elektrokimia
Siti Rachmawati, S.Si.,Apt
Konsep Reaksi REDOKS
Pengertian Reaksi Redoks
1. Pengertian Reaksi Redoks Berdasarkan
Konsep Pengikatan dan Pelepasan Oksigen.
Menurut konsep Pengikatan dan Pelepasan
oksigen, suatu zat dikatakan mengalami
oksidasi jika dalam reaksinya zat ini mengikat
oksigen. Sementara itu, suatu zat dikatakan
mengalami reduksi jika dalam reaksinya zat ini
melepaskan oksigen.
Oksidasi = penambahan atom oksigen
Reduksi = pengurangan atom oksigen
Berikut contoh2 dari reaksi redoks berdasarkan
konsep pengikatan dan pelepasan oksigen.
a. Reaksi oksidasi
1) Oksidasi senyawa logam yang menghasilkan
oksida logam:
4Fe + 3O2 → 2Fe2 O3
2Mn + O2 → 2MnO2
2) Oksidasi senyawa sulfida menghasilkan
oksida logam penyusunnya.
4FeS + 11O2 → 2Fe2 O3 + 8SO2
3) Pembakaran senyawa karbon menghasilkan
gas karbon dioksida dan uap air.
C3 H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2 O
C12 H22 O11 + 12O2 → 12CO2 + 11H2 O
b. Reaksi Reduksi
1) Pemanasan oksida logam, misalnya oksida raksa
2HgO → 2 Hg + O2
2) Pemanasan Kalium perklorat.
2KClO3 → 2KCl + 3O2
3) Fotosintesis pada tanaman dengan bantuan sinar
ultraviolet
6CO2 + 6H2 O → C6 H12 O6 + 6O2
2. Pengertian Reaksi Redoks Berdasarkan Konsep Perpindahan
Elektron.
Perkembangan ilmu kimia memperlihatkan banyak reaksi yang
terjadi tanpa melibatkan gas oksigen, misalnya tembaga (Cu)
tidak hanya dapat bereaksi dengan O2 , tetapi juga dapat
bereaksi dengan Cl2 .
K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Ce-Fe-Cd-Ni-Co-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
𝐶𝑎 𝑠 + 𝑍𝑛2+
𝑎𝑞 → 𝐶𝑎 2+
𝑎𝑞 + 𝑍𝑛 𝑠 𝐸° =+2.08
Notasi Sel atau Diagram Sel daniel
• Sel daniel terdiri atas dua bagian setengah sel
dan setiap sel merupakan kombinasi atara
elektrode dan larutannya.
• Setengah sel bagian pertama terdiri dari
𝐶𝑢2+ /𝐶𝑢 cenderung mengalami reaksi reduksi,
dan setengah sel lain mengalami reaksi yang
berlawanan, yaitu reaksi oksidasi.
• Apabila kedua proses, yaitu reaksi reduksi dan
oksidasi, pada masing-masing elektroda
(setengah sel) dsigabung menjadi reaksi redoks
maka reaksinya adalah:
Zn s + Cu2+ aq → Zn 2+
aq + Cu s
• Nama umum dari sel jenis ini adalah sel
galvani/sel Volta. Untuk memudahkan
penulisannya dibuat notasi sel atau tata nama
sel, hal ini bisa dilihat pada contoh sel Daniel.
Dengan metode penamaan/penulisan notasi
sel yang dibuat IUPAC, sel tersebut dituliskan
sebagai berikut: Zn Zn2+ Cu2+ Cu
• Penggunaan Sel Volta
1. Sel aki : sel aki tersusun atas anode timbel (Pb)
dan katode PbO2 . Satu pasang Pb dan PbO2
menghasilkan tegangan 2 volt. Jadi suatu aki 12 volt
mengandung 6 pasang Pb dan PbO2 yang tersusun
secara seri. Keping2 Pb dan PbO2 dibenamkan ke
dalam elektrolit H2 SO4 30 %.
• Anode:𝑃𝑏 𝑠 + 𝑆𝑂42− 𝑎𝑞
→ 𝑃𝑏𝑆𝑂4 𝑠 + 2𝑒 −
• Katode:𝑃𝑏𝑂2 𝑠 + 𝑆𝑂42−𝑎𝑞 + 4𝐻 +𝑎𝑞 + 2𝑒 − → 𝑃𝑏𝑆𝑂4 𝑠 + 2𝐻2 𝑂
• Reaksi sel: 𝑃𝑏 𝑠 + 𝑃𝑏𝑂2 𝑠 + 2𝑆𝑂42−𝑎𝑞 + 4𝐻+ → 2𝑃𝑏𝑆𝑂4 𝑠 + 2𝐻2 𝑂
• Dengan bantuan arus listrik, reaksi di atas dapat
kembali ke kiri. 𝑃𝑏𝑆𝑂4 diuraikan lagi menjadi Pb dan
PbO2 . Jadi sel aki yang sudah habis dapat kita isi
(charged) kembali sehingga baru seperti semula.
2. Baterai kering atau sel leclanche
3. Baterai alkalin
4. Baterai perak oksida
5. Baterai nikel-kadmium
Sel elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel
volta, yaitu energi listrik digunakan untuk
melangsungkan reaksi kimia tidak spontan.
Kata elektrolisis berasal dari elektro (listrik) dan
analis (uraian).
Elektrolisis adalah proses penguraian suatu
senyawa kimia melalui reaksi redoks karena
adanya arus listrik sehingga terjadi perubahan
dari energi listrik menjadi energi kimia
• Rangkaian sel elektrolisis
• Sel elktrolisis merupakan perangkat yang digunakan
dalam proses elektrolisis. Sel ini terdiri atas beberapa
bagian , yaitu:
• 1. sumber arus searah
• 2. anode yaitu elektrode positif
• 3. katode yaitu elektrode negatif
• 4. zat yang di elektrolisis adalah elektrolit yang berupa
larutan atau cairan (leburan) zat murni
• Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia tempat reaksi
redoks terjadi karena adanya bantuan listrik. Pada sel
elektrolisis, terdapat wadah, elektrolit, dua elektrode
berupa katode dan anode, serta sumber arus searah.
Katode merupakan elektrode negatif tempat terjadinya
reduksi, sedangkan anode merupakan elektrode positif
tempat berlangsungnya reaksi oksida.
• Reaksi redoks pada sel Elektrolisis
• Pada sel elektrolosis, reaksi redoks yang terjadi tergantung
pada larutan elektrolit dan elektrode yang digunakan.
Reaksi ini terjadi pada katode dan anode yang dijelaskan
sbb:
• Reaksi pada katode (reduksi kation)
• Reaksi reduksi tergantung pada jenis kation dari zat yang
dielektrolisis, a.l:
• a. kation yang berasal dari golongan IA/alkali
(𝐿𝑖 + , 𝑁𝑎+ , 𝐾 + ), gol. IIA/alkali tanah
(𝑀𝑔2+ , 𝐶𝑎2+ , 𝑆𝑟 2+ , 𝐵𝑎2+ ), 𝐴𝑙 3+ 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑛2+ tidak di
reduksi, tetapi zat yang tereduksi adalah air (𝐻2 𝑂). Hal ini
terjadi karena 𝐸°𝑟𝑒𝑑 𝐻2 𝑂 lebih besar daripada 𝐸°𝑟𝑒𝑑 ion-ion
tersebut.
• Reaksi yang terjadi :2𝐻2 𝑂 𝑙 + 2𝑒 − → 𝐻2 𝑔 + 2𝑂𝐻 −𝑎𝑞
b. Kation 𝐻 + dari suatu asam akan direduksi
menjadi gas hidrogen (𝐻2 )
Reaksi yang terjadi : 2𝐻 +𝑎𝑞 + 2𝑒 − → 𝐻2(𝑔)
c. Kation dari logam lain yang tidak kelompok a
akan tereduksi pada katode contoh:
𝐹𝑒 2+𝑎𝑞 + 2𝑒 −
→ 𝐹𝑒 𝑠
d. Kation yang berupa lelehan atau leburan dari
golongan alkali dan alkali tanah akan tereduksi
serta mengendap pada katode (karena lelehan/
leburan tidak mengandung air).
Contoh: 𝐿𝑖 +𝑎𝑞 + 𝑒 − → 𝐿𝑖 𝑠
2+
𝐶𝑎 𝑎𝑞 + 2𝑒 − → 𝐶𝑎 𝑠
2.Reaksi pada anode (oksidasi anion)
Reaksi oksidasi ini bergantung pada jenis
anode dan anion dari zat yang dielektrolisis,
a.l:
a. Apabila anode/elektrodenya tidak inert (Ni,
Cu, Ag, dan lainnya) maka elektrodenya akan
𝑥+
teroksidasi. Reaksi: 𝐿 𝑠 → 𝐿 𝑎𝑞 + 𝑥𝑒 −
Contoh : 𝐴𝑔 𝑠 → 𝐴𝑔+𝑎𝑞 + 𝑒 −
𝑁𝑖 𝑠 → 𝑁𝑖 2+
𝑎𝑞 + 2𝑒 −
b. Apabila anode/elektrodenya inert (C,Pt, atau Au)
maka elektrodenya tidak bereaksi dan reaksi
oksidasinya ditentukan oleh anion.
• Ion 𝑂𝐻 − dari basa, reaksi yang terjadi adalah:
4𝑂𝐻 −𝑎𝑞 → 2𝐻2 𝑂 𝑎𝑞 + 𝑂2 𝑔 + 4𝑒 −
• Ion sisa asam yang mengandung oksigen
(𝑆𝑂42− , 𝑁𝑂3− , 𝑃𝑂43− , dan lainnya) tidak dioksidasi,
tetapi zat yang teroksidasi adalah air (𝐻2 𝑂). Hal
ini terjadi karena 𝐸°𝑟𝑒𝑑 𝐻2 𝑂 lebih besar daripada
𝐸°𝑟𝑒𝑑 ion-ion tersebut. Reaksi yang terjadi
adalah: 2𝐻2 𝑂 𝑎𝑞 → 4𝐻+𝑎𝑞 + 𝑂2 𝑔 + 4𝑒 −
• Ion halogen/golongan VIIA
(𝐹 − , Cl− , Br − , dan I − ) akan teroksidasi.
−
• Contoh : 2𝐶𝑙 𝑠 → 𝐶𝑙2 𝑔 + 2𝑒 −
−
2𝐵𝑟 𝑠 → 𝐵𝑟2 𝑔 + 2𝑒 −
• Hukum Faraday
• Tujuan elektrolisis adalah untuk
mengendapkan logam dan mengumpulkan gas
dari larutan yang dielektrolisis. Menurut
Michael Faraday, dalam sel Volta maupun sel
elektrolisis, terdapat hubungan kuantitatif
antara masa zat yang dibebaskan pada
elektrolisis dengan jumlah listrik yang
digunakan pada waktu tertentu.
• Melalui eksperimen, Faraday merumuskan
beberapa kaidah perhitungan elektrolisis yang
kini dikenal dengan Hukum Faraday, yaitu :
1. Jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode
berbanding lurus dengan jumlah arus listrik yang
melewati sel elektrolisis.
2. Jika arus listrik yang sama dilewatkan pada
beberapa sel elektrolisis, berat zat yang
dihasilkan masing2 sel berbanding lurus dengan
berat ekivalen zat2 tsb
Pada zaman faraday elektron belum dikenal
dan baru ditemukan oleh Joseph John Thomson
pada tahun 1897. Saat ini berat ekuivalen (e) suatu
unsur dihitung berdasarkan jumlah elektron dengan
rumus berikut
e = Ar atau Mr
jumlah elektron
• Nilai berat ekuivalen (e) masing2 unsur hasil elektrolisis
adalah:
1. Gas 𝐻2 yang dihasilkan melalui reaksi
2𝐻2 𝑂 + 2𝑒 − → 2𝑂𝐻 − + 𝐻2
2𝐻 + + 2𝑒 − → 𝐻2
Pembentukan 1 molekul 𝐻2 melibatkan 2
elektron
Berat ekuivalen (e) gas 𝐻2 = 2/2=1
2. Gas 𝑂2 yng dihasilkan melalui reaksi :
2𝐻2 𝑂 → 4𝐻 + + 4𝑒 − + 𝑂2
4𝑂𝐻 − → 2𝐻2 𝑂 + 4𝑒 − + 𝑂2
Pembentukan 1 molekul 𝑂2 melibatkan empat elektron.
Berat ekuivalen (e) gas 𝑂2 =32/4=8
3. Halogen (𝑋2 ) yang dihasilkan melalui reaksi:
2𝑋 → 𝑋2 + 2𝑒 −
Pembentukan 1 molekul 𝑋2 melibatkan dua
elektron.
Berat ekuivalen (e) 𝑋2 = Mr 𝑋2
2
4. Logam2 (M) yang dihasilkan melalui reaksi :
𝑀𝑛+ + 𝑛𝑒 − → 𝑀
Pembentukan 1 atom logam melibatkan n
elektron , dengan n = muatan ion logam.
Berat ekuivalen (e) logam = Ar logam
muatan ion
• Definisi satu Faraday (1F) adalah jumlah listrik
yang terdiri atas satu elektron atau 6,0221367
x 1023 buah elektron. Muatan sebuah
elektron adalah 1,60217733x10−19 coulomby
setara dengan muatan sebesar :
• 6,0221367x1023 x1,60217733x10−19 coulomb
= 9,64853x104 coulomb
• Bilangan ini dibulatkan mjd 9,65x104 atau
96500 dan disebut sebagai tetapan Faraday
dengan satuan coulomb mol−1
• 1 faraday (1F) = 1mol elektron
= muatan 96500 coulomb
F = Coulomb = it
96500 96500
Dengan F = jumlah listrik dalam faraday (jumlah mol elektron
i = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik)
Kedua hukum Faraday yang telah dikemukan terdahulu dpt
dirumuskan secara kuantitatif sbb:
1. Jumlah zat yang terbentuk di katode atau anode
dinyatakan dengan persamaan berikut w= eF
w = eit
96500
dengan w = berat hasil elektrolisis (gram)
e = berat ekuivalen
F = jumlah listrik (Faraday)
• Jika terdapat dua hasil elektrolisis dengan arus
listrik yang sama maka berlaku hubungan :
• w1 = w2
𝑒1 𝑒2
Contoh soal
Elektrolisis larutan 𝐴𝑔𝑁𝑂3 selama 1 jam
menggunakan arus listrik 10 ampere. Hitung
masa Ag yang mengendap pada katode dan
berapa liter gs yang terbentuk pada STP (Ar
Ag=108 dan O = 16) !
Jawab
Reaksi yang terjadi
Katode: 𝐴𝑔+𝑎𝑞 + 𝑒 − → 𝐴𝑔 𝑠
Anode : 2𝐻2 𝑂 𝑙 → 4 𝐻+𝑎𝑞 + 𝑂2 𝑔 + 4𝑒 −
Masa Ag yang mengendap:
W = eit = 108/1 x10 x 3600 = 40,29 gram
96500 96500
Volume 𝑂2 yang terjadi adalah:
W= 16/2 x 10 x 3600 = 2,98 gr = 2,98/32 mol=0,093 mol
96500
Pada keadaan STP , volume 𝑂2 = 0,093 x 22,4 L = 2,08 L
• Penggunaan elektrolisis dalam industri
1. Produksi zat
2. Penyepuhan (electroplating)
3. Pemurnian logam