Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA KLINIK

‘’ STUDI KASUS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI LENGKAP ‘’

DOSEN :

Mirfaidah Nadjamuddin, M.Si.

Di Susun Oleh :

Aprilyana Dwi Ariesta

B1A119175

D / 2019

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pemeriksaan Hematologi

Lengkap ” ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi

salah satu tugas individu mata kuliah Kimia Klinik semester Lima pada

Program Studi S-1 farmasi. Kami berharap makalah ini dapat memberikan

informasi dan manfaat mengenai Pemeriksaan Hematologi Lengkap.

Makassar, 07 November 2021

Penyusun
Pemeriksaan darah lengkap adalah tes darah yang dilakukan untuk

mengetahui jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit dalam tubuh

Anda. Jumlah sel darah dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda sehingga bisa

membantu dokter dalam menentukan diagnosis dan pengobatan.

Darah merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting bagi manusia.

Di dalam darah terkandung berbagai macam komponen, baik komponen cairan

berupa plasma darah, maupun komponen padat berupa sel-sel drah. Darah merupakan

cairan tubuh yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yang bersirkulasi dalam

jantung dan pembuluh darah. Darah membawa oksigen dan nutrisi bagi seluruh sel

dalam tubuh serta mengangkut produk-produk hasil metabolisme sel. Darah berada di

dalam suatu pembuluh darah arteri maupun vena, dan merupakan sebagian sistem

organ tubuh manusia yang berperan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Di dalam darah mengandung sel-sel darah serta cairan yang disebut plasma

darah yang berisi berbagai zat nutrisi maupun substansi lainnya. Sekitar 55% darah

merupakan komponen cairan atau plasma, sisanya yang 45% adalah komponen sel-sel

darah merah atau eritrosit yaitu sejumlah 41%.

Hematologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah dan

gangguan pada darah. Dengan ilmu hematologi, dokter dapat mendiagnosis dan

mengobati berbagai kelainan darah, seperti anemia, gangguan pembekuan darah,

hemofilia, dan leukimia.


A. Hasil pemeriksaan hematologi lengkap pada perempuan berusia 58 tahun 9

bulan

 Hemoglobin

Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb).

Sintesis hemoglobin dalam sel darah merah berlangsung dari eritroblas sampai

stadium perkembangan retikulosit. Fungsi utama hemoglobin adalah transpor

oksigen dan karbon dioksida. Konsentrasi hemoglobin darah diukur berdasarkan

intensitas warnanya dengan menggunakan fotometer dan dinyatakan

hemoglobin/seratus mililiter darah (g/100ml) atau gram/desiliter (g/dL). Pada

nilai rujukan, kadar hemoglobin dalam darah perempuan dewasa yaitu 11.7 – 15.5

g/dL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 11.6 g/dL. Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil hemoglobin yang normal.

 Hematokrit

Hematokrit adalah perbandingan sel darah merah terhadap volume

darah total, yanh disajikan dalam presentase (%). Tinggi rendahnya nilai

hematokrit dan hemoglobin dapat disebabkan oleh berbagai farkot. Misalnya,

atlet yang berada pada status dehidrasi akan mengalami perubahan nilai

hematokrit menjadi lebih tinggi karena volume plasma yang menurun

sehingga konsentrasi hematokrit dalam darah meningkat. Tingginya jumlah

sel darah juga dapat menyebabkan perubahan nilai hematokrit.


Jika hasil tes menunjukkan level hematokrit rendah atau di bawah

rentang normal, maka hal ini menandakan bahwa jumlah sel darah merah di

dalam tubuh sedang berkurang. Hematokrit rendah atau dikenal juga dengan

isitilah anemia merupakan pertanda dari berbagai jenis gangguan pada tubuh.

Beberapa kondisi yang ditandai dengan rendahnya hematokrit yaitu anemia

defisiensi besi, anemia defisiensi B12 dan folat, dan penyakit peradangan

kronis. Sedangkan kadar hematokrit tinggi biasa dialami oleh orang yang

hidup di ketinggian dan perokok berat. Tingginya kadar hematokrit dapat

menunjukkan penyakit seperti penyakit jantung bawaan dan dehidrasi. Pada

nilai rujukan kadar hematokrit dalam darah perempuan dewasa yaitu 35-47 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 37.2 %. Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil hematokrit yang normal.

 Eritrosit

Eritrosit adalah sel terbanyak di dalam darah. Sel ini mengandung

senyawa protein yaitu globin yang dikonjugasikan dengan pigmen hem

membentuk hemoglobin. Salah satu fungis eritrosit yaitu sebagai transportasi

oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Kadar eritrosit yang rendah dikarenakan

(1) anemia yaitu rendahnya kadar hemoglobin sehingga kadar oksigen pun

menurun, (2) kehilangan darah, (3) gangguan sum-sum tulang, (4) kanker.

Sedangkan apabila kadar eritrosit tinggi dapat menunjukkan adanya penyakit

polycythemia vera, penyakit jantung bawaan, penyakit paru-paru. Pada nilai

rujukan kadar eritrosit dalam darah perempuan dewasa yaitu 3.8 – 5.2 106/µL.
Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 5.02. Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil eritrosit yang normal.

 MCV

MCV (Mean Corpuscular Volume) yaitu perhitungan ukuran rata-rata

sel darah merah. Nilai MCV yang terlalu tinggi dapat mengindikasikan

kekurangan vitamin B12 atau folat dalam darah, penyakit hati kronis, alkohol,

dan kemoterapi sitotoksik. Jika terlalu rendah, dapat mengindikasikan bahwa

seseorang mengidap salah satu jenis anemia, misalnya anemia gizi kronik,

talasemia, anemia karena penyakit kronik dan keracunan plumbum. Pada nilai

rujukan kadar MCV dalam darah perempuan dewasa yaitu 80 – 100 fL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 74.1 fL. Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil MCV yang normal.

 MCH

MCH (Mean corpuscular Haemoglobin) merupakan nilai yang

mengindikasikan berat rata-rata hemoglobin di dalam sel darah merah, yang

menentukan kuantitas warna (normokromik, hipokromik, hiperkromik) dari

sel darah merah. Penurunan MCH terjadi pada pasien anemia mikrositik dan

anemia hipokromik sedangkan peningkatan MCH terjadi pada pasien anemia

defisiensi besi. Pada nilai rujukan kadar MCH dalam darah perempuan

dewasa yaitu 26 – 34 pg.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 23.1 pg. Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil MCV yang normal.


 MCHC

MCHC (Mean Corpuscular Haemoglobin Concentration) adalah

konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah. Menghitungnya adalah

dengan membagi nilai Hb dengan nilai Ht. Nilai MCHC rendah terjadi pada

anemia kurang besi. Nilai MCHC meningkat melebihi batas normal dapat

disebabkan oleh anemia makrositik yaitu keadaan diaman tubuh kekurangan

sel darah merah dan sel darah merah berukuran lebih besar dari pada

seharusnya umumnya disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 atau asam

folat. Pada nilai rujukan kadar MCHC dalam darah perempuan dewasa yaitu

32 – 36 g/dL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 31.2 g/dL Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil MCHC yang normal.

 RDW-CV

RDW atau RDW-CV (Red Cell Distribution Width) merupakan

parameter penghitung coulter yang mencerminkan varian ukuran sel darah

merah. RDW yang lebih tinggi menandakan variasi volume atau ukuran sel

darah merah yang lebih besar. Pada nilai rujukan kadar RDW-CV dalam

darah perempuan dewasa yaitu 11.5 – 14.5 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 17.1 %. Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil RDW-CV yang tinggi


artinya ukuran atau volume sel darah merah pada pasien lebih besar yang

menunjukkan pasien mengalami anemia makrositik.

 Trombosit

Trombosit adalah keping-keping darah. Ukurannya lebih kecil

dibandingkan dengan eritrosit dan leukosit. Trombosit adalah fragmen sel

yang berbentuk tidak teratur yang bersirkulasi dalam darah sampai aktif dalam

pembekuan darah atau dikeluarkan oleh limpa. Tromositopenia adalah kondisi

tingkat trombosit yang rendah dan meningkatkan risiko pendarahan.

Sebaliknya, tingkat trombosit (trombositemia) yang tinggi meningkatkan

risiko pembekuan darah yang tidak tepat. Pada nilai rujukan kadar trombosit

dalam darah perempuan dewasa yaitu 150 – 440 103/µL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 17.1 103/µL.

Hal tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil trombosit yang

normal.

 Leukosit

Leukosit merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang

berfungsi untuk menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus, jamur,

bakteri, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Leukosit/

sel darah putih diproduksi oleh sum-sum tulang dan diedarkan keseleuruh

tubuh melalui aliran darah. Leukosit yang tinggi/leukositosis adalah kondisi

seseorang memliki jumlah sel darah putih terlalu banyak. Leukositosis dapat

disebabkan karena peradangan, infeksi alergi, hingga kanker darah.


Sedangkan leukosit yang rendah umumnya disebabkan oleh infeksi virus yang

mengganggu kerja sum-sum tulang dan memengaruhi jumlah sel darah putih.

Kondisi yang menyebabkan sel darah putih rendah yaitu infeksi, kelainan

bawaan, gangguan autoimun, efek samping obat, dan mainutrisi. Pada nilai

rujukan kadar leukosit dalam darah perempuan dewasa yaitu 3.6 - 11 103/µL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 8.7 103/µL.

Hal tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil trombosit yang

normal.

 Basofil

Basofil merupakan jenis leukosit yang jumlahnya paling sedikit yaitu

kira-kira kurang dari 2% dari jumlah keseluruhan leukosit. Basofil

mengandung berbagai enzim, heparin, dan histamina. Kadar basofil dapat

meningkat jika terdapat gangguan pembentukan sel darah. Basofil berperan

dalam reaksi hipersensitivitas yang berhubungan dengan imunoglobulin (igE).

Kadar basofil yang rendah dapat disebabkan karena adanya infeksi kuman,

virus, dan parasit hal tersebut terjadi ketika sistem kekebalan tubuh sudah

bekerja terlalu kuat untuk melawan infeksi. Beberapa contoh penyakit

autoimun yang dapat menyebabkan jumlah basofil meningkat, yaitu

rheumatoid arthritis dan penyakit radang usus. Pada nilai rujukan kadar

basofil dalam darah perempuan dewasa yaitu 0.0 – 1.0 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 0.6 % Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil basofil yang normal.


 Eosinofil

Eosinofil adalah sel darah putih dari kategori granulosit yang berperan

dalam sistem kekebalan dengan melawan parasit multiseluler dan beberapa

infeksi pada makhluk vertebrata. Eosinofil yang tinggi merupakan salah satu

adanya infeksi parasit, reaksi alergi, dan kanker. Sedangkan eosinofil yang

rendah maka fungsi imun tubuh akan terganggu. Eosinofil rendah terjadi

akibat konsumsi alkohol dan produksi hormon stres yang berlebihan. Pada

nilai rujukan kadar eosinofil dalam darah perempuan dewasa yaitu 2.0 – 4.0

%.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 2.2 % Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil eosinofil yang normal.

 Neutrofil

Neutrofil adalah leukosit yang memiliki lobus inti 3-5 yang saling

berhubungan dengan benang kromatin dan sitoplasma. Neutrofil bersifat

fagositosis yaitu memakan mikroorganisme asing seperti bakteri. Neutrofil

berfungsi sebagai garis pertahanan tubuh terhadap zat asing terutama terhadap

bakteri. Bersifat fagosit dan dapat masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi.

Peningkatan jumlah neutrofil disebut neutrofilia. Neutrofilia dapat terjadi

karena respons fisiologik terhadap stres, mislanya karena olahraga, cuaca

yang ekstrem, perdarahan atau hemolisis akut, melahirkan, dan stres emosi

akut. Keadaan patologis yang menyebabkan neutrofilia di antaranya infeksi

akut, radang atau inflamasi, kerusakan jaringan, gangguan metabolik,


apendisitis, dan leukemia mielositik. Sedangkan penurunan jumlah neutrofil

disebut neutropenia. Neutropenia ditemukan pada penyakit virus,

hipersplenisme, leukemia, granolositosis, anemia, dan pengaruh obat-obatan. .

Pada nilai rujukan kadar neutrofil dalam darah perempuan dewasa yaitu 50.00

– 70.0 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 62.7 % Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil neutrofil yang normal.

 Limfosit

Limfosit adalah leukosit mononuclear dalam darah perifer. Limfosit

memiliki 2 jenis yakni limfosit T dan limfosit B. Limfosit B berfungsi untuk

menghasilkan antibodi igA, igM, igE, dan igD sedangkan limfosit T

bertanggung jawab atas repons kekebalan seluler dengan cara membentuk sel

reaktif dengan antigen. Fungsi lain dari limfosit T adalah untuk menjinakkan

radikal bebas dalam aliran darah maupun dalam kelenjar limfatik. Jumlah

limfosit yang rendah dapat disebabkan oleh infeksi (HIV, malaria, TBC),

penyakit autoimun, kanker, efek samping obat kanker, anemia aplastik, cacat

bawaan, kekurangan nutrisi tertentu, dan penyakit ginjal/saluran pencernaan.

Sedangkan kadar limfosit yang tinggi biasanya pertanda adanya infeksi,

termausk yang disebabkan oleh virus/bakteri. Pada nilai rujukan kadar

limfosit dalam darah perempuan dewasa yaitu 25.00 – 40.0 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 26.4 % Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil limfosit yang normal.


 Monosit

Monosit berukuran lebih besar daripada neutrofil. Monosit memiliki

peran yang penting yakni sebagai ekskresi enzim, kematangan sel,

berinteraksi dengan immunogens. Monosit juga memliki peran sebagai fagosit

seperti menyingkirkan zat kontaminan, sel yang cedera dan mati, puing-puing

sel dan mikroorganisme patogenik. Kadar monosit tinggi atau monositosis

dapat disebabkan oleh penyakit-penyakit yaitu autoimun seperti lupus,

rheumatoid arthritis, kolitis ulseratif, radang usus, dan jantung. Pada nilai

rujukan kadar monosit dalam darah perempuan dewasa yaitu 2.0 – 8.0 %.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 8.1 % Hal

tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil monosit di ambang batas

maksimal normal artinya pasien tersebut mungkin mengalami penyakit

autoimun.

 LED

LED (Laju Endap Darah) merupakan kecepatan mengendapnya

eritrosit dari sampel darah yang akan diperiksa dalam suatu alat tertentu yang

dinyatakan dalam satuan milimeter per jam (mm/jam). Hasil LED yang

rendah mungkin menandakan polisitemia, anemia sel sabit, dan leukositosis.

Sedangkan hasil LED yang tinggi mungkin menandakan adanya infeksi,

penyakit peradangan atau autoimun, seperti rheumatoid arthritis, demam

rematik, penyakit pembuluh darah, serta inflammatory bowel disease. Pada


nilai rujukan kadar LED dalam darah perempuan dewasa yaitu 0 – 30

mm/jam.

Berdasarkan hasil pemeriksaan pasien didapatkan hasil 40 mm/jam

Hal tersebut menandakan bahwa pasien mempunyai hasil LED yang tinggi

artinya pasien tersebut mungkin mengalami adanya infeksi, penyakit

peradangan atau autoimun, seperti rheumatoid arthritis, demam rematik,

penyakit pembuluh darah, serta inflammatory bowel disease.


B. KESIMPULAN

Dari hasil pemeriksaan hematologi lengkap didapatkan hasil bahwa

nilai kadar Hemoglobin, Hematokrit, Eritrosit, MCV, MCH, MCHC, Trombosit,

Leukosit, Basofil, Eosinofil, Neutrofil, dan Limfosit dengan nilai kadar yang

normal. Sedangkan pada nilai kadar RDW-CV, Monosit, dan LED dengan nilai

kadar yang tinggi. Pada RDW-CV pasien nilai kadarnya tinggi yang kemungkinan

pasien mengalami anemia makrositik, Pada Monosit nilai kadarnya di ambang

batas maksimal normal artinya pasien tersebut mungkin mengalami penyakit

autoimun, sedangkan pada LED nilai kadarnya tinggi artinya pasien tersebut

mungkin mengalami adanya infeksi, penyakit peradangan atau autoimun, seperti

rheumatoid arthritis, demam rematik, penyakit pembuluh darah, serta

inflammatory bowel disease.

Anda mungkin juga menyukai