Anda di halaman 1dari 8

‘’ PERAWATAN WSD ‘’

Disusun untuk menyelesaikan tugas KMB I

Dosen pembimbing : Ismail Fahmi, M.Kep.,Ners.,Sp.Kep.MB

Disusun oleh :

NAMA : Lisa Afriani


NIM : PO71200190023
PRODI /TINGKAT : DIII Keperawatan / II A

PRODI D-III JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN JAMBI
KEMENTRIAN KESEHATAN 2020/202
‘’ PERAWATAN WSD ‘’

A. PENGERTIAN WSD (WATER SEAL DRAINASE )

WSD adalah sebuah kateter yang diinsersi melalui thoraks untuk mengeluarkan udara dan
cairan.( Potter& Perry, 2006 )

WSD adalah tindakan pemasangan kateter kedalam rongga thoraks dengan tujuan untuk
mengambil cairan dengan viskositas yang tinggi ataupun darah, nanah maupun udara pada
pneumothorak dan menghubungkannya dengan water seal drainage. (Prof. Dr. H. Tabrani Rab,
1998)

WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan
(darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.

Jadi kesimpulannya WSD adalah tindakan invasif yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara, cairan (darah,pus) dari rongga thorak , rongga pleura, dan mediastinum dengan cara
memasukkan selang atau tube ( pipa penghubung ) melalui atau menembus muskulus
interkostalis ke dalam rongga thoraks dan menghubungkannya dengan water seal drainage.

B. Tujuan dari tindakan WSD


- Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak
- Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
- Mengembangkan kembali paru yang kolaps
- Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
- Mengembalikan fungsi paru yaitu “mechanis of breathing”

C. Tipe atau sistem WSD


1. WSD dengan sistem satu botol
- Sistem yang paling sederhana dan sering digunakan pada pasien simple pneumothoraks
- Terdiri dari botol dengan penutup segel yang mempunyai 2 lubang selang yaitu 1 untuk
ventilasi dan 1 lagi masuk ke dalam botol
- Air steril dimasukan ke dalam botol sampai ujung selang terendam 2cm untuk mencegah
masuknya udara ke dalam tabung yang bisa menyebabkan kolaps paru
- Selang untuk ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memfasilitasi udara dari rongga
pleura keluar
- Drainage tergantung dari mekanisme pernafasan dan gravitasi
- Undulasi (gelembung udara) pada selang cairan mengikuti irama pernafasan yaitu saat :
> Inspirasi akan meningkat
> Ekpirasi menurun

2. WSD dengan sistem 2 botol


- Digunakan 2 botol ; 1 botol mengumpulkan cairan drainage dan botol ke-2 botol water seal
- Botol 1 dihubungkan dengan selang drainage yang awalnya kosong dan hampa udara, selang
pendek pada botol 1 dihubungkan dengan selang di botol 2 yang berisi water seal
- Cairan drainase dari rongga pleura masuk ke botol 1 dan udara dari rongga pleura masuk ke
water seal botol 2
- Prinsip kerjasama dengan sistem 1 botol yaitu udara dan cairan mengalir dari rongga pleura ke
botol WSD dan udara dipompakan keluar melalui selang masuk ke WSD Bisasanya digunakan
untuk mengatasi adanya cairan dan udara pada rongga dan pada efusi pleura

3. WSD dengan sistem 3 botol


- Sama dengan sistem 2 botol,hanya ditambah 1 botol untuk mengontrol jumlah hisapan yang
digunakan.
- Paling aman untuk mengatur jumlah hisapan
- Yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ke-3.
- Jumlah hisapan tergantung pada kedalaman ujung selang yang tertanam dalam air botol WSD
- Drainage tergantung gravitasi dan jumlah hisapan yang ditambahkan
- Botol ke-3 mempunyai 3 selang :
• Tube pendek diatas batas air dihubungkan dengan tube pada botol ke dua
• Tube pendek lain dihubungkan dengan suction
• Tube di tengah yang panjang sampai di batas permukaan air dan terbuka ke atmosfer
D. Jenis pemasangan atau lokasi penempatan selang WSD
1. Pleuren tube:
Adalah digunakan untuk mengeluarkan cairan / udara dari rongga pleura, untuk mengembalikan
tekanan negative intra pleura, memungkinkan terjadinya ekspansi paru setelah adanya cairan
transudat (infeksi) dan eksudat (trauma).
Area pemasangan tube pada pleura yaitu pada:
• Bagian apex paru (apical)
anterolateral interkosta ke 1-2
fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
• Bagian basal
postero lateral interkosta ke 8-9
fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura
2. Mediastinal Tube :
Adalah digunakan untuk mengalirkan cairan dari rongga mediatinum setelah operasi
jantung atau operasi lain di mediastinum.

E. Indikasi pemasangan WSD


1. Pneumothoraks :
 Spontan > 20% oleh karena rupture bleb
 Luka tusuk tembus
 Kerusakan selang dada pada sistem drainase
2. Hemopthorak:
 Robekan pleura/trauma
 Kelebihan antikoagulan
 Pasca bedah thorak (Thorakotomy)
3. Efusi pleura: penumpukan cairan non fisiologis yang berlebih
4. Emfisema: ketidak elastisan paru karena penyakit obstruktif.
F. Komplikasi pemasangan WSD
• Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia
• Komplikasi sekunder : infeksi

G. Persiapan tindakan WSD


a. Pengkajian pasien
- Memeriksa kembali instruksi dokter
- Mengecek inform consent
- Mengkaji status pasien; TTV dan status pernafasan
b. Persiapan pasien
1. Siapkan pasien
2. Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :
- Tujuan tindakan
- Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD: Posisi klien dapat duduk atau berbaring
- Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi
- Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena
c. Persiapan alat
- Sistem drainage tertutup
- Motor suction
- Slang penghubung steril
- Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, bistury/silet, trokart, cairan antiseptic,
benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan, spuit 10cc dan 50cc, kassa.
- NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker
d. Pelaksanaan
Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan dengan
baik , dan perawat member dukungan moril pada pasien
Cara Pemasangan Wsd
1. Tentukan tempat pemasangan, biasanya pada sela iga ke IV dan V, di linea aksillaris anterior
dan media.
2. Lakukan analgesia / anestesia pada tempat yang telah ditentukan.
3. Buat insisi kulit dan sub kutis searah dengan pinggir iga, perdalam sampai muskulus
interkostalis.
4. Masukkan Kelly klemp melalui pleura parietalis kemudian dilebarkan.
5. Masukkan jari melalui lubang tersebut untuk memastikan sudah sampai rongga pleura /
menyentuh paru.
6. Masukkan selang ( chest tube ) melalui lubang yang telah dibuat dengan menggunakan Kelly
forceps
7. Selang ( Chest tube ) yang telah terpasang, difiksasi dengan jahitan ke dinding dada
8. Selang ( chest tube ) disambung ke WSD yang telah disiapkan.
9. Foto X- rays dada untuk menilai posisi selang yang telah dimasukkan.
e. Tindakan perawatan pasca pemasangan WSD
1. Perhatikan undulasi pada selang WSD, bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi
antara lain :
- Motor suction tidak berjalan
- Slang tersumbat
- Slang terlipat
- Paru-paru telah mengembang
- Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem drainage,
2. Amati tanda-tanda kesulitan bernafas
3. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar
4. Cek batas cairan seal dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan
serta pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air
5. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg
keluar
6. Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama
7. Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan
8. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang
terlipat
9. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi
10. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
11. Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang
12. Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran
13. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan
14. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efekti
15. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
16. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD
17. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada
persendian bahu daerah pemasangan WSD

f. Perawatan pada klien yang menggunakan WSD


1. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena & TTV
stabil
2. Observasi adanya distress pernafasan
3. Observasi :
- Pembalut selang dada:
Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah
- Sistem drainage :
o Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien
o Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang
- Tipe & jumlah drainase cairan:
o Catat warna dan jumlah drainase, TTV & warna kulit
o Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan

4. Posisikan klien :
- Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak)
- Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)
5. Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drainase utuh dan menyatu
6. Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien. Rekatkan dengan plester
7. Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari puncak matras sampai ruang
drainase. Jika selang dada mengeluarkan cairan, tetapkan waktu bahwa drainase dimulai pada
plester perekat botol drainase pada saat persiaan botol atau permukaan tertulis sistem komersial
yang sekali pakai
8. Urut selang jika ada obstruksi
9. Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan klien
Cara mengganti botol WSD:
 Siapkan set botol yang baru
 Botol diisi cairan aquadest ditambah desinfektan
 Selang WSD di klem dulu
 Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
 Amati undulasi dalam slang WSD
Pencabutan selang WSD:
Indikasi pengangkatan WSD adalah bila :
 Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :
- Tidak ada undulasi
- Cairan yang keluar tidak ada
- Tidak ada gelembung udara yang keluar
- Kesulitan bernafas tidak ada
- Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara
- Dari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara

Anda mungkin juga menyukai