Anda di halaman 1dari 27

PEMERIKSAAN DARAH

Nesti Wisendri
Darah merupakan sel yang berbentuk cair yang terdiri atas dua
Darah
bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari
tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Perbandingan
volume darah dengan berat badan adalah 1:12, atau sekitar 5
liter.

Darah terdiri dari beberapa bagian:


 Plasma adalah mengatur keseimbangan osmosis darah
didalam tubuh.
 Sel darah merah Sel darah merah (eritrosit) berfungsi
mengangkut atau mengedarkan oksigen dan karbon
dioksida
 Sel darah putih (leukosit) berfungsi dalam pertahanan dan
kekebalan tubuh.
 Trombosit ( platelo ) keping darah yang bertugas mencegah
kebocoran yang terjadi di pembuluh darah, yang
disebabkan oleh sel darah putih yang menerobos keluar.
Fungsi darah

 Mengedarkan sari makanan (nutrisi) dari sistem pencernaan


 makanan ke seluruh sel-sel tubuh
 Transportasi oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh, dan
 transportasi karbon dioksida dari sel-sel seluruh tubuh ke paru-paru
 Pengangkutan sisa metabolisme dari sel-sel tubuh ke organ ekskresi
 (pengeluaran)
 Pengangkutan hormon dari kelenjar endokrin ke sel-sel atau jaringan
 target
 Membantu keseimbangan cairan tubuh
 Membantu dalam mengatur suhu tubuh
Leukemia

Pada leukemia, produksi sel darah putih


melebihi batas normal. Halini disebabkan oleh
pertumbuhan abnormal pada jaringan yang
memproduksi sel-sel darah. Leukemia dapat
disebabkan oleh infeksi virus,terkena sinar radio
aktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor
keturunan (genetik). Penderita leukimia memiliki
ciri-ciri pucat, lesu, demam, dan pendarahan.
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Penilaian dasar komponen sel darah

memonitor kesehatan umum/ pemeriksaan


rutin
menunjang diagnosa suatu penyakit
melihat respon tubuh terhadap suatu
penyakit/ infeksi
melihat kemajuan/ respon terapi pasien
yang menderita penyakit infeksi.
HEMOGLOBIN
 Hemoglobin adalah molekulolekul protein dalam sel darah
merah yang kaya akan zat besi
 Setiap orang harus memiliki sekitar 15 gram hemoglobin per
100 ml darah dan jumlah darah sekitar lima juta sel darah
merah per millimeter darah.

Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gm/dL)

Bayi baru lahir 17 – 22


Bayi umur 1 minggu 15 – 20
Bayi umur 1 bulan 11 – 15
Anak-anak 11 – 13
Pria dewasa 14 – 18
Wanita dewasa 12 – 16
Ibu Hamil 11,0
Pria lanjut usia 12.4 – 14.9
Wanita lanjut usia 11.7 – 13.8
Tujuan :
 Pemeriksaan hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemiadan
penyakit ginjal. Peningkatan hemoglobin dapat menunjukan indikasi
adanya dehidrasi, penyakit paru-paru obstruksi menahun, gagal jantung
kongestif dan lain-lain.

Bahan Pemeriksaan : Darah kapiler atau darah vena dan darah tepi.
Prinsip Pemeriksaan :
 Mengukur kadar HB berdasarkan warna yang terjadi akibat perubahan Hb
yang menjadi asam hematin oleh adanya HCl 0,1
Hematokrit
 Hematokrit merupakan ukuran
yang menentukan banyaknya 1.Hematokrit Mikro
jumlah sel darah merah dalam  Tujuan : Utk mengetahui Nilai Ht seseorang
100 ml darah yang dinyatakan dlm vol %
dalam persent (%). Nilai normal
 Prinsip : Darah dengan anticoagulant
hematokrit untuk pria berkisar
(heparin) dimasukkan ke dalam pipet kapiler
40,7% - 50,3% sedangkan untuk
wanita berkisar 36,1% - 44,3%. kemudian dipusing dalam waktu 3–5 menit dengan

kecepatan 16.000 rpm sehingga sel-sel terpisah dalam

keadaan memadat, prosentase pemadatan sel terhadap

volume darah semula dicatat sebagai hasil px dalam

vol%
2. Hematocrit Makro
Prinsip :

 Darah dengan anticoagulant Na2EDTA dimasukkan ke dalam


tabung wintobe kemudian dipusing 3000 rpm selama 30 menit
sehingga sel-sel terpisah dalam keadaan memadat, prosentase
pemadatan sel terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil
px dalam vol%
Intepretasi Hasil Pemeriksaan

 nilai Hct merupakan indikator anemia (karena


berbagai sebab), reaksi hemolitik, leukemia, sirosis,
kehilangan banyak darah dan hipertiroid.

 Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami


anemia sedang hingga parah.

 nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi,


kerusakan paru-paru kronik, polisitemia dan syok.
LEUKOSIT
(WHITE BLOOD CELL / WBC)

Leukosit atau sel darah putih adalah unit mobile dari


sistem pelindung tubuh

Tugas utamaleukosit adalah ”memakan” kuman


penyakit dan benda-benda asing lain, seperti bakteri
yang ada di dalam tubuh. Oleh sebab itu, leukosit
dikenal sebagai fagosit
neutrofil

Granulosit eosinofl

basofl
Jenis Leukosit

Limfosit
Agranulosit
monosit
Tujuan : Untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah
Prinsip kerja :
darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit
dalam volume pengenceran tertentu dengan cara
mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah leukosit
dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume
darah.
TROMBOSIT

Trombosit (keping-keping darah) adalah fragmen


sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4 mm yang
berasal dari megakariosit.

Jumlah trombosit normal dalam darah tepi adalah sekitar


150.000-400.000 sel/mm3 pada orang dewasa dan 150.000-
450.000 sel/mm3 pada anak-anak dengan proses
pematangan selama 7-10 hari.

Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan


darah
Tujuan:
Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang
pandang

Prinsip kerja :
 Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet erytrosit
sampai tanda 101. Dilakukan dengan penambahan Magnesium
Sulfat yang berfungsi sebagai pengenceran .
Metode Pemeriksaan

1. Secara langsung

mikroskop fase mikroskop


kontras otomatis

2. Tidak langsung
yaitu dengan menghitung jumlah trombosit pada
sediaan apus darah yang telah diwarnai.
Intepretasi Hasil Pemeriksaan

 trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam


berdarah dengue, anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai
ambang bahaya pada <30.000 sel/mm

 trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit


keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga,
penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit
jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya,kecuali jika
>1.000.000 sel/mm
Eritrosit
 Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang
paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-
paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh
tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta
sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul
darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK
(penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi,
dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia,
hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus
Prinsip :

 Darah diencerkan lalu dihitung jumlah eritrosit dalam volume


tertentu dengan mengalikan terhadap faktor perhitungan,sehingga
diperoleh jumlah eritrosit dalam satuan volume darah. Pengenceran
darah dengan Hayem menyebabkan lisisnya sel selain eritrosit dan
trombosit, sehingga memudahkan pehitungan sel eritrosit , darah
diencerkan 201x dan sel eritrosit dihitung pada 5 bidang kecil.
LAJU ENDAP DARAH ATAU ERITHROCYTE
SEDIMENTATION RATE (ESR)
Laju Endap Darah (LED) adalah kecepatan
pengendapan eritrosit dari suatu sampel darah yang
diperiksa dalam suatu alat tertentu yang dinyatakan dalam
mm per jam. Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui
kecepatan pengendapan darah dalam 1 jam.

Metode Metode
pemeriksaan Westergren
Nilai Normal

PRIA
• <15mm/1 jam

Wanita
• <20mm/1 jam
pemeriksaan darah tepi
Sediaan apus darah tepi adalah suatu cara yang sampai saat ini
masihndigunakan pada pemeriksaan di laboratorium. Prinsip pemeriksaan
sediaan apus ini adalah dengan meneteskan darah lalu dipaparkan di atas objek
glass, kemudian dilakukan pengecatan dan diperiksa dibawah mikroskop. Guna
pemeriksaan apusan darah:
1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit, trombosit, dan leukosit)
2. Memperkirakan jumlah leukosit dan trombosit
3. Identifikasi parasit (misal : malaria. Microfilaria, dan Trypanosoma).
Pola Gambaran Darah Tepi pada Penderita Leukimia di
Laboratorium Klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang
 Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola GDT pada penderita
leukemia di laboratorium klinik RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang

Leukemia merupakan penyebab dari sepertiga kasus kematian pada anak dan remaja
berusia di bawah 15 tahun akibat kanker di Amerika Serikat2. Dari data riset
kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, leukemia merupakan salah satu
penyebab kematian pada anak usia 1-4 tahun di Indonesia dengan proporsi kejadian
2,9%3. Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Sanglah Bali, terdapat sekitar
23,7% kasus LLA pada anak dan 2,8% kasus LMA pada anak selama periode 2000-
20054. Penelitian lain yang dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, terdapat
sekitar 162 pasien yang mengalami leukemia dengan LLA sebesar 87%, LMA 6,2%,
LMK 2,5%, dan LLK 4,3% pada tahun 2004–20075.
Leukemia ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk
hematopoietik yang mengalami transformasi secara maligna dan
menyebabkan penekanan serta penggantian unsur sumsum tulang
yang normal. Perkembangan keganasan yang terjadi pada leukemia
akan menghasilkan abnormalitas sel leukemik dan gangguan
produksi sel darah normal7.Leukemia diklasifikasikan berdasarkan
maturitas dan jenis turunan sel seperti leukemia mieloblastik akut
(LMA), leukemia limfoblastik akut (LLA), leukemia mielositik
kronik (LMK), dan leukemia limfositik kronik (LLK)8,9.
Pemeriksaan gambaran darah tepi (GDT) pada LMA dapat
ditemukan mieloblas yang mengandung batang Auer dan
penurunan jumlah granulosit absolut. Pada LLA, GDT yang
ditemukan adalah peningkatan leukosit, limfositosis, dan
penurunan pada jumlah trombosit, neutrofil dan eritrosit.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan potong lintang.
Penelitian dilakukan selama bulan September – Desember 2013. Sampel penelitian
yang digunakan adalah pasien yang melakukan pemeriksaan GDT dan dinyatakan
menderita leukemia berdasarkan kesan pemeriksaan GDT di laboratorium klinik RSMH
pada 1 Januari 2012–31 Desember 2012.

KESIMPULAN
Pada penelitian ini, penderita leukemia lebih banyak ditemukan pada kelompok usia
31–40 tahun dan pada penderita laki-laki.

Penderita LMA banyak terdapat pada kelompok usia 31–40 tahun, LLA pada
kelompok usia 1 bulan–10 tahun, LMK pada kelompok usia 21 – 30 tahun, dan LLK
pada kelompok usia 51–60 tahun. Penderita leukemia pada laki-laki lebih banyak
ditemukan pada LMA, LLA, dan LMK dan pada LLK jumlah penderita laki-laki dan
perempuan memiliki jumlah yang sama.
Pola GDT eritrosit yang banyak ditemukan adalah normokrom normositik, pola
GDT leukosit yang banyak ditemukan pada LMA dan LLA adalah peningkatan
jumlah leukosit dan sel blas (+), pada LMK lebih banyak ditemukan
peningkatan jumlah leukosit, sel blas (+) dan dijumpai di semua tahapan
maturasi seri granulositik, dan pada LLK banyak ditemukan jumlah meningkat,
limfosit (+) dan smudge cell (+). Pola GDT trombosit yang banyak ditemukan
adalah jumlah trombosit menurun dan bentuk normal.

Angka kejadian penderita leukemia yang ditemukan berdasarkan kesan


gambaran darah tepi di laboratorium klinik RSMH yaitu penderita LMA yang
ditemukan sebanyak 21 orang (21,4%), penderita LLA sebanyak 27 orang
(27,5%), penderita LMK sebanyak 43 orang (43,9%), dan penderita LLK
sebanyak 2 orang (2%).

Dari hasil pemeriksaan darah lengkap, sebagian besar penderita leukemia


mengalami anemia, trombositopenia, leukositosis dan pada hitung jenis
leukosit paling banyak ditemukan sel blas.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai