Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH KIMIA KLINIK II

LIPID (dislipidemia dan lipoprotein)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
TINGKAT IIA

AYU PUSPITA FITRIANI NIM P07234016004


FENNY PARADINA ALYDRUS NIM P07234016012
MARYSKA ASRI OKTAFIANI PUTRI NIM P07234016016
NAHRIA BILI NIM P07234016020
NUR MASYITAH NIM P07234016025
SERLI MELINDA NIM P07234016034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga tugas penyusunan Makalah
Parasitologi dengan Judul “LIPID (dislipidemia dan lipoprotein)” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini terwujud atas kerjasama dan bantuan dari banyak pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung, sehingga makalah ini dapat terselesaikan
oleh penyusun. Penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca,
agar dapat menjadi bahan pertimbangan dan perbaikan makalah ini dimasa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
penyusun untuk menambah wawasan.

Samarinda, 15 Maret 2018

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

D. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II ISI...............................................................................................................3

A. Definisi lipid.................................................................................................3

B. Fungsi lipid...................................................................................................4

C. Klasifikasi lipid.............................................................................................5

D. Metabolisme lipid.........................................................................................9

E. Gangguan metabolisme lipid......................................................................23

BAB III PENUTUP..............................................................................................30

A. Kesimpulan.................................................................................................30

B. Saran............................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31

3
DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1.1 sintesis kolestril intrasel...................................................................21

Gambar 1.2 bentuk molekul lipoprotein...............................................................23

Gambar 1.3 jenis lipoprotein berdasarkan densitas............................................ 24

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh makhluk hidup mengandung suatu golongan senyawa ester organic
yang tidak larut di dalam air, tetapi larut di dalam pelarut nonpolar. Golongan
tersebut dinamakan lipid. Lipid memiliki peranan yang bagi tubuh. Berbagai
senyawa yang termasuk lipid memiliki kesamaan sifat fisik, tetapi sifat unsur
kimianya sangat bervariasi. Lipid merupakan kelompok senyawa yang penting
bagi kelangsungan hidup setiap makhluk hidup. Tubuh manusia mengandung
lebih kurang 15% lipid. Lipid memiliki banyak peran, antara lain sebagai
sumber energi utama bagi makhluk hidup. Lipid yang berperan sebagai
cadangan energi terutama adalah kelompok lipid sederhana yang disebut
triasilgliserol.
Disamping itu lipid juga berperan sebagai insulator, sebagai penahan panas
agar suhu tubuh dapat dipertahankan dalam jarak normal. Fosfolipid dan
kolesterol, senyawa-senyawa penting yang membentuk membran sel dan
prekursor hormon-hormon seksual juga merupakan senyawa lipid. Lipid juga
ada yang berperan sebagai vitamin, yaitu vitamin-vitamin A, D, E, dan K.
Istilah lipid digunakan untuk senyawa-senyawa yang sukar larut di dalam air
tetapi mudah larut dalam pelarut-pelarut organik seperti etanol, kloroform,
aseton, eter, dan lain-lain. Secara garis besar lipid dapat dibedakan menjadi
tiga golongan, yaitu lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound
lipid), dan lipid turunan (derived lipid).

5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari lipid?
2. Apakah fungsi dari lipid?
3. Bagaimanakah klasifikasi dari lipid?
4. Bagaimanakah proses metabolisme lipid?
5. Apa saja gangguan yang terjadi pada proses metabolisme lipid?

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari lipid.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari lipid.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari lipid.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui proses metabolisme lipid.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui gangguan yang terjadi pada
metabolisme lipid.

D. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari lipid.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari lipid.
3. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari lipid.
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses merabolisme lipid.
5. Mahasiswa dapat mengetahui gangguan yang terjadi pada metabolisme
lipid.

BAB II
ISI

A. Definisi lipid
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,
steroid, malam (wax), dan senyawa-senyawa lain yang terkait. Sifat umum

6
lipid antara lain tidak larut dalam air dan larut pelarut non polar seperti
misalnya eter dan kloroform. Lipid merupakan salah satu zat yang kaya akan
energi yang penting dan dipergunakan dalam metabolisme tubuh. Lipid
merupakan suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi
yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lipid yang beredar di dalam
tubuh diperoleh dua sumber yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati,
yang bisa disimpan di dalam sel-sel lemak sebagai cadangan makanan.1 Lipid
merupakan ester asam lemak yang tersebar di alam dalam bentuk nabati
maupun hewani. Kegunaan lipid sebagai pelindung seluler karena lipid
merupakan bagian integral dari membrane sel dan lipid sebagai pelindung
aseluler karena lipid merupakan pelindung organism dalam bentuk jaringan
integument. Sifat asam lemak ditentkan oleh rantai hidrikarbonnya. Ada asam
rantai lurus dan rantai bercabang yag ditemukan di alam dalam bentuk siklis
baik yang jenuh maupun tidak jenuh.
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalambeberapa
golongan,ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid
dalam tiga golonggan besar yakni, lipid sederhana, yaituester asam lemak
dengan berbagai alkohol, contohnya lemak ataugliserida dan lilin (waxes),
lipid gabungan yaitu ester asam lemak yangmempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid, serebrosida, derivatlipid, yaitu senyawa yang dihasilkan
oleh proses hidrolisis lipid, contohnyaasam lemak, gliserol, dan sterol.
Komponen integral lipid terdiri dari alcohol tinggi dan lipoprotein larut dalam
air, dan proteolipid tidak larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang
stabil bila ada bahan lain yang berfungsi sebgai emulgator. Sebagai penyusun
lipid, asam lemak memiliki sifat ampifatik dimana memiliki ujung rantai
karbon bermuatan (polar; hidrofilik), dan ujung rantai karbon lainnya tidak
bermuatan (nonpolar; hidrofobik).

1 Christyana, lidwina PI. 2014.“Pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis (garcinia mangostana l.) dan simvastatin
terhadap kadar kolesterol ldl tikus sprague-dawley dengan pakan tinggi lemak”.hal 8

7
B. Fungsi lipid
Lipid mempunyai fungsi sebagai penghasil panas tubuh, pembentukan dari
dinding sel, pelindung organ tubuh, sumber asam lemak esensial, transporter
vitamin larut lemak, dan sebagai pelumas. Lemak disimpan di dalam jaringan
adiposa, yang berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan. Lemak
dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi dan cadangan makanan.2 Lemak
merupakan bahan makanan yang kaya energi. Pembakaran 1 gram lemak
menghasilkan sekitar 9 kkal. Dalam sistem pencernaan, lemak terlebih dahulu
mengalami pemecahan (hidrolisis) sehingga dapar terserap. Hidrolisis lemak
menghasilkan gliserol dan asam lemak diserap ke dalam pembuluh getah
bening, dan didistribusikan ke seluruh jaringan yang membutuhkan untuk
dibentuk kembali menjadi lemak tubuh. Di bidang industri, lemak terutama
digunakan untuk mebuat sabun dan margarin.
Sekarang ini, berbagai jenis minyak nabati, seperti minyak jarak dan
minyak sawit, diubah menjadi bahan bakar yang disebut biodiesel. Dalam
proses ini, minyak dihidrolisis terlebih dahulu, sehingga diperoleh asam
karboksilat (asam lemak) bebas. Seperti diketahui, asam karboksilat
mempunyai ikatan hydrogen sehingga mempunyai titik didih relatif tinggi.
Untuk menurunkan titik didihnya, maka asam lemak tersebut direaksikan
dengan methanol sehingga diperoleh metil ester yang titik didihnya jauh lebih
rendah.

C. Klasifikasi lipid
Klasifikasi lipid adalah suatu penggolongan macam-macam lipid. Sangat
banyak penggolongan lipid. Secara umum lipid dibagi dalam tiga bagian
berikut:3
1. Lipid sederhana
2 Christyana, lidwina PI. 2014.“Pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis (garcinia mangostana l.) dan simvastatin
terhadap kadar kolesterol ldl tikus sprague-dawley dengan pakan tinggi lemak”.hal 8
3 Baron, D.N. Kapita Selekta “Patologi Klinik” (A short textbook of chemical phatology). Jakarta:
kedokteran EGC. Hal 83

8
a. Lemak (fat) merupakan ester asam lemak dengan gliserol, merupakan
trigliserida (teriester dari gliserol). Pada suhu kamar lemak berbentuk
padat.
b. Minyak (oil) sama dengan lemak, namun dalam suhu kamar minyak
berbentuk cair.
c. Lilin (waxes) merupakan lipid yang tidak larut di dalam air dan sulit
dihidrolisis. Lilin sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk
kulir, rambut dan lain-lain. Lilin merupakan ester antara asam lemak
dengan alkohol rantai panjang
2. Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain, selain
alkohol dan asam lemak.
a. Fosfolipid, lipid yang mengandung residu asam fosfat
b. Glikolipid, lipid yang mengandung karbohidrat
c. Sulfolipid, lipid yang mengandung sulfur
d. Lipoprotein, lipid yang mengandung protein
3. Derivat lipid yaitu zat yang diturunkan dari lipid dengan hidrolisis.
Termasuk didalamnya adalah asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol,
sterol dan senyawa-senyawa keton dan lemak aldehid.

Menurut Bloor, lipid dibagi menjadi dua bagian yaitu:


1. Lipid sederhana
a. Lemak netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi
dasar dari lemak netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak
atau minyak). Lemak netral terdiri atas mnogliserida, digliserida dan
trigliserida.
b. Ester asam lemak dengan alkohol, membentuk malam atau lilin
(waxes). Lilin tidak larut didalam air dan sulit dihidrolisis. Lilin sering
digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain.
Lilin merupakan ester asam lemak dengan alkohol rantai panjang
2. Lipid kompleks
a. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat.
Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel,
berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan.
Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer
pada membran sel yang berperan dalam mengatur sistem transport dari
dalam ke luar sel. Fungsi lain dari fosfolipid sebagai pengatur proses

9
biologis dalam tubuuh, seperti koneksi sistem saraf dan beberapa
penyakit terkait kerja saraf.
b. Glikolipid merupakan molekul-molekul lipid yang mengandung
karbohidrat, umumnya seperti galaktosa atau glukosa. Namun, istilah
glikolipid umumnya digunakan untuk lipid yang mengandung satuan
gula tanpa mengandung fosfor.
c. Asam lemak merupakan bagian dari molekul lemak. Asam lemak
berfungsi sebagai zat penyusun lemak tubuh atau dapat juga digunakan
tubuh untuk menghasilkan energi. Asam lemak atau lemak didalam
tubuh selain berasal dari lemak atau minyak yang dikonsumsi, juga
dapat berupa hasil sintesis tubuh dari karbohidrat atau protein.
d. Kolestrol adalah komponen utama pada struktur selaput sel dan
merupakan komponen utama sel otak dan sel saraf. Kolestrol
merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen
penting seperti vitamin D (untuk membentuk dan mempertahankan
tulang yang sehat), hormon seks (contohnya estrogen dan testorsteron)
dan asam empedu (fungsi pencernaan)

Beberapa klasifikasi berdasarkan struktur, fungsi, asal, ikatan dan kelas dari
lemaknya:

1. Berdasarkan strukturnya terdiri dari:


a. Rantai karbon terbuka
b. Rantai hidrokarbon siklis
c. Asam lemak, merupakan asam monokarboksilat rantai panjang.
Adapun rumus dari asam lemak adalah CH 3(CH2)NCOOH, memiliki
sifat amfipatik. Digolongkan menjadi dua yaitu asam lemak jenuh
yang memiliki ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Contoh:
kaplirat, kaprat, laurat, mirisat, dan palmitat. Dan asam lemaktak jenih
yang memiliki ikatan rangkap oada rantai hidrokarbonnya. Contoh:
palmitoleat, oleat, linolenat, arachidonat.
d. TAG (Triasilgliserol) merupakan senyawa yang terdiri dari gliserol dan
tiga asam lemak yang dihubungkan oleh ikatan ester. TAG tidak

10
terdapat sebagai kompinen membran tetapi terakumulasi di dalam
jaringan adiposa
e. Spingolipid dan glikolipid
f. Steroid (kolestrol)
2. Berdasarkan fungsinya terdiri dari:
a. Lipid simpanan (storage lipid)
b. Lipid struktural (penyusun membran)
c. Lipid fungsinonal (sebagai tanda atau signal, kofaktor dan pigment)
3. Berdasarkan asalnya terdiri dari:
a. Lemak hewani, berasal dari hewan. Mengandung asam lemak jenuh
dan kolestrol. Diperoleh dari daging, telur, susu, keju, mentega, dan
lain-lain. Lemak hewani mengandung kolestrol yang tinggi.
b. Lemak nabati, berasal dari tumbuhan. Mengandung lemak tak jenuh
dan tidak mengandung kolestrol. Diperoleh dari kelapa, kemiri,
alpukat, durian dan lain-lain. Lemak nabati berfungsi dalam
menurunkan kadar kolestrol, mencegah terjangkitnya penyakit jantung
koroner dan pertumbuhan beberapa jenis kanker.
4. Berdasarkan ikatannya terdiri dari:
a. Lemak, umumnya diperoleh dari hewan, berwujud padat pada suhu
ruang. Tersusun dari asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh memiliki
rantai zig-zig yang cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik
vanderwalls tinggi dan menyebabkan lemak berwujud padat
b. Minyak, umumnya diperoleh dari tumbuhan, berwujud cair pada suhu
ruang. Tersusun dari asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh
merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada
rantai hidrokarbonnya.
5. Berdasarkan kelas dari lemak terdiri dari:
a. Gliserida adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar
dari gliserida adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau
minyak). Jika gliserol berikatan dengan satu asam lemak disebut
monogliserida, jika berikatan dengan dua asam lemak disebut
digliserida dan jika berikatan dengan tiga asam lemak dinamakan
trigiserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari
sumber lipid.
b. Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel,
berfungsi untuk mencegah tejadinya penguapan air yang berlebihan,

11
fosfolipid berperan dalam pengemulsian lipid dalam saluran
pencernaan dan sebagai unsur lipoprotein dengan kecepatan yang
tinggi dari transpor lipid dalam tubuh.
c. Sfingolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak dan
termasuk dalam lipid non gliserida. Lipid non gliserida yaitu lipid yang
tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan
molekul-molekul non gliserol. Fungsi primer dari sfingolipid adalah
sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25%
dari lipid merupakan sfingolipid.
d. Steroid berasal dari kolestrol. Steroid merupakan zat yang sangat
penting dan tersebar luas dalam tubuh hewan. Steroid meliputi sterol,
asam empedu, hormon adrenal dan hormon seks. Dalam tubuh
manusia steroid berfungsi sebagai hormon. Beberapa hormon
reproduktif merupakan steroid, misalnya hormon testosteron dan
progesteron.

D. Metabolisme lipid
1. Metabolisme lipid dalam makanan 4

Champe menjelaskan bahwa, Lipid merupakan kelompok molekul


organik heterogen yang tidak larut dalam air (hidrofobik) yang dapat di
ekstraksi dari jaringan oleh pelarut non polar. Karena sifatnya yang tidak
larut dalam larutan yang mengandung air, lipid tubuh biasanya ditemukan
dalam bentuk kompartemen – kompartemen, seperti pada lipid yang
terkait-membaran atau droplet triasilgliserol di dalam adiposity, atau
diangkut dalam plasma yang bergabung bersama protein, seperti pada
partikel lipoprotein. Lipid adalah sumber energy utama bagi tubuh, dan
lipid juga menyediakan sawar hidrofobik yang memungkinkan pemisahan
(partisi) kandungan sel yang berair dan struktur subselular. Lipid juga
memberikan fungsi tambahan didalam tubuh, contohnya beberapa vitamin
yang larut dalam lemak memiliki fungsi pengatur atau fungsi koenzim.

4 Dawn b. Mark dkk, Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan Klinis, EGC,Jakarta. Hal 485

12
Prostaglandin dan hormon steroid berperan utama dalam pengendalian
homeostatis tubuh. Tidaklah mengherankan jika defisiensi atau ketidak
seimbangan metabolism lipid dapat menimbulkan beberapa masalah klinis
utama yang ditemui oleh para dokter, seperti, aterosklerosis dan obesitas.
a. Pencernaan, penyerapan sekresi dan penggunaan lipid dalam makanan
Orang dewasa mengonsumsi sekitar 60-150 gram lipid/hari,
biasanya lebih dari 90% lipid yang dimakan adalah triasilgliserol
(dahulu disebut trigliserida). Sisanya terutama mengandung kolesterol,
ester kolesteril, fosfolipid, dan asam lemak (bebas) yang tidak
mengalami esterifikasi. Pemrosesan lipid dalam makanan di lambung
1) Pencernaan lipid dimulai didalam lambung, yang dikatalisis oleh
lipase yang stabil terhadap asam yang berasal dari kelenjar di
belakang lidah (lipaselingual). Molekul triasilgliserol, khususnya
yang mengandung asam lemak rantai pendek atau sedang (kurang
dari 12 karbon, seperti yang ditemukan dalam lemak susu), adalah
target utama enzim ini. Triasilgliserol yang sama juga didegradasi
oleh lipase lambung yang terpisah, yang disekresi oleh mukosa
lambung. Kedua enzim ini relative stabil terhadap asam, dengan pH
optimumnya adalah pada pH 4-6. “Lipase-lipase asam” ini berperan
penting dalam pencernaan lipid khususnya pada bayi baru lahir
(neonates) karena bagi mereka lemak susu adalah sumber kalori
yang utama. Lipase lingual dan lipase lambung ini juga merupakan
enzim pencernaan ynag penting pada orang-orang yang mengalami
insufisiensi pancreas, seperti pada pasien fibrosis kistik. lipase
lingual dan lipase lambung membantu pasien-pasien tersebut
mendegradasi molekul triasilgliserol (khususnya rantai asam lemak
pendek sampai sedang) walaupun lipase pancreas tersebut hampir
atau benar-benar tidak ada.

2) Emulsifikasi lipid dalam makanan di usus halus

13
Proses kritis pengemulsian lipid dalam makanan terjadi di
duodenum. Proses emulsifikasi meningkatkan daerah permukaan
teteasan lipid hidrofobik sehingga enzim-enzim pencernaan yang
bekerja pada permukaan tetesan dan disekeliling larutan berair dapat
bekerja dengan efektif. Emulsifikasi dicapai melalui dua mekanisme
komplementer, yaitu penggunaan sifat ditergen garam empedu, dan
pencampuran mekanik akibat peristaltis. Garam-garam empedu,
yang dibuat dihati dan disimpan di kandung empedu, adalah turunan-
turunan kolesterol. Garam-garam empedu ini mengandung struktur
cincin sterol dan rantai samping tempat sebuah molekul glisin atau
taurin terikat secara kovalen malalui ikatan amida. Agen agen
pengemulsi ini berinteraksi dengan partikel lipid dalam makanan dan
kandungan duodenum yang berair, sehingga menstabilkan partikel-
partikel tersebut saat partikel partikel tersebut semakin kecil, dan
mencegahnya saling bercampur.

3) Degradasi lipid dalam makanan oleh enzim pancreas

Triasilgliserol, esterkolesteril, dan fosfolipid dalam makan


didegradasi secara enzimik (dicerna) oleh enzim-enzim pancreas
yang sekresinya dikendalikan secara hormonal.

a) Degradasi trigliserol: Molekul-molekul triasilgliserol teramat


besar untuk dapat diambil secara efisien oleh sel-sel mukosa vili
usus. Karena itu, molekul-molekul triasilgliserol dibantu oeh
suatu esterase, lipase pancreas, yamg terutama memindahkan
asam lemak pada karbon 1 dan 3. Dengan demikian, produk
utama hidrolisis adalah campuran 2-monoasilgliserol dan asam
lemak bebas. Enzim ini ditemukan dakam konsentrasi yang
tinggi di dalam sekresi pancreas (dua atau tiga persen dari
keseluruhan protein yang ada), dan sangat efisien secara katalisis,
sehingga memastikan bahwa hanya pada defisiensi pancreas yang

14
berat saja, seperti yang terlihat pada fibrosis kistik, yang
menimbulkan malabsorbsi lemak yang signifikan. Protein kesua,
kolipase, yang juga disekresi oleh pancreas, mengikat lipase pada
permukaan lipid yang berair. Kolipase disekresi dalam bentuk
zimogen, prokolipase,yang diaktifkan di usus oleh tripsin.
Orlistat, suatu obat anti-obesitas, menghambat lipase lambung
dan lipase pancreas, sehingga mengurangi absorbsi lemak, yang
menghasilkan penurunan berat badan.

b) Degradasi ester kolesteril: Sebagian besar kolesterol dalam


makan terdapat dalam bentuk bebas (bukan ester) dengan sepuluh
sampai lima belas persennya yang terdapat dalam bentuk ester.
Ester kolesteril dihidrolisis oleh ester kolesterol hidrolase
pancreas (kolesterolesterase), yang menghasilkan kolesterol dan
asam lemak bebas. Aktivitas ester kolestreril hidrolase sangat
meningkatkan dengan adanya garam empedu

c) Degradasi fosfolipid: Getah pancreas yang akan proenzim


fosfolipase A2yang seperti prokolipase, diaktifkan oleh tripsin dan
seperti ester kolesterol hisrolase, memerlukan garam empedu
untuk mengoptomalkan aktivitasnya. Fosfolipase A2menghasilkan
saru asam lemak dari karbon 2 suatu fosfolipid, yang menyisakan
suatu lisofosfolipid. Sebagai contoh, fosfatidilkolin (fosfolipid
yang lebih dominan selama pencernaan) menjadi
lisofosfadtidilkolin. Asam lemak yang lain pada karbon 1 dapat
dihilangkan oleh lisofosfolipase, yang menyisakan basa
gliserilfosforil (misalnya, gliserilfosforilkolin) yang dapat
diekskresi di dalam feses, didegradasi lebih lanjut, atau di serap.

d) Pengaturan pencernaan lipid: Sekresi enzim hidrolitik pancreas


yang mendegradasi lipid dalam –makanan di usus halus diatur
secara hormonal. Sel-sel mukosa jejunum dan duodenum bagian

15
bawah memproduksi hormone peptide kecil, kolesitokinin
(CCK, dahulu disebut pankreozimin), untuk menanggapi adanya
lipid dan protein-protein yang tercerna sebagian yang memasuki
daerah usus halus bagian ini CCK bekerja di kandung empedu
(menyebabkan kandung empendu berkontraksi dan mengeluarkan
empedu), dan di sel-sel eksokrin pancreas (menyebabkan sel-sel
eksokrin tersbut mengeluarkan enzim-enzim pencernaan). CCK
juga mengurangi pergerakan lambung, yang menyebabkan
lambatnya pelepasan isi lambung ke dalam usus halus. Sel-sel
usus yang lain memproduksi hormone peptida kecil lainnya,
sekretin, untuk menanggapi rendahnya pH khimus yang sedang
memasuki usus. Sekretin menyebabkan pancreas dan hati
melepaskan larutan berair yang kaya akan bikarrbonat yang
membantu menetralkan pH kandunga usus, dan membawa
kandungan tersebut menuju pH yang cocok untuk aktivitas
pencernaan oleh enzim-enzim pancreas.

e) Penyerapan lipid oleh sel-sel mukosa usus (enterosit)

Asam lemak bebas, kolesterol bebas dan 2-monoasilgliserol


adalah produk utama degrdasi lipid dalam-makanan didalam
jejunum. Produk-produk tersebut, bersama dengan garam
empedu, membentuk misel campuran (mixed micelles) –
kumpulan (cluster) lipid amfipatik berbentuk cakram yang
bercamur dengan gugus hidrofonbik dibagian dalam dan dengann
gugus hidrofiklik di bagian luar kumpulan tesebut. Karena itu,
misel campuranlarut didalam lingkungan berair (aqueous) lumen
khusus.

Partikel-partikel ini mendekati tempat utama penyerapan


lipid, membrane brush border enterosit (sel mukosa). Membrane
ini dipisahkan dari kandungan cairan limen usus oleh lapis dan

16
air yang tidak teraduk yang bercampur kurang merata dengan
sejumlah besar cairan. Permukaan hidrofilik misel memfasilitasi
pengangkutan lipid hidrofobik melalui lapisan air yang tidak
teraduk menuju membrane brush border tempat lipid hidrofobik
tersebut diserap. Asam lemak berantai pendek sampai sedang
tidak memerlukan bantuan misel campuran untuk diserap oleh
mukosa usus. Hal ini merupakan pertimbangan yang penting
dalam terapi makan untuk individu dengan malabsorpsi lipid
lainnya.

4) Resistensis triasilgliserol dan ester kolestril

Campuran lipid yang diserap oleh enterosit bermigrasi ke


reticulum endoplasma, tempat berlangsungnya biosintetis lipid
kompleks. Asam lemak pertama-tama dikonversi . menjadi bentuk
yang aktif oleh asil KoA sintetase (tiokinase). Dengan menggunakan
turunan-turunan asil KoA, 2-monoasilgliserol yang diserap oleh
enterosit diubah menjadi triasilgliserol oleh kompleks enzim,
triasilgliserol sintase. Kompleks ini menyintesis triasilgliserol
melalui kerja dua aktifitas enzim yang berturut-turut –
monoasilgliserolasiltranferase dan diasilgliserolasiltranferase.
Lipofosfolipid mengalami reasilasi untuk membentuk fosfolipid oleh
family asiltransferase, dan kolesterol diesterifikasi menjadi asam
lemak, terutama oleh asil KoA: kolesterol asiltransferase. Hampir
semua asam lemak rantai-panjang yang memasuki enterosit
digunakan dengan cara seperti ini untuk membentuk triasilgliserol,
fosfolipid dan ester kolesteril. Asam lemak berantai pendek dan
sedang tidak diubah menjadi turunan-turunan KoA-nya, dan tidak
mengalami reesterifikasi menjadi 2-monoasilgliserol. Sebaliknya,
asam lemak rantai pendek dan sedang tersebut dilepaskan menuju

17
sirkulasi portal, tempat asam lemak ini dibawa oleh albumin serum
menuju hati.

5) Malabsorpsi lipid

Malabsorpsi lipid yang menimbulkan kenaikan lipid (termasuk


vitamin A,D,E,dan K yang larut dalam lemak dan asam lemak
esensial) didalam feses (yaitu, steatorea), dapat disebabkan oleh
gangguan pencernaan dan/ atau penyerapan lipid. Gangguan-
gangguan yang demikian dapat diakibatkan oleh beberapa kondisi,
termasuk fibrosis kistik (menyebabkan pencernaan yang buruk) dan
pemendekan usus (menyebabkan penurunan penyerapan).

6) Sekresi lipid dari enterosit

Triasilgliserol dan kolesteril ester yang baru disintesis bersifat


sangat hidrofobik dan berkumpul didalam lingkungan yang berair
(aqueous). Karena itu triasilgliserol dan ester kolesteril perlu
dikemas sebagai droplet lipid yang dikelilingin oleh laisan tipis yang
terdiri dari fospolipd oleh kolesterol yang tidak teresterifikasi, dan
molekul protein tunggal (apolipoprotein B-48). Lapisan ini
menstabilkan partikel-partikel tersebut dan meningkatkan
kelaritannya sehingga mencegah penggabungan partikel majemuk.
Adanya partikel ini di dalam limfe setelah menyantap makan yang
kaya-lipid, membrikan tampiklan lipid yang mirip-susu, cairan limfe
yang seperti ini disebut khilus (yang berbeda khimus, nama yaitu
istilah diberikan pada massa makanan semi-cair yan baru tercerna
sebagian yang melalui lambung menuju duodenum). Partikel yang
kecil dinamakan kilomikron. Kilomikron dilepaskan melalui proses
eksositosis dari enterosit menuju lacteal (pembulu limfatik yang

18
berasal dari vili usus halus). Kilomikron tersebut mengikuti system
limfatik ke ductus thoraracicus dan kemudian dibawa ke vena
subklavia kiri, tempat kilomikron memasuki darah.

7) Penggunaan lipid dalam-makanan oleh jaringan

Triasilgliserol yang terkandung dalam kilomikron terutama


dipecah di kapiler otot rangka dan jaringan adipose, tetapi juga
dipecah di kapiler jantung, paru-paru, ginjal dan hati. Triasilgliserol
didalam kilomikron didegradasi menjadi asam lemak dan gliserol
oleh lipoprotein lipase. Enzim ini terutama disintesis oleh adiposit
dan sel-sel otot. Enzim ini disekresi dan menjadi bergabung dengan
permukaan lumen sel-sel endotel jaringan kapiler (capillary beds)
jaringan periver. Defisiensi lipoprotein lipase familial
(hiperlipoproteinemia tipe I) jarang ditemukan dan merupaka
gangguan autosomal resesif yang diakbatkan defisiensi lipoprotein
lipase atau koenzimnya. Hasilnya adalah kilomikronemia massif.

a) Nasib asam lemak bebas: Asam lemak bebas yang berasal dari
hdrolisis triasilgliserol dapat langsung memasuki sel otot atau
adipose terdekat. Cara lainnya , asam lemak bebas tersebut
mungkin diangkut didalam darah dengan berikatan dengan
albumin serum sampai asam lemak bebas tersebut diambil oleh
sel. Albumin serum adalah protein besar yang disekresi oleh hati.
Albumin serum mengangkut sejumlah senyawa hidrofobik di
dalam sirkulasi, termasuk asam lemak bebas dan beberapa obat.
Kebanyakan sel dapat mengoksidasi asam lemak bebas untuk
menghasilkan energy. Adiposit dapat juga mengeksterifikasi
kembali asam lemak bebas untuk menghasilkan molekul
triasilgliserol, yang kemudian disimpan sampai asam lemak
dibuthkan oleh tubuh.

19
b) Nasib gliserol: Gliserol yang dilepaskan dari triasilgliserol
digunakan hampir secara eksklusif oleh hati untuk menghasilakan
gliserol 3-fosfat, yang dapat memasuki jalur glikolisis atau
glukoneogenesis melalui poses oksidasi menjadi dihidroksiaseton
fosfat.

c) Nasib komponen kilomikron yang tersisa: Setelah hampir


semua triasilgliserol dihilangkan, sisa-sisa kilomikron (yang
mengandung ester kolesteril, fosfolipid, apolipoprotein, dan
beberapa triasilgliserol) terikat pada resptor-reseptor di hati dan
kemudian diensdositosis. Sisa-sisa kilomikron tersebut kemudian
di hidrolisis menjadi bagian-bagian komponennya. Kolesterol dan
basa-basa nitrogen fosfolipid(misalnya kolin) dapat diatur ulang
oleh tubuh. Jika penghilangan sisa-sisa kilomikron oleh hati tidak
sempurna, sisa-sisa kilomikron itu menumpuk. Hal ini terlihat
pada hiperlipoproteinemia tipe III (disebut juga
disbetalipoproteinemia familial).

2. Metabolisme kilomikron5
Kilomikron berkumpul di dalam sel mukosa usus dan membawa
triasilgliseril, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan ester
kolesteril yang berasal dari makanan (ditambah lipid yang dibuat didalam
sel ini) ke jaringan perifer.
a. Sintesis Apolipoprotein: Sintesis Apolipoprotein B-48 (apoB-48)
dimulai didalam reticulum endoplasma kasar (RER); Apo B-48 bersifat
unik bagi kilomikron. Apo B-48 dinamakan demikian Karena
mengandung ujung-N, dengan 48% protein yang di kode untuk gen apo
B. Apo B-100, yang di sintesis oleh hati dan ditemukan di dalam VLDL
dan LDL, menggambarkan keseluruhan protein yang di kode oleh gen
apo B. Perbaikan pasca-transkripsi sitosin menjadi urasil pada m-RNA

5 Dawn b. Mark dkk, Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan Klinis, EGC,Jakarta. Hal 478

20
apo B-100 di usus hanya menghasilkan kodon nonsense, sehingga
hanya memungkinkan translasi m-RNA sekitar 48%.
b. Perakitan Kilomikron: Enzim-enzim yang terlibat dalam sintesis
triasilgliserol, kolesterol dan fosfolipid terletak di RE halus. Perakitan
apolipoprotein dan lipid menjadi kilomikron memerlukan protein
transfer triasilgliserol di mikrosom, yang mengandung apo B-48 dengan
lipid. Proses ini terjadi selama transisi dari RE ke golgi, tempat partikel
– partikel dikemas di dalam vesikel sekretorik. Partikel ini akan bersatu
dengan membrane plasma, yang melepaskan lipoprotein, dan kemudian
akan masuk ke dalam sistem limfatik dan akhirnya ke dalam darah.
c. Modifikasi partikel kilomikron yang baru dibentuk : partikel yang
dilepaskan oleh sel mukosa usus disebut kilomikron “nascent”, Karena
fungsinya masih belum semourna. Ketika mencapai plasma, partikel
akan cepat mengalami modifikasi, menerima apo E ( yang dikenali oleh
resptor hepatik ) dan apolipoprotein C. apoliprotein C meliputi apo C-
II , yang diperlukan untuk aktivasi lipoprotein lipase, yaitu enzim yang
mendegradasasi triasilgliserol yang terkandung dalam kilomikron.
Sumber apolipoprotein ini adalah HDLyang bersirkulasi.
d. Degradasi triasilgliserol oleh lipoprotein lipase: lipoprotein lipase
adalah enzim ekstrasel yang ditambatkan oleh heperansulfatpada
dinding kapiler di sebagian besar jaringan, tetapi terutama di jaringan
adiposa, otot jantung dan otot rangka. Hati orang dewasa tidak
memiliki enzim ini. Lipase hepatic ditemukan di permukaan sel endotel
hati. Namun demikian enzim ini tidak secara signifikan memecah
kilomikron atau VLDL triasilgliserol, tetapi justru membantu
metabolisme HDL. Lipoprotein lipase, yang diaktivasi oleh apo C-II
pada partikel lipoprotein yang bersirkulasi, akan menghidrolisis
triaasilgliserol yang terkandung di dalam partikel ini untuk
menghasikan asam lemak dan gliserol. Asam lemak kemudian
disimpan (oleh adiposa) atau digunakan untuk energi (oleh otot). Jika
asam lemak tidak segera diambil oleh sel, asam lemak rantai panjang
akan diangkut oleh albumin serum sampai proses pengambilannya

21
benar-benar terjadi. Gliserol digunakan oleh hati, misalnya untuk
sintesis lipid, glikolisis, atau gluconeogenesis. [Catatan: Pasien dengan
defisiensi lipoprotein lipase atau apo C-II (hyperlipoproteinemia tipe
1, atau defisiensi lipoprotein lipase familial) menunjukkan
penimbunan kilomikron yang dramatis di dalam plasma
(hipertrisilgliserolemia).
e. Pengaturan aktivitas lipoprotein lipase: Sintesis dan pemindahan
lipoprotein lipaseke permukaan lumen kapiler dirangsang oleh insulin.

3. Metabolisme lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL)6


VLDL dihasilkan dihati . VLDL terutama terdiri atas triasilgliserol,
dan fungsinya adalah untuk mengangkut lemak ini dari hati kejaringan
perifer. Dijaringan perifer, triasilgliserol didegradasi oleh lipoprotein
lipase, seperti yang telah dijelaskan pada kilomikron . [Catatan:
“Perlemakan Hati” (steatosis hati) terjadi pada keadaan jika terdapat
ketidakseimbangan antara sintesis triasilgliserol hepatik dengan sekresi
VLDL. Keadaan ini meliputi obesitas, diabetes melitus tidak terkontrol,
dan konsumsi etanol dalam jangka waktu lama].

a. Pelepasan VLDL: VLDL disekresi langsung kedalam darah oleh hati


sebagai partikel VLDL yang baru dibentuk yang mengandung
apolipoprotein B-100. VLDL harus mengandung apo C-II dan apo E
dari HDL yang bersirkulasi. Seperti kilomikron, apo C-II diperlukan
untuk aktivasi lipoprotein lipase. [Catatan: Abetalipoproteinemia
adalah hipolipoproteinemia langka yang disebabkan oleh kelainan
protein yang mentransfer triasilgliserol, sehingga menyebabkan
ketidakmampuan untuk mengisi apo B dengan lipid. Akibatnya, tidak
ada kilomikron atau VLDL yang dibentuk, dan triasilgliserol akan
menumpuk dihati dan usus].

6 Dawn b. Mark dkk, Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan Klinis, EGC,Jakarta. Hal 480

22
b. Modifikasi VLDL yang bersikulasi: selama VLDL berada disirkulasi,
triasilgliserol akan didegradasi oleh lipoprotein lipase, sehingga
menyebabkan ukuran VLDL menjadi berkurang dan menjadi padat.
Komponen dipermukaan, termasuk apoprotein C dan E, kembali ke
HDL, tetapi partikel menahan apo B-100. Akhirnya, triasilgliserol akan
dipindahkan dari VLDL ke HDL dalam reaksi pertukaran yang secara
bersamaan juga memindahkan ester kolesteril dari HDL ke VLDL.
Pertukaran ini dilakukan melalui protein transfer ester kolesteril.

c. Pembentukan LDL dari VLDL di plasma: dengan modifikasi ini,


VLDL diubah menjadi LDL didalam plasma. Partikel ini berukuran
sedang , yakni lipoprotein berdensitas sedang (IDL, intermediate-
density-lipoproteins) atau sisa VLDL, ditemukan selama proses transisi
ini. IDL juga dapat diambil oleh sel melalui endositosis yang
diperantarai oleh reseptor yang menggunakan apo E sebagai ligan
[Catatan: apoliprotein E normalnya terdapat dalam tiga isomer, E2, E3,
E4. Apo E2 berikatan lemah dengan reseptor, dan pasien homozigot
untuk apo E2 mengalami defisiensi pembersihan sisa kilomikron dan
IDL. Orang tersebut mengalami hiperlipoproteinmia tipe III familial
(disbettalipoproteinmie familial, atau penyakit beta yang luas),
dengan hiperkolesterolemia dan aterosklerosis premature. Yang masih
belum begitu dipahami adalah kenyataan bahwa isoform E4
menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap penyakit Alzhheimer
dengan onset lambat].

4. Metabolisme lipoprotein berdensitas Rendah (LDL)


Partikel LDL mengandung lebih sedikit triasilgliserol bila
dibandingkan dengan pendahuluannya (VLDL), dan memiliki konsentrasi
kolestrol dan ester kolesteril yang tinggi.

a. Endositosis yang diperantarai oleh reseptor: fungsi utama partikel LDL


adalah menyediakan kolesterol untuk jaringan perifer (atau

23
mengembalikannya ke hati). Hal ini dapat dilakukan dengan cara
berikatan pada reseptor LDL dipermukaan membran sel yang
mengenali apolipoprotein B-100 (tetapi bukan apo B-48). Karena
reseptor LDL juga berikatan dengan apo E, reseptor ini juga dikenal
sebagai reseptor apo B-100/apo E. Ringkasan pengambila dan
degradasi partikel LDL ditampilkan pada [Catatan: Angka yang terdapat
didalam kurung dibawah ini menyatakan angka yang terdapat pada
gambar.] Mekanisme endositosis yang serupa dengan yang diperantarai
oleh reseptor digunakan dalam pengambilan dan degradasi selular sisa
kilomikron dan IDL di hati.

b. Reseptor LDL merupakan glikoprotein bermuatan negative yang


berkumpul dicekungan membrane sel. Sisi cekungan dibagian dalam sel
diselubungi dengan protein klatrin, yang menstabilkan bentuk
cekungan.

c. Setelah berikatan, kompleks reseptor-LDL diinternalisasi melalui


endositosis. [Catatan: defisiensi reseptor LDL fungsional menyebabkan
peningkatan LDL didalam plasma dan kolesterol yang signifikan.
Pasien dengan defisiensi seperti ini memiliki hiperlipidemia tipe II
(hiperkolesterolemia familial) dan aterosklerosis prematur. Hormon
tiroid, T3, memiliki pengaruh yang positif pada pengikatan LDL pada
reseptornya. Akibatnya, hipotiroidisme merupakan penyebab
hiperkolesterolemia yang sering dijumpai].

d. Vesikel yang mengandung LDL dengan cepat kehilangan selubung


klatrinnya dan bersatu dengan vesikel lain yang sama, untuk
membentuk vesikel yang lebih besar yang disebut dengan endosom.

e. pH endosom menurun (akibat aktivitas pompa proton endosom


ATPase), yang memungkinkan pemisahan LDL dari reseptornya.
Reseptor kemudian bermigrasi kesalah satu sisi endosom, sementara
LDL tetap bebas didalam lumen vesikel.[Catatan: struktur ini disebut

24
CURL-yakni kompartemen untuk pemecahan reseptor dan ligan
(Compartemen for Uncoupling of Receptors and Ligand).

Gambar 1.1 Sintesis kolestril intrasel

5. Metabolisme Liprpotein Berdensitas Tinggi (HDL)7


HDL terdiri dari kelompok lipoprotein heterogen dengan proses
metabolism yang kompleks dan sampai sekarang belum sepenuhnya
dimengerti. Partikel HDL disekeresi secara langsung ke dalam darah dari
hati dan usus. HDL mempunyai sejumlah fungsi yang penting, meliputi
hal-hal berikut ini:

a. HDL merupakan tempai penyimpanan apolipoprtein :

Partikel HDL berperan sebagai tempat penampungan apo C-II yang


bersikulasi dan Apo E.

b. Pengambilan kolestrol yang tidak teresterifikasi oleh HDL

HDL nascent adalah partikel terbentuk cakram yang terutama


mengandung fosfolipid (sebagn besarnfosfatdilkolin) dan apolipoprotin
A, C, dan E. partikel-partikel ini segera diubah menjadi partikel yang
berbentuk sferis pada saat partikel tersebut menimbun kolesterol
[Catatan : partikel HDL adalah akseptor yang sangat baik untuk
kolesterolyang tidak rerestifikasi (keduanya dari partikel lipoprotein

7 Dawn b. Mark dkk, Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan Klinis, EGC,Jakarta. Hal 480

25
lain dan dari membrane sel ) sebagai akibat konsentrasi fosfolipid yang
tinggi yang penting untuk melarutkan kolesterol].

c. Esterifikasi kolestol pada saat kolesterol diambil oleh HDL, kolesterol


akan segera diesterifikasi oleh enzim plasma fosfatidilkolin kolesterol
asiltransferase ( PCAT, yang juga dikenal dengan LCAT, dengan “L”
merupakan kepanjangan dari lesitin) di plasma. Enzim ini disintesis
oleh hati. PCAT akan berikatan dengan HDL nascent, dan diaktivasi
oleh apo A-1, PCAT akan memindahkan asam lemak dari karbon 2
fosfatidilkolin ke kolesterol. Proses ini menghasilkan ester kolesterol
hidrofibik, yang akan disekuestrasidi dalam inti HDL, dan
lisofosfatidilkolin, yang berikatan dengan albumin.[catatan: ketiadaan
PCAT total (desifiensi LCAT familial) atau sebagian (penyakit mata
ikan ) akan menyebabkan penurunan HDL yang sangat nyata, terutama
akibat hiperkatabolisme HDL yang miskin lipid]. Selama HDL yang
baru dibentuk menimbun ester kolesteril, mula-mula akan digolongkan
sebagai HDL3, dan pada akhirnya menjadi partikel bulat seperti misel,
yakni HDL2.[catatan : protein pemindahan ester kolesteril
memindahkan beberapa ester kolesteril ke VLDL untuk ditukar dengan
triasilgliserol.

d. Pembalikan transport kolestrol : proses pemindahan kolesterol yang


selektif dari sel perifer ke HDL, dan dari HDL ke hati untuk sintesis
asam empedu atau pembuangan melalui empedu, dan ke sel
steroidogenik untuk menyintensis hormone, merupakan komponen
kuncihomeostasis kolesterol. Hal ini, sebagiannya merupakan dasar
untuk hubungan kebalikan yang terlihat antara kadar HDL plasma dan
aterosklerosis, dan untuk menggambarkan HDL sebagai pembawa
kolesterol “yang baik”. Pembalikan transport kolesterol melibatkan
pengeluaran kolesterol dari sel perifer ke HDL, esterifikasi kolestrol
oleh PCAT, pengikatan ester kolestril (HDL 2) yang kaya-HDL ke hati
dan sel steroidogenik, pemindahan selektif ester kolestril ke dalam sel,

26
dan pelepasan HDL yang menghabiskan- lipid (HDL 3). Proses ini
diduga diperantai oleh reseptor dipermukaan sel ( reseptor SR-B1) yang
berikatan dengan HDL

27
E. Gangguan metabolisme lipid
1. Lipoprotein
Lipoprotein merupakan kompleks makromolekul yang mengangkut
lipid hidrofobik (khususnya trigliserida dan kolestrol) dalam cairan tubuh
(plasma, cairan interstisial dan limfa) ke dan dari jaringan. Lipoprotein
berbentuk sferis dan mempunyai inti trigliserida dan kolesterol ester,
dikelilingi lapisan permukaan yang dibentuk oleh fosfolipid amfipatik dan
sedikit kolesterol bebas dengan apoprotein yang terdapat pada permukaan
lipoprotein. 8

Gambar 1.2
bentuk molekul
lipoprotein
Pada manusia dapat
dibedakan 6 jenis lipoprotein, yaitu high density lipoprotein (HDL atau α-
lipoprotein) sebagai pengangkut kolesterol; very low density lipoprotein
(VLDL atau pre β-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk
mengeluarkan trigliserida; intermediate density lipoprotein (IDL) yang
sebagian besar trigliseridanya sudah dikeluarkan; low density lipoprotein
(LDL atau β-lipoprotein) yang merupakan tahap akhir katabolisme VLDL
dimana hampir semua trigliserida telah dikeluarkan; kilomikronyang
berasal dari penyerapan trigliserida di usus; dan lipoprotein a kecil [Lp(a)].
Karakteristik lipoprotein dan apoprotein :
Setiap kelas lipoprotein terdiri dari
partikel dengan densitas, ukuran, dan komposisi protein yang berbeda-
beda.
Densitas lipoprotein ditentukan oleh jumlah lipid per partikel Kolesterol
HDL merupakan lipoprotein yang paling kecil dan padat, sedangkan
kilomikron dan VLDL yaitu lipoprotein yang paling besar dan kurang
padat. Umumnya trigliserida plasma ditranspor dalam kilomikron atau
8 Jim, L.Edmond. “ METABOLISME LIPOPROTEIN” hal 150
VLDL, dan kebanyakan kolesterol plasma diangkut sebagai kolesterol
teresterifikasi dalam LDL dan HDL.

Gambar
1.3 jenis lipoprotein
berdasarkan
densitas.

Apoprotein
Apoprotein mengaktifkan enzim penting dalam metabolisme
lipoprotein dan berfungsi sebagai ligan untuk reseptor permukaan sel.
ApoA-I ialah apoprotein utama dari HDL, dan juga terdapat di
kilomikron.
Jenis ini merupakan apoprotein terbanyak dalam serum, dan kofaktor
untuk lecithincholesterol acyltransferase (LCAT).ApoA-I diproduksi oleh
usus dan hati dan juga ditemukan pada permukaan remnan lipoprotein
selama lipolisis. ApoA-II merupakan apoprotein HDL terbanyak kedua
setelah ApoA-I. ApoA-IV berikatan dengan kilomikron. ApoA-V menjadi
aktif di dalam hepatosit dan juga terdapat dalam HDL.ApoB merupakan
protein utama dari kilomikron, VLDL, IDL, dan LDL. ApoB tidak
berpindah dari satu lipoprotein ke lipoprotein lain. Hati mensintesis apoB-
100 sedangkan usus apoB-48, yang diturunkan dari gen yang sama oleh
mRNA editing.9
Terdapat 3 jenis apolipoprotein dari seri-C (apoC-I, apoC-II, dan
apoC-III) yang berperan dalam metabolisme lipoprotein kaya trigliserida.
ApoC merupakan protein dengan berat molekul rendah yang merupakan
kofaktor untuk enzim lipase. ApoE terdapat pada kilomikron, VLDL, dan
IDL, dan berperan penting dalam metabolisme partikel yang kaya

9 Jim, L.Edmond. “METABOLISME LIPOPROTEIN”. Hal 152


trigliserida. Terdapat 3 jenis apoE yaitu: apoE II-IV yang diproduksi dari
gen alel. ApoE-II tidak mengandung ligan fungsional dari reseptor LDL.

Reseptor LDL
Reseptor LDL merupakan glikoprotein yang terdapat pada
permukaan hampir semua sel terutama hepatosit. Reseptor LDL berfungsi
dalam pengambilan lipoprotein yang mengandung apoB dan apoE,
termasuk LDL, remnan kilomikron, VLDL, remnan VLDL, dan HDL.
Umumnya HDL yang kurang apoE tidak berinteraksi dengan reseptor
LDL.Sel-sel dapat menerima kolesterol plasma yang diambil dari
lipoprotein melalui reseptor LDL. ApoB-100 dan apoE pada permukaan
lipoprotein mengikat reseptor LDL.Protein Lp(a) ditemukan sebagai
disulfide bridged dimer dengan apoB-100 dalam LDL.Kompleks
lipoprotein yang berikatan dengan reseptor LDL akan dibawa ke membran
sel membentuk vesikel intrasel, masuk ke dalam sitoplasma,kemudian
terjadi pemisahan lipoprotein dan reseptor LDL. Lipoprotein akan
didegradasi dalam lisosom dan reseptor LDL kembali ke permukaan sel.
Reseptor LDL disintesis dalam retikulum endoplasma. Mutasi dalam
area ini akan mengganggu fungsi reseptor LDL dalam metabolisme
lipoprotein dan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia familial.
LDL berinteraksi dengan reseptor LDL di permukaan sel. Kompleks ini
masuk ke dalam sel dan diinternalisasi. Coated vesicle melepaskan
clathrin dan menjadi endosom, yaitu tempat lipoprotein dan reseptor
dipisahkan. Reseptor kembali ke permukaan sel, dan lipoprotein
didegradasi. Reseptor baru disintesis dalam retikulum endoplasma kasar
dan ditranspor ke permukaan sel.

2. Dislipidemia
Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi pada
metabolisme lipoprotein, baik itu berlebihan ataupun kekurangan.
Keadaan yang mungkin timbul dapat berupa peningkatan dari kadar
kolesterol total, kadar LDL, dan kadar trigliserida serta penurunan dari
kadar HDL di dalam darah. Dislipidemia dapat diklasifikasikan
berdasarkan klasifikasi fenotipik dan patologik. 10
a. Klasifikasi fenotipik
Klasifikasi fenotopik pada displipidemia dibagi atas klasifikasi
berdasarkan EAS, NCEP, dan WHO.
1). Klasifikasi EAS (European Atheroelerosis Society)
Pada klasifikasi berdasarkan EAS, dilipidemia dibagi 3
golongan yaitu hiperkolesterolemia yang merujuk pada
peningkatan kolesterol total, hipertrigliseridemia yang merujuk
nilai trigeliserida plasma yang meninggi dan campuran keduanya.

Peningkatan
Klasifikasi
Lipoprotein Lipid Plasma
Hiperkolesterolemia LDL Kolesterol ≥ 240 mg/dl
Disiplidemia campuran LDL Trigliserida ≥ 200
(kombinasi) + mg/dl
VLDL +
Kolesterol ≥ 240 mg/dl
hipertrigliseridemia VLDL Trigliserida ≥ 200
mg/dl

2). Klasifikasi NCEP (National Cholesterol Education Program)


Kapan disebut lipid normal, sebenarnya sulit dipatok pada suatu
angka, oleh karena normal untuk seseorang belum tentu normal
untuk orang lain yang disertai faktor resiko yang hampir sama.
Walaupun demikian, National Cholesterol Education Program
Adult Treatment Panel III (NCEP ATP III) 2001 telah membuat
satu Batasan yang dapat dipakai secara umum tanpa melihat factor
resiko coroner. Berikut klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL,
kolesterol HDL, dan trigliserid menurut NCEP ATP III 2001
berdasarkan mg/dl.

Interpretasi Kolesterol Total LDL


Ideal < 200 mg/dl < 130 mg/dl
Batas Tinggi 200-239 mg/dl 130-159 mg/dl
Tinggi ≥ 240 mg/dl ≥ 160 mg/dl

3). Klasifikasi WHO (World Health Organization)


10 Jim, L.Edmond. “METABOLISME LIPOPROTEIN” hal 155
Klasifikasi WHO didasarkan pada modifikasi klasifikasi
Fredricson yaitu berdasarkan pada pengukuran kolesterol total,
trigliserida, dan subkelas lipoprotein. Berikut klasifikasi
dyslipidemia berdasarkan kriteria WHO.

Fredricso Klasifikasi Peningkatan


Klasfikasi Genetik
n Terapentik Lipoprotein
Hipertrigliseredemia
I Dislipedemia eksogen Kilomikron
eksogen
II a Hiperkolesterolemia Hiperkolesterolemia LDL
Hiperkolesterolemia
Dyslipidemia endogen +
II b LDL + VLDL
kombinasi dyslipidemia
kombinasi
Partikel-partikel
III Dislipidemia remnant Hipertrigliserdemia remnant (Beta
VLDL)
IV Dislipidemia endogen Endogen VLDL
Dislipiddemia Hipertrigliseridemia
V VLDL kilomikron
campuran endogen

b. Klasifikasi patologik
Berdasarkan patologinya, dyslipidemia ada 2 yaitu dislipdemia
primer dan sekunder.
1). Dislipidemia primer11

Dislipidemia primer adalah dislipidemia akibat kelainan


genetik. pasien dislipidemia sedang disebabkan oleh
hiperkolesterolemia poligenik dan dislipidemua kombinasi familial.
dislipidemia berat umumnya karena hiperkolesterolemia familial.
dislipidemia remnan, dan hipertrigliseridemia primer. Dislipidemia
primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein
yang terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya.

11 Puskespemda.2015.”PANDUAN PENGELOLA DISLIPIDEMIA 2015 PERKENI”. Hal 6


Kelainan ini biasanya disebabkan oleh mutasi genetik. Dislipidemia
primer meliputi:

a) Hiperkolesterolemia poligenik
b) Hiperkolesterolemia familial
c) Dislipidemia remnant
d) Hyperlipidemia kombinasi familial
e) Sindroma Chylomicron
f) Hypertrriglyceridemia familial
g) Peningkatan Cholesterol HDL
h) Peningkatan Apolipoprotein B

2). Dislipidemia sekunder


dislipidemia sekunder adalah dislipidemia yang terjadi akibat suatu
penyakit lain misalnya hipotiroidisme, sindroma nefrotik, diabetes
melitus, dan sindroma metabolik. pengelolaan penyakit primer
akan memperbaiki dislipidemia yang ada. Dalam hal ini
pengobatan pernyakit primer yang diutamakan. akan tetapi pada
pasien diabetes
melitus pemakaian obat hipolipidemik sangat dianjurkan, sebab
risiko koroner pasien tersebut sangat tinggi. Pasien diabetes militus
dianggap mempunyai risiko yang sama (ekivalen) denfan pasien
penyakit jantung koroner. pankreatitis akut merupakan manifestasi
yang umum hipertrigliseridemia yang berat.
Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan
yang bersifat spesifik. Berikut ini penyebab umum dislipidemia
sekunder:

Hiperkolesterolemia Hipertrigliseridemia Dislipidemia


Hipotiroid DM, alkohol Hipotiroid
Sindrom nefrotik Obesitas Sindrom nefrotik
Penyakit hati obstruktif Gagal ginjal kronik Gagal ginjal kronik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lipid merupakan suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai
sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lipid mempunyai
fungsi sebagai penghasil panas tubuh, pembentukan dari dinding sel,
pelindung organ tubuh, sumber asam lemak essensial, transpor vitamin larut
lemak dan sebagai pelumas. Klasifikasi lipid adalah suatu penggolongan
macam-macam lipid. Secara umum dibagi dalam tiga bagian yaitu lipid
sederhana, lipid kompleks, dan derivat lipid. Metabolisme lipid sangat
kompleks, karena sifatnya yang tidak larut dalam larutan yang mengandung
air, lipid tubuh biasanya ditemukan dalam bentuk kompartemen. Proses umum
metabolisme lipid dalam makanan terdiri dari proses pencernaan, emulsifikasi,
degradasi, resistensis, malabsorbsi dan ssekresi. Selain metabolisme lipid
dalam makanan, juga terdapat metabolisme kilomikron, metabolisme
lipoprotein berdensitas sangat rendah (VLDL), metabolisme lipoprotein
berdensitas rendah (LDL), metabolisme lipoprotein berdensitas tinggi (HDL),
serta gangguan-gangguan yang terjadi pada metabolisme tersebut.

B. Saran
Melalui makalah ini kami berharap agar pembaca senantiasa
memperhatikan pola makan dan minum dalam suatu kehidupan karena pada
umumnya penyakit pada makalah ini disebabkan karena adanya pola makan
dan minum yang menjadi gaya hidup tidak sehat. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca baik di masa sekarang maupun
masa yang akaan datang. Disarankan pula kepada pembaca untuk dapat
mencari sumber lain sebagai referensi agar lebih memperluas wawasan
mengenai materi tersebut. Penulis memohon kritik dan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Baron, D.N. Kapita Selekta “Patologi Klinik” (A short textbook of chemical


phatology). Jakarta: kedokteran EGC
Dawn b. Mark dkk. “Biokimia Kedokteran Dasar:Sebuah Pendekatan
Klinis”.Jakarta: EGC.

Christyana, lidwina PI. 2014.“Pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis


(garcinia mangostana l.) dan simvastatin terhadap kadar kolesterol ldl
tikus sprague-dawley dengan pakan tinggi lemak” . Diunduh pada
tanggal 09 April 2018 dari http://eprints.undip.ac.id/44891/

Jim, L.Edmond. “METABOLISME LIPOPROTEIN”. Diunduh tanggal 06 April


2018 dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/4335/3864

Puskespemda.2015.”PANDUAN PENGELOLA DISLIPIDEMIA 2015


PERKENI”. Diunduh tanggal 06 April 2018 dari
https://puskespemda.net/download/panduan-pengelola-dislipidemia-
2015-perkeni/#

Anda mungkin juga menyukai