Anda di halaman 1dari 25

1.

Profil Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


a. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Kepatuhan kebersihan tangan


Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pemikiran Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

3. Keputusan Menteri Kesehatan tentang


Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

4. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan


seluruh pemberi pelayanan dalam
melakukan cuci tangan sesuai dengan
ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai dasar untuk memperbaiki
dan meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
Operasional mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena
cairan tubuh, atau menggunakan alkohol
(alcohol-based handrubs) bila tangan tidak
tampak kotor.

2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5


indikasi (Five moments) menurut WHO dan 5
indikasi sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(Covid-19)

3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara 6


langkah menurut WHO.

4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan


adalah penilaian kepatuhan terhadap
petugas yang melakukan kebersihan tangan
sesuai dengan indikasi yang terdiri dari :

a. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu


sebelum menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien).

b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu


setelah menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien ).

c. Sebelum melakukan prosedur aseptik


contoh: Pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain lain

d. Setelah bersentuhan dengan cairan


tubuh pasien seperti muntah, darah,
nanah, urin, feces, produksi drain, dan
setelah melepas sarung tangan

e. Setelah bersentuhan dengan lingkungan


pasien meliputi: menyentuh tempat
tidur pasien, linen yang terpasang di
tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan
pasien, kertas/lembar untuk menulis
yang ada di sekitar pasien.

f. Melepas sarung tangan steril

g. Melepas APD

h. Setelah kontak dengan permukaan


benda mati dan objek termasuk
peralatan medis

i. Setelah melepaskan sarung tangan


steril.

j. Sebelum menangani obat-obatan atau


menyiapkan makanan.

5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai


adalah semua tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang bertugas di ruang
pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir
ambulan, dan tenaga penunjang yang kontak
erat dengan pasien / spesimen.

6. Observer adalah orang yang paham dan


memiliki kompetensi untuk melakukan
penilaian kepatuhan kebersihan tangan
dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

7. Pengamatan dilakukan selama maksimal 15


menit dalam satu periode pengamatan

8. Peluang adalah indikasi kebersihan tangan


dalam 15 menit periode pengamatan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
(pembilang) dilakukan sesuai indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan yang
(penyebut) seharusnya dilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :

Seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan


yang bertugas di ruang pelayanan/ perawatan
pasien serta tenaga penunjang yang bekerja
sebagai cleaning service, pemulasaran jenazah,
sopir ambulan, dan tenaga penunjang yang
kontak erat dengan pasien/spesimen yang akan
di observasi

Kriteria Ekslusi :

Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang dilakukan sesuai indikasi x 100%

Jumlah peluang kebersihan tangan yang seharusnya dilakukan dalam

satu periode pengamatan/observasi

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel

 Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri


(APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019
(Covid-19)

4. Pedoman Kementerian Kesehatan tentang


Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).

5. Puskesmas harus memperhatikan kepatuhan


pemberi pelayanan dalam menggunakan APD
sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas Puskesmas
dalam menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas dan


pengguna layanan dengan cara mengurangi
risiko infeksi.
Definisi 1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat a
Operasional lat yang dirancang sebagai penghalang terha
dap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau
udara untuk melindungi pemakainya dari ce
dera atau penyebaran infeksi atau penyakit.

2. APD digunakan sesuai dengan standar dan i


ndikasi

3. Indikasi penggunaan APD adalah jika melak


ukan tindakan yang memungkinkan tubuh
atau membran mukosa terkena atau terperc
ik darah atau cairan tubuh atau kemungkin
an pasien terkontaminasi dari petugas.

4. Kepatuhan penggunaan APD adalah kepatu


han petugas dalam menggunakan APD sesu
ai standar dan indikasi.

5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD adala


h penilaian yang dilakukan terhadap petuga
s dalam menggunakan APD saat melakukan
prosedur pelayanan kesehatan.
6. Observer adalah orang yang melakukan
pengamatan terhadap kepatuhan kepada
petugas.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai
(pembilang) indikasi dan standar dalam periode pengamatan
Denominator Jumlah petugas yang diamati
(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua petugas yang terindikasi harus


menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:

Tidak ada
Formula Jumlah petugas yang menggunakan APD sesuai indikasi
dan standar dalam periode pengamatan
Jumlah petugas yang diamati
Desain Concurrent (Survei harian) X 100 %

Pengumpulan
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel

 Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung jawab mutu
Jawab

c. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan

Judul Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan


Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Keselamatan Pasien
Pemikiran
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Puskesmas

3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan


merupakan sasaran keselamatan pasien
yang pertama. Yang dimaksud dengan
keselamatan pasien adalah keselamatan
pengguna layanan. Ketepatan identifikasi
menjadi sangat penting untuk menjamin
keselamatan Pengguna Layanan selama
proses pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pengguna layanan.

4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi


pengguna layanan maka diperlukan
indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan dalam
melakukan proses identifikasi. Sehingga
pemberi pelayanan akan menjadikan
identifikasi sebagai proses rutin dalam
proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan
dalam melaksanakan identifikasi pengguna
layanan pada proses pelayanan.
Definisi 1. Pengguna layanan adalah pasien, keluarga,
Operasional sasaran, kelompok masyarakat dan lintas
sektor

2. Identifikasi pengguna layanan secara benar


adalah proses mencocokkan identitas
pengguna layanan dengan menggunakan
minimal dua dari tiga identitas yang tidak
pernah berubah. Misalnya nama, tanggal
lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai
dengan yang ditetapkan di Puskesmas

3. Proses identifikasi pengguna layanan oleh


petugas dilakukan dengan mencocokkan
antara identitas yang tertera di dokumen
dengan hasil klarifikasi pada pengguna
layanan secara visual dan atau verbal.

4. Peluang adalah indikasi dilakukan


identifikasi pengguna layanan secara benar
pada saat :

a. Pendaftaran

b. Sebelum tindakan
c. Penyerahan hasil laboratorium

d. Penyerahan obat
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah proses identifikasi yang dilakukan
(pembilang) secara benar
Denominator Jumlah pengguna layanan yang mendapatkan
(penyebut) pelayanan di puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pengguna layanan yang mendapatkan


pelayanan di Puskesmas

Kriteria Eksklusi:

Tidak ada eksklusi


Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpulan
Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel

 Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab

d. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua kasus


Sensitif Obat (SO)

Judul Indikator Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua


kasus Sensitif Obat (SO)
1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN
Dasar
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Puskesmas

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka
putus berobat, gagal, meninggal dan pasien
tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah keberhasilan
pengobatan pasien TB semua kasus sensitif obat
dan mengurangi angka penularan penyakit TB
Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat TB
Operasional adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.

2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB


yang berdasarkan hasil pemeriksaan uji
kepekaan atau Tes Cepat Mikroskopis (TCM)
menunjukan hasil masih sensitif terhadap
obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 (pertama)

3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 adalah


obat anti tuberculosis yang terdiri dari
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


adalah angka yang menunjukkan persentase
semua pasien TB yang sembuh dan
pengobatan lengkap diantara semua pasien
TB yang diobati dan dilaporkan sesuai
dengan periodisasi waktu pengobatan TB.
Angka ini merupakan penjumlahan dari
angka kesembuhan semua kasus dan angka
pengobatan lengkap semua kasus yang
menggambarkan kualitas pengobatan TB.

5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil


pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi
negatif dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.

6. Upaya peningkatan mutu keberhasilan


pengobatan pasien TB dilihat menurut alur
pengobatan mulai dari pasien dinyatakan
positif sebagai pasien TB berdasarkan hasil
pemeriksaan bakteriologis lainnya sampai
dengan pasien dinyatakan sembuh dan
pengobatan lengkap.

7. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:

a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar


dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan
keluarga, pembuatan kesepakatan pasien
dalam menjalankan pengobatan TB
termasuk penunjukan Pengawas Minum
Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical record)
secara lengkap dan benar di setiap
tahapan pengobatan.

8. Sembuh adalah pasien TB paru dengan hasil


pemeriksaan bakteriologis positif pada awal
pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan dalam
periodisasi pengobatan TB menjadi negatif
dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.
9. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang
telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dimana pada salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan diakhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan b
akteriologis di akhir pengobatan)
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh dan
(pembilang) pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
(penyebut) tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pasien TB SO yang dinyatakan sembuh


dan menjalani pengobatan secara lengkap di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:

1. Pasien TB RO

2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi


dengan TBC.09 dan hasil pengobatan pasien
TB pindahan dengan TB.10

3. Pasien TB dengan hasil positif pada bulan


ke 5 atau bulan ke 6
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir :

TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06, TB.09 dan


TB.10
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data  Tabel

 Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung jawab Program TB
Jawab

e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar

Judul Indikato Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC


r sesuai standar
Dasar 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Puskesmas

5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka


Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran
hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN
2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan
pada akhir SDGs 2030 adalah 131/100.000
KH.

6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC


sesuai standar, maka risiko pada kehamilan
dapat sejak awal diketahui dan dilakukan
tata laksana, sehingga faktor risiko dapat
dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.

7. ANC sangat penting dilakukan untuk


kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun
bayi serta bayi dapat lahir sehat, berkualitas
dan tercegah dari risiko stunting
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada
pasien/pengguna layanan
Tujuan Penurunan angka kematian ibu di Indonesia
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
Operasional ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang
telah mendapatkan pelayanan ANC lengkap
sesuai dengan standar kuantitas dan
standar kualitas selama periode kehamilan
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan.

2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali


selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:

a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin


pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu,

b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester


ke-2 (dua)/ > 12-24 minggu, dan

c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester


ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan
kelahiran

3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal


yang memenuhi 10T meliputi :

a Timbang Berat badan dan tinggi badan

b Ukur tekanan darah

c Nilai status gizi (ukur LILA)

d Ukur tinggi fundus uteri (setelah


kehamilan 24 minggu)

e Tentukan presentasi janin dan denyut


jantung janin

f Skrining status imunisasi dan berikan


suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.

g Beri tablet tambah darah

h Pemeriksaan laboratorium meliputi:


1) Golongan darah

2) Kadar Hemoglobin

3) Gluko-Protein urin

4) termasuk pemeriksaan HIV


(Indikator SPM)

i Tata laksana

j Temu wicara/ konseling

4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar


pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang
berlaku.

5. Sasaran Indikator adalah semua ibu


bersalin yang telah mendapatkan pelayanan
ANC sesuai standar pada masa kehamilan
pada tahun bejalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah mendapa
(pembilang) tkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar pa
da tahun berjalan
Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja
(penyebut) puskesmas pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja pus


kesmas pada tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:

1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1

2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)

3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa


kehamilan (Abortus)

4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki


catatan riwayat kehamilan lengkap

5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin.


Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register
Ibu
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di wilay
ah kerja puskesmas
Frekuensi Bulanan
Pengumpulan
Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel

 Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung Jawab Program KIA
Jawab

f. Kepuasan Pengguna Layanan

Judul Indikato Kepuasan Pengguna Layanan


r
Dasar 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Pemikiran Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan
Publik

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien/ pengguna layanan
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat sebagai
pengguna layanan dan meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik.
Definisi 1. Kepuasan masyarakat/pengguna layanan
Operasional adalah hasil pendapat dan penilaian
masyarakat terhadap kinerja pelayanan yang
diberikan aparatur penyelenggara pelayanan
publik.

2. Pengguna layanan puskesmas adalah pasien,


keluarga, masyarakat, kelompok
masyarakat, lintas sektor, yang menerima
pelayanan dari Puskesmas.
3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan, maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Penerima pelayanan publik adalah orang,


masyarakat, lembaga instansi pemerintah
dan dunia usaha, yang menerima pelayanan
dari aparatur penyelenggara pelayanan
publik.

5. Responden adalah penerima pelayanan


publik yang pada saat pencacahan sedang
berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan, baik Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)

6. Besaran sampel ditentukan dengan


menggunakan tabel sampel dari Krejcie and
Morgan

7. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek


yang terdapat dalam penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan
masyarakat untuk mengetahui kinerja unit
pelayanan.

8. Survei Kepuasan Masyarakat adalah


kegiatan pengukuran secara komprehensif
tentang tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan yang diberikan
oleh penyelenggara pelayanan publik.

9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil


pengukuran dari kegiatan Survei Kepuasan
Masyarakat berupa angka. Angka
ditetapkan dengan skala 1 (satu) sampai
dengan 4 (empat).

10. Unsur Survei Kepuasaan Masyarakat adalah


unsur-unsur yang menjadi indikator
pengukuran kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik.

11. Survei periodik adalah survei yang


dilakukan oleh pemberi layanan secara
berkala setiap 3 (tiga) bulanan (triwulan),
atau 6 (enam) bulan (semester) atau
minimal 1 (tahun) sekali.

12. Unsur SKM dalam peraturan ini meliputi:


a. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus
dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis
maupun administratif.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
Prosedur adalah tata cara pelayanan
yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan, termasuk
pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka
waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan
dari setiap jenis pelayanan.
d. Biaya/Tarif.
Biaya/Tarif adalah ongkos yang
dikenakan kepada penerima layanan
dalam mengurus dan/atau memperoleh
pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penyelenggara dan
masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
Produk spesifikasi jenis pelayanan
adalah hasil pelayanan yang diberikan
dan diterima sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan. Produk pelayanan
ini merupakan hasil dari setiap
spesifikasi jenis pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
Kompetensi Pelaksana adalah
kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan,
keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana.
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas
dalam memberikan pelayanan.
h. Penanganan Pengaduan, Saran dan
Masukan.
Penanganan pengaduan, saran dan
masukan, adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak
lanjut.
i. Sarana dan prasarana.
Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana
digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk
benda yang tidak bergerak (gedung).

13. Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan


dengan menggunakan indikator dan
metodologi survei yang sudah ditentukan.

Jenis Indikator Output


Satuan Indeks
Pengukuran

Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB


(pembilang)
Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(penyebut)
Target >76.60
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pengguna layanan Puskesmas baik UKM


maupun UKP

Kriteria Eksklusi:

Tidak ada
Formula Sesuai dengan metodologi survei kepuasan
masyarakat berdasarkan PERMEN PAN & RB
Desain Survei
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Sesuai dengan kuisioner survei kepuasan
Pengambilan masyarakat berdasarkan PERMEN PAN & RB
Data
Penentuan sampel dihitung dengan
Besar Sampel
menggunakan tabel sampel dari Krejcie and
Morgan.
Frekuensi Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pengumpulan
Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data  Tabel

 Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung Jawab Mutu
Jawab

Anda mungkin juga menyukai