Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan secara umum adalah keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan soaial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu
keadaan fisik, mental dan sosial, kesejahteraan, dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Pada tahun 1986 WHO dalam Piagam Ottawa untuk promosi
kesehatan mengatakan bahwa pengertian kesehatan yaitu sumber
daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup. Kesehatan
adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi
serta kemampuan fisik.
Kesehatan menurut Kemenkes yang tertulis dalam UU No. 23
Tahun 1992 merupakan keadaan normal dan sejahtera anggota
tubuh, sosial, dan jiwa pada seseorang untuk dapat melakukan
aktifitas tanpa gangguan yang berarti dimana ada keseimbangan
antara kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang termasuk dalam
melakukan interaksi dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Paune, kesehatan adalah kenormalan pada
fungsi fungsi organ tubuh dalam menjalankan fungsinya tanpa
gangguan rasa nyeri atau kegagalan fungsi dalam melakukan aktifitas.
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat,
dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

1
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik
beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai
derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan
kepada perorangan.
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang bukan berasal dari
manusia untuk menentukan suatu jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat.
Tekonologi laboratorium medik adalah sebuah program studi
yang mempelajari tentang bagaimana cara menjadi seorang tenaga
kesehatan dan ilmuwan berketerampilan tinggi yang akan
berkecimpung disarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan,
pemeriksaan, dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan yang bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan perorangan dan
masyarakat. Sarana kesehatan ini berbentuk Laboratorium Patologi
Klinik yang memeriksa sampel berupa cairan-cairan tubuh seperti
darah, sputum, feaces, urine, liquor cerebro spinalis (Cairan otak), dan
lain-lain untuk mendapatkan data atau hasil sebagai penegakan
diagnosa terhadap suatu penyakit. Cakupannya juga luas meliputi
pemeriksaan mikrobiologi (Bakteri), Parasitologi (fungi, protozoa,
cacing), hematologi (sel-sel darah serta plasma), Imunologi (antigen,
antibodi), kimia klinik (hormon, enzim, glukosa, lipid, protein, elektrolit,
dll).

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana prinsip dan cara kerja pemeriksaan Mikrobiologi?
2. Bagaimana prinsip dan cara kerja pemeriksaan Kimia Klinik?
3. Bagaimana prinsip dan cara kerja pemeriksaan Hematologi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan laporan ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami ruang lingkup kerja tanggungjawab
seorang Tenaga Teknisi Laboratorium.
2. Menghasilkan Tenaga Teknisi Laboratorium yang profesional, jujur,
dan bertanggung jawab dalam hal pelayanan Laboratorium kepada
masyarakat.
3. Meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuan serta
keterampilan tentang pemeriksaan sampel, teknik pengambilan
sampling darah pasien, serta mengetahui berbagai metode yang
digunakan dalam pemeriksaan.
D. Manfaat
Menambah Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan selama
melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Laboratorium Puskesmas
gunungsari.
E. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dilaksanakan di
Puskesmas Gunungsari Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat, dilaksanakan
pada tanggal 1 Agustus – 31 agustus 2019.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum
1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat
diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan
dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajad kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu
pelayanan kepada perorangan.
2.Visi dan Misi Puskesmas
Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju
Indonesia sehat. Indikator utama yakni:
a. Perilaku Sehat.
b. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
c. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Misi Puskesmas, yakni:
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah
kerjanya.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya.

4
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

3. Kegiatan Pokok Puskesmas


Kegiatan pokok puskesmas yangb dilaksanakan adalah sebagai
berikut: KIA, Keluarga berencana, Usaha perbaikan gizi, Kesehatan
lingkungan, Kesehatan sekolah, Kesehatan olahraga, Perawatan
kesehatan masyarakat, Kesehatan dan keselamatan kerja, Kesehatan gigi
dan mulut, Kesehatan jiwa, Kesehatan mata, Laboratorium sederhana,
Pencatatan Laporan dalam rangka sistem informasi kesehatan,
Kesehatan usia lanjut dan pembinaan pengobatan tradisional.
4. Fungsi Puskesmas
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
5. Pembagian Puskesmas
a. Puskesmas perawatan (rawat inap) Berfungsi sebagaim pusat rujukan
pasien yang gawat darurat sebelum dibawa ke rumah sakit.
b. Puskesmas non perawatan (non rawat inap)Puskesmas yang hanya
melakukan kesehatan rawat jalan yakni, observasi, diagnosis, pengobatan,
atau pelayanan kesehatan lainnya tanapa dirawat inap.
c. Puskesmas pembantuAdalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
d. Puskesmas KelilingMenunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan.
6. Pengertian Laboratorium
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengkajian terhadap bahan

5
yang berasal dari manusia atau bukan dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan maupun kesehatan masyarakat.
7. Klasifikasi Laboratorium Kesehatan
Laboratorium kesehatan dibagi menjadi :
a. Laboratorium Klinik
Laboratorium dimana bebagai macam tes spesimen biologis untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien.
b. laboratorium Kesehatan Masyarakat
Laboratorium kesehatan masyarakat adalah laboratorium
kesehatanyang melaksanakan pelayanan pemeriksaan dibidang
mikrobiologi, fisika, kimia, atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan
terutama untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan kesehatan
masyarakat.
8. Manajemen Laboratorium
Manajement laboratorium adalah usaha untuk mengelola
laboratorium suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik, sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lain, beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf
profesional yang terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, Oleh
karena itu manajement laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
engelolaan laboratorium akan berjalan dengan lebih efektif bilamana
dalam struktur oraganisai laboratorium didukung oleh Board Of
Manajement yang berfungsi sebagai pena sehat.
9. Klasifikasi Analis Kesehatan
Pandangan kebanyakan masyarakat saat ini selalu menganggap
bahwa profesi dibidang kesehatan itu hanya dokter, bidan, dan perawat
saja. Padahal, selain itu masih ada banyak profesi tenaga medis lainnya,
salah satunya adalah Analis Kesehatan atau juga bisa disebut dengan

6
Ahli Teknologi Laboratorium Medik. Analis kesehatan adalah orang-orang
yang memiliki keterampilan tinggi yang bertugas untuk melaksanakan,
mengevaluasi prosedur laboratorium dan memanfaatkan berbagai macam
sumber daya pendukung yang ada.
Dindonesia sendiri memang lebih populer dengan istilah Analis
Kesehatan jika dibandingkan dengan Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
Sedangkan di kancah Internasional seperti di United States dan Kanada,
mereka menggunakan istilah Medical Laboratory Technologist. Di United
Kingdom dikenal dengan istilah Biomedical Scientints serta
Rinshoukensagishi adalah sebutan yang digunakan di Jepang. Walaupun
dikenal dengan istilah yang bermacam-macam, secara umum pekerjaan
secara tanggung jawabnya sama.
10. Tugas Analis Kesehatan
Analis Kesehatan memiliki beberapa tugas untuk melakukan berbagai
macam tes medis seperti Kimia Klinik, Immunologi, Mikrobiologi,
Toksiologi, Kimia air, Kimia Makanan, Biologi Molekuler, Atau Patologi
Anatomi. Tes-tes ini menggunakan instrumentasi untuk memperlancar
proses Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan Penyakit. Analis
Kesehatan bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mempersipkan
sampel seperti cairan tubuh, darah, dan jaringan serta
menginterpretasi.Tenaga-tenaga analisis biasanya juga bekerja secara
independen.
Walaupun demikian, mereka juga menjadi bagian penting dari
layanan kesehatan. Di Indonesia, tenaga tersebut tidak hanya
menunjang terhadap analisis spesimen klinis tetapi juga analisis non
abotic seperti miuman dan makanan.
11. Peran Analis Kesehatan
Analis Kesehatan dalam melaksanakan kewajiban pelayanan
kesehatan memiliki peran yang penting sebagai pelaksana teknis untuk
pelayanan laboratorium medis, sebagai pelaksana teknis operasional,

7
peneliti, dan penyuluh dibidang Laboratorium Kesehatan (promoting
health laboratory).
12. Fungsi Analis Kesehatan
Ada beberapa fungsi Analis Kesehatan dalam memberikan pelayanan
dalam laboratorium medis dan melaksanakan tugasnya diantaranya
adalah :
a. Mempersiapkan proses teknis operasional.
b. Melakukan uji analitik terhadap spesimen dan reagen.
c. Mengembangkan prosedur untuk mengambil serta memproses
spesimen.
d. Mengoperasikan dan memelihara instrumen di laboratorium.
e. Menjaga keselamatan kerja di laboratorium.
f. Mengevaluasi data laboratorium.
Untuk memastikan prosedur dan akurasi mutu. Selain itu, Analis
Kesehatan sebenarnya juga masih memiliki beberapa fungsi lain misalnya
membantu klinis untuk memanfaatkan data laboratorium untuk
mengeinterpretasi hasil tes laboratorium, mengorganisir kegiatan
laboratorium, melakukan penelitian, dan memberikan penyuluhan pada
masyarakat yang berhubungan dengan laboratorium medis.
13. Kompetensi Analis Kesehatan
Sebelum terjun kelapangan kerja yang sesungguhnya, seseorang
yang ingin menjadi tenaga Analis Kesehatan atau Ahli Teknologi
Laboratorium Medik harus memiliki beberapa kompetensi yang harus
dicapai, salah satu adalah menguasai ilmu yang berhubungan kewajiban
dan fungsi menjadi Laboratorium Medis. Mereka juga harus dapat
merancang proses yang berhubungan dengan tugas dan fungsi mereka di
laboratorium sesuai dengan jenjangnya. Keterampilan tentu menjadi salah
satu kompetensi yang harus dicapai karena tanpa keterampilan untuk
proses operasional, seorang tenaga ahli laboratorium tidak bisa
melakukan tugasnya.

8
Sementara itu, keterampilan itu sendiri juga terdiri dari berbagai macam,
seperti keterampilan untuk mengambil spesimen, melaksanakan prosedur
laboratorium, dan keterampilan untuk memelihara alat dan bahan yang
ada di laboratorium.

B Tinjauan Khusus
1. Profil Puskesmas gunungsari
Puskesmas gunungsari adalah puskesmas faskes tingkat pertama
BPJS dikota Cirebon. Terletak di Jl. Tentara Pelajar No 75 Cirebon,
Jawabarat.
Puskesmas yang berdiri atas naungan Dinas Kesehatan Kota Cirebon
Peta Kelurahan Pekiringan

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengidentifikasi program-program puskesmas, mengetahui
kondisi dan sarana serta kegiatan yang akan dilaksanakan serta
mengidentifikasi berbagai permasalahan sesuai dengan prioritas masalah
yang dihadapi puskesmas.
2.Tujuan Khusus

9
a. Untuk mengetahui wajib dan perkembangan puskesmas.
b. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut
telah berjalan, melalui data-data yang tersedia di
Puskesmas.
c. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai
dalam melaksanakan program-program tersebut.
d. Menganalisis berbagai masalah dan pemecahan masalah.
e. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan.
f. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan
berkesinambungan dalam penyelesaian masalah
kesehatan.
3. Manfaat
a. Manfaat bagi puskesmas
Sebagai sarana untuk kerjasama yang saling menguntungkan untuk
dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dan mendapatkan
umpan balik dari hasil evaluasi koassisten dalam rangka mengoptimalkan
peran puskesmas.
b. Manfaat bagi Mahasiswa
Manfaat untuk mahasiswa sebagai sarana untuk menimba ilmu,
keterampilan, dan pengalaman dalam upaya pelayanan kesehatan dasar
dengan segala bentuk keterbatasannya sehingga mahasiswa mengetahui
serta memahami kegiatan-kegiatan puskesmas baik dalam segi
pelayanan, manajemen, administratif, dan karakter perilaku masyarakat
dalam pandangannya terhadap kesehatan khususnya dalam bidang Ilmu
Kedokteran Keluarga.
4. Visi dan Misi
a.Visi Puskesmas
Visi puskesmas gunungsari adalah menjadi puskesmas dengan
pelayanan kesehatan paripurna dan komprehensif menuju masyarakat
gunungsari sehat dan mandiri.

10
b . Misi Puskesmas
Miisi puskesmas gunungsari, yakni :
1. Mendorong dan meningkatkan kemandirian individu, keluarga dan
masyarakat.
2. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
3. Meningkatkan dan mengembangkan sistem manajemen
puskesmas yang berkualitas.

5. Fasilitas Puskesmas
a. Rawat jalan
1) Klinik Umum
2) Klinik Anak
3) Klinik Gigi
4) Poli KIA & KB
5) Klinik TB Dots
6) Imunisasi
b. Rawat Inap
1) Pelayanan persalinan 24 jam
6. Fasilitas penunjang
1) Farmasi (Apotek)
2) USG
3) Laboratorium
4) Ruang Menyusui
7. Jenis Pemeriksaan Laboratorium di Puskesmas
a.Pemeriksaan Hematologi
1).Golongan Darah
Golongan darah adalah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu
kelompok berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan pada
permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran

11
seldarah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling
penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh).

2)Cyanmethemoglobin
Metode cyanmethemoglobin adalah yang paling populer karena
metode ini secara praktis mengukur seluruh hemoglobin, selain
sulfohemoglobin.
Kelebihan dari metode ini adalah standar yang digunakan tetap stabil
dalam waktu yang lama. Menurut metode ini, darah di campur dengan
larutan drabkin untuk memecah hemoglobin menjadi cyanmethemoglobin,
daya serapnya kemudian diukur pada panjang gelombang 540nm dalam
calorimeter fotoelektrik atau spektrofotometer. Penggunaan HbCN dalam
menentukan kadar hemoglobin yaitu dengan mengencerkan darah
sebanyak 250 kali dalam volumenya dengan larutan drabkin.
Macam-macam cara penetapan kadar hemoglobin, Penetapan kadar
hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara yang
banyak dipakai di laboratorium klinik. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam
gr/dl darah atau gr%. Batas kadar hemoglobin yang normal untuk wanita
adalah 12 gr% dan untuk pria yaitu 14 gr% (untuk dewasa).

3)Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit


Ada lima jenis leukosit yaitu neutrofil, basofil, monosit, limfosit, dan
eosinofil. Leukosit rendah sering dihubungkan dengan menurunnya jumlah
salah satu jenis leukosit, yakni neutrofil. Wajar saja karena neutrofil
memiliki kadar terbanyak dibandingkan jenis leukosit lainnya, yaitu 45-
75% dari keseluruhan jumlah leukosit. Meski demikian, setiap jenis
leukosit memegang peranan spesifik untuk tubuh, terutama dalam
melawan infeksi. Oleh karena itu, pemeriksaan leukosit pada umumnya
melibatkan penghitungan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit, guna
memperjelas gambaran infeksi yang dialami, serta memperkirakan
penyebabnya.

12
Tidak perlu ada persiapan khusus untuk pemeriksaan leukosit.
Namun harus diingat bahwa ada beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi jumlah leukosit dan hasil pemeriksaan. Konsultasikan
dengan dokter mengenai konsumsi obat tersebut.
Umumnya petugas laboratorium atau tenaga medis akan mengambil
darah untuk sampel pemeriksaan dari pembuluh darah di lengan.
Prosedur hanya akan berlangsung selama beberapa menit. Kemungkinan
akan terasa sedikit tidak nyaman atau sakit.

4) pemeriksaan Trombosit
Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses
pembekuan darah (Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986)
trombosit merupakan bagian dari sitoplasma megakariosit. Teori tersebut
didukung oleh beberapa hasil observasi yang disimpulkan Trombosit dan
megakariosit pada fetus ditemukan bersamaan.
Pada percobaan edukasi trombositosis memperlihatkan adanya
peningkatan mergakariosit, Ada persamaan sitokiimia antigenik antara
trombosit dan megakariosit.pemberian radioisotope dalam megakariosit
ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit. observasi langsung yang
memperlihatkan troombosit dihasilkan oleh megakariosit.
Untuk menentukan penyebab sel darah putih rendah, dokter akan
menyimpulkan berdasarkan gejala, riwayat kesehatan dan pengobatan
yang sedang dilakukan. Selain itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan
penunjang lain yang diperlukan.
Ada beragam penyebab kondisi leukosit rendah, mulai dari yang
ringan hingga yang lebih berat. Konsultasikan pada dokter jika Anda
mengalami gejala-gejala yang mungkin timbul pada kondisi leukosit
rendah demi mendapatkan penanganan yang tepat.

b.Pemeriksaan Kimia Klinik

13
1) glukosa metode (POCT)
Point of care testing (POCT) didefinisikan sebagai pemeriksaan uji
diagnostik yang berdekatan dengan penderita. Secara lebih luas POCT
dinyatakan sebagai uji laboratorik yang dilaksanakan oleh petugas
(personal) yang berlatar belakang pendidikan bukan laboratorik klinis atau
dilakukan oleh penderitanya sendiri. POCT dapat bersinonim lebih luas
yakni: uji sampingan (ancillary testing), uji satelit (satellite testing), uji sisi
ranjang (bedside testing), uji dekat penderita (near patient testing), uji di
rumah (home testing)..

Keuntungan penggunaan POCT adalah hasil pemeriksaan yang


cepat bermanfaat bagi dokter yang merawat penderita, sehingga dapat
menganalisis perkembangan keadaan penderita, dapat mengambil
langkah perawatan selanjutnya dan dapat mendiskusikannya dengan
penderita atau keluarganya. Tidak memerlukan penanganan sampel
seperti pemusingan (sentrifugasi). Penggunaan POCT tidak perlu
menggunakan tenaga khusus berpendidikan ilmu laboratorium, tetapi bisa
dilakukan oleh tenaga kesehatan lain (Mcpherson dan Pincus, 2011)
Kerugian penggunaan POCT karena pemeriksaan yang mudah dan
cepat dapat menimbulkan pemeriksaan yang melebihi keperluan atau
tidak tepat. Penggunaan sampel darah yang sedikit, sukar untuk
mengetahui mutu (kualitas) sampel yang dapat berpengaruh terhadap
ketepatan hasil memeriksaan dengan POCT misalnya hemolisis, lipemia
dan obat-obatan. Penggunaan POCT yang dilakukan oleh petugas bukan
laboratorium (personal non laboric), perlu penatalaksaan mutu agar hasil
pemeriksaan terjamin dan pengaturan (regulasi) dalam menggunakannya,
sehingga perlu diatur dan ditetapkan siapa yang memenuhi persyaratan
sebagai pengguna POCT (Cook et al., 2009).

2) Glukosa metode GOD-PAP

14
Tubuh medapat bagian tersebur energinya dari pemrombakan oksidatif glukosa.
Glosa adalah semacam gula sederhana berisi enam atom C terdapat dalam makanan
sebagai sukrosa , maltosa, dan menjadi penyusun utama dari polisakarida majemuk yang
dikenal dengan nama zat pati atau amilum dalam makanan. Enzim-enzim melepaskan
glukosa dari senyawa –senyawa majemuk dan glukosa dapat dimetabolik atau dapat
diubah menjadi bentuk simpanan (glikogen).
Glukosa ditentukan dengan beberpa metode,yaitu cara titrasi klasik (hagendom-
Jensen), 0-Toluidin, dan metode colometrik enzimatik ( glukosa oxidasi, heksokinase)
metode paling banyak dipakai di indonesia beberapa tahun silam adalah o-Toulidin
(kurang spesifik ), karena reagensia dapat dicampur sendiri oelh Lboratorium masing –
masing.Reagen tersebut sangat korosif dan berbau asam ( Asam glasial ). Metode paling
spesifik adalah enzimatik.
3) kolestrol metode POCT
Kolesterol yang meningkat atau hiperkolesterolemia sangat berbahaya bagi
kesehatan karena dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung. Pemeriksaan kolesterol
darah dapat menggunakan dua alat yaitu Spektrofotometer dan POCT (Point of Care
Testing).
Meskipun keduanya digunakan untuk pemeriksaan kolesterol, akan tetapi kedua alat
ini mempunyai beberapa perbedaan, bila ditinjau dari prinsip kerja, biaya yang
diperlukan, sampel, dan juga manfaat dalam penggunaannya. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan kolesterol darah menggunakan
spektrofotometer dan POCT. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian
observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan 16 sampel yang dimana
untuk pemeriksaan kolesterol menggunakan alat spektrofotometer dan POCT sama-sama
digunakan sampel darah vena. Data dianalisis menggunakan Uji Shapiro-Wilk setelah itu
dilanjutkan dengan Independent sample t-test. Didapatkan rerata kadar kolesterol darah
menggunakan spektrofotometer 163,19 mg/dL dan rerata kadar kolesterol darah
menggunakan POCT 208,31 mg/dL

4) kolestrol metode CHOD-PAP


Kolesterol Total Metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase – Peroxsidase
Aminoantypirin) Sampel Serum dan Sampel Plasma EDTA
Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa
suatu penyakit dan memperoleh hasil pemeriksaan yang akurat. Pemeriksaan kadar

15
kolesterol dapat membantu perubahan pola dan gaya hidup sehat, untuk menghindari
makanan yang mengandung kolesterol tinggi berisiko meningkatkan kadar kolesterol
darah.
Pemeriksaan kadar kolesterol biasanya menggunakan sampel serum dan sampel
plasma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil pemeriksaan kadar kolesterol dan
gambaran perbedaan hasil kadar kolesterol total metode CHOD-PAP dari sampel serum
dan plasma EDTA. Jenis penelitian yang dilakukan adalah uji deskriptif disajikan dalam
bentuk tabel untuk mengetahui selisih rata-rata kadar kolesterol total sampel serum dan
plasma EDTA dan grafik untuk mengetahui yang lebih tinggi. Hasil uji deskriptif
didapatkan kadar kolesterol total dengan rata – rata sampel serum 157,76 mg/dl,
sedangkan pemeriksaan kadar kolesterol dengan rata – rata sampel plasma EDTA 153,71
mg/dl. Berdasarkan data penelitian analisa uji deskriptif dinyatakan perbedaan hasil
pemeriksaan kadar kolesterol total antara sampel serum dan plasma EDTA yaitu 9,7 %.

5) Asam urat metode strip


Pada manusia asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purine. Purine purine
adalah bagian penting dari asam nukleat, turnover purine dalam tubuh berlangsung secara
kontinu dan menghasilkan banyak asm urat biarpun tidak ada purine dalam makanan.
Pemeriksaan asam urat yang menggunakan enzim uricase merupakan metode yang
sekarang dipakai karena lebih spesifik.

6) Asam urat metode Uricase-PAP


Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu diagnosis penyakit
dan memiliki akurasi yang baik, salah satu parameter adalah asam urat dengan
menggunakan metode uricase-PAP, peningkatan kadar asam urat dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti gout, kadar asam urat sangat berguna untuk memantau
kesehatan pasien, jenis sampel yang digunakan untuk pemeriksaan asam urat pada
umumnya menggunakan serum dan dapat juga plasma EDTA. Penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil pemeriksaan kadar asam urat dengan metode Uricase-PAP dengan
sampel serum dan sampel plasma EDTA.

7) Trigliserida
Trigliserida merupakan penyusun utama minyak nabati dan lemak hewani.

16
salah satu jenis lemak yang dibawa dalam aliran darah dan juga merupakan zat yang
disimpan di dalam jaringan sebagai hasil dari konversi sebagian besar jenis lemak di
dalam tubuh.
Trigliserida yang ada dalam darah manusia tidak hanya berasal dari makanan dan
minuman yang dikonsumsi, melainkan juga dari hasil produksi yang dilakukan sendiri
oleh tubuh sebagai sumber energi.

c. Pemeriksaan Mikrobiologi
1) BTA (Basil Tahan Asam)
BTA adalah bakteri yang berbentuk batang yang tahan pada
pemeriksaan pewarnaan, warnanya tidak luntur pada pemberian asam
yang berfungsi untuk memeriksa suatu penyakit yaitu penyakit paru-paru
atau penyakit TBC.

2) PMN/diploccocus
Diplococcus gram negatif merupakan morfologi dari bakteri Neisseria
gonorrhoeae yang merupakan penyebab penyakit gonore.
Masa inkubasi gonorrhea sangat singkat, pada pria umumnya berkisar
antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita masa inkubasi
sulit untuk ditentukan karena pada umumnya tidak menimbulkan gejala.
Pada pria, awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar uretra,
saluran yang menghantarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh.
Selanjutnya, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret
kental berwarna keruh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai
darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah
dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu
ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
selangkangan.

17
Pada wanita, gejala, kalaupun ada, dapat sangat ringan sehingga
penderita tidak menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita
gonore tidak memberikan gejala. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri
saat buang air kecil, buang air kecil menjadi lebih sering, dan kadang-
kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah. Selain itu, terdapat
sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.

3) Candida albicans
Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan
deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi
oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam
manusia.
Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur
(ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi
pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk
seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan
mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata
menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti
topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk
menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.

4) Trichomonos vaginalis
Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan
deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi
oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam
manusia. Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti
telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi
pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk
seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan
mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata

18
menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti
topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk
menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.

d. Pemeriksaan immunoserologi
1) widal thypi H.O
Saat gejala yang muncul dicurigai akibat tifus, tahap diagnosis
pertama yang dokter lakukan adalah menelusuri riwayat perjalanan
penyakit. Dokter akan menanyakan kebersihan makanan dan tempat
tinggal, serta riwayat munculnya keluhan yang dialami.
Kemudian dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, antara lain
memeriksa suhu tubuh, melihat tampilan permukaan lidah, memeriksa
bagian perut mana yang nyeri, dan mendengarkan bunyi usus.
Untuk memastikan apakah pasien menderita tifus, salah satu jenis tes
yang dapat direkomendasikan oleh dokter adalah tes Widal. Dalam
pemeriksaan Widal, pasien akan diminta menjalani proses pengambilan
darah. Setelah itu, sampel darah akan dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa.
Di laboratorium, sampel darah akan ditetesi dengan bakteri
Salmonella yang sudah dimatikan dalam bentuk antigen O (badan bakteri)
dan antigen H (ekor atau flagel bakteri). Kedua bahan uji ini diperlukan
karena antibodi untuk badan bakteri dan flagel bakteri berbeda.

3) HIV (human imunodeficiency virus)


Tes yang paling lazim untuk HIV adalah tes darah. Sekarang juga ada
tes yang dapat mencari antibodi dalam air seni, atau dalam cairan yang
diambil dari dalam mulut (bukan air liur), digesekkan dari dalam pipi. Tes

19
yang sering dipakai sekarang disebut tes cepat atau rapid test, yang
mampu menyediakan hasil dalam 20-30 menit setelah contoh darah atau
cairan lain diambil.

Untuk tes darah, contoh darah kita diambil dengan jarum suntik sekali
pakai, atau tetes darah diambil setelah jari kita ditusuk dengan jarum
sekali pakai. Jika hasil tes pertama ‘reaktif’ (positif), hal ini menunjukkan
kemungkinan kita terinfeksi HIV. Tetapi tes harus diulang sekali (jika kita
mempunyai gejala penyakit HIV) atau dua kali dengan cara berbeda untuk
memastikan hasilnya benar, dan dapat dinyatakan ‘positif’. Ini biasanya
dilakukan oleh tempat tes tanpa kita ketahui. Hasil juga dapat dilaporkan
sebagai ‘non-reaktif’ (negatif). Kadang laboratorium juga melaporkan
angka non-reaktif (mis. ‘non-reaktif, 0,34’). Angka ini tidak ada relevansi
sama sekali.

4) VDRL
Tes ini mendeteksi antibodi yang tidak secara spesifik terkait dengan
bakteri Treponema pallidum. Disebut tidak spesifik, karena antibodi yang
dideteksi bisa dihasilkan oleh tubuh saat terinfeksi T. pallidum, atau bisa
juga dihasilkan pada kondisi lain. Tes ini sensitif untuk melihat ada atau
tidaknya infeksi sifilis, namun karena sifatnya yang tidak spesifik, hasil
positif belum berarti sedang menderita sifilis.
Jenis tes nontreponema ada dua, yaitu rapid plasma reagin (RPR) test,
dan venereal disease research laboratory (VDRL) test.

5) HBSAG
Tes HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) dilakukan sebagai salah
satu cara untuk mendeteksi penyakit Hepatitis B. Jika hasil tes
menunjukkan hasil yang positif, maka hal tersebut menandakan adanya
virus hepatitis B di dalam tubuh.

20
Hepatitis B merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih
banyak ditemukan di Indonesia. Menurut Kementrian Kesehatan, pada
tahun 2014 terdapat sekitar 28 juta penduduk Indonesia dengan hepatitis
B. Manfaat Tes HBsAg untuk Mendiagnosis Hepatitis B

e. Urine
1) urine rutin
Urinalisis adalah analisis fisik, kimia, dan mikroskopis terhadap urine.
Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi saluran
kemih dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak
berhubungan dengan ginjal.
Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas.
Sekresi vagina, perineum, dan uretra pada wanita, dan kontaminasi uretra
pada pria dapat mengurangi mutu temuan laboratorium. Mukus, protein,
sel, epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari uretra
dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar
membuang beberapa milimeter pertama urine sebelum mulai menampung
urine. Pasien perlu membersihkan daerah genital sebelum berkemih.
Wanita yang sedang haid harus memasukkan tampon yang bersih
sebelum menampung spesimen.
Kadang-kadang diperlukan keteterisasi untuk memperoleh spesimen
yang tidak tercemar.
Meskipun urine yang diambil secara acak (Random) atau urine
sewaktu cukup bagus untuk pemeriksaan, namun urine pertama pagi hari
adalah yang paling bagus. Urine satu malam mencerminkan periode tanpa
asupan cairan yang lama, sehingga unsur-unsur yang terbentuk
mengalami pemekatan.

21
Gunakan wadah yang bersih untuk menampung spesimen urine.
Hindari sinar matahari langsung pada waktu menangani spesimen urine.
Jangan gunakan urine yang mengandung antiseptik.
Lakukan pemeriksaan dalam waktu satu jam setelah buang air kecil.
Penundaan pemeriksaan terhadap spesimen urine harus dihindari karena
dapat mengurangi validitas hasil. Analisis harus dilakukan selambat-
lambatnya 4 jam setelah pengambilan spesimen. Dampak dari penundaan
pemeriksaan antara lain: unsur-unsur berbentuk dalam sedimen mulai
mengalami kerusakan dalam 2 jam, asam urat dan fosfat yang semula
larut dapat mengendap sehingga mengaburkan pemeriksaan mikroskopik
elemen lain, bilirubin, dan urobilin dapat mengalami oksidasi bila terkena
sinar matahari, bakteri berkembang biak dan dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan mikrobiologis dan pH, glukosa mungkin turun, dan badan
keton, jika ada, akan menguap. Warna, tampilan dan bau urine diperiksa,
serta pH, protein, keton, glukosa, bilirubin, urobilin, berat jenis, leukosit,
blood, dan nitrit diperiksa dengan strip reagen.

2) tes kehamilan
Tes kehamilan adalah sebuah tindakan untuk mencari tahu tentang
adanya tanda-tanda hormon yang berasal dari plasenta, pada darah dan
pada urine perempuan, sehingga dapat dipastikan adanya proses
kehamilan.

22
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan hematologi
Hematologi adalah bidang studi kesehatan yang mempelajari tentang
darah dan gangguan darah yang terjadi. Beberapa penyakit yang diatasi
oleh bidang kedokteran hematologi termasuk anemia, gangguan
pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia dan leukemia.
1. Pemeriksaan hemoglobin
Pada pemeriksaan kadar hemoglobin diperlukan ketelitaian dalam
pemeriksaan, oleh karena itu diperlulkan data yang akurat, dan data
tersebut meliputi :
a.Metode : Cyanmethemoglobin
b.Prinsip :Hemoglobin yang dilepaskan akibat lisis eritrosis akan
bereaksi dengan kalium sianida membentuk campuran cyamethemoglobin
kromogenik yang kemudian diukur dengan fotometer 5010.
Alat:
1. Fotometer

23
2. tabung reaksi
3. spoit
4. rak tabung
5. penutup tabung.

Bahan:
1. Sampel darah
2. aquades
3. EDTA
4.kapas alcohol 70% dan larutan drabkin.

prosedur kerja:
1) Cara pemeriksaan hemoglobin inkubasi 2 menitKedalam tabung
reaksidimasukkan 5,0 ml larutan drabkin.
2) pipet hemoglobin diambil 20 µl darah (vena) sebelah luar ujung pipet
dibersihkan.
3) darah itu dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan membilasnya
beberapa kali.
4)campur isi tabung dengan cara membalikkannya beberapa kali.
Tindakan ini juga akan menyelenggarakan perubahan hemoglobin
menjadi cyanmethemoglobin.
4) Bacalah dalam fotometer 5010 pada panjang gelombang 540 nm,
sebagai blanko digunakan larutan drabkin.

Intrepretasi hasil;
Batas Normal Kadar Hemoglobin
Bayi baru lahir : 17-22 g/dl
Umur 1 minggu : 15-20 g/dl
Umur 1 bulan : 11-15 g/dl
Anak anak : 11-13 g/dl
Lelaki dewasa : 14-18 g/dl

24
Perempuan dewasa : 12-16 g/dl
Lelaki tua : 12.4-14.9 g/dl
Perempuan tua : 11.7-13.8 g/dl

2) pemeriksaan leukosit
Tujuan : Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah
Prinsip kerja :
darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume
pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktorperhitungan
jumlah leukosit dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah
Alat :
1.pipet thoma leukosit
2.kamar hitung (improved neubaure)
3.dek glass/cover glass
4.counter tally
5.tissue
6.mikroskop
Bahan pemeriksaan :
1.darah yang telah di beri EDTA
Reagen :
1.larutan turk
Cara kerja :
1. hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis
tanda 0,5 tepat
2. hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
3. lau hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan
sampai terjadi gelembung udara)
4. lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok
sampai darah dan larutan turk homogen

25
5. letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya
/ cover glass (supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian
kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)
6. lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira -
kira 3 - 4 tetes
7. tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved
neubaure) dan diamkan sebentar
8. kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan
perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk memperjelas

Nilai normal : 4000 - 11.000 / ul darah


3)permeriksaan trombosit
Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses
pembekuan darah (Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986)
trombosit merupakan bagian dari sitoplasma megakariosit. Teori tersebut
didukung oleh beberapa hasil observasi yang disimpulkan trombosit dan
megakariosit pada fetus ditemukan bersamaan.
Pada percobaan edukasi trombositosis memperlihatkan adanya
peningkatan mergakariosit, Ada persamaan sitokiimia antigenik antara
trombosit dan megakariosit .pemberian radioisotope dalam megakariosit
ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit.Observasi langsung yang
memperlihatkan troombosit dihasilkan oleh megakariosit.
Pemeriksaan Laboratorium Hitung Jumlah Trombosit (Antal Trombosit)
Darah
Metode : Direct counting dengan bilik hitung
Prinsip : Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-
sel selain trombosit dan eritrosit dilisiskan dan darah menjadi lebih encer
sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah trombosit dihitung dalam
bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang.
Reagensia :
Larutan Amonium Oksalat 1% (Bisa juga digunakan Rees Ecker)

26
Alat-alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet 20 µl (adjusted), 2000 µl
3. Bilik hitung Improved Neubauer
4. Cawan Petri
5. Mikroskop
6. Counter

Spesimen : Darah EDTA


Cara Kerja :
1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam
tabung reaksi
2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga
homogen
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian
sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar
hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung
terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada
kertas tissue yang sudah dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu
dalam 10 kotak sedang.

Nilai Normal
Jumlah Trombosit normal adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah

Interpretasi Hasil
1.Trombositopeni : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana
jumlah trombosit dibawah jumlah normal. Penurunan sampai dibawah
10.000 sel/mm3 darah berpotensi untuk terjadinya pendarahan dan

27
hambatan pembekuan darah. Penyebab trombositopenia: Penurunan
masa hidup, sekuestrasi/pemecahan abnormal : Terjadi pada
Hopersplenisme,Trombopoetik Trombositopenia Pupura,Uremik Hemolitik,
DIC, Sepsis,Trombositopenia Imun
Penurunan Produksi : Terjadi pada Mieloptisis, kelainan-kelainan
sumsum tulang primer, infeksi, pengaruh obat-obatan tertentu.
Produksi yang tidak efektif : Terjadi pada proses ,megaloblastik
2.Trombositosis : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana
jumlah trombosit diatas jumlah normal. Penyebab lazim trombositosis
Kelainan-kelainan Mieloproliferastif:Terjadi pada Polisitemia vera, myeloid
agranulosit, leukemia granulositik kronik,
Trombositosis sekunder:
Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit hodgin,
perdarahan akut, pasca splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang
parah.

4) pemeriksaan golongan darah


Metode: slide
prinsip : Antigen (Aglutinogen) direaksikan dengan Antibodi (Aglutinin)
yang senama maka akan terbentuk Aglutinasi.
Cara Kerja:
Pengambilan darah Vena
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dipasangkan torniquet pada lengan pasien dan lakukan palpasi.
3. Dibersihkan daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70%.
4. Ditusuk kulit dengan jarum suntik masuk kedalam lumen vena.
5. Lepaskann torniquet dan perlahan - lahan ditarik pengisapnya.
6. Diambil darah sesuai dengan yang di butuhkan.
7. Kemudian sesudah cukup taruh kapas diatas jarum dan cabut
spluit.
8. Dimasukan darah kedalam tabung serologi melalui dindingnya.

28
9. Kemudian darah di bekukan untuk selanjutnya pembuatan serum.
Pembuatan Serum
1. Bekukan darah kedalam setrifugasi
2. disentrifugasi selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm
3. Serum di pisahkan dari sel – sel darah ketabung yang terpisah.
Pemeriksaan golongan darah.1. Diteteskan darah vena pada kaca
objektiga tempat yang berbeda (sisi kanan –tengah – kiri).
4.Diberi serum golongan darah B pada sisi tengah tetesan darah,
pada sisi kiri tetesan darah.
3. Diaduk tetesan masing – masing serum dengan darah tersebut
4. Diamati hasilnya setelah 2 – 3 menit, apakah terjadi penggumpalan
darah atau tidak.
Interprasi hasil: Dari data hasil menunjukkan pemeriksaan golongan darah
menggunakan serum sebagai reagen pada golongan darah A didapatkan
hasil positif 3 yaitu pada darah yang diteteskan serum golongan darah B
dan golongan darah O dimana positif tiga adanya gumpalan yang
terpecah dan cairan jernih. dan darah yang diteteskan serum golongan
darah A didapatkan hasil negatif dimana hasil negatif tidak terjadi
gumpalan, cairan homogen. Golongan darah A yang diperiksa dengan
kontrol
didapatkan hasil positif 4 yaitu terjadi gumpalan besar, bersatu dan cairan
jernih.

B. Pemeriksaan kimia klinik


Pemeriksaam kimia klinik adalah Pemeriksaan laboratorium yang
berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain.
Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara
lain uji fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas,
elektrolit dan dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk
membantu menegakkan diagnosis anemi.
1)pemeriksaan glukosa metode strip

29
Metode : Tes strip
Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa dan didasarkan pada
teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa, tes
strip mempunyai bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi
pengambilan / tetesan darah ke dalam zona reaksi. Glukosa
ossidase dalam zona reaksi kemudian mengoksidasi glukosa di
dalam darah. Intensitas arus elektron terukur oleh alat dan terbaca
sebagai konsentrasi glukosa di dalam sampel darah.
Bahan :
1. Darah vena
2. EDTA 10 %

Alat : Glukose

Prosedur :
1. Satu strip yang baru dikeluarkan dari tempatnya.
2. Strip tes dimasukkan ke alat glukosure plus dengan area untuk tetesan
darah meghadap ke atas. Alat akan hidup secara otomatis.
3. Layar akan menunjukkan nomor kode dan tanda tetesan darah.
4. Kode yang tertera pada layar dipastikan sesuai dengan kode yang tertera
pada tempat strip tes.
5. Darah diteteskan pada zona reaksi strip tes dari arah samping secara
perlahan sampai seluruh zona terisi penuh.
6. Hasil akan muncul pada layar dalam waktu 10 detik
7. Hasil yang muncul kemudian dicatat dan tes strip dilepaskan dari alat.

Interpretasi hasil :
gula puasa 76- 110
gula 2jam pp <160
Gula sewaktu <180

30
2)pemeriksaan glukosa metode GOD-PAP
Metode : GOD-PAP
Prinsip: Metode GOD-PAP/ Trinde
Glukosa diukur kadarnya setelah dioksidasi secara enzimatis
mengguunakan enzim GOD atau glukosa oksidase. Peroksida (H2O2)
yang terbentuk kemudian bereaksi dengan fenol dan 4-aminokuinon
dengan katalis enzim peroksidase (POD) yang membentuk kuinonimin.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam
sampel.
Alat :
1. Kuvet
2. Pipet piston
3. Spektrofotometer
Bahan
1.Larutan Reagensia (GOD-PAP + Buffer)
2. GOD-PAP : 4-aminofenazon + peroksidase + glukosa oksidase
3.Buffer : buffer fosfat + fenol
4.Larutan sampel (serum)
5.Larutan standar (larutan glukosa 5,55 mmol/Liter)
Prosedur :
1. Sampel serum dipersiapkan terlebih dahulu.
Kemudian sampel dipipet menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke
dalam kuvet yang telah disiapkan.
2. Masing-masing larutan dalam kuvet dicampurkan dan diinkubasikan
selama 20’ dalam suhu ruangan (37°C). Setelah diinkubasi, kuvet yang
berisi larutan-larutan
3. dimasukkan ke dalam alat spektrofotometer dan dibaca absorbansinya
kemudian hasilnya dianalisis. Prosedur tersebut dilakukan secara dulpo.

Interpretasi hasil :
gula puasa 76- 110

31
gula 2jam pp <160
Gula sewaktu <180

3)pemeriksaan kolestrol metode strip


Tujuan : Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam tubuh
Prinsip Kerja : Strip test diletakkan pada alat, ketika darah diteteskan pada
zona reaksi test strip,
Metode : Metode Dipstick
Sampel : Darah Kapiler
Alat dan Bahan :
1. Autoclick
2. Blood Lancet
3. Kapas Alkohol
4. Strip Cholesterol
5. Alat Easy Touch

Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasang strip test pada alat
3. Kemudian lakukan fungsi kapiler menggunakan autoclick
4. Sentuhkan ujung jari yang ditusuk pada zona reaksi pada strip
5. Tunggu ±25 detik hingga hasil akan muncul pada monitor alat
6. Catat hasil pemeriksaan

Interpretasi hasil: <200 mg/dl

4) pemeriksaan kolestrol metode CHOD-PAP


Tujuan: Pemeriksaan Kolesterol Untuk mengetahui kadar kolesterol darah
seseorang dalam mg/dl.
Prinsip: Pemeriksaan Kolesterol Total Metode CHOD-PAP Kolesterol
ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator

32
quinoneimine terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminoantipyrine
dengan adanya phenol dan peroksidase.
Alat
1.Tabung reaksi
2.Mikropipet Blue tip
3. yellow tip
4.Tisu
Bahan:
1. Reagen

Prosedur:
1. Persiapan sampel Blanko
2. Sampel Sampel10 μl Reagen 1000 μl
3 .1000 μl Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C –
25°C atau 5 menit pada suhu 37°C.
4. Ukur absorbance sampel dan standar terhadap blanko reagen
dalam waktu 60 menit.
5.Pengaturan fotometer Panjang gelombang

Interpretasi hasil:
Nilai Normal Kolesterol < 200 mg/dl Dicurigai : > 220 mg/dl Meningkat :
> 260 mg/dl

5) pemeriksaan asam urat


Pada manusia asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purine. Purine
– purine adalah bagian penting dari asam nukleat, turnover purine dalam tubuh
berlangsung secara kontinu dan menghasilkan banyak asm urat biarpun tidak ada
purine dalam makanan. Pemeriksaan asam urat yang menggunakan enzim uricase
merupakan metode yang sekarang dipakai karena lebih spesifik.

Tujuan : Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah

33
Prinsip Kerja : UASure Blood Uric Acid Test Strips menggunakan katalis
yang digabung dengan teknologi biosensor yang spesifik terhadap
pengukuran asam urat. Strip pemeriksaan dirancang dengan cara tertentu
sehingga pada saat darah diteteskan pada zona reaksi dari strip,
katalisator asam urat memicu oksidasi asam urat dalam darah tersebut.
Metode : UASure Blood Uric Meter
Sampel : Darah Kapiler

Alat dan Bahan :


1. Autoclick

2.Blood Lancet
3. Kapas Alkohol
4.Strip UA
5.Alat UASure Blood Uric Meter
Cara Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasang strip test pada alat
3. Kemudian lakukan fungsi kapiler menggunakan autoclick
Sentuhkan ujung jari yang ditusuk pada zona reaksi pada strip dan
secara otomatis strip akan mengisap darah dengan gaya kapilaritas
sendiri
4. Tunggu ±10 detik hingga hasil akan muncul pada monitor alat
5. Catat hasil pemeriksaan

Nilai Normal :
Wanita : 2,4 – 5,7 mg/dl
Pria : 3,4 – 7,0 mg/dl

6)pemeriksaan trigliserida

34
Tujuan Pemeriksaan Trigliserida Untuk mengetahui kadar glukosa darah
seseorang dalam mg/dl.

Prinsip: Pemeriksaan TrigliseridaGPO-PAP Trigliserida ditentukan setelah


hidrolisa enzimatik dengan lipases. Indikator quinoneimine terbentuk dari
hidrogen peroksida 4-aminoantipyrine dan 4-chlorophenol dibawah
pengaruh katalisa peroksidase. Reaksi Pemeriksaan Trigliserida.
Metode: GPO-PAP

Alat dan Bahan:


1.Tabung reaksi
2.Mikropipet
3.Blue tip dan yellow tip
4.Tisu
Bahan :
1.Reagen
2. Pereaksi fotometet
Prosedur :
1. Persiapan sampel Blanko StandarSampel Sampel
inkubasi selama 10 menit pada suhu 20°C – 25°C atau 5 menit.
2. Ukur absorbance sampel dan standar terhadap blanko reagen dalam
waktu 60 menit.
3 Pengaturan fotometer Panjang gelombang : 546 nm Faktor : 200
Program : c/st

Interpretasi hasi:
Nilai Normal Trigliserida Dicurigai : > 150 mg/dl atau > 1,71 mmol/liter
Meningkat : > 200 mg/dl atau > 2,28 mmol/liter

C. pemeriksaan serologi

35
Pemeriksaan serologi adalah pemeriksaan yang menggunakan serum seperti
pemeriksaan pada dugaan demam dengue. Demam dengue dapat merupakan
infeksi pertama kali yang disebut infeksi primer dan dikenal sebagai demam
dengue, serta infeksi kedua kali yang disebut infeksi sekunder yang dapat
menimbulkan penyakit demam berdarah yang dikenal sebagai Dengue
Haemorragic Fever (DHF). Penyakit ini dapat berlanjut dengan renjatan dan
berakhir dengan kematian. Pada demam dengue, pemeriksaan serologi yang
tersedia adalah pemeriksaan antigen NS-1, antibodi dengue IgG dan IgM.
1) pemeriksaan widal
pemeriksaan yang menggunakan serum seperti pemeriksaan pada dugaan
demam dengue. Demam dengue dapat merupakan infeksi pertama kali yang
disebut infeksi primer dan dikenal sebagai demam dengue, serta infeksi kedua kali
yang disebut infeksi sekunder yang dapat menimbulkan penyakit demam berdarah
yang dikenal sebagai Dengue Haemorragic Fever (DHF)
Tujuan: Untuk mengetahui adanya antibodi spesifik dalam serum terhadap
antigenSalmonella secara kualitatif dan semi kuantitatif berdasarkan reaksi
aglutinasi
Prinsip : Berdasarkan reaksi aglutinasi secara imunologis antara antibodi dalam
serum dengan suspensi bakteri sebagai antigen yang homolog.
Cara Kerja:
Penentuan Kualitatif
1. Memipet 20 µl serum diletakkan diatas obyek glas.
2. Menambahkan satu tetes antigen pada masing-masing serum tadi,
aduk dengan stik pengaduk.
3. Mencampur dengan menggoyang-goyangkan melingkar selama 1
menit.
4. Mengamati hasil reaksi yang terjadi dengan menggunakan mikroskop.
5. Hasil positif apabila terjadi aglutinasi sebelum 1 menit.

Penentuan Semi kuantitatif

36
1. Memipet masing-masing 0,08 ml; 0,04 ml; 0.02 ml; 0,01 ml; dan 0,005
serum yang tidak diencerkan pada kaca benda.
2. Menambahkan masing-masing serum dengan 1 tetes suspensi antigen,
lalu aduk selama 1 menit dan amati hasilnya.
3. Menentukan hasil akhir titernya.

Interpretasi hasil
1.Titer antigen O sampai 1/80 pada awal penyakit berarti suspek demam
tifoid, kecuali pasien yang telah mendapat vaksinasi.
2.Titer antigen O diatas 1/160 berarti indikasi kuat terhadap demam tifoid.
3. Titer antigen H sampai 1/40 berarti suspek terhadap demam tifoid
4. Titer antigen H diatas 1/80 memberi indikasi adanya demam tifoid.
2) HIV ( human imunodeficiency virus)
Tes HIV sebaiknya dilakukan oleh setiap individu, terutama yang berusia
antara 13-64 tahun, sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Namun, dokter akan menganjurkan tes HIV pada beberapa orang dengan kondisi
sebagai berikut:
Memiliki gejala yang terduga HIV atau terdiagnosis dengan gangguan
kesehatan tertentu, antara lain penyakit menular seksual, hepatitis B atau
C, tuberkulosis, dan limfoma.
Sering berganti pasangan dan melakukan hubungan seksual tanpa
kondom.
Berhubungan seks sesama jenis.
Menggunakan obat-obatan melalui suntik atau infus dan berbagi alat
suntik.Wanita hamil atau menyusui.Bayi yang baru dilahirkan oleh wanita
penderita HIV.Menerima transfusi darah dari pendonor yang berasal dari
negara dengan jumlah penderita HIV yang tinggi
Dokter menganjurkan pasien yang berisiko tinggi terhadap HIV untuk
menjalani tes HIV tiap setahun sekali secara rutin. Untuk pasien yang
diduga terpapar virus HIV, tes sebaiknya dilakukan pada 6 minggu, 3
bulan, dan 6 bulan sejak pertama kali terpapar virus.

37
3) pemeriksaan VDRL
Tes ini mendeteksi antibodi yang tidak secara spesifik terkait dengan bakteri
Treponema pallidum. Disebut tidak spesifik, karena antibodi yang dideteksi bisa
dihasilkan oleh tubuh saat terinfeksi T. pallidum, atau bisa juga dihasilkan pada
kondisi lain. Tes ini sensitif untuk melihat ada atau tidaknya infeksi sifilis, namun
karena sifatnya yang tidak spesifik, hasil positif belum berarti sedang menderita
sifilis.
Jenis tes nontreponema ada dua, yaitu rapid plasma reagin (RPR) test,
dan venereal disease research laboratory (VDRL) test.
Tes treponema
Tes treponema mendeteksi antibodi yang secara spesifik terkait
dengan bakteri penyebab sifilis. Meski lebih spesifik, tes treponema harus
tetap dikombinasi dengan tes nontreponema. Hal tersebut untuk
membedakan apakah infeksi pada pasien adalah infeksi yang aktif, atau
infeksi yang terjadi di masa lalu namun sudah berhasil disembuhkan.
Beberapa macam tes treponema antara lain FTA-ABS (fluorescent
treponemal antibody absorption), TP-PA (treponema pallidum particle
agglutination assay), MHA-TP (microhemagglutination assay), dan IA
(immunoassays).

Persiapan dan Prosedur:


Skrining sifilis tidak memerlukan persiapan khusus, seperti puasa.
Pada skrining sifilis, sampel darah diambil melalui pembuluh darah vena,
yang dilakukan dalam beberapa tahapan berikut:
Dokter akan meminta pasien duduk atau berbaring di ruang
pemeriksaan.Tali pengikat elastis akan dipasang mengelilingi lengan atas
pasien, agar darah di dalam pembuluh darah vena terbendung dan
menonjol.

38
Dokter akan membersihkan area yang akan ditusuk jarum dengan cairan
antiseptik, lalu memasukkan jarum ke pembuluh darah vena. Beberapa
pasien mungkin merasa sakit saat jarum masuk ke pembuluh darah,
namun hanya sementara.
Setelah darah terkumpul di tabung isap, dokter akan melepas tali
pengikat, mencabut jarum, menekan kapas pada area bekas tusukan
jarum, dan menempelkan plester.
Sampel darah yang diambil akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Setelah Skrining Sifilis
Dokter akan memberi tahu hasil skrining sifilis dalam 3 hingga 5 hari.
Kombinasi pemeriksaan skrining sifilis tersebut dapat menentukan apakah
pasien sedang menderita sifilis aktif dan perlu diobati, pernah menderita
sifilis namun sudah tidak aktif, atau tidak menderita sifilis. Hasil negatif
terkadang perlu diwaspadai, terutama bila pemeriksaan dilakukan pada
tahap yang masih terlalu awal. Pasien akan disarankan untuk kembali
menjalani tes setelah beberapa waktu, jika pasien diduga kuat menderita
sifilis. Bila memang pasien tidak menderita sifilis, namun masih berisiko
terkena sifilis, dianjurkan untuk melakukan skrining sifilis secara rutin.
Efek Samping Skrining Sifilis
Efek samping yang timbul dari pemeriksaan sifilis adalah akibat prosedur
pengambilan darah, namun jarang terjadi. Efek samping tersebut antara
lain adalah:
1.Infeksi
2.Pusing
3.Perdarahan

5) pemeriksaan HBSAG
HBsAG / Hepatitis B adalah suatu protein permukaan virus hepatitis B
Metode: ELFA ( enzim linked fluorecence immuno assay )
Tujuan: Untuk mengetahui kadar antigen salmonella typhi dalam serum.

39
Prinsip kerja: Pembacaan immuno – enzyematik dengan pembacaan final
fluorecencent metode elfa ( enzim linked fluorence immuno assay ). Semua
langkah penetesan di lakukan secara otomatis soliod phase receptacle ( SPR )
berguna sebgai fase padat dan alat pemipitan selama pemeriksaan semua regense
yang di butuhkan telah tersedia di regense strip yang tertutup.
Prosedur Kerja
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung
3) Mikro pipet 150µ, 1000µ
4) Tip kuning dan biru
5) Vidas ®
a. Bahan
1) Serum / plasma
2) Kit HBsAg ultra : s1,c1,c2,strip,SPR
Cara kerja
Pengerjaan standar / control
1. Di pipet standar 1 sebanyak 150 ul dan dimasukkan pada lubang sampel pada
strip di buat duplikat
2. Di pipet control 1 sebanyak 150 ul dan di masukkan ke dalam lubang sampel
pada strip
3. Di pipet control 2 sebanyak 150 ul dan di masukkan ke dalam lubang sampel
pada strip
4. Di masukkan seluruh strip yang telah di isi s1,c1,c2, ke dalam alat ( strip holder
)
5. Dinput masing – masing jenis bahan standar control dan jenis pemeriksaan
pada alat,kemudian tekan start
6. Pengerjaan dan perhitungan di lakukan secara otomatis dilakukan oleh alat.

Interpretasi hasil
Negatif test value <0,13

40
Positif test value >0,13

D. Pemeriksaan Urine
1) tes kehamilan
Prinsip
Strik diteteskan dengan urin kemudian urin akan memenuhi membran
dalam strik berdasarkan gaya kapilaritasnya. Apabila kadar HCG dalam
urin melebihi ambang batas maka terbentuk garis berwarna pada daerah
test, sedangkan apabila kadar HCG dalam urin kurang dari ambang batas
atau tidak mengandung HCG maka tidak akan terbentuk garis berwarna
pada daerah test. Sebagai kontrol akan selalu terbentuk garis berwarna
pada daerah kontrol akan berwarna pada daerah kontrol hal ini untuk
menandakan bahwa volume urin yang diserap telah memenuhi membran
dari strip tersebut (Sacher, 2000).
Alat:
1. Wadah urin
2. Stik pemeriksaan PPT
3. Pipet tetes
Bahan
1. Urin
Cara kerja
1. Ditampung urin dalam wadah kering dan bersih.
2. Diteteskan urin sebanyak 3 tetes pada stik pemeriksaan PPT
kehamilan.
3. Didiamkan sesaat hingga urin naik berdasarkan gaya kapilaritasnya.
4. Diamati dan dicatat hasilnya.
Interprestasi hasil
1. Positif : Jika terdapat 2 garis di daerah control line
2. Negatif : Jika terdapat 1 garis di daerah control line
3. Invalid : Jika terdapat 1 garis di daerah test line

41
2) Urin rutin
Cara penggunaanya mudah, strip dicelupkan ke dalam urine, warna
strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai kandungan zat yang ada
dalam urin dan menunjukkan keberadaan zat yang diperiksa (gula, protein
dsb) atau tinggi rendahnya zat dalam urine tersebut (keasamannya, berat
jenisnya dsb).
Alat
1.Wadah Carik celup sebagai standar warna
2.Clinitex Status, Urisys 1100/alat baca urin lainnya
Bahan
1. Urin kontrol Level 1 dan Level 2
2.Sampel urin
3. Reagen carik celup tujuh indikator

Cara Kerja
1. Basahi seluruh permukaan reagen carik dengan sampel urin dan tarik
carik dengan segera, Kelebihan urin diketukkan pada bagian bibir wadah
urin
2. Kelebihan urin pada bagian belakang carik dihilangkan dengan cara
menyimpan carik tersebut pada kertas agar menyerap urin dibagian
tersebut
3. Peganglah carik secara horizontal dan banding kan dengan standar
warna yang terdapat pada label wadah carik dan catat hasilnya dengan
waktu seperti yang tertera pada standar carik atau dibaca dengan alat
Clinitex Status

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Carik Celup


Parameter Nilai Normal :
1. Leukosit : negative
2. Nitrit : negative

42
3. Urobilinogen : negatif atau 0,2 EU/dL
4. Protein : negative
5. PH : 5,0 – 8,5
6. Darah : negative
7. Berat jenis : 1.000-1.030
8. Keton : negative
9. Bilirubin : negative
10. Glukosa : negatif

E. Pemeriksaan parasitologi dan bakteriologi


1)BTA (bakteri tahan asam)
Prinsip
Sputum dibuat sediaan pada objek. Sediaan yang sudah kering difiksasi
dan dilakukan pengecatan Ziehl Neelsen. Pewarnaan Ziehl Neelsen akan
menampakkan bakteri tahan asam yang berwarna merah dengan latar
berwarna biru. Hasil yang didapat adalah terdapatnya bakteri tahan asam
(Kurniawati, 2005).
Alat - alat
Alat alat yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah:
1. Ose
2. Kaca preparat
3. Bunsen
4. Pipet tetes
5. Mikroskop
Bahan - bahan
Bahan yang digunakan dalam pemeriksaan BTA adalah :
1) Sputum
2) Larutan basic fuchsin
3) Asam alkohol

43
4) Methylen blue
5) Oil imersi

Cara kerja
1. Sputum di ambil dengan ose dan dibuat sediaan dengan bentuk sesuai
pola dengan ukuran 2 x 3..
2. Buat kuil kuil kecil mengelilingi olesan agar dahak menyebar secara
merata.
3. Preparat dikeringkan
4. Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.
5. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin.
6. Panasi sediaan dengan api bunsen disetiap sediaan sampai keluar uap
jangan sampai mendidih.
7. Diamkan 5 menit.
8. Bilas sediaan dengan hati-hati menggunakan air mengalir.
9. Genangi dengan asam alkohol sampai tidak tampak warna merah
carbol fuchsin.
10. Genangi permukaan sediaan dengan methylen blue selama 20-30
detik.
11. Bilas sediaan dengan air mengalir.
12. Keringkan sediaan di udara
13. Nyalakan Mikroskop
14. Sediaan diberi oil imersi
15. Baca hasil dengan lensa objecktif 100 x.

Interprestasi hasil
Pembaacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan
menggunakan skala IUATLD sebagai berikut (Depkes, 2002) :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif.
2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman
yang ditemukan.

44
3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut + atau (1+).
4. Ditemukan 1-20 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+),
minimal dibaca 50 lapang pandang.
5. Ditemukan >10 BTA BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau
(3+), minimal dibaca 20 lapang pandang.

2) PMN/diploccocus

Diplococcus gram negatif merupakan morfologi dari bakteri Neisseria


gonorrhoeae yang merupakan penyebab penyakit gonorepada pria
umumnya berkisar antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada
wanita masa inkubasi sulit untuk ditentukan karena pada umumnya tidak
menimbulkan gejala.
Pada pria, awalnya terdapat rasa gatal dan panas di sekitar uretra,
saluran yang menghantarkan urin dari kandung kemih ke luar tubuh.
Selanjutnya, terdapat rasa nyeri saat buang air kecil dan keluar sekret
kental berwarna keruh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai
darah. Bila infeksi sudah semakin lanjut, nyeri akan semakin bertambah
dan sekret semakin kental dan keruh. Selain itu terdapat nyeri pada waktu
ereksi dan terkadang terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
selangkangan.
Pada wanita, gejala, kalaupun ada, dapat sangat ringan sehingga
penderita tidak menyadarinya. Sebanyak 30%-60% wanita penderita
gonore tidak memberikan gejala. Gejala yang timbul dapat berupa nyeri
saat buang air kecil, buang air kecil menjadi lebih sering, dan kadang-
kadang menimbulkan rasa nyeri pada panggul bawah. Selain itu, terdapat
sekret kental dan keruh yang keluar dari vagina.

45
3) candida albicans

Candida albicans adalah spesies


cendawan patogen dari golongan
deuteromycota. Spesies cendawan
ini merupakan penyebab infeksi
oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam
manusia.
Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti telur
(ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi
pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk
seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan
mikroorganisme ini juga dapat berubah
dari berwarna putih dan rata menjadi
kerut tidak beraturan, berbentuk bintang,
lingkaran, bentuk seperti topi, dan tidak
tembus cahaya. Cendawan ini memiliki
kemampuan untuk menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.

4) Trichomonos vaginalis

46
Candida albicans adalah spesies cendawan patogen dari golongan
deuteromycota. Spesies cendawan ini merupakan penyebab infeksi
oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa, dan organ dalam
manusia. Beberapa karakteristik dari spesies ini adalah berbentuk seperti
telur (ovoid) atau sferis dengan diameter 3-5 µm dan dapat memproduksi
pseudohifa. Spesies C. albicans memiliki dua jenis morfologi, yaitu bentuk
seperti khamir dan bentuk hifa. Selain itu, fenotipe atau penampakan
mikroorganisme ini juga dapat berubah dari berwarna putih dan rata
menjadi kerut tidak beraturan, berbentuk bintang, lingkaran, bentuk seperti
topi, dan tidak tembus cahaya. Cendawan ini memiliki kemampuan untuk
menempel pada sel inang dan melakukan kolonisasi.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerin ini di puskesmas gunungsari
selama 1 agustus-31 agustus 2019. sangat banyak pengalaman dan ilmu
pengetahuan yang kami dapatkan dari para pembimbing laboratorium.
Jika di sekolah kita diajarkan bermacam-macam teori kejuruan, maka
ketika prakerin, teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam

47
melaksanakan suatu kegiatan (Praktik) pemeriksaan laboratorium. Seperti,
pemeriksaan kimia darah, mikrobiologi, kimia klinik dan hematologi.
selain kami melakukan pemeriksaan dilaboratorium kami diberi
kesempatan untuk melakukan penjaringan di pasar gunungsari Pada
intinya, kegiatan Prakerin sangat berguna untuk mengembangkan apa
yang diajarkan di sekolah. Prakerin bisa disebut sebagai pelengkap dan
proses pematangan atau pemantapan kelak saat sudah dalam dunia
kerja.
B. Saran
Adapun kritik dan Saran dari peserta Prakerin adalah sebagai berikut:
1). Pihak sekolah
a. Guru pembimbing Prakerin hendaknya sering memantau peserta
Prakerin
2). Pihak Perusahaan
a. Hendaknya memakai APD pada saat melakukan pemeriksaan
dilaboratorium
b. Pembimbing harus memahami semua kekurangan kami jika ada suatu
kesalahan yang kami Lakukan dan bisa memaafkan karena kami
hanyalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

CatatanHematologi,2010.http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.com/2013/
05/pemeriksaan-hemoglobin-cyanmet-metode.html?m=1. Diakses pada
11 agustus 2019 19.00
Andi Triatmojo, 2016. https://medlab.id/pemeriksaan-sedimen-urine/.
Diakses pada 12 Agustus 2019 pukul 17.00
Pras Adi, 2018. https://www.scribd.com/document/375474248/BAB-1-
Gunung-Sari-Tanpa-Data-Geografis. Diakses pada 15 Agustus 2019 pukul
19.00

48
Thenewaa Situmorang, 2015.
https://www.scribd.com/doc/270306512/Laporan-RSBM-Puskesmas-
Gunung-Sari. Diakses pada 18 Agustus 2019 pukul 20.30
Anonim, 2013.http://sharing-
analiskesehatan.blogspot.com/2013/06/pemeriksaan-golongan-
darah.html?m=1. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2019 pukul 14.45
Sistin, 2013.
http://sistinurrahmah.blogspot.com/2013/11/urinalisis.html?m=.m Diakses
pada 14 Agustus 2019 pukul 14.20

LAMPIRAN

Lampiran 1
1) Ruang Laboratorium

49
2) Alat - alat
laboratorium
a.
Mikroskop

b. Photometer

50
c. Sentrifuge

d. Autocheck

e. Oven desinfektan

51
f. Rotator

52
g. Reagen

Lampiran 2
1)penulisan data pasien

2) membersihkan alat tabung

53
Lampiran 3

54
1) melakukan penjaringan

Lampiran 4
1) kegiatan harian

55

Anda mungkin juga menyukai