ANALISIS PROTEIN
OLEH:
KELOMPOK IV
NINGSIH ASRIAH
P07134013012
P07134013023
P07134013033
P07134013038
ANALISIS PROTEIN
1. Pengertian Protein
Protein berasal dari bahasa Yunani yang berarti yang paling utama. Protein adalah
senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan
peptida. Molekul protein mengandung Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen dan
terkadang Sulfur dan Fosfor.
2. Fungsi Protein
Fungsi utama protein dalam tubuh adalah sebagai zat pembentuk jaringan baru dan
mempertahankan jaringan yang sudah ada agar tidak mudah rusak selain itu protein
mempunyai bermacam-macam fungsi lainnya bagi tubuh, yaitu :
2.1. Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh enzim. Komponen
terbesar enzim adalah protein
2.2. Alat Pengangkut dan Alat Penyimpan
Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut
eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam
plasma darah oleh transferin.
2.3. Pengatur Pergerakan
Gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
Pergerakan flagela sperma disebabkan oleh protein.
2.4. Penunjang Mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
2.5. Pertahanan Tubuh / Imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang
dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh seperti virus, bakteria, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali
membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda
asing. Media Perambatan Impuls Syaraf Protein yang mempunyai fungsi ini
biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak
sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata. Pengendalian
Pertumbuhan Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter
bahan.
2.6. Sebagai Media Perambatan Impuls Syaraf
Protein dengan fungsi ini biasanya berbentuk reseptor misalnya rodopsin, yaitu
suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna/cahaya pada sel-sel
mata.
2.7. Sebagai Pengendalian Pertumbuhan
Protein dengan fungsi ini bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi
fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
2.8. Sebagai Bahan Bakar
Protein dengan fungsi ini dapat menjadi bahan bakar apabila energy tubuh tidak
terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
2.9. Sebagai Zat Pengatur keseimbangan
Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu
dapat menimbulkan tekanan osmotik koloid yang dapat menarik cairan dari
jaringan ke dalam pembuluh darah. Sifat amfoter protein yang dapat bereaksi
dengan asam atau basa, dapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
3. Struktur Protein
Struktur protein dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu :
2.1. Struktur Primer
Menunjukkan jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam molekul protein
(rentetan asam amino dalam suatu molekul protein).
2.2. Struktur Sekunder
Menunjukkan banyak sifat suatu protein, ditentukan oleh orientasi molekul
sebagai suatu keseluruhan, bentuk suatu molekul protein (misalnya spiral) dan
penataan ruang kerangkanya (ikatan hidrogen antara gugus N-H, salah satu residu
asam amino dengan gugus karbonil C=O residu asam yang lain).
2.3. Struktur Tersier
Menunjukkan keadaan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan tali
gabungan (interaksi lebih lanjut seperti terlipatnya kerangka untuk membentuk
suatu bulatan).
2.4. Struktur Kuartener
Menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.
4. Klasifikasi Protein
4.1. Berdasarkan bentuknya protein dikelompokkan sebagai berikut :
a. Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang
terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku. Karakteristik
protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut, mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim pencernaan.
Contoh :
-
- Keratin : jenis protein yang terdapat dalam bulu domba, sutera alam,
rambut, kuku, kulit
-
b. Protein globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut
dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu,
konsentrasi garam dan mudah denaturasi.
4.2. Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dibagi menjadi :
a. Albumin : larut dalam air terkoagulasi oleh panas.
Contoh : albumin telur, albumin serum.
b. Globulin : tak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam,
mengendap dalam larutan garam, konsentrasi meningkat.
Contoh: Ixiosinogen dalam otot.
c. Glutelin : tak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut dalam asam atau basa
encer.
Contoh : Histo dalam Hb.
d. Plolamin/Gliadin : larut dalam alcohol 70-80% dasn tak larut dalam air
maupun alcohol absolut.
Contoh : prolaamin dalam gandum.
e. Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia encer.
Contoh : Hisron dalam Hb.
f. Protamin : protein paling sederhana dibanding protein-protein lain, larut
dalam air dan tak terkoagulasi oleh panas.
Protein kojugasi : Merupakan protein sederhana yang terikat dengan bahabahan non-asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi protein
dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam plasmaplasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu kasein
dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan mineral seperti
feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya adalah zat besi,
tembaga dan seng.
4.4. Berdasarkan hasil hidrolisa total suatu protein dikelompokkan sebagai berikut :
a. Asam amino esensial
Asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh dan harus tersedia dalam
makanan yang dikonsumsi. Pada orang dewasa terdapat delapan jenis asam
amino esensial :
Lisin, Threonin, Leusin, Phenylalanin, Isoleusin, Methionin, Valin,
Tryptophan
Sedangkan untuk anak-anak yang sedang masa pertumbuhan, ditambahkan
dua jenis yaitu Histidin dan Arginin.
b. Asam amino non essensial
Asam amino yang dapat disintesa oleh tubuh, ialah :
Alanin, Tirosin, Asparagin, Sistein, Asam aspartat, Glisin, Asam glutamat,
Serin, Glutamin dan Prolin.
5. Analisis Protein
5.1. Analisa Kualitatif
a. Reaksi Xantoprotein
Reaksi ini digunakan untuk mengetahui protein yang mengandung tirosin,
fenilalanin dan triptofan.
Analisa ini dilakukan dengan ditambahkannya larutan asam nitrat pekat
dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur, terjadi endapan
putih yang dapat berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang
terjadi ialah nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul protein.
b. Reaksi Hopkins-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat direaksikan dengan
pereaksi Hopkins-Cole yang mengandung asam glioksilat. Pereaksi ini dibuat
dari asam oksalat dengan serbuk magnesium dalam air. Setelah dicampur
dengan pereaksi Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan
sehingga membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat
kemudian akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.
c. Reaksi Millon
Reaksi ini didasarkan untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan
menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh
pemanasan.
d. Reaksi Natriumnitroprusida
Reaksi ini digunakan untuk mengetahui kandungan sistein dalam protein.
Natriumnitroprusida dalam larutan amoniak akan menghasilkan warna merah
dengan protein yang mempunyai gugus SH bebas.
e. Reaksi Sakaguchi
Reaksi ini digunakan untuk mengetahui kandungan arginin. Pereaksi yang
digunakan ialah naftol dan natriumhipobromit. Pada dasarnya reaksi ini
memberikan hasil positif apabila ada gugus guanidin. Jadi arginin atau protein
yang mengandung arginin dapat menghasilkan warna merah.
f. Metode Biuret
Reaksi
ini
untuk
menunjukkan
adanya
senyawa-senyawa
yang
mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus amida yang lain.
Larutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan
CuSO4 encer. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan
timbulnya warna merah violet atau biru violet.
5.2. Analisa Kuantitatif
a. Metode Kjeldahl
Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total
pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel
didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai
sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali
dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam
larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
Penetapan Kadar Prosedur :
-
Metode Lowry
Prosedur :
Pembuatan reagen :
-
Penetapan Kadar :
-
Penyiapan Sampel
Ambil sejumlah tertentu sampel protein yang terlarut misal albumin,
endapkan dahulu dengan penambahan amonium sulfat kristal
(jumlahnya tergantung dari jenis proteinnya, kalau perlu sampai
mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein
yang mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit,
pisahkan supernatannya. Presipitat yang merupakan proteinnya
kemudian dilarutkan kembali dengan dapar asam asetat pH 5 misal
sampai 10,0 ml. Ambil volume tertentu dan lakukan penetapan
DAFTAR PUSTAKA
Afri
Erlangga,
Rifky.
2013.
Contoh
Makalah
Protein.
2013.
Makalah
Protein.
http://selidik86.blogspot.com/2013/03/makalah-
Nur.
2013.
Protein
dan
Penggolongannya.
http://fadhilahnurfadhilah.blogspot.com/2013/11/protein-dan-penggolongannya.html
diakses pada tanggal 17 Maret 2015