PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui
proses titrasi asidimetri dan alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena
pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.
Asidimetri dan alkalimetri adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap
dengan jumlah tertentu yang akan dianalisis. Proses analisis yang melibatkan
pengukuran yang seksama volume-volume suatu asam dan basa yang saling
menetralkan. ( Keenan, 1998 ; 442 ).
Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajam dan untuk itu
digunakan pengamatan dengan indikator bila ph pada titik ekuivalen, demikian
juga titik akhir titrasi akan tajam pada titirasi asam atau basa lemah, jika
penitrasian adalah basa atau asam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi
asam lebih besar dari ph berubah secara drastis bila volume titrannya. (Susanti
dan Wunas,1995 ; 103 ).
1.3 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi
Titirasi asam-basa merupakan cara yang tepat dan mudah untuk menentukan
jumlah senyawa-senyawa yang bersifat asam dan basa. Kebanyakan asam dan
basa organik dapat dititrasi dalam larutan berair, tetapi sebagian senyawa itu
terutama senyawa organik tidak larut dalam air. Namun demikian umumnya
senyawa organik dapat larut dalam pelarut organik, karena itu senyawa organik
itu dapat ditentukan dengan titrasi asam basa dalam pelarut inert. Untuk
menentukan asam digunakan larutan baku asam kaut misalnya HCl, sedangkan
untuk menentuan basa digunakan larutan basa kuat misalnya NaOH. Titik akhir
titrasi biasanya ditetapkan dengan bantuan perubahan indikator asam basa yang
sesuai atau dengan bantuan peralatan seperti potensiometri, spektrofotometer,
konduktometer. (Rivai,H.1990:308-310).
Natrium Hidroksida atau NaOH, atau terkadang disebut soda api merupakan
senyawa kimia dengan alkali tinggi. Sifat-sifat kimia membuatnya ideal untuk
digunakan dalam berbagai aplikasi yang berbeda. Natriumhidroksida juga
digunakan dalam pembuatan garam Natrium dan deterjen, regulasi pH, dan
sintesis organik. Ini digunakan dalam proses produksi aluminium Bayer, secara
massal Natrium hidroksida paling sering ditangani sebagai larutan berair. karena
lebih murah dan mudah ditangani, natrium hidroksida digunakan dalam banyak
skenario di mana diinginkan untuk meningkatkan alkalinitas campuran atau
untuk menetralisir asam. (Kurt dan Bittner,2005).
2.4 Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat atau asam cuka (CH3COOH) merupakan senyawa organik golongan
asam karboksilat. Asam cuka di golongkan sebagai asam lemah karena dalam air
asam cuka hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
cuka merupakan bahan baku pembuatan selulosa asetat dan polivinil asetat.
(kenaan, dkk 1984).
2.5 Aquades
Aquades merupakan air mineral yang telah diproses dengan cara destilasi
(disuling) sehingga diperoleh air murni (H2O) yang bebas mineral . Aquades
mempunyai sifat fisik dan kimia berbentuk cair, tak berwarna dan tak berbau.
Aquades memiliki berat molekul 18.02 g/mol.
2.6 Indikator Pp
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 1 Desember 2020 pukul 14.00
WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Kimia Dasar, Jurusan Teknik
Lingkungan, Universitas Tadulako, Palu.
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu buret, Erlenmeyer, gelas kimia,
neraca, gelas ukur, batang pengaduk, labu ukur, pipet tetes, corong, statif dan
klem, dan pipet gondok.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu natrium hidroksida, asam asetat,
aquades, indikator pp.
Bilas buret terlebih dahulu dengan menggunakan aquades. Timbang gelas kaca
terlebih dahulu menggunakan neraca, kemudian dimasukkan larutan NaOH 0,1 m
sebagai titran, mula-mula kita membuat larutan NaOH 0,1 m 50ml dari padatan
NaOH sebanyak 0,2 gram, padatan NaOH yang sudah diambil, dilarutkan dengan
50 ml aquades. Kemudian diaduk dengan batang pengaduk hingga padatan
tercampur rata dengan aquades dan menghasilkan larutan NaOH 0,1 m sebanyak
50 ml, kemudian diencerkan dengan aquades menggunakan labu ukur 50 ml,
dilakukan proses pengenceran dengan cara di kocok, selanjutnya dituangkan ke
dalam buret dengan menggunakan corong, kemudian diambil cuka 20%
sebanyak 5 ml ke dalam gelas ukur, kemudian dituang kedalam labu ukur 100 ml
untuk dilakukan pengenceran dengan aquades, lalu diencerkan, kemudian
diambil sebanyak 25 ml dengan menggunakan pipet gondok, dan kemudian
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan indikator pp sebanyak
3 tetes agardapat diketahui titik akhir titrasi dengan adanya perubahan warna
larutan asam cuka dari tidak berwarna menjadi pink seulas. Dilakukan sebanyak
3 kali percobaan.
BAB IV
Volume
4.2 Pembahasan
Pada proses terjadinya perubahan warna menjadi merah muda saat titrasi, larutan
baku atau titran yang digunakan adalah basa, karena pada proses ini yang
menjadi titer (larutan yang dititrasi) adalah larutan yang bersifat asam dan yang
menjadi titran bersifat basa. Untuk titer sendiri diberikan indikator PP dengan
tujuan agar kita dapat mengetahui senyawa tersebut memiliki sifat asam atau
basa.
Pada praktikum yang telah dilakukan, didapatkan haasil yang sesuai dengan
literatur dimana pada titrasi aside-alkalimetri senyawa CH3COOH terionisasi
menghasilkan ion H+ dan NaOH terurai menghasilkan ion H- membentuk
senyawa molekul H2O Ion Na+ dan CH3COO- akan membentuk garam.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan agar semua praktikan menguasai materi percobaan
titrasi asam basa. Sebaiknya harus berhati-hati dalam menggunakan larutan-
larutan yang ada di laboratorium dan dalam melakukan praktikum kali ini kita
juga harus memperhatikan ketelitian dalam mengukur volume larutan basa
(NaOH), karena volume larutan NaOH sangat mempengaruhi hasil konsentrasi
CH3COOH.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan,C.W, dkk. 1998. Kimia Untuk Universitas. Jakarta; Erlangga.
Kenaan, dkk. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 1. Edisi 6. Jakarta. Erlangga.
Susanti, S dan Yeanny Wunas. 1995. Analisis Kimia Farmasi Kuantitatif. Makassar :
LEMBAGA PENERBITAN UNHAS.
UnderwoodDanDay.1998.QuantitativeAnalysis,Diterjemahkan2001.Jakarta:Erlangga.