NO
NAMA TES
MANFAAT
I. Hematologi Rutin
Hematologi rutin merupakan penilaian dasar komponen sel darah. Untuk menentukan
jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel darah putih dan
kandungan hemoglobin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk evaluasi anemia, leukemia,
Hematologi rutin reaksi inflamasi dan infeksi, karakteristik peripheral blood cellular , bagian hidrasi dan
dehidrasi, polisitemia, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir; dan menentukan perlu
CBC
atau tidaknya kemoterapi.
Pemeriksaan hematologi rutin terdiri dari: Hemoglobin, eritrosit, Leukosit, trombosit,
hematokrit, dan nilai-nilai MC.
(a)
Hematologi
lengkap
Hemoglobin
(b)
Eritrosit
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya kelainan sel darah merah yang berfungsi
sebagai alat transport utama untuk membawa O2.
(c)
Leukosit
Pemeriksaan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab
terhadap imunitas tubuh.
(d)
Trombosit
(e)
(f)
Hematokrit
Nilai - nilai MC
NO
(g)
(h)
NAMA TES
MANFAAT
Hitung Jenis
Leukosit
Leukosit terdiri dari PMN (polymorphonuclear ), limfosit, eosinofil, basofil dan monosit.
Hitung jenis dilakukan untuk mengetahui diferensiasi sel darah putih. Pemeriksaan ini
tidak terlalu spesifik, namun masih mempunyai arti dalam mengikuti perjalanan penyakit,
terutama infeksi dan keganasan. Juga untuk melihat tingkat kematangan sel. Beberapa
kelainan dari hitung jenis :
Granulosit :
Meningkat pada endokarditis, pneumonia, leukimia granulositik, luka bakar, eklamsia dan
hemolisis.
Limfosit :
Meningkat pada mononukleosis, hepatitis infeksiosa, penyakit virus lain, TBC.
Monosit :
Meningkat pada Leukimia monositik, TBC, penyakit lipid storage, infeksi dan keradangan
kronis.
Eosinofil :
Meningkat pada penyakit alergi, infeksi parasit, penyakit kolagen, anemia pernisiosa dan
penyakit Addison.
Basofil :
Meningkat pada polisitemia, mielofibrosis myeloid metaplasia.
LED
Merupakan indikator penyakit infeksi dan tingkat inflamasi yang tidak spesifik.
Pemeriksaan ini umumnya digunakan sebagai uji saring adanya keganasan, penyakit
kolagen atau infeksi. Di samping itu, juga digunakan untuk membedakan tingkat
keradangan atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis susah
dibedakan. Misal : rheumatoid artritis dan artritis akibat degeneratif.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk evaluasi anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi,
Hematologi rutin karakteristik peripheral blood cellular , bagian hidrasi dan dehidrasi, polisitemia, penyakit
retikulosit
hemolitik pada bayi baru lahir; dan menentukan perlu atau tidaknya kemoterapi, terutama
(otomatis)
dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia.
Retikulosit
Besi
Hitung retikulosit adalah jumlah sel darah merah muda (retikulosit) dalam volume darah
tertentu. Dalam keadaan normal, retikulosit mencapai jumlah sekitar 1% dari jumlah total
sel darah merah.
Jika tubuh memerlukan lebih banyak darah merah (seperti yang terjadi pada anemia),
secara normal sumsum tulang akan memberikan jawaban dengan membentuk lebih
banyak retikulosit. Karena itu penghitungan retikulosit merupakan penilaian terhadap
fungsi sumsum tulang.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar besi dalam tubuh. Biasanya
digunakan untuk diagnosa salah satu penyebab anemia
Besi/ Serum Iron (SI): kadar besi dalam darah. Besi yang beredar dalam darah berikatan
dengan transferin.
02
NO
4
NAMA TES
MANFAAT
Pemeriksaan untuk diagnosa jenis anemia terutama dengan hipokrom dan atau MCV
Total Iron Binding
rendah.
Capacity (TIBC)
Total Iron Binding Capacity (TIBC): setara dengan total transferin dalam tubuh.
Ferritin
Transferrin merupakan beta globulin serum yang mengikat dan mengangkut besi
6
Transferin
Vitamin B12
Asam folat
10
Kadar transferrin meningkat pada anemia defisiensi besi. Menurun pada tahap inflamasi
kronik, atransferrinemia herediter, beberapa penyakit hati , dan penyakit ginjal.
Transferrin menentukan status nutrisi. Transferrin dapat digunakan sebagai penanda
CSF pada pasien dengan nasal discharge.
Pemeriksaan untuk menentukan defisiensi vitamin B12 sebagai anemia pernisiosa pada
pasien hematologik (anemia, makrositosis oval, neutrofil hipersegmentasi, leukopenia/
trombositopenia) atau neurologik, menentukan tingkat defisiensi. Karena masalahmasalah yang disebabkan adanya batasan rendah dari nilai normal, pemeriksaan ini
seharusnya tidak digunakan sebagai tes skrining untuk defisiensi fungsi kobalamin.
Diagnosa defisiensi asam folat; evaluasi hipersegmentasi nuklei granulosit; menyelidiki
MCV=100 fL; diagnosa makrositik dan anemia megaloblastik; evaluasi mal absorbsi.
Gambaran
sumsum tulang
Pemeriksaan untuk skrining yang digunakan untuk mengetahui capillary function , jumlah
platelet, dan kemampuan platelet menempel pada dinding pembuluh plug. Evaluasi
ecchymosis , spontaneous bruising dan perdarahan, kecendrungan perdarahan.
Prolonged pada beberapa pasien setelah pemberian aspirin, kerusakan platelet kualitatif
Waktu perdarahan (seperti penyakit Von Willbrand's , sindroma bernard-soulier , trombostenia Glanzmann's ,
dan sindroma gray platelet , dengan kelainan fibrinogen, makroglobulinemia, beberapa
kasus penyakit mieloproliferatif, gagal ginjal, dan kelainan darah vessel. Waktu
perdarahan merupakan prediktor yang baik perdarahan operatif pada pasien dengan
riwayat negatif bleeding diathesis .
03
NO
NAMA TES
Waktu pembekuan
Waktu trombin
APTT
MANFAAT
Pemeriksaan untuk evaluasi sistem pembekuan darah, pemantauan terapi dengan
heparin.
Fibrinogen
Kadar meningkat, faktor defisiensi (V, VII), hemofilia A dan B, hepatitis akut, inflamasi,
jaundice (obstruktif), menstruasi, transplantasi ginjal, defisiensi vitamin. Pemakaian obatobatan termasuk steroid anabolik, androgen, bishidroksikumarin, gemfibrozil, kontrasepsi
oral (mengandung progesteron) dan sodium warfarin juga meningkatkan AT III.
AT III
Agregasi trombosit
10
vWF (#)
04
NO
NAMA TES
11
PAI-1 (#)
12
Protein C
Pemeriksaan untuk mengetahui kadar Protein C dalam tubuh yang berperan dalam
proses pembekuan darah. Protein C berperan untuk mencegah pembentukan trombus
dan juga berperan dalam proses fibrinolisis.
Protein S
13
14
MANFAAT
15
D-Dimer
Pemeriksaan skrining untuk mendeteksi Deep Vein Thrombosis (DVT); evaluasi acute
myocardial infarction , unstable angina , dan keadaan Disseminated Intravascular
Coagulation (DIC).
16
17
18
ACA IgA
ACA IgG
ACA IgM
Analisa Hb
(b)
Analisa Hb
Elektroforesa
05
NO
NAMA TES
MANFAAT
G6PD merupakan enzim yang berperan dalam proses pembentukan dan perombakan
sel darah merah. G6PD dapat mencegah hemolisis pada eritrosit. Kelainan enzim G6PD
menyebabkan proses pembentukan dan perombakan sel darah merah menjadi tidak
normal dan sel darah mudah pecah (hemolitik).
G6PD
G6PD Neonatus Untuk mendeteksi kemungkinan adanya defisiensi G6PD pada bayi baru lahir
Haptoglobin merupakan protein darah yang dibuat di hati. Pada anemia hemolitik,
haptoglobin rendah.
Penurunan kadar sampai tidak terdeteksi terutama terjadi dengan hemolisis
intravaskular dibandingkan ekstravaskular: haptoglobin mengikat hemoglobin dan
membawanya ke sistem retikuloendotelial . Haptoglobin berguna untuk menentukan
tingkat hemolitik. Kadar haptoglobin rendah pada anemia megaloblastik, yang
mempunyai komponen hemolitik. Kadar menurun pada infeksi mononukleosis .
Penurunan dapat terjadi dengan hematoma atau perdarahan jaringan. Kadar
haptoglobin dapat rendah dengan penyakit hati. Peningkatan seringkali sebagai fase
akut reaktan akut, pada kelainan inflamatori (misalnya collagen disease , infeksi,
kerusakan jaringan) dan dengan peningkatan neoplasma malignan. Haptoglobin
digunakan sebagai penanda genetik untuk eksklusi paternity .
Haptoglobin
Resistensi
Osmotik
Coombs' test
Rumpel leede
Subtipe Limfosit
Mengukur limfosit T dan limfosit B dan subtipe limfosit, tipe dan klasifikasi leukemia
limfositik dan limfoma; mendefinisi bagian imunodefisiensi termasuk AIDS.
CD 4
Evaluasi pasien infeksi HIV (sel CD4 < 200/mL mengindikasikan progresi AIDS
secara klinis); Evaluasi thymus-dependent atau imunokompeten selular,
menentukan T-helper; rasio T-suppressor; studi kelainan limfoproliferatif untuk
clonality dan keturunan. Hitung CD4 berguna dalam prediksi secara klinis terjadinya
infeksi Cyptosporidium.
(a)
06
NO
NAMA TES
MANFAAT
V. Molekular
Pemeriksaan HBV DNA (PCR) merupakan pemeriksaan kuantitatif DNA virus Hepatitis B
dengan teknik amplifikasi target (Polymerase Chain Reaction) menggunakan alat Cobas
Amplicor HBV Monitor.
1. Pemeriksaan HBV DNA tidak direkomendasikan untuk tujuan skrining maupun
diagnosis Hepatitis B
2. Pemeriksaan HBV DNA digunakan untuk pemantauan terapi obat anti viral, dimana
pada infeksi Hepatitis B kronik jumlah virus dapat ditekan tetapi tidak dapat dieradikasi.
Oleh karea itu hasil viral load negatif lebih mengindikasikan kepada replikasi virus yang
berhasil ditekan dibawah batas deteksi suatu pemeriksaan sehingga bukan menunjukkan
infeksi yang tereradikasi
Apabila anti-HCV positif maka dilanjutkan pemeriksaan HCV RNA kualitatif untuk
konfirmasi adanya infeksi aktif.
2
HCV RNA
Kualitatif
HCV RNA
Kuantitatif
4 HCV Genotyping
HCV RNA kualitatif diperiksa pada saat selesai terapi lalu 6 bulan setelah selesai terapi
untuk mentukan Sustained Viral Response (SVR) yaitu untuk menentukan kesembuhan
pasien yang telah diterapi anti-virus.
HCV RNA kuantitatif bermanfaat untuk mengetahui jumlah virus, pemeriksaan ini biasa
dilakukan pada awal terapi lalu pada pertengahan terapi untuk melihat respon terapi.
HCV Genotyping diperlukan untuk mengetahui genotipe HCV karena jenis genotipe
menentukan lama terapi, genotipe 1 memerlukan terapi 1 tahun sedangkan tipe 2 dan 3
hanya 6 bulan.
HPV-DNA
Untuk skrining pada wanita 30 tahun bersama dengan pemeriksaan pap test
Hasil pemeriksaan HPV positif berkorelasi dengan terjadinya risiko terjadinya H-SIL yang
tinggi.
Semakin tinggi stadium displasia, semakin kuat kaitannya dengan HPV high risk.
Wanita dengan HPV positif, berisiko menjadi neoplasia walaupun pap smear normal.
07
NO
NAMA TES
HIV-1-RNA
MANFAAT
Penyebab AIDS adalah HIV yang termasuk famili retrovirus (Retroviridae), subfamili
Lentivirus. HIV merupakan virus sitopatik yang terdiri dari HIV-1 dan HIV-2. Penyebab
AIDS yang terbanyak adalah HIV-1. Monitoring pasien yang terinfeksi HIV dilakukan
pemeriksaan RNA HIV dan jumlah sel CD4 setiap 3 - 6 bulan. Bila tidak ada fasilitas
untuk pemeriksaan CD4, dianjurkan pemeriksaan limfosit total dimana jumlah limfosit
total 1200/L kurang lebih setara dengan jumlah CD4 200/L.
SGOT/AST=Seru
m glutamic
oxaloacetic
transaminase
AST terdapat di sel hati, selian itu juga dihasilkan di sel jantung, sel otot,, ginjal, otak,
paru paru, pankreas, limfa, white cells dan eritrosit. Hal yang menyebabkan AST turun
adalah uremia dan defisiensi vitamin B6. AST meningkat pada alkoholik kronis , sirosis.
AST terdistribusi baik di sitosol maupun di mitokondria
ALT lebih sensitif untuk deteksi injury sel hati daripada untuk dteksi obstruksi bilier. ALT
lebih spesifik untuk injury sel hati daripada AST. ALT meningkat pada penyalahgunaan
alkohol, pengobatan, hepatitis B dan C kronik, steatosis dan NASH, hepatic fibrosis,
sirosis, autoimun hepatitis, hemochromatosis, Wilson disease, alpha trypsin1 defisiensi.
GPT/ALT
penggunaan ALT dan AST untuk skrining hepatitis A, B dan C harus dikonfirmasi dengan
pemeriksaan serologis hepatitis A, B dan C.
Pemeriksaan ALT berguna untuk diagnosis kerusakan hati. Oleh karena itu ALT
merupakan penanda kerusakan hati yang paling spesifik. Namun kerusAkan hati yang
parah tidak selalu menunjukkan perubahan ALT karena jumlah sel hati yang mati tidak
berkaitan dengan tingginya kadar ALT. pada pasien dengan keruskan hati yang parah
bisa saja ALT normal atau menurun.
Gamma GT
Pemeriksaan GGT bersama dengan pemeriksaan ALT, AST dapat digunakan untuk
membedakan peminum alkohol yang sembuh dan berhenti minum dengan peminum
alkohol yang sudah sembuh dan melanjutkan lagi kebiasaan minumnya selain itu juga
bermanfaat dalam diagnosis penyakit hati yang lain.
Pemeriksaan GGT bersama dengan MCV eritrosit berguna untuk skrining peminum
alkohol.
Pemeriksaan GGT digunakan untuk pemantauan cholestasis pada wanita hamil.
Fosfatase
Alkali=ALP
ALP yang bersirkulasi 80% berasal dari hati dan tulang, lainnya berasal dari intestin,
ginjal dan plasenta.
Pada obstruksi bilier ALP menibgkat sekitar 10 kali lipat, pada sirosis menibgkat kurang
lebih 5 kali
ALP meningkat pada metastase hati maupun tulang, leukemia, myelofibrosis,
mastocytosis, dapat digunakan sebgai tumor marker
08
NO
NAMA TES
MANFAAT
Cholinesterase dalam biokimia digunakan sebagai istilah salah satu dari 2 enzim berikut:
Acetylcholinesterase (EC 3.1.1.7) (AChE), dikenal juga dengan istilah RBC
cholinesterase atau eritrosit cholinesterase , atau (formal) acetylcholine acetylhydrolase ,
ditemukan dalam darah dan sinaps saraf.
CHE=
Cholinesterase
LAP
GLDH
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi dini kerusakan sel hati terutama yang
disebabkan alkohol, selain itu juga berguna untuk diagnosis banding ikterus. Kortison
dan sulfonil urea dalam dosis terapi dapat menurunkan kadar GLDH. Apabila kadar
meningkat berarti terjadi kerusakan hati.
10
Bile Acid
Kelainan genetik dan metabolik seperti galaktosemia, tirosinemia, penyakit NiemannPick , trisomy 18
09
NO
NAMA TES
11
Protein Total
12
Albumin
13
Protein
Elektrophoresis
14
Prealbumin
MANFAAT
Pemeriksaan protein total digunakan untuk mengevaluasi status nutrisi, edema
NO
NAMA TES
MANFAAT
Glukosa 2 jam Pemeriksaan ini ditujukan untuk diagnosis DM. Pengambilan spesimen dilakukan
postprandial (pp) 2 jam setelah pembebanan glukosa setara dengan 75 gram glukosa
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendiagnosis DM, memantau terapi dan
mendukung dalam kontrol DM. Pemeriksaan glukosa sewaktu juga bermanfaat
dalam diagnosis dan penanganan beberapa gangguan metabolik seperti asidosis,
Glukosa Sewaktu ketosis, dehidrasi dan koma.
Apabila konsentrasi glukosa > 400 mg/dL, kemungkinan ketonemia perlu
dipertimbangkan.
Sinonim dengan Oral Glucose Tolerance Test (OGTT), digunakan untuk diagnosis
DM Gestasional. Pemeriksaan ini juga digunakan (walaupun tidak optimal) untuk
diagnosis T1DM dan T2DM. Uji meliputi pengambilan glukosa puasa yang diikuti
dengan pengambilan darah pada interval waktu tertentu setelah pembebanan
glukosa. Persiapan pasien :
Pasien sebaiknya aktif dan mengkonsumsi makanan cukup dengan minimal
karbohidrat 150 g/hari selama 3 hari, kemudian melakukan puasa selama 12 jam
sebelum pengambilan darah dilakukan.
Individu yang berisiko tinggi mengalami DM Gestasional antara lain : usia > 30 thn,
GTT (*)
obesitas dengan BMI > 30 kg/m2, riwayat DM dalam keluarga, pernah menderita
DM gestasional sebelumnya, pernah melahirkan bayi > 4 kg, dan adanya glukosuria.
Terdapat 2 kriteria diagnosis DM Gestasional, yaitu kriteria American
Diabetes Association (ADA) dan kriteria WHO. Belum ada kesepakatan kriteria
yang sebaiknya digunakan.
Perlu diingat apabila pada pemeriksaan awal didapatkan kadar glukosa puasa
126 mg/dL atau kadar glukosa plasma sewaktu 200 mg/dL, maka individu
tersebut hanya perlu melakukan pengulangan tes darah. Bila hasilnya sama,
maka diagnosis DM sudah dapat ditegakkan dan tidak diperlukan pemeriksaan
OGTT.
ADA menggunakan skrining DM Gestasional melalui pemeriksaan glukosa darah
2 tahap. Tahap pertama dikenal dengan nama tes tantangan glukosa yang merupakan
tes skrining.
Wanita hamil yang datang diberikan minum 50 gr glukosa kemudian diambil sampelnya 1
jam kemudian
ADA mengusulkan 2 jenis tes yaitu yang disebut tes TTGO 2 jam (menggunakan
011
NO
NAMA TES
MANFAAT
beban glukosa 75 gram) dan tes TTGO 3 jam (beban glukosa 100 gram)
HbA1c (A1c)
HbA1c menggambarkan gugus heterogen yang terbentuk dari reaksi kimia antara
gula dan hemoglobin. HbA1c memberikan gambaran konsentrasi glukosa darah
rata-rata selama periode 2-4 bulan. Kecepatan pembentukan A1c proporsional
dengan konsentrasi glukosa darah. Pemeriksaan A1c digunakan untuk kontrol
glukosa jangka panjang dalam kondisi diabetes. Tes HbA1c perlu dilakukan pada
waktu awal terdiagnosis DM, pada diabetes yang tergantung insulin paling sedikit
3 kali setahun, dan pada diabetes tidak tergantung insulin dapat diperiksa 4 kali
setahun sesuai dengan kebutuhan.
Kontrol kadar glukosa yang baik sangat perlu untuk menurunkan risiko diabetik
nefropati dan komplikasi diabetes lainnya.Tes HbA1c diperlukan untuk manajemen
DM yang optimal. ADA merekomendasikan tujuan dari terapi adalah A1c < 7%.
ADA tidak merekomendasikan penggunaan tes A1c untuk diagnosis maupun
skrining DM.
Fruktosamin
Beberapa sinonim yang umum ditemukan antara lain adalah glycated albumin ,
glycated protein , ketoamin atau plasma protein. Fruktosamin digunakan untuk
menunjukkan protein yang telah terglikasi melalui reaksi nonenzimatik (biasanya
albumin dan glukosa). Untuk pemeriksaan fruktosamin, pasien disarankan untuk
tidak mengkonsumsi vitamin C selama 24 jam sebelum pengambilan spesimen.
Pemeriksaan fruktosamin digunakan untuk memantau kontrol diabetik karena
mencerminkan kontrol diabetik selama periode 2-3 minggu. Fruktosamin memiliki
012
NO
NAMA TES
MANFAAT
keunggulan untuk pemeriksaan kontrol DM pada pasien dengan gangguan hemoglobin
10
11
Insulin (*)
Insulin Antibody
C-Peptide (*)
ICA
(Islet Cell
Antibody)
Anti GAD
(Anti - Glutamic
Acid
Decarboxylase)
NO
NAMA TES
MANFAAT
membedakan pasien T1DM dengan T2DM, dan konfirmasi diagnosis sindrom
stiff-man pada 98% kasus.
VIII. Lemak
Konsentrasi kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko PJK karena kolesterol yang
berlebihan akan memicu aterosklerosis. Kolesterol merupakan lipid tidak larut yang
mengandung inti cincin steroid. Kolesterol berfungsi sebagai komponen esensial untuk
membran sel (dibutuhkan untuk transpor transmembran) dan komponen esensial dari
lipoprotein serum (dibutuhkan dalam transpor trigliserida). Kolesterol juga berfungsi
sebagai prekursor dari asam empedu (dibutuhkan untuk absorpsi fat), steroid adrenal
(hidrokortison, aldosteron) dan hormon seks (estrogen dan androgen).
Terdapat 2 sumber kolesterol yaitu berasal dari biliary cholesterol (sekitar 600-1000
mg/hari) dan dari makanan (sekitar 250-500 mg/hari). Dietary cholesterol berasal dari
hewan. Kolesterol yang memasuki usus dapat mengalami 2 jalur yaitu secara normal
sekitar 50% akan diabsorbsi dan sisanya akan dieksresikan melalui feses.
Karena kolesterol bersifat tidak larut dalam air maka kolesterol tidak dapat bersirkulasi
secara bebas di dalam plasma, oleh karena itu kolesterol ditransportasikan dalam bentuk
lipoprotein (gabungan antara lipid dan apolipoprotein/apoprotein).
Kolesterol Total
Kolesterol LDL
direk
Konsentrasi kolesterol LDL merupakan faktor risiko PJK dan penurunan konsentrasi
kolesterol LDL merupakan target utama untuk penanganan pasien dengan konsentrasi
kolesterol LDL yang tinggi atau di ambang batas/borderline . Persamaan Friedewald
yang dulu digunakan, hanya bersifat valid apabila konsentrasi trigliserida < 400 mg/dL.
Spesimen dengan konsentrasi trigliserida puasa > 400 mg/dL memerlukan pemeriksaan
LDL direk.
Pemeriksaan LDL direk memiliki beberapa keunggulan yaitu memiliki presisi yang baik,
tidak memerlukan sampel puasa dan memberikan konsentrasi kolesterol LDL yang
akurat. Inakurasi penentuan konsentrasi LDL menggunakan metode Friedewald
meningkat apabila konsentrasi trigliserida > 200 mg/dL.
LDL merupakan lipoprotein utama yang membawa kolesterol. Partikel LDL terdiri dari
suatu inti lipid yang hampir seluruhnya mengandung kolesterol ester. Permukaan partikel
LDL mengandung kolesterol tidak teresterifikasi dan fosfolipid, serta mengandung
partikel apo B-100. Satu partikel LDL hanya memiliki 1 apo B-100.
014
NO
NAMA TES
Kolesterol HDL
MANFAAT
HDL merupakan lipoprotein terkecil dalam serum. Apoprotein yang terdapat dalam HDL
adalah apo A-I dan apo A-II. HDL dikenal sebagai kolesterol yang baik karena dapat
mengambil kolesterol yang berlebih di dalam tubuh untuk dikembalikan ke hati (proses
Reverse Cholesterol Transport ).
Trigliserida (*)
Trigliserida merupakan kelompok kompleks lipid yang tidak larut dalam darah.
Trigliserida ditransportasi dalam bentuk kilomikron (TG berasal dari sumber eksogen)
atau dalam bentuk VLDL (TG berasal dari sumber endogen). Pasien harus melakukan
puasa 10-14 jam sebelum pengambilan spesimen. Kontrol konsentrasi TG merupakan
target penanganan lipid. Banyak pasien dengan TG > 200 mg/dL mengalami sindrom
metabolik (resistensi insulin, obesitas dan hipertensi). Gangguan lipid primer yang terkait
dengan peningkatan konsentrasi TG antara lain adalah defisiensi lipoprotein lipase,
defisiensi apo CII, kilomikronemia familial, dan disbetalipoproteinemia familial. TG
merupakan faktor risiko independen untuk PJK.
Apolipoprotein/apo A-I merupakan apoprotein utama yang terkait dengan partikel HDL.
Apo A-I berpartisipasi dalam pembuangan kelebihan kolesterol dari jaringan dan
merupakan faktor risiko negatif PJK dan stroke. Apo A-I merupakan struktur apoprotein
yang sangat penting bagi partikel HDL untuk melakukan proses Reverse Cholesterol
Transport . Adanya apo A-I membuat HDL dapat keluar masuk ke dalam pembuluh untuk
mengambil kelebihan kolesterol dan tidak ditahan oleh intima pembuluh
darah.Pemeriksaan apo A-I berguna juga di dalam menilai kualitas partikel HDL karena
konsentrasi HDL yang tinggi belum tentu sebanding dengan konsentrasi apo A-I yang
tinggi, padahal apo A-I sangat penting dalam proses RCT. Pemeriksaan apo A-I juga
banyak digunakan untuk melihat kondisi pasien dengan konsentrasi HDL kolesterol yang
rendah (misalnya defisiensi apo A-I familial, penyakit Tangier, dan defisiensi LCAT).
Pemeriksaan apo A-I perlu puasa sebelum pengambilan spesimen.
Apo B (*)
Pemeriksaan apo B ditujukan untuk memeriksa apo B-100. Apo B-100 merupakan
konstituen dari VLDL, IDL, LDL, dan Lp(a). Apo B-100 disintesa dalam hati dan
disekresikan ke dalam plasma sebagai bagian dari partikel VLDL. Apo B-100
berpartisipasi dalam penghantaran kolesterol ke dalam jaringan dan berinteraksi
langsung dengan reseptor LDL.
Konsentrasi apo B-100 merupakan faktor risiko positif untuk PJK. Pasien sebaiknya
melakukan puasa 9-14 jam sebelum pengambilan spesimen. Penentuan apo B-100
digunakan dalam evaluasi risiko PJK dan diagnosis abetalipoproteinemia,
hipobetalipoproteinemia, dan hiperbetalipoproteinemia.
Small dense LDL merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk menentukan adanya
partikel LDL yang lebih kecil padat (berukuran < 25,5 nm). sdLDL berkaitan dengan
peningkatan trigliserida, penurunan kadar HDL dan peningkatan konsentrasi apo B-100.
sdLDL berasal dari VLDL yang inti trigliseridanya telah dihabiskan menghasilkan
lipoprotein dengan ukuran yang kecil padat. sdLDL didapat dengan persamaan : LDL
Small Dense LDL
kolesterol/apo B-100 < 1,2, apabila dari persamaan ini didapat nilai < 1,2 maka terdapat
sdLDL. sdLDL bersifat lebih aterogenik karena sdLDL lebih mudah masuk ke dalam
pembuluh darah, akan berada lebih lama dalam sirkulasi karena sdLDL sulit dikenali oleh
reseptor LDL, dan sdLDL lebih mudah teroksidasi membentuk oxidized LDL yang
merupakan cikal bakal proses aterosklerosis.
Lipoprotein (a)
Lipoprotein (a) merupakan lipoprotein unik yang muncul sebagai faktor risiko independen
untuk perkembangan penyakit vaskular. Kadar Lp(a) sangat bervariasi dan di bawah
kontrol genetik yang kuat, terutama oleh gen apo(a). Hasil riset menunjukkan bahwa
015
NO
NAMA TES
Adiponektin
MANFAAT
Adiponektin, dikenal juga sebagai adipocyte complement related protein sebesar 30
kDa (ACRP30), adipoQ , adipose most abundant gene transcript 1 (apM1), dan gelatin
binding protein sebesar 30 kDa (GBP30), merupakan suatu protein yang spesifik
disekresikan oleh adiposit dengan peran pada homeostasis glukosa dan lemak.
Konsentrasi adiponektin dalam sirkulasi cukup tinggi, sebesar 0,01% dari plasma protein
total. Selain pengaruhnya terhadap metabolisme glukosa tubuh dan sensitivitas insulin,
adiponektin dapat juga memodulasi kadar lipid dalam plasma, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa studi melaporkan adanya korelasi negatif antara
adiponektin dengan trigliserida serum (TG) dan small dense LDL (sdLDL) dan memiliki
korelasi positif dengan kolesterol HDL (HDL-C). Adiponektin berfungsi sebagai suatu
insulin sensitiziser melalui penurunan keluaran glukosa hepatik dan oleh karena itu
berkontribusi pada pengaturan homeostasis glukosa seluruh tubuh. Adiponektin bersifat
antiaterogenik melalui penekanan respon inflamasi pada endotel, dan menghambat
proliferasi sel otot polos.
Adiponektin juga dapat menghambat perubahan ekspresi molekul adhesi monosit yang
diinduksi oleh TNF-. Adiponektin juga menekan transformasi makrofag menjadi sel
busa. Adiponektin, adipositokin yang jumlahnya paling melimpah, ditemukan mengalami
penurunan pada kondisi obesitas, diabetes tipe 2, dan Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Pada konteks ini, hipoadiponektinemia dihubungkan dengan konsentrasi kolesterol HDL
(HDL-C) yang rendah, menurunnya ukuran partikel LDL, dan meningkatnya penanda
inflamasi sistemik. Studi baru baru ini menunjukkan bahwa adiponektin mungkin
memiliki keterlibatan secara independen dalam mengatur metabolisme lipoprotein yang
kaya akan trigliserida. Oleh karena itu, kadar adiponektin dapat digunakan sebagai suatu
indikator yang penting untuk penyakit metabolik dan inflamasi.
IX. Jantung
CK dan CK-MB
CK (Creatine Kinase ) memiliki 3 isoenzim yaitu CK-MM, CK-MB dan CK-BB. CK-MB
merupakan isoenzim yang diperiksa karena CK-MB terdapat dalam jumlah besar di
miokardium jantung. Peningkatan kadar CK-MB terlihat 6 jam setelah onset nyeri dada
pada individu dengan infark miokard akut. Kadar CK-MB biasanya mencapai puncak 1520 jam setelah onset infark miokardial. Spesimen CK-MB sebaiknya dicek pada saat
baseline , kemudian dicek ulang padajam ke 6-9 jam. Apabila hasil yang diperoleh
negatif, maka dicek ulang pada jam ke 12-24. Apabila kadar CK-MB kembali ke normal,
penentuan isoenzim CK tidak diperlukan lagi.
Kegunaan pemeriksaan CK-MB adalah untuk diagnosis AMI (Acute Myocardial Infarct ).
Walaupun cukup banyak kardiologi yang lebih menyukai penentuan troponin, tetapi
penentuan CK-MB juga berperan di dalam diagnosis reinfark. Troponin akan tetap
meningkat sekitar 14 hari setelah AMI, sementara konsentrasi CK-MB akan menurun ke
baseline dalam 72 jam. Kadar CK-MB dapat meningkat di luar kerusakan miokardium,
peningkatan kadar CK-MB dapat terjadi pada kondisi hipotiroidisme dan peningkatan
kadar CK total terjadi pada 50% kasus.
Troponin I
Cardiac troponin I (cTnI) dan troponin T (cTnT) merupakan uji primer dalam diagnosis
AMI karena memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang tinggi. Salah satu kriteria diagnosis
AMI antara lain adanya simptom iskemik, adanya perubahan gelombang Q pada EKG,
perubahan segmen ST dan intervensi arteri koroner. Troponin lebih sensitif dari CK-MB
untuk deteksi nekrosis otot jantung. Myoglobin, suatu penanda yang meningkat cepat
setelah AMI, diterima sebagai penanda dini tetapi kurang spesifik bila dibandingkan
dengan troponin; apabila hasil myoglobin positif maka diperlukan uji konfirmasi
menggunakan troponin atau CK-MB. Troponin jantung akan tetap meningkat 5-7 hari
setelah onset kerusakan jantung, oleh karena itu untuk menduga periode reinfark perlu
dievaluasi menggunakan troponin atau CK-MB.
016
NO
NAMA TES
MANFAAT
Myoglobin
LDH/(Lactate
Dehydrogenase
Isoenzyme )
LD ditemukan di seluruh sel tubuh dan ada dalam 5 bentuk molekul (isoenzim).
Perubahan isoenzim LD (LD1/LD2 flip ) mengindikasikan adanya AMI, dan mencapai
puncaknya setelah CK dan CK-MB. Interval LD1 dan LD2 (anodal fraction ) dikaitkan
dengan jantung dan RBC. Normalnya LD2 lebih besar dari LD1. Pada kerusakan
miokardial seperti AMI, dan juga pada keadaan anemia hemolitik dan megaloblastik akan
terjadi flip atau inversi LD1:LD2 (kadar LD1 menjadi lebih besar dari LD2).
CRP pertama kali ditemukan oleh Oswald Avery pada serum pasien yang mengalami
infeksi Streptococcus pneumoniae . Serum pada kondisi infeksi akut menunjukkan
adanya protein yang dapat mempresipitasi polisakarida C pada dinding sel
pneumococcal .
Walaupun konsentrasi CRP dapat meningkat sampai 1000 kali lipat pada respon fase
akut, peningkatan konsentrasi CRP yang rendah, biasanya melebihi 1 mg/L dikaitkan
dengan risiko perkembangan kondisi PKV. Pasien dengan konsentrasi CRP antara 1-3
mg/L memiliki risiko intermediate sementara konsentrasi CRP > 3 mg/L memiliki risiko
tinggi mengalami PKV. Harus diingat bahwa konsentrasi CRP > 10 mg/L tidak dapat
dikatakan memiliki risiko PKV karena konsentrasi yang tinggi tersebut biasanya
diakibatkan oleh adanya infeksi aktif atau proses autoimun. Individu dengan konsentrasi
CRP plasma antara 3-10 mg/L berisiko mengalami PKV, sindrom metabolik dan kanker
kolon
hsCRP
Banyak studi in vitro menunjukkan bahwa CRP bukan hanya sebagai suatu penanda
inflamasi, melainkan juga berpartisipasi aktif dalam proses aterogenesis. Diduga
konsentrasi high-sensitivity CRP merupakan prediktor aterosklerosis dan kematian
vaskular sehingga dapat memberikan nilai prognostik melebihi konsentrasi LDLkolesterol. CRP juga diduga dapat mengakibatkan disfungsi endotel melalui penurunan
eNOS mRNA, peningkatan endotelin-1, dan up regulasi berbagai adhesion molekul serta
sitokin kemoatraktan. CRP juga diduga mengup regulasi signaling NF-B dalam endotel
serta mengurangi diferensiasi endothelial progenitor cell . Selain itu, CRP dapat
mengupregulasi AT1-R (Angiotensin-Type 1 Receptor ) dalam sel otot polos vaskular,
meningkatkan proliferasi sel otot polos, meningkatkan produksi ROS serta restenosis.
Dari kemampuan CRP di atas, maka diduga CRP bersifat sebagai faktor
proaterosklerotik
Sindrom metabolik yang dikarakterisasi dengan adanya kondisi obesitas, dislipidemia,
hiperglisemia dan hipertensi merupakan abnormalitas yang dikaitkan dengan resistensi
insulin, suatu gangguan metabolik yang diikuti dengan peningkatan respon fase akut.
Studi cross sectional yang dilakukan oleh Santos dkk menunjukkan bahwa sindrom
metabolik merupakan suatu kondisi yang dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi CRP
dan evaluasi prospektif menunjukkan bahwa konsentrasi CRP yang tinggi akan
memprediksikan perkembangan sindrom metabolik
Nilai hsCRP (High Sensitivity C-Reactive Protein ) merupakan prediktor aterosklerosis
dengan rentang nilai < 1 mg/L (risiko rendah untuk PKV), 1-3 mg/L (risiko moderate
untuk PKV) dan rentang 3-10 mg/L (risiko tinggi untuk PKV)
017
NO
NAMA TES
hs CRP
(lanjutan)
MANFAAT
Selama beberapa tahun terakhir ini, banyak studi telah menunjukkan bahwa inflamasi
merupakan akar aterosklerosis dan berbagai komplikasinya. CRP sebagai salah satu
penanda inflamasi yang paling banyak digunakan di dalam berbagai studi inflamasi. CRP
selain merupakan penanda, juga terlibat aktif di dalam aktivasi endotel yang akhirnya
akan menimbulkan aterosklerosis. Peningkatan konsentrasi CRP juga terjadi pada
berbagai kondisi patologis lain seperti diabetes, stroke dan sindrom metabolik. Oleh
karena itu, The Centers for Disease Control and Prevention dan American Heart
Association mengatakan bahwa skrining menggunakan konsentrasi CRP dirasakan tepat
bagi individu dengan risiko PKV.
Beberapa penggunaan penentuan konsentrasi CRP : pemantauan post-operasi, PID
(Pelvic Inflammatory Disease ), sepsis pada critically ill patients , diagnosis apendisitis
akut, pasien PJK dan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Homosistein adalah asam amino yang mengandung sulfur, dan berada pada perlintasan
2 jalur metabolik. Homosistein dibentuk dari demetilasi metionin melalui Sadenosylmethionine (AdoMet) dan S-adenosylhomocysteine (AdoHC). Homosistein
dieliminasi melalui remetilasi dengan bantuan methionine synthase (MS), suatu enzim
yang tergantung pada vitamin B12. Pada jalur remetilasi, MS akan mengkatalisa konversi
homosistein menjadi metionin dengan adanya donor metil N-5-methyltetrahydrofolate .
Homosistein juga dapat dieliminasi melalui proses transulfurasi, di mana homosistein
akan berkondensasi dengan serine untuk membentuk cystathionine melalui kerja
cysthationine--synthase (CBS) yang tergantung pada vitamin B6. Cysthationine
selanjutnya akan terhidrolisa menjadi cysteine dan -ketobutyrate
Homosistein
BNP
BNP merupakan 32 asam amino peptida natriuretik jantung yang pertama kali diisolasi
dari jaringan otak babo. BNP dihasilkan oleh ventrikel dan dikeluarkan ke dalam darah
sebagai respon dari peregangan miokardium dan peningkatan tekanan pengisian
ventrikel kiri. BNP berasal dari prepro BNP 134 peptida asam amino yang didegradasi
menjadi pro-BNP (108 asam amino) kemudian mengalami degradasi menjadi BNP (77108) dan NT-proBNP (1-76)
018
NO
NAMA TES
MANFAAT
Natriuretic peptide ini bekerja sebagai vasodilator dan mempunyai efek hipotensif,
menyebabkan natriuressi dan diuresis; menghambat sistem saraf simpatetik dan aktivitas
beberapa sistem hormon, termasuk sistem RAAS, endothelin-1, sitokin dan vasopresin.
BNP
(lanjutan)
7
BNP juga menghambat mekanisme patofisiologi yang bertanggung jawab untuk hipertrofi
dan remodeling ventrikular; efek yang menguntungkan pada disfungsi sekunder pada
proses aterosklerotik, termasuk tekanan aliran darah dan pengaturan koagulasi dan
fibrinolisis, dan juga menghambat aktivasi trombosit.
Kegunaan pemeriksaan BNP adalah untuk skrining penyakit jantung, stratifikasi pasien
dengan CHF, deteksi left ventricular systolic dan atau diastolic dysfunction serta untuk
membedakan dengan dispnea. Diagnosis CHF pada tahap awal dan segera diberi
pengobatan akan mencegah penyakit bertambah parah. Berbagai studi menunjukkan
bahwa peningkatan konsentrasi BNP berbanding lurus dengan tingkat keparahan CHF
berdasarkan klasifikasi NYHA dan pada pasien dengan symptomatic left ventricular
dysfunction .
X. Ginjal-Hipertensi
Urea N merupakan produk akhir dari metabolisme protein , urea disintesis oleh hati. Urea
N mudah difiltrasi oleh ginjal. Urea Nitrogen mencerminkan perbandingan antara
Urea N= Urea produksi dan klirens urea. BUN dapat tinggi pada keadaan penyakit ginjal akut maupun
Nitrogen= Blood kronik.
Urea Nitrigen
Urea N digunakan untuk uji fungsi ginjal bersama dengan kreatinin. BUN berguna dalam
(BUN)
pemantauan hemodialisis dan terapi lain. Perbandingan BUN: kreatinin digunakan untuk
membedakan adanya pre renal failure, intrinsic failure ataukah obstruksi.
Urea N Urin
Kreatinin
Tes fungsi ginjal yang paling umum, memberikan estimasi Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
dengan menggunakan rumus dalam satuan mL/menit/1.73m2. Sampel dari plasma.
Kreatinin Urin
Tes fungsi ginjal, memberikan estimasi LFG dengan menggunakan rumus dalam satuan
mL/menit/1.73m2. Sampel dari urin 24 jam.
Kreatinin klirens
Beta 2
mikroglobulin
Microalbumin
kualitatif
Microalbumin
kuantitatif
Untuk menilai fungsi ginjal dengan mengestimasi LFG, untuk memantau progresi ginjal
10
Cystatin C
1
2
3
4
NO
NAMA TES
11
Catecholamin
Fractionated
12
Aldosteron
13 Angiotensin (ACE)
MANFAAT
Plasma catecholamin bermanfaat untuk diagnosis '"catecholamines-secreting
neoplasm ", dan adrenal pheochromocytoma
Diagnosis sarcoidosis, lebih sering jika penyakit aktif dan bermanfaat untuk menguji
respon terhadap sarcoidosis terhadap terapi kortikosteroid
Elektrolit-Gas Darah
Na, K, Cl
Kalium
Berguna untuk :
Menilai keseimbangan elektrolit, keseimbangan asam-basa, menilai hipokalemia.
3
Kalium urine
Natrium
Kalium urine ini dapat meningkat melalui asupan makanan ataupun obat,
hiperaldosteronisme, asidosis tubular ginjal, alkalosis, dan gangguan lainnya. Kalium
urine akan menurun pada penyakit Addison dan penyakit ginjal.
Natrium urine
Chloride
Berguna untuk work up deplesi volume, gagal ginjal akut, oliguria akut dan
membedakan diagnosis dari hiponatremia.
020
NO
NAMA TES
Chloride urine
MANFAAT
Digunakan untuk mengevaluasi keseimbangan asam-basa, dan untuk membedakan
apakah kasus metabolik alkalosis tersebut akibat respon dari klorida (responsif garam)
atau tidak.
Penyebab tingginya kalsium di antaranya:
Calcium
10
Calcium urine
Calcium Ion
11
Sinonim : PO4
Fosfor anorganik Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui penyebab tingginya rendahnya kandungan
fosfor.
12
Fosfor anorganik
Berguna untuk menilai keseimbangan kalsium/ fosfor dalam tubuh.
urine
13
Magnesium
NO
14
NAMA TES
Bikarbonat
MANFAAT
Bersamaan dengan kelompok anion , digunakan sebagai pre-eliminary screen berbagai
abnormalitas pada keseimbangan asam-basa, namun masih perlu studi lanjut pada
beberapa penyakit.
HCO3- meningkat pada alkalosis metabolik, asidosis respiratory dan kompensasi
asidosis respiratory.
15
Analisis Gas
Darah
XII. Antioksidan
Status Antioksidan Merupakan pemeriksaan untuk mengukur kapasitas dan aktivitas total antioksidan yang
Total
terdapat dalam tubuh
SOD
SOD (Superoxide dismutase ) merupakan suatu enzim yang memiliki efek antioksidan
terhadap radikal bebas
GPx
Asam urat
Kadar asam urat yang meningkat tidak diperlukan untuk menterjemahkan diagnosa gout;
sekitar 10 - 15% keadaan hiperurisemia disebabkan oleh gout. Kelengkapan antara
kadar asam urat dengan atau tidak adanya gout ditunjukkan pada studi di mana kadar
asam urat terendah keadaan gouty adalah 6 mg/dL (SI: 357 mol/L) dan kadar asam
urat tertinggi pada individu nongouty adalah 9,5 mg/dL (SI:565 mol/L)
Amylase
pancreatic
Amylase
pancreatic urine
NO
NAMA TES
Lipase
Phenylketonuria
MANFAAT
Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis pankreatitis akut dan kronis. Sejak kadar
amilase menjadi normal, pemeriksaan serum lipase terutama pada individu beberapa
hari setelah onset.
HBsAg
Anti-HBs
Anti-HBs titer
Anti-HBc
Berperan pada core window & saat HBsAg hilang lebih awal
Anti-HBc IgM
HBeAg
Anti-HBe
Anti HAV
10
Anti HCV
11
12
Anti HDV
13
3 Skrining pra-vaksinasi
4 Memantau clearence virus
Mengetahui titer antibodi terhadap hepatitis B (Protektif > 10 IU/ml) pasca vaksinasi
Integrasi HBV DNA ke DNA host dan hilangnya kemampuan membentuk virus yang
bereplikasi.
Pemeriksaan ini bermanfaat untuk mengetahui adanya infeksi akut, namun jarang sekali
Virus tersebar melalui air minum atau makanan yang telah terkontaminasi oleh virus
hepatitis E. Oleh sebab itu hepatitis E lebih mudah tersebar pada daerah dengan sanitasi
buruk. Penyakit hepatitis E lebih parah pada wanita hamil terutama pada 3 bulan terakhir
masa kehamilan. Anti HEV digunakn untuk diagnosis hepatitis C
023
NO
NAMA TES
MANFAAT
XV. Torch
Muncul beberapa saat setelah IgM, mencapai puncak dalam 3-4 mg setelah infeksi.
Anti-Toxoplasma Menghilang dalam 4-7 bulan
IgA
Tidak adanya IgA tidak menyingkirkan adanya infeksi baru
Anti-Toxoplasma Diagnosis Infeksi primer (pada ibu dan janin). Harus dikonfirmasi dengan peningkatan
kadar IgG
IgM
Aviditas Anti-Toxo Pemeriksaan untuk mengetahui apakah infeksi toksoplasma baru terjadi atau telah lama
berlangsung.
IgG
Pemeriksaan untuk uji saring, memperkirakan status imun, kontrol respon setelah
vaksinasi.
Anti- Rubella IgG
Diagnosis infeksi aktif : peningkatan kadar IgG yang signifikan (2 pemeriksaan dengan
interval waktu 3 bulan).
Diagnosis Infeksi primer (pada ibu dan janin). Harus dikonfirmasi dengan peningkatan
Anti-Rubella IgM kadar IgG
Anti-CMV IgM
Anti-CMV IgG
Diagnosis infeksi primer atau reinfeksi (pada wanita hamil dan janinnya)
Ujisaring penderita yang mengalami transplantasi
a Ujisaring
b Menunjukkan adanya virus lampau (kadar IgG yang stabil)
c Diagnosis virus aktif atau reinfeksi (pada peningkatan kadar IgG)
d Identifikasi carrier CMV sebelum menjadi donor darah atau donor organ
Aviditas Anti-CMV
Membedakan infeksi CMV sudah lampau atau masih baru
IgG
10
Anti-HSV1 IgM
11
Anti-HSV1 IgG
12
Anti-HSV2 IgM
13
Anti-HSV2 IgG
024
NO
NAMA TES
MANFAAT
VDRL/RPR
TPHA
Chlamydia
Trachomatis
Antigen
025
NO
NAMA TES
MANFAAT
Anti Dengue IgG & Merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi penyakit demam berdarah yang
IgM
disebabkan oleh virus dengue
Widal
Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan darah untuk menemukan zat anti terhadap
kuman tifus. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi antibodi yang spesifik terhadap
antigen Salmonella. Pemeriksaan ini merupakan reaksi imunitas terhadp kuman
Salmonella. Di negara endemis seperti Indonesia, pemeriksaan widal hampir pasti akan
positif tetapi tidak otomatis menyatakan yang bersangkutan sedang menderita infeksi
tifus. Disebut juga dengan pemeriksaan laboratorium biakan empedu.
Anti Salmonella
typhi IgM atau
Tubex
Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosa adanya infeksi Epstein-Barr virus, Epstein
Barr Virus DNA adalah virus DNA golongan Herpes dan punya kemampuan untuk
menstimulasi limfoproliferasiheterophil negatif mononucleosis, secara in vitro. EBV VCA
IgM antibodi merupakan indikator adanya infeksi EBV primer yang baru terjadi. EBV
VCA IgM biasanya muncul 2-4 bulan setelah EBV primer. Dapat bertahan selama
Anti EBV VCA IgM beberapa bulan (10 % sekitar 6-8 bulan) setelah infeksi. Dapat muncul kembali dengan
adanya reaktivasi EBV. Dapat memberikan hasil positif palsu pada infeksi virus akut
lainnya (HIV, Parvovirus B19) dan pada pasien dengan IgM RF.
Sebaliknya akan memberikan hasil negatif palsu dengan adanya kelebihan IgG / cospecific IgG blocking attachment sites . Akan aktif kembali pada infeksi Hepatitis A.
026
NO
NAMA TES
MANFAAT
Pemeriksaan ini berguna untuk mendiagnosa adanya infeksi Epstein-Barr virus. Early
antigen (EA) merupakan suatu protein kompleks yang terlihat pada sel yang terinfeksi,
yang terdiri atas diffuse and restricted variants, EA-D & EA-R. EA/D Abs meningkat
selama infeksi akut dan akan menurun sampai tidak terdeteksi dalam 3-6 bulan.
Anti EBV EA IgG
Sedangkan EA/R akan meningkat dalam waktu 2 tahun. Nilai EA/R yang tinggi akan
dijumpai pada pasien Burkitt's lymphoma ; nilai EA/ D IgG d dijumpai pada NPC.
Pemeriksaan ini digunakan untuk skrining pada kelompok yang terseleksi untuk
diagnosa current, recent, or past Infeksi EBV.
Anti-Strepto A
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi secara cepat antigen Streptococus A dalam
cairan tubuh.
Anti- Mycoplasma
Berguna untuk menegakkan diagnosa dari infeksi Mycoplasma pneumoniae . Infeksi ini
IgG & IgM
umumnya menyerang saluran pernafasan bagian bawah dengan gejala febris.
10
Rotavirus merupakan virus penyebab utama terjadinya gastroenteritis dan diare pada
anak-anak berumur kurang dari 5 tahun di seluruh dunia. Rotavirus antigen merupakan
pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antigen rotavirus dengan metode rapid
Rotavirus antigen
immunochromatography yang digunakan sebagai skrining kualitatatif pada sampel
faeses. Pemeriksaan ini digunakan untuk diagnosis diferensial dari onset akut
gastroenteritis, diare dan emesis.
11
Anti Amoeba
12
Pasien yang memiliki penyakit ulkus peptik berkaitan dengan peningkatan H. pylori
antibodi serum dalam melawan bakteri ini. Pemeriksaan ini merupakan standard untuk
meneliti epidemiologi infeksi H. pylori . Peningkatan level antibodi dikaitkan dikaitkan
Anti H. Pylori IgG
dengan adanya infeksi H.pylori, gastritis kronik. Pemeriksaan antigen H. pylori dilakukan
untuk tujuan diagnosis maupun pemantauan terapi, baik pada orang dewasa maupun
anak-anak. Sensitifitas dan spesifisitas terbaik dicapai sekitar 6 minggu setelah terapi.
13
Leptospira merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman leptospira patogen.
Gejala leptospirosis mirip dengan penyakit infeksi lainnya seperti: influensa, meningitis,
hepatitis, demam dengue, deman berdarah dengue dan demam virus lainnya. Penyakit
ini juga menyerang hewan (roden, anjing, babi dan sapi). Pemeriksaan ini khusus untuk
mengetahui keberadaan kuman Leptospira atau untuk mengetahui adanya infeksi akut.
Anti Leptospira
027
NO
NAMA TES
14
Malaria
(Mikroskopik)
Malaria masih merupakan penyakit infeksi umum di dunia, dan memerlukan diagnosis
yang cepat. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendiagnosa malaria, gangguan parasitik
pada darah, menilai penyakit demam yang belum diketahui penyebabnya.
15
Microfilaria
(Mikroskopik)
16
17
18
Anti HIV
MANFAAT
Digunakan untuk :
a Mendeteksi keberadaan virus atau antibodi HIV. Bila terdapat antibodi artinya telah
terinfeksi HIV atau disebut antibodi HIV positif.
b Skrining darah atau organ
c Diagnosis infeksi HIV pada individu. Melaksanakan surveillans atau penelitian
Catatan:
HIV merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan
menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terinfeksi. Seseorang yang
terinfeksi HIV, mengalami beberapa fase yaitu fase akut, kemudian fase laten, dan
akhirnya masuk ke tahap AIDS. Pada umumnya, antibodi HIV terbentuk sekitar 3-6
minggu setelah terinfeksi, atau pada individu dengan pembentukan antibodi lambat maka
antibodi HIV baru terbentuk setelah 3-6 bulan terinfeksi.
Anti HIV
Konfirmasi
Merupakan tahap kedua dari tes antibodi HIV setelah tes penyaring. Pemeriksaan ini
diperlukan bila hasil penyaringan positif atau positif palsu (hasil tes penyaringan
menyatakan positif tetapi sesungguhnya tidak ada infeksi HIV. Bila hasil pemeriksaan
anti HIV konfirmasi ini positif, maka artinya adalah orang tersebut hampir pasti terinfeksi
oleh HIV.
Anti Chlamydia
Pneumonia IgG
Chlamydia merupakan bakteri gram negatif yang non motil. Karena tidak mampu
mensintesis ATP maka hidup sebagai parasit obligat pada sel eukariotik. Chlamydia
pneumonia merupakan salah satu spesies chlyamidia yang patogen pada manusia.
Bakteri ini merupakan penyebab umum bronkhitis dan pneumoniae, tetapi infeksi
biasanya sub klinis dan diikiti dengan perjalanan penyakit yang tidak berbahaya.
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai kemungkinan adanya infeksi chlamydia dan
diharapkan secara dini dapat mendiagnosis sehingga penanganan yang tepat dan cepat
dapat diberikan, yang akhirnya dapat mencegah timbulnya komplikasi.
XVIII. Rematik
1
ASTO
RF
Rheumatoid Factor (RF) merupakan suatu antibodi (umumnya kelas IgM),yang akan
berekasi dengan bagian fragmen dari imunoglobulin lainnya (yang paling sering adalah
kelompok IgG). Pemeriksaan ini umumnya digunakan untuk :
* Diagnosa : Hampir 65-85% pasien dewasa dengan diagnosa klinis rheumatoid
artritis (RA) memiliki kejadian serologis yang hampir sama dengan RF.
* Pemantauan aktvitas penyakit: Pengukuran seri RF tidak digunakan dalam
pemantauan sumber dari RA
028
NO
NAMA TES
MANFAAT
C- Reactive Protein merupakan reaktan fase akut (APR) yang akan mulai meningkat
dalam serum setelah proses inisiasi inflamatori. CRP sifatnya sensitif tetapi bukan
merupakan indikator yang spesifik untuk luka yang akut, infeksi bakteri atau inflamasi.
Sejak tahun 1996 telah dibuktikan adanya kaitan antara tingkat CRP serum dengan risiko
penyakit jantung.
CRP Kualitatif
HLA-B27
HLA-B27 (HLA antigen B27) adalah merupakan suatu alel dari lokus HLA-B pada
manusia yang ada pada sejumlah kecil dari populasi umumnya. Pemeriksaan ini
berguna untuk mengevaluasi spondilartritis, artritis rheumatoid pada anak, sindrom
Reiter , artritis psoriasis dan uveitis anterior.
ANA
ANCA
ASMA (SMA)
ANA merupakan sekelompok heterogen imunoglobulin seperti IgM,, IgG dan IgA yang
bersirkulasi.Disebut juga dengan autoantibodi-autoantibodi karena bisa bereaksi dengan
inti secara keseluruha atau komponen-komponen inti seperti protein inti, DNA atau histon
di jaringan tubuh. Hasil pemeriksaan ANA yang positif di laboratorium menunjukkan
adanya kelainan-kelainan jaringan penghubung autoimun sistemik.
ANA merupakan ciri utama dari Systemic Lupus Erithematosus (SLE) dan berhubungan
dengan penyakit rematik. Pemeriksaan ANA memberikan sensitifitas yang baik untuk
SLE sehingga sering digunakan untuk skrining rematik autoimun. Umumnya pasien
dengan keadaan SLE memiliki hasil ANA positif dan yang tidak memiliki hasil negatif.
Pemeriksaan ini juga dianjurkan dokter pada penyakit rhematik sistemik lainnya
berdasarkan riwayat klinis
029
NO
NAMA TES
MANFAAT
Sel LE
LE Test
Sama halnya dengan pemeriksaan Sel LE, berguna untuk membantu diagnosa Systemic
Lupus Erithematosus (SLE)
10
11
C3 Komplemen
C4 Komplemen
Sinonim: Anti-Double Stranded DNA, DNA Antibody, n-DNA, Antibody to Native DNA
12
Anti-ds-DNA
Autoantibodi IgG dari ds DNA dapat ditemukan secara spesifik pada orang yang
mengalami SLE dan jarang ditemukan pada penyakit yang berhubungan dengan tulang.
Antibodi ds-DNA ditemukan pada 60 % - 83 % pasien SLE. Hasil pemeriksaan ini harus
diinterpetasikan dengan pengamatan klinis dan laboratorik lainnya.
Pemeriksaan ini berguna sebagai tes konfirmasi untuk SLE, memantau sumber klinis
dan respon pengobatan.
13
Imunoelektroforesis
NO
NAMA TES
MANFAAT
15
16
Merupakan pemeriksaan immunoelectroforesis tipe rantai ringan (light chain ) kappalambda. Digunakan untuk menilai pasien mieloma (yang telah diketahui ataupun masih
tahap dugaan), Waldenstrom makroglobulinemia, limfoma, amiloidosis atau dengan
protein monoklonal dalam serum. Sekitar 50 % pasien myeloma mengeluarkan rantai
Imunoelektroforesis
ringan
bebas (free light chain ) dalam urine. Setengah dari pasien tersebut hanya
(Kappa-Lambda)
mengeluarkan rantai ringan bebas sebaliknya yang setengahnya lagi mengeluarkan
rantai ringan bebas bersamaan dengan immunoglobulin lengkap/utuh. Pengeluaran
rantai ringan berbanding lurus dengan tumor burden dan dapat digunakan dalam
pemantauan terapi.
Anti-CCP IgG
Morbiditas pada Rheumatoid Artritis (RA) seringkali disebabkan oleh karena kurang
efektifnya pengobatan tahap awal.Penanganan yang cepat dan tepat menyebabkan
penyakit dapat lebih terkontrol dan terjadinya kerusakan sendi dapat diminimalkan.
Pemeriksaan anti CCP (antibodi terhadap cyclic citrullinated peptide ) digunakan
untuk membedakan RA dari penyakit autoimun lainnya seperti SLE, sindrom
Sjogren's, atau polymyositis / dermatomyositis. Spesifisitas dan sensitivitas
pemeriksaan anti CCP ini lebih baik dibandingkan RF. Pasien RA dengan anti CCP
positif secara signifikan akan berkembang mengalami kerusakan sendi yang lebih
parah bila dibandingkan dengan pasien yang anti CCP-nya negatif. Pemeriksaan ini
juga berguna dalam membantu menegakkan diagnosis RA lebih dini sehingga
pengobatan dapat dilakukan lebih awal dan kerusakan sendi dapat dicegah atau
dikurangi.
XIX. Urinalisa
1 Untuk mendiagnosis kelainan ginjal/ saluran kemih
2 Untuk memantau kelainan ginjal/ saluran kemih
3 Untuk menemukan penyakit metabolik atau sistemik
Urin Rutin
Glukosa Urin
Protein Urin
Pemeriksaan yang digunakan untuk evaluasi penyakit ginjal dan sindrom nefrotik
Bilirubin Urin
1 Mendeteksi ketoasidosis
5
Keton Urin
2 Pada bayi dan anak anak, ketonuria dapat menyebabkan deman dan keadaan toksik
yang disertai dengan mual dan diare
031
NO
6
NAMA TES
Sedimen Urin
Protein Bence
Jones
Protein Total
MANFAAT
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin adalah pemeriksaan sedimen urin.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada ginjal dan saluran
kemih serta berat ringannya penyakit.
Protein Bence Jones adalah protein kecil dan ringan (immunoglobulin) yang terdapat
dalam urin. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis dan memantau
multiple myeloma dan penyakit lain sejenisnya.
Protein Bence Jones berasal dari plasma sel, dari sel darah putih. Terdapatnya protein
Bence Jones di dalam urin seseorang berkaitan dengan malignansi.
Faeces rutin
Lemak
Pencernaan
Pemeriksaan untuk uji saring organisme bakteri patogenik pada feses; diagnosa demam
tifoid, demam enterik, disentri basil dan infeksi salmonella
Skrining adanya asam lemak fecal dan lemak netral. Peningkatan lemak netral umumnya
disebabkan insufisiensi pankreatik eksokrin. Peningkatan stool fatty acids lebih banyak
disebabkan small bowel disease.
Pemeriksaan untuk mengetahui adanya gangguan pada pencernaan, seperti diare dan
lainnya.
Pemeriksaan untuk mendeteksi darah samar. Menunjukkan alergi, kelainan asmatik dan
gangguan parasitik
Darah Samar
(Hb spesifik)
Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan
maupun kanker yang serius.
Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar
atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena ).
Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan
tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya
ulkus, kanker dan kelainan lainnya
032
NO
NAMA TES
FT3
FT4
TSHs
MANFAAT
XXI. Endokrinologi Tiroid
Pemeriksaan untuk fungsi tiroid, membantu diagnosa T3 tiksokosis, hipertiroid subklinik
dan sindrom eutiroid dan lainnya
Pemeriksaan sensitif untuk fungsi tiroid, FT4 meningkat pada hipertiroid dan menurun
pada hipotiroid. Merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan T4 total karena tidak
dipengaruhi perubahan pada thyroxine-binding proteins . FT4 megklarifikasi status pasien
pada situasi seperti hipotiroid sekunder yang berhubungan dengan penyakit pituitari. Jika
TSH yang digunakan sebagai skrining awal nilainya rendah dan FT4 normal, dilakukan
pengukuran T3 serum. Kombinasi nilai TSH rendah dan FT3 normal atau FT4 terjadi
dengan adanya tiroksin sama seperti dengan hipertiroid subklinik.
TSH Neonatus
TSH Neonatus merupakan pemeriksaan untuk skrining yang efektif untuk menunjukkan
fungsi tiroid neonatus. Interpretasinya akan lebih baik apabila dikombinasikan dengan
T4, karena kadar TSH selalu meningkat pada hipotiroidisme primer dan bahkan pada
pasien dengan kadar T4 yang masih di dalam rentang normal.
Skrining fungsi tiroid pada bayi baru lahir
Tes konfirmasi (2 minggu setelah skrining)
Pemantauan pada bayi congenital hypotiroid yang mendapatkan pengobatan
T3 (Total)
Pemeriksaan untuk skrining fungsi tiroid. Kadar menurun pada hipotiroid, TBG menurun,
dan pada tingkat ketiga tiroiditis subakut; peningkatan pada hipertiroid, dengan tiroiditis
pada tahap awal, dengan tirotoksikosis pada Graves disease , dengan peningkatan TBG
(kehamilan, peningkatan TBG, kehamilan, acute intermittent porphyria , sirosis biliari
primer), thyrotoxicosis factitia , dan pada pasien eutiroid dengan familial dysalbuminemic
hyperthyroxinemia . Digunakan untuk mendiagnosis tirotoksikosis.
6
T4 (Total)
NO
NAMA TES
T4 (Total)
(lanjutan)
TRAb
MANFAAT
Graves disease merupakan tirotoksikosis klasik yang disebabkan oleh kelainan imun
atau otoimun. Penyebab hipertiroid lainnya termasuk multinodular toksik atau goiter
uninodular, fase tiroiditis dan lainnya yang disebabkan peningkatan T4.
Pemeriksaan yang berguna untuk memprediksi adanya relaps atau remisi kembali.
TRAb juga sangat bermanfaat untuk penentuan risiko hipertiroid neonatal, karena titer
TRAb pada wanita hamil, dengan penyakit Graves, berhubungan erat dengan risiko
tirotoksikosis neonatal.
Tiroglobulin merupakan protein yang diproduksi oleh jaringan tiroid normal. Tiroglobulin
mempunyai fungsi penting pada sintesis homon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Kadar tiroglobulin yang terdapat dalam tubuh dapat diketahui dengan tes darah. Kadar
tiroglobulin meningkat pada pasien dengan kanker tiroid aktif
Tiroglobulin meningkat pada tiga tipe kelainan tiroid: hiperfungsi tiroid dan goiter,
inflamasi or luka-luka fisik pada tiroid, dan tumor tiroid.
Kadar tiroglobulin merupakan pemeriksaan yang sensitif untuk keganasan tiroid (tidak
spesifik) karena bisa ditemukan pada tiroiditis atau adenoma tiroid.
Tiroglobulin
Anti-Tiroglobulin
Mengukur antibodi antitirglobulin dalam darah. Tiroglobulin adalah protein yang terdapat
pada sel tiroid. Tes ini membantu mendeteksi kemungkinan adanya kelainan tiroid.
10
Anti-TPO (tiroid
peroksidase)
AFP=Alpha
Fetoprotein
PIVKA II
034
NO
NAMA TES
MANFAAT
Penanda untuk berbagai jenis kanker dikombinasikan dengan penanda tumor yang lain:
1
2
CEA=Carcinoembr 3
yonic Antigen
4
5
6
7
8
CA 19-9=Cancer
Antigen 199=Carbohydrate
Antigen 19-9
Merupakan Tumor associated Glycoprotein, molekul onkofetal yang terdapat pada sel
karsinoma.
CA 72-4 = Cancer
1 Membantu diagnosis karsinoma saluran cerna
Antigen 72-4
2 Membantu diagnosis kista ovarium bersama dengan CEA
3 Memantau pasca operasi dan kekambuhan
CA 125
CA 15-3= MUC 1
Penanda kanker payudara: untuk skrining, diagnosis dan penentuan stadium kanker
=Polymorphic
payudara
epithelial mucin
Cyfra 21-1
NSE=Neuron
Spesific Enolase
10
SCC= Squamose
Cell Carcinoma
11
PAP merupakan hasil sekresi esokrin prostat dan didapatkan pada lisosom dari struktur
epitel sekretor
PAP= Prostatic
1 Diagnosis kanker prostat, kurang sensitif dibanding PSA, tetapi lebih spesifik
Acid Phospatase 2 Pemantauan setelah prostatektomi total
3 Deteksi kekambuhan dan metastase kanker prostat
4 Pemantauan pengobatan. Kadar PAP berkorelasi dengan respon klinis
035
NO
12
NAMA TES
PSA= Prostat
Serum Antigen
MANFAAT
PSA merupakan enzim proteolitik. Ditemukan pada sel epitel duktus prostat dan tidak
ditemukan pada jaringan lain. Hanya ditemukan pada laki laki yang masih mempunyai
prostat.
1 Digunakan untuk skrining, diagnosis kanker prostat
2 Digunakan untuk pemantauan setelah prostatektomi total
3 Digunakan untuk pemantauan kemungkinan metastase
4 Digunakan untuk pemantauan terapi hormonal maupun terapi lain
13
Free PSA= Free Rasio free PSA dengan total PSA bermanfaat untuk skrining pada pria dengan hasil
Prostat Serum biopsi prostat yang meragukan. Persentasi free PSA yang rendah berisiko tinggi
Antigen
mengalami karsinoma.
14
Untuk diagnosis pasien dengan gangguan nasofaring atau karsinoma dan untuk uji
15 Anti EBV VCA IgA saring NPC( Nasopharyngeal Carcinoma )
LH
FSH
XXIII. Reproduksi-Gestasi
LH bersama-sama FSH disekresikan oleh sel sel gonadotrop dalam pituitary sebagai
respon terhadap sekresi Gn RH dari hipotalamus. Penetapan kadar LH penting untuk
meramalkan terjadinya ovulasi, evaluasi infertilitas dan diagnosis gangguan gonad dan
pituitari
Prolactin
Progresteron
Fungsi utama Prolaktin adalah untuk merangsang dan mempertahankan laktasi pada
wanita. Hiperprolaktinemi merupakan salah satu penyebab infertilitas dan gangguan
gonad pada wanita maupun pria. Adanya kadar prolaktin yang meningkat memberikan
bukti kuantitatif pertama adanya disfungsi pituitary. Kuantitas prolaktin juga penting untuk
evaluasi dan manajemen pasien dengan amenore dan galaktore.
Progesteron 17OH
Estradiol
036
NO
7
8
NAMA TES
Free Estriol
UE3, HCG dan Ms AFP untuk skrining Down syndrome (memperkirakan risiko trisomi 21)
(uE3)=unconjugat
Pemeriksaan triple skrining paling akurat apabila maternal serum diambil pada usia
ed estriol
kehamilan antara 16-18 minggu, namun dapat juga dilakukan pada usia kehamilan 15-22
minggu
Ms AFP
Beta hCG
MANFAAT
Testosteron
hCG merupakan hormon glikoprotein berbobot molekul 36.700 dalton terdiri dari 2 sub
unit yaitu alfa dan beta. Merupakan stimulator atau supresor berbagai hormon
reproduksi. Disekresi oleh plasenta normal setelah mplantasi dan selanjutnya dapat
dideteksi pada serum maternal dan urin
11
Tes Kehamilan
Aldosteron
Aldosteron Urin
Cortisol
Cortisol-Free
Pemeriksaan yang digunakan pada awal evaluasi pasien dengan dugaan sindrom
Cushing.
037
NO
NAMA TES
MANFAAT
Calcitonin
Memungkinkan untuk ujisaring dan diagnosis dini pada kelompok risiko tinggi Family
Thyroid Medullary Cancer dan Multile Endocrine Neoplasia
Pemantauan terapi setelah pembedahan. Kadar tinggi menunjukkan pengangkatan tidak
sempurna atau terjadi metastase.
9
10
11
12
PTH Intact
Vitamin D, 25-OH
Bermanfaat untuk mengevaluasi pasien dengan hiperkalsemia akibat konversi
=Calcidiol
ekstrarenal vtamin D 25 OH menjadi vitamin D 1,25 OH. Hal seperti ini terjadi pada
Vitamin D 1.25penyakit sarcoidosis, cat-scratch dan limphoma serta hiperparatiroidisme
OH=Calcitriol
IGF-I disekresi oleh hati dan sel somatomal.Kadar serum IGF-I relatif stabil sepanjang
hari, hal ini menyebabkan pengukuran IGF1 secara umum dipakai sebagai alat diagnosis
IGF-1= Insuline- dalam evaluasi perkiraan kelainan GH.
like Growth
Factor I
Kadar plasma IGF1 yang rendah abnormal telah digunakan sebagai indikator diagnostik
untuk defisiensi GH, walaupun sejumlah anak dengan defisiensi GH dapat mempunyai
IGF1 normal.
Pada manusia, gastrin merupakan horman yang menstimulasi sekresi asam gastrik.
Nilai gastrin pada diagnostik ostertagiosis berhubungan pada pepsinogen.
Stimulasi gastrin sel parietal perut untuk mensekresi asam hidroklorida (HCl)/ gastric
acid.
13
14
Gastrin
Hal ini penyebab utama sel mensekresi pepsinogen, bentuk zymogen (inaktif) enzim
pepsin digestif.
Pada sindrom Zollinger-Ellison , gastrin diproduksi dengan peningkatan kadar, sering
oleh gastrinoma (gastrin-producing tumor , terutama benign) antrum atau pankreas.
Untuk mengetahui hipergastrinemia (high blood levels of gastrin ), dapat dilakukan tes
"pentagastrin test".
5-HIAA= 5
Diagnosis tumor karsinoid apabila ditemukan 5HIAA dalam urin 24 jam
Hydroxyindoleaceti
038
NO
NAMA TES
MANFAAT
XXV. Alergi
Hipersensitivitas tipe I dikarakterisasi dengan adanya reaksi alergi yang terjadi segera
setelah kontak dengan alergen. Alergi adalah perubahan kapasitas tubuh untuk bereaksi
terhadap benda asing. Alergi merupakan penyakit yang diikuti oleh respon imun terhadap
alergen, dan merupakan bagian dari respon sistem imun. Alergi berbahaya karena dapat
menimbulkan kerusakan jaringan dan penyakit serius. Tipe I ini dapat menimbulkan
anafilaksis dan kematian. Contoh yang dapat terjadi secara non-imunologi adalah injeksi
mellitin dalam venom lebah.
Reaksi patologi sistem imun adalah IgE-memediasi stimulasi sel-sel mast jaringan.
Antibodi IgE yang dihasilkan sebagai respon terhadap antigen terikat pada reseptor Fc
pada sel-sel mast . Apabila cell-associated antibodies mengalami cross-linked dengan
antigen, sel akan teraktivasi segera melepaskan berbagai mediator. Mediator akan
mengakibatkan peningkatan permeabilitas vaskular, vasodilatasi, kontraksi bronkial dan
sel otot polos viseral dan inflamasi lokal. Reaksi ini disebut immediate hypersensitivity .
Beberapa komponen selular yang terlibat dalam tipe I adalah sel mass , basofil dan
eosinofil.
Alergi
Sel mast berasal dari bone marrow dan menjadi dewasa dalam jaringan. Sel mast
mengekspresikan high affinity receptor untuk IgE (FcRI) dan mengandung granul
sitoplasmik dimana tersimpan mediator proinflamasi. Basofil mirip dengan sel mast ,
merupakan granulosit yang mengekspresikan high affinity Fc dan mengandung granul
dengan kandungan yang sama dengan sel mast . Eosinofil merupakan kelas granulosit
juga, eosinofil direkrut ke tempat inflamasi oleh kemokin dan IL-4 serta diaktivasi oleh IL5. Eosinofil merupakan sel efektor dari reaksi yang diinisiasi IgE. Eosinofil memediasi
reaksi IgE untuk menghalau parasit. Pada reaksi alergi, eosinofil berkontribusi terhadap
kerusakan jaringan.
Urutan kejadian pada hipersensitivitas tipe I /Alergi :
1 Pemaparan terhadap antigen
2 Aktivasi TH2 sel yang spesifik untuk antigen
3 Produksi antibodi IgE
4 Pengikatan antibodi ke reseptor Fc pada sel mast
5 Aktivasi sel mast pada pemaparan ulang antigen
6 Pelepasan mediator dari sel-sel mast dan mengakibatkan reaksi patologi
039
NO
NAMA TES
Alergi Atopi
MANFAAT
Kecenderungan mengalami reaksi alergi memiliki garis keturunan yang kuat dan
kecenderungan ini disebut atopi. Atopi didefinisikan sebagai adanya hipersensitivitas
tipe I terhadap allergen, yang umumnya ditunjukkan dengan uji skinprick . Sekitar 40%
inidividu di Negara Barat menunjukkan adanya kecenderungan yang kuat untuk
merespon terhadap allergen lingkungan. Kondisi ini disebut atopi dimana memiliki dasar
familial yang kuat dapat dipengaruhi oleh adanya lokus genetik. Individu atopik memiliki
konsentrasi IgE total dan eosinofil yang lebih tinggi. Individu ini lebih rentan mengalami
reaksi alergi. Biasanya kalo orang normal memproduksinya lebih banyak Ig yang lain
misalnya IgG atau IgM dan hanya sedikit sekali IgE. Individu atopik juga memiliki lebih
banyak IgE-spesifik Fc reseptor pada sel mast dibandingkan individu normal. Studi
menunjukkan adanya region pada kromosom 11q dan 5q yang penting dalam kondisi
atopi; gen yang dapat mempengaruhi respon IgE berada dalam region ini.
Orangtua yang alergik akan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menurunkan
alergi kepada anaknya dibandingkan dengan orangtua yang nonalergik. 2 orangtua yang
alergik memiliki kecenderungan 50% lebih untuk memiliki anak yang alergi. Kalau hanya
satu yang alergi kecenderungannya 30% anaknya mengalami alergi.
Eosinofil
Eosinofil merupakan sel darah putih tipe granulositik dan konsentrasinya meningkat pada
beberapa kondisi seperti alergi, reaksi obat, penyakit vaskular kolagen, infeksi parasit
dan beberapa kondisi malignansi. Konsentrasi eosinofil akan menurun pada kondisi
hiperandrenalisme. Tes neutrofil ditambahkan dalam diagnosis alergi, reaksi obat, infeksi
parasit, penyakit kolagen, Hodgkin disease, dan penyakit-penyakit mieloproliferative.
Eosinofil juga meningkat pada sarkoidosis, sindrom hipereosinofilik, angioneurotik
edema, rejeksi ginjal akut, anisakiasis, gastroenteritis eosinofilik dan lain-lain. Penurunan
konsentrasi eosinofil terjadi pada Cushing disease dan beberapa infeksi. Tidak adanya
eosinofil menimbulkan implikasi prognostik yang buruk pada kasus infeksi.
Penyebab utama eosinofilia adalah alergi dan infeksi parasit.
Antibodi IgE bertanggung jawab untuk sensitisasi sel-sel mast dan mengenali antigen
untuk reaksi immediate hipersensitivity . IgE adalah isotipe antibodi yang mengandung
heavy chain . IgE mensensitisasi sel mast dengan terikat pada heavy chain-specific Fc
reseptor pada sel-sel ini. Pengaturan sintesis IgE tergantung pada kecenderungan
individu untuk mengalami respon Th2 terhadap alergen karena sitokin yang berasal dari
Th2 menstimulasi perubahan isotipe heavy chain menjadi IgE pada sel-sel B.
3
IgE Total
IgE dihasilkan oleh sel-sel plasma yang berlokasi di nodus limfe tempat masuknya
antigen dan secara lokal di tempat terjadinya reaksi alergi, oleh sel-sel plasma dari
germinal center yang berkembang dalam jaringan yang mengalami inflamasi.
Sel-sel Th2 juga memproduksi IL-5 yang memicu sintesis dan sekresi IgA dari sel-sel B
dan juga penting untuk perkembangan eosinofil dan bertahannya di lokasi inflamasi. Hal
ini dapat menjelaskan mengapa kondisi eosinofilia sangat mungkin dikaitkan dengan
reaksi alergi yang dikaitkan dengan IgE.
040
NO
NAMA TES
IgE Total
MANFAAT
Kontak inisial alergen dengan mukosa diikuti dengan serangkaian peristiwa,
mengakibatkan produksi IgE. Respon IgE bersifat lokal yang terjadi pada lokasi
masuknya alergen ke dalam tubuh misalnya pada permukaan mukosal dan/atau pada
nodus limfe lokal. Produksi IgE oleh sel B tergantung pada presentasi antigen oleh APC
dan kerjasama antara sel B dan Th 2. IgE yang diproduksi lokal mensensitisasi sel mast
lokal, spill over IgE lalu memasuki sirkulasi dan terikat pada reseptor spesifik pada
basofil yang bersirkulasi dan tissue-fixed mast cell throughout the body . Basofil juga
mengekspresikan FcRI, oleh karena itu mendisplay kan surface-bound IgE dan ikut
berperan dalam hipersensitivitas tipe I.
Karakteristik yang penting dari IgE adalah kemampuannya untuk berikatan terhadap
mast cell dan basofil dengan afinitas tinggi melalui Fc. Oleh karena itu, waktu paruh
serum IgE bebas hanya beberapa hari tetapi mast cell masih tetap tersensitisasi IgE
selama beberapa bulan disebabkan karena afinitas tinggi ikatan IgE dengan reseptor
FcRI, yang melindungi IgE dari kerusakan oleh serum protease (FcRII memiliki afinitas
yang lebih rendah untuk IgE). IgE meningkat pada penyakit alergi dan infeksi parasit.
Produksi IgE dikontrol oleh sel T helper dimana ada efek supresi dari sel Th1. Pada
sindrom hiperIgE kalau diberikan interferon maka akan dapat ditekan.
XXVI. Mikrobiologi
Sinonim: kultur (pembiakan organisme) ; resisten (Sensitivitas antibiotik)
Kultur dan
Resistensi
Kultur ini dilakukan untuk menentukan dan mengidentifikasikan tipe bakteri dan ragi
ataupun jamur. Jika hasil kultur ini positif maka bakteri spesifik yang menyebabkan
infeksi akan diidentifikasi dan selanjutnya dilakukan uji resisten (sensitivitas antibotik)
guna menetapkan penggunaan antibiotik yang tepat selama pengobatan. Analisa
sensitifitas menentukan efektivitas antibiotik melawan mikroorganisme seperti bakteri
yang telah diisolasi dari kultur (pembiakan mikroorganisme). Koloni mikroorganisme
dikombinasikan dengan berbagai antibiotika yang berbeda untuk melihat
potensi/efektivitas antibiotik menghambat pertumbuhan koloni mikroorganisme tersebut.
a.
Kultur Gal
Merupakan metoda akurat untuk pemeriksaan penyakit typhus. Diagnosa demam Tifoid
pasti positif bila dilakukan biakan empedu (kultur gal) dengan ditemukannya kuman
Salmonella typhosa dalam darah waktu minggu pertama dan kemudian sering ditemukan
dalam urine dan faeces.
b.
Kultur GO
Berguna untuk:
a Mengisolasi dan mengidentifikasi Neisseria gonorrhoe
b Menetapkan diagnosis dari gonorrheae
c.
Kultur Jamur
Mikroskopik
- Pengecetan
gram
- Candida
Berguna untuk
a Mengisolasi dan mengidentifikasi jamur
b Menetapkan diagnosa dari pasien yang beresiko terkena infeksi jamur, fungemia,
endokarditis fungal.
041
NO
NAMA TES
- Diptheria
- Trichomonas
MANFAAT
Berguna untuk mengisolasi C.diptheriae dari pasien yang diduga terjangkiti diptheria.
Organisme ini tetap berada di permukaan saluran pernafasan dan kulit, namun potensi
eksotoksinnya berperan terhadap tingkat keganasan penyakit
Acid-fast bacilli dikelilingi oleh dinding lilin (waxy ) yang resisten terhadap pewarnaan
menggunakan acid alcohol . Pemanasan, pemaparan yang diperpanjang, atau deterjen
BTA (Bakteri
diperlukan bagi pewarna carbol-fuchsin untuk berpenetrasi ke dalam dinding sel. BTA
Tahan Asam/Acid
digunakan untuk menentukan adanya mycobacteria dan menentukan etiologi
Fast Stain )
maduromycosis . BTA tidak spesifik untuk M.tuberculosis tetapi genus Mycobacterium
juga akan positif dengan pewarnaan BTA.
Kultur
Mycobacterial
Jumlah sel
Hitung jenis
leukosit
Menentukan variasi kualitatif dan kuantitatif pada jumlah dan morfologi sel, morfologi sel
merah dan evaluasi platelet; mengevaluasi anemia, leukemia, infeksi, bagian inflamasi
dan kelainan sel merah yang diturunkan, sel putih dan platelet
Glukosa
Evaluasi virus, bakteri, tuberkulosa dan tipe meningitis lainnya, neoplastic meninges;
kelainan neurologi lainnya. Diagnosa neuroglikopenia, bahkan pada kadar glukosa
plasma yang normal. Jika glukosa clear nasal discharge mengindikasikan CSF
rhinorrhea, studi-studi menunjukkan bahwa glukosa dapat ditemukan pada non-CSF
nasal fluids
Penyebab protein total tinggi: dehidrasi, beberapa kasus penyakit liver kronik, termasuk
hepatitis aktif kronik dan sirosis; neoplasma, terutama mieloma, makroglobulinemia
waldenstrom; tropical disease (seperti kalazar, leprosi dan lainnya) penyakit
granulomatous seperti sarkoidosis; penyakit di mana protein total kadang tinggi termasuk
penyakit kolagen (seperti Systemic Lupus Erythematosus atau SLE, dan other instances
of chronic infection/inflammation)
Protein total
Penyebab protein total yang rendah: kehamilan; cairan intravena; sirosis atau other liver
disease, termasuk alkoholisme kronik; prolonged imobilisation ; gagal jantung; sindrom
nefrotik; glomerulonefritis; neoplasia; crohn disease dan chronic ulcerative colitis ;
kelaparan, malabsorbsi atau malnutrisi; hipertiroid; terbakar; penyakit kulit yang parah
dan penyakit kronik lainnya.,
Protein total sangat rendah (< 4,0 g/dL (SI:< 40 g/L)) dan albumin rendah karena edema
(seperti sindrom nefrotik)
NO
NAMA TES
MANFAAT
XXIX. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan suatu kondisi yang dikarakterisasi dengan kehilangan densitas
tulang yang progresif dan penipisan jaringan tulang. Osteoporosis merupakan tipe
penyakit tulang metabolik yang paling sering terjadi. Osteoporosis terjadi apabila tubuh
gagal membentuk tulang baru dalam jumlah yang cukup, atau apabila terlalu banyak
tulang tua yang direabsorbsi oleh tubuh, atau keduanya. Kalsium dan fosfat merupakan
dua mineral yang penting untuk pembentukan tulang yang normal.
Osteoporosis
CTx (CTelopeptide )
Pada sintesa kolagen tipe 1, pertama kali terbentuk sebuah rantai asam amino,
kemudian rantai tersebut akan membentuk struktur heliks yang disebut prokolagen.
Tahap selanjutnya piridinolin crosslink bergabung sehingga membentuk kolagen.
Selama proses destruksi dari matriks tulang, kolagen tipe 1 akan dirusak dan sejumlah
fragmen kecil dari kolagen akan masuk ke dalam aliran darah
043
NO
NAMA TES
MANFAAT
Tes serum CTx mengukur produk degradasi dari kolagen tipe 1 yang berasal dari Cterminal telopeptida.
Pemeriksaan CTx yang merupakan produk degradasi kolagen tipe 1 dari matriks tulang
terutama digunakan sebagai petanda biokimia proses penyerapan tulang.
Pemeriksaan CTx dalam serum ini lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan petanda
penyerapan tulang yang lainnya seperti piridinolin dan deoksipiridinolin karena kedua
pemeriksaan tersebut menggunakan sampel urin sehingga dibutuhkan penentukan
kreatinin tambahan dengan tujuan sebagai adjustment untuk situasi klirens yang
berbeda. Pengukuran CTx dalam serum memberikan beberapa keuntungan yaitu
kemudahan dalam pengumpulan sampel, variasi diurnal yang lebih sedikit dibandingkan
sampel urin dan tidak adanya efek klirens dari fungsi ginjal.
CTx (CTelopeptide )
(lanjutan)
Selain itu pemeriksaan CTx dalam serum telah direkomendasikan dapat digunakan juga
sebagai penanda untuk pemantauan efikasi terapi obat antiresorpsi oral (seperti
difosfonat atau hormone replacement therapy /HRT) pada penderita osteoporosis dan
penyakit tulang lainnya.
Hanya dalam waktu 3 bulan setelah dimulainya terapi, CTx telah dapat menunjukkan
penurunan pada proses penyerapan tulang dimana dengan menggunakan BMD (Bone
Mineral Density ) informasi yang sama baru dapat diperoleh paling cepat 1-2 tahun
setelah terapi saat BMD menunjukkan perubahan pada densitas tulang.
Kapan dilakukan pemeriksaan CTx ?
1 Pengukuran keseimbangan turnover tulang.
Pada pria dan wanita usia diatas 40 tahun karena kehilangan tulang dimulai pada
usia sekitar 40 tahun.
2 Pengukuran sebelum dilakukannya terapi antiresorpsi oral.
3 Pengukuran pada 3 bulan setelah terapi antiresorpsi oral.
Pengambilan sampel direkomendasikan pada keadaan puasa, sampel pagi hari dan
untuk pengamatan jangka panjang sebaiknya sampel selalu diambil pada waktu dan
kondisi yang sama dengan saat baseline karena pertimbangan adanya efek ritme
sirkadian dari serum CTx.
Osteocalcin , yang juga dikenal sebagai protein Gla tulang, merupakan petanda untuk
pembentukan tulang. Osteocalcin merupakan vitamin K- dan vitamin D-dependent
protein yang dihasilkan oleh osteoblas dimana osteocalcin merupakan protein nonkolagen terbanyak dalam tulang. Mayoritas osteocalcin yang disekresi oleh osteoblas
dideposit dalam matriks tulang ekstraselular; serum osteocalcin mencerminkan fraksi
dari osteocalcin total yang tidak diadsorbsi hidroksiapatit.
Osteocalcin merupakan polipeptida dengan 49 residu asam amino (5-8 kDa). Serum
osteocalcin memiliki waktu paruh yang pendek dan dihidrolisa dalam ginjal dan hati.
N-MID
Osteocalcin
044
NO
NAMA TES
N-MID Osteocalcin
(lanjutan)
MANFAAT
Fragmen C-terminal mudah terbelah dan fragmen mid-N-terminal menunjukkan stabilitas
yang lebih besar. Residu 19-20 dan 43-44 dapat mengalami hidrolisis tryptic . Residu
pada posisi 43 dan 44 bersifat lebih labil karena inkorporasinya pada C-terminal -sheet .
Molekul utuh dan fragmen mid-N-terminal merupakan bentuk imunoreaktif terbanyak
pada orang normal dan pasien osteoporosis. Deteksi osteocalcin utuh atau fragmennya
merupakan hal yang penting dalam pemilihan metode penentuan komersial untuk
laboratorium klinik. Penentuan yang mendeteksi hanya osteocalcin utuh hanya sensitif
sebagian terhadap degradasi in vitro, sementara pemeriksaan yang mendeteksi fragmen
(tergantung pada fragmen yang dikenali) dapat menggambarkan konsentrasi osteocalcin
utuh. Pemeriksaan Elecsys N-MID osteocalcin selain dapat memeriksa N-MID
osteocalcin juga dapat memeriksa intact Osteocalcin sehingga dapat digunakan sebagai
penanda pembentukan tulang.
Pemeriksaan Elecsys N-MID Osteocalcin merupakan suatu pemeriksaan yang dapat
mendeteksi fragmen besar N-MID osteocalcin (asam amino 1-43) dan intact Osteocalcin
(asam amino 1-49) yang merupakan suatu protein non kolagen yang paling penting pada
matriks tulang terutama digunakan sebagai penanda biokimia pembentukan tulang.
Pemeriksaan Elecsys N-MID Osteocalcin dalam serum ini lebih baik dibandingkan
dengan pemeriksaan intact Osteocalcin (asam amino 1-49) saja karena selain
mendeteksi fragmen N-MID yang lebih stabil juga mendeteksi adanya intact osteocalcin
yang lebih tidak stabil sehingga dapat menggambarkan seluruh konsentrasi osteocalcin .
Pemeriksaan ini tidak dapat mendeteksi fragmen C-terminal (asam amino 43-49) yang
tidak stabil karena antigen yang digunakannya tidak mengenal molekul osteocalcin
tersebut sehingga diharapkan hasil yang diberikan dari pemeriksaan ini akan konstan
dan akurat menggambarkan kadar dari osteocalcin seluruhnya.
Selain itu pemeriksaan N-MID osteocalcin dalam serum juga dapat digunakan sebagai
penanda untuk pemantauan efikasi terapi obat antiresorpsi oral (seperti difosfonat atau
hormone replacement therapy /HRT) pada penderita osteoporosis atau hiperkalsemia.
Isoenzim ALP
Digunakan untuk mengevaluasi kontribusi hati, tulang, plasenta dan isoenzim Regan
terhadap alkalin fosfatase total. Fraksi tulang meningkat pada kondisi Paget disease .
Tumor osteoblastik juga dapat meningkatkan kadar alkalin fosfatase. Penyebab lain
peningkatan kadar serum alkalin fosfatase tulang adalah hiperparatiroidisme, rickets dan
osteomalasia. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk memantau respon terhadap
terapi osteoporosis. Pemeriksaan ini juga ditambahkan ke dalam deteksi metastase
tulang dari kanker prostat dan payudara. Isoenzim ALP berguna sebagai penanda
pembentukan tulang - kadar dalam serum berguna sebagai prediktor keefektifan terapi
hormon pertumbuhan pada anak-anak dengan defisiensi hormon pertumbuhan.
XXX. Imunohistokimia (#)
DNA Ploidy & Cell DNA Ploidy & Cell Cycle Analysis, merupakan pemeriksaan dengan metode
Cycle Analysis flowcytometry dan image analysis untuk prognosis pasien kanker.
Estrogen Receptor
Progesteron
Receptor
Her2/Neu
045
NO
NAMA TES
EGF-R
MANFAAT
EGF-R diekspresikan pada tumor malignant dan asthma
EGF-R dapat menjadi up-regulated tumor nekrosis
Factor (TNF)- pada paru-paru pada penyakit hypersecretory.
PCNA
Pemeriksaan untuk mengetahui aktivitas proliferatif pada paraffin-embedded tissue
=Proliferating cell
Penanda diagnostik acute cellular rejection pada proses biopsi rutin renal allografts.
nuclear antigen
Aktivitas telomerase, MIB-1, PCNA, HPV 16 dan p53 sebagai penanda diagnostik pada
(PCNA)
intraepithelial neoplasia.
pS2
p53
pS2 adalah protein yang diatur oleh estrogen, dipakai untuk menentukan penderita
dengan reseptor estrogen atau progesteron (+), tetapi mempunyai respon buruk
terhadap terapi hormon
Untuk deteksi mutasi p53 pada keluarga yang berisiko tinggi terkena kanker
Untuk parameter prognosis pada pasien kanker (kanker esofagus, lambung, kandung
empedu, kolon dan rektum, paru-paru, kantung kemih, ovarium, payudara, dan prostat)
XXXI. TDM
TDM adalah pengukuran konsentrasi obat di dalam darah. TDM dapat memberikan
informasi yang berharga dan objektif bagi klinisi dalam memberikan pengobatan yang
optimal. Konsentrasi obat yang terlalu tinggi terkadang dapat mengakibatkan efek
samping yang serius, sementara konsentrasi obat yang terlalu rendah dapat
mengakibatkan kondisi terapi yang suboptimal.
Tujuan TDM :
1 Memberikan informasi yang dapat ditambahkan pada penetapan toksisitas obat
2 Memaksimalkan kemanfaatan dan meminimalkan toksisitas obat
Meminimalkan variabilitas antar-individu (dengan mempertimbangkan usia, jenis
kelamin, berat badan, penyakit lain yang menyertai, makanan/diet, genetik dan faktor3 faktor lain yang dapat mempengaruhi TDM) sehingga hasil TDM yang diperoleh
dapat memberikan informasi yang berguna dalam penanganan yang tepat bagi
pasien
TDM (Therapeutic
4 Penyusunan regimen obat yang sesuai bagi pasien
Drug Monitoring )
Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi TDM :
Usia : proses metabolisme obat pada anak dan remaja berbeda bila dibandingkan
1
dengan proses metabolisme obat pada orang dewasa
Berat badan : berat badan yang sangat rendah dapat mengakibatkan peningkatan
2 konsentrasi obat, sementara berat badan yang sangat tinggi dapat menurunkan
konsentrasi obat
Makanan/diet : jumlah dan jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi metabolisme
3
obat
4 Kebiasaan merokok
5 Interaksi obat
6 Genetik
Penyakit lain yang menyertai : misalnya penyakit hati dan ginjal yang dapat
7
mempengaruhi TDM
046
NO
NAMA TES
Carbamazepine
MANFAAT
Carbamazepine merupakan obat antiepilepsi yang digunakan untuk mengatasi seizure ,
dan juga digunakan dalam kontrol nyeri neurogenik dari trigeminal neuralgia dan diabetik
nefropati. Carbamazepine banyak digunakan dalam penyakit neurologi dan psikis.
Pemantauan konsentrasi carbamazepine digunakan untuk memantau kecukupan,
efikasi, atau toksisitas. Carbamazepine ada dalam bentuk formulasi oral, diabsorbsi
lambat dan memiliki bioavaibilitas sekitar 80%. Konsentrasi puncak plasma tercapai
sekitar 6 jam setelah dosis oral. Carbamazepine dieliminasi melalui hati dan memiliki 1
metabolit aktif yaitu 10,11-epoxide .
Siklosporin diukur kadarnya dalam darah secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa
jauh kadarnya telah mencapai atau melampaui kadar terapetik sehingga dapat
dikendalikan. Pengukuran dilakukan pada beberapa keadaan seperti setelah
transplantasi, kekambuhan penyakit (intercurrent illness ), dan pada pemberian obat
yang bersamaan.
Indikasi penggunaan siklosporin : allotransplantasi ginjal, hepatik, sumsum tulang, dan
jantung; reumatoid artritis; dan psoriasis.
Manfaat Pengukuran Siklosporin
Cyclosporine
Parent
Pemberian siklosporin sering tidak memberikan efek yang diinginkan, bahkan dapat
menimbulkan efek toksik seperti nefrotoksisitas, hipertensi, tremor, hepatotoksisitas,
diare, muntah, leukopenia, anemia dan trombositopenia. Batasan toksik atau terapetik
bervariasi tergantung kepada organ yang ditransplantasikan dan waktu semenjak posttransplantasi. Pengukuran kadar siklosporin, dapat membantu klinisi dalam penyesuaian
dosis sehingga dicapai efek terapi yang optimal dan mencegah toksisitas.
Siklosporin diberikan kepada pasien setelah transplantasi dengan tujuan untuk
mencegah penolakan organ.
Lake Louise Committee merekomendasikan metode spesifik untuk memeriksa
siklosporin parent karena metabolit siklosporin hanya memiliki aktivitas imunosupresif <
10% bila dibandingkan dengan siklosporin parent , selain itu dapat terjadi risiko
akumulasi metabolit yang disebabkan karena gangguan metabolisme. Pada pasienpasien dengan konsentrasi metabolit yang tinggi, pemeriksaan siklosporin yang kurang
spesifik (siklosporin total) dapat menyebabkan pemberian dosis yang terlalu rendah
terhadap pasien (underdose ).
Metabolit-metabolit siklosporin dapat mengalami reaktivitas silang terhadap siklosporin
parent sehingga metode analisa terhadap siklosporin parent yang aktif secara
farmakologi sangat direkomendasikan.
Digoxin
Indikasi TDM untuk digoxin antara lain untuk konfirmasi toksisitas (beberapa simtom
toksisitas meliputi nausea, muntah, diare, nyeri abdominal, agitasi, dan aritmia);
menentukan efek dari faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetik; kegagalan
terapetik (TDM pada pasien individual dapat berguna untuk mendeteksi pasien dengan
konsentrasi digoxin yang rendah dan diuntungkan dengan peningkatan dosis digoxin
yang diberikan); dan pemenuhan pengobatan
Digoxin diukur kadarnya dalam darah secara kuantitatif untuk mengetahui seberapa jauh
kadarnya telah mencapai atau melampaui kadar terapetik sehingga dapat dikendalikan
047
NO
NAMA TES
MANFAAT
Lithium digunakan dalam penanganan gangguan afektif, mania dan manic-depressive .
Lithium memiliki efek menstabilisasi mood. Toksisitas lithium dapat terjadi dalam
konsentrasi lithium yang normal. Intoksikasi akut dapat terjadi pada konsentrasi lithium
yang tinggi tetapi tanpa gejala neurotoksik. Lithium dapat berpenetrasi ke neuron
perlahan-lahan. Thiazide dapat meningkatkan konsentrasi serum lithium . Toksisitas
lithium akut bersifat neuro dan nefrotoksik dan efek samping yang dapat timbul antara
lain lemah otot, tremor dan confusion . Efek gastrointestinal seperti nausea dan muntah
dapat terjadi.
Lithium
Phenobarbital
Phenytoin
Fenitoin efektif di dalam penanganan tonic-clonic dan partial seizure dan status
epileptikus. Pemantauan konsentrasi fenitoin digunakan untuk memantau kecukupan
terapi, kemanfaatan dan kemungkinan toksisitas.
Tacrolimus
Theophylline
Teofilin merupakan bronkodilator yang digunakan dalam asma dan Chronic Obstructive
Pulmonary Diseas ( COPD) dan karakteristiknya meliputi imunomodulator dan
antiinflamasi. Obat ini dapat ditoleransi dengan baik apabila konsentrasi serum berada
dalam rentang terapeutik. Teofilin juga digunakan bagi neonatus untuk apnea
idiopatik/bradikardia.Kegunaan pemeriksaan TDM Teofilin digunakan untuk memantau
konsentrasi teofilin, mendeteksi kecukupan dosis terapi, dan memprediksikan terjadinya
toksisitas teofilin.
Valproic Acid
Asam valproat digunakan untuk beberapa tipe seizure yang meliputi tonic-clonic , partial
seizure , complex partial seizure , myoclonic , atonic , dan mixed seizure . Asam valproat
digunakan juga untuk beberapa kondisi psikiatrik seperti gangguan afektif bipolar dan
profilaksis sakit kepala migrain. Pemeriksaan TDM Asam Valproat digunakan untuk
memantau kecukupan, efikasi dan kemungkinan toksisitas.
048
NO
NAMA TES
MANFAAT
XXXII. Protein Fase Akut
Defisiensi alpha 1 -antitrypsin yang dikarakterisasi dengan berbagai tingkat keparahan,
merupakan penyebab penyakit hati genetik yang umum terjadi pada populasi pediatrik.
Pasien akan terdeteksi dengan tidak adanya pita alpha 1 pada elektroforesis protein
serum, migrasi abnormal pita alpha 1 atau penurunan konsentrasi alpha 1 yang diperiksa
secara imunokimia.
Alpha 1 Antitrypsin
Fenotipe alpha 1 -AT menyediakan analisa definitif dari defisiensi alpha 1 -antitrypsin ,
yang dikaitkan dengan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), sirosis hepatik
dan hepatoma. Defisiensi alpha 1 -AT merupakan penyebab kolestasis neonatal.
Kolestasis dengan hepatitis neonatal ditemukan pada neonatus dengan defisiensi
alpha 1 -AT , dan beberapa hepatitis neonatus akan berkembang menjadi sirosis.
Serum alpha 1 -AT dapat meningkat pada pasien selama kehamilan, penyakit pulmonari
kronik, angioneurotik edema herediter, penyakit lambung, penyakit hati, pankreatitis,
diabetes, karsinoma, penyakit ginjal, dan rematik; sementara konsentrasinya akan
menurun pada hilangnya protein atau penanganan sampel yang tidak tepat.
Alpha 1- Acid
Glycoprotein
AAG merupakan reaktan fase akut yang ada dalam plasma dalam waktu 12 jam setelah
luka dan mencapai puncaknya dalam 3-5 hari. AAG berikatan dengan beberapa obat dan
hormon. Peningkatan konsentrasi serum terjadi pada kehamilan, inflamasi dan beberapa
malignansi.
Serum AAG meningkat pada kondisi inflamasi fase akut dan glukokortikoid;
konsentrasinya akan menurun pada sindrom nefrotik, protein-losing enteropathy , dan
terapi estrogen. Pada pasien yang dicurigai hemolisis, penentuan AAG dapat
ditambahkan dalam interpretasi konsentrasi haptoglobin yang rendah.
Ceruloplasmin , suatu copper-binding protein dan protein fase akut, disintesa di hati.
Pada Wilson disease , defisiensi sintesis ceruloplasmin akan mengakibatkan deposisi
tembaga berlebihan di hati, otak, kornea, ginjal dan beberapa tempat lain di tubuh.
3
Ceruloplasmin
Alpha 2 Macroglobulin
Serum ceruloplasmin dapat menurun pada > 75% pasien Wilson disease . Konsentrasi
serum juga menurun pada Menkes syndrome ; dan konsentrasinya tinggi pada kondisi
neoplastik dan inflamasi, kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung
estrogen dan progesteron, dan intoksikasi tembaga.
AMG disintesis terutama oleh sel-sel parenkimal hepatik. Masuknya AMG ke dalam urin
dicegah oleh ukurannya yang besar. Konsentrasi AMG plasma akan meningkat pada
sindrom nefrotik dan sebagai mekanisme kompensasi sebagai respon masuknya albumin
ke dalam urin. Konsentrasinya akan menurun pada penyakit proteolitik seperti
pankreatitis akut dan peptik ulser.
Penentuan AMG berguna dalam evaluasi pasien dengan sindrom nefrotik dan pasien
dengan kondisi proteolitik seperti pankreatitis. Terapi estrogen, olahraga, kehamilan dan
beberapa penyakit dapat meningkatkan AMG sementara penurunan konsentrasi
ditemukan pada setelah operasi.
049
NO
NAMA TES
MANFAAT
IgA
Immunoglobulin A (IgA) merupakan 13% dari serum gamma globulin. IgA merupakan
imunoglobulin sekretori utama dengan peranan penting dalam imunitas mukosal. Ada 2
subkelas yaitu IgA1 dan IgA2. Molekul IgA memiliki waktu paruh 6 jam. IgA tidak
memfiksasi komplemen dan tidak melewati plasenta. Pemeriksaan IgA digunakan untuk
mengevaluasi imunitas humoral, mendiagnosa dan memantau terapi pada IgA myeloma,
mengevaluasi anafilaksis yang terkait dengan transfusi darah dan komponen darah.
IgG
IgM
IgM memiliki bobot molekul yang besar yaitu sekitar 900 dalton. Molekul IgM penting
sebagai rheumatoid factor , cold agglutinin dan sebagai isoagglutinin . IgM digunakan
untuk mengevaluasi imunitas humoral; diagnosis dan pemantauan terapi pada
makroglobulinemia dari Waldenstrom serta neoplasma limfoid dan limfoplasmasitik.
Diagnosis diferensial yang meliputi myeloma sel plasma dan makroglobulinemia
esensial. IgM meningkat pada sirosis biliari primer dengan konsentrasi serum alkalin
fosfatase yang tinggi dan dengan antibodi antimikrobial. Konsentrasi IgM digunakan
untuk mengevaluasi infeksi in utero atau infeksi akut. Defisiensi IgM dikaitkan dengan
infeksi gram negatif.
CRP Kuantitatif
CRP C-Reactive Protein (CRP) merupakan reaktan fase akut yang meningkat
konsentrasinya beberapa jam setelah inisiasi proses inflamasi. CRP merupakan luka
akut yang sensitif tapi tidak spesifik, infeksi bakteri atau inflamasi.
XXXIII. Lain-lain
Fruktosa semen diproduksi oleh vasikula seminalis. Bila tidak didapati fruktosa dalam
semen, dapat disebabkan azoospermia yang disebabkan agenesis vas deferens. Semen
Fruktosa Semen pria tersebut tidak didapati koagulasi semen sesudah ejakulasi karena vesikula seminalis
yang secara embriologis merupakan pelebatan vas deferens tidak terbentuk, kedua
duktus ejakulatorius tersumbat, keadaan ejakulasi retrogard
050
NO
NAMA TES
MANFAAT
Analisa Batu
Ginjal
Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau
calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di
bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian
terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batu dapat
terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam
urine. Analisa batu ginjal dilakukan untuk mengetahui kandungan mineral batu ginjal.
Analisa Batu
Empedu
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya batu empedu. Adanya batu empedu tidak
selalu disertai keluhan dan gejala selama batu itu masih kecil. Batu belum menyumbat
aliran empedu atau belum terjadi peradangan kantong empedu. Penyakit batu empedu
dapat terbentuk akibat adanya penyakit hati (sirosis), penyakit saluran pencernaan atau
bisa juga bila terjadi gangguan produksi, selain peran hormonal dan faktor genetik.
HLA-ABC
HLA-DR
Pap Smear
Penentuan risiko Reumatoid Artritis (RA) yang berat, identifikasi penanda genetik
sekuens RA, DR4 dan subtipe risko tinggi.
Pemeriksaan skrining kanker leher rahim dengan cara pengambilan cairan dari vagina
untuk diteliti apakah terlihat kelainan sel di sekitar leher rahim
Uji umumnya meliputi skrining adanya aktivitas urease secara tidak langsung yang
mengindikasikan adanya Helicobacter pylori . H.pylori merupakan bacillus gram negatif
berbentuk spiral yang diimplikasikan mengakibatkan gastritis dan lesi inflamasi
Urea Breath Test gastroduodenal. Aktivitas ureasenya penting untuk mendeteksi dan mengidentifikasi
organisme ini. Kultur menggunakan biopsi merupakan gold standard untuk identifikasi
H.pylori . Kegunaan pemeriksaan UBT adalah untuk menentukan adanya H.pylori pada
kondisi ulser gastrik kronik, gastritis aktif kronik, dan keterkaitan dengan ulser duodenal.
051
NO
NAMA TES
MANFAAT
Pemeriksaan sitologi berbasis cairan adalah pemeriksaan untuk skrining kanker serviks
atau leher rahim, tujuannya untuk melihat bentuk sel sel leher rahim, sampel yang
diambil sama dengan Pap smear yaitu diambil dari sel sel leher rahim
10
DAFTAR PUSTAKA
1 Jacobs DS, DeMott WR, Finley PR, Horvat RT, Kasten BL, Tilzer LL. Laboratory Test Handbook 3rd ed with
Key Word Index, Ohio: Lexi-Comp. 1994.
2 Chernecky CC, Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostics Procedures 3rd ed, Philadelphia: WB Saunders
Company. 2001.
3 Jacobs DS, DeMott WR, Oxley DK. Laboratory Test Handbook 2nd ed with Disease Index, Ohio: Lexi-Comp.
2002.
4 Permono B, Ugrasena IDG, Sutaryo, Widiastuti E, Sbdulsalam M. Buku Ajar Hematologi Anak , Jakarta:
Badan Penerbit IDAI. 2005.
5 http://www.wikipedia.org/
6 http://www.healthatoz.com
052