Anda di halaman 1dari 10

1.

Teori ilmu kesehatan lingkungan


A. TEORI JOHN GORDON

Menurut John Gordon dan La Richt (1950), model ini menggambarkan


interaksi tiga komponen penyebab penyakit, yaitu manusia (Host),
penyebab (Agent), dan lingkungan (Environment) Error: Reference
source not found.

Gordon berpendapat bahwa :


1) Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan
manusia (host).
2) Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik
agent dan host (baik individu/kelompok).
3) Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi
tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan
(lingkungan fisik, sosial, ekonomi, dan biologis)

Untuk memprediksi pola penyakit, model ini menekankan perlunya


analisis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi
karena adanya ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut. Model
ini lebih di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad
epidemologi, dan cocok unutk menerangka penyebab penyakit infeksi.
Sebab peran Agent (mikroba) mudah diisolasi dengan jelas dari
lingkungannya Error: Reference source not found.

Menurut model ini perubahan salah satu komponen akan mengubah


keseimbangan interaksi ketiga komponen yang akhirnya berakibat
bertambah atau berkurangnya penyakit. Hubungan antara ketiga
komponen terseut digambarkan seperti tuas pada timbangan. Host dan
Agent berada di ujung masing-masing tuas, sedangkan environment
sebagai penumpunya Error: Reference source not found.

Agent, Host, dan Environment


(1) Agen Penyakit
Agen penyakit dapat berupa benda hidup atau mati dan faktor
mekanis, namun kadang-kadang untuk penyakit tertentu,
penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus peptikum,
penyakit jantung koroner dan lain-lain. Agen penyakit dapat
diklasifikasikan menjadi lima kelompok yaitu:
Agen Biologis
Virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa dan metazoa.
Agen Nutrisi
Protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan lainnya.
Agen Fisik
Panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya dan
kebisingan.
Agen Kimiawi
Dapat bersifat endogen seperti asidosis, diabetes
(hiperglikemia), uremia dan bersifat eksogen seperti zat
kimia, alergen, gas, debu dan lainnya.
Agen Mekanis
Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan pada tubuh host (pejamu).

(2) Manusia/Pejamu
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya
penyakit dan tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh
masing-masing individu. Karakteristik tersebut antara lain:
Umur
Menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita
seperti penyakit campak pada anak-anak, penyakit kanker
pada usia pertengahan dan penyakit aterosklerosis pada usia
lanjut.
Jenis Kelamin
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi
dibandingkan pada wanita dan penyakit tertentu seperti
penyakit pada kehamilan serta persalinan hanya terjadi pada
wanita sebagaimana halnya penyakit hipertrofi prostat hanya
dijumpai pada laki-laki.
Ras
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada
tradisi, adat istiadat dan perkembangan kebudayaan. Terdapat
penyakit tertentu yang hanya dijumpai pada ras tertentu seperti
fickle cell anemia pada ras Negro.
Genetik
Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter
seperti mongolisme, fenilketonuria, buta warna, hemofilia dan
lain-lain.
Pekerjaan
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan
penyakit akibat pekerjaan seperti keracunan, kecelakaan kerja,
silikosis, asbestosis dan lainnya.
Status Nutrisi
Gizi yang buruk mempermudah sesorang menderita
penyakit infeksi seperti TBC dan kelainan gizi seperti
obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya.
Status Kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit tergantung pada status
kekebalan yang dimiliki sebelumnya seperti kekebalan
terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur hidup.
contoh : campak
Adat-Istiadat
Ada beberapa adat-istiadat yang dapat menimbulkan
penyakit seperti kebiasaan makan ikan mentah dapat
menyebabkan penyakit cacing hati.
Gaya hidup
Kebiasaan minum alkohol, narkoba dan merokok dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan.
Psikis
Faktor kejiwaan seperti emosional, stres dapat
menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, ulkus
peptikum, depresi, insomnia dan lainnya.

(3) Lingkungan
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua
bagian, yaitu lingkungan hidup internal berupa keadaan yang dinamis
dan seimbang yang disebut hemostasis, dan lingkungan hidup eksternal
di luar tubuh manusia. Lingkungan hidup eksternal ini terdiri dan tiga
komponen yaitu:
a. Lingkungan Fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah,
cuaca, makanan, rumah, panas, sinar, radiasi dan lain-lain.
Lingkungan fisik ini berinteraksi secara konstan dengan manusia
sepanjang waktu dan masa, serta memegang peran penting dalam
proses terjadinya penyakit pada masyarakat, seperti kekurangan
persediaan air bersih terutama pada musim kemarau dapat
menimbulkan penyakit diare Error: Reference source not found.
b. Lingkungan biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan, virus, bakteri, jamur, parasit, serangga dan lain-lain yang
dapat berfungsi sebagai agen penyakit, reservoar infeksi, vektor
penyakit atau pejamu (host) intermediate. Hubungan manusia dengan
lingkungan biologisnya bersifat dinamis dan bila terjadi
ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan lingkungan
biologis maka manusia akan menjadi sakitError: Reference source not
found.
c. Lingkungan sosial
Berupa kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap,
standar dan gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan,
organisasi sosial dan politik. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan
sosial melalui berbagai media seperti radio, TV, pers, seni, literatur,
cerita, lagu dan sebagainya. Bila manusia tidak dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik kejiwaan
dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stres, insomnia, depresi
dan lainnyaError: Reference source not found.

Interaksi Agen Penyakit, Manusia dan Lingkungan


Dalam usaha-usaha pencegahan dan kontrol yang efektif
terhadap penyakit perlu dipelajari mekanisme interaksi yang terjadi
antara agen penyakit, manusia dan lingkungannya yaitu:
1. Interaksi antara agen penyakit dan lingkungan
Suatu keadaan terpengaruhnya agen penyakit secara langsung
oleh lingkungan yang menguntungkan agen penyakit. Terjadi pada
saat prapatogenesis suatu penyakit, misalnya viabilitas bakteri
terhadap sinar matahari, stabilitas vitamin yang terkandung dalam
sayuran di dalam ruang pendingin dan penguapan bahan kimia
beracun oleh proses pemanasan global Error: Reference source not
found.

Gambar Ketidakseimbangan agen dan lingkungan

2. Interaksi antara pejamu (manusia) dan lingkungan


Suatu keadaan terpengaruhnya manusia secara langsung
oleh lingkungannya dan terjadi pada saat prapatogenesis suatu
penyakit, misalnya udara dingin, hujan dan kebiasaan membuat
dan menyediakan makananError: Reference source not found.

Gambar Ketidakseimbangan Pejamu dan lingkungan

3. Interaksi antara pejamu (manusia) dan agen penyakit


Suatu keadaan agen penyakit yang menetap, berkembang
biak dan dapat merangsang manusia untuk menimbulkan respons
berupa tanda-tanda dan gejala penyakit, misalnya demam,
perubahan fisiologis jaringan tubuh dan pembentukan kekebalan
atau mekanisme pertahanan tubuh lainnya. Interaksi yang terjadi
dapat berupa sembuh sempurna, kecacatan atau kematianError:
Reference source not found.

Gambar Ketidakseimbangan Agen dan pejamu

4. Interaksi agen penyakit, pejamu (manusia) dan lingkungan


Suatu keadaan saling mempengaruhi antara agen penyakit,
manusia dan lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut
memperberat satu sama lain sehingga memudahkan agen penyakit
baik secara tidak langsung maupun langsung masuk ke dalam tubuh
manusia, misalnya pencemaran air sumur oleh kotoran manusia
akan dapat menimbulkan penyakit muntaber (water borne
diseases)Error: Reference source not found.

Gambar Ketidakseimbangan Agen, Pejamu dan Lingkungan

B. TEORI HENDRIK L. BLUM


Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat, yaitu: faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan
pelayanan kesehatan Error: Reference source not found.
b. Faktor Genetik
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan seseorang
dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada status kesehatan
perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar di deteksi. Untuk itu
perlu dilakukan konseling genetik. Untuk kepentingan kesehatan
masyarakat atau keluarga, faktor genetik perlu mendapat perhatian dibidang
pencegahan penyakit. Misalnya seorang anak yang lahir dari orangtua
penderita diabetas melitus akan mempunyai resiko lebih tinggi
dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita DM. Untuk
upaya pencegahan, anak yang lahir dari penderita DM harus diberi tahu dan
selalu mewaspadai faktor genetik yang diwariskan orangtuanya . Oleh
karena itu, ia harus mengatur dietnya, teratur berolahraga dan upaya
pencegahan lainnya sehingga tidak ada peluang faktor genetiknya
berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM pada dirinya. Jadi dapat
di umpamakan, genetik adalah peluru (bullet) tubuh manusia adalah pistol
(senjata), dan lingkungan/prilakun manusia adalah pelatuknya (trigger).
Semakin besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan
semakin sulit upaya meningkatkan derajat kesehatan. Sehingga, perlu
adanya konseling perkawinan yang baik untuk menghindari penyakit
bawaan yang sebenarnya dapat dicegah munculnya. Akhir-akhir ini
teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju. Teknologi dan
kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginyaError: Reference
source not found.

c. Faktor Pelayanan Kesehatan


Ketersediaan pelayanan kesehatan, dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas akan berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan yang diimbangi dengan
kelengkapan sarana/prasarana, dan dana akan menjamin kualitas pelayanan
kesehatan. Pelayanan seperti ini akan mampu mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan yang berkembang di suatu wilayah atau kelompok
masyarakat. Misalnya, jadwal imunisasi yang teratur dan penyediaan vaksin
yang cukup sesuai dengan kebutuhan, serta informasi tentang pelayanan
imunisasi yang memadai kepada masyarakat akan meningkatkan cakupan
imunisasi. Cakupan imunisasi yang tinggi akan menekan angka kesakitan
akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Saat ini pemerintah
telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait dengan upaya
pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dengan membangun Puskesmas, Pustu, Bidan Desa,
Pos Obat Desa, dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan
dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di setiap Kab/KotaError:
Reference source not found.

d. Faktor Prilaku Masyarakat


Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health service) tanpa disertai
perubahan tingkah laku (peran serta) masyarakat akan mengakibatkan
masalah kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat. Misalnya,
Penyediaan fasilitas dan imunisasi tidak akan banyak manfaatnya apabila
ibu-ibu tidak datang ke pos-pos imunisasi. Perilaku ibu-ibu yang tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang sudah tersedia adalah akibat
kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang manfaat imunisasi dan efek
sampingnya. Pengetahuan ibu-ibu akan meningkat karena adanya
penyuluhan kesehatan tentang imunisasi yang di berikan oleh petugas
kesehatan. Perilaku individu atau kelompok masyarakat yang kurang sehat
juga akan berpengaruh pada faktor lingkungan yang memudahkan
timbulnya suatu penyakit.
Perilaku yang sehat akan menunjang meningkatnya derajat kesehatan, hal
ini dapat dilihat dari banyaknya penyakit berbasis perilaku dan gaya hidup.
Kebiasaan pola makan yang sehat dapat menghindarkan diri kita dari
banyak penyakit, diantaranya penyakit jantung, darah tinggi, stroke,
kegemukan, diabetes mellitus dan lain-lain. Perilaku/kebiasaan memcuci
tangan sebelum makan juga dapat menghindarkan kita dari penyakit saluran
cerna seperti diare dan lainnyaError: Reference source not found.

e. Faktor Lingkungan
Faktor ini paling besar pengaruhnya terhadap munculnya gangguan
kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat. Lingkungan yang
mendukung gaya hidup bersih juga berperan dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Dalam kehidupan di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah
yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak penduduknya yang
mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran pernafasan, dan
infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih, banyaknya tempat
penampungan air yang tidak pernah dibersihkan memyebabkan
perkembangan nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah
meningkat. Hal ini menyebabkan penduduk si sekitar memiliki resiko
tergigit nyamuk dan tertular demam berdarahError: Reference source not
found.

Anda mungkin juga menyukai