Anda di halaman 1dari 5

PENYEBAB PENYAKIT DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

PENYAKIT

Menurut Wahyudin Rajab (1872), Penyakit/sakit adalah kegagalan


mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ
atau sistem tubuh.
Sedangkan menurut Daldiyono Hardjodisastro (2006), penyakit adalah
sesuatu yang abnormal (misalnya rasa sakit) yang merugikan yang terdapat pada
seseorang yang semula sehat. Definisi lain yang dimuat dalam Butterworth Medical
Dictionary, agaknya baik untuk dikutip disini agar pengertian tentang istilah
penyakit menjadi jelas.
Penyakit adalah kondisi yang berubah dari keadaan sehat atau penyakit
adalah sekumpulan reaksi individu baik fisik maupun mental terhadap bibit
penyakit (penyebab = agent) yaitu bakteri, jamur, protozoa, virus, dan racun, yang
masuk atau mengganggu individu; trauma, kelainan metabolik, kekurangan gizi,
proses degenerasi, atau kelainan sejak lahir (kongenital).
Kajian utama epidemiologi adalah hubungan kasus klasik dengan masalah
kesehatan masyarakat, karena epidemiologi tidak mempelajari tentang rasa sakit
tetapi mempelajari tentang penyakit. Jadi penyebab penyakit adalah kejadian,
kondisi, sifat ataupun kombinasi dari faktor-faktor tersebut diatas yang berperan
penting dalam kejadian penyakit.
Pemahaman tentang konsep penyebab timbulnya penyakit perlu dimiliki
untuk dapat menjelaskan bagaimana mekanisme terjadinya dan penyebarannya.
Banyak model konsep penyebab penyakit yang dikembangkan oleh para ahli, dari
zaman generasi pertama Hipocrates dengan konsep “Airs, Waters and Places”,
Galen dengan konsep “Experimental Medicine”, dan Hieronymous Fracastorius
(1478-1553) dan Igmatz Semmelweis (1818-1865) dengan konsep “Contagion
Germ”.
Menjelang akhir abad ke-19, para pakar mengklasifikasi penyebab
timbulnya penyakit menjadi dua yaitu single causation (penyebab tunggal) dan
multiple causation (penyebab majemuk). Pemikiran para ahli pada waktu itu
menuntut bahwa tiap penyakit harus dapat ditemukan penyebabnya (kuman) yang
spesifik untuk penyakit yang diderita seseorang. Para ahli perintis teori kuman
(bakteriologi) seperti Robert Koch atau Louis Pasteur mulai mengidentifikasi jenis
kuman untuk tiap jenis penyakit menular. Konsep penyebab tunggal ini sempat
berlangsung lama sampai orang mulai menyadari bahwa berkembangnya penyakit
tidak dapat dijelaskan hanya dengan mengenali jenis penyebabnya saja yang
spesifik.
Proses terjadinya penyakit sebenarnya telah dikenal sejak zaman Romawi
yaitu pada masa Galenus (205-130 SM) yang mengungkapkan bahwa penyakit
dapat terjadi karena adanya faktor predisposisi, faktor penyebab, dan faktor
lingkungan. (Eko Budiarto dan Dewi Anggraeni, 2003).

Agen Penyakit
Agen penyakit atau faktor penyebab penyakit dapat berupa benda hidup atau
mati dan faktor mekanis, namun kadang-kadang untuk penyakit tertentu
penyebabnya tidak diketahui seperti pada penyakit ulkus peptikum, penyakit
jantung koroner dan lain-lain. Agen penyakit dapat diklasifikasikan menjadi lima
kelompok yaitu :
1. Agen Biologis
Terdiri dari virus, bakteri, fungi, riketsia, protozoa dan metazoa.
1. Agen Nutrisi
Terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral dan lainnya.
2. Agen Fisik
Contohnya panas, radiasi, dingin, kelembaban, tekanan, cahaya dan
kebisingan.
3. Agen Kimiawi
Dapat bersifat endogen seperti asidosis, diabetes (hiperglikemia), uremia
dan bersifat eksogen seperti zat kimia, allergen, gas, debu dan lainnya.
4. Agen Mekanis
Gesekan, benturan, pukulan yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan
pada tubuh host (pejamu)
Manusia / Pejamu
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan
tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing individu antara lain
:
1. Umur
Menyebabkan adanya perbedaan penyakit yang diderita seperti penyakit
campak pada anak-anak, penyakit kanker pada usia pertengahan dan penyakit
aterosklerosis pada usia lanjut.

2. Jenis Kelamin
Frekuensi penyakit pada laki-laki lebih tinggi dibandingkaan pada wanita dan
penyakit tertentu seperti penyakit pada kehamilan serta persalinan hanya terjadi
pada wanita sebagaimana halnya penyakit hipertrofi prostat hanya dijumpai
pada laki-laki.

3. Ras
Hubungan antara ras dan penyakit tergantung pada tradisi, adat istiadat dan
perkembangan kebudayaan. Terdapat penyakit tertentu yang hanya dijumpai
pada ras tertentu seperti sickle cell anemia pada ras Negro.

4. Genetik
Ada penyakit tertentu yang diturunkan secara herediter seperti mongolisme,
fenilketonuria, buta warna, hemofilia dan lain-lain.

5. Pekerjaan
Status pekerjaan mempunyai hubungan erat dengan penyakit akibat pekerja
seperti keracunan, kecelakaan kerja, silikosis dan lainnya.

6. Status Nutrisi
Gizi jelek mempermudah seseorang menderita penyakit infeksi seperti TBC dan
kelainan gizi seperti obesitas, kolesterol tinggi dan lainnya.
7. Status Kekebalan
Reaksi tubuh terhadap penyakit tergantung pada status kekebalan yang dimiliki
sebelumnya seperti kekebalan terhadapa penyakit virus yang tahan lama dan
seumur hidup.

8. Adat-istiadat
Ada beberapa adat-istiadat yang dapat menimbulkan penyakit seperti
kebiasaaan makan ikan mentah dapat menyebabkan penyakit cacing hati.

9. Gaya Hidup
Kebiasaan minum alcohol, narkoba dan merokok dapat menimbulkan gangguan
pada kesehatan.

10. Psikis
Faktor kejiwaaan seperti emosional, stress dapat menyebabkan terjadinya
penyakit hipertensi, ulkus peptikum, depresi, insomnia dan lainnya.

Lingkungan
Lingkungan hidup manusia pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu
lingkungan hidup internal berupa keadaan yang dinamis dann seimbang yang
disebut hemostasis, dan lingkungan hidup eksternal di luar tubuh manusia.
Lingkungan hidup eksternal ini terdiri dari tiga komponen yaitu:

1. Lingkungan Fisik
Bersifat abiotik atau benda mati seperti air, udara, tanah, cuaca, makanan,
rumah panas, sinar, radiasi dan lain-lain.

2. Lingkungan Biologis
Bersifat biotik atau benda hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, virus,
bakteri, jamur, parasite, serangga dan lain-lain yang dapat berfungsi sebagai
agen penyakit, reservoir infeksi, vector penyakit atau pejamu (host)
intermediate. Hubungan manusia dengan lingkungan biologisnya bersifat
dinamis dan bila terjadi ketidakseimbangan antara hubungan manusia dengan
lingkungan biologisnya maka manusia akan menjadi sakit.

3. Lingkungan Sosial
Berupa kultur, adat-istiadat, kebiasaan, kepercayaan, agama, sikap, standard an
gaya hidup, pekerjaan, kehidupan kemasyarakatan, organisasi sosial dan politik.
Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial melalui berbagai media seperti
radio, TV, pers, seni, literatur, cerita, lagu dan sebagainya. Bila manusia tidak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, maka akan terjadi konflik
kejiwaan dan menimbulkan gejala psikosomatik seperti stress, insomnia,
depresi dan lainnya. (Budiman Chandra, 2009).

Sumber:
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi, ed. 2. Jakarta :
EGC.
Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta :
EGC.
Hardjodisastro, Daldiyono. 2006. Menuju Seni Ilmu Kedokteran Bagaimana Dokter
Berpikir dan Bekerja. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Rajab, Wahyudin. 1872. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : Penerbit Buku EGC.

Anda mungkin juga menyukai