Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Larutan Penyangga

Oleh :

ASYIFAH ZALSABILAH
Kelompok 1

Kelas XI MIPA C

SMA Al-Azhar Mandiri Palu

Tahun Ajaran 2019/2020

1
LARUTAN PENYANGGA

I. TUJUAN   
Mengetahui prinsip larutan penyangga dalam sebuah percobaan kimia.

II. DASAR TEORI


Larutan penyangga adalah suatu sistem larutan yang dapat mempertahankan nilai pH larutan
agar tidak terjadi perubahan pH yang berarti oleh karena penambahan asam atau basa maupun
pengenceran. Larutan ini disebut juga dengan larutan buffer atau dapar.
Di dalam tubuh makhluk hidup juga terdapat larutan penyangga yang sangat berperan penting.
Dalam keadaan normal, pH darah manusia yaitu 7,4. pH darah tidak boleh turun di bawah 7,0
ataupun naik di atas 7,8 karena akan berakibat fatal bagi tubuh. pH darah dipertahankan pada 7,4 oleh
larutan penyangga karbonat-bikarbonat (H2CO3/HCO3−) dengan menjaga perbandingan konsentrasi
[H2CO3] : [HCO3−] sama dengan 1 : 20. Selain itu, dalam cairan intra sel juga terdapat larutan
penyangga dihidrogenfosfat-monohidrogenfosfat (H2PO4−/HPO42−). Larutan penyangga
− 2−
H2PO4 /HPO4  juga terdapat dalam air ludah, yang berfungsi untuk menjaga pH mulut sekitar 6,8
dengan menetralisir asam yang dihasilkan dari fermentasi sisa-sisa makanan yang dapat merusak
gigi.
Komponen larutan penyangga dibagi atas dua yaitu larutan penyangga asam dan larutan
penyangga basa. Larutan buffer asam mempertahankan pH pada suasana asam (pH < 7). Larutan
buffer asam terdiri dari komponen asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A −). Contoh larutan
penyangga asam yaitu larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO−. Sedangkan
Larutan buffer basa mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7). Larutan buffer basa terdiri dari
komponen basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH +) disebut dengan larutan penyangga basa,
adapun contohnya yaitu larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+.

III. ALAT DAN BAHAN


No Nama  alat dan bahan Jumlah
1. Gelas Kimia 100 mL 2
2. Gelas Ukur 10 mL 2
3 Tabung Reaksi 6
4 Pipet Tetes 7
5 Larutan CH3COONa 1 M 10 ml
6 Larutan CH3COOH 1 M 10 ml
7 Larutan NH4OH 1  M 10 ml
8 Larutan NH4Cl 1 M 10 ml
9 Larutan HCl 0,1 M Secukupnya
10 Larutan NaOH 0,1 M Secukupnya
11 Aquades 5 ml
12 Kertas Indikator Universal 2
    
IV. PROSEDUR KERJA
1. Mengisi gelas kimia dengan 10 mL larutan CH 3COOH 1 M, lalu tambahkan 10 mL larutan
CH3COONa 1 M, kemudian campuran diaduk. memeriksa pH larutan dengan kertas
indikator universal dan mencatat hasilnya.
2. Mengisi masing-masing 3 tabung reaksi (A, B dan C) dengan 5 ml larutan No. 1 di atas.
menambahkan ke dalam masing-masing tabung sebanyak 5 ml aquades.
3. Menetesi Tabung B dengan larutan NaOH dan tabung C dengan larutan HCl secukupnya.
2
4. Mengocok Tabung A, B dan C. memeriksa pH nya dengan kertas indikator universal dan
mencatat hasilnya.
5. Mengulangi langkah 1-4, mengganti larutan pada langkah 1 dengan larutan NH4OH dan
NH4Cl.

V. HASIL PENGAMATAN

Pereaksi pH awal pH setelah pH setelah pH setelah


penambahan air penambahan penambahan
HCl NaOH
CH3COOH + 5 5 4 6
CH3COONa
NH4OH + NH4Cl 8 8 8 8

VI. PEMBAHASAN

Larutan penyangga adalah larutan yang digunakan untuk menstabilkan pH saat ada penambahan
asam, basa, atau garam. Larutan ini dibentuk lewat reaksi antara asam lemah dan basa konjugasinya (ion
X–), serta basa lemah dan asam konjugasinya (ion YH +). Larutan penyangga ada 2 jenis, larutan penyangga
asam dan larutan penyangga basa.

Larutan penyangga asam mempertahankan pH pada suasana asam (pH < 7). Larutan buffer asam terdiri
dari komponen asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A−). Larutan seperti ini dapat diperoleh dengan:

1. Mencampurkan asam lemah (HA) dengan garam basa konjugasinya (LA, yang dapat terionisasi
menghasilkan ion A−)
2. Mencampurkan suatu asam lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu basa kuat sehingga bereaksi
menghasilkan garam basa konjugasi dari asam lemah tersebut.

Larutan buffer basa mempertahankan pH pada suasana basa (pH > 7). Larutan buffer basa terdiri dari
komponen basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+). Larutan seperti ini dapat diperoleh dengan:

1. Mencampurkan basa lemah (B) dengan garam asam konjugasinya (BHX, yang dapat terionisasi
menghasilkan ion BH+)
2. Mencampurkan suatu basa lemah dalam jumlah berlebih dengan suatu asam kuat sehingga bereaksi
menghasilkan garam asam konjugasi dari basa lemah tersebut.

Pada Percobaan kali ini, digunakan campuran dari larutan CH3COOH (asam lemah) dan larutan
CH3COONa (basa konyugasi) membentuk larutan buffer asam dan buffer campuran dari larutan NH3
(basa lemah) dan NH4Cl (asam konjugasi). Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asam
maupun basa dari luar. Masing-masing komponen dalam larutan buffer mampu menetralkan asam maupun
basa dari luar. Dalam larutan buffer asam (sebagai contoh : CH3COOH/CH3COONa), terjadi
kesetimbangan sebagai berikut :

CH3COOH(aq) + H2O(l) <——> CH3COO–(aq) + H3O+(aq)

3
Komponen asam lemah dan basa konyugasi dalam larutan buffer asam membentuk sistem
kesetimbangan asam lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar, komponen CH3COO–
bekerja untuk menetralkan ion H+ larutan asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Jumlah
ion CH3COO– akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul CH3COOH akan meningkat.

CH3COO–(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

Di sisi lain, saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen CH3COOH bekerja untuk
menetralkan ion OH– larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah
molekul CH3COOH akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO– akan meningkat.

CH3COOH(aq) + OH–(aq) → CH3COO–(aq) + H2O(l)

Dalam larutan buffer basa (sebagai contoh : NH3/NH4Cl), terjadi kesetimbangan sebagai berikut :

NH3(aq) + H2O(l) <——> NH4+(aq) + OH–(aq)

Komponen basa lemah dan asam konyugasi dalam larutan buffer basa membentuk sistem
kesetimbangan basa lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar, komponen NH3 bekerja
untuk menetralkan ion H+larutan asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah kanan. Jumlah
molekul NH3 akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion NH4+ akan meningkat.

NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)

Di sisi lain, saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen NH4+ bekerja untuk
menetralkan ion OH– larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan basa lemah bergeser ke arah kiri. Jumlah ion
NH4+ akan berkurang dan sebaliknya jumlah molekul NH3 akan bertambah.

NH4+(aq) + OH–(aq) → NH3(aq) + H2O(l)

VII. KESIMPULAN

Dari Percobaan ini kita dapat mengetahui prinsip larutan penyangga dalam sebuah percobaan kimia
yang dalam garis besarnya ialah menahan pH di titik stabilnya. Ialah sebagai Buff untuk suatu larutan
agar tetap berada di kedudukan pH-nya.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.co.id/pengertian-larutan-buffer-penyangga-lengkap/
https://www.studiobelajar.com/larutan-penyangga/
https://andykimia03.wordpress.com/2009/11/30/larutan-penyangga-buffer/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/materi-larutan-penyangga-kelas-11/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-larutan-buffer/
https://www.studiobelajar.com/larutan-penyangga/

Anda mungkin juga menyukai