Anda di halaman 1dari 2

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.

Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan
sebagai pengatur keasaman.
Praktikum kali ini dilakukan untuk menganalisis kadar asam asetat pada produk cuka
makanan, adapun sampel yang dianalisis adalah sampel cuka makanan merk Matahari dan
Cap Lombok.
Ananlsis KadarAsam Cuka pada produk cuka makanan menggunakan metode AsidiAlkalimetri. Dalam analisis ini, kadar asam cuka ditentukan dengan metode titrasi
Alkalimetri menggunakan larutan standar sekunder Natrium Hidroksida (NaOH). Alkalimetri
merupakan penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan
baku basa yang etlah diketahui konsentrasi dan volumenya (Muchtaridi, 2006).

Natrium Hidroksida (NaOH) merupakan larutan standar sekunder yang bersifat higroskopis
sehingga perlu dilakukan standarisasi dengan larutan standar primer dengan metode yang
digunakan adalah titrasi Asidimetri. Asidimetri adalah penentuan konsentrasi larutan
basa dengan menggunaka larutan baku asam yang etlah diketahui konsentrasi
dan volumenya

Jadi, dalam analisis kadar asam cukia ini secara umum dilakukan dala 2 tahap yaitu :
1. Standarisasi larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat 0,1 N dengan metode
Asidimetri
Asam oksalat merupakan merupakan larutan standar primer yang digunakan untuk
membakukan larutan standar sekunder NaOH. Asam oksalat memenuhi syarat untuk
dapat digunakaan sebagai larutan standar primer sebab zat ini bersifat tidak mudah
berubah berat dalam penimbangan di udara dan pada titrasinya selalu sampai
terbentuk garam normalnya. NaOH perlu distandarisasi karena senyawa ini bersifat
higroskopis sehingga mudah berikatan dengan airdan bereaksi dgn CO2 di udara.
Adapun prosedur yang dilakukan yaitu sebanyak 10 ml asam oksalat 0.1 N
ditambahkan 4 tetes indikator PP (phenolftalein) kemudian dititrasi dengan NaOH
sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda yang
menandakan sebagai titik akhir titrasi. Asam Oksalat bersifat asam lemah apabila
dilakukan penambahan larutan basa kuat (NaOH) secara kontinyu maka akan terjadi
pergeseran nilai keasaman ke arah kanan/ nilai pH menjadi meningkat (basa) sehingga
pp sangat tepat digunakan sebagai indikator
Indikator PP digunakan karena pp memiliki trayek pH dari 8,0-10,0 dimana trayek
pH tersebut mendekati dengan titik ekivalen titrasi asidimetri ini, Titik ekivalen
tercapai ketika julah mol zat asam tepat habis bereaksi dengan mol zat basa, hal ini
tidak dapat diamati secara visual sehingga tetap terjadi titrasi secara kontinyu
sehingga terjadi perubahan warna merah muda (fuchsia) yang etrjadi dengan selang
waktu yang tidak lama, kondisi ini merupakan TAT telah tercapai.
Adapun reaksi yang etrjadi adalah sebagai berikut :
H2C204 (aq) + naOH (aq) --
Na2C2O4 (aq)
+ 2H2O (l)
Dari Reaksi diatas terjadi reaksi netralisasi antara larutan asam lemah H2C204 dengan

basa kuat NaOh yang meembentuk garam NaC204 dan air (H20). Garam yang
etrbentuk adalah garam yang cenderung bersifat basa.
Dari standarisasi duplo yang dilakukan didapatkan volume rata rata NaOH adalah
9,725 mL sehingga didaptkan normalitas NaOH melalui perhitungan adalah 0,1028 N
2. Penentuan Kadar Asam Asetat pada sampel cuka dengan NaOH (Alkalimetri)
Untuk melakukan pengujian penentuan kadar asam asetat terlebih dahulu dilakukan
preparasi pada sampel cuka yang akan diuji. Dipipet sebanyak 10 ml sampel asam
cuka dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml dan ditambahkan aquadest hingga tepat
tanda. Pengenceran ini dilakukan agar sampel tidak terlalu pekat sehingga tidak
menghabiskan banyak NaOH dalam jumlah yang banyak. Sampel cuka yang sudah
diencerkan kemudian dipipet sebanyak 20 ml dan ditambahkan pp sebanyak 3-4 tetes.
Kemudian dilakukan titrasi dengan NaOH hingga larutan berubah warna menjadi
merah muda(fuchsia) tetap yang menunjukkan titik akhir titrasi.
Adapun Reaksi yang etrjadi adalah
Ch3COOH + NaOH - CH3COONa + H2O
Adapun hasil yang diperoleh yaitu :
1. Sampel Cuka Merk Bunga Matahari
Hal ini ditunjukkan dengan adanya ijin BPOM yang tertera pada kemasan cuka. Pada
kemasan cuka merk Bunga Matahari tertera kadar asam asetat 25%. Berdasarkan hasil
pengujian didapatkan volume rata-rata NaOH 34,5 ml dan berdasarkan hasil
perhitungan didapatkan kadar asam asetat pada sampel merk Bunga Matahari adalah
6,495% .
Beberapa faktor kesalahan yang mungkin terjadi diantaranya :
1. Kebersihan alat-alat yang digunakan. Alat yang digunakan harus bersih dan kering
agar tidak terjadi kontaminasi dengan zat-zat sisa yang tertinggal pada alat-alat yang
digunakan.
2. Kelebihan titran sehingga volume titik akhir titrasi melebihi yang seharusnya.
3. Kesalahan praktikan pada pembacaan miniskus buret.

Muchtaridi, Sandri Justiana. 2006. KIMIA. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai