Anda di halaman 1dari 3

Cara Pemeriksaan Enzim Jantung

Troponin
Ada dua cara pengukuran kadar troponin T dan I plasma yaitu secara Elisa (prinsip Biotin
Streptavidin) dan secara Rapid Assay (yaitu trop T RA).
Prinsip Pemeriksaan Troponin T Secara Elisa
Pemeriksaan kadar TnT dan TnI Elisa dengan prinsip Sandwich menggunakan teknik
biotin Streptavidin. Pada tabung bagian dalamnya di lapisi streptavidin dimasukan serum
penderita dan larutan inkubasi yang antara lain mengandung anti berlabel biotin dan anti
biotin TnT dan anti biotin TnI berlabel enzim. Biotin akan berikatan dengan streptavidin.
Selanjutnya TnT dan TnI yang terdapat pada serum penderita akan berikatan dengan anti TnT
dan anti TnI berlabel dengan anti TnT dan anti TnI berlabel Biotin yang terikat streptavidin
pada satu sel dan pada sisi lainnya berikatan dengan anti TnT dan anti TnI berlabel enzim.
Setelah itu tabung di cuci dengan larutan pencuci dan kemudian ditambahkan subtrat ABTS
dan H2O2. Bila dalam serum penderita terdapat TnT dan TnI yang dapat di baca dengan
fotometer pada panjang gelombang 405 nm,(1,3,9,10) pemeriksaan TnT dan TnI Elisa
menggunakan alat Automotik Elisa Analyzer ES 33.
Setelah alat dinyalakan masukkan selang selang yang tersedia kedalam tabung tabung
yang berisi reagensi menurut urutan yang ditunjukan pada layar monitor. Pipet masing
masing 200 uL 6 standar, 2 kontrol TnT dan 2 kontrol TnI dan sampel yang akan di periksa
masing masing ke dalam tabung streptavidin. Selanjutnya alat akan bekerja secara otomatis
sampai didapatkan hasil pada kertas printer berupa kadar TnT dan kadar TnI dalam satuan
ng/mL. Lamanya waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan TnT dan TnI secara Elisa ini
minimal 2 jam.(1,13)
Pemeriksaan TnT dan TnI Kualitatif Secara Imuno Assay TnT dan TnI RA
Troponin T dan troponin I RA dilakukan dengan metode Elisa cara dry Chemistry,
berdasarkan prinsip sandwich dan hasil dinyatakan secara kualitatif. Pada Trop- T RA
terdapat dua monoclonal anti bodi spesifik yang berbeda label. Satu di antaranya berlabel
emas dan yang lainnya berlabel biotin. Bila terdapat TnT dan TnI dalam plasma akan
berkaitan dengan kedua jenis monoklonal antibody tersebut membentuk kompleks sandwich.
Kompleks sandwich itu akan melalui zona deteksi di mana biotin pada kompleks sandwich
berikatan dengan sreptavidin yang terdapat pada garis signal dan tabel emas pada kompleks
sandwich akan membentuk garis yang berwarna merah. Antibody berlabel emas yang
berlebih akan berkaitan dengan TnT dan TnI sintetik yang terdapat pada garis kontrol dan
memberikan warna merah. Ini membuktikan bahwa pemeriksaan berjalan baik.

Prosedur pemeriksaan troponin T dan troponin I RA adalah ke dalam sumur sampel


kit yang di letakan mendatar, lalu diteteskan darah Na 2EDTA sebanyak 150 uL dengan pipet
yang telah disediakan pada kit. Kemudian di tutup dengan stiker yang telah tersedia pula.
Setelah 20 menit hasil pemeriksaan di baca. Adanya garis merah pada zona deteksi baik jelas
maupun samar dinyatakan positif. Keabsahan dari pemeriksaan di tandai dengan adanya garis
kontrol yang berwarna merah. Batas nilai ambang minimal untuk deteksi TnT dan TnI
menggunakan Troponin T RA adalah kadar TnT dan TnI 0,3 ng.(1,10)
CK-MB
Immunoessay?
Enzimatik Kinetik?
Daftar Pustaka
1.

Budi Setiawan Fakkar, Marzuki Surya Atmaja, Suzanna Immanuel.


Perbandingan penetapan kadar Troponin T dengan cara Troponin T rapid
Assay dan cara Elisa pada kasusu Infark Miokard Akut dan Unstable Angina.
Makalah bagian patologi Klinik FKUI, Rumah Sakit Pusat Cipto Mangun
kusomo Jakarta, 1995.

2.

Henrika Fifty, penetapan kadar Troponin T darah dengan Trop-T Rappid


Assay pada kasus infark miokard akut, makalah bagian Patologi klinik FKUI,
RSCM Jakarta, 1995.

3.

Becker ET. Protein Jantung sebagai petanda untuk Infark Jantung Akut.
Symposium di Bandung, 1992.

4.

Garnde P, Christiansen C, Pedersen A, et aL. Optimal Diagnosis in Acut


Mycardial Infarction. Circulation 1980; 723 728.

5.

Saharman Leman. Masalah Kardiovasculer di RSUP dr. M. Djamil Padang.


Penatalaksanaan pelayanan Media terhadap kasus-kasus yang banyak pada
peserta ASKES PT. PERSERO, ASKES Kantor Cabang Sumatra Barat , 1994.

6.

PT. ASKES Indonesia (1995) Cab. Sumbar. Laporan tahunan.

7.

Sargowo DJ. Proses Aterosklerosis sebagai penyebab. Majalah Kedokteran


Indonesia, 1995: 45 : 315.

8.

Mair J, Dwarzack EA, Smitd, et aL.Cardiac troponin T in diagnosis of Acut


Myocardial Infarction. Clin Chem 1991 : 845 52.

9.

Katus HA, Rempis A, Neimann FJ, et Al. Diagnostic Efficiency of Troponin T


measuremenhts in Acut Myocardiol Infarction. Circulation 1991: 83 902-12.
10. Anomymus. A milestone in The Diagnosis of Myocardial Ischemic Troponin
RA. Boehringer Mannheim.
11.

Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology, edisi 9 Philadephia :


WB Saunder Company.

12.

Margata Arcole. Mewaspadai penyakit Jantung , Solo. CV Aneka, 1996: 7699.

13.

Junus Alkatiri, Pendrik Tandean. Pemeriksaan Troponin T pada penderita


Infrak Miokard Akut di ICCU RS pendidikan di Ujung Pandang Universitas
Hasanuddin, Ujung Pandang.

14.Katus HA, Rempis A, Neimann FJ, et Al. Diagnostic Efficiency of Troponin T


measuremenhts in Acut Myocardiol Infarction. Circulation 1991: 83 902-12.
15.Anomymus. A milestone in The Diagnosis of Myocardial Ischemic Troponin RA.
Boehringer Mannheim.
16.Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology, edisi 9 Philadephia : WB
Saunder Company.
17.Margata Arcole. Mewaspadai penyakit Jantung, Solo. CV Aneka, 1996: 76-99.
Junus Alkatiri, Pendrik Tandean. Pemeriksaan Troponin T pada penderita Infrak
Miokard Akut di ICCU RS pendidikan di Ujung Pandang Universitas Hasanuddin,
Ujung Pandang.

Anda mungkin juga menyukai