Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 1

TEKNIK LABORATORIUM I

Disusun Oleh :

Putri Rossadi

24030120120012

Asisten Laboratorium :

Ayuningtyas Putri Bintari

24030118130067

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
PERCOBAAN 1
TEKNIK LABORATORIUM 1

I. TUJUAN PERCOBAAN
1.1 Mampu menjelaskan kegunaan alat – alat di laboratorium.
1.2 Mampu menggunakan alat – alat laboratorium.
1.3 Mampu melakukan percobaan dengan cara dan urutan yang benar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laboratorium
Laboratorium berasal dari kata laboratory, dari kata tersebut
munculah sebuah maksud dari laboratorium itu sendiri. Laboratorium
merupakan sarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan dalam
pembelajaran yang berkaitan, dan sebagai sumber unit daya dasar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan (Ibrahim, 2011).
Dikutip dari Muhammad Amien (1998: 2), terdapat beberapa jenis
laboratorium ditinjau dari tujuan dan fungsinya yaitu, laboratorium dasar,
laboratorium pengembangan, laboratorium metodologi pengajaran, dan
laboratorium penelitian.
Fungsi dari laboratorium itu sendiri, secara garis besar adalah
wadah dalam kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta
pengujian ilmiah bagi para praktikan. Secara khususnya fungsi dari
laboratorium antara lain :
1. Menyetarakan teori dan praktik ilmu.
2. Menambah keterampilan dalam ilmiah bagi praktikan.
3. Memupuk rasa ingin tahu.
4. Membina rasa percaya diri (A.Emda, 2017).
2.2 Teknik Laboratorium
Adanya banyak fungsi dari laboratorium, menyebabkan terjadinya
pengkhususan pada study yang bersangkutan, salah satunya terdapat jenis
laboratorium dalam bidang riset kimia atau yang dikenal dengan
laboratorium kimia. Di dalam laboratorium kimia tersebut terdapat
fasilitas – fasilitas yang lengkap sebagai persyaratan riset dibidangnya
(A.Emda, 2017).
Untuk melakukan kegiatan riset di laboratorium perlu adanya
perencanaan khusus yang disusun secara sistematis agar tujuan dari riset
itu terselesaikan. Penyelesaian riset tentunya didukung dengan adanya
fungsi dari setiap fasilitas yang disediakan. Banyaknya fasilitaas
penunjang menuntut praktikan untuk mengetahui dan memahami secara
garis besar maupun khusus mengenai kegunaan serta cara penggunaan
fasilitas – fasilitas tersebut, agar tidak salah dalam memilih serta tepat
dalam menyesuaikan fasilitas yang dipakai dengan percobaanya
(A.Hamid, 2011).
Adapun jenis dari fasilitas pada laboratorium dalam riset kimia
sebagai berikut :
1. Fasilitas Keselamata Kerja
a. Jas lab, baju pelindung untuk melindungi badan dan baju dari zat
kimia.
b. Sarung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari kontak
langsung bahan – bahan kimia.
c. Kacamata pelindung, digunakan untuk melindungi mata.
Fasilitas kesalamatan kerja harus memenuhi standar kelayakan, karna
keselamatan kerja merupakan hal pertama yang dipersiapkan ketika
hendak melakukan kegiatan riset di laboratorim. Menjadi hal yang
pertama, dikarenakan kegiatan di laboratorium terutama laboratorium
kimia yang kontak langsung dengan zat – zat kimia memiliki nilai
resiko kecelakaan yang tinggi (C. Budimarwanti, 2011).
2. Fasilitas alat, digunakan untuk melakukan percobaan seperti, tabung
reaksi, pipet, labu ukur, corong, gelas kimia, gelas ukur, penjepit,
kertas saring, kaca arloji, dan lain – lain. Setiap alat tersebut tentunya
mempunyai fungsi yang berbeda dan memiliki karakteristik khusus.
Penguasaan dan pemahaman pada cara penggunaan sangat dibutuhkan
dalam pemilihan alat. Karena alat – alat percobaan sangat berpengaruh
terhadap hasil percobaan.
2.3 Pelarutan
Pelarutan adalah proses melarutkan suatu bahan dalam suatu
pelarut. Pada proses pelarutan terdapat dua jenis bahan yaitu bahan pelarut
(solvent) dan bahan yang dilarutkan. Pelarut merupakan medium dalam
dimana bahan terlarut (Baroroh, 2004).
2.4 Penyaringan
Penyaringan adalah sebuah pemisahan fisik antara cairan dan
padatan dalam suatu campuran. Penyaringan dapat dilakukan dengan
beberapa metode seperti metode filtrasi dan metode dekantasi. Filtrasi
merupakan proses pemisahan solid – liquid dengan cara melewatkan liquid
melalui media berpori atau bahan – bahan berpori untuk memisahkan atau
menghilangkan butiran – butiran halus zat padat tersuspensi dari liquida.
Sedangkan metode dekantasi merupakan proses pemisahan campuran
(padatan dari zat cair) dengan cara menuangkan campuran itu langsung
tanpa melewati penyaring (Prastyo, 2018).
2.5 Meniskus
2.5.1 Pengertian
Meniskus adalah kelengkungan permukaan zat cair di dalam
sebuah tabung reaksi (Yulista Meitarita, 2011).
2.5.2 Macam – macam Meniskus
a. Meniskus cembung, kelengkungan permukaan zat pada tabung
reaksi yang berbentuk cembung.
b. Meniskus cekung, kelengkungan permukaan zat pada tabung
reaksi yang berbentuk cekung (Yulista Meitarita, 2011).
2.6 Analisa Bahan
Dalam menganalisa bahan dapat dilakukan dengan melihat dari
sifat kimia dan sifat fisika dari bahan tersebut.
a. Aquades
- Sifat Kimia : bersifat netral dan berperan sebagai pelarut yang baik
karena kepolarannya tinggi (A.Chandra, 2014).
- Sifat Fisika : berwarna bening, bersifat cair, dan, memiliki rumus
molekul H2O (A.Chandra, 2014).
b. NaOH
- Sifat Kimia : bersifat basa dan sangat larut dalam air serta
melepaskan panas jika dilarutkan (Prasetya, 2012).
- Sifat Fisika : berwarna putih dan memiliki berbagai macam bentuk
yaitu serpihan ataupun larutan jenuh 50% (Prasetya, 2012).
c. Asam Salisilat
- Sifat Kimia : mudah larut dalam etanol tetapi sukar larut dalam air
(Fenti Fatmawati, 2017).
- Sifat Fisika : berbentuk padat seperti serbuk kristal halus dan
berwarna putih dan memiliki rasa manis (Fenti Fatmawati, 2017).
III.METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Tabung reaksi j. Gelas ukur
b. Rak tabung reaksi k. Corong
c. Penjepit tabung l. Erlenmeyer
d. Lampu spirtus m. Pengaduk gelas
e. Pipet gondok n. Gelas beker
f. Pipet ukur o. Buret
g. Karet filler p. Statif
h. Labu ukur q. Klem
i. Pipet tetes r. Gelas arloji
s. Kertas saring

3.1.2 Bahan
a. Aquades
b. NaOH
c. Asam salisilat

3.2 Alat dan Fungsi


Nama Alat Fungsi
Tabung reaksi Tempat mereaksikan bahan –
bahan kimia dalam jumlah
yang sedikit.

Rak tabung reaksi Tempat meletekkan tabung


reaksi.

Penjepit tabung Alat penjepit tabung reaksi saat


proses pemanasan.

Lampu spirtus Alat pembakar atau pemanas


dengan bahan bakar spirtus.

Pipet gondok Mengambil bahan serta


mengukur volume larutan
hanya dalam satu skala ukuran
dengan ketelitian tinggi.
Pipet ukur Mengambil dan mengukur
volume larutan dalam berbagai
skala/ ukuran dengan ketelitian
tinggi.

Karet filler Mengambil bahan yang


berbahaya dengan cara
menyambungkannya ke pipet
ukur atau pipet gondok.

Labu ukur Membuat larutan dengan


volume yang diketahui secara
teliti serta mengencerkan
larutan sampai volume tertentu
dengan ketelitian tinggi.

Pipet tetes Mengambil bahan dalam


jumlah sedikit. Tidak ada skala
ukuran pada pipet tetes.
Gelas ukur Mengukur volume pada bahan
yang bersifat cair dengan
ketelitian rendah.

Corong Alat bantu untuk penyaringan


(tempat peletakkan kertas
saring) serta memindahkan
larutan.

Erlenmeyer Mengukur volume dengan


ketelitian rendah dan
menampung bahan kimia
sementara waktu.

Pengaduk gelas Mencampur larutan serta


mengalirkan larutan ke dalam
corong ketika memindah atau
dalam proses penyaringan.

Beker glass Tempat menampung bahan atau


sebagai penyimpan zat
sementara waktu.

Buret Alat dalam percobaan titrasi.

Statif Alat untuk menegakkan buret.

Klem Tempat meletakkan buret.

Gelas arloji Penutup gelas kimia saat proses


pemanasan, tempat saat
menimbang dan untuk
mengeringkan padatan pada
desikator.

Kertas saring Memisahkan suspensi dengan


cairan.

3.3 Skema Kerja


3.3.1Cara Memegang dan Meletakkan Tutup Botol

Botol larutan

Memegang dimana posisi etiket botol yang


menghadap telapak tangan.

Tutup botol Membuka lalu meletakkan tutup


botol di atas meja dengan posisi
tutup botol terbalik.

3.3.2 Cara Mengambil atau Menuang Bahan Kimia

Botol larutan

Miringkan
Spatula

Pegang dan buka tutup botol.

- Perlahan goncangkan sampai zat keluar (menuangkan


langsung).
- Perlahan hingga posisi bahan kimia terletak pada
dasar botol secara diagonal.

Ambil bahan secara perlahan.

3.3.3 Cara Menimbang

Neraca Prontinal
Zat
Tambah/ kurangi zat hingga neraca seimbang.

Bandingkan
Membandingkan hasil neraca prontinal
dengan neraca digital.

Neraca Digital

Posisikan angka neraca pada angka 0.

Zat

3.3.4 Cara Memanaskan atau Menguapkan


Menimbang

Hasil
Tabung reaksi
Zat

Jepit ujung tabung menggunakan penjepit tabung.

Memanaskan Miringkan posisi tabung reaksi, serta


aduk sesekali dikocok. Tambahkan batu
didih untuk menghindari meloncatnya
cairan saat menaiknya suhu drastis.

Erlenmeyer/gelas
kimia

Zat

Memanaskan Kontakan langsung Erlenmeyer/gelas


kimia dengan perlahan goyangkan gelas
dan sesekali angkat bila mendidih.

3.3.5 Cara Melarutkan (Pengadukan)

Neraca
NaOH

- Menimbang NaOH 0,4 gram.


- Penambahan zat NaOH ke dalam gelas kimia.
- Penambahan aquades perlahan hingga kurang lebih
20 mL.
- Pengadukan padatan hingga terlarut sempurna.
-
Gelas kimia 250 mL
3.3.6 Cara Mengukur Volume
Thermometer

Hasil
Labu ukur
100 mL
NaOH larut

- Pemasukkan larutan NaOH dengan corong ke dalam


labu ukur.
- Melakukan pembilasan gelas kimia serta tambahkan
bilasannya ke labu ukur.
- Penambahan aquades dengan botol semprot dan pipet
tetes hingga permukaan mendekati tanda garis
(meniskus).
Menutup Labu
ukur

- Pindahkan ke botol pereaksi.

Hasil

3.3.7 Cara Melipat Kertas Saring

Melipat kertas
saring
- Dengan bentuk kerucut.

Merobek kertas saring

- Robek lipatan lipatan sudut, dengan tidak terlalu lebar.


- Lipat bagian luar dan dalam kerucut, kaitkan.

Membasahi

- Dinding corong.

3.3.8 Cara Menyaring


Corong

Kertas saring
3 gelas kimia
Aquades 20 mL
Asam stearat 0,3
gram

- Mengaduk hingga membentuk larutan.

Mendiamkan

- Hingga terbentuk endapan di dasar gelas.

Mendekantasi Gelas kimia 1

Menyaring gelas
kimia 2 dan 3

- Dengan kertas saring.

Hasil
IV. DATA PENGAMATAN
4.1 Cara Memanasakan (Pemanasan Aquades)

No Perlakuan Pengamatan
Berwarna bening, tidak beraroma, dan
1. Aquades
memiliki sifat netral.
Tetap berwana bening, tidak beraroma,
terasa panas, membentuk gas berupa uap
2. Aquades + pemanasan air berdasarkan dari reaksi pada
pemanasannya yaitu :
H2O(l) H2O(g)

4.2 Cara Melarutkan (Pelarutan NaOH)

No Perlakuan Pengamatan
Berwarna putih dan berbentuk seperti
1. NaOH
serpihan
2. NaOH + penimbangan Sebesar 0.4 gram.
3. NaOH + pengukuran suhu Suhu awal 37oC.
Berwarna bening, berubah wujud menjadi
4. 0.4 g NaOH(s) + 20 mL H2O(l) larutan yang homogen, dengan reaksi
NaOH(s) + H2O(l) Na+(aq) + OH-(aq).
Mengalami kenaikan menjadi 38oC dan
5. NaOH(aq) + pengukuran suhu
timbul panas karna adanya reaksi eksoterm.

4.3 Cara Menyaring

No Perlakuan Pengamatan
.- Hasil larutan masih keruh.
1. Dekantasi
- Waktu yang diperlukan 1 menit 23 detik.
- Hasil larutan cukup bening.
2. Kertas saring tipe 1 - Waktu yang penyaringan 8 menit 2
V. PEMBAHASAN
detik.
- Hasil larutan lebih bening.
3. Kertas saring tipe 2
- Waktu yang diperlukan 5 menit 32 detik.
Telah dilakukan percobaan pertama yaitu Percobaan Teknik
Laboratorium I pada hari Rabu tanggal 30 September 2020 secara daring
melalui platform Ms Team Channel Praktikum 1 dengan tujuan mampu
menjelaskan dan menggunakan alat – alat laboratorium, serta melakukan
percobaan dengan cara dan urutan yang benar. Pada percobaan kali ini
terdapat 7 percobaan yang dilakukan yaitu :
5.1 Cara Memegang Botol dan Menuang Larutan dalam Botol
Percobaan ini dilakukan agar praktikan mengetahui cara yang tepat
untuk memegang botol dan menuang larutan. Langkah kerja yang pertama
adalah menghadapkan etiket botol ke telapak tangan, agar menjaga etiket
dari tertumpahnya bahan saat melakukan penuangan zat. Jika bahan
tertumpah tulisan pada etiket yakni identitas seperti nama, tanggal
kadaluarsa, dan kadar atau kekuatan zat akan luntur dan berakibat fatal
yaitu adanya kesalahan dalam pengambilan zat dikarenakan tidak
terlihatnya tulisan etiket. Langkah kedua, membuka tutup botol dan
meletekkan tutup botol di atas meja dengan posisi terbalik yakni bagian
dalam yang menghadap ke meja. Tujuannya menghindari adanya zat – zat
atau pertikel lain yang kemungkinan masuk pada tutup botol dan
menyebabkan kerusakan zat.
Percobaan selanjutnya adalah menuang larutan dalam botol.
Praktikan harus memperhatikan terlebih dahulu jumlah larutan yang ingin
digunakan, dengan jumlah sedikit atau banyak. Jika larutan berjumlah
sedikit penuangan larutan dilakukan dengan bantuan pipet tetes. Apabila
larutan yang akan digunakan dalam jumlah banyak, langkah kerja yang
dilakukan sama dengan menuang zat padatan akan tetapi untuk
menghindari terjadinya penumpahan larutan, digunakan batang pengaduk
yang diletakkan pada wadah penampung larutan, setelah itu menuang
larutan dengan memiringkan dan menempatkan mulut botol pada batang
pengaduk.
5.2 Cara Menimbang
Tujuan dari percobaan ini adalah agar praktikan mengetahui
langkah kerja untuk menimbang dengan tepat dan sistematis.
Penimbangan ini dilakukan dengan neraca digital. Langkah kerja yang
pertama, membersihkan terlebih dahulu neraca digital yang akan
digunakan dengan lap atau kain bersih. Hal itu dilakukan agar tidak ada
partikel yang tertinggal pada neraca. Selanjutnya simpan kaca arloji di atas
timbangan, lalu set monitor timbangan menjadi 0. Dikarenakan neraca
digital memiliki tingkat kesensitifan tinggi terhadap partikel, jika kita tidak
melakukan set monitor menjadi 0 dikhawatirkan ada partikel yang
tertimbang diluar dari zat yang ingin ditimbang. Kemudian letakkan zat di
atas kaca arloji dan lakukan proses menimbang yaitu membaca nilai yang
tertera pada monitor neraca. Jika sudah selesai dalam proses penimbangan
bersihkan neraca dan set kembali monitor timbangan menjadi 0, tujuannya
agar tidak menyusahkan pengguna lain jika neraca digital digunakan
kembali.
5.3 Cara Memanaskan atau Menguapkan
Tujuan dari percobaan ini adalah agar praktikan mengetahui cara
dan prosedur yang tepat dalam proses memanaskan atau menguapkan.
Pada percobaan ini dilakukan proses memanaskan dengan tabung reaksi
dan erlenmeyer atau gelas kimia. Pada tabung reaksi langkah kerja yang
dilakukan yaitu langsung memanaskan tabung reaksi di atas api dengan
posisi tabung reaksi yang dijepit dengan penjepit tabung pada bagian
mulut tabung tersebut ke arah yang kosong dalam artian tidak ada
praktikan lain dan tidak diarahkan kepada praktikan itu sendiri. Hal itu
dilakukan sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan kerja dari efek
pemanasan, dalam proses ini zat yang dipanaskan berupa aquades, ketika
dipanaskan aquades akan menghasilkan kalor, dikarenakan terjadinya
proses eksoterm yaitu adanya pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan,
sehingga aquades akan terasa panas dan terjadinya penambahan suhu
(Justiana Muchtardi, 2009). Penambahan suhu itu menyebabkan aquades
menghasilkan gas uap air sesuai pada reaksi pemanasannya yaitu H2O(l)
H2O(g)(Buchori, 2011). Penjepitan pada posisi leher tabung bertujuan agar
tidak mengganggu proses pengamatan saat percobaan, dan dalam
pemanasan zat sesekali dilakukan pengocokan atau pengadukan bertujuan
untuk mempercepat reaksi dari pemanasan itu sendiri.
Untuk memanaskan zat menggunakan gelas kimia atau erlenmeyer
langkah kerjanya sama dengan menggunakan tabung reaksi, yang
membedakan adalah jika saat memanaskan zat, gelas kimia atau tabung
erlenmeyer diletakkan di atas kasa asbes yang sudah di tempatkan pada
kaki tiga.
5.4 Cara Melarutkan (Pengadukan)
Percobaan ini dilakukan agar praktikan mengetahui cara
melarutkan atau pengadukan. Pada percobaan ini zat yang dilarutkan
adalah NaOH. Langkah kerja yang pertama membilas gelas kimia dengan
aquades terlebih dahulu bertujuan untuk mensterilkannya dari pengotor.
Selanjutnya, menimbang NaOH dan memasukkan NaOH ke dalam gelas
kimia dengan cara yang sesuai pada percobaan 5.1 dan 5.2. Setelah itu,
tempatkan thermometer pada gelas kimia untuk mengukur suhu awal
dengan ketentuan tidak diperkenankan untuk menyentuh dasar gelas kimia
dan memegangnya tanpa perantara. Memegang thermometer harus
menggunakan alat bantu seperti tali yang diikatkan dan yang dipegang
adalah talinya. Teknik tersebut dilakukan agar hasil dari perhitungan
suhunya akurat tidak terikut dengan suhu dari benda lain. Langkah
berikutnya ialah menambahkan aquades sedikit demi sedikit untuk
melarutkannya sambil diaduk dengan batang pengaduk yang bertujuan
agar mempercepat reaksi dan menghomogenkan larutan. Setelah NaOH
terlarut sempurna maka terjadi reaksi NaOH(s) + H2O(l) Na+(aq) + OH-(aq)
(Anonim, 2013). Dinding gelas kimia terasa lebih hangat, dibuktikan
dengan pengukuran suhu kedua yaitu terjadi kenaikan suhu yang
disebabkan adanya reaksi eksoterm berupa proses terlepasnya kalor dari
sistem ke lingkungan (Justiana Muchtardi, 2009). Warna dan bentuk dari
NaOH tentu saja mengalami perubahan menjadi bening dan berubah
wujud menjadi larutan, karna sudah mendapatkan perlakuan baru berupa
pelarutan.
5.5 Cara Mengukur Volume dan Pengenceran dengan Labu Ukur
Tujuan dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat mengukur
volume dan melakukan pengenceran dengan cara yang tepat dan
sistematis. Langkah pertama yakni memindahkan larutan NaOH pada
percobaan 5.4 ke dalam labu ukur 100 mL. Proses pemindahan dilakukan
dengan bantuan corong dan batang pengaduk yang bertujuan untuk
meminimalisir tertumpahnya larutan saat dituang ke dalam labu ukur
dikarenakan ukuran mulut labu yang kecil. Lakukan pembilasan pada
gelas kimia dan air bilasannya dimasukkan ke dalam labu ukur, agar tidak
ada larutan yang masih tersisa di dalamnya. Langkah selanjutnya yakni
menambahkan aquades ke dalam labu ukur sampai mendekati tanda garis.
Tidak diperbolehkan dalam menuang larutan pada labu ukur melebihi
tanda garis atau mengurangi larutan yang sudah ada pada labu ukur. Jika
terjadi hal seperti itu maka dipastikan perocabaanya gagal karena
konsentrasi dari larutan akan berubah dan hasil percobaan pun tidak
akurat. Agar takaran larutan pas saat penuangan, tuangkan larutan hingga
didekat tanda garis pada labu ukur. Dan untuk menambahkannya lakukan
sedikit demi sedikit dengan pipet tetes sambil memperhatikan
meniskusnya. Meniskus adalah kelengkungan permukaan zat cair di dalam
sebuah tabung reaksi (Yulista Meitarita, 2011). Jenis meniskus yang
dimaksud pada percobaan ini yaitu meniskus cekung dimana nilai kohesi
larutan NaOH lebih kecil dari pada nilai adhesinya (Estien, 2004). Dari
meniskus tersebut dapat dilihat nilai volume dari larutannya. Setelah itu
tutup botol labu ukur dan lakukan penggojokan untuk menghomogenkan
larutan dan sebagai teknik dalam pengenceran dengan posisi labu ukur
dipegang telapak tangan dan jari telunjuk menekan tutup labu ukur
membentuk siku. Lalu gerakan tangan dengan gaya menaikan dan
menurunkan lengan. Setelah pengenceran dilakukan larutan dipindahkan
ke botol pereaksi dan beri label, akan tetapi hal ini bersifat optional.
5.6 Cara Melipat Kertas Saring
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan agar praktikan mengetahui
teknik dalam melipat kertas saring. Terdapat dua jenis teknik dalam
melipat kertas saring, teknik pertama (tipe 1) dan teknik kedua (tipe 2).
Langkah kerja pada teknik pertama yaitu melipat kertas membentuk
kerucut, lalu merobek sedikit sudut lipatan sekitar setengah diameter, dan
membasahi dinding corong yang dilakukan agar kertas saring tertempel
dengan baik. Sedangkan langkah kerja pada teknik kedua ialah lipat kertas
saring menjadi empat lipatan, lalu lipat kembali mengikuti garis putus
pada lipatan sebelumnya. Kemudian bentuk akordian dari kertas saring
hingga membentuk kerucut. Teknik pelipatan kertas saring yang sering
digunakan adalah teknik pertama karena lebih sederhana akan tetapi teknik
kedua lebih baik dalam melakukan penyaringan. Dikarenakan teknik
kedua itu lebih rumit dan banyak lipatan pada kertas saring, dengan
adanya lipatan – lipatan itu membantu kinerja dari kertas saring itu sendiri
untuk melakukan penyaringan. Jenis kertas saring yang digunakan
mempengaruhi hasil dalam penyaringan. Menyaring dengan kertas saring
yang memiliki pori – pori sangat kecil akan menghasilkan penyaringan
yang lebih jernih dan sebaliknya.
5.7 Cara Menyaring
Percobaan ini dilakukan agar praktikan mengetahui langkah kerja
yang tepat dan sistematis dalam menyaring dan mengetetahui keefektifan
jenis penyaringan (kertas saring tipe 1, kertas saring tipe 2, atau
dekantasi). Pada percobaan ini dilakukan tiga tahapan penyaringan.
Masing – masing dari 3 tahapan tersebut menyiapkan gelas kimia 20 mL
yang berisi 0,3 gram stearat (bubuk) kemudian melarutkannya dengan
aquades sebanyak 20 mL dan diamkan hingga terbentuk endapan. Tujuan
dari mengendapkan adalah agar adanya pemisahan antara asam stearat dan
aquadesnya sehingga mempermudah dalam proses penyaringan. Setelah
itu lakukan proses penyaringan dengan tahap pertama dekantasi, yaitu
proses pemisahan campuran (padatan dari zat cair) dengan cara
menuangkan campuran itu langsung tanpa melewati penyaring (Prastyo,
2018), dibantu dengan batang pengaduk agar larutan tidak tertumpah
dengan waktu yang diperlukan selama 1 menit 23 detik dan menghasilkan
larutan dengan kondisi masih keruh. Penyaringan tahap 2 dilakukan
dengan kertas saring tipe 1 menggunakan bantuan corong yang sudah
diberi kertas saring. Penyaringan tahap 2 memerlukan waktu selama 8
menit 2 detik dengan hasil yang cukup bening. Lalu penyaringan tahap 3
dilakukan dengan kertas saring tipe 2 dalam waktu 5 menit 32 detik,
menghasilkan penyaringan yang lebih bening. Dari tahapan penyaringan
tersebut, maka tipe penyaringan yang paling baik adalah dengan
menyaring menggunakan kertas saring tipe 2 yang didapatkan dari melipat
kertas saring dengan teknik melipat kedua.
VI. PENUTUPAN
6.1 Kesimpulan
1. Cara memegang botol dan menuang larutan dalam botol :
Teknik memegang botol yang benar ialah dengan posisi etiket
menghadap telapak tangan. Sedangkan untuk teknik menuang larutan
dalam botol, dilihat dari jumlah larutan yang diperlukan. Jika jumlah
larutan yang digunakan banyak, pengambilan dilakukan melalui
penuangan secara langsung dengan bantuan batang pengaduk, dan
apabila larutan yang digunakan sedikit, penuangan dilakukan dengan
pipet tetes.
2. Cara menimbang :
Dalam menimbang zat menggunakan neraca digital hal yang harus
dilakukan adalah membersihkan terlebih dahulu neraca digital dan
mengatur monitor neraca pada posisi 0.
3. Cara memanaskan :
Cara memanaskan dapat dilakukan dengan tabung reaksi dan gelas
kimia atau erlenmeyer. Memanaskan dengan tabung reaksi ialah
langsung memanaskan di atas api dan mengarahkan tabung reaksi ke
arah kosong. Sedangkan memanaskan dengan gelas kimia atau
erlenmeyer ialah dibantu dengan alat kaki tiga dan kasa asbes.
4. Cara melarutkan (pengadukan) :
Dilakukan dengan beberapa teknik yang harus diperhatikan yaitu,
dalam menimbang yang sesuai dengan cara menimbang, pemegangan
thermometer yaitu harus dengan alat bantu berupa tali serta tidak boleh
menyentuh benda lain selain zat yag diukur, dan pengadukan untuk
mempercepat reaksi serta menghomogenkan larutan.
5. Cara mengukur volume dan pengenceran dengan labu ukur :
Dalam mengukur volume hal yang harus diperhatikan adalah
meniskus. Sedangkan pada pengenceran yang perlu diperhatikan
adalah proses penggojokan labu ukur harus dengan teknik yang benar
yakni gerakan menaikan dan menurunkan lengan dengan posisi labu
ukur yang tegak lurus membentuk siku.
6. Cara melipat kertas saring :
Melipat kertas saring dilakukan dengan dua teknik. Teknik pertama
lebih sederhana akan tetapi hasil dari penyaringannya tidak begitu
jernih. Sedangkan teknik kedua lebih rumit namun hasil
penyaringannya lebih jernih daripada teknik pertama.
7. Cara menyaring :
Cara menyaring dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu dengan
dekantasi yang menghasilkan hasil saringan masih keruh dengan waktu
yang lama, kertas saring tipe 1 dengan hasil yang lebih jernih dari
dekantasi dalam waktu sedang, dan kertas saring tipe 2 dengan hasil
penyarinngan paling jernih dalam waktu singkat.
6.2 Saran
1. Sebaiknya dalam melakukan percobaan, gunakan alat keselamatan
kerja seperti jas lab, sarung tangan, dan kacamata pelindung.
2. Praktikan tetap berhati – hati dalam menggunakan alat dan bahan
ketika melakukan percobaan di laboratorium.
LAMPIRAN PERHITUNGAN

Pengenceran NaOH

V1 (volume NaOH ) = 20 mL = 0.02 L

V2 (volume NaOH + air) = 100 mL = 0.1 L

Mr NaOH = 40 gr/mol

m NaOH = 0.4 gram

Dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan antara lain :

1. Nilai mol zat terlarut (n1) dengan persamaan :

m
n1 =
Mr NaOH

0,4 gram NaOH


=
40 gr /mol

= 0.01 mol NaOH

2. Molaritas NaOH 1 (M1) :


n1
M1 =
V1

0.01 mol NaOH


=
0.02 L

= 0.5 mol/liter NaOH

3. Molaritas NaOH setelah diencerkan (M2)


M1.V1 = M2.V2
0.5 mol/liter NaOH . 0.02 L = M2 . 0.1 L
0.5 .0.02
M2 =
0.1
= 0.1 mol/liter

Berdasarkan dari proses perhitungan terlampir, disimpulkan bahwa nilai M


NaOH setelah diencerkan (M2) sebesar 0.1 mol/liter.

DAFTAR PUSTAKA
Hisyam Wahid Luthfi, Berliana Kusuma Riasti. 2011. Sistem Informasi
Perawatan dan Inventaris Laboratorium pada SMK Negeri 1 Rembang
Berbasis Web. Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan
Edukasi. 3(4): 3.
Ahmad Abu Hamid. 2013. Sistem Manajemen Laboratorium MIPA.Makalah.
Dalam : Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Laboratorium
IPA SMP/MTs bagi pengelola (Kepala / Laboran / Teknisi) laboratorium
IPA SMP/MTs yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Fisika
FMIPA UNY, pada tanggal 27 s/d 31 Desember 2011.
Amna Emda. 2017. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal. 5(1) : 85-86.
Baroroh, Umi L. U, 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung
Mangkurat. Banjarbaru.
Prastyo, Ani Sri Rahayu. 2018. Penyaringan Metode Buncher Sebagai Alternatif
Pengganti Penyairngan Sederhana Pada Percobaan Adsorpsi Dalam
Praktikum Kimia Fisika. Indonesian Journal Of Laboratory. 1(1): 23.
Yulista Librolva Meitarita. 2011. Metode Poe (Prediction – Observation –
Explanation) Pada Pembelajaran Fisika Dalam Meningkatkan
Pemahaman, Konsep, dan Keaktifan Siswa Pada Pokok Bahasan Dan
Wujudnya di SMPN 2 Parindu Sanggau Kalimantan Barat. Skripsi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan
Fisika. Universitas Sanata Dharma.
Andy Chandra. 2015. Studi Awal Ekstraksi Batch Daun Stevia rebaudiana
dengan Variabel Jenis Pelarut dan Temperatur Ekstraksi. Pross Sem Nas
Masy Biodiv Indon. 1(1): 29.
Budimarwanti, C. 2011. Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia.
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Prasetya, A., Widhiyanuraiyawan, D. & Sugiarto. 2012. Pengaruh Konsentrasi
Naoh Terhadap Kandungan Gas CO2 Dalam Proses Purifikasi Biogas
Sistem Continue. Repository. Fakultas Teknik. Universitas Brawijaya.
Malang
Fenti Fatmawati, Lina Herlina. 2017. Validasi Metode dan Penentuan Kadar
Asam Salisilat Bedak Tabur dari Pasar Majalaya. EduChemia ( Jurnal
Kimia dan Pendidikan. 2(2) : 142.
Justiana. Muchtardi, Sandi. 2007. Kimia 2. Jakarta. : Yudistira.
Yazid, Estien. 2004. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Buchori, luqman. 2011. Perpindahan Panas. Semarang : UNPID.
Anonim, 2013. MSDS Natrium Hidroksida,
http;//khoirulazam89.blogspot.com/2012/03/msds-natirum-
hidroksida.html. Diakses tanggal 5 Oktober 2020 : Pangkalan Bun
LEMBAR PENGESAHAN

Pangkalan Bun, 30 Oktober


2020

Mengetahui, Praktikan,
Asisten Laboratorium

Ayuningtyas Putri Bintari Putri Rossadi


24030118130067 24030120120012

Anda mungkin juga menyukai