IKM B 2017
disusun oleh
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
i
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………………1
1.2 Rumusan masalah …………………………………………………..2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………2
1.4 Manfaat ……………………………………………………………..3
BAB 3. PEMBAHASAN
3.1 Keterkaitan Bioetik Dalam Kerangka Berpikir Islam……………….25
3.3.1 Kloning ……………………………………………………….25
3.3.2 Bayi Tabung ………………………………………………….28
3.3.3 Transplantasi Organ ………………………………………….30
3.3.4 Abortus ……………………………………………………….35
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………………………………………………………38
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kemajuan dibidang ilmu kesehatan telah memberi harapan hidup yang lebih
baik pada manusia. Namun terlepas dari keberhasilan ilmu kesehatan mengatasi
berbagai masalah kesehatan. Masalah lain yang berkaitan juga mulai muncul.
Dengan meningkatnya teknologi, perawatan dan pelayanan kesehatan, banyak
penyait yang menimbulkan wabah dalam skala besar dapat dicegah. Dalam
setengah abad terakhir telah terjadi perubahan-perubahan besar dalam aspek-
aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik, moralitas, intelektualitas,
keagamaan,dan lain-lain diseluruh dunia. Bersamaan dengan perubahan-
perubahan itu, berlangsung juga revolusi biomedis, yaitu kemajuan-kemajuan luar
biasa dalam ilmu biologi, ilmu dan teknologi kedokteran, teknologi peralatan
medis, bioteknologi medis, dan penerapan semua aspek multidisiplin tersebut
dalam pelayanan kesehatan masyarakat (Samsi Jacobalis, 2005:201).
Kehadiran bioteknologi akan menguasai kehidupan manusia dan
memiliki kekuatan besar untuk mengubah jalan perkembangan organisme
dalam kehidupan. Manusia memanfaatkan bioteknologi tidak hanya
untuk menemukan dan mengurai kehidupan, tetapi berusaha mengubah
dan menciptakan kehidupan. Perubahan tersebut dapat menimbulkan konflik
moral terkait perkembangan bioteknologi yang dianggap telah melewati batasan
etika kemanusiaan dan akhlak dalam agama, sehingga agama dan norma tidak
dapat menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Berbagai “pelanggaran” akibat
penyalahgunaan kemajuan ini pun mulai bermunculan dan diperkirakan akan terus
bermunculan, sehingga dirasa perlu adanya bioetik yang menata dan mengatur
pola penyaluran, penggunaan, dan pemanfaatan kemajuan pekembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
1
Dalam bioetika, moral dan etika itu sendiri merupakan prinsip dasar yang
benar harus dijadikan pijakan atau pedoman dalam pemanfaatan teknologi yang
sedang berkembang pesat kini. Bioetika sangat diperlukan sebagai pengawal riset
biologi dan bioteknologi modern. Pembelajaran bioetika diarahkan untuk
mencegah dampak negatif yang muncul serta dapat memberikan solusi kepada
konflik moral yang semakin meningkat seiring meningkatnya kemajuan ilmu
pengetahuan di bidang medis dan biologi.
1.4 Manfaat
1. Menambah ilmu dan juga wawasan mengenai definisi bioetik dan jenis-
jenis bioetik dalam bidang kesehatan masyarakat dan bagaimana caranya
untuk mengimplementasikan kaidah bioetik dalam kesehatan masyarakat
dari sudut pandang islam.
2. Memahami tentang konsep bioetik dan cara pengaplikasiannya
berdasarkan pada hukum agama islam.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4. Justice (keadilan)
Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib
memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya demi
kesejahteraan dan kenyamanan pasien.. Dalam hal ini,perbedaan
perbedaan yang ada pada pasien seperti tingkat ekonomi, pandangan
politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan
kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.
Sikap adil dalam hal ini bukan berarti memberikan porsi yang sama rata
kepada pasien, melainkan melihat tingkat keparahan atau kegawatan
penyakit pasien sehingga dapat memutuskan siapa yang membutuhkan
pertolongan kesehatan terlebih dahulu.
Justice menurut Suryadi (2009) mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
b. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan.
c. Menghargai hak sehat pasien.
d. Menghargai hak hukum pasien.
10
Dengan cara yang sama, intervensi medis yang memiliki kepentingan umum
diutamakan di atas kepentingan individu (al mashlahat al aamah
mugoddamat ala al mashlahat al khassat).
11
Dengan kata lain, jika hambatan lelah dilewati,tindakan medis yang dilarang
kembali menjadi terlarang.
5. Kaidah Kebiasaan (Qoidah al urf)
Dalam prinsip ini, standar yang diterima secara umum ,seperti standard
operational procedure (SOP/Protap) untuk perawatan klinis dianggap sebagai
hukum dan diperkuat oleh syari'ah.
12
5. Justice (keadilan)
Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan
perlakukan yang adil untuk semua pasiennya demi kesejahteraan dan
kenyamanan pasien..
Dalam hal ini,perbedaan perbedaan yang ada pada pasien seperti tingkat
ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan
sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter
terhadap pasiennya. Sikap adil dalam hal ini bukan berarti memberikan porsi
yang sama rata kepada pasien, melainkan melihat tingkat keparahan atau
kegawatan penyakit pasien sehingga dapat memutuskan siapa yang
membutuhkan pertolongan kesehatan terlebih dahulu.
Justice menurut Suryadi (2009) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
e. Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
f. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia
lakukan.
g. Menghargai hak sehat pasien.
h. Menghargai hak hukum pasien.
2.4 Kasus Bioetik Kesehatan Masyarakat
1. Kloning
13
14
Jenis sel induk yang terbentuk pada embrio tua yang akan
berkembang menjadi janin ini sangat berguna karena dapat tumbuh menjadi
tulang, daging, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Pada penelitian tim
Stemagen memang belum mengekstrak sel induk embrionik dari embrio hasil
kloning. Namun mereka sudah berhasil membuktikan bahwa embrio tersebut
merupakan hasil kloning karena memiliki DNA (Deoxyribonucleic Acid)F 5 F
yang sama dengan pria yang menjadi donornya
Proses kloning buatan dapat dilakukan melalui metode pemisahan embrio
(embryo splitting) atau transfer nukleus (nuclear transfer) (Byrne, 2002).
A) Metode pemisahan embrio
Metode pemisahan embrio merupakan pemisahan embrio pada tahap
perkembangan awal menjadi dua bagian atau lebih. Tahap pertama ialah zigot
dipacu untuk membelah secara in vitro di dalam cawan petri atau tabung
menjadi 2,4,8,16 atau sampai 32 sel. Kemudian dengan menggunakan enzim
protease, zona pelusida yang membungkus ke-16 atau ke-32 sel tadi
dihancurkan, sehingga sel-selnya satu sama lain terlepas. Kemudian tiap sel
dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibungkus kembali oleh zona pelusida.
Setelah itu tiap sel akan membelah dan berkembang membentuk blastosit, dan
dapat ditransfer ke dalam uterus induk yang siap menerima implantasi blastosit.
Blastosit akan mengalami proses perkembangan berikutnya di dalam uterus
induk (Suhana, 2002). Proses ini mirip dengan proses pembentukan kembar
monozigot yang identik secara genetis.
B) Metode transfer nukleus sel somatik
Materi nukleus dihilangkan dari telur, kemudian nukleus sel somatis
disisipkan ke dalam telur tersebut melalui mikroinjeksi atau elektrofusi. Zigot
yang terbentuk mempunyai potensi untuk membelah menjadi blastosit yang
apabila diimplantasikan ke dalam uterus induk pengganti (surrogate mother)
akan berkembang menjadi anak yang identik secara genetis dengan donor
nukleus.
15
Kloning dengan metode transfer nukleus dilakukan pertama kali pada amfibi di
tahun 1950-an. Transfer nukleus berhasil dilakukan pada mamalia pada tahun
1970-an oleh Bromhall dan tahun 1980-an oleh Willadsen. Kelahiran domba
klon “Dolly” yang merupakan hasil transfer nukleus sel domba dewasa
dipublikasikan di majalah Nature pada tahun 1997.
Kloning pada manusia
Secara singkat tahapan untuk melakukan kloning terapeutik pada
manusia adalah mengambil biopsy sel somatik dari tubuh pasien dan inti dari sel
somatik tersebut ditransfer ke dalam sel telur donor yang telah dikeluarkan
intinya. Sel telur hasil manipulasi dikultur sampai ke tahapan tertentu dan
setelah mengalami berbagai proses akan didapatkan sel punca embrionik. Sel
punca embrionik ini diarahkan perkembangannya menjadi suatu jaringan atau
organ tertentu yang akan dapat digunakan untuk transplantasi jaringan atau
organ dan tidak akan mengalami rejeksi sistem imun pada pasien itu sendiri
Tahapan-tahapan dalam mengkloning manusia yaitu:
1. Sebuah sel diambil dari pria atau wanita donor, kemudian mengambil
sel telur ibu yang subur.
2. Nukleus diambil, sel telur dipisahkan dari kode genetiknya, kemudian
DNA diambil dari nukleus
3. Nukleus sel donor digabung dengan sel telur, kemudian sel telur diberi
kode genetik donor.
4. Sel dikembangkan di laboratorium sampai menjadi embrio.
5. Embrio ditanam di uterus ibu atau ibu pengganti (surrogate mother).
6. Janin menjadi salinan genetik yang persis dari sel donor.
Pada masa berikutnya, para ahli tidak lagi sekedar memikirkan
bagaimana menciptakan suatu individu, melainkan bagaimana membuat selsel
tertentu dalam organ-organ tubuh dengan teknik kloning.
16
Apabila ini berhasil maka diharapkan dapat memperbaiki sel-sel
yang rusak pada penderita penyakit tertentu.Teknologi kloning diharapkan dapat
memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis.
Beberapa di antara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning
dapat diringkas sebagai berikut:
1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur
untuk mendapatkan anak.
2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk
dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri,
sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan.
3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan
jaringanjaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Ada
kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang
terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti
organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di
kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel
hasil kloning.
4. Teknologi kloning memungkinkan para ilmuwan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat
digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme
bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita
pelajari dari kloning.
5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan
penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak
dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan
serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau
tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah
penyembuhan dan bedah kecantikan.
17
2. Bayi tabung
Bayi tabung adalah merupakan Individu (bayi) yang di dalam
kejadiannya, proses pembuatannya terjadi diluar tubuh wanita (in vitro), atau
dengan kata lain bayi yang di daiam proses kejadiannya itu ditempuh dengan
cara inseminasi buatan, yaitu suatu cara memasukkan sperma ke dalam kelamin
wanita tanpa melalui senggama. (Tahar, 1987:4)
Bayi tabung dilahirkan sebagai akibat dari hasil proses
pengambilan sperma laki-laki dan ovum perempuan yang kemudian diopios di
dalam sebuah tabung dan setelah terjadi pembuahan, kemudian disarangkan ke
dalam rahim wanita, sehingga dapat tumbuh menjadi janin sebagaimana
layaknya janin pada umumnya. Pengertian sperma laki-laki, pada definisi
tersebut di atas, bisa saja diambil dari sperma suaminya, dan bisa juga diambil
dari laki-laki lain (bukan suaminya). Pengertian ovum perernpuan, di dalam
praktiknya, tidak menutup kemungkinan bahwa ovum yang diambil itu
dariisterinya atau dari perempuan bukan isterinya. Demikian pula pengertian
rahim wanita, bisa saja yang mengandung itu isterinya sendiri dan bisa juga
perempuan lain (bukan isterinya).
Teknik Bayi Tabung diperuntukkan bagi pasangan suami isteri
yang mengalami masalah infertilitas. Pasien Bayi Tabung umumnya wanita
yang menderita kelainan sebagai berikut :
(1) kerusakan pada saluran telurnya,
(2) lendir rahim isteri yang tidak normal,
(3) adanya gangguan kekebalan dimana terdapat zat anti terhadap sperma di
tubuh isteri,
(4) tidak hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur atau seteleh dilakukan
pengobatan endometriosis,
(5) sindroma LUV (Luteinized Unruptured Follicle) atau tidak pecahnya
gelembung cairan yang berisi sel telur, dan
18
19
3. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami dan ovumnya dari donor,
lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim isteri.
4. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor, sedang ovumnya berasal
dari isteri lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim isteri.
5. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari donor, sedangkan ovumnya
berasal dari isteri lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate
mother.
6. Bayi tabung yang menggunakan sperma dari suami, sedangkan ovumnya
berasal dari donor lalu embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate
mother.
7. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum dari donor, lalu embrionya
ditransplantasikan ke dalam rahim isteri.
8. Bayi tabung yang menggunakan sperma dan ovum berasal dari donor, lalu
embrionya ditransplantasikan ke dalam rahim surrogate mother.
3. Transplantasi Organ
Transplantasi adalah suatu proses pemindahan atau pencangkokan
organ tubuh dari suatu atau seorang individu ke tempat yang lain pada individu
itu atau ke tubuh individu lain untuk menggantikan jaringan atau organ tubuh
yang tidak berfungsi dengan baik. Dalam dunia kedokteran jaringan atau organ
tubuh yang dipindah disebut graft atau transplant, pemberi transplant disebut
donor dan penerima transplant disebut kost atau resipien. Terdapat tiga pihak
yang terkait dengan pelaksanaan transplantasi organ tubuh yaitu pendonor,
resipien dan dokter yang menangani operasi transplantasi dari pihak donor ke
resipien. Transplantasi atau pencangkokan semula merupakan rumusan ide
tempel-menempel dari dunia flora. Pada awalnya transplantasi organ lebih
nampak seperti fiksi ilmiah, kemudian mengalami perkembangan setelah
dilakukan percobaan ilmiah pada fauna dan manusia.
20
21
Kesulitan mencari donor membuat penderita gagal ginjal harus
mencari ginjal sampai ke China.
Beberapa tahun belakangan ini, banyak pasien dari Indonesia yang pergi
berobat ke China untuk melakukan transplantasi organ tubuh seperti ginjal.
Kabarnya, di China, organ tubuh manusia dijual secara terbuka. Meskipun
tidak murah, ketersediaan pasokan organ membuat mereka tertarik menjalani
transplantasi.
4. Abortus
Abortus adalah terancamnya atau keluarnya buah kehamilan baik
sebagian ataupun keseluruhan pada umur kehamilan lewat dari 20 minggu.
Kematian janin dalam rahim disebut Intra Uterine Fetal Death (IUFD),
yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau
pada trimester kedua dan atau yang beratnya 500 gram. Jika terjadi pada
trimester pertama disebut keguguran atau abortus (Setiawati, 2013:189-190).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan akibat faktor tertentu
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup diluar kandungan (Yulaikha Lily, 2015: 72).
Abortus dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
A) Abortus Spontan (terjadi dengan sendiri, keguguran):
Merupakan ± 20 % dari semua abortus.Abortus spontan adalah setiap
kehamilan yang berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan. WHO
mendefinisikan sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang,
yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga 22
minggu atau kurang. Abortus spontan terjadi pada sekitar 15% - 20% dari
seluruh kehamilan yang diakui, dan biasanya terjadi sebelum usia kehamilan
memasuki minggu ke-13 (Fauziyah, 2012: 37).
22
Gejala abortus spontan adalah kram dan pengeluaran darah dari jalan
lahir adalah gejala yang paling umum terjadi pada abortus spontan. Kram dan
pendarahan vagina yang mungkin tejadi sangat ringan, sedang, atau bahkan
berat.
Tidak ada pola tertentu untuk berapa lama gejala akan berlangsung. Selain itu
gejala lain yang menyertai abortus spontan yaitu nyeri perut bagian bawah,
nyeri pada punggung, pembukaan leher rahim dan pengeluaran janin dari
dalam rahim.
B) Abortus Provocatus (disengaja, digugurkan):
80 % dari semua abortus dibagi atas 2 yaitu:
1) Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus.
Abortus provocatus artificialis atau abortus therapeuticus ialah
pengguguran kehamilan biasanya dengan alat-alat dengan alasan bahwa
kehamilan membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu
berpenyakit beratmisalnya: penyakit jantung, hypertensi essentialis,
carcinoma dari serviks.
2) Abortus Provocatus criminalis
Abortus buatan kriminal (abortus propocatus criminalis) adalah
pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang sah atau oleh orang yang
tidak berwenang dan dilarang oleh hukum (Feryanto,2014: 41). Abortus
provocatus criminalis adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan medis
yang sah dan dilarang oleh hukum. Abortus provokatus dapat dilakukan
dengan pemberian prostaglanding atau curettage dengan penyedotan
(Vacum) atau dengan sendok kuret (Pudiastusi, 2012: 41-42).
24
BAB 3
PEMBAHASAN
25
26
27
28
Dewasa ini telah diciptakan suatu metode untuk membantu para pasutri
mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara yang dikenal sebagai istilah Assisted
Reproductive Technology (ART), atau artinya dalam bahasa Indonesia Teknologi
Reproduksi Berbantu. Salah satu metode ART adalah in vitro fertilization (IVF),
atau yang dikenal dikalangan dokter maupun orang awam adalah Bayi Tabung.
Dari semua cara penanganan infertilitas, maka ART yang banyak menimbulkan
masalah etik, hukum dan sosial.
Terdapat pendapat yang melarang sama sekali bayi tabung guna
menghindari percampuran nasab. Perlu diingat bahwa berlebih-lebihan menutup
jalan sesuatu, terkadang mencegah manusia dari kebaikan yang banyak dan
kemaslahatan besar. Sebaliknya berlebih-lebihan membuka jalan, sering
mengakibatkan terjadinya kejahatan yang meluas dan kerusakan yang besar.
Kewajiban mujtahid dalam berijtihad adalah memperbolehkan atau melarang
suatu masalah tetapi jangan dilakukan secara mutlak. Melarang secara mutlak
berarti menginginkan segala yang tidak diharamkanAllah dan Rasulnya menjadi
haram secara keseluruhan. Di sisi lain, memperbolehkan secara mutlak
berakibat terjerumusnya ijtihad itu ke dalam hal-hal yang yang diharamkan
Allah dan Rasulnya yang mengarah kepada kerusakan lebih besar. Dasar
pemikiran ini telah dihasilkan pada simposium mengenai kelahiran dalam
pandangan Islam di Kuwait yang diikuti oleh ahli fikih dan dokter. Simposium
itu menghasilkan ketetapan mayoritas dalam masalah bayi tabung, yakni :
bahwa bayi tabung dibolehkan menurut syara„ apabila sperma dan ovum
berasal dari suami atau istri yang masih dalam berstatus suami istri. Persyaratan
dengan adanya jaminan yang jelas dan cukup teliti ini berfungsi untuk
mencegah percampuran antara sperma dan ovum yang berakibat tercampurnya
nasab.
29
Peserta simposium sepakat bahwa bayi tabung itu haram apabila adanya
infiltrasi dari pihak ketiga. Infiltrasi itu berupa sperma atau ovum yang berasal
bukan dari suami atau istri yang sah dan rahim yang ditempati janin dari
perempuan lain sebagai pengganti pemilik ovum tersebut. Fakta sosial yang
ditemukan sebelum adanya ketentuan bayi tabung adalah terjadinya
percampuran nasab bagi orang yang melakukan bayi tabung secara bebas. Di
samping itu kalau bayi tabung tidak dibenarkan maka manusia kesulitan
mendapatkan anak. Setelah ditetapkan ketentuan bayi tabung, fakta sosial yang
ditemukan adalah manusia mudah mendapatkan anak tanpa terjadi percampuran
nasab. Hal ini merupakan maksud syariah.
30
Berdasarkan ayat diatas, organ yang dilakukan dari donor yang masih
hidup jelas dilarang oleh Allah dan hukumnya haram. Seseorang yang sehat
tidak boleh melakukan donor organ karena hal tersebut termasuk sesuatu yang
dapat membinasakan dirinya sendiri. Terlepas dari tujuan transplantasi untuk
kepentingan kemanusiaan, pertimbangan terhadap akibat yang akan diterima
oleh pendonor juga harus di pertimbangkan. Allah tidak akan menciptakan suatu
hal tanpa tujuan yang jelas.
31
Sebagai contohnya, ginjal kita yang berjumlah dua buah di kanan dan kiri, tentu
Allah telah mendesain sedemikian rupa dengan hikmah tertentu. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kasus ketika salah satu ginjal didonorkan, akan
terjadi resiko ketidakwajaran dalam tubuh. Terlebih apabila yang didonorkan
adalah organ tunggal. Walaupun hal tersebut kadang tidak menyebabkan
kematian, masalah kesehatan yang dirasakan pendonor tidak kalah beratnya
dengan penerima donor.
Salah satu pendapat terkait transplantasi organ tubuh dari orang yang
sudah meninggal juga hukumnya haram. Hal ini didasarkan pada salah satu
fatwa Rasulullah SAW dalam hadits.
نكقسهر نع ق
ظمم اقلنميِي م
َت نكنكقسمرمه نحةييِا
34
Donor juga dilakukan secara sukarela untuk menolong orang lain bukan untuk
diperjual belikan karena tubuh manusia bukanlah harta yang dapat
dipertukarkan dan ditawar-tawarkan. Transplantasi ini menjadi bersifat haram
apabila untuk tujuan komersial.
3.1.4 Abortus
35
Maka jelas bahwa tindakan pengguguran adalah melanggar moral keislaman
serta merusak kemuliaan manusia yang telah dianugerahkan oleh Allah.
Penguguran merupakan kemiripan praktik kaum jahiliyah yang menguburkan
setiap balita perempuan yang lahir.
Dan diterangkan pula dalam Al-Qur’an terkait aborsi/membunuh dalam surat al-
Isro’ (17) ayat 31 dan 33, dijelaskan: “ Dan janganlah kamu membunuh anak-
anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rejeki kepada mereka
dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.
Dan janganlah kamu membunuh nyawa seseorang dilarang Allah, kecuali
dengan alasan yang benar”.
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, Islam memberikan landasan hukum yang jelas
bahwa kehidupan manusia itu suci sehingga haruslah dipelihara dan tidak boleh
dihancurkan (diakhiri) kecuali dilakukan untuk suatu sebab atau alasan yang
benar, seperti dalam eksekusi hukuman mati atau dalam perang, atau dalam
pembelaan diri yang dibenarkan.
Pendapat para ulama berkaitan dengan kasus di atas yang berakhir dengan
aborsi sangat beragam, khususnya dalam hal penentuan dibolehkannya
pengguguran kandungan dengan alasan yang dibenarkan tersebut. Berikut
merupakan hukum melakukan aborsi menurut pandangan para ulama:
1. Imam Hanafi menghukumi aborsi adalah mubah/diperbolehkan dengan
catatan belum adanya tanda-tanda kehidupan. Yaitu pada saat usia kandungan
sebelum 4 bulan atau 120 hari yang bertepatan dengan peniupan ruh. Karena
janin yang belum diberikan ruh belum termasuk manusia/ makhluk hidup.
2. Imam Malik menghukumi menggugurkan kandungan hukumnya adalah
Haram meskipun usia kandungan belum mencapai 40 hari. Karena sperma yang
sudah masuk kedalam rahim wanita tidak boleh dikeluarkan.
36
3. Imam Syafi’I menghukuminya “Makruh” mengugurkan kandungan
apabila sudah mencapai usia antara 40,42 dan 45 dari awal
kehamilannya,dengan syarat jika ada persetujuan dari suami dan isteri, dan jika
tidak mendatangkan kemudoratan dalam penggugurannya. Namun jika usia
kandungan setelah 40 hari digugurkan ,maka mutlak hukumnya “Haram”.
4. Menurut Imam Ar-Ramli : Boleh menggugurkan kandungan selama janin
belum ada ruh. Dan mutlak hukumnya adalah “Haram” jika menggugurkan
janin yang sudah memiliki ruh.
5. Pendapat madzhab Hanabilah sama dengan pendapat Madzhab Imam
Hanafi. Mereka berpegang bolehnya menggugurkan kandungan selama masa 4
bulan pertama (120 hari) dari awal kehamilan. Namun jika janin berusia sudah
mencapai lebih dari 120 hari atau sudah ada ruh hukumnya adalah “Haram”.
Tindakan aborsi mengandung resiko yang cukup tinggi, apabila dilakukan tidak
sesuai standar profesi medis. Berbagai cara yang biasa dilakukan adalah
menggunakan jamu-jamuan yang bertujuan untuk membuat panas rahim,alat-
alat yang tidak steril dan pijatan keras. Jika dilihat dari sisi kesehatan dan medis,
praktik aborsi juga sangat membahayakan bagi sang ibu itu sendiri terlebih jika
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur medis sehingga dapat menyebabkan
kematian.
37
BAB 4
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
Bioetik merupakan suatu penerapan etika, moral bahkan hukum dan nilai
sosial ke dalam pembahasan ilmiah biologi, etika dalam konteks biologi
digunakan untuk menjawab berbagai persoalan kehidupan baik yang berkaitan
dengan hewan dan tumbuhan bahkan manusia.
kloning termasuk masalah ijtihadiah, karena hal tersebut tidak diatur
secara jelas dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Jika kloning diterapkan untuk
perkembangbiakkan tumbuhan dan hewan tidak banyak mengundang masalah.
Namun, jika diterapkan pada manusia tentu menimbulkan masalah besar.
Karena sejak dari dulu awal mula dari lahirnya generasi baru adalah karena
jalinan kasih dari pernikahan seorang laki-laki dan perempuan seperti contoh
nabi Adam a.s. dan istrinya Hawa. Maka jika kloning dikaitkan dengan
perkawinan, akan timbul masalah, karena pada pelaksanaannya kloning dapat
berhasil tanpa keterlibatan jenis kelamin laki-laki, padahal menurut pandangan
Islam laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Allah sebagai pasangan untuk
menjalin cinta kasih, sebagaimana firman Allah dalam Surat Ar-Ruum (30) ayat
21, yang artinya : Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir.
38
bahwa bayi tabung dibolehkan menurut syara„ apabila sperma dan ovum
berasal dari suami atau istri yang masih dalam berstatus suami istri. Persyaratan
dengan adanya jaminan yang jelas dan cukup teliti ini berfungsi untuk
mencegah percampuran antara sperma dan ovum yang berakibat tercampurnya
nasab.
Transplantasi harus dilakukan dengan prosedur yang sesuai dan tidak
menimbulkan komplikasi bagi pendonor. Dalam pelaksanaannya, transplantasi
juga harus memperhatikan hal-hal yang detail agar dalam pencangkokan organ
tersebut memberi kemanfaatan bagi penerima donor maupun pendonornya.
Islam memberikan landasan hukum yang jelas bahwa kehidupan manusia
itu suci sehingga haruslah dipelihara dan tidak boleh dihancurkan (diakhiri)
kecuali dilakukan untuk suatu sebab atau alasan yang benar, seperti dalam
eksekusi hukuman mati atau dalam perang, atau dalam pembelaan diri yang
dibenarkan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Jusuf dan Amri Amir. 2007. Etika Kedokteran & Hukum
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG.
iii
Jamaa, L. 2016. Kloning Manusia Perspektif Hukum Islam Di Indonesia.
Jurnal Sosial & Budaya Syar-i FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Vol. 3 No. 1.
Error: Reference source not found
DAFTAR PERTANYAAN:
Pertanyaan Charisma Agustin (101711133088)
1. Transplantasi organ yang dikarenakan terdesak. Dan yang mendonor adalah
orang non muslim yang setiap harinya makan-makanan haram, apakah hal
tersebut organ nya ikut haram dan bisa jadi siksa neraka?
Penjawab Rifdatus Samaha (101711133140)
Jawaban:
Apabila organ tersebut sudah di transplantasi, maka sudah menjadi bagian dari
tubuh seseorang muslim dan dianggap sebagai suatu hal yang boleh.