Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

KEPERAWATAN ANAK

Dosen Pembimbing : Ns. Halimah, M.Kep., Sp.Kep. An

Disusun Oleh :

Nama : Lisa Afriani

NIM : PO71200190023

Tingkat / Prodi : 2A /DIII Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

PRODI DIII JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

1. Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin atau yang sering disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari
sekian banyak tolak ukur apakah anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin adalah
suatu protein yang berada di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen.
Jadi, oksigen yang telah dihirup dan masuk ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh
hemoglobin di dalam darah untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot, tulang dan
seluruh organ tubuh.

Nilai normal

* dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL,                           *  wanita hamil 10-15 gram/dL

* wanita 12-16 gram/dL                                            * anak 11-16 gram/dL,

* baLita 9-15 gram/dL,bayi 10-17 gram/dL           * neonatus 14-27 gram/dL

 Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab


lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik,
lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat
antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya
adalah Hb < 5 gram/dL.
 Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis
kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada
penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.

2. Hematokrit (Ht)

Hematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan antara proporsi volume


sampel darah Anda dengan sel darah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan
millimeter per desiliter dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jadi
pengukuran ini bisa dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi
presentasenya berarti semakin tinggi kekentalan darahnya, atau sebaliknya. Bersama
kadar hemoglobin, kadar hematokrit biasanya dikaitkan dengan derajat anemia yang
diderita.

Nilai normal

* dewasa pria 40-54%                     * wanita 37-47%

* wanita hamil 30-46%                    * anak 31-45%, balita 35-44%

* bayi 29-54%                                   * neonatus 40-68%

Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.

Ht rendah hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal


jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan
overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.<>·
 
3. Leukosit (Hitung total)
Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias bening.
Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil, eosinofil,
neutrofil, limfosit, dan monosit.

Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, biasa muncul pada darah
setelah menjalani latihan olah raga yang berat, terkena infeksi kronis (tifus, cacingan,
TBC, dan lain-lain), atau setelah terkena luka bakar yang luas.
Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat
dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit tersebut justru
akan merusak leukosit lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika memang
yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter akan memberikan
pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit.

Ada juga yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda
kurang dari normal.

Nilai normal 4500-10000 sel/mm3

* Neonatus 9000-30000 sel/mm3       * Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3

* Anak 10 tahun 4500-13500/mm3   * ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3,

* postpartum 9700-25700 sel/mm3

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis,


anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue),
keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi,
sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa
antibiotik lainnya.

Leukosit (hitung jenis)

Darah terdiri atas komponen-komponen seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan


leukosit. Leukosit sendiri terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil (terdiri atas
neutrofil batang dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya kadar-kadar zat
penyusun leukosit tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi ada
pada neutrofil segmen dan limfosit, sementara persentase terendah ada pada eosinofil,
basofil, dan monosit. Kadangkala persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada
keadaan infeksi kronis seperti cacingan, keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi
persentase limfosit dan monosit lebih tinggi yaitu pada penyakit hati dan anemia
kronis.

Nilai normal hitung jenis

 Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)


 Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
 Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
 Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
 Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
 Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit
alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

 Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding


limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang
disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi
noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan
penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan
merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
 Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil
disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya
merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the
right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

4. Trombosit

Nilai normal

*dewasa 150.000-400.000 sel/mm3                      * anak 150.000-450.000 sel/mm3.


Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue
(DBD), anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000
sel/mm3.

5. Laju endap darah(LED)

Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan.
Sekian cc darah akan dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan dinilai pada
berapa millimeter pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan untuk menilai
berapa kecepatan eritrosit atau sel darah merah bisa mengendap dalam tabung
pengukuran yang diukur selama satu jam.

Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti
polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga
darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka
kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah
hamper sama dengan darah keseluruhan.

Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan
dan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.

Nilai normal

*dewasa pria <15 mm/jam pertama          * wanita <20 mm/jam pertama

*ansia pria <20 mm/jam pertama              * wanita <30-40 mm/jam pertama

*Wanita hamil 18-70 mm/jam pertama    * anak <10 mm/jam pertama

6. Hitung eritrosit

Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan komposisi
terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat metabolisme
makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2 (oksigen) dan CO2
(karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis seperti penyakit hati, anemia, dan
leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel darah merah. Pada pemeriksaan lanjutan,
biasanya laboratorium akan melampirkan nilai-nilai seperti MCV dan MCHC.

MC (mean cospuscular) adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit rata-rata.


Pemeriksaan ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang.
MCV atau mean cospuscular volume digunakan untuk mengukur indeks volume eritrosit
dalam darah. MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk mengukur indeks warna
pada eritrosit dalam darah. Adapun MCHC atau mean cospuscular haemoglobin
concentration  untuk mengukur indeks saturasi eritrosit dalam darah.

Nilai normal

*wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3          * pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.

*Bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3             * anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.

 Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka


bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
 Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan,
penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat
(kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
 Eritrosit
 Eritrosit
 Hematokrit

HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin

HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas      


trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated
intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI).
Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin),
streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).
1.
ANALISA DATA

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS : Mual,muntah ,anoreksia Perubahan nutrisi kurang dari
- Klien mengatakan nafsu kebutuhan
makan berkurang
- Klien mengatakan badan
terasa l emas

DO :
Hasil lab
Hematologi
Hb 14,0
Ht 42,2
-klien tampak lemas

2. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual,muntah,anoreksia
3.
RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


O Keperawatan

1. Perubahan Setelah dilakukan 1.Kaji status nutrisi 1. Menyediakan


nutrisi kurang tindakan  Perubahan berat badan data dasar untuk
dari kebutuhan keperawatan 3x24  Pengukuran memantau
jam ,asupan nutrisi antrometrik perubahan dan
terpenuhi dengan  Nilai laboratorium mengevaluasi
kriteria hasil : (elektron serum Intervensi.
 BB stabil ,kreatinin,protein,transf 2.Pola diet
 Mual erin dan kadar besi dahulu dan
muntah 2.kaji pola diet nutrisi pasien sekarang dapat
tidak ada  Riwayat diet dipertimbangkan

 Makanan kesukaan dalam menyusun


menu
 Hitung kalori
3. Menyediakan
3.Kaji faktor yang berperan
informasi
dalam merubah mesukan
mengenai faktor
nutrisi.
lain yang dapat
diubah
 Anoreksia,
dihilangkan
mual/muntah,
untuk meningkat
 Diet yang tidak
masukkan diet
menyenangkan bagi
4. Mendorong
pasien
peningkatan
 Depresi
masukkan diet
 Kurang memahami
5.Protein
pembatasan diet
lengkap
 Stomatitis diberikan untuk
 Menyediakan makanan mencapai
kesukaan pasien dalam keseimbangan
batas batas diet nitrogen yang
 Tingkatkan masukan diperlukan untuk
protein yang pertumbuhan
mengandung nilai dan
biologis tinggi seperti : penyembuhan
telur, pruduk susu, 6.Untuk
daging, memantau status

 Timbang berat badan cairan dan

tiap hari. nutrisi.

4.Evaluasi
 Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis yang tinggi
 Memilih makanan yang menimbulkan nafsu makan dalam batasan diet
 Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet
 Mematuhi medikasi sesuai dengan jadwal untuk mengatasi anoreksia dan tidak
menimbulkan rasa kenyang
 Menjelaskan dengan kata kata sendiri rasinal pembatasan diet dan hubungan dengan
kadar kreatinin dan urea
 Mengkosulkan daftar makanan yang dapat direrima
 Melaporkan peningkatan nafsu makan
 Menunjukan tidak adanya perlambatan / penurunan berat badan yang tempat
 Menunjukan turgor kulit yang normal/tanpa oedema, kadar albumin, plasma dapat
diterima

Anda mungkin juga menyukai