Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENYAKIT MULUT

Layli Pinaringaning 1506668611


Kelompok F angkatan 2015

1. Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count/CBC) adalah suatu jenis pemeriksaan penyaring untuk
menunjang diagnosa suatu penyakit dana tau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit.
Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu
penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari yaitu:


1. Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai
media transport oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondiaoksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat
dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Kadar normal hemoglobin:


 Lelaki dewasa : 14-17.5 gram/dl
 Perempuan dewasa : 12.3-15.3 gram/dl

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak
penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan
sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll). Sedangkan
kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi
dan perokok dan juga beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.

2. Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam
100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar
40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%. Seperti telah ditulis di atas,
bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan
penurunan hematokrit terjadi pada penyakit- penyakit yang sama.

3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)


Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah. Penurunan kadar leukosit bisa
ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan
peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis,
perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll

4. Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses
pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi
trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol). Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan.
Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam
berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)


Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi
sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan
membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria
berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul
darah. Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru
obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang
rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker
dan lupus, dll.

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)


Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana
ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :

a. MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu
volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl).
Cara hitung:

Nilai normal = 82-92 fl

b. MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata


(HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg).
Cara hitung:

Nilai normal = 27-31 pg

c. MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin


Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit,
dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”).
Cara hitung:

Nilai normal = 32-37 %

7. Laju Endap Darah


Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi
eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang
tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis,
kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress
fisiologis (misalnya kehamilan). International Commitee for Standardization in Hematology
(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan
LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe
sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : laki-laki : 0 – 15 mm/jam, perempuan : 0 – 20
mm/jam

8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat
lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan
patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis
leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses
penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis
sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%)
dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
1) Neutrofil: merupakan sel darah putih yang paling banyak dan merespons dengan cepat
terhadap infeksi. Nilai normalnya adalah 41–78%. Apabila neutrofil diatas normal,
menunjukan adanya infeksi, inflamasi, kerusakan jaringan, stress, adanya adrenal acute
haemorrhage. Apabila neutrophil dibawah normal, menunjukan adanya
agranulositosis, drug induced – neutropenia, infeksi virus, penyakit kolagen vaskular.
2) Limfosit: merupakan sel darah putih yang berupa Sel B, Sel T, dan Sel Killer. Nilai
normalnya adalah 23–44%. Apabila nilai diatas normal, menunjukan adanya infeksi
virus, mononucleosis, infeksi limfositosis, hypoadrenalism, hipotiroid. Apabila nilai
dibawah normal menunjukan imunodefisiensi, adrenal-corticosteroid exposure, severe
debilitating illness, defects in lymphatic circulation.
3) Eosinofil: Mengukur jumlah atau persentase eosinofil, yang terlibat dalam respons
asma atau alergi. Nilai normalnya adalah 0-4%.
4) Monosit: Mengukur jumlah atau persentase monosit, yaitu sel darah putih yang keluar
dari darah dan bersirkulasi masuk ke jaringan, kemudian mengalami maturasi menjadi
makrofag. Nilai normalnya adalah 0–7%
5) Basofil: Mengukur jumlah atau persentase basofil, yang terlibat dalam respons alergi.
Nilai normalnya adalah 0–2%. Meningkat pada terjadinya diskrasia darah.

9. Platelet Disribution Width (PDW)


PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada
sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan
trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil. Nilai normalnya adalah 8.3% to 56.6%.
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat
mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia
defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil
RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.
Cara hitung:

Nilai normal = 11.5-14.5 (CV %)

2. Anamnesis pasien yang diduga memiliki kelainan darah


List pertanyaan:
1. Tanyakan identitas pasien secara lengkap
2. Riwayat penyakit sekarang
 Apa keluhan utama pasien? (kualitas, kuantitas, waktu onset, durasi, frekuensi,
kronologi, faktor yang memperberat dan memperingan keluhan, serta keluhan yang
menyertai)
 Apakah anda mengalami gejala seperti kelelahan, demam, penurunan berat badan?
 Apakah anda sering merasa lemas, lesu, lunglai?
 Apakah anda sering merasa pusing jika berdiri langsung dari keadaan duduk?
 Apakah anda pernah mengalami perdarahan, lebam, atau memar di kulit?
 Apakah pernah mengalami perdarahan spontan? Jika iya dimana lokasinya?
 Apakah anda sedang mengkonsumsi obat-obatan?
 Apa riwayat obat yang pernah dikonsumsi?
 Kapan terakhir kali Anda ke dokter gigi? Perawatan apa yang Anda lakukan?
 Apakah pernah menjalani operasi pencabutan gigi? Bagaimana perdarahan selama
atau setelah operasi? Apakah penyembuhan lukanya cepat terjadi?

3. Riwayat penyakit terdahulu


 Apakah anda memiliki riwayat mudah memar atau perdarahan berlebihan setelah
terjadi trauma atau cedera? Jika ya, kapan terjadinya? Apakah terjadi juga semasa
kanak-kanak?
 Apakah ada riwayat transfusi darah?
 Apakah ada riwayat tekanan darah tinggi/rendah?
 Apakah anda pernah masuk rumah sakit? Apakah pernah menjalani operasi?
Bagaimana penyembuhannya?
 Apakah anda memiliki riwayat penyakit dalam? Seperti penyakit darah, sakit
gula/kencing manis, sakit jantung, dll?

4. Riwayat penyakit keluarga


 Apakah anda memiliki riwayat penyakit keluarga? Seperti penyakit darah, sakit
jantung, kencing manis, darah tinggi, dll?
 Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat kelainan darah?
 Apakah ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama?

5. Riwayat kebiasaan
 Apakah anda memiliki kebiasaan merokok?
 Apakah anda memiliki kebiasaan minum alkohol?
 Bagaimana pola makan dan minum anda? Apakah rutin mengkonsumsi sayur-
sayuran dan buah? Apakah rutin mengkonsumsi daging merah? Apa makanan yang
rutin dikonsumsi sebagai sumber protein?
 Apakah anda rutin berolahraga?
 Apa kegiatan anda sehari-hari? Apakah pekerjaan anda menuntut anda untuk
beraktivitas tinggi?

Referensi:
1. Glick, Michael. Burket’s Oral Medicine. 12th ed. PMPH, USA; 2015.
2. Scully, Crispian. Medical Problems in Dentristry. 6th edition. Elsevier; London. 2010
3. Markum, editor. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta: Pusat Informasi
dan Penerbitan Bagian IPD FK UI; 2000.
4. Bashawri LA, Ahmed MA. The approach to a patient with a bleeding disorder: for the
primary care physician. J Family Community Med. 2007;14:53–58.

Anda mungkin juga menyukai