KIMIA DASAR I
OLEH :
NAMA : ETIK ELIZA
NIM : B1A020107
KELOMPOK : 2
ASISTEN : Ayu Oktalina Anggraini
I. Tujuan:
1. Mengidentifikasi adanya logam K, Na, dan Ca dalam 3 macam larutan bahan
dengan cara reaksi nyala bunsen.
2. Melihat dan mengenal spektrum emisi dari K, Na, dan Ca.
2+¿ ¿
2+ ¿ Na ¿
2+¿ Fe 2+¿ Ba ¿¿
Dalam bidang kimia analisis terdapat dua bidang, yaitu analisis kualitatif
dan analisis kuntitatif. Pada kimia kualitatif membahas tentang melakukan
identifikasi suatu zat. Identifikasi yang dilakukan mengenai keberadaan suatu zat
baik unsur maupun senyawa pada suatu larutan sampel. Tujuan yang ingin dicapai
adalah memisahkan sejumlah zat dengan larutannya agar dapat diidentifikasi.
Pada analisis kualitatif dapat dilakukan dengan cara kimia dan fisikokimia
(A.L. Underwood, 1993).
Di dalam analisis kualitatif dilakukan dua jenis uji, yaitu reaksi kering dan
reaksi basah. Reaksi kering untuk zat padat dilakukan tanpa melarutkannya.
Reaksi basah dilakukan untuk zat dalam larutan. Reaksi kering biasanya dilakukan
dengan cara pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi dan uji manik.
Suatu reaksi basah dapat diidentifikasi berlangsung dengan terbentuknya endapan,
pembebasan gas ,dan perubahan warna. Mayoritas reaksi analisis kualitatif
dilakukan dengan cara basah (Harjadi, 1993).
Identifikasi kation dengan cara basah dilakukan dengan menggunakan zat-
zat dalam larutan. Identifikasi kation memerlukan larutan agar zat yang terlarut
menjadi ion yang mudah diidentifikasi. Suatu reaksi diketahui berlangsung
dengan terbentuknya endapan, pembebasan gas, dan perubahan warna. Kation
yang dihasilkan dapat digolongkan. Penggolongan dilakukan agar mengetahui
jenis bahan yang terlarut (Vogel,1979).
Analisis kualitatif anion memerlukan ketelitian gejala yang timbul saat
melakukan observasi. Analisis kualitatif lebih sederhana daripada kuantitatif.
Analisis kualitatif menjadikan pengamatan secara visual menjadi sangat penting
agar mendapat hasil yang tepat. Dari pengamatan secara visual kita akan
1
mendapatkan warna atau kelarutan. Dari hasil yang didapat kita dapat menentukan
penggolongan suatu zat (Vogel, 1989).
2
2
Analisis kation dan anion dapat dibantu oleh diagram alir. Diagram alir
menggambarkan langkah-langkah runtut untuk mengidentifikasi jenis anion dan
kation. Diagram alir untuk analisis kation lebih runtut dibandingkan diagram alir
analisis anion. Diagram alir dimulai dari ion yang ditanyakan, pereaksi yang perlu
ditambahkan, kondisi eksperimen dan rumus kimia produk yang dihasilkan.
Analisis ion sangat penting mengikuti urutan analisis yang telah ditetapkan dalam
diagram alir (Ibnu, M. Sodiq, 2002).
III. Prosedur Percobaan
3.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Identifikasi Zat Kimia, yaitu kawat
platina, pembakar Bunsen, tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, gelas piala,
penangas, dan pipet volumetri.
3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Identifikasi Zat Kimia, yaitu
HCL pekat, larutan mengandung K, larutan mengandung Na, larutan mengandung
Ca, 5% KCl, NaCl, CaCl2, 1% AgNo3, 1% HCl, 1% NH4OH, Pb (NO3)2, 1%KI,
HgCl2, 1%FeSO4, 1% NaOH, 1% BaCL2, 1%(NH4)2CO3, HNO3, 1% NH4Cl,
1% NaBr, 1% AgNO4, 1% Na2SO4, 1% BaCl2, 1% K2Fe (CN)6, H2SO4
pekat,1% H3PO4, 1% (NH3)2MoO3, 1% NHO3, 1% Na2C2O4, 1% H2SO4
pekat, 1% Na2S2O3, 1% AgNO3.
3
4
Hasil
1.
1 ml 1% AgNO3 2. 1 ml Pb(NO3)2
3. 4.
1 ml HgCl2 1 ml larutan 1%FeSO4
5.
6.
1 ml larutan 1% BaCL2 1 ml larutan 1%
NaOH
- Dimasukkan ke dalam - Dimasukkan ke dalam
tabung reaksi tabung reaksi
- Ditambah 1 ml pereaksi - Ditambah 1 ml pereaksi
larutan 1%(NH4)2CO3 larutan 1% NH4Cl
- Diamati yang terjadi - Diamati yang terjadi
- Ditambahkan 1% - Ditempelkan kertas
pereaksi larutan HNO3 lakmus pada bibir
- Diamati tabung
Hasil - Diamati
Hasil
1 ml larutan 1% H3
1 ml larutan 1% PO4 (gol. 2)
K2Fe(CN)6 (gol. 2) - Dimasukkan ke dalam tabung
reaksi
- Dimasukkan ke dalam tabung Hasil
- ditambahkan 1 ml pereaksi
reaksi larutan 1% (NH3)2MoO3 dan
- Ditambahkan ditambahkan 1 ml 1 mL 1% NHO3
larutan H2SO4 pekat - Diamati yang terjadi
- Diamati - Dipanaskan sebentar lalu
didinginkan
Hasil
- Diamati
5. 6.
1 mL larutan 1% 1 ml larutan 1%
Na2C2O4 (gol. 3) Na2S2O3 (gol.4)
No
Perlakuan Pengamatan
.
- Larutan berwarna putih susu
- 1 mL AgNO3 1% + 1 mL HCl 1%
1 - Warna larutan semakin keruh
- ditambah NH4OH berlebih
dan terdapat endapan
- 1 mL Pb(NO3)2 1% + 1 mL KI 1% - Larutan berwarna kuning
2
- didihkan campuran - Larutan tetap berwarna kuning
- 1 mL HgCl2 1% + 1 mL KI 1% - Larutan tidak berwarna
3
- ditambah KI 1% berlebih - Larutan menjadi keruh
- 1 mL FeSO4 1% + 1 mL NaOH 1% - Larutan berwarna kekuningan
4
- dikocok - Terdapat endapan kuning
- 1 mL BaCl2 1% + 1 mL
- Larutan tidak berwarna
5 (NH4)2CO3 1%
- Tidak terjadi perubahan
- ditambah 1 ml HNO3 1%
- 1 mL NaOH 1% + 1 mL NH4Cl 1%
- Larutan tidak berwarna
6 - lakmus merah basah ditempatkan
- Lakmus berubah menjadi biru
di bibir tabung
8
9
4.2 Pembahasan
Identifikasi adalah kegiatan menganalisis secara kualitatif untuk
mengetahui keberadaan suatu zat. Terdapat dua cara melakukan identifikasi secara
kualitatif yaitu secara kimia dan fisikokimia. Identifikasi dilakukan dengan
mereaksikan zat menjadi zat-zat baru yang mudah untuk dikenali sehingga dapat
diidentifikasi dengan baik. Reaksi kimia yang dilakukan menggunakan zat
pereaksi yang disebut dengan reagen. Hasil dari reaksi kimia akan digunakan
untuk diidentifikasi.
Analisis kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Melakukan
analisis kualitatif dapat dilakukan dengan reaksi kimia. Reaksi kimia tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu reaksi basah dan reaksi kering. Reaksi
kering merupakan suatu reaksi yang dilakukan tanpa melibatkan proses
melarutkan. Reaksi tersebut digunakan untuk pengujian terhadap kemurnian
endapan dan mineral dalam suatu zat. Reaksi basah merupakan reaksi yang
dilakukan dengan melarutkan dan mencampur beberapa zat dalam reaksi kimia
agar muncul sifat-sifat, berupa perubahan warna, endapan, dan bau yang berguna
untuk mengidentifikasi beberapa substansinya (Harjadi,1993).
Dalam analisis kimia kualitatif salah satunya dapat dilakukan dengan
melakukan reaksi basah. Reaksi basah dalam melakukan identifikasi terdapat dua
golongan yaitu identifikasi kation dan identifikasi anion yang akan dijelaskan
dalam pembahasan percobaan yang telah dilakukan berikut:
Hasil dari percobaan tersebut tidak sesuai dengan referensi yang mana Pb 2+
sebagai kation dan PbI2 sebagai endapan yang mula-mula berwarna kuning
menjadi tidak berwarna. Perbedaan hasil percobaan yang tidak sesuai dengan
referensi dapat diakibatkan keadaan lingkungan atau lama mendidihkan larutan
yang berbeda dengan yang dilakukan percobaan pada referensi (Svehla, 1985).
Percobaan 3
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan sebanyak 1 ml larutan HgCl2
1% ditambah dengan 1 m1 KI 1% menghasilkan larutan yang tidak berwarna atau
bening. Larutan tersebut kemudian ditambah KI 1% berlebih menghasilakan
larutan yang berwarna keruh.
HgCl2 + 2KI HgI2 + KCl (Svehla, 1985).
11
Gambar 4.2.5
Gambar 4.2.6
HgI2 dan KI HgI2, KI dan KI berlebih
Hasil percobaan tersebut tidak sesuai dengan referensi. Penambahan KI pada
larutan berfungsi untuk membentuk tetraiodo memperkuat dua persamaan reaksi
sehingga seharusnya tidak terjadi perubahan warna atau warna larutan tetap.
Perbedaan hasil percobaan dan referensi dapat diakibatkan karena lingkungan atau
keadaan saat proses penambahan KI dilakukan (Svehla, 1985).
Percobaan 4
Percobaan 5
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan sebanyak 1 mL
larutan BaCl2 1% yang ditambah dengan 1 mL larutan (NH 4)2CO3 1%
menghasilkan larutan yang tidak berwarna atau bening. Larutan tersebut
kemudian ditambah 1 ml HNO3 1% dan tetap tidak terjadi perubahan pada
reaksi yang dihasilkan.
BaCl2 + (NH4)2 CO3 BaCO3 + 2NH4O (Svehla, 1985).
BaCO3 + 2HNO3 Ba(NO3)2 + H2O + CO2 ( Svehla, 1985).
Gambar 4.2.8 BaCl2 dan (NH4)2 CO3 Gambar 4.2.9 BaCl2, (NH4)2 CO3, dan HNO3
Percobaan yang dilakukan pada gambar tidak sesuai dengan referensi, seharusnya
hasil yang dihasilkan menurut referensi larutan menjadi berwarna putih keruh.
Perbedaan tersebut dapat terjadi karena faktor lingkungan saat melakukan
percobaan (Svehla, 1985).
Percobaan 6
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan sebanyak 1 ml larutan NaOH
1% ditambah dengan 1 ml larutan NH4Cl 1% menghasilkan larutan tidak
berwarna. Larutan tersebut kemudian dipanaskan dengan lakmus merah basah
ditempatkan di bibir tabung kemudian kertas lakmus berubah menjadi biru.
NaOH + NH4Cl NaCl + NH4OH (Svehla, 1985).
Gambar 4.2.10 Gambar 4.2.11
Percobaan 2
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan Na2SO4 1% larutan tidak
berwarna dengan 1 ml BaCl2 yang berfungsi membentuk endapan. Hasilnya
berupa larutan berwarna putih keruh, ada endapan, dan tidak berbau.
Na2SO4 + BaCl2 2NaCl + BaSO4 (Harjadi, 1990).
14
Gambar 4.2.14
K4Fe(CN)6 dan H2SO4 pekat
Bau dihasilkan karena terdapat anion klorin yaitu klorat yang apabila direaksikan
dengan H2SO4 pekat akan melepaskan gas yang menimbulkan bau Warna larutan
tidak mengalami perubahan tapi berbeda dengan hasil percobaan. Hal tersebut
dapat terjadi karena perbedaan kadar zat yang digunakan dalam percobaan dengan
referensi (Padmaningrum, Regina T, 2010).
Percobaan 4
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml larutan H 3PO4 1%
ditambah dengan 1 ml larutan (NH4)2MoO4 1% menghasilkan larutan tidak
15
Gambar 4.2.15
H3PO4, (NH4)2MoO4 dan HNO3
3-
Jika PO4 direaksikan dengan larutan (NH4)2MoO4 akan menghasilkan
warna kuning sehingga hasil percobaan sesuai dengan referensi (Wahyuni,
2011).
Percobaan 5
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 ml larutan Na2C2O4 1%
tidak berwarna ditambah dengan 1 ml larutan H 2SO4 pekat menghasilkan larutan
tidak berwarna, tidak ada endapan, dan tidak berbau.
Na2C2O4 + H2SO4 Na2SO4 + H2C2O4 (Svehla, 1985).
Gambar 4.2.16
Na2C2O4 dan H2SO4
H2SO4 merupakan katalis yang bertujuan memperkecil besarnya energi aktifasi
dan untuk mempercepat jalannya suatu reaksi dalam keadaan asam dan natrium
oksalat akan bertindak sebagai reduktor sehingga reaksi tersebut tidak berwarna.
Data hasil pengamatan didapatkan larutan tidak berwarna sehingga sesuai dengan
referensi (Harjadi, 1993).
Percobaan 6
16
Gambar 4.2.17
Na2S2O3 dan AgNO3
2-
Ion S2O3 apabila ditambahkan pada proporsi yang sama dari larutan perak
nitrat yang mengandung ion kompleks Ag(H2O)2+ larutannya tidak
berwarna. Hasil percobaan berbeda dengan referensi karena pengaruh
lingkungan yang berbeda saat melakukan percobaan (Fossum, Cheli,
2018).
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan identifikasi kation dan anion ini
adalah :
1. Identifikasi logam dengan reaksi kering menghasilkan adanya logam K pada
larutan KCL, logam Na pada larutan NaCl, dan logam Ca pada CaCL.
2. Melalui pembakaran bunsen logam menghasilkan spektrum emisi, yaitu
emisi dari K menghasilkan warna ungu, emisi dari Na menghasilkan warna
kuning, dan emisi dari Ca menghasilkan warna orange.
3. Identifikasi ion logam Ag+, Pb2+, Hg2+ , Fe2+, Ba2+, Na2+ yang termasuk
kation pada larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi, seperti
asam klorida pada logam golongan I, asam sulfida pada logam golongan II,
ammonium sulfida pada logam golongan III, larutan (NH4)2CO3 pada logam
golongan IV, dan ion logam pada filtrat terakhir yang merupakan logam
golongan V. Apabila telah direaksikan hasilnya dapat ditentukan dengan
mengamati hasil reaksi basah yang dilakukan berupa beberapa warna dan
endapan pada tiap-tiap larutan yang tercampur.
4. Identifikasi anion Br-, SO42-, Fe(CN)64-, Cr42-, SO32- dengan reaksi basah yang
menghasilkan beberapa warna, endapan, dan bau untuk mengetahui ada
tidaknya anion dalam larutan yang diuji atas dasar perbedaan kelarutan
garam peraknya dan bariumnya.
5.2 Saran
18
Daftar pustaka
19