DISUSUN OLEH :
NPM : 204110252
KELAS : 1E AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
2020
PRAKTIKUM III
ACIDIMETRI/ALKALIMETRI
1. Asidimetri
2. Alkalimetri
standar NaOH.
bebas. Basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah
dengan suatu asam standar (asidimetri) dan titrasi asam bebas atau asam yang
terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah dengan suatu basa
standar (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion hidrogen
buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan
Indikator asam – basa ialah zat yang dapat berubah warna apabila pH
berwarna kuning tetapi dalam lingkungan basa warnanya biru. Warna dalam
keadaan asam dinamakan warna asam dari indikator (kuning untuk bb), sedang
warna yang ditunjukan dalam keadaan basa disebut warna basa (Harjadi,
1990:134).
mengubah sedikit rentang pH. Terjadi perubahan kecil yang berangsur-angsur dari
satu warna menjadi warna yang lain, menempati rentang pH. Secara kasar "aturan
ibu jari", perubahan yang tampak menempati sekitar 1 unit pH pada tiap sisi harga
1. Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas produk-
produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan produk apa yang akan
3. Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau mengindikasikan bahwa reaksi
antara analit dengan titrant sudah equivalent secara stoikiometri, baik itu dengan
perubahan warna, perubahan arus listrik, perubahan pH, dengan penambahan
indicator atau apapun yang bisa digunakan untuk mengamati perubahan tersebut.
4. Tidak ada hal lain yang mengganggu reaksi antara analit dengan titrant
5. Reaksi antara analit dengan titrant harus memiliki kesetimbangan jauh kearah
untuk memastikan secara kuantitatif reaksi bisa dihitung, dan memastikan titik
pengenceran jumlah zat terlarut tidak berubah. Sedangkan volume larutan berubah,
bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu suatu larutan. Larutan standar
primer adalah suatu larutan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari
berat bahan sangat murni yang dilarutkan dan volume yang terjadi, suatu zat standar
1. Zat harus mudah diperoleh, mudah dimurnikan dan juga mudah dikeringkan
ini mengisyaratkan bahwa zat tidak boleh higroskopis, tidak pula dioksidasi
udara atau dipengaruhi karbon dioksida. Standar ini juga harus dijaga agar
3. Zat harus dapat diuji terhadap zat pengotor dengan uji-uji kualitatif atau uji-
dapat diabaikan.
6. Reaksi dengan larutan standar itu harus soikiometri dan praktis sekejap.
Sesatan titrasi harus dapat diabaikan atau mudah ditetapkan dengan cermat
dengan eksperimen.
Zat-zat yang biasa digunakan sebagai standar primer adalah reaksi asam
iodat KH(IO3)2, asam klorida bertitik didih konstan. Sedangkan standar sekunder
adalah zat yang dapat digunakan untuk standarisasi dan yang kandungan zat
(Basset, 1994:255).
perubahan pH. Misalnya, bila larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan
mula-mula rendah dan selama titrasi terus menerus naik. Bila pH ini diukur dengan
pengukur pH pada awa titrasi yakni saat belum ditambah dengan basa dan pada saat
tertentu setelah titrasi dimulai, maka pH larutan dapat dialurkan lewat grafik yang
disebut kurva titrasi. Bila suatu indikator pH kita gunakan untuk menunjukkan titik
akhir titrasi maka indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi
ekivalen dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan titrasi. Perubahan warna ini harus
terjadi dengan mendadak agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus
menyebabkan warna sama sekali lain) maka dikatakan bahwa titik akhirnya tegas
Indicator PP Buret
Erlenmayer
4. Prosedur Percobaan
erlenmeyer
rata-rata hasilnya.
Tanggal : 8 - 12 - 2020
HASIL PENGAMATAN
Awaltitrasi 0 ml 4,7 ml
Pengolahan Data :
= 20 x 0,0282
= 0,564 NSma
100 0,1 𝑚 𝑥 10,3 𝑚𝑙 𝑥 60
Kadar 10ml CH3COOH = 10 𝑚𝑙 x 1000
= 10 x 0,0618
= 0,618 NSma
= 0,591 N Sma
III.2. STANDARISASI LARUTAN BAKU AMONIAK DENGAN HCL
Amoniak Erlenmayer
Pipet tetes
Indicator metal merah
Buret
HCL 0,1 N
Corong
Pipet volume
Gelas ukur
4. Prosedur percobaan
b. Tambahkan 40 ml aquades
e. Amati sehingga terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah dan
hentikan penitrasian.
f. Ulangi percobaan sekali lagi dan catat volume penitrasi, kemudian rara-
rata hasilnya.
Tanggal : 8 – 12 – 2020
HASIL PENGAMATAN
Pengolahan Data :
100 𝑁 𝐻𝐶𝐿 𝑥 𝑉 𝐻𝐶𝐿 𝑥 𝑀𝑟 𝑁𝐻3
Kadar NH3 = 𝑉 𝑁𝐻3 x 1000
100 0,1 𝑀 𝑥 1 𝑚𝑙 𝑥 17
Kadar 5 ml NH3 = 10 𝑚𝑙 x 1000
= 20 x 0,00085
= 0,017 Nsma
100 0,1 𝑀 𝑥 1 𝑚𝑙 𝑥 17
Kadar 10 ml NH3 = 10 𝑚𝑙 x 1000
= 10 x 0,0017
= 0,017 Nsma
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Volume rata – rata penitir = 2
0,034
= 2
= 0,017
IV. PEMBAHASAN
larutan asam, larutan asam yang di gunakan adalah HCL asam oksalat dan asam
borate.
standar larutan basa. Standar basa yang yang di gunakan adalah NaOH.
menggunakan NaOH. Yang pertama tuangkan 5 ml CH3 COOH kedalam gelas dan
larutan standar basa atau NaOH. Teteskan secara perlahan sampai terjadi perubahan
warna dari bening menjadi kemerahan. Volume yang terpakai dari larutan NaOH
adalah sebanyak 4,7 ml, nitrasi yang kedua CH3 COOH 10 ml NaOH yang terpakai
15 ml – 4,7 = 10,3.
sebanyak 2-3 tetes, aduk larutan sampai terbentuk warna orange. Literasi dengan
larutan HCl. Yang pertama literasi 5 ml NH3 sampai terjadi perubahan warna NH3
yang 5 ml NH3 berubah warna menjadi orange, HCL yang terpakai pada literasi 5
ml NH3 sebanyak 0,5 ml. selanjutnya kita literasi yang 10 ml menggunakan larutan
HCL sampai terjadi perubahan warna. Setelah di aduk warna berubah menjadi
larutan asam, larutan asam yang di gunakan adalah HCL asam oksalat dan asam
borate.
standar larutan basa. Standar basa yang yang di gunakan adalah NaOH.
pH. Misalnya, bila larutan asam dititrasi dengan basa, maka pH larutan mula-mula
rendah dan selama titrasi terus menerus naik. Bila pH ini diukur dengan pengukur
pH pada awa titrasi yakni saat belum ditambah dengan basa dan pada saat tertentu
setelah titrasi dimulai, maka pH larutan dapat dialurkan lewat grafik yang disebut
kurva titrasi. Bila suatu indikator pH kita gunakan untuk menunjukkan titik akhir
titrasi maka indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen
dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan titrasi. Perubahan warna ini harus terjadi
dengan mendadak agar tidak ada keragu-raguan tentang kapan titrasi harus
menyebabkan warna sama sekali lain) maka dikatakan bahwa titik akhirnya tegas
atau tajam
DAFTAR PUSAKA
http://ariefrvi.blogspot.com/2012/09/laporan-percobaan-1-asidimetri-dan.html