Anda di halaman 1dari 50

PEMERIKSAAN

AKTIVITAS ENZIM
LDH, CK DAN
ENZIM LAINNYA
1.
2.
3.

Isni Fauziah A
M. Khoirut Tamimi
Sonya Nila Mayrara

Laktat
dehidrogenase
(LD, LDH)

LAKTAT DEHIDROGENASE
(LD, LDH)
Laktat dehidrogenase (LD, LDH) adalah
enzim intraseluler yang terdapat pada
hampir semua sel yang bermetabolisme.
LDH merupakan suatu molekul tetramerik
yang mengandung empat subunit dari
dua bentuk; H (jantung) dan M (otot),
yang
berkombinasi
sehingga
menghasilkan lima isoenzim

Isoenzim-isoenzim

tersebut

memiliki

spesifisitas jaringan yang sangat berguna


dalam menentukan organ asal, yaitu:
LDH1

(HHHH) terdapat di jantung, eritrosit,

otak
LDH2

(HHHM) terdapat di jantung, eritrosit,

otak
LDH3

(HHMM) terdapat di paru, otak,

ginjal, limpa, pankreas, adrenal, tiroid

Aktivitas

LDH

total

dalam

serum

diperkirakan meningkat pada hampir


semua

keadaan

penyakit

yang

mengalami kerusakan atau destruksi


sel dan indikator yang relatif sensitiv
yang

menunjukkan

sedang

berlangsungnya proses patologik.

MANIFESTASI KLINIS
1.

Peningkatan

LDH

total

dan

rasio

LDH1/LDH2 dengan kadar tertinggi LDH1


bermanfaat untuk memastikan diagnosis
infark miokardium (MCI).
2.

LDH1

lebih

besar

daripada

LDH2

Hemolisis invivo akibat keadan seperti


anemia

hemolitik,

anemia

sel

sabit,

anemia megaloblastik, anemia hemolitik


mikroangiopati dan kerusakan mekanis

3. LDH3 berhubungan dengan penyakit paru.


4. LDH2, LDH3, dan LDH4 sering meningkat pada
pasien dengan keganasan dan beban tumor yang
besar karena metabolisme dan pertukaran sel tumor
5. LDH5 keluar dari otot rangka setelah cedera dan
dari hati pada banyak patologi hati
6.

Penyakit

peningkatan

multisistem
aktifitas

dapat

LDH total

menyebabkan

disertai

distribusi

normal isoenzim. Aktifitas LDH dalam cairan pleura


bermanfaat untuk membedakan transudat dari eksudat

MASALAH KLINIS
PENINGKATAN

MENCOLOK (5 kali normal


atau lebih) : anemia megaloblastik,
karsinomastosis luas, syok septik dan
hipoksia, hepatitis, infark ginjal, purpura
trombositopenik trombositik.
PENINGKATAN SEDANG (3-5 kali normal)
: infark miokardium, infark paru, keadan
hemolitik,
leukemia,
mononukleosis
infeksiosa, delirium tremens, distrofi
otot.

PENINGKATAN

RINGAN (sampai 3 kali


normal atau lebih) : sebagian besar
penyakit
hati,
sindrom
nefrotik,
hipotiroidisme, kolangitis.
Beberapa
jenis
narkotika
dapat
meingkatkan aktifitas LDH, yaitu
kodein, morfin, meperidin (Demerol).

UJI LABORATORIUM
Metode yang terbanyak dilakukan
adalah elektroforesis. Aktifitas LDH
total dalam serum dapat diukur
dengan laktat sebagai substrat
(LD-L)
atau
piruvat
sebagai
substrat (LD-P)

SPESIMEN
Spesimen

yang diperlukan untuk


mengukur aktifitas LDH adalah
serum atau cairan tubuh.
Spesimen
harus
bebas
dari
hemolisis
dan
apabila
akan
disimpan,
spesimen
harus
dipisahkan dari bekuan untuk
menghindari
kemungkinan
pengeluaran LDH intrasel.

METODE PEMERIKSAAN LDH


Metoda

: Kinetik IFCC
Prinsip: Piruvat dan NADH dengan
adanya enzim LDH
bereaksi
menjadi laktat dan NAD. Aktivitas
LDH ditentukan dengan cara
mengukur penurunan konsentrasi
NADH.

NILAI RUJUKAN
DEWASA :
LDH Total : 100-190 IU/L, 70-250 U/L
Isoenzim :
LDH1 : 14-26%
LDH2 : 27-37%
LDH3 : 13-26%
LDH4 : 8-16%
LDH5 : 6-16%
Perbedaan sebesar 2-4% dianggap normal.

ANAK
Neonatus : 300-1500 IU/L
Anak
: 50-150 IU/L, 110-295
U/L.
Nilai rujukan dapat berbeda
tergantung metode yang
digunakan.

FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TEMUAN
LABORATORIUM
Obat

narkotik dan injeksi IM dapat


meningkatkan kadar
Hemolisis
sampel
dapat
meningkatkan kadar
Penyimpanan sampel pada keadan
beku dapat menurunkan kadar.

Creatin
Phospo
Kinase (CK /
CPK )

CREATIN PHOSPO KINASE (CK /


CPK )
Spesimen

yang digunakan untuk uji CK


dan CK-MB adalah serum atau plasma
heparin dari darah vena
Pengambilan darah untuk uji CK dan CKMB
sebaiknya
dilakukan
sebelum
dilakukan injeksi intra muscular (IM)
Sampel serum atau plasma harus bebas
dari hemolisis dan disimpan dalam
keadaan beku apabila tidak langsung
diperiksa.

NILAI RUJUKAN
DEWASA
Pria :
5 35 g/ml
30 180 IU/l
55 170 U/l pada suhu 37C (satuan SI)
Wanita :
5 25 g/ml
25 150 IU/l
30 135 U/l pada suhu 37C (satuan SI)

ANAK

- Neonatus
: 65 580 IU/l pada
suhu 30C,
- Anak laki-laki : 0 70 IU/l pada
suhu 30C,
- Anak perempuan : 0 50 IU/l pada
suhu 30C
Catatan : nilai rujukan tergantung
metode yang digunakan,
konsultasikan dengan laboratorium

MASALAH KLINIS
Keadaan yang mempengaruhi peningkatan
kadar kreatin kinase :
PENINGKATAN BESAR (Lebih dari 5 kali
Normal)
:
Distrofi
otot
Duchenne,
polimiositis,
dermatomiositis,
infark
miokardium akut (MCI akut)
PENINGKATAN RINGAN SEDANG (2-4
kali Normal) : Infark miokardium akut (MCI
akut), cedera iskemik berat; olah raga
berat, taruma, cedera serebrovaskuler
(CVA), tindakan bedah; delirium tremens,
miopatik alkoholik; infark paru; edema

PENGARUH OBAT : Injeksi IM,


deksametason (Decadron), furosemid (lasix),
aspirin (dosis tinggi), ampisilin, karbenisilin,
klofibrat.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TEMUAN LABORATORIUM
Injeksi

IM dapat menyebabkan peningkatan


kadar CK/CPK total.
Hemolisis pada sampel
Aktifitas
berat
dapat
menyebabkan
peningkatan kadar.
Trauma
dan tindakan bedah dapat
meningkatkan kadar.

METODE PEMERIKSAAN CKMB


Metoda : Kinetik optimasi
Prinsip
: CK-MB terdiri dari 2 sub unit CKM dan
CKB, dimana sub unit CKM dihambat oleh antibodi
spesifik dan hanya aktivitas sub unit CK-B yang
setara dengan setengah aktivitas iso enzim MB yang
diperiksa dengan cara kinetik enzimatik. Creatin
phosphat dan ADP dengan adanaya enzim creatin
kinase akan berubah menjadi creatin dan ATP,
dimana ATP ini bersama glukosa oleh enzim
heksokinase diubah menjadi glukosa-6-phosphat dan
ADP.

Glukosa-6-phosphat bersama NADP oleh


enzim G-6-P-DH akan diubah menjadi
gluconat-6-phosphat dan NADPH. Aktivitas
CK-B sebanding dengan perubahan NADP.
Hasil yang terukur kemudian
dikonversikan dengan CKMB.

CREATIN KINASE M-B


(CKMB)
CK-MB

adalah isoenzim CK yang spesifik


untuk sel otot jantung, karena itu
kenaikan aktivitas CK-MB lebih
mencerminkan kerusakan otot jantung.

Sensitivitas

tes CK-MB sangat baik


(hampir 100%) dengan spesifitas agak
rendah. Untuk meningkatkan ketelitian
penentuan diagnosis MCI dapat
digunakan rasio antara CK-MB terhadap
CK total. Apabila kadar CK-MB dalam
serum melampaui 6-10% dari CK total,
dan tes-tes tersebut diperiksa selama 36
jam pertama setelah onset penyakit maka
diagnosis MCI dapat dianggap hampir
pasti.

CK ISOENZIM

CK-MM : Distrofi muskular, delirium tremens,


cedera/trauma remuk, status bedah dan pasca bedah,
aktifitas berat, injeksi IM, hipokalemia, hemofilia,
hipotiroidisme.
CK-MB : MCI akut, angina pektoris berat, bedah
jantung, iskemia jantung, miokarditis, hipokalemia,
defibrilasi jantung.
CK-BB : CVA, perdarahan subaraknoid, kanker pada
otak, cedera otak akut, sindrom Reye, embolisme dan
infark paru, kejang.

Pada

otot jantung terdapat 60% MM


dan 40% MB. Peningkatan kadar
enzim dalam serum menjadi
indikator terpercaya adanya
kerusakan jaringan pada jantung.

Myoglobin

MYOGLOBIN
Mioglobin adalah protein yang terdapat
di otot jantung dan otot rangka, berfungsi
menyimpan dan memindahkan oksigen
dari hemoglobin dalam sirkulasi ke enzimenzim respirasi di dalam sel kontraktil.

Mioglobin

disaring dari darah oleh ginjal


dan diekskresikan melalui urin. Jika
sejumlah besar mioglobin yang dilepaskan
ke dalam aliran darah, maka terjadi
kerusakan pada otot seperti setelah
trauma parah, mioglobin berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan pada ginjal dan
akhirnya mengakibatkan kegagalan
ginjal.

PEMAKAIAN DIAGNOSTIK
Peningkatan mioglobin darah berarti bahwa
telah terjadi kerusakan sangat terbaru pada
jantung atau jaringan otot rangka.

Mioglobin memiliki sensitivitas yang tinggi


untuk cedera otot, namun tidak spesifik untuk
jantung. Karena itu mioglobin tidak banyak
digunakan untuk mendiagnosis serangan
jantung karena Troponin jauh lebih spesifik

MASALAH KLINIS

Peningkatan kadar mioglobin serum dapat


dijumpai pada infark miokard akut (AMI), cedera
otot rangka, luka bakar berat, polimiositis,
trauma, prosedur bedah, intoksisitas alkohol
akut disertai delirium tremens, gagal ginjal,
stress metabolik.

Mioglobinuria (mioglobin dalam urin) dapat


dijumpai pada kerusakan miokardium akibat
AMI, cedera jaringan otot traumatik, iskemia
berat, ketoasidosis diabetik, delirium tremens,
infeksi sistemik disertai demam, luka bakar
berat, serta distrofi muskular. Tanda-tanda
klinis dan uji lainnya harus diperhatikan untuk
menentukan penyebab terjadinya mioglobin
dalam urin.

PROSEDUR PEMERIKSAAN

Mioglobin diukur dengan


immunoassay. Sampel darah vena
harus diambil segera setelah AMI
akut atau setelah nyeri;
pengambilan dilakukan pada saat
admission dan setiap 2-3 jam sampai
12 jam. Hindari terjadinya
hemolisis.

Mioglobin

stabil dalam darah


lengkap atau dalam serum yang
disimpan dalam lemari pendingin
selama beberapa jam sampai
beberapa hari. Mioglobinuria dapat
dideteksi dari sampel urine acak
untuk dugaan luka trauma otot yang
luas dan kerusakan ginjal.

NILAI RUJUKAN
Dewasa : 12-90 ng/ml, 12-90 g/l
- Wanita : 12-75 ng/ml, 12-75 g/l
- Pria : 20-90 ng/ml, 20-90 g/l

Urine : tidak terdeteksi

FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TEMUAN
LABORATORIUM
Sampel

untuk uji mioglobin serum


diambil satu atau dua hari setelah MCI
akut atau cedera akut
Mengambil sampel urin dalam waktu 3
jam setelah cedera akut. Spesimen urin
ulang harus diambil dalm waktu 24 jam
setelah terjadi cedera (otot rangka atau
jantung)
Hemolisis spesimen darah
Injeksi intra musculus (IM) atau sehabis
latihan berat

Troponin

Troponin

adalah protein
spesifik yang ditemukan
dalam otot jantung dan otot
rangka.

TROPONIN TERDIRI DARI TIGA


POLIPEPTIDA :
Troponin C(TnC)
Troponin T(TnT)
Troponin I(TnI)

Dari tiga polipeptida tersebut, hanya bentuk


troponin I (cTnI) dan troponin T (cTnT) yang
ditemukan di dalam sel-sel miokardium, tidak
pada jenis otot lain.
cTnI dan cTnT dikeluarkan ke dalam sirkulasi
setelah cedera miokardium.

Troponin

jantung akan tetap


meningkat 5-7 hari setelah onset
kerusakan jantung, oleh karena itu
untuk menduga periode reinfark
perlu dievaluasi menggunakan
troponin atau CKMB.

Menurut Kosasih (2008), nilai rujukan untuk


Troponin I (metode immunoassay) :
Nilai antara 0,04 dan 0,1 ng/mL
diinterpretasikan sebagai tak pasti
Nilai di atas o,1 ng/mL diinterpretasikan
sebagai nekrosis sebagian sel otot jantung
Pada operasi jantung dan takikardia yang
berlangsung lama, nilai dapat sedikit lebih
tinggi
Pada orang normal nilai kurang dari kurang
dari 0,2 ng/mL

Faktor yang Mempengaruhi


Temuan Laboratorium
Pengaruh

obat (lihat Pengaruh

obat)
Penundaan

pengujian

SPESIMEN
Serum atau plasma lithium heparin
Penyimpanan
: 2 8 C stabil sampai 48 jam
atau < 60 C stabil sampai 4 bulan.

PEMERIKSAAN TROPONIN
Metode : Rapid
Prinsip
: Merupakan suatu immunoassay
sandwich test. Ketika sampel diteteskan pada tempat
sampel akan berikatan dengan partikel yang dilapisi
anti Troponin I membentuk komplek antigen-antibodi.
Kemudian komplek ini akan bermigrasi melalui
membran dengan daya kapiler dan bereaksi dengan
anti Troponin I yang dilekatkan pada membran
sehingga ikatan ini akan menimbulkan garis
berwarna merah.

CARA KERJA :
Siapkan

reagen rapid tes


Troponin I, simpan di tempat
mendatar.
Teteskan 3 tetes atau 100 l
serum.
Simpan selama 15 menit, amati
reaksi yang terjadi.

INTERPRETASI HASIL :
Negatif

: hanya terdapat satu garis


di area kontrol saja
Positif : terdapat dua garis di area
tes dan kontrol

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai