Dosen Pengampu :
Diana Chandra Dewi, M.Si
Disusun Oleh :
Alfi Istiqomah (11630023)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari terdapat bahan makanan, makanan maupun minuman
yang dikonsumsi oleh manusia yang mengandung banyak senyawa kimia, senyawa
kimia ini ada yang bermanfaat bagi manusia dan ada pula yang justru berbahaya. Dalam
ilmu kimia terdapat suatu cabang ilmu yang berhubungan dengan teori dan praktek dari
metode-metode yang digunakan untuk menentukan kadar senyawa-senyawa tersebut
yaitu kimia analisis kuantitatif. Salah satu metode yang digunakan adalah metode titrasi
asam basa
Sebagai seorang kimiawan, pengetahuan tentang prinsip dan teori tersebut adalah
hal yang perlu diketahui dan dipelajari sebagai suatu kemampuan untuk dapat berguna
bagi masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan mampu
menjelaskan tentang titrasi asam basa beserta penerapannya. Selain itu makalah ini
juga dibuat dengan tujuan untuk membuka pola pikir srta memenuhi tugas yang
diberikan.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang diketahui dan diperlukan untuk bereaksi
H2 O
Yang terdiri dari H+ (asam), OH- (basa) dan menjadi H2O (netral)
2. Titrasi redoks (Oksidimetri)
Prinsip dasar dari metode titrasi ini adalah reaksi reduksi dan oksidasi
O+R
Hasil
LX(s)
[M : L]n+
Yang terdiri dari ion logam dan ligan sehingga membentuk ion kompleks
Dalam makalah ini yang akan di bahas adalah lebih fokus terhadap titrasi asam basa.
Prinsip dari titrasi asam basa ini adalah melibatkan asam maupun basa sebagai
HCl
Asam klorida
CH3COOH
ion klorida
H+ + CH3COO-
Asam asetat
ion asetat
Basa di definisikan sebagai zat yang apabila dilarutkan di dalam air mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion-ion hidroksil sebagai satu-satunya ion negatif.
Hidroksida-hidroksida yang larut seperti natrium hidroksida atau kalium hidroksida
hampir sempurna berdisosiasi dalam larutan air yang encer. Asidimetri merupakan
penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Sebaliknya alkalimetri adalah penetapan kadar secara
kuantitatif senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan larutan baku
basa. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk
menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi
antara donor proton dengan akseptor proton.
2.1 Prinsip Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titran.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya.
Titran ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen yang
artinya secara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi, dalam hal ini biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai titik
ekuivalen, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik
dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan :
[H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat
perubahan warna indikator disebut sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi ini
mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh
karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa
yaitu:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi
dilakukan,kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk
memperoleh kurvatitrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik
ekuivalent.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum
prosestitrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik
ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan,
tidakdiperlukan alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi
asam basa adalah indicator yangperbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan
indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga
tetes.Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik ekuivalen, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indikator yang
tepat dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan. Keadaan dimana titrasi dihentikan
dengan cara melihat perubahan warnaindicator disebut sebagai titik akhir titrasi
Dalam titrasi asam basa, zat-zat yang bereaksi umumnya tidak berwarna
sehingga tidak diketahui kapan titik ekuivalen tercapai. Misalnya pada larutan HCl dan
larutan NaOH, keduanya tidak berwarna dan setelah bereaksi, larutan NaCl yang
terbentuk juga tidak berwarna. Untuk mengetahui bahwa titik ekuivalen pada titrasi
telah dicapai, maka digunakan indikator atau penunjuk. Indikator ini harus berubah
warna pada saat titik ekuivalen tercapai. Indikator asam basa adalah petunjuk tentang
perubahan pH dari suatu larutan asam atau basa. Indikator bekerja berdasarkan
perubahan warna indikator pada rentang pH tertentu. Kertas lakmus merupakan salah
satu indikator asam basa. Lakmus merah berubah warna menjadi biru jika dicelupkan ke
dalam larutan basa. Lakmus biru berubah menjadi merah jika dicelupkan ke dalam
larutan asam. Terdapat beberapa indikator yang memiliki trayek perubahan warna
cukup akurat akibat pH larutan berubah, seperti indikator metil jingga, metil
merah, fenolftalein, alizarin kuning, dan bromtimol biru
Indikator
asam
basa
umumnya
berupa
molekul
organik
yang
bersifat asam lemah dengan rumus HIn. Indikator memberikan warna tertentu ketika ion
H+ dari larutan asam terikat pada molekul HIn dan berbeda warna ketika ion H+
dilepaskan dari molekul HIn menjadi In. Salah satu indikator asam basa adalah
fenolftalein (PP), indikator ini banyak digunakan karena harganya murah. Indikator PP
tidak berwarna dalam bentuk HIn (asam) dan berwarna merah jambu dalam bentuk In
(basa). Berikut struktur fenolftalein:
Terdapat berbagai jenis indicator yang dapat digunakan untuk melakukan titrasi
asam basa, diantaranya adalah:
NAMA
pH RANGE
WARNA
TIPE(SIFAT)
Biru timol
1,2-2,8
merah kuning
asam
Kuning metil
2,9-4,0
merah kuning
basa
Jingga metil
3,1 4,4
merah jingga
basa
Hijau bromkresol
3,8-5,4
kuning biru
asam
Merah metil
4,2-6,3
merah kuning
basa
Ungu bromkresol
5,2-6,8
kuning ungu
asam
Biru bromtimol
6,2-7,6
kuning biru
asam
Merah fenol
6,8-8,4
kuning merah
asam
Ungu kresol
7,9-9,2
kuning ungu
asam
Fenolftalein
8,3-10,0
t.b. merah
asam
Timolftalein
9,3-10,5
t.b. biru
asam
Kuning alizarin
10,0-12,0
kuning ungu
basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
nxMxV asam = nxVxM basa
keterangan
N=Normalitas
V = Volume.
Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti
natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya
sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq)
NaOH(aq) + HCl(aq)
Ion H+ bereaksi dengan OH- membentuk H2O sehingga hasil akhir titrasi pada
titik ekuvalen PH adalah netral.
garam yang bersifat basa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O
CH3COONH4 + H2O
2.4
Preparasi Larutan
Unsur merupakan zat-zat yang tidak dapat diuraikan menjadi zat lain yang lebih
sederhana oleh reaksi kimia biasa. Unsur berfungsi sebagai zat pembangun untuk semua
zat-zat kompleks yang akan dijumpai. Senyawa merupakan zat yang terdiri dari dua
atau lebih unsur dan untuk masing-masing senyawa individu selalu ada dalam proporsi
massa yang sama. Unsur dan senyawa yang dianggap sebagai zat murni karena
komposisinya selalu tetap. Sebaliknya, campuran komposisinya dapat berubah-ubah.
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut.Pelarut yang
umumnya digunakan adalah air. Untuk menyatakan banyaknya zat pelarut dan terlarut
dikenal istilah konsentrasi. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dengan beberapa cara
seperti persen berat (% w/w), persen volume (%v/v), molaritas, molalitas, ppm, fraksi
mol, dan lain-lain.
Persen berat, system ini menunjukan jumlah dari gram zat terlarut per seratus
gram
larutan.
Secara
P=
matematis
hal
ini
dinyatakan
sebagai
berikut
(2.4.1)
100%
dimana P adalah persen berat zat terlarut, w adalah jumlah gram zat terlarut, dan w0
adalah jumlah gram zat pelarut.
Persen volume, didefinisikan sebagai banyaknya ml zat terlarut dalam seratus ml
larutan. Dapat dirumuskan menjadi :
(2.4.2)
%V=
:
M=
. ...(2.4.3)
Molalitas, didefinisikan sebagai jumlah mol solut per kg solven. Berarti merupakan
perbandingan
antara
jumlah
molalitas =
mol
solute
dengan
massa
solven
dalam
kg.
.(2.4.4)
Terkadang analis menimbang sejumlah banyak sampel dari standar primer atau
sesuatu yang belum diketahui, melarutkannya dalam satu labu volumetrik, dan
mengambil sebagian larutan dengan menggunakan pipet. Porsi yang diambil dengan
pipet ini dinamakan alikoat. Alikoat adalah seporsi dari keseluruhan yang diketahui,
biasanya berupa beberapa fraksi yang sederhana. Proses pengenceran menjadi volume
yang diketahui dan menghilangkan satu porsi titrasi dinamakan mengambil alikoat.
Prosedur laboraturium dalam kimia analitik sering kali mensyaratkan pengambilan
alikoat dari sebuah larutan standar dan mengencerkannya menjadi volume yang lebih
besar dalam
Menimbang labu takar 100 ml kosong (a gram), mengisi labu takar 100 ml dengan
akuades sampai kira-kira nya. Kemudian menimbang kembali (b gram) dan
mengukur suhunya (t1)
lahan dan hati-hati kedalam labu takar, dan menambahkan kembali sejumlah akuades
hingga tanda batas. Mengocok campuran tersebut agar homogen. Menimbang kembali
kembali campuran tersebut (c gram) dan mengukur suhunya kembali (t3)
Menentukan sifat pelarutan asam asetat dan konsentrasinya dalam satuan %(w/w),
%(v/v), molaritas, molalitas, ppm, dan fraksi mol.
Menimbang Kristal NaOH 0,4 gram dan melarutkannya dalam beker glass dengan
sedikit air kemudian memindahkan larutan tersebut kedalam labu takar 100 ml dan
mengencerkan sampai tanda batas dengan menambahkan sejumlah akuades, kemudian
mengocoknya supaya homogen. Menentukan konsentrasi NaOH yang dibuat dalam
molaritas dan %(w/v).
Memipet 10 ml larutan CH3COOH yang telah dibuat pada prosedur 3.3.1. kemudian
memasukkannya kedalam labu takar 100 ml dan mengencerkannya dengan menambah
akuades sampai tanda batas pada labu takar 100 ml, dan mengocoknya supaya
homogen. Menentukan konsentrasi CH3COOH hasil pengenceran.
2.5 Pembakuan Larutan
Larutan baku adalah suatu zat terlarut yang telah diketahui konsentrasinya. Terdapat dua
macam larutan baku, yaitu:
1. Larutan baku primer
Larutan baku primer adalah suatu larutan yang telah diketahui secara tepat
konsentrasinya melalui metode gravimetric. Nilai konsentrasinya melalui
perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti zat pereaksi tersebut
dan dilarutkan dalam volume tertentu, contoh senyawa yang dapat digunakan
sebagai larutan baku primer adalah Arsen Trioksida (As2O3), Kalium Hydrogen
Phtalat (KHP), Natrium Klorida (NaCl), Natrium Karbonat
Zat yang dapat digunakan sebagai zat baku primer harus memenuhi
persyaratan berikut:
a. memiliki kemurnian yang tinggi hampir 100%
b. bersifat stabil pada suhu ruang maupun pada suhu pemanasan, tidak
higroskopis
c. memiliki berat molekul yang tinggi, untuk menghindari kesalahan dalam
penimbangan
d. mudah larut sempurna dalam pelarutnya serta memiliki kelarutan tinggi
mol Na2B4O7.10H2O=
= 2,643x10-2 M
M Na2B4O7.10H2O =
Volume larutan boraks = 10 ml
Reaksi yang terjadi :
Na2B4O7.10H2O + 2HCl
mmol HCl
= 0,0523 M
dengan NaOH volume = 19,3 mL. Berapakah kadar H2SO4 didalam air aki
tersebut?
Langkah 1
Diketahui:
Ditanya: M NaOH?
Dijawab:
Mol KHP=
= 0,011 mol
MKHP =
KH(C8H4O4)+NaOH
Mol KHP
KNa + H2O
mol NaOH
x 25 mL
= 1,15 mmol
M NaOH =
DAFTAR PUSTAKA
Chang,Raymond.2005.Kimia Dasar Jilid 2.Jakarta:Erlangga
Day dan Underwood.2002.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.Jakarta:Erlangga
Ibnu,Sodiq.2005.Kimia Analitik I.Malang:UM Press
Keenan,dkk.1989.Kimia Untuk Universitas.Jakarta:Erlangga
Mulyono.2006.Teknik Membuat Reagen di Laboratorium.Jakarta:Bumi Aksara
Rocky.2012.Jenis-Jenis
Titrasi.
(http://rockychemistry.blogspot.com/2012/01/jenis-
Diakses
pada
tanggal
17