Hematologi adalah ilmu tentang darah dan jaringan pembentuk darah yang merupakan salah satu sistem organ terbesar di dalam tubuh. Darah membentuk 6 sampai 8% dari berat tubuh total dan terdiri dari sel-sel darah yang tersuspensi di dalam suatu cairan yang disebut plasma (Sacher, Ronald A., 2004). Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi jarak jauh berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel itu sendiri. Warna merah darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbondiosida di dalamnya Darah berwarna merah terang apabila ada oksigen dan merah tua apabila tidak ada oksigen. Warnanya disebabkan oleh hemoglobin, protein pernafasan yang mempunyai besi dalam bentuk heme, tempat oksigen bergabung. Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut oksigen yang diperlukan untuk hidup di seluruh tubuh, yaitu mengangkut oksigen ke jaringan dan mengembalikan karbondioksida dari jaringan paru-paru. Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah mengandung protein khusus yaitu, hemoglobin.(A.V.Hofbrand, 1987) B. Tinjauan Umum tentang Hematokrit Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah.
Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia C. Metode Hematokrit Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu : 1. Metode makrohematokrit Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. 2. Metode mikrohematokrit Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium- oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.
C. Penetapan nilai Hematokrit cara otomatik Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata- rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %). Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan D. Nilai Rujukan
E. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan hematokrit i. Jumlah eritrosit Apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak (polisitemea) maka nilai hematokrit akan meningkat dan jika eritrosit sedikit (dalam keadaan enemi) makan nilai hematokrit akan menurun. ii. Ukuran eritrosit Faktor terpenting pada pengukuran hematokrit adalah ukuran sel darah merah dimana dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas yang tinggi maka nilai hematokrit juga akan tinggi. iii. Bentuk eritrosit Apabila terjadi kelainan bentuk (poikilositosis) maka akan terjadi trapped plasma (plasma yang terperangkap) sehingga nilai hematokrit akan meningkat. iv. Perbandingan antikoagulan dengan darah Jika antikoagulan berlebihan akan mengakibatkan eritrosit mengerut, sehingga nilai hematokrit menjadi turun. v. Tempat penyimpanan Tempat penyimpanan sebaiknya dilakukan pada suhu 4oC selama tidak lebih dari 6 jam Nilai Rujukan Golongan Usia Batas Normal Dewasa pria 40-52% Dewasa Wanita 35-47% Bayi baru lahir 44-72% Anak usia 1-3 tahun 35-43% Anak usia 4-5 tahun 31-43% Anak usia 6-10 tahun 33-45% vi. Kurang Homogen Masalah Klinis Penurunan kadar : kehilangan darah akut, anemia (aplastik, hemolitik, defisiensi asam folat, pernisiosa, sideroblastik, sel sabit), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), penyakit Hodgkin, limfosarkoma, malignansi organ, mieloma multipel, sirosis hati, malnutrisi protein, defisiensi vitamin (tiamin, vitamin C), fistula lambung atau duodenum, ulkus peptikum, gagal, ginjal kronis, kehamilan, SLE. Pengaruh obat : antineoplastik, antibiotik (kloramfenikol, penisilin), obat radioaktif. Peningkatan kadar : dehidrasi/hipovolemia, diare berat, polisitemia vera, eritrositosis, diabetes asidosis, emfisema pulmonar tahap akhir, iskemia serebrum sementara, eklampsia, pembedahan, luka bakar.