Anda di halaman 1dari 6

Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk darah, dan penyakitnya.

Asal katanya dari bahasa Yunani haima artinya darah. Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Pemeriksaan
hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan.
Pemeriksaan pada sel darah meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit, hematokrit, nilai eritrosit rerata (nilai NER),
jumlah leukosit dan trombosit. Selain itu pemeriksaan hematologi meliputi pula hitung retikulosit, hitung eosinofil, aktifitas
glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), daya tahan osmotik eritrosit yang dikenal sebagai resistensi osmotik eritrosit,
penetapan fraksi hemoglobin dalam eritrosit yang diperiksa dengan analisa hemoglobin, pemeriksaan sel lupus
eritematosus (LE) serta penetapan golongan darah. Selain itu, pemeriksaan hematologi yang terpenting adalah
pemeriksaan hitung jenis leukosit  disertai dengan penilaian morfologi sel darah yang dapat diketahui dengan pemeriksaan
gambaran darah tepi. Pemeriksaan gambaran darah tepi dapat menilai kelainan bentuk dari eritrosit, leukosit dan trombosit
yang dapat menimbulkan kelainan secara hematologis.

1.1 PEMERIKSAAN HEMATOLOGI MANUAL


Pemeriksaan hematologi dapat dilakukan secara manual yang memakan waktu cukup lama dan tidak menunjukkan
ketelitian serta ketepatan yang baik. Akhir-akhir ini dengan perkembangan teknologi dalam bidang laboratorium, jumlah sel
darah dapat dihitung dengan metoda otomatis yang disebut blood cell counter.
1.2 Cara hidup ideal kali ini adalah tentang hematologi.
Darah.cairan yang satu ini merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh kita. Darah terdiri dari bagian padat
yaitu sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang
disebut plasma. Seperti aliran sungai, darah juga berfungsi sebagai alat angkut, namun yang diangkut atau dialirkan dalam
darah adalah zat-zat dan oksigen yang diperlukan tubuh, mengangkut bahan kimia hasil metabolisme dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Nah, adanya kelainan darah dapat mendeteksi gangguan atau penyakit
dalam tubuh, inilah yang menyebabkan perlunya kita melakukan pemeriksaan hematologi untuk mendeteksi kelainan dalam
darah.
Pemeriksaan Hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-
komponennya.
1.3 Pemeriksaan Hematologi bertujuan untuk :
1. Mendeteksi kelainan hematologi (anemia atau leukemia) di mana diduga ada kelainan jumlah dan fungsi dari sel-sel
darah.
2. Mendeteksi penyakit pendarahan yang menunjukkan kelainan faal hemostasis.
3. Membantu diagnosis penyakit infeksi dengan melihat kenaikan atau penurunan jumlah leukosit serta hitung jenisnya.
4. Mengetahui kelainan sistemik pada hati dan ginjal yang dapat mempengaruhi sel darah baik bentuk atau fungsinya.
Banyak orang beranggapan bahwa pemeriksaan hemoglobin (hb) saja sudah cukup untuk mendeteksi adanya kemunculan
hematologi, sistemik, infeksi dan pendarahan, namun tenyata periksaan hb saja tidaklah cukup karena pemeriksaan hb
hanya menentukan konsentrasi hb pada komponen darah
1.4 Pemeriksaan hematologi lengkap
terdiri dari pemeriksaan darah lengkap, dan hitung jenis di mana pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang diagnosis
penyakit.
Eritrosit (sel darah merah)
Berfungsi membawa oksigen keseluruh tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitermia
(peningkatan jumlah eritrosit, hb, atau hematokrit. Kehilangan 30 – 40% eritrosit dengan penurunan Hb <>6/µl) sedang
untuk perempuan 4,2 – 5,4 (106/µl)
Leukosit (sel darah putih)
Berfungsi melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan sel
darah putih yang bertanggungjawab terhadap imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan
diagnosis keadaan leukemia. Nilai normal leukosit adalah 4,80 – 10,8 (10 3/µl)
Hemoglobin (Hb)
Merupakan protein yang terdapat dalam eritrosit yang berfungsi membawa oksigen ke dalam tubuh. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menentukan kosentrasi Hb pada komponen darah, evaluasi anemia hemolitik (anemia yang disebabkan
rusaknya eritrosit lebih cepat). Nilai normal untuk laki-laki adalah 14 – 18 (g/dL). dan untuk perempuan 12 – 16 (g/dL).
Hematokrit
Merupakan perbandingan antara sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan sel trombosit dengan plasma darah.
Pemeriksaan hematokrit dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Hb dan eritrosit yang digunakan untuk menentukan
keadaan anemia, kehilangan darah, anemia hemolitik, polisitemia. Nilai normal untuk laki-laki adalah 42 – 52 % sedang
untuk perempuan adalah 37 – 47%.
Nilai-nilai MC
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran serta kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
Untuk mengetahui rata-rata banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit, untuk mendiagnosis keadaan
thalassemia dan kelainan hemoglobin lainnya. Nilai normalnya adalah 27 – 31 pg.
Mean Corpuscular Volume (MCV)
Adalah volume rata-rata sebuah eritrosit yang dapat digunakan untuk mendiagnosis keadaan thalassemia dan kelainan
hemoglobin lainnya. Nilai normal untuk laki-laki adalah 80 – 94 fL sedang untuk perempuan adalah 81 – 99 fL.

Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)


Adalah konsentrasi hemoglobin pada volume eritrosit, pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan anemia. Nilai
normalnya adalah 33 – 37 g/dL
Beberapa keadaan anemia menunjukkan MCH rendah dan MCV rendah (hipokromik dan mikrositik) disebabkan oleh
defisiensi besi, thalassemia dan anemia karena penyakit kronik. Sedangkan MCH tinggi dan MCV tinggi (hiperkromik dan
makrositik) disebabkan oleh anemia megaloblastik, yaitu defisiensi asam folat atau defisiensi vitamin B12 dan disebabkan
oleh periode awal setelah perdarahan.
Trombosit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi, diagnosis dan pemantauan perdarahan, leukemia, gangguan pembekuan
darah (disseminated intravascular coagulation. DIC) dan lainnya. Dengan nilai normal 150 -450 (10 3/µl)
2.Pemeriksaan Hitung Jenis
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu diagnosis dan dalam pemantauan perjalanan penyakit terutama penyakit
infeksi dan keganasan.
Pemeriksaan hitung jenis terdiri dari:
1) Neutrofil
 Neutrofil berperan dalam melindungi tubuh melawan infeksi
 Hitung jenisnya meningkat pada endokarditis, pneumonia (inflamasi paru-paru), leukemia granulositik, luka bakar,
eklampsia (tekanan darah tinggi akibat kehamilan) dan hemolisis. Nilai normal 50 – 70%
2) Limfosit
 Berperan untuk memproduksi antibodi dalam melawan infeksi
 Hitung jenisnya meningkat pada hepatitis yang disebabkan infeksi, penyakit yang disebabkan virus lain dan TBC. Nilai
normal 25 – 40%
3) Monosit
 Berperan dalam sistem imun
 Hitung jenisnya meningkat pada leukemia monositik, TBC, infeksi dan peradangan kronis. Nilai normal 2 – 8%
4) Eosinofil
 Berperan dalam reaksi alergi obat serta infeksi
 Hitung jenisnya meningkat pada penyakit alergi, infeksi parasit, penyakit kolagen, anemia pernisiosa dan penyakit
Addison. Nilai normal 2 – 4%
5) Basofil
 Berperan dalam proses imunologi dan inflamasi
 Hitung jenisnya meningkat pada polisitemia, mielofibrosis, myeloid metaplasia. Nilai normal 0 – 1,0%

2.1 Pemeriksaan Laju Endap Darah


Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya keganasan, penyakit kolagen atau infeksi, membedakan
tingkat radang atau pembentukan antibodi terhadap dua penyakit yang secara klinis susah dibedakan seperti rheumatoid
artritis dan artritis akibat degeneratif. Nilai normal 0 – 20 mm.
Laju endap darah (LED) (bahasa Inggris: Erythrocyte sedimentation rate (ESR)) adalah kecepatan sel - sel darah merah
mengendap di dalam tabung uji dengan satuan mm/jam.Uji LED umumnya dilakukan menggunakan metode Westergren
dan bertujuan untuk memantau keberadaan radang atau infeksi di dalam tubuh. Dalam metode tersebut, sampel darah
yang telah diberi antikoagulan diletakkan di dalam tabung vertikal 200 mm dan kemudian didiamkan selama 1 sampai 2 jam
untuk diamati seberapa jauh sel darah merah jatuh menuju dasar tabung tersebut.
Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil uji LED adalah kadar fibrinogen, rasio sel darah merah dibandingkan dengan
plasma darah, keadaan sel darah merah yang abnormal, dan beberapa faktor teknis. Kadar fibrinogen dalam darah akan
meningkat saat terjadi radang atau infeksi dan menyebabkan sel - sel darah merah lebih mudah membentuk rouleaux atau
menggumpal sehingga sel darah merah lebih cepat mengendap.
Laju endap darah cenderung dikaitkan dengan keberadaan radang atau infeksi, namun dapat juga membantu pemantauan
kelainan kekebalan tubuh, diabetes, tuberkulosis, anemia, bahkan kanker.]Laju endap darah juga mengalami peningkatan
saat masa kehamilan atau seiring dengan bertambahnya usia
2.2 Pemeriksaan Hematocrit
Hematokrit merupakan suatu hasil pengukuran yang menyatakan perbandingan sel darah merah terhadap volum darah.
Kata hematokrit berasal dari bahasa Yunani, yaitu hema (berarti darah) dan krite (yang memiliki arti menilai atau
mengukur). Secara harafiah, hematokrit berarti mengukur atau menilai darah.

Hematokrit memiliki satuan menggunakan persen, contoh 42% (memiliki arti bahwa terdapat 42 ml sel darah merah di
dalam 100 ml darah). Setiap manusia memiliki nilai normal hematokrit yang berbeda-beda. Perbedaan ini didasarkan pada
usia pasien dan tempat laboratorium. Secara garis besar, beberapa nilai normal hematokrit, yaitu :

 Bayi baru lahir : 55-68%


 Usia 1 bulan : 37-49%
 Usia 1 tahun : 29-41%
 Usia 10 tahun : 36-40%
 Dewasa pria : 40-50%
 Dewasa perempuan : 36-44%

FUNGSI

Hematokrit digunakan untuk mengukur sel darah merah. Pengukuran ini dilakukan bila ada kecurigaan penyakit yang
mengganggu sel darah merah, baik berlebihan ataupun kekurangan.

Beberapa contoh penyakit yang menyebabkan hematokrit menurun, antara lain:


 Anemia (kekurangan sel darah merah)
 Perdarahan
 Penghancuran sel darah merah
 Kekurangan gizi atau malnutrisi
 Konsumsi air yang berlebihan

Beberapa jenis penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan hemaokrit, yaitu:

 Penyakit jantung atau paru


 Dehidrasi atau kekurangan cairan
 Polisitemia vera
 Hipoksia (keadaan rendah oksigen sehingga tubuh berupaya dengan meningkatkan sel darah merah)

HAL TERKAIT

Pemeriksaan hematokrit dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah vena. Pengambilan darah
dilakukan dengan menggunakan jarum suntik. Darah yang sudah terambil akan dimasukan ke dalam wadah khusus.
Pemeriksaan dilakukan dengan sentrifugasi (memutar sampel dengan kecepatan tinggi). Dengan sentrifugasi, sel darah
merah akan terpisah dengan komponen darah lainnya. Komponen sel darah merah ini yang digunakan untuk menghitung
hematokrit. Hematokrit juga dapat diukur dengan mengalikan hemoglobin dengan angka 3.

Untuk melakukan pemeriksaan hematokrit, tidak diperlukan persiapan khusus dari pasien. Saat dilakukan pengambilan
darah, akan menimbulkan sedikit rasa nyeri. Umumnya, proses pengambilan darah sangat aman. Namun, setiap tindakan
tetap memiliki komplikasi. Beberapa komplikasi tersebut yaitu perdarahan sulit berhenti, memar (darah masuk ke dalam
kulit), atau infeksi.

2.3 Pemeriksaan hemoglobin

.Pemeriksaan Hb saja tidak cukup, karena pemeriksaan tersebut merupakan pemeriksaan yang hanya dapat menentukan
konsenstrasi Hb pada komponen darah. Pemeriksaan Hb tidak bisa digunakan sebagai pemeriksaan tunggal untuk
mendeteksi adanya kelainan dan tingkat kelainan yang berhubungan dengan darah dan komponennya, seperti keadaan
anemia, infeksi dan lain-lain.
Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan Hematologi Lengkap.
Pemeriksaan Hematologi Lengkap merupakan pemeriksaan yang terdiri dari darah lengkap dan hitung jenis dimana
pemeriksaan ini dikerjakan untuk menunjang diagnosis penyakit.
Leukosit

 Fungsi leukosit / Sel darah putih adalah untuk melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan virus.
 pemeriksaan leukosit dilakukan untuk mengetahui kelainan sel darah putih yang bertanggung jawab terhadap
imunitas tubuh, evaluasi infeksi bakteri dan virus, proses metabolik toksik dan diagnosis keadaan Leukimia.
 Nilai Normal : 4,80-10,8 (103/µl)

Eritrosit

 Fungsi eritrosit / sel darah merah adalah membawa oksigen keseluruh tubuh.
 pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan anemia, polisitemia, (Peningkatan jumlah eritrosit, Hb atau
Hematokrit)
 Kehilangan 30-40 % eritrosit dengan penurunan Hb < 6 g/dL memerlukan transfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai