Anda di halaman 1dari 52

MANFAAT TES-TES PEMERIKSAAN

NO

NAMA TES

MANFAAT
I. Hematologi Rutin

Hematologi rutin merupakan penilaian dasar komponen sel darah. Untuk menentukan
jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan
kandungan hemoglobin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk evaluasi anemia, leukemia,
Hematologi rutin reaksi inflamasi dan infeksi, karakteristik peripheral blood cellular , bagian hidrasi dan
dehidrasi, polisitemia, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir; dan menentukan perlu
CBC
atau tidaknya kemoterapi.
Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari: Hemoglobin, eritrosit, Leukosit, trombosit,
hematokrit, dan nilai-nilai MC.

(a)

Hematologi
lengkap

Hemoglobin

Pemeriksaan hematologi lengkap merupakan pemeriksaan yang terdiri dari darah


lengkap dan hitung jenis di mana pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang diagnosa
penyakit. Hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan bentuk dari sel darah
merah. Sel darah merah yang abnormal bisa pecah atau berbentuk seperti tetesan air
mata, bulan sabit atau jarum.
Pemeriksaan hematologi lengkap terdiri dari: Hematologi rutin, LED dan hitung jenis
leukosit.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi hemoglobin pada komponen


darah. Hemoglobin merupakan komponen utama sel darah merah dan berfungsi untuk
transport oksigen. Mempunyai aksi sebagai buffer karbondioksida selama aktivitas
metabolik.
Evaluasi anemia, kehilangan darah, hemolisis, polisitemia, dan kondisi lainnya.

(b)

Eritrosit

Pemeriksaan untuk mengetahui adanya kelainan sel darah merah yang berfungsi
sebagai alat transport utama untuk membawa O2.

(c)

Leukosit

Pemeriksaan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab
terhadap imunitas tubuh.

(d)

Trombosit

Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Pemeriksaan Trombosit dilakukan


untuk mengetahui kelainan dalam pembekuan darah.
Perbandingan persentase antara sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan sel
trombosit dengan plasma darah.

(e)

(f)

Hematokrit

Nilai - nilai MC

Menggambarkan konsentrasi (%) eritrosit dalam 100 ml darah


Hematokrit merupakan pemeriksaan yang dilakukan bersama dengan pemeriksaan
hemoglobin dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan keadaan anemia,
kehilangan darah, anemia hemolitik, polisitemia
1 Mean corpuscular hemoglobin (MCH): Pemeriksaan untuk mengetahui rata-rata
banyaknya Hb yang terdapat dalam sebuah eritrosit, mendiagnosa keadaan
thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya.
2 Mean corpuscular volume (MCV): Volume rata-rata sebuah eritrosit, mendiagnosa
keadaan thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya.
3 Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC): Pemeriksaan untuk
menentukan konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menentukan keadaaan anemia.
01

NO

(g)

(h)

NAMA TES

MANFAAT

Hitung Jenis
Leukosit

Leukosit terdiri dari PMN (polymorphonuclear ), limfosit, eosinofil, basofil dan monosit.
Hitung jenis dilakukan untuk mengetahui diferensiasi sel darah putih. Pemeriksaan ini
tidak terlalu spesifik, namun masih mempunyai arti dalam mengikuti perjalanan penyakit,
terutama infeksi dan keganasan. Juga untuk melihat tingkat kematangan sel. Beberapa
kelainan dari hitung jenis :
Granulosit :
Meningkat pada endokarditis, pneumonia, leukimia granulositik, luka bakar, eklamsia dan
hemolisis.
Limfosit :
Meningkat pada mononukleosis, hepatitis infeksiosa, penyakit virus lain, TBC.
Monosit :
Meningkat pada Leukimia monositik, TBC, penyakit lipid storage, infeksi dan keradangan
kronis.
Eosinofil :
Meningkat pada penyakit alergi, infeksi parasit, penyakit kolagen, anemia pernisiosa dan
penyakit Addison.
Basofil :
Meningkat pada polisitemia, mielofibrosis myeloid metaplasia.

LED

Merupakan indikator penyakit infeksi dan tingkat inflamasi yang tidak spesifik.
Pemeriksaan ini umumnya digunakan sebagai uji saring adanya keganasan, penyakit
kolagen atau infeksi. Di samping itu, juga digunakan untuk membedakan tingkat
keradangan atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis susah
dibedakan. Misal : rheumatoid artritis dan artritis akibat degeneratif.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan golongan darah sebelum melakukan


transfusi; dilakukan pada ibu yang sedang mengandung dan pada sampel darah bayi
Golongan darah A,
baru lahir untuk menentukan kemungkinan tipe A, B, O atau penyakit hemolitik Rh pada
3
B, O dan Rh
bayi baru lahir; melindungi ibu atau pasien yang melakukan operasi dalam kasus
obstetrik atau pendarahan lainnya.
II. Hematologi Anemia

Pemeriksaan ini dilakukan untuk evaluasi anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi,
Hematologi rutin karakteristik peripheral blood cellular , bagian hidrasi dan dehidrasi, polisitemia, penyakit
retikulosit
hemolitik pada bayi baru lahir; dan menentukan perlu atau tidaknya kemoterapi, terutama
(otomatis)
dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk evaluasi aktivitas eritropoetik. Meningkat pada


pendarahan, anemia hemolitik. Evaluasi respon eritropoetik pada terapi dan berbagai
anemia. Tes ini dilakukan, terutama untuk mengambil keputusan untuk tindakan yang
akan dilakukan pada anemia. Produksi retikulosit index memutuskan apakah seseorang
hiperproliferatif atau nonproliferatif anemia dan di mana tes ini seharusnya disediakan.
2

Retikulosit

Besi

Hitung retikulosit adalah jumlah sel darah merah muda (retikulosit) dalam volume darah
tertentu. Dalam keadaan normal, retikulosit mencapai jumlah sekitar 1% dari jumlah total
sel darah merah.
Jika tubuh memerlukan lebih banyak darah merah (seperti yang terjadi pada anemia),
secara normal sumsum tulang akan memberikan jawaban dengan membentuk lebih
banyak retikulosit. Karena itu penghitungan retikulosit merupakan penilaian terhadap
fungsi sumsum tulang.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar besi dalam tubuh. Biasanya
digunakan untuk diagnosa salah satu penyebab anemia
Besi/ Serum Iron (SI): kadar besi dalam darah. Besi yang beredar dalam darah berikatan
dengan transferin.
02

NO
4

NAMA TES

MANFAAT

Pemeriksaan untuk diagnosa jenis anemia terutama dengan hipokrom dan atau MCV
Total Iron Binding
rendah.
Capacity (TIBC)
Total Iron Binding Capacity (TIBC): setara dengan total transferin dalam tubuh.

Ferritin

Pemeriksaan untuk memantau perkembangan defisiensi besi pada penyakit anemia.


Ferritin digunakan untuk melihat jumlah cadangan besi dalam tubuh.
Ferritin: cadangan besi tubuh
Diagnosis hipokromik, anemia mikrositik. Penurunan kadar ferritin terjadi pada anemia
defisiensi besi dan peningkatan pada overload besi. Kadar ferritin berkorelasi dengan
dan berguna pada evaluasi dari total body storage iron . Pada hemokromatosis, ferritin
dan iron saturation meningkat. Kadar ferritin pada hemakromatosis dapat menjadi >
1000 ng/mL (SI: > 1000ng/mL).

Transferrin merupakan beta globulin serum yang mengikat dan mengangkut besi
6

Transferin

Vitamin B12

Asam folat

10

Kadar transferrin meningkat pada anemia defisiensi besi. Menurun pada tahap inflamasi
kronik, atransferrinemia herediter, beberapa penyakit hati , dan penyakit ginjal.
Transferrin menentukan status nutrisi. Transferrin dapat digunakan sebagai penanda
CSF pada pasien dengan nasal discharge.

Pemeriksaan untuk menentukan defisiensi vitamin B12 sebagai anemia pernisiosa pada
pasien hematologik (anemia, makrositosis oval, neutrofil hipersegmentasi, leukopenia/
trombositopenia) atau neurologik, menentukan tingkat defisiensi. Karena masalahmasalah yang disebabkan adanya batasan rendah dari nilai normal, pemeriksaan ini
seharusnya tidak digunakan sebagai tes skrining untuk defisiensi fungsi kobalamin.
Diagnosa defisiensi asam folat; evaluasi hipersegmentasi nuklei granulosit; menyelidiki
MCV=100 fL; diagnosa makrositik dan anemia megaloblastik; evaluasi mal absorbsi.

Pemeriksaan untuk mendeteksi defisiensi folat; pemantauan terapi dengan folat;


evaluasi anemia megaloblastik dan makrositik; evaluasi pasien alkoholik dan juga
dengan jejunoileal bypass pada obesitas atau dengan sindrom blind-loop intestinal.

Pemeriksaan yang menunjukkan adanya proses hemolitik berupa sferositosis,


Gambaran darah polikromasi maupun poikilositosis, sel eritrosit berinti, retikulositopeni pada awal anemia.
Kadar hemoglobin 3 g/dL 9 g/dL, jumlah leukosit bervariasi disertai gambaran sel muda
tepi
(metamielosit, mielosit dan promielosit), kadang disertai trombositopeni.

Gambaran
sumsum tulang

Menunjukkan hiperplasia sel eritropoetik normoblastik pada anaemia hemolitik. Sumsum


tulang hiperselular pada hiperplasia eritroid.
III. Hematologi Faal Hemostasis

Pemeriksaan untuk skrining yang digunakan untuk mengetahui capillary function , jumlah
platelet, dan kemampuan platelet menempel pada dinding pembuluh plug. Evaluasi
ecchymosis , spontaneous bruising dan perdarahan, kecendrungan perdarahan.
Prolonged pada beberapa pasien setelah pemberian aspirin, kerusakan platelet kualitatif
Waktu perdarahan (seperti penyakit Von Willbrand's , sindroma bernard-soulier , trombostenia Glanzmann's ,
dan sindroma gray platelet , dengan kelainan fibrinogen, makroglobulinemia, beberapa
kasus penyakit mieloproliferatif, gagal ginjal, dan kelainan darah vessel. Waktu
perdarahan merupakan prediktor yang baik perdarahan operatif pada pasien dengan
riwayat negatif bleeding diathesis .
03

NO

NAMA TES

Waktu pembekuan

Pemeriksaan untuk evaluasi sistem koagulasi ekstrinsik; membantu skrining defisiensi


kongenital faktor II, V, VII, X; defisiensi protrombin; disfibrinogenemia, afibrinogenemia
Waktu protrombin
(complete); efek heparin, kumarin atau efek warfarin, kerusakan hati; Dissemianated
Intravascular Coagulation (DIC); dan uji saring untuk defisiensi vitamin K

Waktu trombin

APTT

MANFAAT
Pemeriksaan untuk evaluasi sistem pembekuan darah, pemantauan terapi dengan
heparin.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan hipofibrinogenemia yang parah,


disfibrinogenemia, dan adanya heparin seperti antikoagulan; berguna untuk pemantauan
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dan fibrinolisis; pemantauan terapi
fibrinolitik. Pemeriksaan waktu trombin dapat digunakan untuk pemantauan terapi
dengan heparin.

Evaluasi sistem koagulasi intrinsik; pemantauan terapi heparin; membantu skrining


hemofilia A dan B klasik; defisiensi kongenital faktor II, V, VIII, IX, X, XI, dan XII;
disfibrinogenemia; Disseminated Intravascular Coagulation (DIC); kerusakan hati;
hipofibrinogenemia kongenital; defisiensi vitamin K; defisiensi fitzgearald factor
kongenital; defisiensi prekallikrein (fletcher factor ) kongenital.
Spesimen diperoleh kurang dari 3 jam setelah pemberian dosis heparin.

Retraksi bekuan Pemeriksaan untuk trombositopenia Glanzmann dan fungsi platelet.

Fibrinogen

Identifikasi afibrinogenemia kongenital, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)


dan aktivitas fibrinolitik.

Kadar meningkat, faktor defisiensi (V, VII), hemofilia A dan B, hepatitis akut, inflamasi,
jaundice (obstruktif), menstruasi, transplantasi ginjal, defisiensi vitamin. Pemakaian obatobatan termasuk steroid anabolik, androgen, bishidroksikumarin, gemfibrozil, kontrasepsi
oral (mengandung progesteron) dan sodium warfarin juga meningkatkan AT III.

AT III

Agregasi trombosit

10

vWF (#)

Kadar menurun, penyakit liver alkoholik, arteriosklerosis, terbakar, penyakit


kardiovaskular, kecelakaan serebrovaskular, karsinoma, sirosis, defisiensi antitrombin III
(AT III) kongenital, trombosis deep vein, diabetes melitus tipe II, Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC) penyakit hepatik (abses, hepatitis), hemositinuria,
hiperkoagulasi, hiperkoagulasi, liver failure (kronik), transplantasi hati, malignansi,
malnutrisi, sindroma nefrotik, status post partial hepatectomy , postoperatively post
partum , embolisme pulmonari, septikemia, tromboembolisme. Penggunaan obat-obatan
mengandung estrogen, fibrinolitik, gestoden, kalsium heparin, L-asparaginase,
metilprednisolon dan kontrasepsi oral (mengandung estrogen).

Pemeriksaan untuk evaluasi fungsi platelet; membantu diagnosis penyakit Von


Willbrand's , penyakit Glanzmann's , sindrom Bernard-Soulier , sindrom gray platelet dan

Deteksi defisiensi faktor VIII koagulan.

04

NO

NAMA TES

11

PAI-1 (#)

Pemeriksaan untuk mengevaluasi Deep Vein Thrombosis (DVT), Myocardial Infarction


(MI), dan risiko trombosis setelah operasi.

12

Protein C

Pemeriksaan untuk mengetahui kadar Protein C dalam tubuh yang berperan dalam
proses pembekuan darah. Protein C berperan untuk mencegah pembentukan trombus
dan juga berperan dalam proses fibrinolisis.

Protein S

Protein S berperan mengaktivasi Protein C dalam proses fibrinolisis. Pemeriksaan


fungsional ditunjukkan terlebih dahulu, karena semua subtipe defisiensi protein S akan
terdeteksi. Pemeriksaan antigen bebas diperlukan jika pemeriksaan fungsional menurun,
dan pemeriksaan antigen total diperlukan jika antigen bebas menurun, digunakan untuk
menentukan subtipe defisiensi. Jika pemeriksaan antigen dilakukan tanpa pemeriksaan
fungsional, pasien dengan subtipe tertentu tidak dapat terdeteksi.

13

14

MANFAAT

Viskositas darah Mendeteksi hiperviskositas terutama hiperviskositas pada periode prenatal.

15

D-Dimer

Pemeriksaan skrining untuk mendeteksi Deep Vein Thrombosis (DVT); evaluasi acute
myocardial infarction , unstable angina , dan keadaan Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC).

16
17
18

ACA IgA
ACA IgG
ACA IgM

Pemeriksaan untuk mendiagnosa trombosis berulang yang berbeda, sindrom lupus,


positif palsu VDRL or RPR, fetal loss berulang, dan yang jarang terjadi adalah
perdarahan parah.
IV. Hematologi Lain

Analisa Hb

Evaluasi anemia, kehilangan darah, hemolisis, polisitemia, dan kondisi lainnya.

Menentukan anemia mikrositik, hemoglobinopati seperti thalassemia, terutama


thalassemia beta trait
Analisa kuantitatif HbA2 dan HbF (%)
Mendeteksi hemoglobin yg abnormal (Hb variant) secara kualitatif (adanya S window, D
window, C window)
Reportable range:
HbA2: 1-13%
(a) Analisa Hb HPLC
HbF: 1-40%
Keunggulan-keunggulan analisa Hb HPLC:
Menggunakan alat otomatis dan memerlukan waktu deteksi yang
lebih singkat, dapat memproses banyak sampel
Sampel yang dibutuhkan sangat sedikit (5L), kondisi ini sangat
sesuai untuk pasien pediatri
Merupakan pemeriksaan yang bersifat kuantitatif

(b)

Analisa Hb
Elektroforesa

Mendeteksi jenis-jenis Hb secara kualitatif/ semikuantitatif pada gel agarose


Mampu memisahkan HbA dan HbA2
Mendeteksi major Hb variant:
S atau D
C atau E
Diagnosis hemoglobinopati, evaluasi anemia hemolitik, diagnoasis thalassemia; evaluasi
hemoglobin sickling hemoglobin C; dengan teknik lain atau yang lebih khusus.

05

NO

NAMA TES

MANFAAT
G6PD merupakan enzim yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan
sel darah merah. G6PD dapat mencegah hemolisis pada eritrosit. Kelainan enzim G6PD
menyebabkan proses pembentukan dan perombakan sel darah merah menjadi tidak
normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik).

G6PD

Pemeriksaan ini digunakan mengevaluasi defisiensi G6PD; menentukan penyebab dari


obat yang menginduksi hemolisis. Hemolisis yang disebabkan defisiensi G6PD dapat
terulang menjadi infeksi virus atau bakteri akut dan kelainan metabolik seperti asidosis.
Defisiensi G6PD dapat mengakibatkan destruksi berlebihan

G6PD Neonatus Untuk mendeteksi kemungkinan adanya defisiensi G6PD pada bayi baru lahir

Haptoglobin merupakan protein darah yang dibuat di hati. Pada anemia hemolitik,
haptoglobin rendah.
Penurunan kadar sampai tidak terdeteksi terutama terjadi dengan hemolisis
intravaskular dibandingkan ekstravaskular: haptoglobin mengikat hemoglobin dan
membawanya ke sistem retikuloendotelial . Haptoglobin berguna untuk menentukan
tingkat hemolitik. Kadar haptoglobin rendah pada anemia megaloblastik, yang
mempunyai komponen hemolitik. Kadar menurun pada infeksi mononukleosis .
Penurunan dapat terjadi dengan hematoma atau perdarahan jaringan. Kadar
haptoglobin dapat rendah dengan penyakit hati. Peningkatan seringkali sebagai fase
akut reaktan akut, pada kelainan inflamatori (misalnya collagen disease , infeksi,
kerusakan jaringan) dan dengan peningkatan neoplasma malignan. Haptoglobin
digunakan sebagai penanda genetik untuk eksklusi paternity .

Haptoglobin

Resistensi
Osmotik

Coombs' test

Mendeteksi antibodi yang berhubungan dengan destruksi eritrosit (autoimun


hemolitik anemia).

Rumpel leede

Evaluasi integritas capillary endothelial , acchymosis , easy bruising , easy bleeding,


spontoneous bleeding.

Subtipe Limfosit

Mengukur limfosit T dan limfosit B dan subtipe limfosit, tipe dan klasifikasi leukemia
limfositik dan limfoma; mendefinisi bagian imunodefisiensi termasuk AIDS.

CD 4

Evaluasi pasien infeksi HIV (sel CD4 < 200/mL mengindikasikan progresi AIDS
secara klinis); Evaluasi thymus-dependent atau imunokompeten selular,
menentukan T-helper; rasio T-suppressor; studi kelainan limfoproliferatif untuk
clonality dan keturunan. Hitung CD4 berguna dalam prediksi secara klinis terjadinya
infeksi Cyptosporidium.

(a)

Pemeriksaan untuk evaluasi anemia hemolitik, terutama sferositosis herediter;


evaluasi tingkat imun hemolitik.

06

NO

NAMA TES

MANFAAT
V. Molekular

1 HBV DNA (PCR)

Pemeriksaan HBV DNA (PCR) merupakan pemeriksaan kuantitatif DNA virus Hepatitis B
dengan teknik amplifikasi target (Polymerase Chain Reaction) menggunakan alat Cobas
Amplicor HBV Monitor.
1. Pemeriksaan HBV DNA tidak direkomendasikan untuk tujuan skrining maupun
diagnosis Hepatitis B
2. Pemeriksaan HBV DNA digunakan untuk pemantauan terapi obat anti viral, dimana
pada infeksi Hepatitis B kronik jumlah virus dapat ditekan tetapi tidak dapat dieradikasi.
Oleh karea itu hasil viral load negatif lebih mengindikasikan kepada replikasi virus yang
berhasil ditekan dibawah batas deteksi suatu pemeriksaan sehingga bukan menunjukkan
infeksi yang tereradikasi

Apabila anti-HCV positif maka dilanjutkan pemeriksaan HCV RNA kualitatif untuk
konfirmasi adanya infeksi aktif.
2

HCV RNA
Kualitatif

HCV RNA
Kuantitatif

4 HCV Genotyping

HCV RNA kualitatif diperiksa pada saat selesai terapi lalu 6 bulan setelah selesai terapi
untuk mentukan Sustained Viral Response (SVR) yaitu untuk menentukan kesembuhan
pasien yang telah diterapi anti-virus.

HCV RNA kuantitatif bermanfaat untuk mengetahui jumlah virus, pemeriksaan ini biasa
dilakukan pada awal terapi lalu pada pertengahan terapi untuk melihat respon terapi.

HCV Genotyping diperlukan untuk mengetahui genotipe HCV karena jenis genotipe
menentukan lama terapi, genotipe 1 memerlukan terapi 1 tahun sedangkan tipe 2 dan 3
hanya 6 bulan.

Pemeriksaan dengan menggunakan teknologi amplifikasi asam nukleat (Nucleic Acid


Amplification: NAA) seperti PCR untuk mendiagnosis tuberkulosis secara cepat dalam
beberapa jam dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
5

M. Tuberculosis- Pemeriksaan Mycobacterium tuberculosis dengan teknik molekular diperlukan pada


keadaan-keadaan sebagai berikut:
DNA
- Sampel-sampel sputum BTA positif
- Sampel-sampel sputum BTA negatif jika secara klinis menunjukkan tuberkulosis
- PCR berguna dalam diagnosis TB ekstra paru khususnya TB meningitis

HPV DNA merupakan penyebab utama terjadinya kanker serviks.


Pemeriksaan untuk menentukan apakah pasien dengan hasil paptest ASC-US perlu
pemeriksaan lanjutan (kolposkopi, biopsi).
6

HPV-DNA

Untuk skrining pada wanita 30 tahun bersama dengan pemeriksaan pap test
Hasil pemeriksaan HPV positif berkorelasi dengan terjadinya risiko terjadinya H-SIL yang
tinggi.
Semakin tinggi stadium displasia, semakin kuat kaitannya dengan HPV high risk.
Wanita dengan HPV positif, berisiko menjadi neoplasia walaupun pap smear normal.

07

NO

NAMA TES

HIV-1-RNA

MANFAAT
Penyebab AIDS adalah HIV yang termasuk famili retrovirus (Retroviridae), subfamili
Lentivirus. HIV merupakan virus sitopatik yang terdiri dari HIV-1 dan HIV-2. Penyebab
AIDS yang terbanyak adalah HIV-1. Monitoring pasien yang terinfeksi HIV dilakukan
pemeriksaan RNA HIV dan jumlah sel CD4 setiap 3 - 6 bulan. Bila tidak ada fasilitas
untuk pemeriksaan CD4, dianjurkan pemeriksaan limfosit total dimana jumlah limfosit
total 1200/L kurang lebih setara dengan jumlah CD4 200/L.

VI. Kimia Hati


1

SGOT/AST=Seru
m glutamic
oxaloacetic
transaminase

AST terdapat di sel hati, selian itu juga dihasilkan di sel jantung, sel otot,, ginjal, otak,
paru paru, pankreas, limfa, white cells dan eritrosit. Hal yang menyebabkan AST turun
adalah uremia dan defisiensi vitamin B6. AST meningkat pada alkoholik kronis , sirosis.
AST terdistribusi baik di sitosol maupun di mitokondria

ALT lebih sensitif untuk deteksi injury sel hati daripada untuk dteksi obstruksi bilier. ALT
lebih spesifik untuk injury sel hati daripada AST. ALT meningkat pada penyalahgunaan
alkohol, pengobatan, hepatitis B dan C kronik, steatosis dan NASH, hepatic fibrosis,
sirosis, autoimun hepatitis, hemochromatosis, Wilson disease, alpha trypsin1 defisiensi.

GPT/ALT

penggunaan ALT dan AST untuk skrining hepatitis A, B dan C harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan serologis hepatitis A, B dan C.
Pemeriksaan ALT berguna untuk diagnosis kerusakan hati. Oleh karena itu ALT
merupakan penanda kerusakan hati yang paling spesifik. Namun kerusAkan hati yang
parah tidak selalu menunjukkan perubahan ALT karena jumlah sel hati yang mati tidak
berkaitan dengan tingginya kadar ALT. pada pasien dengan keruskan hati yang parah
bisa saja ALT normal atau menurun.

Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis obstructive jaundice, intrahepatic cholestasis


dan radang pankreas.
Pemeriksaan GGT bersama dengan pemeriksaan CEA dan Alkali phospatase berguna
untuk penanda metastase hepatic dari payudara dan kolon.
3

Gamma GT

Pemeriksaan GGT bersama dengan pemeriksaan ALT, AST dapat digunakan untuk
membedakan peminum alkohol yang sembuh dan berhenti minum dengan peminum
alkohol yang sudah sembuh dan melanjutkan lagi kebiasaan minumnya selain itu juga
bermanfaat dalam diagnosis penyakit hati yang lain.
Pemeriksaan GGT bersama dengan MCV eritrosit berguna untuk skrining peminum
alkohol.
Pemeriksaan GGT digunakan untuk pemantauan cholestasis pada wanita hamil.

Fosfatase
Alkali=ALP

ALP yang bersirkulasi 80% berasal dari hati dan tulang, lainnya berasal dari intestin,
ginjal dan plasenta.
Pada obstruksi bilier ALP menibgkat sekitar 10 kali lipat, pada sirosis menibgkat kurang
lebih 5 kali
ALP meningkat pada metastase hati maupun tulang, leukemia, myelofibrosis,
mastocytosis, dapat digunakan sebgai tumor marker

08

NO

NAMA TES

MANFAAT
Cholinesterase dalam biokimia digunakan sebagai istilah salah satu dari 2 enzim berikut:
Acetylcholinesterase (EC 3.1.1.7) (AChE), dikenal juga dengan istilah RBC
cholinesterase atau eritrosit cholinesterase , atau (formal) acetylcholine acetylhydrolase ,
ditemukan dalam darah dan sinaps saraf.

CHE=
Cholinesterase

Pseudocholinesterase (EC 3.1.1.8) (BChE atau BuChE), dikenal sebagai plasma


cholinesterase , butyrylcholinesterase , atau acylcholine acylhydrolase , ditemukan dihati.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk pemeriksaan enzim fungsi hati.
Pemeriksan CHE plasma bermanfaat untuk menidentifikasi paparan oleh karena
organofosfat atau insektisida karbamat.
Plasma cholinesterase berkorelasi positif dengan beberapa pemeriksaan uji fungsi hati.
Pemeriksaan CHE juga dapat digunakan sebelum melakukan anestesi dengan
succinylcholine untuk menyingkirkan kelainan genetis defisiensi CHE. Hal ini biasa
dilakukan pada individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan efek anestesi yang
lama.

LAP

GLDH

Bilirubin Total

Bilirubin Direk

LAP meningkat pada cholestasis, SLE.


LAP merupakan enzim yang dihasilkan oleh empedu yang tidak dipengaruhi oleh adanya
penyakit/gangguan tulang.
LAP digunakan untuk membedakan apakah peningkatan ALP yang terjadi disebabkan
oleh gangguan pada sistem hati/empedu ataukah karena gangguan tulang.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini kerusakan sel hati terutama yang
disebabkan alkohol, selain itu juga berguna untuk diagnosis banding ikterus. Kortison
dan sulfonil urea dalam dosis terapi dapat menurunkan kadar GLDH. Apabila kadar
meningkat berarti terjadi kerusakan hati.

Hal yang menyebabkan bilirubun tinggi:


1 Penyakit hepatobilier; hepatitis, cholangitis , cholecystitis , sirosis, penyakit hati yang
lain, penyakit hati karena alkohol, infeksi mononucleosis, sindrom Dubin Johnson ,
penyakit Gilbert.
2 Malnutrisi, anorexia, puasa terlalu lama (36 jam atau lebih).
3 Anemia perniciosa, anemia hemolitik, fetal aritoblastosis, neonatal jaundice ,
hematoma, setelah transfuse darah, hemolisis eritrosit.
4 Pulmonary Embolism (PE)/ infark.
5 Congestive Heart Failure (CHF).
6 Obat obatan: Asetaminofen, aminosalicylic acid , anabolic steroid, azathioprine dll.

Hal yang menyebabkan bilirubun direk meningkat:


1 Lesi intrahepatik maupun ekstrahepatik
2 Sindrom Dubin-johnson , sindrom Rotor
3 Infeksi bakteri, sepsis, hepatitis B, sipilid, infeksi TORCH
4 Obat-obatan yang menginduksi kolestasis
5

10

Bile Acid

Kelainan genetik dan metabolik seperti galaktosemia, tirosinemia, penyakit NiemannPick , trisomy 18

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui fungsi hepatobilier

09

NO

NAMA TES

11

Protein Total

12

Albumin

13

Protein
Elektrophoresis

14

Prealbumin

MANFAAT
Pemeriksaan protein total digunakan untuk mengevaluasi status nutrisi, edema

Pemeriksaan albumin digunakan untuk:


1 Evaluasi status nutrisi, tekanan darah, penyakit hati, penyakit ginjal dengan
proteinuria, hemodialisis, dan penyakit kronis lainnya.
2 Kadar albumin yang tinggi menunjukan dehidrasi.
3 Kadar albumin rendah ditemukan pada penggunaan cairan intravena, hidrasi yang
cepat, overhidrasi, hemodilusi, sirosis, penyakit hati, alkoholik kronis, kehamilan,
penggunaan alat kontrasepsi oral, peptic ulcer, penyakit tiroid, terbakar, terbakar,
penyakit kulit yang parah, terlalu banyak diam, gagal jantung, penyakit autoimmun.

Serum Protein Electrophoresis ( SPEP) merupakan pemeriksaan skrining untuk


mengukur protein darah melalui pemisahan ke dalam 5 fraksi yaitu : albumin, alpha1
alpha2, beta, and gamma proteins.
Protein electrophoresis digunakan untuk menevaluasi, mendiagnosis dan memantau
berbagai penyakit dan kondisi. Hal itu disebabkan karena protein dalam darah akan
berubah sebagai respon terhadap adanya kanker, sindrom ginjal dan intestine, gangguan
sistem imun, disfungsi hati, malnutrisi dan chronic fluid-retaining conditions .

Pemeriksaan untuk mendiagnosis pasien dengan malnutrisi dan pemantauan pasien


dengan risiko kurang nutrisi. Pemeriksaan untuk mengetahui penyakit ginjal dan hati
VII. Diabetes Melitus (DM)
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Diagnosis DM harus
didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah dan tidak dapat ditegakkan
hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Untuk diagnosis DM, pemeriksaan
yang dianjurkan adalah pemeriksaan dengan bahan darah plasma vena.
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji
diagnostik DM dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala DM, sedang
kan pemeriksaan penyaring bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang
tidak bergejala tetapi memiliki risiko DM.

Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan pada kelompok dengan salah satu


risiko DM sbb : berusia > 45 tahun; berat badan berlebih; hipertensi; riwayat
DM; riwayat abortus berulang; melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi
> 4 kg, kolesterol HDL 35 mg/dL dan atau trigliserida 250 mg/dL.
Untuk kelompok risiko tinggi yang hasil pemeriksaan penyaringnya negatif,
Diabetes Melitus
pemeriksaan penyaring ulangan dilakukan tiap tahun; sedangkan bagi mereka
yang berusia > 45 tahun tanpa faktor risiko, pemeriksaan penyaring dapat
dilakukan setiap 3 tahun.
3 tes yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA)untuk
diagnosis DM yaitu pemeriksaan Glukosa Darah Puasa, Glukosa Darah Sewaktu,
dan pemeriksaan Glukosa 2 jam pp.
Kriteria diagnosis DM :
1. Gejala DM + Glukosa Darah Sewaktu 200 mg/dL
2. Glukosa Darah Puasa 126 mg/dL setelah minimal 8 jam puasa
3. Glukosa 2 jam pp 200 mg/dL setelah asupan glukosa ekivalen dengan 75 g
glukosa
Konsentrasi glukosa puasa antara 100-125 mg/dL diklasifikasikan sebagai
Impaired Fasting Glucose (IFG) pada individu unstressed dan tidak hamil.
010

NO

NAMA TES

MANFAAT

Pemeriksaan glukosa puasa dapat digunakan untuk diagnosis DM, pemantauan


terapi dan mendukung dalam kontrol DM. Penentuan konsentrasi glukosa puasa
juga dapat digunakan dalam diagnosis dan penanganan beberapa gangguan
metabolik tertentu seperti asidosis, ketosis, dehidrasi dan koma.
Beberapa penyebab konsentrasi glukosa yang tinggi selain diabetes antara lain:
spesimen tidak puasa, infus intravena glukosa yang baru dilakukan, kondisi stres,
Cushing disease , akromegali, pheochromocytoma , glukagonoma, penyakit hati
yang parah, pankreatitis, dan obat-obat tertentu seperti diuretik, glukortikoid,
Glukosa Puasa (*)
beta bloker, asam nikotinat, obat yang mengandung estrogen, dll.
Pengambilan sampel direkomendasikan menggunakan sampel vena. Konsentrasi
glukosa akan menurun sebesar 5-10 mg/dL per jam apabila tidak segera dipisahkan, oleh karena itu apabila tidak segera dipisahkan dianjurkan untuk menggunakan
tabung berisi sodium fluorida atau iodacetate .
Individu disarankan menjalankan puasa minimal 8 jam sebelum pemeriksaan, dan
sebaiknya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari.

Glukosa 2 jam Pemeriksaan ini ditujukan untuk diagnosis DM. Pengambilan spesimen dilakukan
postprandial (pp) 2 jam setelah pembebanan glukosa setara dengan 75 gram glukosa
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendiagnosis DM, memantau terapi dan
mendukung dalam kontrol DM. Pemeriksaan glukosa sewaktu juga bermanfaat
dalam diagnosis dan penanganan beberapa gangguan metabolik seperti asidosis,
Glukosa Sewaktu ketosis, dehidrasi dan koma.
Apabila konsentrasi glukosa > 400 mg/dL, kemungkinan ketonemia perlu
dipertimbangkan.
Sinonim dengan Oral Glucose Tolerance Test (OGTT), digunakan untuk diagnosis
DM Gestasional. Pemeriksaan ini juga digunakan (walaupun tidak optimal) untuk
diagnosis T1DM dan T2DM. Uji meliputi pengambilan glukosa puasa yang diikuti
dengan pengambilan darah pada interval waktu tertentu setelah pembebanan
glukosa. Persiapan pasien :
Pasien sebaiknya aktif dan mengkonsumsi makanan cukup dengan minimal
karbohidrat 150 g/hari selama 3 hari, kemudian melakukan puasa selama 12 jam
sebelum pengambilan darah dilakukan.
Individu yang berisiko tinggi mengalami DM Gestasional antara lain : usia > 30 thn,

GTT (*)

obesitas dengan BMI > 30 kg/m2, riwayat DM dalam keluarga, pernah menderita
DM gestasional sebelumnya, pernah melahirkan bayi > 4 kg, dan adanya glukosuria.
Terdapat 2 kriteria diagnosis DM Gestasional, yaitu kriteria American
Diabetes Association (ADA) dan kriteria WHO. Belum ada kesepakatan kriteria
yang sebaiknya digunakan.
Perlu diingat apabila pada pemeriksaan awal didapatkan kadar glukosa puasa
126 mg/dL atau kadar glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL, maka individu
tersebut hanya perlu melakukan pengulangan tes darah. Bila hasilnya sama,
maka diagnosis DM sudah dapat ditegakkan dan tidak diperlukan pemeriksaan
OGTT.
ADA menggunakan skrining DM Gestasional melalui pemeriksaan glukosa darah
2 tahap. Tahap pertama dikenal dengan nama tes tantangan glukosa yang merupakan
tes skrining.
Wanita hamil yang datang diberikan minum 50 gr glukosa kemudian diambil sampelnya 1
jam kemudian
ADA mengusulkan 2 jenis tes yaitu yang disebut tes TTGO 2 jam (menggunakan
011

NO

NAMA TES

MANFAAT
beban glukosa 75 gram) dan tes TTGO 3 jam (beban glukosa 100 gram)

WHO menganjurkan diagnosis DM Gestasional dilakukan menggunakan TTGO


dengan beban glukosa 75 gram.

HbA1c (A1c)

HbA1c menggambarkan gugus heterogen yang terbentuk dari reaksi kimia antara
gula dan hemoglobin. HbA1c memberikan gambaran konsentrasi glukosa darah
rata-rata selama periode 2-4 bulan. Kecepatan pembentukan A1c proporsional
dengan konsentrasi glukosa darah. Pemeriksaan A1c digunakan untuk kontrol
glukosa jangka panjang dalam kondisi diabetes. Tes HbA1c perlu dilakukan pada
waktu awal terdiagnosis DM, pada diabetes yang tergantung insulin paling sedikit
3 kali setahun, dan pada diabetes tidak tergantung insulin dapat diperiksa 4 kali
setahun sesuai dengan kebutuhan.
Kontrol kadar glukosa yang baik sangat perlu untuk menurunkan risiko diabetik
nefropati dan komplikasi diabetes lainnya.Tes HbA1c diperlukan untuk manajemen
DM yang optimal. ADA merekomendasikan tujuan dari terapi adalah A1c < 7%.
ADA tidak merekomendasikan penggunaan tes A1c untuk diagnosis maupun
skrining DM.

Fruktosamin

Beberapa sinonim yang umum ditemukan antara lain adalah glycated albumin ,
glycated protein , ketoamin atau plasma protein. Fruktosamin digunakan untuk
menunjukkan protein yang telah terglikasi melalui reaksi nonenzimatik (biasanya
albumin dan glukosa). Untuk pemeriksaan fruktosamin, pasien disarankan untuk
tidak mengkonsumsi vitamin C selama 24 jam sebelum pengambilan spesimen.
Pemeriksaan fruktosamin digunakan untuk memantau kontrol diabetik karena
mencerminkan kontrol diabetik selama periode 2-3 minggu. Fruktosamin memiliki
012

NO

NAMA TES

MANFAAT
keunggulan untuk pemeriksaan kontrol DM pada pasien dengan gangguan hemoglobin

10

11

Insulin (*)

Insulin Antibody

C-Peptide (*)

ICA
(Islet Cell
Antibody)

Anti GAD
(Anti - Glutamic
Acid
Decarboxylase)

Di dalam sel beta pankreas, polipeptida proinsulin akan dimetabolisme melalui


mekanisme kompleks menjadi 3 bahan yaitu proinsulin, insulin dan C-peptide .
Untuk pemeriksaan insulin, pasien sebaiknya puasa sebelum pengambilan
spesimen. Beberapa kegunaan pemeriksaan insulin antara lain :
1 Mendeteksi penyebab gangguan hipoglisemia : gangguan hipoglisemia yang
terjadi pada anak-anak, pasien yang tidak ketosis atau asidosis, umumnya
diakibatkan oleh hiperinsulinemia dan umumnya dikenal dengan kondisi
Persistent Hyperinsulinemic Hypoglycemia of Infancy (PHHI).
2 Untuk mendeteksi hipoglisemia yang diinduksi tumor : insulinoma (tumor sel
islet) merupakan tipe tumor sel islet yang umum terjadi dan juga tipe tumor
yang dapat menyebabkan hipoglisemia. 90% tumor ini bersifat jinak/benign
3 Untuk mendeteksi adanya sindrom resistensi insulin
Tes ini untuk memeriksa apakah ada antibodi terhadap terapi insulin dari luar
(menggunakan insulin dari sapi atau babi). Hampir semua pasien yang diterapi
dengan insulin sapi/babi akan memiliki antibodi anti-insulin. Resistensi insulin yang
dimediasi oleh adanya antibodi tersebut timbul pada sekitar 0,01% pasien. Pasien
dengan antibodi insulin membutuhkan dosis insulin yang besar. Kebanyakan antibodi yang timbul adalah IgG, tetapi ada beberapa yang timbul adalah IgE.
Tes ini penting mengingat adanya antibodi terhadap insulin dapat mengakibatkan
misinterpretasi kadar insulin.
Konsentrasi C-Peptide proporsional terhadap produksi insulin endogen. Penentuan
C-Peptide sangat penting dalam diagnosis dari kondisi hipoglisemia. Beberapa
penggunaan lain adalah dalam kondisi pankreatektomi dan pasien posttransplan
pankreas.Untuk pemeriksaan ini, sebaiknya pasien puasa sebelum pengambilan
spesimen. Kegunaan penentuan C-Peptide :
1 Diagnosis diferensial dari hipoglisemia
2 Membantu dalam klasifikasi DM : Pasien T2DM biasanya memiliki konsentrasi
C-Peptide dan insulin yang normal atau meningkat dan tidak memiliki autoanti
bodi terhadap terhadap sel beta. Pasien T1DM memiliki konsentrasi C-Peptide
yang rendah atau tidak terdeteksi, dan hampir 85-90% pasien T1DM memiliki
autoantibodi terhadap sel beta.
3 Penentuan fungsi sel beta dalam kondisi DM : C-Peptide berguna dalam evaluasi
fungsi sel beta residual pada individu diabetik yang tergantung insulin.
4 Untuk memperkirakan survival transplan pankreas
5 Evaluasi kelengkapan proses pankreatektomi : C-Peptide seharusnya tidak
terdeteksi setelah pankreatektomi total
ICA merupakan penanda pertama dari autoimunitas spesifik terhadap sel islet dan
terdeteksi pada sekitar 80% pasien yang baru terdeteksi T1DM. Apabila kadar
ICA tinggi pada individu non-T1DM, maka ada 40-50% indikasi bahwa individu
ini akan mengalami T1DM dalam 5 tahun.
Keterbatasan pemeriksaan ini adalah tidak semua pasien ICA akan mengalami
hiperglisemia. Tes ini dapat memberikan hasil negatif pada anak-anak yang
mengalami DM sebelum usia 2 tahun. ICA jug dapat terjadi pada pasien T2DM.
Antibodi spesifik terhadap isoform 65 kDa dari GAD biasanya sudah timbul 10
tahun sebelum onset DM. Individu dengan anti GAD memiliki risiko lebih besar
mengalami T1DM. Autoantibodi anti-GAD terdeteksi pada serum sekitar 75%
individu yang terdiagnosa T1DM. Antibodi GAD mengkarakterisasi sindrom
stiff-man , di mana spasme punggung dan kaki terjadi dengan hiperlordosis tulang
belakang. Antibodi GAD juga merupakan penanda kumpulan gangguan autoimun
seperti tiroiditis, Grave's disease , anemia pernisiosa, vitiligo dan T1DM.
Antibodi GAD dapat digunakan untuk menilai kecenderungan mengalami T1DM,
013

NO

NAMA TES

MANFAAT
membedakan pasien T1DM dengan T2DM, dan konfirmasi diagnosis sindrom
stiff-man pada 98% kasus.
VIII. Lemak
Konsentrasi kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko PJK karena kolesterol yang
berlebihan akan memicu aterosklerosis. Kolesterol merupakan lipid tidak larut yang
mengandung inti cincin steroid. Kolesterol berfungsi sebagai komponen esensial untuk
membran sel (dibutuhkan untuk transpor transmembran) dan komponen esensial dari
lipoprotein serum (dibutuhkan dalam transpor trigliserida). Kolesterol juga berfungsi
sebagai prekursor dari asam empedu (dibutuhkan untuk absorpsi fat), steroid adrenal
(hidrokortison, aldosteron) dan hormon seks (estrogen dan androgen).
Terdapat 2 sumber kolesterol yaitu berasal dari biliary cholesterol (sekitar 600-1000
mg/hari) dan dari makanan (sekitar 250-500 mg/hari). Dietary cholesterol berasal dari
hewan. Kolesterol yang memasuki usus dapat mengalami 2 jalur yaitu secara normal
sekitar 50% akan diabsorbsi dan sisanya akan dieksresikan melalui feses.
Karena kolesterol bersifat tidak larut dalam air maka kolesterol tidak dapat bersirkulasi
secara bebas di dalam plasma, oleh karena itu kolesterol ditransportasikan dalam bentuk
lipoprotein (gabungan antara lipid dan apolipoprotein/apoprotein).

Kolesterol Total

Beberapa klasifikasi lipoprotein adalah : kilomikron (kaya trigliserida dan disintesis di


usus), Very Low Density Lipoprotein ( VLDL) (kaya akan trigliserida dan disintesis di
hati), Intermediate Density Lipoprotein (IDL) ( dihasilkan dari katabolisme VLDL), Low
Density Lipoprotein LDL (dihasilkan oleh katabolisme IDL, merupakan bentuk lipoprotein
utama yang membawa kolesterol) dan HDL (High Density Lipoprotein ( HDL).
Terdapat 4 kategori utama apoprotein yaitu apo B-48 (dihasilkan oleh usus dan berada
pada kilomikron), apo B-100 (dihasilkan oleh hati dan terdapat pada VLDL, IDL dan LDL),
apo A (dihasilkan oleh hati dan usus, ditemukan pada kilomikron dan HDL. Terdapat 3
macam apo A yaitu apo-AI, apo-AII dan apo-AIV), apo C (dihasilkan oleh hati, dan
terdapat pada kilomikron, VLDL, IDL dan HDL), serta apo E.
Kolesterol total merupakan pemeriksaan yang menentukan jumlah kolesterol yang
terdapat dalam semua partikel lipoprotein dalam tubuh. Untuk mendapatkan hasil yang
terbaik maka disarankan pasien berpuasa selama 12 jam (kondisi puasa tidak terlalu
esensial untuk konsentrasi kolesterol tetapi sangat esensial untuk pemeriksaan
trigliserida). Kolesterol total meliputi kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan kolesterol VLDL.
Pada kondisi PJK, kolesterol total merupakan suatu alat untuk menentukan risiko, bukan
merupakan suatu uji diagnostik.

Kolesterol LDL
direk

Konsentrasi kolesterol LDL merupakan faktor risiko PJK dan penurunan konsentrasi
kolesterol LDL merupakan target utama untuk penanganan pasien dengan konsentrasi
kolesterol LDL yang tinggi atau di ambang batas/borderline . Persamaan Friedewald
yang dulu digunakan, hanya bersifat valid apabila konsentrasi trigliserida < 400 mg/dL.
Spesimen dengan konsentrasi trigliserida puasa > 400 mg/dL memerlukan pemeriksaan
LDL direk.
Pemeriksaan LDL direk memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki presisi yang baik,
tidak memerlukan sampel puasa dan memberikan konsentrasi kolesterol LDL yang
akurat. Inakurasi penentuan konsentrasi LDL menggunakan metode Friedewald
meningkat apabila konsentrasi trigliserida > 200 mg/dL.
LDL merupakan lipoprotein utama yang membawa kolesterol. Partikel LDL terdiri dari
suatu inti lipid yang hampir seluruhnya mengandung kolesterol ester. Permukaan partikel
LDL mengandung kolesterol tidak teresterifikasi dan fosfolipid, serta mengandung
partikel apo B-100. Satu partikel LDL hanya memiliki 1 apo B-100.

014

NO

NAMA TES

Kolesterol HDL

MANFAAT
HDL merupakan lipoprotein terkecil dalam serum. Apoprotein yang terdapat dalam HDL
adalah apo A-I dan apo A-II. HDL dikenal sebagai kolesterol yang baik karena dapat
mengambil kolesterol yang berlebih di dalam tubuh untuk dikembalikan ke hati (proses
Reverse Cholesterol Transport ).

Trigliserida (*)

Trigliserida merupakan kelompok kompleks lipid yang tidak larut dalam darah.
Trigliserida ditransportasi dalam bentuk kilomikron (TG berasal dari sumber eksogen)
atau dalam bentuk VLDL (TG berasal dari sumber endogen). Pasien harus melakukan
puasa 10-14 jam sebelum pengambilan spesimen. Kontrol konsentrasi TG merupakan
target penanganan lipid. Banyak pasien dengan TG > 200 mg/dL mengalami sindrom
metabolik (resistensi insulin, obesitas dan hipertensi). Gangguan lipid primer yang terkait
dengan peningkatan konsentrasi TG antara lain adalah defisiensi lipoprotein lipase,
defisiensi apo CII, kilomikronemia familial, dan disbetalipoproteinemia familial. TG
merupakan faktor risiko independen untuk PJK.

Apo A-I (*)

Apolipoprotein/apo A-I merupakan apoprotein utama yang terkait dengan partikel HDL.
Apo A-I berpartisipasi dalam pembuangan kelebihan kolesterol dari jaringan dan
merupakan faktor risiko negatif PJK dan stroke. Apo A-I merupakan struktur apoprotein
yang sangat penting bagi partikel HDL untuk melakukan proses Reverse Cholesterol
Transport . Adanya apo A-I membuat HDL dapat keluar masuk ke dalam pembuluh untuk
mengambil kelebihan kolesterol dan tidak ditahan oleh intima pembuluh
darah.Pemeriksaan apo A-I berguna juga di dalam menilai kualitas partikel HDL karena
konsentrasi HDL yang tinggi belum tentu sebanding dengan konsentrasi apo A-I yang
tinggi, padahal apo A-I sangat penting dalam proses RCT. Pemeriksaan apo A-I juga
banyak digunakan untuk melihat kondisi pasien dengan konsentrasi HDL kolesterol yang
rendah (misalnya defisiensi apo A-I familial, penyakit Tangier, dan defisiensi LCAT).
Pemeriksaan apo A-I perlu puasa sebelum pengambilan spesimen.

Apo B (*)

Pemeriksaan apo B ditujukan untuk memeriksa apo B-100. Apo B-100 merupakan
konstituen dari VLDL, IDL, LDL, dan Lp(a). Apo B-100 disintesa dalam hati dan
disekresikan ke dalam plasma sebagai bagian dari partikel VLDL. Apo B-100
berpartisipasi dalam penghantaran kolesterol ke dalam jaringan dan berinteraksi
langsung dengan reseptor LDL.
Konsentrasi apo B-100 merupakan faktor risiko positif untuk PJK. Pasien sebaiknya
melakukan puasa 9-14 jam sebelum pengambilan spesimen. Penentuan apo B-100
digunakan dalam evaluasi risiko PJK dan diagnosis abetalipoproteinemia,
hipobetalipoproteinemia, dan hiperbetalipoproteinemia.

Small dense LDL merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk menentukan adanya
partikel LDL yang lebih kecil padat (berukuran < 25,5 nm). sdLDL berkaitan dengan
peningkatan trigliserida, penurunan kadar HDL dan peningkatan konsentrasi apo B-100.
sdLDL berasal dari VLDL yang inti trigliseridanya telah dihabiskan menghasilkan
lipoprotein dengan ukuran yang kecil padat. sdLDL didapat dengan persamaan : LDL
Small Dense LDL
kolesterol/apo B-100 < 1,2, apabila dari persamaan ini didapat nilai < 1,2 maka terdapat
sdLDL. sdLDL bersifat lebih aterogenik karena sdLDL lebih mudah masuk ke dalam
pembuluh darah, akan berada lebih lama dalam sirkulasi karena sdLDL sulit dikenali oleh
reseptor LDL, dan sdLDL lebih mudah teroksidasi membentuk oxidized LDL yang
merupakan cikal bakal proses aterosklerosis.

Lipoprotein (a)

Lipoprotein (a) merupakan lipoprotein unik yang muncul sebagai faktor risiko independen
untuk perkembangan penyakit vaskular. Kadar Lp(a) sangat bervariasi dan di bawah
kontrol genetik yang kuat, terutama oleh gen apo(a). Hasil riset menunjukkan bahwa

015

NO

NAMA TES

Adiponektin

MANFAAT
Adiponektin, dikenal juga sebagai adipocyte complement related protein sebesar 30
kDa (ACRP30), adipoQ , adipose most abundant gene transcript 1 (apM1), dan gelatin
binding protein sebesar 30 kDa (GBP30), merupakan suatu protein yang spesifik
disekresikan oleh adiposit dengan peran pada homeostasis glukosa dan lemak.
Konsentrasi adiponektin dalam sirkulasi cukup tinggi, sebesar 0,01% dari plasma protein
total. Selain pengaruhnya terhadap metabolisme glukosa tubuh dan sensitivitas insulin,
adiponektin dapat juga memodulasi kadar lipid dalam plasma, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa studi melaporkan adanya korelasi negatif antara
adiponektin dengan trigliserida serum (TG) dan small dense LDL (sdLDL) dan memiliki
korelasi positif dengan kolesterol HDL (HDL-C). Adiponektin berfungsi sebagai suatu
insulin sensitiziser melalui penurunan keluaran glukosa hepatik dan oleh karena itu
berkontribusi pada pengaturan homeostasis glukosa seluruh tubuh. Adiponektin bersifat
antiaterogenik melalui penekanan respon inflamasi pada endotel, dan menghambat
proliferasi sel otot polos.

Adiponektin juga dapat menghambat perubahan ekspresi molekul adhesi monosit yang
diinduksi oleh TNF-. Adiponektin juga menekan transformasi makrofag menjadi sel
busa. Adiponektin, adipositokin yang jumlahnya paling melimpah, ditemukan mengalami
penurunan pada kondisi obesitas, diabetes tipe 2, dan Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Pada konteks ini, hipoadiponektinemia dihubungkan dengan konsentrasi kolesterol HDL
(HDL-C) yang rendah, menurunnya ukuran partikel LDL, dan meningkatnya penanda
inflamasi sistemik. Studi baru baru ini menunjukkan bahwa adiponektin mungkin
memiliki keterlibatan secara independen dalam mengatur metabolisme lipoprotein yang
kaya akan trigliserida. Oleh karena itu, kadar adiponektin dapat digunakan sebagai suatu
indikator yang penting untuk penyakit metabolik dan inflamasi.

IX. Jantung

CK dan CK-MB

CK (Creatine Kinase ) memiliki 3 isoenzim yaitu CK-MM, CK-MB dan CK-BB. CK-MB
merupakan isoenzim yang diperiksa karena CK-MB terdapat dalam jumlah besar di
miokardium jantung. Peningkatan kadar CK-MB terlihat 6 jam setelah onset nyeri dada
pada individu dengan infark miokard akut. Kadar CK-MB biasanya mencapai puncak 1520 jam setelah onset infark miokardial. Spesimen CK-MB sebaiknya dicek pada saat
baseline , kemudian dicek ulang padajam ke 6-9 jam. Apabila hasil yang diperoleh
negatif, maka dicek ulang pada jam ke 12-24. Apabila kadar CK-MB kembali ke normal,
penentuan isoenzim CK tidak diperlukan lagi.
Kegunaan pemeriksaan CK-MB adalah untuk diagnosis AMI (Acute Myocardial Infarct ).
Walaupun cukup banyak kardiologi yang lebih menyukai penentuan troponin, tetapi
penentuan CK-MB juga berperan di dalam diagnosis reinfark. Troponin akan tetap
meningkat sekitar 14 hari setelah AMI, sementara konsentrasi CK-MB akan menurun ke
baseline dalam 72 jam. Kadar CK-MB dapat meningkat di luar kerusakan miokardium,
peningkatan kadar CK-MB dapat terjadi pada kondisi hipotiroidisme dan peningkatan
kadar CK total terjadi pada 50% kasus.

Troponin I

Cardiac troponin I (cTnI) dan troponin T (cTnT) merupakan uji primer dalam diagnosis
AMI karena memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Salah satu kriteria diagnosis
AMI antara lain adanya simptom iskemik, adanya perubahan gelombang Q pada EKG,
perubahan segmen ST dan intervensi arteri koroner. Troponin lebih sensitif dari CK-MB
untuk deteksi nekrosis otot jantung. Myoglobin, suatu penanda yang meningkat cepat
setelah AMI, diterima sebagai penanda dini tetapi kurang spesifik bila dibandingkan
dengan troponin; apabila hasil myoglobin positif maka diperlukan uji konfirmasi
menggunakan troponin atau CK-MB. Troponin jantung akan tetap meningkat 5-7 hari
setelah onset kerusakan jantung, oleh karena itu untuk menduga periode reinfark perlu
dievaluasi menggunakan troponin atau CK-MB.
016

NO

NAMA TES

MANFAAT

Myoglobin

Myoglobin merupakan oxygen-binding protein yang ditemukan dalam jantung dan


striated muscle . Peningkatan konsentrasinya yang cepat merupakan penanda AMI yang
dini. Kadar myoglobin serum merupakan indikator dini AMI, terutama apabila
dikombinasikan dengan troponin atau CK-MB. Setelah kondisi AMI, kadar myoglobin
kembali normal sementara kadar troponin tetap meningkat. Myoglobin serum akan
dieksresikan melalui ginjal, dan myoglobin merupakan penanda kerusakan miokardial
awal yang sensitif karena dilepaskan dari sel-sel yang mengalami nekrotik, sehingga
dapat digunakan untuk deteksi infark miokard dini. Konsentrasi myoglobin akan
meningkat 1 jam setelah infark dan mencapai puncaknya dalam 4-12 jam.

LDH/(Lactate
Dehydrogenase
Isoenzyme )

LD ditemukan di seluruh sel tubuh dan ada dalam 5 bentuk molekul (isoenzim).
Perubahan isoenzim LD (LD1/LD2 flip ) mengindikasikan adanya AMI, dan mencapai
puncaknya setelah CK dan CK-MB. Interval LD1 dan LD2 (anodal fraction ) dikaitkan
dengan jantung dan RBC. Normalnya LD2 lebih besar dari LD1. Pada kerusakan
miokardial seperti AMI, dan juga pada keadaan anemia hemolitik dan megaloblastik akan
terjadi flip atau inversi LD1:LD2 (kadar LD1 menjadi lebih besar dari LD2).

CRP pertama kali ditemukan oleh Oswald Avery pada serum pasien yang mengalami
infeksi Streptococcus pneumoniae . Serum pada kondisi infeksi akut menunjukkan
adanya protein yang dapat mempresipitasi polisakarida C pada dinding sel
pneumococcal .
Walaupun konsentrasi CRP dapat meningkat sampai 1000 kali lipat pada respon fase
akut, peningkatan konsentrasi CRP yang rendah, biasanya melebihi 1 mg/L dikaitkan
dengan risiko perkembangan kondisi PKV. Pasien dengan konsentrasi CRP antara 1-3
mg/L memiliki risiko intermediate sementara konsentrasi CRP > 3 mg/L memiliki risiko
tinggi mengalami PKV. Harus diingat bahwa konsentrasi CRP > 10 mg/L tidak dapat
dikatakan memiliki risiko PKV karena konsentrasi yang tinggi tersebut biasanya
diakibatkan oleh adanya infeksi aktif atau proses autoimun. Individu dengan konsentrasi
CRP plasma antara 3-10 mg/L berisiko mengalami PKV, sindrom metabolik dan kanker
kolon

hsCRP

Banyak studi in vitro menunjukkan bahwa CRP bukan hanya sebagai suatu penanda
inflamasi, melainkan juga berpartisipasi aktif dalam proses aterogenesis. Diduga
konsentrasi high-sensitivity CRP merupakan prediktor aterosklerosis dan kematian
vaskular sehingga dapat memberikan nilai prognostik melebihi konsentrasi LDLkolesterol. CRP juga diduga dapat mengakibatkan disfungsi endotel melalui penurunan
eNOS mRNA, peningkatan endotelin-1, dan up regulasi berbagai adhesion molekul serta
sitokin kemoatraktan. CRP juga diduga mengup regulasi signaling NF-B dalam endotel
serta mengurangi diferensiasi endothelial progenitor cell . Selain itu, CRP dapat
mengupregulasi AT1-R (Angiotensin-Type 1 Receptor ) dalam sel otot polos vaskular,
meningkatkan proliferasi sel otot polos, meningkatkan produksi ROS serta restenosis.
Dari kemampuan CRP di atas, maka diduga CRP bersifat sebagai faktor
proaterosklerotik
Sindrom metabolik yang dikarakterisasi dengan adanya kondisi obesitas, dislipidemia,
hiperglisemia dan hipertensi merupakan abnormalitas yang dikaitkan dengan resistensi
insulin, suatu gangguan metabolik yang diikuti dengan peningkatan respon fase akut.
Studi cross sectional yang dilakukan oleh Santos dkk menunjukkan bahwa sindrom
metabolik merupakan suatu kondisi yang dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi CRP
dan evaluasi prospektif menunjukkan bahwa konsentrasi CRP yang tinggi akan
memprediksikan perkembangan sindrom metabolik
Nilai hsCRP (High Sensitivity C-Reactive Protein ) merupakan prediktor aterosklerosis
dengan rentang nilai < 1 mg/L (risiko rendah untuk PKV), 1-3 mg/L (risiko moderate
untuk PKV) dan rentang 3-10 mg/L (risiko tinggi untuk PKV)
017

NO

NAMA TES

hs CRP
(lanjutan)

MANFAAT
Selama beberapa tahun terakhir ini, banyak studi telah menunjukkan bahwa inflamasi
merupakan akar aterosklerosis dan berbagai komplikasinya. CRP sebagai salah satu
penanda inflamasi yang paling banyak digunakan di dalam berbagai studi inflamasi. CRP
selain merupakan penanda, juga terlibat aktif di dalam aktivasi endotel yang akhirnya
akan menimbulkan aterosklerosis. Peningkatan konsentrasi CRP juga terjadi pada
berbagai kondisi patologis lain seperti diabetes, stroke dan sindrom metabolik. Oleh
karena itu, The Centers for Disease Control and Prevention dan American Heart
Association mengatakan bahwa skrining menggunakan konsentrasi CRP dirasakan tepat
bagi individu dengan risiko PKV.
Beberapa penggunaan penentuan konsentrasi CRP : pemantauan post-operasi, PID
(Pelvic Inflammatory Disease ), sepsis pada critically ill patients , diagnosis apendisitis
akut, pasien PJK dan faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Homosistein adalah asam amino yang mengandung sulfur, dan berada pada perlintasan
2 jalur metabolik. Homosistein dibentuk dari demetilasi metionin melalui Sadenosylmethionine (AdoMet) dan S-adenosylhomocysteine (AdoHC). Homosistein
dieliminasi melalui remetilasi dengan bantuan methionine synthase (MS), suatu enzim
yang tergantung pada vitamin B12. Pada jalur remetilasi, MS akan mengkatalisa konversi
homosistein menjadi metionin dengan adanya donor metil N-5-methyltetrahydrofolate .
Homosistein juga dapat dieliminasi melalui proses transulfurasi, di mana homosistein
akan berkondensasi dengan serine untuk membentuk cystathionine melalui kerja
cysthationine--synthase (CBS) yang tergantung pada vitamin B6. Cysthationine
selanjutnya akan terhidrolisa menjadi cysteine dan -ketobutyrate

Homosistein

Beberapa penyebab kondisi hiperhomosisteinemia antara lain adalah defisiensi asam


folat atau vitamin B6/B12, penyakit ginjal, hipotiroidisme, pengobatan (obat-obat
antiepileptik dan metotreksat), mutasi genetik methylenetetrahydrofolate reductase
(MTHFR), psoriasis, dan systemic lupus erythematosus . Peningkatan konsentrasi
homosistein terkait dengan risiko coronary artery disease (CAD), serangan jantung,
stroke, peripheral arterial disease , venous thrombosis (deep vein thrombosis dan
pulmonary embolism ), demensia, neural tube defect , serta timbulnya komplikasi pada
kehamilan (preeclampsia , placental abruption dan keguguran)

BNP

BNP merupakan 32 asam amino peptida natriuretik jantung yang pertama kali diisolasi
dari jaringan otak babo. BNP dihasilkan oleh ventrikel dan dikeluarkan ke dalam darah
sebagai respon dari peregangan miokardium dan peningkatan tekanan pengisian
ventrikel kiri. BNP berasal dari prepro BNP 134 peptida asam amino yang didegradasi
menjadi pro-BNP (108 asam amino) kemudian mengalami degradasi menjadi BNP (77108) dan NT-proBNP (1-76)
018

NO

NAMA TES

MANFAAT
Natriuretic peptide ini bekerja sebagai vasodilator dan mempunyai efek hipotensif,
menyebabkan natriuressi dan diuresis; menghambat sistem saraf simpatetik dan aktivitas
beberapa sistem hormon, termasuk sistem RAAS, endothelin-1, sitokin dan vasopresin.

BNP
(lanjutan)
7

BNP juga menghambat mekanisme patofisiologi yang bertanggung jawab untuk hipertrofi
dan remodeling ventrikular; efek yang menguntungkan pada disfungsi sekunder pada
proses aterosklerotik, termasuk tekanan aliran darah dan pengaturan koagulasi dan
fibrinolisis, dan juga menghambat aktivasi trombosit.
Kegunaan pemeriksaan BNP adalah untuk skrining penyakit jantung, stratifikasi pasien
dengan CHF, deteksi left ventricular systolic dan atau diastolic dysfunction serta untuk
membedakan dengan dispnea. Diagnosis CHF pada tahap awal dan segera diberi
pengobatan akan mencegah penyakit bertambah parah. Berbagai studi menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi BNP berbanding lurus dengan tingkat keparahan CHF
berdasarkan klasifikasi NYHA dan pada pasien dengan symptomatic left ventricular
dysfunction .

X. Ginjal-Hipertensi
Urea N merupakan produk akhir dari metabolisme protein , urea disintesis oleh hati. Urea
N mudah difiltrasi oleh ginjal. Urea Nitrogen mencerminkan perbandingan antara
Urea N= Urea produksi dan klirens urea. BUN dapat tinggi pada keadaan penyakit ginjal akut maupun
Nitrogen= Blood kronik.
Urea Nitrigen
Urea N digunakan untuk uji fungsi ginjal bersama dengan kreatinin. BUN berguna dalam
(BUN)
pemantauan hemodialisis dan terapi lain. Perbandingan BUN: kreatinin digunakan untuk
membedakan adanya pre renal failure, intrinsic failure ataukah obstruksi.

Pemeriksaan untuk fungsi ginjal dengan spesimen urin

Urea N Urin

Kreatinin

Tes fungsi ginjal yang paling umum, memberikan estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
dengan menggunakan rumus dalam satuan mL/menit/1.73m2. Sampel dari plasma.

Kreatinin Urin

Tes fungsi ginjal, memberikan estimasi LFG dengan menggunakan rumus dalam satuan
mL/menit/1.73m2. Sampel dari urin 24 jam.

Kreatinin klirens

Beta 2
mikroglobulin

Bermanfaat untuk memantau prognosis pasien multipel myeloma. Serum BMG


mencerminkan ukuran tumor, kecepatan pertumbuhan dan fungsi ginjal

Microalbumin
kualitatif

Bermanfaat untuk memprediksi perkembangan proteinuria, diabetik nefropati, penyakit


mikrovaskular, kematian dini pada T1DM dan T2DM.

Microalbumin
kuantitatif

Bermanfaat untuk memprediksi perkembangan proteinuria, diabetik nefropati, penyakit


mikrovaskular, kematian dini pada T1DM dan T2DM secara kuantitatif.

Renin (PRA) (#*)

Untuk menilai fungsi ginjal dengan mengestimasi LFG, untuk memantau progresi ginjal

1 Diagnosis hiperaldosteronisme primer


2 Diagnosis hiperaldosteronisme sekunder
Pemeriksaan Cystatin C adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur GFR
dimana pemeriksaan GFR berguna untuk:

10

Cystatin C

1
2
3
4

Deteksi dini kerusakan ginjal


Pemantauan progresi penyakit ke arah gagal ginjal terminal
Pemantauan kecukupan ginjal pengganti
Pemantauan terapi
019

NO

NAMA TES

11

Catecholamin
Fractionated

12

Aldosteron

13 Angiotensin (ACE)

MANFAAT
Plasma catecholamin bermanfaat untuk diagnosis '"catecholamines-secreting
neoplasm ", dan adrenal pheochromocytoma

Kunci diagnosis hiperaldosteronisme primer, dimana kadar aldosteron plasma maupun


urin tinggi pada waktu yang sama sedangkan kadar renin rendah

Diagnosis sarcoidosis, lebih sering jika penyakit aktif dan bermanfaat untuk menguji
respon terhadap sarcoidosis terhadap terapi kortikosteroid
Elektrolit-Gas Darah

Na, K, Cl

Merupakan elektrolit panel yang digunakan untuk menilai keseimbangan asam-basa


elektrolit pada berbagai gangguan
Sangat penting dalam mendeteksi dan menetapkan kelainan metabolik.
Kalium merupakan salah satu kation intraselular mayor dan biasanya diukur sebagai
salah satu dari elektrolit plasma atau serum. Pemeriksaan ini berguna untuk :

Kalium

a Menilai keseimbangan elektrolit


b Menilai ada tidaknya hipertensi
Hiperkalemia dapat terjadi yang disebabkan oleh penyakit ginjal, khususnya gagal
ginjal. Oleh sebab itu perlu dipantau kadar kalium tubuh.
c Menilai kelemahan muskular dan iritabilitas, mental, manajemen leukimia, penyakit
saluran cerna
d Menilai dan mencegah aritmia jantung
e Menilai, mendiagnosa dan mengatur kelebihan mineralkortikoid

Berguna untuk :
Menilai keseimbangan elektrolit, keseimbangan asam-basa, menilai hipokalemia.
3

Kalium urine

Natrium

Kalium urine ini dapat meningkat melalui asupan makanan ataupun obat,
hiperaldosteronisme, asidosis tubular ginjal, alkalosis, dan gangguan lainnya. Kalium
urine akan menurun pada penyakit Addison dan penyakit ginjal.

Pemeriksaan Natrium berguna untuk menilai elktrolit, keseimbangan asam-basa,


keseimbangan air, instoksikasi air dan mendiagnosa dehidrasi. Hipernatremia terjadi bila
dehidrasi.
Hiponatremia terjadi pada sindrom nefrotik, infusi glukosa intravenan gagal jantung
kongestif dan keadaaan klinis lainnya.

Natrium urine

Chloride

Berguna untuk work up deplesi volume, gagal ginjal akut, oliguria akut dan
membedakan diagnosis dari hiponatremia.

Pengukuran klorida digunakan untuk membedakan diagnosa antara acidemia dengan


alkalemia ; Kegunaan yang tak kalah pentingnya digunakan juga dalam pengelompokan
anion. Nilai klorida ini harus diinterpretasikan juga dengan nilai elektrolit dan asam-basa
lainnya. Klorida meningkat pada keadaan defisiensi mineralkortikoid, dan kasus asidosis
metabolik hiperkloremik, diare,renal tubular asidosis, fistula pankreatik, dll. Klorida
menurun pada keadaan overhidrasi, muntah, asidosis respiratory kronik, penyakit
Addison, alkalosis metabolik, diabetik ketoacidosis, dll.

020

NO

NAMA TES

Chloride urine

MANFAAT
Digunakan untuk mengevaluasi keseimbangan asam-basa, dan untuk membedakan
apakah kasus metabolik alkalosis tersebut akibat respon dari klorida (responsif garam)
atau tidak.
Penyebab tingginya kalsium di antaranya:

Calcium

Primary hiperparathyroidsm (HPT), karsinoma dengan atau tanpa metastase tulang.


Dehidrasi merupakan penyebab umum dari slight hypercalemia , penyakit
granulomatous, termasuk sarcidosis, hipervitaminosis D kronis, penyakit hati kronis
lanjut, bakteremia, prolonged immobilization , Milk-alkali syndrome. Urin kalsium 24 jam
meningkat pada HPT dan rendah pada Familial Hypocalciuric Hypercalcemia (FHH)
yang ditandai dengan hiperkalsemia dan hipokalsiuria, obat-obatan seperti garam
kalsium, litium, thiazide , diuretik, antiestrogen dan estrogen (peningkatan sangat cepat
pada pasien kanker payudara), nutrisi parenteral, insufisiensi renal, post renal transplant ,
dll.
Penentuan kadar kalsium dengan memperhitungkan kadar serum albumin, sebagai
adjusted calcium akan memberikan perkiraan yang tepat untuk keparahan
hiperkalsemia.
Penyebab rendahnya kalsium di antaranya:
Defisiensi vitamin D dan resisten, albumin yang rendah, fosfor yang tinggi, pankreatitis
akut, bacteremia, hipomagnesia, asidosis tubular renal, osteomalacia, penyakit celiac
dan gangguan malabsorpsi lainnya, anti-konvulsan, dll.

Penentuan kalsium urin digunakan untuk meneliti metabolisme kalsium.

10

Calcium urine

Calcium Ion

Kalsium urin yang rendah ditemukan pada keadaan hiperkalsemia hipokalsiuric


(pengukuran kasium urin diharuskan), defisiensi vitamin D, renal osteodistrophy , vitamin
D resistance rickets , hipoparatiroidsme, pseudohipoparatiroidisme dan pre-eklampsia.
Kalsium urin yang tinggi ditemukan pada 30% - 80% primer hiperparatiroidisme, namun
ekskresi kalsium urinnya tidaklah konsisten, 50 % pasien dengan sarcoidosis,
immobilisasi, pada terapi steroid, pada penyakit paget dari tulang dan pada
hipercalciuria primer, intoksikasi vitamin D, peningkatan asupan kalsium, diabetes
melitus, akromegali, kelebihan glukokortikoid, beberapa kasus penyakit Chron dan kolitis
ulseratif, mieloma, dll.
Mewakili sekitar 43 % bagian dari total serum kalsium. Ikatan antara kalsium bebas
dengan protein dipengaruhi oleh pH, alkalosis akan menurunkan dan acidosis akan
meningkatkan ion kalsium. Kalsium ion meningkat bersamaan dengan penyakit yang
menghasilkan peningkatan kalsium serum, di antaranya yang terpenting yaitu
hiperparatiroidisme, kanker dan penyakit granulomatous.

11

Sinonim : PO4
Fosfor anorganik Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui penyebab tingginya rendahnya kandungan
fosfor.

12

Fosfor anorganik
Berguna untuk menilai keseimbangan kalsium/ fosfor dalam tubuh.
urine

13

Magnesium

Magnesium merupakan kation anorganik mayor. Pengukurannya tidak harus sering,


tetapi sangat penting pada pasien yang kritis. Hampir 40 % pasien hipokalemik juga
mengalami hipomagnesemik. Pengujian magnesium dapat mengukur total keduanya
dan komponen ionissainya (tMg dan iMg).
Defisiensi Magnesium menghasilkan spasme neuromuskular, hiperaktivitas dan dapat
menyebabkan badan lemah, kepeningan, tremor, tetanus dan konvulsi.
Dua kelompok anion ekstraselular mayor adalah kloridan dan bikarbonat. Penilaian
bikarbonat sangat prinsipal dalam mengevaluasi status asam-basa dan elektrolit.
021

NO

14

NAMA TES

Bikarbonat

MANFAAT
Bersamaan dengan kelompok anion , digunakan sebagai pre-eliminary screen berbagai
abnormalitas pada keseimbangan asam-basa, namun masih perlu studi lanjut pada
beberapa penyakit.
HCO3- meningkat pada alkalosis metabolik, asidosis respiratory dan kompensasi
asidosis respiratory.

15

Analisis Gas
Darah

Berguna untuk mengevaluasi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida, fungsi


pernafasan termasuk hipoksia dan status asam-basa. Menilai asma, penyakit pulomonari
obstruktif kronik dan penyakit pernafasan lainnya, emboli termasuk emboli lipid dan
kasus pembedahan arteri koroner.

XII. Antioksidan
Status Antioksidan Merupakan pemeriksaan untuk mengukur kapasitas dan aktivitas total antioksidan yang
Total
terdapat dalam tubuh

SOD

SOD (Superoxide dismutase ) merupakan suatu enzim yang memiliki efek antioksidan
terhadap radikal bebas

GPx

GPx (Glutathione peroksidase) merupakan enzim utama yang memusnahkan hidrogen


peroksida (H2O2) yang dihasilkan oleh SOD dengan cara mengubahnya menjadi air
(H2O)
XIII. Kimia Lain

Asam urat

Kadar asam urat yang meningkat tidak diperlukan untuk menterjemahkan diagnosa gout;
sekitar 10 - 15% keadaan hiperurisemia disebabkan oleh gout. Kelengkapan antara
kadar asam urat dengan atau tidak adanya gout ditunjukkan pada studi di mana kadar
asam urat terendah keadaan gouty adalah 6 mg/dL (SI: 357 mol/L) dan kadar asam
urat tertinggi pada individu nongouty adalah 9,5 mg/dL (SI:565 mol/L)

Pemeriksaan keadaan hyperuricosuria yang disebabkan kalkulus bentuk renal.


Identifikasi ekskretor berlebih untuk menunjukkan risiko bentuk batu; identifikasi kelainan
genetik; pengaruh eksresi pada terapi gout. Asam urat nephrolithiasis dapat
Asam urat urine
menyebabkan komplikasi ulcerative colitis , penyakit crohn's , dan surgical jejunoileal
bypass . Kebanyakan individu dengan batu asam urat tidak mengalami gout. Evaluasi
metabolisme asam urat pada keadaan gout.

Pemeriksaan untuk keadaan yang mengarah abdominal pain , epigastric tenderness,


nausea, dan vomiting . Menunjukkan karakteristik pankreatitis akut sebaik acute surgical
emergencies seperti perforasi gastrointestinal (peptic ulcer dengan perforasi) atau
bowel infarct . Amilase digunakan untuk membedakan diagnosis pankreatitis akut dan
kronik, ada atau tidaknya pada individu alkoholisme. Hiperkalsemia yang berhubungan
dengan pankreatitis digambarkan dengan hiperparatiroid dan lainnya. Sekitar 80%
individu dengan pankreatitis akut mempunyai kadar amilase serum yang meningkat
selama 24 jam.

Amylase
pancreatic

Amylase
pancreatic urine

Pemeriksaan untuk keadaan yang mengarah pada abdominal pain, epigastric


tenderness, nausea, dan vomiting . Enzim dengan berat molekul 45000-55000 dalton.
Peningkatan kadar amilase urin berguna untuk membedakan diagnosa pankreatitis.
Amilase urin juga meningkat pada sekitar 25 % pasien dengan karsinoma pankreas.
Sangat berguna untuk diagnosis pseudocyst pancreas , di mana peningkatan kadar
amilase urin dapat berulang setelah beberapa minggu kadar amilase serum kembali
normal, setelah menderita pankreatitis akut.
022

NO

NAMA TES

Lipase

Phenylketonuria

MANFAAT
Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis pankreatitis akut dan kronis. Sejak kadar
amilase menjadi normal, pemeriksaan serum lipase terutama pada individu beberapa
hari setelah onset.

Evaluasi pasien fenilketonuria, pemantauan terapi diet pembatasan fenilalanin


XIV. Hepatitis
1 Mengetahui ada-tidaknya infeksi virus hepatitis B, diagnosis hepatitis B
2 Skrining donor darah

HBsAg

Anti-HBs

Anti-HBs titer

Anti-HBc

Berperan pada core window & saat HBsAg hilang lebih awal

Anti-HBc IgM

Muncul 2 mg.stl. HBsAg terdeteksi, bertahan hingga 6 bulan


Berperan pada core window & saat HBsAg hilang lebih awal

HBeAg

Anti-HBe

Anti HAV

Anti HAV IgM

10

Anti HCV

11

Anti HCV IgM

12

Anti HDV

13

Anti HEV IgG

3 Skrining pra-vaksinasi
4 Memantau clearence virus

Memastikan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B.


HBsAg dan Anti HBs diperiksa secara periodik untuk memastikan viral clearance

Mengetahui titer antibodi terhadap hepatitis B (Protektif > 10 IU/ml) pasca vaksinasi

Penanda awal dari viral clearance

Integrasi HBV DNA ke DNA host dan hilangnya kemampuan membentuk virus yang
bereplikasi.

Pemeriksaan untuk mengetahui antibodi terhadap hepatitis A sebagai penunjang


diagnosa hepatitis A akut dan untuk membedakan penyebab jaundice karena hepatitis A
atau karena penyebab yang lain

Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining hepatitis C, ditemukannya anti-HCV positif


(reaktif) tidak menunjukkan imunitas tubuh justru sebaliknya, sebaiknya segera
dikonsultasikan dengan dokter.

Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui adanya infeksi akut, namun jarang sekali

Untuk diagnosis infeksi hepatitis D . Infeksi HDV menumpang pada


Infeksi Hepatitis B sehingga memperburuk Kondisi Pasien Hepatitis B

Virus tersebar melalui air minum atau makanan yang telah terkontaminasi oleh virus
hepatitis E. Oleh sebab itu hepatitis E lebih mudah tersebar pada daerah dengan sanitasi
buruk. Penyakit hepatitis E lebih parah pada wanita hamil terutama pada 3 bulan terakhir
masa kehamilan. Anti HEV digunakn untuk diagnosis hepatitis C
023

NO

NAMA TES

MANFAAT
XV. Torch

Muncul beberapa saat setelah IgM, mencapai puncak dalam 3-4 mg setelah infeksi.
Anti-Toxoplasma Menghilang dalam 4-7 bulan
IgA
Tidak adanya IgA tidak menyingkirkan adanya infeksi baru

Pemeriksaan untuk uji saring (skrining).


2

Anti-Toxoplasma Memperkirakan status imun.


IgG
Diagnosis infeksi aktif: peningkatan kadar IgG yang signifikan (dari 2 pemeriksaan
dengan interval 3 minggu).

Anti-Toxoplasma Diagnosis Infeksi primer (pada ibu dan janin). Harus dikonfirmasi dengan peningkatan
kadar IgG
IgM

Aviditas Anti-Toxo Pemeriksaan untuk mengetahui apakah infeksi toksoplasma baru terjadi atau telah lama
berlangsung.
IgG

Pemeriksaan untuk uji saring, memperkirakan status imun, kontrol respon setelah
vaksinasi.
Anti- Rubella IgG
Diagnosis infeksi aktif : peningkatan kadar IgG yang signifikan (2 pemeriksaan dengan
interval waktu 3 bulan).

Diagnosis Infeksi primer (pada ibu dan janin). Harus dikonfirmasi dengan peningkatan
Anti-Rubella IgM kadar IgG

Anti-CMV IgM

Anti-CMV IgG

Diagnosis infeksi primer atau reinfeksi (pada wanita hamil dan janinnya)
Ujisaring penderita yang mengalami transplantasi

a Ujisaring
b Menunjukkan adanya virus lampau (kadar IgG yang stabil)
c Diagnosis virus aktif atau reinfeksi (pada peningkatan kadar IgG)
d Identifikasi carrier CMV sebelum menjadi donor darah atau donor organ

Aviditas Anti-CMV
Membedakan infeksi CMV sudah lampau atau masih baru
IgG

10

Anti-HSV1 IgM

Diagnosis infeksi baru

11

Anti-HSV1 IgG

Diagnosis infeksi lampau

12

Anti-HSV2 IgM

Diagnosis infeksi baru

13

Anti-HSV2 IgG

Diagnosis infeksi lampau

024

NO

NAMA TES

MANFAAT

XVI. Penyakit Menular Seksual

VDRL/RPR

TPHA

Sinonim : Venereal disease research laboratory, Serum or Cerebrospinal Fluid


merupakan pemeriksaan untuk menentukan sipilis. Pemeriksaan VDRL merupakan satusatunya pemeriksaan laboratorium untuk neunurosipilis yang disetujui oleh Centers for
Disease Control. Pemeriksaan VDRL serum bisa memberikan hasil negatif palsu pada
tahap late syphilis. RPR merupakan pemeriksaan untuk sipilis dan untuk mendeteksi
antibodi terhadap cardiopilin, kolesterol, dan lesitin. Biasanya antibodi berkembang
setelah 4-6 minggu dari infeksi inisial/permulaan, puncaknya pada fase sekunder dan
kemudian menurun seiring waktu. RPR lebih sensitif dari VRDL

Sinonim : Treponema Pallidum Hemagglutination


Merupakan pemeriksaan serologis konfirmasi untuk sipilis, yang mendeteksi respon
serologis spesifik untuk Treponema pallidum dan sebaiknya tidak digunakan sebagai
skrining pemeriksaan kecuali pada tahap lanjut/ akhir sipilis. Pada tahap awal / primer
kurang sensitif. Sifilis merupakan salah satu jenis PMS yang klasik (karena sudah ada
sejak lama) sering disebut Raja Singa atau Lues.

Infeksi C. trachomatis mempunyai prevalensi tertinggi di antara penyebab penyakit


hubungan seksual. Bila keadaan ini tidak terdeteksi, dapat terjadi kerusakan organ
Anti - Chlamydia
reproduksi yang mengakibatkan infertilitas sampai sterilitas, baik pada laki-laki maupun
IgG
pada wanita. Pemeriksaan antibodi IgG mempunyai nilai diagnostik untuk membedakan
infeksi akut, dengan infeksi kronis.

Membantu dalam mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.


Chlamydia trachomatis banyak ditemukan pada neonatal/konjungtivitis infantil dan
Anti - Chlamydia
pneumonia afebril. 35 %-50 % bayi yang lahir secara normal (melalui vagina) dari ibu
IgM
yangh terinfeksi chlamydia akan ikut terinfeksi. Hampir sama dengan pemeriksaan AntiChlamydia IgG hanya saja yang diperiksa adalah antibodi IgM.

Chlamydia
Trachomatis
Antigen

Pemeriksaan Anti-C.trachomatis IgM dan IgG ELISA merupakan pemeriksaan in vitro


untuk mendeteksi adanya antibodi Chlamydia IgM dan IgG di dalam serum atau plasma.

Membantu mengisolasi dan mengidentifikasi kuman Neisseria gonorrhoe secara


mikroskopik Gonorrhoe atau sering disebut GO (Kencing nanah) termasuk salah satu
GO (mikroskopik)
jenis Penyakit Menular Seksual (PMS) yang sering di temukan kasusnya di Indonesia.
Diperkirakan terdapat lebih dari 150 juta kasus GO di dunia setiap tahunnya, dan ini
membuktikan bahwa GO merupakan penyakit menular seks yang cukup berbahaya.

025

NO

NAMA TES

MANFAAT

XVII. Infeksi Lain


1

Anti Dengue IgG & Merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi penyakit demam berdarah yang
IgM
disebabkan oleh virus dengue

Sinonim : Salmonella agglutinins, Typhoid agglutinin,

Widal

Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap
kuman tifus. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi antibodi yang spesifik terhadap
antigen Salmonella. Pemeriksaan ini merupakan reaksi imunitas terhadp kuman
Salmonella. Di negara endemis seperti Indonesia, pemeriksaan widal hampir pasti akan
positif tetapi tidak otomatis menyatakan yang bersangkutan sedang menderita infeksi
tifus. Disebut juga dengan pemeriksaan laboratorium biakan empedu.

Pemeriksaan semikuantitatif untuk mendeteksi salmonella typhi IgM, terhadap antigen


O9 LPS S.typhi. Pemeriksaan anti-salmonella typhi IgM reagen tubex lebih sensitif dabn
spesifik karena penggunaan antigen LPS O9 S. typhi yang memiliki sifat:

Anti Salmonella
typhi IgM atau
Tubex

1 Imunodominan yang kuat


2 Antigen O9 (LPS secara umum) bersifat thymus independent tipe 1, imunogenik pada
bayi (antigen Vi dan H kurang imunogenik) dan mitogen yang sangat kuat terhadap
sel B
3 Antigen O9 dapat menstimulasi sel B tanpa bantuan sel T (tidak seperti antigen
protein) akibatnya respon anti-O9 menjadi cepat
4 LPS dapat menimbulkan respon antibodi yang kuat dan cepat melalui aktivasi B sel
via reseptor sel B dan reseptor lain
5 Tubex mempunyai spesifisitas > 93 % dan sensitivitas 95 %

Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosa adanya infeksi Epstein-Barr virus.Mudah


terlihat pada infeksi EBV primer dan dapat muncul mendahului EBV VCA IgM. Biasanya
Anti EBV VCA IgG tetap bertahan sepanjang hidup. Nilainya tinggi pada pasien Burkitts lymphoma and
NPC (Nasopharylngeal Carcinoma ). EBV VCA IgG dapat digunakan pada infeksi yang
akut, pasien yang baru sembuh ataupun pada infeksi masa lampau.

Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosa adanya infeksi Epstein-Barr virus, Epstein
Barr Virus DNA adalah virus DNA golongan Herpes dan punya kemampuan untuk
menstimulasi limfoproliferasiheterophil negatif mononucleosis, secara in vitro. EBV VCA
IgM antibodi merupakan indikator adanya infeksi EBV primer yang baru terjadi. EBV
VCA IgM biasanya muncul 2-4 bulan setelah EBV primer. Dapat bertahan selama
Anti EBV VCA IgM beberapa bulan (10 % sekitar 6-8 bulan) setelah infeksi. Dapat muncul kembali dengan
adanya reaktivasi EBV. Dapat memberikan hasil positif palsu pada infeksi virus akut
lainnya (HIV, Parvovirus B19) dan pada pasien dengan IgM RF.
Sebaliknya akan memberikan hasil negatif palsu dengan adanya kelebihan IgG / cospecific IgG blocking attachment sites . Akan aktif kembali pada infeksi Hepatitis A.

026

NO

NAMA TES

MANFAAT

Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosa adanya infeksi Epstein-Barr virus. Early
antigen (EA) merupakan suatu protein kompleks yang terlihat pada sel yang terinfeksi,
yang terdiri atas diffuse and restricted variants, EA-D & EA-R. EA/D Abs meningkat
selama infeksi akut dan akan menurun sampai tidak terdeteksi dalam 3-6 bulan.
Anti EBV EA IgG
Sedangkan EA/R akan meningkat dalam waktu 2 tahun. Nilai EA/R yang tinggi akan
dijumpai pada pasien Burkitt's lymphoma ; nilai EA/ D IgG d dijumpai pada NPC.
Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining pada kelompok yang terseleksi untuk
diagnosa current, recent, or past Infeksi EBV.

Anti EBV EA IgM

Anti-Strepto A

Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosa adanya infeksi Epstein-Barr virus


khususnya mengindikasikan adanya infeksi yang baru (current atau recent infeksi EBV)

Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi secara cepat antigen Streptococus A dalam
cairan tubuh.

Anti- Mycoplasma
Berguna untuk menegakkan diagnosa dari infeksi Mycoplasma pneumoniae . Infeksi ini
IgG & IgM
umumnya menyerang saluran pernafasan bagian bawah dengan gejala febris.

10

Rotavirus merupakan virus penyebab utama terjadinya gastroenteritis dan diare pada
anak-anak berumur kurang dari 5 tahun di seluruh dunia. Rotavirus antigen merupakan
pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antigen rotavirus dengan metode rapid
Rotavirus antigen
immunochromatography yang digunakan sebagai skrining kualitatatif pada sampel
faeses. Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis diferensial dari onset akut
gastroenteritis, diare dan emesis.

11

Anti Amoeba

Pemeriksaan ini berguna untuk menegakkan diagnosis amubiasis (keadaan terinfeksi


oleh amoeba, terutama oleh Entamoeba histolitica sistemik. Pemeriksaan serologis
untuk amubiasis yang terbaik adalah pemeriksaan tunggal untuk membedakan 2 tipe
abses hati yakni amebic dan pyogenic.

12

Pasien yang memiliki penyakit ulkus peptik berkaitan dengan peningkatan H. pylori
antibodi serum dalam melawan bakteri ini. Pemeriksaan ini merupakan standard untuk
meneliti epidemiologi infeksi H. pylori . Peningkatan level antibodi dikaitkan dikaitkan
Anti H. Pylori IgG
dengan adanya infeksi H.pylori, gastritis kronik. Pemeriksaan antigen H. pylori dilakukan
untuk tujuan diagnosis maupun pemantauan terapi, baik pada orang dewasa maupun
anak-anak. Sensitifitas dan spesifisitas terbaik dicapai sekitar 6 minggu setelah terapi.

13

Leptospira merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman leptospira patogen.
Gejala leptospirosis mirip dengan penyakit infeksi lainnya seperti: influensa, meningitis,
hepatitis, demam dengue, deman berdarah dengue dan demam virus lainnya. Penyakit
ini juga menyerang hewan (roden, anjing, babi dan sapi). Pemeriksaan ini khusus untuk
mengetahui keberadaan kuman Leptospira atau untuk mengetahui adanya infeksi akut.

Anti Leptospira

027

NO

NAMA TES

14

Malaria
(Mikroskopik)

Malaria masih merupakan penyakit infeksi umum di dunia, dan memerlukan diagnosis
yang cepat. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosa malaria, gangguan parasitik
pada darah, menilai penyakit demam yang belum diketahui penyebabnya.

15

Microfilaria
(Mikroskopik)

Pemeriksaan ini digunakan untuk mendukung diagnosa filariasis, mikrofilaria. Untuk


skrining, antigen dipersiapkan dari Dirofilaria immits yang akan mendeteksi respon
antibodi terhadap mikrofilaria. Pemeriksaan yang disiapkan dari antigen spesifik filaria
lebih sensitif terhadap antibodi homolog, namun kurang praktis untuk skrining.

16

17

18

Anti HIV

MANFAAT

Digunakan untuk :
a Mendeteksi keberadaan virus atau antibodi HIV. Bila terdapat antibodi artinya telah
terinfeksi HIV atau disebut antibodi HIV positif.
b Skrining darah atau organ
c Diagnosis infeksi HIV pada individu. Melaksanakan surveillans atau penelitian
Catatan:
HIV merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan
menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terinfeksi. Seseorang yang
terinfeksi HIV, mengalami beberapa fase yaitu fase akut, kemudian fase laten, dan
akhirnya masuk ke tahap AIDS. Pada umumnya, antibodi HIV terbentuk sekitar 3-6
minggu setelah terinfeksi, atau pada individu dengan pembentukan antibodi lambat maka
antibodi HIV baru terbentuk setelah 3-6 bulan terinfeksi.

Anti HIV
Konfirmasi

Merupakan tahap kedua dari tes antibodi HIV setelah tes penyaring. Pemeriksaan ini
diperlukan bila hasil penyaringan positif atau positif palsu (hasil tes penyaringan
menyatakan positif tetapi sesungguhnya tidak ada infeksi HIV. Bila hasil pemeriksaan
anti HIV konfirmasi ini positif, maka artinya adalah orang tersebut hampir pasti terinfeksi
oleh HIV.

Anti Chlamydia
Pneumonia IgG

Chlamydia merupakan bakteri gram negatif yang non motil. Karena tidak mampu
mensintesis ATP maka hidup sebagai parasit obligat pada sel eukariotik. Chlamydia
pneumonia merupakan salah satu spesies chlyamidia yang patogen pada manusia.
Bakteri ini merupakan penyebab umum bronkhitis dan pneumoniae, tetapi infeksi
biasanya sub klinis dan diikiti dengan perjalanan penyakit yang tidak berbahaya.
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kemungkinan adanya infeksi chlamydia dan
diharapkan secara dini dapat mendiagnosis sehingga penanganan yang tepat dan cepat
dapat diberikan, yang akhirnya dapat mencegah timbulnya komplikasi.

XVIII. Rematik
1

ASTO

RF

Merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi penyakit jaringan sendi, misalnya


demam rematik akut

Rheumatoid Factor (RF) merupakan suatu antibodi (umumnya kelas IgM),yang akan
berekasi dengan bagian fragmen dari imunoglobulin lainnya (yang paling sering adalah
kelompok IgG). Pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk :
* Diagnosa : Hampir 65-85% pasien dewasa dengan diagnosa klinis rheumatoid
artritis (RA) memiliki kejadian serologis yang hampir sama dengan RF.
* Pemantauan aktvitas penyakit: Pengukuran seri RF tidak digunakan dalam
pemantauan sumber dari RA

028

NO

NAMA TES

MANFAAT
C- Reactive Protein merupakan reaktan fase akut (APR) yang akan mulai meningkat
dalam serum setelah proses inisiasi inflamatori. CRP sifatnya sensitif tetapi bukan
merupakan indikator yang spesifik untuk luka yang akut, infeksi bakteri atau inflamasi.
Sejak tahun 1996 telah dibuktikan adanya kaitan antara tingkat CRP serum dengan risiko
penyakit jantung.

CRP Kualitatif

Pemeriksaan ini berguna untuk :


a Pemantauan post operasi
Nilai CRPyang meningkat dan di luar range normal berkaitan dengan adanya
komplikasi yang signifikan, dalam hal ini biasanya proses inflamasi.
b Pelvic inflammatory disease (PID)
Berdasarkan studi dari 51 pasien wanita PID yang menerima pengobatan antibiotik,
the CRP merupakan indikator yang sensitif untuk memperkirakan tingkat
keganasan bila dibandingkan dengan ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate),
hitungan leukosit atau suhu tubuh.
c Sepsis pada pasien berpenyakit kritis
d Diagnosa apendisitis akut
e Pasien dengan penyakit jantung koroner
CRP serum meningkat pada pasien yang mengalami infark miokardial akut, dan yang
sering meningkat pada sepsis yang parah dan pada keadaan sesudah operasi.
f Faktor risiko untuk penyakit vaskular
CRP serum dapat merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner

HLA-B27

HLA-B27 (HLA antigen B27) adalah merupakan suatu alel dari lokus HLA-B pada
manusia yang ada pada sejumlah kecil dari populasi umumnya. Pemeriksaan ini
berguna untuk mengevaluasi spondilartritis, artritis rheumatoid pada anak, sindrom
Reiter , artritis psoriasis dan uveitis anterior.

Sinonim : Antinuclear Antibodi , FANA

ANA

ANCA

ASMA (SMA)

ANA merupakan sekelompok heterogen imunoglobulin seperti IgM,, IgG dan IgA yang
bersirkulasi.Disebut juga dengan autoantibodi-autoantibodi karena bisa bereaksi dengan
inti secara keseluruha atau komponen-komponen inti seperti protein inti, DNA atau histon
di jaringan tubuh. Hasil pemeriksaan ANA yang positif di laboratorium menunjukkan
adanya kelainan-kelainan jaringan penghubung autoimun sistemik.
ANA merupakan ciri utama dari Systemic Lupus Erithematosus (SLE) dan berhubungan
dengan penyakit rematik. Pemeriksaan ANA memberikan sensitifitas yang baik untuk
SLE sehingga sering digunakan untuk skrining rematik autoimun. Umumnya pasien
dengan keadaan SLE memiliki hasil ANA positif dan yang tidak memiliki hasil negatif.
Pemeriksaan ini juga dianjurkan dokter pada penyakit rhematik sistemik lainnya
berdasarkan riwayat klinis

Sinonim : Antineutrophil Cytoplasmic Antibody , ACPA


Kegunaan pemeriksaan untuk mendiagnosa Wegener's granulomatosis, menilai aktivitas
penyakit, menggambarkan hubungan antara P-ANCA dengan penyakit usus inflamasi.
ANCA mungkin juga dapat ditemukan pada obat yang menginduksi sindrom lupus,
sindrom Felty's dan rhematoid artritis.
Digunakan untuk diagnosis kerusakan hati, ditemukan terutama pada keadaan chronic
active hepatitis (40-70 %).

029

NO

NAMA TES

MANFAAT

Sel LE

Digunakan untuk menilai penyakit autoimun, khususnya Systemic Lupus Erithematosus


(SLE), mendukung diagnosa "lupoid" hepatitis (hepatitis kronis) Pemeriksaan ini melihat
adanya kehadiran spesifik sel pada pasien penyakit SLE "lupoid" hepatitis (hepatitis
kronis). Pemeriksaan ini melihat adanya kehadiran spesifik sel pada pasien penyakit SLE
yang positif. Beberapa pasien Rheumatoid Artritis (RA), scleroderma, dan yang resisten
obat juga terkadang akan memberikan hasil yang positif.

LE Test

Sama halnya dengan pemeriksaan Sel LE, berguna untuk membantu diagnosa Systemic
Lupus Erithematosus (SLE)

Sinonim C3, Complement C3

10

11

C3 Komplemen

C4 Komplemen

Tingkat komplemen dapat digunakan sebagai indeks aktivitas penyakit


autoimun.Pengukuran C3 digunakan untuk mendeteksi bayi baru lahir kekurangan faktor
ini. Termasuk SLE, hepatitis aktif kronis, infeksi kronis tococcal , dan infeksi kronis
tertentu, post streptococcal , glomerulonefritis membranoproliferatif dan yang lainnya.
Peningkatan C3 juga ditemukan pada sejumlah keadaan inflamasi sebagai akibat respon
fase akut.

Perhitungan C4 digunakan untuk mendeteksi orang yang mengalami defisiensi


kongenital ataupun penyakit autoimun seperti SLE, rheumatoid artritis, glomerulonefritis
tertentu, hepatitis kronis, penyakit imun kompleks, dan hereditary angiodema. Tingkat
C4 merupakan indikator sensitif dari aktivitas SLE dan penyakit glomerulonefritis
proliferatif. C4 dapat meningkat pada anemia hemolitik autoimun.

Sinonim: Anti-Double Stranded DNA, DNA Antibody, n-DNA, Antibody to Native DNA

12

Anti-ds-DNA

Autoantibodi IgG dari ds DNA dapat ditemukan secara spesifik pada orang yang
mengalami SLE dan jarang ditemukan pada penyakit yang berhubungan dengan tulang.
Antibodi ds-DNA ditemukan pada 60 % - 83 % pasien SLE. Hasil pemeriksaan ini harus
diinterpetasikan dengan pengamatan klinis dan laboratorik lainnya.
Pemeriksaan ini berguna sebagai tes konfirmasi untuk SLE, memantau sumber klinis
dan respon pengobatan.

13

Berguna dalam membedakan diagnosis anemia pernisiosa dan gastritis atropik.


Antibodi sel parietal tidak berkaitan dengan malabsorpsi vitamin B12. Berperan dalam
Anti-Parietal Sel
patogenesis awal dari destruksi sel parietal. Antibodi sel parietal ini juga terkadang
muncul pada pasien kanker lambung dan ulkus gastrik.

Sinonim : IEP, Immunoelectrophoresis for Myeloma proteins


Protein monoklonal (M-Protein) merupakan hasil klon tunggal dari B-limfosit dan atau
plasma sel yang dapat dideteksi dalam serum atau urine menggunakan elektroforesis
protein. Immunofixation electrophoresis berguna untuk :
14

Imunoelektroforesis

Mengevaluasi dan menggambarkan kondisi klinis yang berkaitan dengan deteksi


monoklonal gammopathy (M-protein) yang pada permulaannya dideteksi pada
protein elektroforesis dari serum, urin, cairan serebrospinal atau cairan tubuh
lainnya.
* Mendeteksi, menghitung dan menganalisa populasi serum protein spesifik yang
abnormal (tetapi bukan protein M).
030

NO

NAMA TES

MANFAAT

Imunoelektroforesis merupakan gabungan antara teknik pemisahan fraksi-fraksi protein


dengan cara elektroforesis dan teknik imunodifusi ganda. Cara ini selain dapat dipakai
menetapkan adanya antigen tertentu, juga dapat dipakai untuk menunjukkan kelainan
Imunoelektroforesis pada salah satu fraksi, misalnya kelainan imunoglobulin yang disebut gamopati
monoklonal atau paraprotein. Pada keadaan normal atau pada gamopati polildonal garis
(lanjutan)
presipitasi berbentuk lengkung merata, sedangkan paraprotein atau gamopati
monoklonal menunjukkan kelainan dalam bentuk garis presipitasi seperti scooping,
bulging atau bifurkasi.

15

16

Merupakan pemeriksaan immunoelectroforesis tipe rantai ringan (light chain ) kappalambda. Digunakan untuk menilai pasien mieloma (yang telah diketahui ataupun masih
tahap dugaan), Waldenstrom makroglobulinemia, limfoma, amiloidosis atau dengan
protein monoklonal dalam serum. Sekitar 50 % pasien myeloma mengeluarkan rantai
Imunoelektroforesis
ringan
bebas (free light chain ) dalam urine. Setengah dari pasien tersebut hanya
(Kappa-Lambda)
mengeluarkan rantai ringan bebas sebaliknya yang setengahnya lagi mengeluarkan
rantai ringan bebas bersamaan dengan immunoglobulin lengkap/utuh. Pengeluaran
rantai ringan berbanding lurus dengan tumor burden dan dapat digunakan dalam
pemantauan terapi.

Anti-CCP IgG

Morbiditas pada Rheumatoid Artritis (RA) seringkali disebabkan oleh karena kurang
efektifnya pengobatan tahap awal.Penanganan yang cepat dan tepat menyebabkan
penyakit dapat lebih terkontrol dan terjadinya kerusakan sendi dapat diminimalkan.
Pemeriksaan anti CCP (antibodi terhadap cyclic citrullinated peptide ) digunakan
untuk membedakan RA dari penyakit autoimun lainnya seperti SLE, sindrom
Sjogren's, atau polymyositis / dermatomyositis. Spesifisitas dan sensitivitas
pemeriksaan anti CCP ini lebih baik dibandingkan RF. Pasien RA dengan anti CCP
positif secara signifikan akan berkembang mengalami kerusakan sendi yang lebih
parah bila dibandingkan dengan pasien yang anti CCP-nya negatif. Pemeriksaan ini
juga berguna dalam membantu menegakkan diagnosis RA lebih dini sehingga
pengobatan dapat dilakukan lebih awal dan kerusakan sendi dapat dicegah atau
dikurangi.
XIX. Urinalisa
1 Untuk mendiagnosis kelainan ginjal/ saluran kemih
2 Untuk memantau kelainan ginjal/ saluran kemih
3 Untuk menemukan penyakit metabolik atau sistemik

Urin Rutin

Glukosa Urin

Kegunaannya terbatas pada:


1 Pasien koma hingga 5-10 menit kemudian
2 Evaluasi diagnosis bayi baru lahir yang positif gula reduksi

Protein Urin

Pemeriksaan yang digunakan untuk evaluasi penyakit ginjal dan sindrom nefrotik

Bilirubin Urin

1 Berguna pada penyakit hepatoselular dan sumbatan saluran bilier


2 Skrining peningkatan bilirubin
3 Skrining fungsi hati

1 Mendeteksi ketoasidosis
5

Keton Urin

2 Pada bayi dan anak anak, ketonuria dapat menyebabkan deman dan keadaan toksik
yang disertai dengan mual dan diare
031

NO
6

NAMA TES
Sedimen Urin

Protein Bence
Jones

Protein Total

MANFAAT
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin adalah pemeriksaan sedimen urin.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran
kemih serta berat ringannya penyakit.

Protein Bence Jones adalah protein kecil dan ringan (immunoglobulin) yang terdapat
dalam urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan memantau
multiple myeloma dan penyakit lain sejenisnya.
Protein Bence Jones berasal dari plasma sel, dari sel darah putih. Terdapatnya protein
Bence Jones di dalam urin seseorang berkaitan dengan malignansi.

Skrining preeklampsia, sindrom nefrotik, komplikasi DM, glomerulonefritis dan


amyloidosis .
XX. Analisa Faeces

Faeces rutin

Lemak

Pencernaan

Pemeriksaan untuk uji saring organisme bakteri patogenik pada feses; diagnosa demam
tifoid, demam enterik, disentri basil dan infeksi salmonella

Skrining adanya asam lemak fecal dan lemak netral. Peningkatan lemak netral umumnya
disebabkan insufisiensi pankreatik eksokrin. Peningkatan stool fatty acids lebih banyak
disebabkan small bowel disease.

Pemeriksaan untuk mengetahui adanya gangguan pada pencernaan, seperti diare dan
lainnya.

Pemeriksaan untuk mendeteksi darah samar. Menunjukkan alergi, kelainan asmatik dan
gangguan parasitik

Darah Samar
(Hb spesifik)

Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan
maupun kanker yang serius.
Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar
atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena ).
Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan
tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya
ulkus, kanker dan kelainan lainnya

Konsentrasi Human Pancreatic Elastase 1 (E1) dalam feses merefleksikan fungsi


pangkreatik eksokrin. Pada inflamasi pangkreas, E1 akan dilepaskan ke dalam sirkulasi
Faecal Elastase-1 darah.
Kuantisasi E1 dalam feses dapat mendiagnosis ekslusi dari insufisiensi pangkreatik
eksokrin, yang dapat disebabkan oleh pangkreatitis kronik, cystic fibrosis , tumor
pankreatik, kolelitiasis atau diabetes mellitus

032

NO

NAMA TES

FT3

FT4

TSHs

MANFAAT
XXI. Endokrinologi Tiroid
Pemeriksaan untuk fungsi tiroid, membantu diagnosa T3 tiksokosis, hipertiroid subklinik
dan sindrom eutiroid dan lainnya

Pemeriksaan sensitif untuk fungsi tiroid, FT4 meningkat pada hipertiroid dan menurun
pada hipotiroid. Merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan T4 total karena tidak
dipengaruhi perubahan pada thyroxine-binding proteins . FT4 megklarifikasi status pasien
pada situasi seperti hipotiroid sekunder yang berhubungan dengan penyakit pituitari. Jika
TSH yang digunakan sebagai skrining awal nilainya rendah dan FT4 normal, dilakukan
pengukuran T3 serum. Kombinasi nilai TSH rendah dan FT3 normal atau FT4 terjadi
dengan adanya tiroksin sama seperti dengan hipertiroid subklinik.

Pemeriksaan fungsi tiroid. Memeriksa hasil T4 yang rendah; diagnosis untuk


membedakan keadaan hipotiroid primer dan yang normal, and diagnosa untuk
membedakan hipotiroid primer dari pituitari/ hipotiroid hipotalamik. Nilai TSH tinggi pada
hipotiroid primer. Nilai TSH rendah pada hipertiroid. Evaluasi pada pasien hipotiroid, Nilai
rendah ditemukan pada kelebihan replacement tiroid . Hasil normal pada pemeriksaan
TSH sensitif didapatkan pada replacement tiroid yang adekuat. Pemeriksaan lanjutan
pasien dengan hipertiroid yang di terapi dengan radioiodine atau pembedahan, dan untuk
hasil skrining T4 bayi baru lahir.
Pemeriksaan TSH digunakan sebagai skrining tes untuk kelainan tiroid. Hasil dalam
rentang normal menunjukkan eutiroid.

TSH Neonatus

TSH Neonatus merupakan pemeriksaan untuk skrining yang efektif untuk menunjukkan
fungsi tiroid neonatus. Interpretasinya akan lebih baik apabila dikombinasikan dengan
T4, karena kadar TSH selalu meningkat pada hipotiroidisme primer dan bahkan pada
pasien dengan kadar T4 yang masih di dalam rentang normal.
Skrining fungsi tiroid pada bayi baru lahir
Tes konfirmasi (2 minggu setelah skrining)
Pemantauan pada bayi congenital hypotiroid yang mendapatkan pengobatan

T3 (Total)

Menunjang diagnosis hipertiroid dan diagnosis T3 tirotoksis karena pada keadaan


tersebut kadar T3 meningkat sedangkan T4 tidak.

Pemeriksaan untuk skrining fungsi tiroid. Kadar menurun pada hipotiroid, TBG menurun,
dan pada tingkat ketiga tiroiditis subakut; peningkatan pada hipertiroid, dengan tiroiditis
pada tahap awal, dengan tirotoksikosis pada Graves disease , dengan peningkatan TBG
(kehamilan, peningkatan TBG, kehamilan, acute intermittent porphyria , sirosis biliari
primer), thyrotoxicosis factitia , dan pada pasien eutiroid dengan familial dysalbuminemic
hyperthyroxinemia . Digunakan untuk mendiagnosis tirotoksikosis.
6

T4 (Total)

Hipotiroid primer disebabkan oleh tiroiditis Hashimoto's, miksedema idiopatik, terapi


iodine radioactif pada hipertiroid, pembedahan tiroid, goiter endemik dan lainnya.
Penyebab kongenital termasuk rintangan enzim dan agenesis. Penyebab hipotiroid
sekunder termasuk kelainan pituitari, seperti postpartum pituitari necrosis (Sheehan's
syndrome ) dan tumor pituitari. Ekspresi miksedema mengindikasi hipotiroid lanjutan,
dengan deposit mukopolisakarida dermal. Diagnosa hipotiroid primer dikonfirmasi
dengan pemeriksaan TSH.
033

NO

NAMA TES
T4 (Total)
(lanjutan)

TRAb

MANFAAT
Graves disease merupakan tirotoksikosis klasik yang disebabkan oleh kelainan imun
atau otoimun. Penyebab hipertiroid lainnya termasuk multinodular toksik atau goiter
uninodular, fase tiroiditis dan lainnya yang disebabkan peningkatan T4.
Pemeriksaan yang berguna untuk memprediksi adanya relaps atau remisi kembali.
TRAb juga sangat bermanfaat untuk penentuan risiko hipertiroid neonatal, karena titer
TRAb pada wanita hamil, dengan penyakit Graves, berhubungan erat dengan risiko
tirotoksikosis neonatal.
Tiroglobulin merupakan protein yang diproduksi oleh jaringan tiroid normal. Tiroglobulin
mempunyai fungsi penting pada sintesis homon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Kadar tiroglobulin yang terdapat dalam tubuh dapat diketahui dengan tes darah. Kadar
tiroglobulin meningkat pada pasien dengan kanker tiroid aktif
Tiroglobulin meningkat pada tiga tipe kelainan tiroid: hiperfungsi tiroid dan goiter,
inflamasi or luka-luka fisik pada tiroid, dan tumor tiroid.
Kadar tiroglobulin merupakan pemeriksaan yang sensitif untuk keganasan tiroid (tidak
spesifik) karena bisa ditemukan pada tiroiditis atau adenoma tiroid.

Tiroglobulin

Tiroglobulin digunakan sebagai penanda tumor. Untuk membedakan bermacam-macam


karsinoma pada tiroid: Calcitonin (CT) untuk karsinoma sel-C (medullary thyroid
carcinoma), sedangkan tiroglobulin (Tg) untuk karsinoma sel-sel yang memproduksi
hormon tiroid (papilary and follcular thyroid carcinoma).
Pemeriksaan Tg dengan metode RIA sudah merupakan penanda tumor yang dapat
diandalkan, dengan cut-off sebesar 6 g/L, dan mempunyai sensitivitas 90%.
Konsentrasi Tg serum diukur selama terapi replacement hormon tiroid untuk
pemantauan kanker tiroid, setelah Thyroidectomy subtotal dan ketika pasien menderita
hipotiroid atau setelah injeksi TSH rekombinan.
Kadar yang rendah atau tidak terdeteksi pada tirotoksikosis merupakan petunjuk
tirotoksikosis factitia. Pemeriksaan berguna untuk mendukung diagnosis tiroiditis
subakut. Hilangnya tiroglobin dalam serum neonatal menunjukkan congenital athyreois .
Tiroglobulin berguna sebagai indikator terapi T4 pada pasien solitary nodules .

Anti-Tiroglobulin

Mengukur antibodi antitirglobulin dalam darah. Tiroglobulin adalah protein yang terdapat
pada sel tiroid. Tes ini membantu mendeteksi kemungkinan adanya kelainan tiroid.

10

Anti-TPO (tiroid
peroksidase)

Pada pasien hipotiroid, peningkatan TPO-Ab membantu diagnosa tiroiditis autoimun


(sensitivitas 95%)
XXII. Penanda Tumor
1 AFP digunakan untuk mendeteksi dan memantau HCC
2 AFP apabila digunakan bersama hCG digunakan untuk memantau:

AFP=Alpha
Fetoprotein

"nonseminomatous germ cell", khususnya tumor testis.


Yolk sac tumor (AFP tinggi, hCG Normal)
Chorio karsinoma ( hCG tinggi AFP Normal)
Embrional karsinoma (AFP dan hCG tinggi)

PIVKA II

PIVKA digunakan untuk mendeteksi KHS (Karsinoma Hepatoselular). PIVKA II diduga


disintesis oleh sel tumor hati, PIVKA II tinggi pada KHS.

034

NO

NAMA TES

MANFAAT
Penanda untuk berbagai jenis kanker dikombinasikan dengan penanda tumor yang lain:

1
2
CEA=Carcinoembr 3
yonic Antigen
4
5
6
7
8

Pada karsinoma Saluran Cerna dikombinasikan dengan CA 19-9


Untuk prognosis dan follow up kanker kolorektal
Kanker Pankreas, usus halus, lambung
Pemeriksaan pasca operasi
Pemantauan prognosis kanker
Kanker payudara dikombinasikan dengan CA 15-3
Kanker Ovarium dikombinasikan dengan CA 125
Pada kanker Paru dikombinasikan dengan NSE

CA 19-9=Cancer
Antigen 199=Carbohydrate
Antigen 19-9

Merupakan Tumor associated Glycoprotein, molekul onkofetal yang terdapat pada sel
karsinoma.
CA 72-4 = Cancer
1 Membantu diagnosis karsinoma saluran cerna
Antigen 72-4
2 Membantu diagnosis kista ovarium bersama dengan CEA
3 Memantau pasca operasi dan kekambuhan

CA 125

Digunakan untuk penanda tumor pankreas, tidak direkomendasikan untuk skrining,


diagnosis, staging, dan pemantauan pengobatan pasien kanker kolrektal.

1 Memantau respon pengobatan dan kekambuhan kanker ovarium


2 Seleksi terapi karsinoma endometrium, pasien karsinoma endometrium dengan CA
125< 20 mendapat terapi konservatif daripada yang konsentrasinya tinggi
3 Dapat mencerminkan status gagal jantung dan respon terapi pada pasien dengan
CHF

CA 15-3= MUC 1
Penanda kanker payudara: untuk skrining, diagnosis dan penentuan stadium kanker
=Polymorphic
payudara
epithelial mucin

Cyfra 21-1

NSE=Neuron
Spesific Enolase

Cytokeratin merupakan bagian dari filamen protein perantara yang membentuk


cytiskleton. Cytokeratin 19 (cyfra 21-1) merupakan salah satu dari 20 cytokeratin yang
banyak ditemukan pada karsinoma paru paru
Merupakan isoenzim glikolitik enolase, mempunyai 3 sub unit yaitu alfa beta dan gama.
1 Untuk diagnosis dan pemantauan terapi Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)
2 Untuk diagnosis dan pemantauan neuroblastoma
Termasuk tumor associated antigen , subfraksi dari TA-4. SCC ditemukan pada
sitoplasma karsinoma sel squamosa uterus, serviks, kepala dan leher. Terutama banyak
ditemukan pada karsinoma tipe "large cell non-keratinizing "

10

SCC= Squamose
Cell Carcinoma

11

PAP merupakan hasil sekresi esokrin prostat dan didapatkan pada lisosom dari struktur
epitel sekretor
PAP= Prostatic
1 Diagnosis kanker prostat, kurang sensitif dibanding PSA, tetapi lebih spesifik
Acid Phospatase 2 Pemantauan setelah prostatektomi total
3 Deteksi kekambuhan dan metastase kanker prostat
4 Pemantauan pengobatan. Kadar PAP berkorelasi dengan respon klinis

Untuk membantu diagnosis, prognosis, deteksi kekambuhan, dan keparahan kanker


serviks
Untuk membantu diagnosis, pemantauan terapi dan deteksi kekambuhan kanker
2
paru paru
1

035

NO

12

NAMA TES

PSA= Prostat
Serum Antigen

MANFAAT
PSA merupakan enzim proteolitik. Ditemukan pada sel epitel duktus prostat dan tidak
ditemukan pada jaringan lain. Hanya ditemukan pada laki laki yang masih mempunyai
prostat.
1 Digunakan untuk skrining, diagnosis kanker prostat
2 Digunakan untuk pemantauan setelah prostatektomi total
3 Digunakan untuk pemantauan kemungkinan metastase
4 Digunakan untuk pemantauan terapi hormonal maupun terapi lain

13

Free PSA= Free Rasio free PSA dengan total PSA bermanfaat untuk skrining pada pria dengan hasil
Prostat Serum biopsi prostat yang meragukan. Persentasi free PSA yang rendah berisiko tinggi
Antigen
mengalami karsinoma.

14

Anti EBV EA IgA

Untuk diagnosis pasien dengan gangguan nasofaring atau karsinoma dan untuk uji
15 Anti EBV VCA IgA saring NPC( Nasopharyngeal Carcinoma )

LH

FSH

XXIII. Reproduksi-Gestasi
LH bersama-sama FSH disekresikan oleh sel sel gonadotrop dalam pituitary sebagai
respon terhadap sekresi Gn RH dari hipotalamus. Penetapan kadar LH penting untuk
meramalkan terjadinya ovulasi, evaluasi infertilitas dan diagnosis gangguan gonad dan
pituitari

FSH menunjang pertumbuhan folikel di ovarium. Kadar FSH yang abnormal


menunjukkan disfungsi hipotalamus-pituitari.
Pada orang dewasa , defisiensi FSH disertai dengan kadar LH dan hormon steroid yang

Prolactin

Progresteron

Fungsi utama Prolaktin adalah untuk merangsang dan mempertahankan laktasi pada
wanita. Hiperprolaktinemi merupakan salah satu penyebab infertilitas dan gangguan
gonad pada wanita maupun pria. Adanya kadar prolaktin yang meningkat memberikan
bukti kuantitatif pertama adanya disfungsi pituitary. Kuantitas prolaktin juga penting untuk
evaluasi dan manajemen pasien dengan amenore dan galaktore.

Progresteron dibentuk di adrenal korteks, ovarium dan unit fetoplasenta


Pemeriksaan progresteron digunakan untuk menegaskan ovulasi untuk memperkirakan
kerusakan fase luteal dan mengontrol keefektifan prosedur induksi ovulasi.
Pemeriksaan progresteronjuga digunakan untuk memantau terapi pengganti dan untuk
mengevaluasi pasien2 yang berisiko abortus spontan pada kehamilan dini.

Progesteron 17OH

1 Untuk identifikasi pasien dengan dugaan conegnital adrenal hiperplasia


2 Untuk mengetahui aktivitas progestasional corpus luteum selama kehamilan sebagai
progestron tetapi bukan 17 OHP yang dikontribusi oleh plasenta.
Estradiol merupakan estrogen alam yang dihasilkan terutama oleh folikel Graaf, juga oleh
plasenta serta sebagaian kecil adrenal.

Estradiol

Pemeriksaan Estradiol berguna untuk mengevaluasi variasi disfungsi menstrual seperti


halnya pubertas dini atau pubertas terlambat, amenore primer dan sekunder serta
menopause.
Pada kasus infertilitas, pemeriksaan estradiol berguna untuk memantau induksi ovulasi
setelah terapi (clomiphene citrat, GnRH dll)
Pada In Vitro Fertilisation (IVF) pemeriksaan estradiol dilakukan setiap hari untuk

036

NO
7
8

NAMA TES

Free Estriol
UE3, HCG dan Ms AFP untuk skrining Down syndrome (memperkirakan risiko trisomi 21)
(uE3)=unconjugat
Pemeriksaan triple skrining paling akurat apabila maternal serum diambil pada usia
ed estriol
kehamilan antara 16-18 minggu, namun dapat juga dilakukan pada usia kehamilan 15-22
minggu
Ms AFP

Beta hCG

MANFAAT

Testosteron

hCG merupakan hormon glikoprotein berbobot molekul 36.700 dalton terdiri dari 2 sub
unit yaitu alfa dan beta. Merupakan stimulator atau supresor berbagai hormon
reproduksi. Disekresi oleh plasenta normal setelah mplantasi dan selanjutnya dapat
dideteksi pada serum maternal dan urin

Testosteron merupakan hormon androgen yang bertanggung jawab dalam diferensiasi


1 Evaluasi wanita dengan hirsutisme
2 Indikator fungsi sekresi LH dan sel Leydig
3 Evaluasi fungsi gonad dan adrenal
4 Diagnosis hipogonadisme, hipopituarisme, sindrom Klinifelter dan impoten
5 Mengetahui penyebab pubertas dini pada pria

Pada wanita dengan infertilitas, amenorea atau hirsutisme digunakan untuk


DHEAS=Dehydroe mengidentifikasi penyebab kelebihan androgen
10
piandrosterone Membantu evaluasi hiper androgen, termasuk sindrom Stein-Leventhal dan penyakit
Sulfate
adrenokortikal, kongenital adrenal hiperplasia dan tumor adrenal.

11

Tes Kehamilan

Mengetahui ada-tidaknya kehamilan

XXIV. Hormon Lain


Mengevaluasi etiologi sindrom Cushing's
Membedakan penyebab hiperkortikosteroid, karena pituitari atau ekstra pituitari
ACTH=
Adrenocorticotropic Evaluasi produksi ACTH ektipik oleh neoplasma
Hormone
Menilai hasil bedah transphenoidal
Pemantauan pasca andrenalectomy untuk diagnosis sindrom Nelson

Aldosteron

Aldosteron Urin

Pemeriksaan yang merupakan kunci diagnosis hiperaldosteronisme primer, dimana


kadar aldosteron plasma maupun urin tinggi pada waktu yang sama sedangkan kadar
renin rendah

Diagnosis hiperaldosteronisme primer

Manfaat diagnostik pemeriksaaan cortisol protokol standar pemeriksaan dimana satu


atau lebih variabel preanalitik konstan.
4

Cortisol

Cortisol-Free

Cortisol tinggi biasanya terjadi pada penyakit adrenocortical hypersecretion , adrenal


cortical hyperplasia ,adenoma, primary pigmented nodular adrenocortical disease ,
sindrom cushing dan tingggiya ACTH.

Pemeriksaan yang digunakan pada awal evaluasi pasien dengan dugaan sindrom
Cushing.

037

NO

NAMA TES

MANFAAT

VMA merupakan metabolit utama yang dihasilkan oleh catecholamines, epinephrine,


VMA urin=
Vanillylmandelic norepinephrine
Acid, Urine= 31 Evaluasi Pheochromocytoma
Methoxy-42 Diagnosis dan follow up neuroblastoma, ganglioneuroma, dan ganglioneuroblastoma
Hydroxymandelic
Acid

Calcitonin merupakan hormon peptida yang diproduksi oleh sel C tiroid


7

Calcitonin

Memungkinkan untuk ujisaring dan diagnosis dini pada kelompok risiko tinggi Family
Thyroid Medullary Cancer dan Multile Endocrine Neoplasia
Pemantauan terapi setelah pembedahan. Kadar tinggi menunjukkan pengangkatan tidak
sempurna atau terjadi metastase.

9
10

11

12

PTH Intact

Membedakan diagnosis dari hiperkalsemia, endogenous vitamin D intoksikasi


Monitoring intraoperatif PTH
Membedakan dari diagnosis hipokalsemia

Vitamin D, 25-OH
Bermanfaat untuk mengevaluasi pasien dengan hiperkalsemia akibat konversi
=Calcidiol
ekstrarenal vtamin D 25 OH menjadi vitamin D 1,25 OH. Hal seperti ini terjadi pada
Vitamin D 1.25penyakit sarcoidosis, cat-scratch dan limphoma serta hiperparatiroidisme
OH=Calcitriol

IGF-I disekresi oleh hati dan sel somatomal.Kadar serum IGF-I relatif stabil sepanjang
hari, hal ini menyebabkan pengukuran IGF1 secara umum dipakai sebagai alat diagnosis
IGF-1= Insuline- dalam evaluasi perkiraan kelainan GH.

like Growth
Factor I

Kadar plasma IGF1 yang rendah abnormal telah digunakan sebagai indikator diagnostik
untuk defisiensi GH, walaupun sejumlah anak dengan defisiensi GH dapat mempunyai
IGF1 normal.

Growth Hormon Diagnosis defisiensi GH

Pada manusia, gastrin merupakan horman yang menstimulasi sekresi asam gastrik.
Nilai gastrin pada diagnostik ostertagiosis berhubungan pada pepsinogen.
Stimulasi gastrin sel parietal perut untuk mensekresi asam hidroklorida (HCl)/ gastric
acid.
13

14

Gastrin

Hal ini penyebab utama sel mensekresi pepsinogen, bentuk zymogen (inaktif) enzim
pepsin digestif.
Pada sindrom Zollinger-Ellison , gastrin diproduksi dengan peningkatan kadar, sering
oleh gastrinoma (gastrin-producing tumor , terutama benign) antrum atau pankreas.
Untuk mengetahui hipergastrinemia (high blood levels of gastrin ), dapat dilakukan tes
"pentagastrin test".

5-HIAA= 5
Diagnosis tumor karsinoid apabila ditemukan 5HIAA dalam urin 24 jam
Hydroxyindoleaceti

038

NO

NAMA TES

MANFAAT
XXV. Alergi
Hipersensitivitas tipe I dikarakterisasi dengan adanya reaksi alergi yang terjadi segera
setelah kontak dengan alergen. Alergi adalah perubahan kapasitas tubuh untuk bereaksi
terhadap benda asing. Alergi merupakan penyakit yang diikuti oleh respon imun terhadap
alergen, dan merupakan bagian dari respon sistem imun. Alergi berbahaya karena dapat
menimbulkan kerusakan jaringan dan penyakit serius. Tipe I ini dapat menimbulkan
anafilaksis dan kematian. Contoh yang dapat terjadi secara non-imunologi adalah injeksi
mellitin dalam venom lebah.
Reaksi patologi sistem imun adalah IgE-memediasi stimulasi sel-sel mast jaringan.
Antibodi IgE yang dihasilkan sebagai respon terhadap antigen terikat pada reseptor Fc
pada sel-sel mast . Apabila cell-associated antibodies mengalami cross-linked dengan
antigen, sel akan teraktivasi segera melepaskan berbagai mediator. Mediator akan
mengakibatkan peningkatan permeabilitas vaskular, vasodilatasi, kontraksi bronkial dan
sel otot polos viseral dan inflamasi lokal. Reaksi ini disebut immediate hypersensitivity .
Beberapa komponen selular yang terlibat dalam tipe I adalah sel mass , basofil dan
eosinofil.

Alergi

Sel mast berasal dari bone marrow dan menjadi dewasa dalam jaringan. Sel mast
mengekspresikan high affinity receptor untuk IgE (FcRI) dan mengandung granul
sitoplasmik dimana tersimpan mediator proinflamasi. Basofil mirip dengan sel mast ,
merupakan granulosit yang mengekspresikan high affinity Fc dan mengandung granul
dengan kandungan yang sama dengan sel mast . Eosinofil merupakan kelas granulosit
juga, eosinofil direkrut ke tempat inflamasi oleh kemokin dan IL-4 serta diaktivasi oleh IL5. Eosinofil merupakan sel efektor dari reaksi yang diinisiasi IgE. Eosinofil memediasi
reaksi IgE untuk menghalau parasit. Pada reaksi alergi, eosinofil berkontribusi terhadap
kerusakan jaringan.
Urutan kejadian pada hipersensitivitas tipe I /Alergi :
1 Pemaparan terhadap antigen
2 Aktivasi TH2 sel yang spesifik untuk antigen
3 Produksi antibodi IgE
4 Pengikatan antibodi ke reseptor Fc pada sel mast
5 Aktivasi sel mast pada pemaparan ulang antigen
6 Pelepasan mediator dari sel-sel mast dan mengakibatkan reaksi patologi

039

NO

NAMA TES

Alergi Atopi

MANFAAT
Kecenderungan mengalami reaksi alergi memiliki garis keturunan yang kuat dan
kecenderungan ini disebut atopi. Atopi didefinisikan sebagai adanya hipersensitivitas
tipe I terhadap allergen, yang umumnya ditunjukkan dengan uji skinprick . Sekitar 40%
inidividu di Negara Barat menunjukkan adanya kecenderungan yang kuat untuk
merespon terhadap allergen lingkungan. Kondisi ini disebut atopi dimana memiliki dasar
familial yang kuat dapat dipengaruhi oleh adanya lokus genetik. Individu atopik memiliki
konsentrasi IgE total dan eosinofil yang lebih tinggi. Individu ini lebih rentan mengalami
reaksi alergi. Biasanya kalo orang normal memproduksinya lebih banyak Ig yang lain
misalnya IgG atau IgM dan hanya sedikit sekali IgE. Individu atopik juga memiliki lebih
banyak IgE-spesifik Fc reseptor pada sel mast dibandingkan individu normal. Studi
menunjukkan adanya region pada kromosom 11q dan 5q yang penting dalam kondisi
atopi; gen yang dapat mempengaruhi respon IgE berada dalam region ini.
Orangtua yang alergik akan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menurunkan
alergi kepada anaknya dibandingkan dengan orangtua yang nonalergik. 2 orangtua yang
alergik memiliki kecenderungan 50% lebih untuk memiliki anak yang alergi. Kalau hanya
satu yang alergi kecenderungannya 30% anaknya mengalami alergi.

Eosinofil

Eosinofil merupakan sel darah putih tipe granulositik dan konsentrasinya meningkat pada
beberapa kondisi seperti alergi, reaksi obat, penyakit vaskular kolagen, infeksi parasit
dan beberapa kondisi malignansi. Konsentrasi eosinofil akan menurun pada kondisi
hiperandrenalisme. Tes neutrofil ditambahkan dalam diagnosis alergi, reaksi obat, infeksi
parasit, penyakit kolagen, Hodgkin disease, dan penyakit-penyakit mieloproliferative.
Eosinofil juga meningkat pada sarkoidosis, sindrom hipereosinofilik, angioneurotik
edema, rejeksi ginjal akut, anisakiasis, gastroenteritis eosinofilik dan lain-lain. Penurunan
konsentrasi eosinofil terjadi pada Cushing disease dan beberapa infeksi. Tidak adanya
eosinofil menimbulkan implikasi prognostik yang buruk pada kasus infeksi.
Penyebab utama eosinofilia adalah alergi dan infeksi parasit.

Antibodi IgE bertanggung jawab untuk sensitisasi sel-sel mast dan mengenali antigen
untuk reaksi immediate hipersensitivity . IgE adalah isotipe antibodi yang mengandung
heavy chain . IgE mensensitisasi sel mast dengan terikat pada heavy chain-specific Fc
reseptor pada sel-sel ini. Pengaturan sintesis IgE tergantung pada kecenderungan
individu untuk mengalami respon Th2 terhadap alergen karena sitokin yang berasal dari
Th2 menstimulasi perubahan isotipe heavy chain menjadi IgE pada sel-sel B.
3

IgE Total
IgE dihasilkan oleh sel-sel plasma yang berlokasi di nodus limfe tempat masuknya
antigen dan secara lokal di tempat terjadinya reaksi alergi, oleh sel-sel plasma dari
germinal center yang berkembang dalam jaringan yang mengalami inflamasi.
Sel-sel Th2 juga memproduksi IL-5 yang memicu sintesis dan sekresi IgA dari sel-sel B
dan juga penting untuk perkembangan eosinofil dan bertahannya di lokasi inflamasi. Hal
ini dapat menjelaskan mengapa kondisi eosinofilia sangat mungkin dikaitkan dengan
reaksi alergi yang dikaitkan dengan IgE.

040

NO

NAMA TES

IgE Total

MANFAAT
Kontak inisial alergen dengan mukosa diikuti dengan serangkaian peristiwa,
mengakibatkan produksi IgE. Respon IgE bersifat lokal yang terjadi pada lokasi
masuknya alergen ke dalam tubuh misalnya pada permukaan mukosal dan/atau pada
nodus limfe lokal. Produksi IgE oleh sel B tergantung pada presentasi antigen oleh APC
dan kerjasama antara sel B dan Th 2. IgE yang diproduksi lokal mensensitisasi sel mast
lokal, spill over IgE lalu memasuki sirkulasi dan terikat pada reseptor spesifik pada
basofil yang bersirkulasi dan tissue-fixed mast cell throughout the body . Basofil juga
mengekspresikan FcRI, oleh karena itu mendisplay kan surface-bound IgE dan ikut
berperan dalam hipersensitivitas tipe I.
Karakteristik yang penting dari IgE adalah kemampuannya untuk berikatan terhadap
mast cell dan basofil dengan afinitas tinggi melalui Fc. Oleh karena itu, waktu paruh
serum IgE bebas hanya beberapa hari tetapi mast cell masih tetap tersensitisasi IgE
selama beberapa bulan disebabkan karena afinitas tinggi ikatan IgE dengan reseptor
FcRI, yang melindungi IgE dari kerusakan oleh serum protease (FcRII memiliki afinitas
yang lebih rendah untuk IgE). IgE meningkat pada penyakit alergi dan infeksi parasit.
Produksi IgE dikontrol oleh sel T helper dimana ada efek supresi dari sel Th1. Pada
sindrom hiperIgE kalau diberikan interferon maka akan dapat ditekan.
XXVI. Mikrobiologi
Sinonim: kultur (pembiakan organisme) ; resisten (Sensitivitas antibiotik)

Kultur dan
Resistensi

Kultur ini dilakukan untuk menentukan dan mengidentifikasikan tipe bakteri dan ragi
ataupun jamur. Jika hasil kultur ini positif maka bakteri spesifik yang menyebabkan
infeksi akan diidentifikasi dan selanjutnya dilakukan uji resisten (sensitivitas antibotik)
guna menetapkan penggunaan antibiotik yang tepat selama pengobatan. Analisa
sensitifitas menentukan efektivitas antibiotik melawan mikroorganisme seperti bakteri
yang telah diisolasi dari kultur (pembiakan mikroorganisme). Koloni mikroorganisme
dikombinasikan dengan berbagai antibiotika yang berbeda untuk melihat
potensi/efektivitas antibiotik menghambat pertumbuhan koloni mikroorganisme tersebut.

a.

Kultur Gal

Merupakan metoda akurat untuk pemeriksaan penyakit typhus. Diagnosa demam Tifoid
pasti positif bila dilakukan biakan empedu (kultur gal) dengan ditemukannya kuman
Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan
dalam urine dan faeces.

b.

Kultur GO

Berguna untuk:
a Mengisolasi dan mengidentifikasi Neisseria gonorrhoe
b Menetapkan diagnosis dari gonorrheae

c.

Kultur Jamur

Mikroskopik
- Pengecetan
gram

- Candida

Berguna untuk
a Mengisolasi dan mengidentifikasi jamur
b Menetapkan diagnosa dari pasien yang beresiko terkena infeksi jamur, fungemia,
endokarditis fungal.

a Menentukan ada tidaknya bakteri, ragi, netrofil, dan sel epitel


s Menetapkan potensialitas organisme pathogen
Pengecatan gram ini sangat penting dalam mengevaluasi adanya dugaan meningitis
bakteri.
Berguna untuk menilai ada tidaknya dugaan terhadap infeksi dengan jamur dari genus
Candida. Pemeriksaan ini cukup sulit dilakukan karena presipitin ditemukan pada 2030% populasi yang normal.

041

NO

NAMA TES
- Diptheria

- Trichomonas

MANFAAT
Berguna untuk mengisolasi C.diptheriae dari pasien yang diduga terjangkiti diptheria.
Organisme ini tetap berada di permukaan saluran pernafasan dan kulit, namun potensi
eksotoksinnya berperan terhadap tingkat keganasan penyakit

Berguna untuk menetapkan ada tidaknya Trichomonas vaginalis


XXVII. Tuberkulosis

Acid-fast bacilli dikelilingi oleh dinding lilin (waxy ) yang resisten terhadap pewarnaan
menggunakan acid alcohol . Pemanasan, pemaparan yang diperpanjang, atau deterjen
BTA (Bakteri
diperlukan bagi pewarna carbol-fuchsin untuk berpenetrasi ke dalam dinding sel. BTA
Tahan Asam/Acid
digunakan untuk menentukan adanya mycobacteria dan menentukan etiologi
Fast Stain )
maduromycosis . BTA tidak spesifik untuk M.tuberculosis tetapi genus Mycobacterium
juga akan positif dengan pewarnaan BTA.

Kultur
Mycobacterial

Tuberculosis merupakan penyakit pulmonari yang diakibatkan oleh Mycobacterium


tuberculosis . Penyakit ini menular dari satu individu ke individu lain melalui droplet yang
tersebar di udara. Pemeriksaan kultur digunakan untuk mendiagnosis tuberculosis
pulmonari atau adanya spesies Mycobacterium lain.
XXVIII. Analisa CSF

Jumlah sel

Evaluasi encefalitis virus atau bakteri, meningitis, meningoencefalitis, mikobakteri atau


infeksi jamur, infeksi parasitik, malignansi primer atau sekunder, leukemia atau limfoma
malignan CNS, penyakit karena trauma oklusif vaskular, vaskulitis, heredofamilial dan
atau proses degeneratif. Hasil menunjukkan empiema subdural, abses otak, empiema
ventrikular, abses epidural serebral, abses epidural spinal, tuberkulosis, sifilis,
sarkoidosis dan lainnya

Hitung jenis
leukosit

Menentukan variasi kualitatif dan kuantitatif pada jumlah dan morfologi sel, morfologi sel
merah dan evaluasi platelet; mengevaluasi anemia, leukemia, infeksi, bagian inflamasi
dan kelainan sel merah yang diturunkan, sel putih dan platelet

Glukosa

Evaluasi virus, bakteri, tuberkulosa dan tipe meningitis lainnya, neoplastic meninges;
kelainan neurologi lainnya. Diagnosa neuroglikopenia, bahkan pada kadar glukosa
plasma yang normal. Jika glukosa clear nasal discharge mengindikasikan CSF
rhinorrhea, studi-studi menunjukkan bahwa glukosa dapat ditemukan pada non-CSF
nasal fluids
Penyebab protein total tinggi: dehidrasi, beberapa kasus penyakit liver kronik, termasuk
hepatitis aktif kronik dan sirosis; neoplasma, terutama mieloma, makroglobulinemia
waldenstrom; tropical disease (seperti kalazar, leprosi dan lainnya) penyakit
granulomatous seperti sarkoidosis; penyakit di mana protein total kadang tinggi termasuk
penyakit kolagen (seperti Systemic Lupus Erythematosus atau SLE, dan other instances
of chronic infection/inflammation)

Protein total

Penyebab protein total yang rendah: kehamilan; cairan intravena; sirosis atau other liver
disease, termasuk alkoholisme kronik; prolonged imobilisation ; gagal jantung; sindrom
nefrotik; glomerulonefritis; neoplasia; crohn disease dan chronic ulcerative colitis ;
kelaparan, malabsorbsi atau malnutrisi; hipertiroid; terbakar; penyakit kulit yang parah
dan penyakit kronik lainnya.,
Protein total sangat rendah (< 4,0 g/dL (SI:< 40 g/L)) dan albumin rendah karena edema
(seperti sindrom nefrotik)

Nonne & Pandy

Pemeriksaan cairan serebro spinal untuk mendeteksi keadaan malaria


042

NO

NAMA TES

MANFAAT
XXIX. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan suatu kondisi yang dikarakterisasi dengan kehilangan densitas
tulang yang progresif dan penipisan jaringan tulang. Osteoporosis merupakan tipe
penyakit tulang metabolik yang paling sering terjadi. Osteoporosis terjadi apabila tubuh
gagal membentuk tulang baru dalam jumlah yang cukup, atau apabila terlalu banyak
tulang tua yang direabsorbsi oleh tubuh, atau keduanya. Kalsium dan fosfat merupakan
dua mineral yang penting untuk pembentukan tulang yang normal.

Osteoporosis

Beberapa faktor risiko umum osteoporosis antara lain :


1 Faktor genetik : apabila ada sejarah osteoporosis dalam keluarga, maka 60-80%
kemungkinan akan menderita osteoporosis
2 Jenis kelamin wanita : 80% penderita osteoporosis adalah wanita
3 Masalah medis kronis : individu dengan asma, diabetes, hipertiroidisme, penyakit
liver, atau reumatoid artritis akan meningkatkan risiko osteoporosis
4 Defisiensi hormon : menopause pada wanita dan penanganan medis tertentu pada
pria dapat mengakibatkan defisiensi hormon yang merupakan penyebab utama
osteoporosis pada pria dan wanita
5 Alkohol : jumlah alkohol yang berlebihan merupakan salah satu faktor risiko
osteoporosis
6 Merokok : merokok mengambil mineral-mineral tulang. Merokok dapat meningkatkan
risiko fraktur tulang belakang pada pria 2 hingga 3 kali lipat bila dibandingkan dengan
pria yang tidak merokok
7
Kurangnya olahraga : tulang memerlukan stimulasi latihan untuk mempertahankan
kekuatannya. Tanpa latihan tulang akan kehilangan densitas dan menjadi lemah
Selain faktor-faktor yang disebutkan di atas, faktor lain seperti kelainan makan, berat
badan yang rendah, jumlah kalsium yang rendah dalam makanan, menopause dini,
absennya periode menstruasi (amenorrhea), dan penggunaan pengobatan tertentu
seperti steroid dan antikonvulsan juga merupakan faktor risiko osteoporosis.
Biomarker tulang, atau penanda bone turnover , merupakan indikator metabolisme tulang
yang berasal dari matriks tulang atau sel-sel tulang. Biomarker tulang merupakan alat
diagnostik yang penting dalam evaluasi dan manajemen osteoporosis. Bone marker
(penanda tulang) menyediakan pemantauan terapi yang efisien dan uji yang menyeluruh
pada pasien dengan osteoporosis. Penanda tulang juga membantu dalam prediksi risiko
fraktur.
Walaupun pertumbuhan tulang berhenti pada usia dewasa, aktivitas selular dalam tulang,
yang diketahui sebagai remodeling tulang tetap berlangsung. Urutan kejadian dalam
remodeling tulang selalu resorpsi yang diikuti dengan pembentukan tulang. 2 tipe sel
yaitu osteoklas dan osteoblas, yang berasal dari sumsum tulang, bertanggung jawab
dalam remodeling tulang.
Tulang bukan merupakan material mati melainkan sangat aktif secara metabolik.
Semua tulang dewasa dikontrol melalui proses dinamik dan kontinu yang disebut siklus
remodeling tulang.
Proses modeling dan remodeling secara terus menerus akan memperbaharui dan
memodifikasi bentuk dan struktur tulang. Kedua proses tersebut akan menggantikan
tulang lama dengan tulang baru sehingga tulang dapat dipertahankan bentuknya.
Tulang terdiri atas mineral, matriks organik, sel dan air. Matriks organik, kurang lebih
35% dari berat tulang terdiri atas 90% protein kolagen dan 10% non kolagen.

CTx (CTelopeptide )

Pada sintesa kolagen tipe 1, pertama kali terbentuk sebuah rantai asam amino,
kemudian rantai tersebut akan membentuk struktur heliks yang disebut prokolagen.
Tahap selanjutnya piridinolin crosslink bergabung sehingga membentuk kolagen.
Selama proses destruksi dari matriks tulang, kolagen tipe 1 akan dirusak dan sejumlah
fragmen kecil dari kolagen akan masuk ke dalam aliran darah

043

NO

NAMA TES

MANFAAT
Tes serum CTx mengukur produk degradasi dari kolagen tipe 1 yang berasal dari Cterminal telopeptida.
Pemeriksaan CTx yang merupakan produk degradasi kolagen tipe 1 dari matriks tulang
terutama digunakan sebagai petanda biokimia proses penyerapan tulang.
Pemeriksaan CTx dalam serum ini lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan petanda
penyerapan tulang yang lainnya seperti piridinolin dan deoksipiridinolin karena kedua
pemeriksaan tersebut menggunakan sampel urin sehingga dibutuhkan penentukan
kreatinin tambahan dengan tujuan sebagai adjustment untuk situasi klirens yang
berbeda. Pengukuran CTx dalam serum memberikan beberapa keuntungan yaitu
kemudahan dalam pengumpulan sampel, variasi diurnal yang lebih sedikit dibandingkan
sampel urin dan tidak adanya efek klirens dari fungsi ginjal.

CTx (CTelopeptide )
(lanjutan)

Selain itu pemeriksaan CTx dalam serum telah direkomendasikan dapat digunakan juga
sebagai penanda untuk pemantauan efikasi terapi obat antiresorpsi oral (seperti
difosfonat atau hormone replacement therapy /HRT) pada penderita osteoporosis dan
penyakit tulang lainnya.
Hanya dalam waktu 3 bulan setelah dimulainya terapi, CTx telah dapat menunjukkan
penurunan pada proses penyerapan tulang dimana dengan menggunakan BMD (Bone
Mineral Density ) informasi yang sama baru dapat diperoleh paling cepat 1-2 tahun
setelah terapi saat BMD menunjukkan perubahan pada densitas tulang.
Kapan dilakukan pemeriksaan CTx ?
1 Pengukuran keseimbangan turnover tulang.
Pada pria dan wanita usia diatas 40 tahun karena kehilangan tulang dimulai pada
usia sekitar 40 tahun.
2 Pengukuran sebelum dilakukannya terapi antiresorpsi oral.
3 Pengukuran pada 3 bulan setelah terapi antiresorpsi oral.
Pengambilan sampel direkomendasikan pada keadaan puasa, sampel pagi hari dan
untuk pengamatan jangka panjang sebaiknya sampel selalu diambil pada waktu dan
kondisi yang sama dengan saat baseline karena pertimbangan adanya efek ritme
sirkadian dari serum CTx.

Osteocalcin , yang juga dikenal sebagai protein Gla tulang, merupakan petanda untuk
pembentukan tulang. Osteocalcin merupakan vitamin K- dan vitamin D-dependent
protein yang dihasilkan oleh osteoblas dimana osteocalcin merupakan protein nonkolagen terbanyak dalam tulang. Mayoritas osteocalcin yang disekresi oleh osteoblas
dideposit dalam matriks tulang ekstraselular; serum osteocalcin mencerminkan fraksi
dari osteocalcin total yang tidak diadsorbsi hidroksiapatit.
Osteocalcin merupakan polipeptida dengan 49 residu asam amino (5-8 kDa). Serum
osteocalcin memiliki waktu paruh yang pendek dan dihidrolisa dalam ginjal dan hati.

N-MID
Osteocalcin

044

NO

NAMA TES

N-MID Osteocalcin
(lanjutan)

MANFAAT
Fragmen C-terminal mudah terbelah dan fragmen mid-N-terminal menunjukkan stabilitas
yang lebih besar. Residu 19-20 dan 43-44 dapat mengalami hidrolisis tryptic . Residu
pada posisi 43 dan 44 bersifat lebih labil karena inkorporasinya pada C-terminal -sheet .
Molekul utuh dan fragmen mid-N-terminal merupakan bentuk imunoreaktif terbanyak
pada orang normal dan pasien osteoporosis. Deteksi osteocalcin utuh atau fragmennya
merupakan hal yang penting dalam pemilihan metode penentuan komersial untuk
laboratorium klinik. Penentuan yang mendeteksi hanya osteocalcin utuh hanya sensitif
sebagian terhadap degradasi in vitro, sementara pemeriksaan yang mendeteksi fragmen
(tergantung pada fragmen yang dikenali) dapat menggambarkan konsentrasi osteocalcin
utuh. Pemeriksaan Elecsys N-MID osteocalcin selain dapat memeriksa N-MID
osteocalcin juga dapat memeriksa intact Osteocalcin sehingga dapat digunakan sebagai
penanda pembentukan tulang.
Pemeriksaan Elecsys N-MID Osteocalcin merupakan suatu pemeriksaan yang dapat
mendeteksi fragmen besar N-MID osteocalcin (asam amino 1-43) dan intact Osteocalcin
(asam amino 1-49) yang merupakan suatu protein non kolagen yang paling penting pada
matriks tulang terutama digunakan sebagai penanda biokimia pembentukan tulang.
Pemeriksaan Elecsys N-MID Osteocalcin dalam serum ini lebih baik dibandingkan
dengan pemeriksaan intact Osteocalcin (asam amino 1-49) saja karena selain
mendeteksi fragmen N-MID yang lebih stabil juga mendeteksi adanya intact osteocalcin
yang lebih tidak stabil sehingga dapat menggambarkan seluruh konsentrasi osteocalcin .
Pemeriksaan ini tidak dapat mendeteksi fragmen C-terminal (asam amino 43-49) yang
tidak stabil karena antigen yang digunakannya tidak mengenal molekul osteocalcin
tersebut sehingga diharapkan hasil yang diberikan dari pemeriksaan ini akan konstan
dan akurat menggambarkan kadar dari osteocalcin seluruhnya.
Selain itu pemeriksaan N-MID osteocalcin dalam serum juga dapat digunakan sebagai
penanda untuk pemantauan efikasi terapi obat antiresorpsi oral (seperti difosfonat atau
hormone replacement therapy /HRT) pada penderita osteoporosis atau hiperkalsemia.

Isoenzim ALP

Digunakan untuk mengevaluasi kontribusi hati, tulang, plasenta dan isoenzim Regan
terhadap alkalin fosfatase total. Fraksi tulang meningkat pada kondisi Paget disease .
Tumor osteoblastik juga dapat meningkatkan kadar alkalin fosfatase. Penyebab lain
peningkatan kadar serum alkalin fosfatase tulang adalah hiperparatiroidisme, rickets dan
osteomalasia. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk memantau respon terhadap
terapi osteoporosis. Pemeriksaan ini juga ditambahkan ke dalam deteksi metastase
tulang dari kanker prostat dan payudara. Isoenzim ALP berguna sebagai penanda
pembentukan tulang - kadar dalam serum berguna sebagai prediktor keefektifan terapi
hormon pertumbuhan pada anak-anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan.
XXX. Imunohistokimia (#)

DNA Ploidy & Cell DNA Ploidy & Cell Cycle Analysis, merupakan pemeriksaan dengan metode
Cycle Analysis flowcytometry dan image analysis untuk prognosis pasien kanker.

Estrogen Receptor

Progesteron
Receptor

Her2/Neu

Estrogen receptor/ Progesteron (ER/PgR) receptor merupakan reseptor nuklear yang


dapat mengikat DNA dan suatu ligand hidrofilik yang meliputi : hormon steroid, hormon
tiroid, vitamin D dan asam retinoik. Pemeriksaan ER/PgR pada sitosol tumor payudara
dipakai untuk menentukan respon penderita terhadap terapi hormon.

1 Memantau prognosis kanker payudara dan kanker ovarium


2 Target terapi antibodi monoklonal

045

NO

NAMA TES

EGF-R

MANFAAT
EGF-R diekspresikan pada tumor malignant dan asthma
EGF-R dapat menjadi up-regulated tumor nekrosis
Factor (TNF)- pada paru-paru pada penyakit hypersecretory.

Diagnosis dan pronosis dari ovarian serous dan mucinous neoplasms


6

PCNA
Pemeriksaan untuk mengetahui aktivitas proliferatif pada paraffin-embedded tissue
=Proliferating cell
Penanda diagnostik acute cellular rejection pada proses biopsi rutin renal allografts.
nuclear antigen
Aktivitas telomerase, MIB-1, PCNA, HPV 16 dan p53 sebagai penanda diagnostik pada
(PCNA)
intraepithelial neoplasia.

pS2

p53

pS2 adalah protein yang diatur oleh estrogen, dipakai untuk menentukan penderita
dengan reseptor estrogen atau progesteron (+), tetapi mempunyai respon buruk
terhadap terapi hormon

Untuk deteksi mutasi p53 pada keluarga yang berisiko tinggi terkena kanker
Untuk parameter prognosis pada pasien kanker (kanker esofagus, lambung, kandung
empedu, kolon dan rektum, paru-paru, kantung kemih, ovarium, payudara, dan prostat)

XXXI. TDM
TDM adalah pengukuran konsentrasi obat di dalam darah. TDM dapat memberikan
informasi yang berharga dan objektif bagi klinisi dalam memberikan pengobatan yang
optimal. Konsentrasi obat yang terlalu tinggi terkadang dapat mengakibatkan efek
samping yang serius, sementara konsentrasi obat yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan kondisi terapi yang suboptimal.
Tujuan TDM :
1 Memberikan informasi yang dapat ditambahkan pada penetapan toksisitas obat
2 Memaksimalkan kemanfaatan dan meminimalkan toksisitas obat
Meminimalkan variabilitas antar-individu (dengan mempertimbangkan usia, jenis
kelamin, berat badan, penyakit lain yang menyertai, makanan/diet, genetik dan faktor3 faktor lain yang dapat mempengaruhi TDM) sehingga hasil TDM yang diperoleh
dapat memberikan informasi yang berguna dalam penanganan yang tepat bagi
pasien
TDM (Therapeutic
4 Penyusunan regimen obat yang sesuai bagi pasien
Drug Monitoring )
Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi TDM :
Usia : proses metabolisme obat pada anak dan remaja berbeda bila dibandingkan
1
dengan proses metabolisme obat pada orang dewasa
Berat badan : berat badan yang sangat rendah dapat mengakibatkan peningkatan
2 konsentrasi obat, sementara berat badan yang sangat tinggi dapat menurunkan
konsentrasi obat
Makanan/diet : jumlah dan jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi metabolisme
3
obat
4 Kebiasaan merokok
5 Interaksi obat
6 Genetik
Penyakit lain yang menyertai : misalnya penyakit hati dan ginjal yang dapat
7
mempengaruhi TDM

046

NO

NAMA TES

Carbamazepine

MANFAAT
Carbamazepine merupakan obat antiepilepsi yang digunakan untuk mengatasi seizure ,
dan juga digunakan dalam kontrol nyeri neurogenik dari trigeminal neuralgia dan diabetik
nefropati. Carbamazepine banyak digunakan dalam penyakit neurologi dan psikis.
Pemantauan konsentrasi carbamazepine digunakan untuk memantau kecukupan,
efikasi, atau toksisitas. Carbamazepine ada dalam bentuk formulasi oral, diabsorbsi
lambat dan memiliki bioavaibilitas sekitar 80%. Konsentrasi puncak plasma tercapai
sekitar 6 jam setelah dosis oral. Carbamazepine dieliminasi melalui hati dan memiliki 1
metabolit aktif yaitu 10,11-epoxide .

Siklosporin diukur kadarnya dalam darah secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa
jauh kadarnya telah mencapai atau melampaui kadar terapetik sehingga dapat
dikendalikan. Pengukuran dilakukan pada beberapa keadaan seperti setelah
transplantasi, kekambuhan penyakit (intercurrent illness ), dan pada pemberian obat
yang bersamaan.
Indikasi penggunaan siklosporin : allotransplantasi ginjal, hepatik, sumsum tulang, dan
jantung; reumatoid artritis; dan psoriasis.
Manfaat Pengukuran Siklosporin

Cyclosporine
Parent

Pemberian siklosporin sering tidak memberikan efek yang diinginkan, bahkan dapat
menimbulkan efek toksik seperti nefrotoksisitas, hipertensi, tremor, hepatotoksisitas,
diare, muntah, leukopenia, anemia dan trombositopenia. Batasan toksik atau terapetik
bervariasi tergantung kepada organ yang ditransplantasikan dan waktu semenjak posttransplantasi. Pengukuran kadar siklosporin, dapat membantu klinisi dalam penyesuaian
dosis sehingga dicapai efek terapi yang optimal dan mencegah toksisitas.
Siklosporin diberikan kepada pasien setelah transplantasi dengan tujuan untuk
mencegah penolakan organ.
Lake Louise Committee merekomendasikan metode spesifik untuk memeriksa
siklosporin parent karena metabolit siklosporin hanya memiliki aktivitas imunosupresif <
10% bila dibandingkan dengan siklosporin parent , selain itu dapat terjadi risiko
akumulasi metabolit yang disebabkan karena gangguan metabolisme. Pada pasienpasien dengan konsentrasi metabolit yang tinggi, pemeriksaan siklosporin yang kurang
spesifik (siklosporin total) dapat menyebabkan pemberian dosis yang terlalu rendah
terhadap pasien (underdose ).
Metabolit-metabolit siklosporin dapat mengalami reaktivitas silang terhadap siklosporin
parent sehingga metode analisa terhadap siklosporin parent yang aktif secara
farmakologi sangat direkomendasikan.

Digoxin merupakan glikosida kardiak yang banyak digunakan untuk mengontrol


kecepatan ventrikular dalam fibrilasi atrial, juga digunakan sebagai agen inotropik positif
dalam gagal jantung kongestif.
Kisaran terapi digoxin sempit yaitu berkisar 1-2,5 nmol/L. Toksisitas meningkat secara
signifikan pada kadar melebihi 2,5 nmol/L.
3

Digoxin

Indikasi TDM untuk digoxin antara lain untuk konfirmasi toksisitas (beberapa simtom
toksisitas meliputi nausea, muntah, diare, nyeri abdominal, agitasi, dan aritmia);
menentukan efek dari faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetik; kegagalan
terapetik (TDM pada pasien individual dapat berguna untuk mendeteksi pasien dengan
konsentrasi digoxin yang rendah dan diuntungkan dengan peningkatan dosis digoxin
yang diberikan); dan pemenuhan pengobatan
Digoxin diukur kadarnya dalam darah secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa jauh
kadarnya telah mencapai atau melampaui kadar terapetik sehingga dapat dikendalikan

047

NO

NAMA TES

MANFAAT
Lithium digunakan dalam penanganan gangguan afektif, mania dan manic-depressive .
Lithium memiliki efek menstabilisasi mood. Toksisitas lithium dapat terjadi dalam
konsentrasi lithium yang normal. Intoksikasi akut dapat terjadi pada konsentrasi lithium
yang tinggi tetapi tanpa gejala neurotoksik. Lithium dapat berpenetrasi ke neuron
perlahan-lahan. Thiazide dapat meningkatkan konsentrasi serum lithium . Toksisitas
lithium akut bersifat neuro dan nefrotoksik dan efek samping yang dapat timbul antara
lain lemah otot, tremor dan confusion . Efek gastrointestinal seperti nausea dan muntah
dapat terjadi.

Lithium

Phenobarbital

Phenytoin

Fenitoin efektif di dalam penanganan tonic-clonic dan partial seizure dan status
epileptikus. Pemantauan konsentrasi fenitoin digunakan untuk memantau kecukupan
terapi, kemanfaatan dan kemungkinan toksisitas.

Tacrolimus

Tacrolimus merupakan imunosupresan yang digunakan pada transplantasi ginjal, hati,


dan sumsum tulang. Tacrolimus 10-100 kali lebih poten dari siklosporin. Manfaat
imunosupresan tersebut tampaknya terkait dengan fungsi sel T-helper dan sekresi
limfokin yang menurunkan produksi interleukin. Seperti halnya siklosporin, toksisitas
ginjal dan gagal ginjal dapat merupakan komplikasi tacrolimus yang parah. Pemeriksaan
lain untuk menentukan fungsi ginjal seperti klirens kreatinin sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan penentuan konsentrasi tacrolimus . Untuk mencegah nefrotoksisitas
berlebihan, maka tacrolimus sebaiknya tidak digunakan simultan dengan siklosporin.
Pemeriksaan TDM Tacrolimus digunakan untuk memantau kecukupan dosis dalam
penanganan imunosupresan untuk transplan organ. Tacrolimus digunakan untuk
mencegah penolakan organ pada waktu transplantasi organ.

Theophylline

Teofilin merupakan bronkodilator yang digunakan dalam asma dan Chronic Obstructive
Pulmonary Diseas ( COPD) dan karakteristiknya meliputi imunomodulator dan
antiinflamasi. Obat ini dapat ditoleransi dengan baik apabila konsentrasi serum berada
dalam rentang terapeutik. Teofilin juga digunakan bagi neonatus untuk apnea
idiopatik/bradikardia.Kegunaan pemeriksaan TDM Teofilin digunakan untuk memantau
konsentrasi teofilin, mendeteksi kecukupan dosis terapi, dan memprediksikan terjadinya
toksisitas teofilin.

Valproic Acid

Asam valproat digunakan untuk beberapa tipe seizure yang meliputi tonic-clonic , partial
seizure , complex partial seizure , myoclonic , atonic , dan mixed seizure . Asam valproat
digunakan juga untuk beberapa kondisi psikiatrik seperti gangguan afektif bipolar dan
profilaksis sakit kepala migrain. Pemeriksaan TDM Asam Valproat digunakan untuk
memantau kecukupan, efikasi dan kemungkinan toksisitas.

Fenobarbital diindikasikan untuk tonic-clonic dan partial seizure . Pemantauan


fenobarbital digunakan untuk memantau kecukupan terapi, kemanfaatan dan
kemungkinan toksisitas.

048

NO

NAMA TES

MANFAAT
XXXII. Protein Fase Akut
Defisiensi alpha 1 -antitrypsin yang dikarakterisasi dengan berbagai tingkat keparahan,
merupakan penyebab penyakit hati genetik yang umum terjadi pada populasi pediatrik.
Pasien akan terdeteksi dengan tidak adanya pita alpha 1 pada elektroforesis protein
serum, migrasi abnormal pita alpha 1 atau penurunan konsentrasi alpha 1 yang diperiksa
secara imunokimia.

Alpha 1 Antitrypsin

Fenotipe alpha 1 -AT menyediakan analisa definitif dari defisiensi alpha 1 -antitrypsin ,
yang dikaitkan dengan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), sirosis hepatik
dan hepatoma. Defisiensi alpha 1 -AT merupakan penyebab kolestasis neonatal.
Kolestasis dengan hepatitis neonatal ditemukan pada neonatus dengan defisiensi
alpha 1 -AT , dan beberapa hepatitis neonatus akan berkembang menjadi sirosis.
Serum alpha 1 -AT dapat meningkat pada pasien selama kehamilan, penyakit pulmonari
kronik, angioneurotik edema herediter, penyakit lambung, penyakit hati, pankreatitis,
diabetes, karsinoma, penyakit ginjal, dan rematik; sementara konsentrasinya akan
menurun pada hilangnya protein atau penanganan sampel yang tidak tepat.

Alpha 1- Acid
Glycoprotein

AAG merupakan reaktan fase akut yang ada dalam plasma dalam waktu 12 jam setelah
luka dan mencapai puncaknya dalam 3-5 hari. AAG berikatan dengan beberapa obat dan
hormon. Peningkatan konsentrasi serum terjadi pada kehamilan, inflamasi dan beberapa
malignansi.
Serum AAG meningkat pada kondisi inflamasi fase akut dan glukokortikoid;
konsentrasinya akan menurun pada sindrom nefrotik, protein-losing enteropathy , dan
terapi estrogen. Pada pasien yang dicurigai hemolisis, penentuan AAG dapat
ditambahkan dalam interpretasi konsentrasi haptoglobin yang rendah.

Ceruloplasmin , suatu copper-binding protein dan protein fase akut, disintesa di hati.
Pada Wilson disease , defisiensi sintesis ceruloplasmin akan mengakibatkan deposisi
tembaga berlebihan di hati, otak, kornea, ginjal dan beberapa tempat lain di tubuh.
3

Ceruloplasmin

Alpha 2 Macroglobulin

Serum ceruloplasmin dapat menurun pada > 75% pasien Wilson disease . Konsentrasi
serum juga menurun pada Menkes syndrome ; dan konsentrasinya tinggi pada kondisi
neoplastik dan inflamasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung
estrogen dan progesteron, dan intoksikasi tembaga.

AMG disintesis terutama oleh sel-sel parenkimal hepatik. Masuknya AMG ke dalam urin
dicegah oleh ukurannya yang besar. Konsentrasi AMG plasma akan meningkat pada
sindrom nefrotik dan sebagai mekanisme kompensasi sebagai respon masuknya albumin
ke dalam urin. Konsentrasinya akan menurun pada penyakit proteolitik seperti
pankreatitis akut dan peptik ulser.
Penentuan AMG berguna dalam evaluasi pasien dengan sindrom nefrotik dan pasien
dengan kondisi proteolitik seperti pankreatitis. Terapi estrogen, olahraga, kehamilan dan
beberapa penyakit dapat meningkatkan AMG sementara penurunan konsentrasi
ditemukan pada setelah operasi.

049

NO

NAMA TES

MANFAAT

IgA

Immunoglobulin A (IgA) merupakan 13% dari serum gamma globulin. IgA merupakan
imunoglobulin sekretori utama dengan peranan penting dalam imunitas mukosal. Ada 2
subkelas yaitu IgA1 dan IgA2. Molekul IgA memiliki waktu paruh 6 jam. IgA tidak
memfiksasi komplemen dan tidak melewati plasenta. Pemeriksaan IgA digunakan untuk
mengevaluasi imunitas humoral, mendiagnosa dan memantau terapi pada IgA myeloma,
mengevaluasi anafilaksis yang terkait dengan transfusi darah dan komponen darah.

IgG

Terdapat 5 tipe utama imunoglobulin yang diklasifikasikan berdasar pada heavy


chain nya yaitu IgM, IgA, IgG, IgE dan IgD. IgG terdapat dalam plasma dengan
konsentrasi tertinggi. Peningkatan konsentrasi imunoglobulin terlihat pada inflamasi
kronik dan penyakit autoimun. Kuantisasi IgG dalam serum digunakan untuk
mengevaluasi imunitas humoral, diagnosis dan memantau terapi IgG myeloma, dan
untuk mengevaluasi pasien (termasuk anak-anak dan pasien limfoma) yang cenderung
mengalami infeksi. Pemeriksaan IgG juga diperlukan untuk deteksi, evaluasi, dan follow
up pasien dengan berbagai kondisi imunodefisiensi dan sindrom hiperIgM (di mana
konsentrasi IgG menurun). Pada myeloma sel plasma asimptomatik, konsentrasi IgG
monoklonal > 3 g/dL.

IgM

IgM memiliki bobot molekul yang besar yaitu sekitar 900 dalton. Molekul IgM penting
sebagai rheumatoid factor , cold agglutinin dan sebagai isoagglutinin . IgM digunakan
untuk mengevaluasi imunitas humoral; diagnosis dan pemantauan terapi pada
makroglobulinemia dari Waldenstrom serta neoplasma limfoid dan limfoplasmasitik.
Diagnosis diferensial yang meliputi myeloma sel plasma dan makroglobulinemia
esensial. IgM meningkat pada sirosis biliari primer dengan konsentrasi serum alkalin
fosfatase yang tinggi dan dengan antibodi antimikrobial. Konsentrasi IgM digunakan
untuk mengevaluasi infeksi in utero atau infeksi akut. Defisiensi IgM dikaitkan dengan
infeksi gram negatif.

CRP Kuantitatif

CRP C-Reactive Protein (CRP) merupakan reaktan fase akut yang meningkat
konsentrasinya beberapa jam setelah inisiasi proses inflamasi. CRP merupakan luka
akut yang sensitif tapi tidak spesifik, infeksi bakteri atau inflamasi.

XXXIII. Lain-lain

Analisa umumnya mencakup sejumlah pemeriksaan (seperti volume, warna, bau,


konsistensi dll) dari semen dan karakteristik morfologi/kemampuan fungsional dari
konstituen spermatozoa. Kualitas pengumpulan spesimen sangat diperlukan dalam
analisa. Apabila dilakukan pengumpulan sampel di rumah pasien, maka spesimen harus
Analisa Sperma dibawa dalam waktu 30-60 menit setelah pengumpulan dalam kondisi temperatur sekitar
37oC selama transportasi sehingga sebaiknya spesimen diletakkan dalam kantung
tertutup dekat dengan tubuh. Temperatur yang terlalu rendah akan menurunkan motilitas
sperma. Analisa sperma umumnya digunakan untuk studi infertilitas, studi
postvasektomi, diagnosa azoopermia dan oligospermia.

Fruktosa semen diproduksi oleh vasikula seminalis. Bila tidak didapati fruktosa dalam
semen, dapat disebabkan azoospermia yang disebabkan agenesis vas deferens. Semen
Fruktosa Semen pria tersebut tidak didapati koagulasi semen sesudah ejakulasi karena vesikula seminalis
yang secara embriologis merupakan pelebatan vas deferens tidak terbentuk, kedua
duktus ejakulatorius tersumbat, keadaan ejakulasi retrogard

050

NO

NAMA TES

MANFAAT

Pemeriksaan ini digunakan untuk mengevaluasi infertilitas. Antibodi dapat ditemukan di


dalam sirkulasi tubuh sebagai bentuk bebas maupun dalam bentuk kompleks imun,
dalam plasma seminal dan/atau terikat pada permukaan sperma. Antibodi ditemukan
Antibodi Sperma
pada beberapa pria dengan penyakit testiskular dan penyakit autoimun
aspermatogenesis. Kemungkinan ada hubungan penyebab dan efek antara antibodi
antisperma pada wanita dan infertilitas yang tidak dapat dijelaskan.

Analisa Batu
Ginjal

Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau
calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di
bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian
terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batu dapat
terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam
urine. Analisa batu ginjal dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral batu ginjal.

Analisa Batu
Empedu

Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya batu empedu. Adanya batu empedu tidak
selalu disertai keluhan dan gejala selama batu itu masih kecil. Batu belum menyumbat
aliran empedu atau belum terjadi peradangan kantong empedu. Penyakit batu empedu
dapat terbentuk akibat adanya penyakit hati (sirosis), penyakit saluran pencernaan atau
bisa juga bila terjadi gangguan produksi, selain peran hormonal dan faktor genetik.

HLA-ABC

Pemeriksaan untuk skrining dan diferensiasi complement-dependent antibodi HLA-ABC


sitotoksik.

HLA-DR

Pap Smear

Penentuan risiko Reumatoid Artritis (RA) yang berat, identifikasi penanda genetik
sekuens RA, DR4 dan subtipe risko tinggi.

Pemeriksaan skrining kanker leher rahim dengan cara pengambilan cairan dari vagina
untuk diteliti apakah terlihat kelainan sel di sekitar leher rahim

Uji umumnya meliputi skrining adanya aktivitas urease secara tidak langsung yang
mengindikasikan adanya Helicobacter pylori . H.pylori merupakan bacillus gram negatif
berbentuk spiral yang diimplikasikan mengakibatkan gastritis dan lesi inflamasi
Urea Breath Test gastroduodenal. Aktivitas ureasenya penting untuk mendeteksi dan mengidentifikasi
organisme ini. Kultur menggunakan biopsi merupakan gold standard untuk identifikasi
H.pylori . Kegunaan pemeriksaan UBT adalah untuk menentukan adanya H.pylori pada
kondisi ulser gastrik kronik, gastritis aktif kronik, dan keterkaitan dengan ulser duodenal.

051

NO

NAMA TES

MANFAAT
Pemeriksaan sitologi berbasis cairan adalah pemeriksaan untuk skrining kanker serviks
atau leher rahim, tujuannya untuk melihat bentuk sel sel leher rahim, sampel yang
diambil sama dengan Pap smear yaitu diambil dari sel sel leher rahim

10

Untuk memperbaiki hasil pemeriksaan sitologi konvensional-Pap smear maka


dikembangkan metode pemeriksaan sitologi serviks berbasis cairan. Pemeriksaan
Sitologi serviks sitologi berbasis cairan dengan menggunakan slide processor menghasilkan preparat
Berbasis Cairan yang tipis merata sehingga meminimalkan penumpukan sel. Selain itu, adanya proses
filtrasi memungkinkan untuk meminimalkan adanya interferensi terutama oleh darah dan
mucus. Dalam hal ini kualitas slide hasil sitologi serviks berbasis cairan meningkat
sehingga menurunkan angka unsatisfactory specimen. Sensitivitas pemeriksaan sitologi
serviks berbasis cairan dalam mendeteksi Low-grade Squamous Intraepithelial Lesion
(LSIL) dan High-grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL) lebih tinggi 41.8%
daripada Pap smear.

DAFTAR PUSTAKA
1 Jacobs DS, DeMott WR, Finley PR, Horvat RT, Kasten BL, Tilzer LL. Laboratory Test Handbook 3rd ed with
Key Word Index, Ohio: Lexi-Comp. 1994.
2 Chernecky CC, Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostics Procedures 3rd ed, Philadelphia: WB Saunders
Company. 2001.
3 Jacobs DS, DeMott WR, Oxley DK. Laboratory Test Handbook 2nd ed with Disease Index, Ohio: Lexi-Comp.
2002.
4 Permono B, Ugrasena IDG, Sutaryo, Widiastuti E, Sbdulsalam M. Buku Ajar Hematologi Anak , Jakarta:
Badan Penerbit IDAI. 2005.
5 http://www.wikipedia.org/
6 http://www.healthatoz.com

052

Anda mungkin juga menyukai