Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PLM

TITRASI ASAM BASA ( ASIDI ALKALIMETRI )

DISUSUN OLEH:

NAMA : DWI ALVANIA SUWANDINI

NIM : AK122038

SEMESTER/KELAS : 1/B

SHIFT/KEL : 1/4

YAYASAN BORNEO LESTARI

AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI


D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

BANJARBARU

2020

I. Tujuan
a. Mengenal titrasi Asidialkalimetri khususnya titrasi Alkalimetri yang
menggunakan NaOH sebagai titran
b. Mengetahui cara perhitungan penelitian konsentrasi pada titrasi Alkalimetri
II. Dasar Teori
1. Pengertian tentang titrasi Asidialkalimetri
Salah satu cara untuk menentukan kandungan larutan asam basa adalah melalui
titrasi asam basa. Cara ini sangat mudah diterapkan karena sederhana dan cepat
dalam penerapannya, serta akurasi dan akurasinya juga tinggi. Titrasi metode
keasaman dibagi menjadi dua bagian, yaitu metode keasaman dan metode
alkalinitas. Uji keasaman adalah metode titrasi dengan larutan asam standar
untuk menentukan alkali. Asam yang umum digunakan adalah HCl, cuka, asam
oksalat, dan asam borat. Sedangkan metode penentuan alkalinitas adalah
kebalikan dari metode penentuan keasaman, yaitu metode titrasi yang
menggunakan larutan basa standar untuk menentukan asam.
Nilai pH larutan yang dititrasi dengan pengukur pH dan pengukur alkalinitas
berubah. Misalnya, ketika larutan asam dititrasi dengan basa, pH larutan
awalnya rendah, dan selama titrasi, pH terus meningkat. Jika Anda
menggunakan pengukur pH untuk mengukur pH ini pada awal titrasi, yaitu saat
tidak ada basa yang ditambahkan dan beberapa saat setelah dimulainya titrasi,
Anda dapat memandu pH larutan melalui bagan yang disebut kurva titrasi. Jika
kami menggunakan indikator pH untuk menunjukkan akhir dari titrasi, ketika
titran menjadi setara dengan titran, indikator tersebut harus berubah warna
secara akurat untuk memastikan tidak ada kesalahan titrasi. Perubahan warna ini
harus terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak ada keraguan kapan titrasi harus
dihentikan. Jika warna berubah secara tiba-tiba (yaitu, tetesan terakhir
menghasilkan warna yang sama sekali berbeda), titik akhir dikatakan tegas atau
tajam (Harjadi, 1999).
2. Pengertian titrasi Alkalimetri
Metode basa adalah basa sesuai namanya yang berarti basa.Titrasi alkalinitas
adalah metode titrasi asam basa yang menggunakan larutan basa sebagai larutan
standar atau titran. Metode titrasi ini digunakan bila larutan analit yang akan
diuji adalah larutan asam (kuat dan lemah). Pada titrasi alkalinitas, basa sebagai
titran akan jatuh ke dalam larutan analit yang bersifat asam, sehingga
menyebabkan reaksi netralisasi. Jika jumlah mol basa reaksi sama dengan
jumlah mol asam dalam larutan analit, titik ekuivalen titrasi akan tercapai.
Selain itu, indikator titrasi tertentu akan digunakan untuk mencapai titik akhir
titrasi yang diketahui. Tahap terakhir titrasi alkalinitas adalah menentukan level
atau konsentrasi sampel. Ini ditentukan dengan perhitungan menggunakan
rumus umum titrasi, di mana jumlah mol basa sama dengan jumlah mol asam.
Dalam hal ini, kita dapat mengetahui jumlah mol alkali dengan mengalikan total
volume yang dibutuhkan untuk mencapai akhir titrasi dengan konsentrasi
larutan alkali yang diketahui.
3. Pemilihan indikator pada titrasi asidi alakalimetri
Sebelum memulai titrasi indikator asam-basa yang sesuai harus ditentukan. Titik
ekivalen reaksi, keadaan di mana sejumlah ekivalen reaktan telah bereaksi, akan
memiliki pH yang bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang
digunakan. Nilai pH pada titik ekivalen dapat diestimasi menggunakan aturan
berikut:
Asam kuat akan bereaksi dengan basa kuat membentuk larutan netral (pH = 7).
Asam kuat akan bereaksi dengan basa lemah membentuk larutan asam (pH < 7).
Asam lemah akan bereaksi dengan basa kuat membentuk larutan basa (pH > 7).
Ketika suatu asam lemah bereaksi dengan basa lemah, larutan pada titik
ekivalen akan bersifat basa jika kebasaannya cukup kuat serta bersifat asam jika
keasamannya cukup kuat. Jika keduanya sama kuat, maka pH ekivalen akan
netral. Tetapi, asam lemah tidak selalu ditirasi dengan basa lemah karena
perubahan warna yang ditunjukkan oleh indikator terkadang sangat cepat,
sehingga karenanya sangat sulit bagi pengamat untuk melihat perubahan warna
tersebut.
Keadaan di mana indikator mengalami perubahan warna disebut sebagai titik
akhir titrasi. Suatu indikator yang sesuai harus dipilih, lebih disukai indikator
yang akan mengalami perubahan warna (titik akhir titrasi) yang terdekat dengan
titik ekivalen titrasi. Titrasi asam-basa dilakukan dengan indikator bromotimol
biru, untuk titrasi asam kuat-asam lemah, indikator fenolftalein pada titrasi asam
lemah - basa kuat, dan metil jingga untuk titrasi asam kuat - basa lemah. Jika
basa berada di luar rentang pH indikator-indikator tersebut, misalnya basa
dengan pH >13.5, dan asam dengan pH >5.5, dapat digunakan indikator Alizarin
kuning. Sementara itu, jika asam di luar rentang pH, misalnya pH <0.5, dan basa
dengan pH <8.5, indikator Timol biru dapat digunakan.
4. Kegunaan titrasi alkalimetri

1) Uji asam asetat dalam cuka


2) Tentukan kadar asam fosfat (H3PO4) dalam pupuk
3) Tentukan kandungan asam hipoklorit (HClO) dalam pemutih pakaian
4) Penentuan kandungan asam benzoat (C6H5COOH) dalam desinfektan
5) Penentuan kadar asam format (HCOOH) dalam formaldehida pada industri
tekstil
III. Alat dan Bahan

Alat :

1) Buret
2) Corong
3) Erlenmeyer
4) Pipet ukur
Bahan :
1. Alat :
1) Buret
2) Corong
3) Erlenmeyer
4) Pipet ukur

IV. Kegunaan titrasi Alkalimetri

Titrasi dapat digunakan untuk menentukan kemurnian zat padat. Tentukan


persentase massa zat yang terlarut dalam larutan tertentu. Selain itu, titrasi
sederhana juga berguna untuk pengujian aktivitas buffer.

V. Prosedur Keja
1) Buatlah larutan HCl sebanyak 0,1M sebanyak 100ml
2) Buatlah larutan NaOH 0,1M sebanyak 250ml
3) Memasukan larutan NaOH kedalam buret 50ml sebagai larutan titran
menggunakan corong
4) Pastikan buret terisi penuh dan berada pada angka nol untuk posisi larutan
paling atas (miniskus larutan pada angka nol)
5) pipet 5ml larutan HCl 0,1M dan masukan ke dalam erlenmayer 250ml
6) tambahkan 2-3 tetes indikator pp (Fenolftalein) ke dalam erlenmayer dan
(warna larutan tetap bening)
7) Titrasi HCl yang ada di dalam erlenmayr menggunakan larutan NaOH 0,1M
yang ada di dalam buret hingga tercapai titik akhir titrasi yaitu warna pink
8) Catat volume NaOH yang terpakai pada saat titrasi

VI. Hasil Pengamatan

Sebelum titrasi Setelah titrasi

VII. Perhitungan
V NaOH = 32,4 – 27,0 = 5,4
N. V NaOH = N. V HCl
N HCl = 0,1 N x 5,4 ml : 5 ml
= 0,108 N
VIII. Pembahasan
Sifat – sifat Reagen
HCl / Asam klorida (Fernakope Indonesia edisi 111, hal 53)
Nama resmi : ACADIUM HYDROCHLORIDUM
Nama lain : Asam Klorida
RM/BM : HCl / 36, 46
Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat dan tidak larut dalam air
Pemerian : Cair, tidak berwarna, berasap bau merangsang jika di encerkan
bau dan asap akan hilang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

NaoH (Natrium Hidroksida)


Nama resmi : Natril Hydroxydum
Nama lain : Natrium Hidroksida
RM / BM : NaOH / 40,00g / mol
Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur / keping rapuh dan mudah
melelh basah sangat alkalis dan korosif segera menyerap CO2
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kandungan : mengandung tidak kurang dari 92,5% alkali jumlah dihitung
sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5% Na2CO3
Khasiat :-
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

Indikator PP (Fenolftalein)
Nama resmi : Phenolftalein
Nama lain : Fenolftalein
RM / BM : C2oH14O14 / 310, 32g / mol
Pemerian : Serbuk hablur putih atau kekuningan, larut dalam etanol, agak sukar
larut dalam eter
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%) p
Penyimpanan : didalam wadah tertutup baik
Kandungan :-
Khasiat :-
Kegunaan : sebagai larutan indikator
IX. Kesimpulan
Cara menentukan kandungan senyawa asam atau basa dengan titrasi asam basa atau
titrasi asam basa. Gunakan larutan alkali untuk menentukan kandungan larutan
asam dan sebaliknya. Titran ditambahkan setetes demi setetes ke titran hingga
mencapai keadaan ekivalen (artinya stoikiometri titran dan titran telah bereaksi
sepenuhnya), yang biasanya ditunjukkan dengan perubahan warna indikator.
X. Daftar Pustaka

https://www.google.com/search?
q=pengertian+asidi+alkalimetri&rlz=1C1CHBD_enID799ID799&oq=pengertian+asidi&aq
s=chrome.3.69i57j0l7.7546j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8https://
www.pakarkimia.com/titrasi-alkalimetri/

Anda mungkin juga menyukai