1. Kromatin
Struktur :
• Nukleosom, dibentuk atas asosiasi pertama asam deoksiribonukleat dengan protein berlaku dengan
histon.
• Asam deoksiribonukleat, yaitu bahan genetik.
• Protein Kromosomal
- Histon adalah protein yang terdiri dari lima subunit yaitu histon H1, H2A, H2B, H3 dan H4. Subunit
ini kaya akan asam amino yang bermuatan positif atau bersifat basa seperti lisin dan arginin.
- Protein non histon (NHC Protein), terikat pada sekuens spesifik yang tersebar sepanjang utas DNA.
Lokasi : Inti Sel (Nukleus) Eukariota
2. Kromosom
Setiap kromosom terdiri atas satu molekul DNA yang sangat paniang dan protein-
protein yang terasosiasi dengan DNA tersebut.
Struktur :
•Sentromer, bagian kromosom yang menyempit dan berawarna terang.
•Kinetokor, tonjolan dekat sentromer yang berfungsi untuk melekat pada benang spindel.
•Lengan kromosom, tersusun atas selaput, matriks dan kromonemata.
•Kromatid, duplikasi dari kromosom.
•Kromonemata, pita berbentuk spiral dalam kromosom (tahap awal pemintalan kromatid)
•Kromomer, bahan protein yang mengendap di dalam kromonemata (penebalan kromonemata).
•Telomer, bagian dari ujung kromosom (menghalangi bersambungnya kromosom yang satu dengan
lainnya).
•Satelit, tambahan pada ujung kromosom.
Lokasi : Inti Sel Eukariotik (Nukleus).
3. Gen
Struktur :
•Pengkode
ØEkson
ØIntron
•Promotor, pengatur proses ekspresi genetik
•Struktural (coding region), bagian yang membawa kode genetik
•Terminator, penghentian transkripsi
Lokasi : Lokus (Kromosom)
4. DNA
Struktur :
•Nukleotida
-Gula pentosa (dioksiribosa) : Gula dengan lima atom karbon
-Basa Nitrogen : Gugus yang terikat pada C pertama dari gula
ØPurin ( guanin (G) dan adenin (A) )
ØPirimidin ( timin (T) dan sitosin (S) )
Antara kedua basa nitrogen yang berpasangan dihubungkan ikatan hidrogen.
-Gugus fosfat : Fosfat terikat pada C kelima dari gula
Letak : Kromosom (inti sel), mitokondria, plastida, kloroplas, dan sentrisol.
Sumber : Jusuf M. (2001). Genetika I: Struktur dan Ekspresi Gen. Sagung Seto.
Irnaningtyas. (2015). Biologi untuk SMA/MA kelas XII Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Erlangga
CAMPBELL, N. (2010). Biologi: Jilid 1. Edisi 8. Erlangga.
2. MEKANISME PENURUNAN SIFAT DARI INDUK KEPADA
KETURUNANNYA.
Hereditas adalah pewarisan sifat sifat fisik, biomkia dan perilaku dari suatu mahkluk hidup kepada
keturunannya. Sifat-sifat menurun ini kemudian dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut
DNA (deoxyribo nucleic acid = asam dioksiribo nukleat), yang terdapat dalam gen.
•Monohibrid
Pada persilangan antara 2 individu yang berbda sifatnya dinamakan sebagai persilangan monohibrid.
Dominasi yang terjadi pada persilangan ini dapat terjadi secara penuh atau tidak (kodomain). Setiap
dominasi akan membentuk keturunan pertama (F1) dengan sifat beda, apabila masing-masing F1
disilangkan lagi akan membentuk keturunan kedua (F2). Contohnya disini adalah persilangan antara
Mawar merah (MM) dengan Mawar putih (mm).
Kesimpulan rasio genotipe 1;2;1 dan fenotipe 3:1
•Dihibrid
Persilangan dihibrid dilakukan pada dua sifat berbeda. Contohnya persilangan dihibrid antara kacang
ercis berbiji bulat berwarna kuning homozigot, disimbolkan BBKK, dengan kacang ercis berbiji keriput
berwarna hijau homozigot, disimbolkan bbkk. Semua keturunan kacang ercis dengan dua sifat beda
tersebut adalah kacang ercis berbiji bulat berwarna kuning, BbKk. Kesimpulan Rasio Fenotipe 9;3;3;1
Fenotip adalah sifat fisik dari induknya sendiri yang dapat dilihat secara visual.
Contohnya:
Bila alel penentu sifat tanaman dengan batang besar diberi simbol B (huruf besar), dan penentu sifat
tanaman dengan batang kecil diberi simbol b (huruf kecil).
Jadi genotip untuk tanaman dengan batang besar adalah BB dan genotip untuk tanaman yang memiliki
batang kecil adalah bb.
Sumber: reece jb et al. campbell biology, 12thedition. hoboken: pearson higher education. 2020
HUKUM NON-MENDELIAN
∙ Sifat tidak ditentukan oleh alel dominan atau resesif
∙ Dapat melibatkan lebih dari satu gen
∙ Sifat poligenik dimana alel terletak pada lebih dari satu gen sehingga memungkinkan lebih
banyak alel dan fenotipe
∙ Walaupun menampilkan alel dominan, keturunan menunjukkan campuran sifat
∙ Dominasi bersama
∙ Sepasang sifat dibawakan oleh lebih dari sepasang alel
∙ Ciri-ciri fenotipe dapat berbeda dari ciri-ciri keadaan homozigot alel
Sumber: reece jb et al. campbell biology, 12thedition. hoboken: pearson higher education. 2020
5. POLA-POLA PENURUNAN HEREDITAS DAN
CONTOHNYA
Pola-pola penurunan hereditas:
Pautan gen (gene linkage) merupakan peristiwa pada dua atau lebih gen yang masih berada dalam
kromosom yang sama. Hal ini terjadi pada saat fase meiosis dimana kedua gen tetap bersama. Pautan
dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit, sehingga
keturunan yang dihasilkan memiliki perbandingan fenotipe dan genotipe yang lebih sedikit pula.
Pindah silang adalah pertukaran antara dua kromosom homolog yang berbeda. Crossover terjadi pada
tahap awal meiosis, ketika kromosom homolog dipasangkan dan dari jarak yang paling dekat.
3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)
Gagal berpisah mengacu pada situasi di mana kromosom tidak berpisah pada tahap anafaseI atau
tahap anafaseII, sehingga kromatid tidak dapat dipisahkan. Peristiwa non-disjunction
menyebabkan perubahan jumlah kromosom pada keturunan
4. Gen Letal
Gen letal merupakan gen yang menyebabkan kematian individu pada individu itu sendiri dalam
keadaan homozigot. Ada dua jenis gen letal, yaitu letal dominan dan letal resesif.
● Gen letal dominan, gen yang dapat menyebabkan kematian individu jika dalam keadaan homozigot dominan.
Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya
kelainan.
● Gen letal resesif, gen yang dapat menyebabkan kematian individu ketika dalam keadaan homozigot resesif.
Dalam keadaan heterozigot, individu dapat menjadi pembawa (carrier suatu sifat) yang diwariskan kepada
keturunannya.
6. PROBABILITAS KELAINAN GENETIK BERDASARKAN
PEDIGREE CHART
● Dokumentasi riwayat keluarga yang teliti dan akurat sangat penting dalam penilaian aspek genetik.
Pohon keluarga dibuat dengan simbol khusus dan dilengkapi riwayat kesehatan. (HM, 2002)
● Gambar pohon keluarga biasanya diawali dari anggota keluarga yang dikonsultasikan yang disebut
index case, proband, atau propositus untuk laki-laki dan proposita untuk perempuan. Posisi proband
dalam pohon keluarga diberi tanda panah. Informasi tentang riwayat kesehatan anggota keluarga lain
yang diperlukan adalah siblings 7 (saudara kandung laki dan perempuan), orangtua, saudara dari
masing-masing orangtua, dengan disertai data jenis kelamin, status ikatan keluarga, dan hubungannya
dengan anggota keluarga lain dicatat dengan teliti pada pohon keluarga. Urutan generasi diberi nomer
dengan angka romawi (I, II, III, dst.) sedangkan urutan individu dalam satu generasi diberi angka arab
(1, 2, 3, dst.). Pohon keluarga dibuat minimal dalam 3 generasi. (Young, 2001)
HM, K. (2002). ABC of clinical genetics, 3rd ed. London: BMJ Books.
Amniosentesis
Prosedur pengambilan sample cairan ketuban (cairan amnion) untuk pengujian
atau treatment (perawatan). Cairan ketuban adalah cairan yang mengelilingi dan
melindungi bayi selama kehamilan. Cairan ini mengandung sel-sel janin dan
berbagai protein.
Indikasi:
1.Tes screening menunjukan bahwa bayi kemungkinan memiliki Down
Syndrome, Edward’s Syndrome, atau Patau Syndrome.
2.Memiliki Riwayat keluarga dengan kelainan genetic, seperti talasemia, distrofi
otot, dll.
3.Pada kehamilahn sebelumnya dipengaruhi oleh kondisi genetik.
Tes diagnostik prenatal di mana sampel darah bayi dikeluarkan dari tali pusat
untuk dilakukan pengujian. Cordocentesis biasanya dilakukan setelah minggu
ke-18 kehamilan, dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan genetik tertentu,
kondisi darah, dan infeksi. Cordocentesis juga dapat digunakan untuk
memberikan darah dan obat-obatan kepada bayi melalui tali pusat.
Kordosentesis paling sering dilakukan untuk mendeteksi anemia pada bayi.
SUMBER : Wahyuni FD. REPLIKASI DNA [Internet]. esaunggul.ac.id. Universitas Esa Unggul; 2017 [cited 2021Sep18]. Available from:
http://ibd141.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/5954/2017/02/Replikasi-DNA-Pertemuan-Ke-8.pdf
TIPE REPLIKASI DNA
9. MEKANISME TRANSKRIPSI DNA
1. Inisiasi :
● sub unit ribosom kecil menempel pada mRNA
● tRNA yang membawa asam amino metianin dan ber-antikodon AUC menempel pada start codon
(AUG)
● Sub unit ribosom besar datang untuk melengkapi kompleks inisiasi
1. Elongasi :
● Asam amino ditambahkan satu per satu pada asam amino sebelumnya (metianin)
● Antikodon dari tRNA aminoasil yang masuk, berpasangan dengan mRNA di sisi A
● Molekul rRNA dari subunit ribosom besar mengkatalisis pembentukan ikatan peptida antara gugus amino dari asam
amino baru di sisi A dan ujung karboksil dari polipeptida yang tumbuh di sisi P
● Ribosom mentranslokasi tRNA GTP di sisi A ke sisi P. Pada saat yang sama, tRNA kosong di sisi P dipindahkan ke
sisi E, di mana ia dilepaskan. MRNA bergerak bersama dengan tRNA terikatnya, membawa kodon berikutnya untuk
diterjemahkan ke sisi A
1. Terminasi
● Tahap terakhir pada translasi
● Ketika ribosom mencapai kodon stop (UAA, UAG, UGA) pada mRNA, sisi A ribosom menerima "faktor
pelepasan"
● Faktor pelepasan mempromosikan hidrolisis ikatan antara tRNA di sisi P dan asam amino terakhir dari polipeptida
sehingga membebaskan polipeptida dari ribosom
● Dua subunit ribosom dan komponen lain dari rakitan berpisah
KODE GENETIK
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., Jackson, R. B. (2014). Campbell biology (10th ed.). Pearson
education.
11. MUTASI GEN DAN JENIS-JENISNYA
Mutasi gen adalah perubahan urutan basa nitrogen pada DNA. Pada mutasi ini terjadi perubahan
kimiawi pada satu atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal yang menyebabkan perubahan
sifat individu tanpa perubahan jumlah dan susunan kromosomnya.
Sumber : Warmadewi, DA. BUKU AJAR MUTASI GENETIK [Internet]. simdos.unud.ac.id. Universitas Udayana; 2017 [citiced
2021Sep19] Available from: https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/46040f013f61d5c656dc4998b3d08418.pdf
JENIS-JENIS MUTASI GEN
1. Mutasi salah arti (missense mutation), yaitu perubahan suatu kode genetik (umumnya pada posisi 1 dan 2 pada
kodon) sehingga menyebabkan asam amino yang terkait pada rantai polipeptida berubah. Perubahan pada asam
amino dapat menghasilkan fenotip mutan apabila asam amino yang berubah merupakan asam amino esensial
bagi protein tersebut. Jenis mutasi ini dapat disebabkan oleh peristiwa transisi dan tranversi.
TACAACGTCACCATT
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAACTTCACCATT
AUGUUGAAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-lisin- triptofan
2. Mutasi diam (silent mutation), yaitu perubahan suatu pasangan basa dalam gen (pada posisi 3
kodon) yang menimbulkan perubahan satu kode genetik tetapi tidak mengakibatkan perubahan atau
pergantian asam amino yang dikode. Mutasi diam biasanya disebabkan karena terjadinya mutasi
transisi dan tranversi.
Contoh Silent mutation :
TACAACGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUGCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
TACAAGGTCACCATT
Untai sense mRNA
AUGUUCCAGUGGUAA
Metionin-fenilalanin-glisin-triptofan
3. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan kodon asam amino tertentu menjadi kodon
stop, yang mengakhiri rantai, mengakibatkan berakhirnya pembentukan protein sebelum waktunya
selama translasi. Dengan kata lain pada mutasi tanpa arti terjadi perubahan kodon (triplet) dari kode
basa N asam amino tetapi tidak mengakibatkan kesalahan pembentukan protein. Hasilnya adalah
suatu polipoptida tak lengkap yang tidak berfungsi. Mutasi ini dapat terjadi baik oleh tranversi,
transisi, delesi, maupun insersi.
4. Mutasi Pergeseran Kerangka/perubahan rangka baca (frameshift mutation). Mutasi ini merupakan
akibat penambahan atau kehilangan satu atau lebih nukleotida di dalam suatu gen. Hal ini
mengakibatkan bergesernya kerangka pembacaan. mutasi ini menyebabkan terbentuknya protein yang
tidak berfungsi sebagai akibat disintesisnya rangkaian asam amino yang sama sekali baru dari
pembacaan rangkaian nukleotida mRNA yang telah bergeser kerangkanya (yang ditranskripsikan dari
mutasi 21 pada DNA sel).