Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

ANALISIS KUANTITATIF : METODE TITRASI

NAMA : Lilis Nurjanah

NIM : 222311033

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI


BANDUNG

2022
1. TITRASI PENETRALAN (ALKALIMETRI)
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat melakukan analisis
alkalimetri untuk menetapkan kadar asam asetat cuka perdagangan.
B. Prinsip Dasar
Titrasi netralisasi (asam-basa) : yaitu suatu proses titrasi yang tidak mengakibatkan
terjadinya baik perubahan valensi maupun tebentuknya endapan dan atau terjadinya suatu senyawa
kompleks dari zat-zat yang saling bereaksi. Yang termasuk dalam reaksi netralisasi adalah :
 Titrasi Alkalimetri yaitu titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam-garam
terhidrolisis yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa.

Pada titrasi asam-basa, pH titik akhir titrasi ditentukan dengan banyaknya konsentrasi H+
yang berlebihan dalam larutan, yang besarnya tergantung pada sifat asam, basa dan konsentrasi
larutan. Oleh karena itu, pada penambahan titran yang lebih lanjut pada titik akhir titrasi akan
menyebabkan perubahan pH yang cukup besar dan indikator yang digunakan harus berubah warna
sehingga perubahan indikator asam-basa tergantung pada pH titik ekivalen.
a. Titrasi Alkalimetri
Konsep titrasi penetralan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menganalisis kadar suatu sampel asam atau basa. Dengan perhitungan Normalitas standarisasi
sebagai berikut.
(Nasam oksalatx Vasam oksalat) = (NNaOH x VNaOH)
(Nasam oksalat x Vasam oksalat )
NNaOH = VNaOH

Sedangkan perhitungan kadar sampel:


(NNaOH x VNaOH ) x BE sampel x Fp
% Kadar sampel = x 100%
Vsampel

Dengan Fp = faktor pengenceran, yaitu volume yang diambil dibagi dengan volume pelarut.
C. Alat dan Bahan
No Nama Alat/Bahan Jumlah
1 Pipet Volumetrik 10 ml 1 buah
2 Labu Ukur 100 ml 3 buah
3 Labu Erlenmeyer 3 buah
4 Pipet Tetes 1 buah
5 NaOH 0,4 gram
6 H2C2O4.2H2O 0,63 gram
7 Indikator Fenolftalein (PP) Secukupnya
8 Aquades 300 ml
9 Cuka Perdagangan 10 ml
10 Corong 1 buah
11 Batang Pengaduk 1 buah

D. Prosedur Praktikum
ALKALIMETRI
a) Standarisasi Larutan Standar NaOH 0,1 N
1. Masukan larutan standar NaOH 0,1 N pada buret hingga tanda batas .
2. Pipet 10 mL larutan standar H2C2O4.2H2O 0,1 N ke dalam labu Erlenmeyer .
3. Beri 1-2 tetes indicator PP lalu dititrasi dengan larutan NaOH yang akan distandarisasi
hingga terjadi perubahan warna .
4. Catat volume NaOH yang ditambahkan, lakukan triplo .

b) Penentuan kadar asam asetat pada cuka


1. Ambil 10 mL larutan yang telah diencerkan tersebut dengan pipet kemudian
dimasukan kedalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 2-3 tetes indikator PP .
2. Larutan tersebut kemudian dititrasi dengn larutan dengan larutan NaOH yang telah
distandarisai/dibakukan sampai terjadi perubahan warna .
3. Catat volume akhir titrasi NaOH dan hitung kadar asam asetat dalam cuka tersebut
lakukan triplo .
E. Data Hasil Pengamatan
ALKALIMETRI
 Standarisasi NaOH
Percobaan Volume Volume Perubahan Kimia
Ke- H2C2O4.2H2O NaOH Sebelum Setelah
1 10ml 17ml Bening Pink muda
2 10ml 20,1ml Bening Pink muda
3 10ml 20,6 ml Bening Pink muda
Rata-Rata 10ml 19,23ml
 Penentuan kadar asam asetat÷
Percobaan Volume Volume Perubahan Kimia
Ke- sampel NaOH Sebelum Setelah
1 10ml 9ml Bening Pink muda
2 10ml 9,3ml Bening Pink muda
3 10ml 9,3ml Bening Pink muda
Rata-Rata 10ml 9,2ml

Perhitungan
 Perhitungan Normalitas

Percobaan ke 1

(Nasam oksalat x Vasam oksalat )


NNaOH =
VNaOH
0,1 𝑥 10 𝑚𝑙
= 17 𝑚𝑙

= 0,058 M
Percobaan ke 2
(Nasam oksalat x Vasam oksalat )
NNaOH =
VNaOH
0,1 𝑋 10 𝑚𝑙
= 20,1

= 0,049 M
Percobaan ke 3
(Nasam oksalat x Vasam oksalat )
NNaOH =
VNaOH
0,1 𝑥 10 𝑚𝑙
= 20,6

= 0,048 M
Rata – rata hasil pembakuan
0,058+0,049+0,048
= = 0,052 M
3

 Kadar sampel
Percobaan ke 1
(𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 )×𝐵𝐸 ×𝐹𝑝
% Kadar = × 100%
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,05 𝑋 9 𝑚𝑙 𝑋 60 𝑋 0,005
= × 100%
10 𝑚𝑙

= 1, 40 %
Percobaan ke 2
(𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 )×𝐵𝐸 ×𝐹𝑝
% Kadar = × 100%
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,052 X 9,3 ml X 60 X 0,005


= × 100%
10 𝑚𝑙

= 1,45 %
Percobaan ke 3
(𝑀𝑁𝑎𝑂𝐻 ×𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 )×𝐵𝐸 ×𝐹𝑝
% Kadar = × 100%
𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

0,052 X 9,3 ml X 60 X 0,005


= × 100%
10 𝑚𝑙

= 1,45 %
Rata –rata kadar
1,40 %+1,45 %+1,45 %
= = 1,43 %
3
F. Reaksi-reaksi Kimia Yang Terjadi
 CH3COOH + NaOH  CH3COONa + H2O
 H2C2O4.2H2O + 2HaO(aq) + NaOH(aq)  Na2C2O4 + H2O

G. Diskusi dan Pembahasan


Pada praktikum kali ini melakukan titrasi alkalimetri. Titrasi alkalimetri sendiri yaitu
titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan garam-garam terhidrolisis yang berasal dari
basa lemah dengan larutan standar basa. Larutan standar yang digunakannya yaitu NaOH.
Larutan standar NaOH di standarisai dengan larutan H2C2O4.2H2O. Sampel yang akan
ditentukan kadarnya adalah senyawa asam lemah yaitu asam asetat (CH 3COOH) yang
terdapat pada cuka perdagangan.

Pada percobaan standarisasi NaOH 0,1 M dengan larutan asam oksalat dilakukan dalam tiga kali
pengulangan dengan proses mengukur volume asam oksalat sebanyak 10 ml lalu dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer dan ditetesi indikator fenolftalein sebanyak 2 tetes . Larutan NaOH yang
sudah di standarisasi di masukkan ke dalam buret sebagai titran. Untuk mengamati titik ekivalen,
dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Pada praktikum ini kami menggunakan
indikator fenolftalein yang akan berubah warna menjadi pink pada saat telah mencapi titik
ekivalen .
H. Pertanyaan
 Pertanyaan Pralab
1. Jelaskanlah apa yang dimaksud dengan titrasi alkalimetri?
Jawab: Titrasi Alkalimetri yaitu titrasi terhadap larutan asam bebas dan larutan
garam-garam terhidrolisis yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa.
2. Jelaskanlah pengertian dari titrasi asidimetri!
Jawab: Titrasi Asidimetri yaitu titrasi terhadap larutan basa bebas dan larutan garam-
garam terhidrolisis yang berasal dari asam lemah dengan larutan standar asam
3. Jelaskan perbedaan antara larutan standar primer dan sekunder dalam analisis kimia!
Jawab: Larutan standar primer adalah larutan yang mengandung senyawa kimia stabil
yang tersedia dalam kemurnian tinggi dan dapat digunakan untuk menstandarisasi
larutan standar yang digunakan di dalam titrasi. Sedangkan larutan standar sekunder
adalah larutan yang telah melalui proses standarisasi dan memiliki kosentrasi tertentu.
4. Sebutkan contoh larutan standar primer dan sekunder masing-masing 5 contoh!
Jawab:
larutan standar primer: Na2B4O7 , K-biftalat , asam benzoat, KIO3, H2C2O4.2H2O
larutan standar sekunder: NaOH, HCl, AgNO3, I2,KMnO4

5. Tuliskanlah rumus kimia dan nama larutan yang digunakan pada parktikum ini sesuai
IUPAC!
Jawab:
 H2C2O4 (asam oksalat)
 H2O (air)
 NaOH (natrium hidroksida)
 CH3COOH (asam asetat)

 Pertannyaan Postlab
1. Jelaskanlah mengapa larutan NaOH harus dilakukan standarisasi terlebih dahulu?
Jawab: Karena larutan NaOH merupakan zat yang mudah terkontaminasi, bersifat
higroskopis sehingga mudah menarik uap air dari udara dan juga mudah bereaksi
dengan CO2 dalam udara.

2. Jelaskanlah mengapa aquades yang digunakan dalam pembuatan larutan NaOH harus
di panaskan hingga mendidih terlebih dahulu?
Jawab: Tujuan menggunakan air yang mendidih pada pembuatan larutan NaOH
yaitu untuk menghindari ledakan, karena reaksi pada logam alkali (Na) bersifat
eksoterm dan juga logam alkali (Na) mudah bereaksi dengan air.

3. Jelaskanlah mengapa pada praktikum ini menggunakan indikator PP? apakah ada
indikator lain yang cocok untuk praktikum ini? Jika ya, jelaskan!
Jawab: Fenolftalein biasanya digunakan sebagai indikator keadaan suatu zat yang
bersifat lebih asam atau lebih basa. Fenolftalein cocok untuk digunakan sebagai
indikator untuk proses titrasi HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak akan berwarna
(bening) dalam keadaan zat yang asam atau netral (pH dibawah 8,3), namum akan
berwarna kemerahan dalam keadaan zat yang basa (pH diatas 8,3). Fenolftalein
merupakan salah satu komponen indikator universal, bersama dengan metal merah,
bromtimol biru, dan timol biru.

4. Jelaskanlah mengapa pada praktikum uji kadar hidrogen karbonat diatas


menggunakan dua indikator yaitu fenolftalein dan metil jingga?
Jawab:
Karena dengan indikator fenolftalein dan metil jingga akan menyebabkan perubahan
warna pada titik ekivalen. Jika bukan dua indikator tersebut kemungkinan
menyebabkan trayek sebelum titik ekivalen sehingga kita tidak dapat menemukan
hasil perubahan warna disekitar titik ekivalen dari titrasi asam lemah, pada titik
ekivalen diatas 7 untuk basa lemah, dan titik ekivalen dibawah 7 indikator yang sering
digunakan adalah metil jingga.

5. Sebutkan contoh penerapan titrasi asam basa dalam bidang farmasi!


Jawab: sebagai obat mag, di dalam obat mag terandung zat yang bersifat basa yang
dapat mengurangi kelebihan asam lambung. Basa yang terkandung dalam obat mag
yaitu Mg(OH)2, Al(OH)2, atau campuran keduanya. Obat mag dapat mengurangi
kelebihan asam lambung karena terjadi reaksi antara asam lambung dengan bahan
aktif dalam obat mag.
I. LAMPIRAN

(BURET) (ERLENMEYER)

(INDIKATOR PP)
(percampuran NaOH+as.oksalat) ( asam oksalat)

J. Daftar Pustaka
Setiawati, Tati. Titrasi Asam Basa. diakses tanggal 22 Desember 2020 melalui
https://restapp.belajar.kemdikbud.go.id/files/pdf/38edfe41b8c7490cb15ebc4f316b78ca.pdf

Anda mungkin juga menyukai