyak 6cc.Dextrosa 40% sebanyak 4cc disuntikan
melalui vena umbilikus secara perlahan-lahan, untuk mencegah tekanan
intra kranial meningkat (Kosim, 2010).

3.

Asfiksia berat (Apgar skor 0-3)


Caranya:

a)Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui lambubag.


b)Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
c)Bila tidak berhasil lakukan ETT (Endotracheal Tube).
d)Bersihkan jalan napas melalui ETT (Endotracheal Tube).
e)Apabila bayi sudah mulai benapas tetapi masih sianosis berikan natrium
bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Dextrosa 40% sebanyak 4cc (Kosim, 2010).

Gambar 1 Manajemen Bayi Baru lahir dengan Asfiksia ( Kosim, 2010)

DAFTAR PUSTAKA
Kosim, S. 2010. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta. Badan Penerbit IDAI

Winkjosastro, H.2012. Ilmu Kebidanan Edisi Ke 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirahardjo.

Anda mungkin juga menyukai