Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

OLEH :
NAMA : ETIK ELIZA
NIM : B1A020107
KELOMPOK : 2
ASISTEN : Aprilia Nafi Nuraini

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
Daftar Isi

DAFTAR ISI …………….…………………………………………………..…i


JUDUL PRAKTIKUM …………………………………………………..……1
I. TUJUAN ……………………………………………………………………...1
II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………….1
III. PROSEDUR PERCOBAAN………………………………………………2
3.1. Alat …….………………………………………………………………2
3.2. Bahan .………………………………………..……………….………2
3.3. Skema Kerja ………………………………………………….………4
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .……………………………………….…..5
4.1. Data Pengamatan …..…………………………...…………………….5
4.2. Pembahasan ....…………...……………………………………….
….11
V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….
…….18
5.1. Kesimpulan …………………………….
…………………………….18
5.2. Saran…………………………………………………………………18
DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………….…..19

i
ii
Pengenalan Alat dan Bahan Kimia

I. Tujuan:
I.1 Mengenal alat kimia yang sering digunakan dalam analisis kimia.
I.2 Mengenal bahan kimia yang sering digunakan dalam analisis kimia.

II. Tinjauan Pustaka

Alat dan bahan kimia merupakan kesatuan yang saling mendukung


terjadinya suatu analisis maupun percobaan kimia. Dalam suatu laboraturium
kimia terdapat berbagai jenis alat yang digunakan dalam melakukan percobaan
kimia. Alat tersebut memiliki berbagai bentuk dan bahan dasar yang berbeda
sesuai dengan kegunaannya masing-masing. Bahan kimia atau kemikalia pada
laboraturium berbentuk padat dan cair disimpan pada botol plastik atau gelas yang
berwarna gelap. Bahan kimia yang digunakan untuk percobaan memiliki derajat
kemurnian yang berbeda-beda yang nantinya berguna untuk reaksi kemikalia.
Dalam pelaksanaan percobaan kita harus memperhatikan cara kerja setiap
alat pada labaratorium. Dengan demikian, selain memperkenalkan alat dan
fungsinya kita juga harus mengetahui cara kerja alat tersebut secara tepat dan
benar. Apabila mengerti cara penggunaan alat dengan benar maka dalam
melaksanakan percobaan mengetahui kesalahan pada alat saat kita melakukan
percobaan di laboratorium. Hal tersebut juga berguna untuk keselamatan kerja di
laboratorium. Percobaan akan berjalan lancar dan lebih sistematis (Mardani,
2007).
Alat yang digunakan dalam percobaan kimia terbuat dari empat jenis
bahan yang kebanyakan terbuat dari gelas kemudian ada juga yang terbuat dari
porselin, besi, dan karet. Alat yang terbuat dari gelas sebagian besar berguna
untuk mengukur, mereaksikan, dan wadah suatu bahan kimia contohnya seperti
gelas ukur, tabung reaksi, buret, pipet ukur, termometer, dan lain sebagainya. Alat
yang terbuat dari porselin, yaitu mortar memiliki bentuk yang lebih kokoh
sehingga digunakan untuk menghancurkan padatan kimia yang keras, alat lain
dari porselin, yaitu sendok dan cawan porselin yang berguna untuk tempat
pengeringan dan mengaduk bahan kimia. Alat yang terbuat dari logam memiliki
karakter yang kuat untuk menahan dan tempat pembakaran contoh alat dari logam
seperti statif, kaki tiga, dan pembakar bunsen. Alat yang terbuat dari karet
contohnya filler yang berguna untuk alat penyedot pipet dan prop yang berguna
untuk tutup botol atau labu (Stefanus dan Nina, 2016).

1
2

Bahan kimia yang digunakan pada percobaan kimia merupakan zat murni
yang hanya dapat dipisahkan dengan memutus ikatan kimia. Bahan kimia
memiliki beberapa derajat kemurnian agar dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan pada percobaan kimia. Derajat kemurnian dalam bahan kimia
contohnya PA, BP, DAB, dan lain sebagainya. Zat kimia dapat digabungkan
dengan suatu reaksi yang disebut reaksi kimia. Reaksi kimia dapat menghasilkan
zat kimia baru dari gabungan beberapa zat kimia yang direaksikan (Tim kimia,
2014).
Bahan kimia di laboratorium memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Bahan
kimia yang bersifat beracun syarat penyimpanannya dalam ruangan yang dingin,
berventilasi, dan jauh dari bahaya kebakaran contohnya sianida dan arsen. Bahan
kimia yang bersifat korosif harus ditempatkan pada wadah tertutup agar tidak
merusak benda atau zat lain. Bahan kimia yang bersifat mudah terbakar harus
ditempatkan pada wadah tertutup contohnya fosfor yang dapat terbakar sendiri
apabila terkena udara. Bahan kimia mudah meledak seperti ammonium nitrat,
nitrogliserin, dan TNT harus dihindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis
(Nyoman dan Kancoro, 2010).
III. Prosedur Percobaan

3.1. Alat
Pada praktikum pengenalan alat dan bahan ini, alat yang digunakan antara
lain gelas ukur, tabung reaksi, labu seukuran, pipet seukuran, pipet ukur, pipet
mikro, labu erlenmeyer, buret, labu didih, beker glass, batang pengaduk,
eksikator, pipet tetes, gelas arloji, kuvet, thermometer, cawan porselin, sendok
porselin, mortar, statif, kaki tiga, pembakar bunsen, filler, dan prop.

3.2. Bahan
bahan meliputi bahan kimia yang disiapkan untuk praktikum
pengenalan alat dan bahan kimia, seperti Oxolyn Acid Dihydrate
(H2C2O4), Natrium Hydrade (NHOH), Ammonium Flouride (NH4F),
Sucrose (C12H12O11), Asam Chloride (HCl), Asam Oksalat (C2H2O4+2H2O),
asam asetat (CH3COOH), Magnesium Oxida heavy (MgO), dan lain
sebagainya.

3.3. Cara Kerja


1. Alat-alat yang ada di dalam almari contoh diamati.
2. Minimum dua puluh nama alat dan kegunaannya ditulis sesuai dengan
nomor alat dan bahan yang ada.
3. Label dalam botol kemasan kemikalia yang telah disediakan asisten dibaca
dan diamati.
4. Rumus kimia,nama kemikalia, bobot molekul, dan derajat kemurnian hasil
pengamatan pengenalan alat dan bahan kimia ditulis kemudian dibuat
laporan.

3
4

3.4. Skema Kerja

Alat dalam almari diamati.

Nama alat dan kegunaannya ditulis


sesuai dengan nomor alat yang ada.

Label dalam botol kemasan


kemikalia yang telah
disediakan dibaca dan
diamati.

Rumus kimia,nama
kemikalia,bobot molekul,dan
derajat kemurnian ditulis.

Laporan praktikum dibuat.


VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan alat-alat kimia

No Nama Alat Gambar Fungsi


1. Pembakar bunsen Pemanasan, sterilisasi, dan
pembakaran.

2. Labu alas datar Memanaskan larutan


dengan pemanas plat.

3. Soxhlet Mengekstrak suatu


senyawa.

4. Kaca arloji Tempat penguapan atau


pengerinngan zat terlarut.

5. Thermometer Mengukur suhu.

5
6

6. Sendok porselen Mengaduk bahan-bahan


kimia.

7. Corong buchner Penyaringan vakum.

8. Tabung reaksi Tempat untuk mereaksikan


bahan kimia.

9. Filler Mengangkat zat atau


memindahkan suatu zat

10. Pipet volume Memindahkan cairan yang


digunakan dalam proses
pengujian dalam jumlah
mulai sangat kecil.

11. pH meter Mengukur tingkat keasaman


dan kebasaan suatu zat.
7

12. Oven Menghangatkan atau


memanaskan suatu zat.

13. Batang pengaduk Mencampur bahan kimia


dan cairan.

14. Pipet mikro Mengambil atau


memindahkan cairan dalam
jumlah kecil secara akurat.

15. Gelas ukur Mengukur volume cairan


dengan tepat.

16. Labu pengenceran Mengencerkan zat tertentu


hingga batas leher labu.

17. Kuvet Menampung larutan yang


akan diukur di
spektrrofotometer.
8

18. Mortir Menghancurkan atau


menghaluskan suatu bahan
kimia.

19. Timbangan analitik Menimbang berat suatu


benda hingga ukuran
milligram.

20. Erlenmeyer Untuk mengukur,


menyimpan, mencampur
cairan.

Tabel 2. Hasil pengamatan bahan kimia.

No Nama Bahan Rumus Bobot Derajat Hazardous


Molekul Molekul Kemurnian Level

1. Tri-natrium Na3C6H5O7 258,06 PA Irritant


citrate gr/mol
2. Akuabides H2O 18.0153 PA Generic
g/mol caution
3. Asam asetat CH₃COOH 60,052 g/ PA Korosif dan
mol irritant
4. Methanol CH3OH 32,04 g/m PA Toxic dan
ol Flammable
5. Potassium KI 166,0028  PA Generic
iodida g/mol caution
6. Asam klorida HCl 36, 46 37 % Korosif
9

g/mol
7. Kupfer (II) CuSO4.5H2 159.62 PA Toxic,
sulfat O g/mol irritant, dan
pentahydrat dengerous
for the
environment
8. Hydrogen H2O2 34,0147 g/ PA Oxsidazing
peroxide mol
9. Kalium KMnO₄ 158,034 g/ PA Oxsidazing,
permanganat mol irritant, dan
dengerous
for the
environment
10. Natrium Na₂CO₃ 105,9888  PA Irritant
karbonat g/mol
11. Ammonia NH3 0, 96 25% Korosif,
g/mol toxic, dan
dengerous
for the
environment
12. Kloroform CHCl₃ 119,38 g/ PA Karsinogenik
mol .
13. Natrium Na2S 78,0452 g/ PA Korosif dan
sulfid mol dengerous
for the
environment
14. Benzol C6H6 78,11 g/m PA Flammable
ol
15. n-heksana C6H14 86,18 g/m PA Flammable,
ol toxic, dan
dengerous
for the
environment
16. Aceton C3H6O 58,08 g/m PA Flammable
ol
10

17. Sibernitrat AgNO3 169,87 PA Korosif dan


g/mol dengerous
for the
environment
18. Mangan MnSO4 169.02 PA Irritant
(II)sulfat g/mol
monohidrat
19. Barium BaCl2 208,23 g/ PA Toxic
klorida mol
20. Acetic C4H6O3 102,09 g/ PA Korosif,
anhydrate mol flammable,
dan irritant
11

4.2. Pembahasan

1. Alat kimia

Dalam melakukan percobaan di laboratorium memerlukan alat untuk


membantu melakukan analisis kimia. Alat tersebut memiliki berbagai bentuk
yang disesuaikan dengan fungsi yang dimilikinya. Alat kimia memiliki fungsi
untuk mencampur, menampung, dan mereaksikan bahan kimia. Alat kimia
kebanyakan tebuat dari gelas. Selain itu ada juga yang terbuat dari porselin,
besi, dan karet (Tim pengampu, 2015).

Alat-alat kimia yang terbuat dari kaca atau gelas diantaranya:


1) Soxhlet
Soxhlet merupakan alat untuk mengekstrak senyawa. Alat ini memiliiki tiga bagian
utama prekolator(pendidih), timbel(penyaring), dan mekanisme sifon.
2) Labu alas datar
Labu alas datar merupakan alat kimia dari gelas yang memiliki fungsi untuk
memanaskan larutan dengan pemanas plat.
3) Kaca arloji
Kaca arloji berbentuk cawan lngkaran dan sedikit cekung. Kaca arloji
digunakan untuk tempat penguapan atau pengerinngan zat terlarut. Bahan pembuat
kaca arloji dari kaca yang tahan panas dan korosi.
4) Thermometer
Thermometer dalam laboratorium biasanya terbuat dari gelas dan
menggunakan alcohol atau air raksa sebagai media pengukur untuk mendapat
ketelitian dalam mengukur suhu yang diperlukan untuk analisis kimia.
5) Tabung reaksi
Tabung reaksi adalah alat kimia benbentuk tabung yang digunakna untuk
mereaksikan bahan kimia dalam suatu analisis atau percobaan kimia.
6) Pipet volume
Pipet volume merupakan pipet yang memiliki fungsi untuk memindahkan
cairan yang digunakan dalam proses pengujian dalam jumlah mulai dari sangat
kecil.
7) Batang pengaduk
Batang pengaduk yaitu alat yang berbentuk batang lurus yang digunakan
untuk membantu mengaduk bahan kimia dan cairan.
8) Pipet mikro
Pipet mikro merupakan pipet yang yang digunakan untuk memindahkan larutan
cair bervolume sekitar 5 µL-10 µL dengan standar deviasi 0,1 %. Sehingga pipet
mikro dapat memindahkan cairan dalam jumlah kecil secara akurat.
9) Gelas ukur
Gelas ukur yaitu gelas berbentuk silinder untuk mengukur volume cairan
dengan tepat. Gelas ukur memiki standar deviasi 1% dari volume sebenarnya.
12

Bentuk dari gelas ukur yaitu mempunyai mulut yang sama dengan lebar alasnya
serta bermulut yang lebar dan bercucuk.
10) Labu pengenceran
Labu pengenceran terbuat dari gelas dan berfungsi untuk Mengencerkan zat
tertentu hingga batas leher labu.
11) Kuvet
Kuvet adalah alat kimia yang berbentuk silinder atau balok yang digunakan
untuk Menampung larutan yang akan diukur di spektrofotometer. Untuk metode
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi, kuvet paling baik terbuat dari
kwartza atau silika.
12) Erlenmeyer
Erlenmeyer adalah alat kimia yang berbentuk labu yang digunakan untuk
mengukur, menyimpan, dan mencampur cairan. Erlenmayer dapat dibagi
berdasarkan ada tidaknya skala dan tertutup tidaknay erlenmayer. Selain itu,
erlenmayer digunakan menitrasi larutan pada volumetric untuk ditetapkan
normalitasnya.

Alat-alat yang terbuat dari porselin, antara lain:


1) Sendok porselin
Alat yang digunakan untuk mengaduk atau mencampur bahan kimia yang
berbentuk tepung atau padatan.
2) Corong buchner
Corong buchner pada bagian atas berbentuk silinder dengan dasar yang berpori.
Corong ini berguna untuk penyaringan vakum.
3) Mortir
Mortar digunakan untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan kimia.
Alat tumpuk ini terbuat dari porselen yang tebal.

Alat-alat yang terbuat dari logam, antara lain:


1) Pembakar Bunsen
Pembakar bunsen merupakan pipa logam yang dilengkapi pengatur gas saat
melakukan pembakaran. Alat ini berfungsi untuk pemanasan, penyeterilisasi, dan
pembakaran.
2) pH meter
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan
larutan.
3) Oven
Oven tebuat dari logam danberguna untuk menghangatkan atau memanaskan
suatu zat.
4) Timbangan analitik
Timbangan analitik berguna untuk menimbang berat suatu benda hingga ukuran
milligram.
13

Alat-alat yang terbuat dari karet,antara lain:


1) Filler
Filler merupakan alat yang digunakan Bersama pipet untuk menyedot larutan
dalam analisis kimia. Filler terdiri dari tiga cabang leher yang digunakan untuk
menyedot dengan mendorong larutan yang ada di dalam pipet untuk mengisi maupun
menghilangkan udara.

2. Bahan kimia
Bahan kimia atau kemikalia dipakai saat melakukan berbagai analisis
kimia di laboratorium. Bahan kimia disimpan pada kemasan botol plastik atau
botol gelas gelap. Bahan kimia dalam proses pembuatannya dibuat dengan
kemurnian yang berbeda-beda yang disebut derajat kemurnian. Derajat
kemurnian memiliki berbagai jenis. Namun,berikut beberapa jenis derajat
kemurnian yang sering ditemukan:

1. Commercial grade (kemikalia teknik), seringkali digunakan dalam jumlah


besar pada skala industry.
2. USP-grade (United State Pharmacope), bahan kimia yang telah dimurnikan
sesuai dengan syarat tertentu dan tidak mengandung zat tertentu.
3. CP-grade (Chemical pare grade), bahan kimia tersebut memiliki derajat
kemurnian lebih tinggi daripada USP grade.
4. Reagent grade atau analyzed grade, kemikalia yang dihasilkan pabrik tanpa
dimurnikan dan sudah dibuat agar zat yang terkandung di dalamnya sesuai
batas maksimum ketetapan Comitte an Analytical Reagent of the American
Chemical Society.
5. Primary Standard Grade atau PA (Pro Analisa), kemurnian dalam grade ini
mendekati 100% karena merupakan kemikalia yang memenuhi standar
persyaratan untuk menjadi pereaksi maupun standar analisis kimia lainnya.

Bahan-bahan kimia diantaranya:

1. Tri-natrium citrate (Na3C6H5O7)


Tri-natrium citrate memiliki bobot molekul 258,06 gr/mol, derajat
kemurnian PA, berbentuk bubuk kristal putih, dan memiliki bahaya utama
irritant.
2. Akuabides (H2O)
Akuabides merupakan air yang mengalami penyulingan dua kali,
memiliki bobot molekul 18,0153 gr/mol, derajat kemurnian PA, dan
berbentuk cair.
3. Asam asetat (CH₃COOH)
14

Asam Asetat memiliki Bobot molekul 60, 05 g/mol, derajat


kemurnian PA, dan berbahaya karena bersifat korosif dan menyebabkan
iritasi.
4. Methanol (CH3OH)
Methanol memiliki bobot molekul 32,04 gr/mol, derajat kemurnian
PA, dan beracun serta mudah terbakar.

5. Potassium iodide (Kl)


Potassium iodide memiliki bobot molekul 166,0028 gr/mol, derajat
kemurnian PA, dan aman digunakan selagi tidak dikonsumsi ibu hamil.
6. Asam klorida (HCl)
Asam klorida memiliki bobot molekul 36,46 gr/mol, kemurnian
37%, dan berhaya karena bersifat korosif.

7. Kupfer (II) sulfat pentahydrate (CuSO4.5H2O)


Kupfer (II) sulfat pentahydrate memiliki bobot molekul 159,62
gr/mol, derajat kemurnian PA, dan berbahaya karena bersifat beracun,
irritant, dan berbahaya bagi lingkungan.

8. Hydrogen peroxide (H2O2)


Hydrogen peroxide memiliki bobot molekul 34,0147 gr/mol,
derajat kemurnian PA, dan memiliki sifat oksidator.

9. Kalium permanganate (KMnO₄)


Kalium permanganate memiliki bobot molekul 158,034 gr/mol,
derajat kemurnian PA, dan memiliki.sifat yang membahayakan, yaitu
oksidator, iritasi, dan berbahaya bagi lingkungan.

10. Natrium karbonat (Na₂CO₃)


Natrium karbonat memiliki bobot molekul 105,9888 gr/mol,
derajat kemurnian PA, dapat menyebabkan iritasi, dan bentuknya berupa
padatan putih yang mudah larut di dalam air.

11. Ammonia (NH3)


Ammonia memiliki bobot molekul 0,96 gr/mol, kemurnian 25%,
dan memiliki bahaya utama korosif, beracun, dan berbahaya bagi
lingkungan.

12. Kloroform (CHCl₃)


15

Kloroform memiliki bobot molekul 119,38 gr/mol, derajat


kemurnian PA, dan bersifat karsinogenik.

13. Natrium sulfid (Na2S)


Natrium sulfid memiliki bobot molekul 78,0452 gr/mol, derajat
kemurnian PA, dan memiliki sifat bahaya, yaitu korosif dan berbahaya
bagi lingkungan.

14. Benzol (C6H6)


Benzol memiliki bobot molekul 78,11 gr/mol, derajat kemurnian
PA, dan memiliki bahaya utama mudah terbakar.

15. n-heksana (C6H14)


n-heksana memiliki bobot molekul 86,18 gr/mol, derajat
kemurnian PA, dan memilki bahaya, yaitu mudah terbakar, beracun, dan
berbahaya bagi lingkungan.

16. Aceton (C3H6O)


Aceton memiliki bobot molekul 58,08 gr/mol, derajat kemurnian
PA, dan memiliki bahaya utama mudah terbakar.

17. Sibernitrat (AgNO3)


Sibernitrit memiliki bobot molekul 169,87 gr/mol, derajat
kemurnian PA, dan memiliki bahaya korosif serta berbahaya bagi
lingkungan.

18. Mangan (II) sulfat monohidrat (MnSO4)


Mangan (II) sulfat monohidrat memiliki bobot molekul 169,02
gr/mol, derajat kemurnian PA, dan memiliki bahaya utama iritasi.

19. Barium klorida (BaCl2)


Barium klorida memiliki bobot molekul 208,23 gr/mol, derajat
kemurnian PA, dan memiliki bahaya utama beracun.

20. Acetic anhydrate (C4H6O3)


Acetic anhydrate memiliki bobot molekul 102,09 gr/mol, derajat
kemurnian PA, dan bersifat bahaya karena memiliki sifat korosif, mudah
terbakar, dan iritasi.
16
17

Simbol berbahaya bahan-bahan kimia

No Simbol Keterangan
1. Nama: Explosive

Lambang: E

Arti: Bahan kimia yang mudah meledak apabila


terkena panas atau percikan api, gesekan, pukulan,
atau reaksi dengan bahan kimia lain.

Tindakan: Menghindari penyebab bahan kimia


mudah terbakar.

2. Nama: Oxidizing

Lambang: O

Arti: Bahan kimia bersifat mudah mengoksidasi


sehingga dapat menyebabkan kebakaran dengan
menghasilkan panas saat kontak dengan bahan yang
panas dan bahan yang bersifat reduktor.

Tindakan: Hindarkan dari panas dan benda yang


bersifat reduktor.

3. Nama: Flammable

Lambang: F

Arti: Bahan kimia yang memiliki sifat mudah


terbakar baik secara langsung atau tidak.

Tindakan: Jauhkan dari benda-benda yang memicu


terjadinya nyala api.
4. Nama: Toxic

Lambang: T

Arti: Bahan kimia yang bersifat beracun, dapat


mengakibatkan sakit akut dan kronis bahkan
18

kematian bila tertelan atau terhirup.

Tindakan: Jangan ditelan atau dihirup dan hindari


bahan kimia kontak langsung dengan kulit.

5. Nama: Irritant

Lambang: Xi

Arti: Bahan yang dapat menyebabkan gangguan


kesehatan apabila masuk melalui pernafasan,
melalui mulut,dan kontak langsung dengan kulit.

Tindakan: Hindari kontak langsung dengan bahan


kimia.

6. Nama: Corrosive

Lambang: C

Arti: Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak


jaringan hidup saat mengalami kontak langsung.

Tindakan: Hindari kontak langsung dengan bahan


kimia yang bersifat korosif.

7. Nama: Dengerous For the Environment

Lambang: N

Arti: Bahan kimia yang berbahaya bagi komponen


lingkungan. Jika terjadi terus menerus bahan kimia
ini dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.

Tindakan: Hindari bercampur dengan ekosistem


lingkungan.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum pengenalan alat


dan bahan kimia ini adalah:

1. Alat kimia adalah alat yang digunakan untuk membantu proses


analisis kimia. Sebagian besar alat kimia menggunakan bahan
diantaranya:

1.1. Gelas atau kaca, contohnya soxhlet, labu alas datar, kaca
arloji, thermometer, tabung reaksi, pipet volume, batang
pengaduk, pipet mikro, gelas ukur, labu pengenceran, kuvet
dan Erlenmeyer.
1.2. Porselin, contohnya sendok porselin, corong buchner, dan
mortar.
1.3. Logam, contohnya pembakar bunsen, pH meter, oven, dan
timbangan analitik.
1.4. Karet, contohnya adalah filler.

2. Dalam melakukan percobaan kimia menggunakan bahan kimia


harus memeperhatikan sifat dari bahan kimia yang digunakan
karena ada yang berbahaya. Bahan kimia memiliki derajat
kemurnian yang berbeda-beda sesuai dengan kegunaannya dan
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang perlu diperhatikan,
seperti beracun, berbahaya, korosif, dan mudah terbakar. Contoh
bahan kimia, seperti tri-natrium citrate, akuabides, asam asetat,
methanol, potassium iodida, asam klorida, kupfer (ii) sulfat
pentahydrat, hydrogen peroxide, kalium permanganat, natrium
karbonat, ammonia, kloroform, natrium sulfid, benzol, n-heksana,
aceton, sibernitrat, mangan (ii) sulfat monohidrat, barium klorida,
acetic anhydrate.

5.2. Saran

Dalam melakukan percobaan di laboratorium sebaiknya tidak


menggunakan alat kimia yang sudah rusak karena akan
membahayakan. Kemasan bahan kimia yang label keterangannya
sudah pudar atau rusak sebaiknya diperbaiki atau diganti karena akan
mempersulit pembacaan informasi. Saat melakukan praktikum harus
selalu menjaga kebersihan laboratorium.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mardani. 2007. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC

Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Purwokerto. UNSOED

Tim Pengampu. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Purwokerto:


UNSOED

Stefanus dan Nina. 2016. Pedoman Praktikum Laboratorum Farmasi. Jakarta:


Universitas 17 Agustus 1945

Nyoman dan Kancoro. 2010. Pengetahuan praktis Laboratorium Kimia Seri 2.


Bengkulu: UNIB Press

19

Anda mungkin juga menyukai