Anda di halaman 1dari 18

ALAT UJI SEDIAAN

TABLET
Disusun Oleh :
o Amelia Arumna Dewi
o Erna Elsa Wati
o Maulida Fitria
o Novia Anggraeni
o Yediya Olvina Unique
Analytical balance/
timbangan analitik

1. Uji Keseragaman Bobot


Uji keseragaman bobot, yaitu uji ukuran
penyimpangan bobot tablet terhadap bobot rata-
rata dari sejumlah tablet yang masih
diperbolehkan menurut persyaratan yang
ditentukan. Farmakope Indonesia memberikan
batasan penyimpangan dengan variasi
berdasarkan bobot tablet yang dikehendaki.

1. Uji Keseragaman Bobot


Timbang 20 tablet, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih
besar dari yang ditetapkan kolom A dan tidak boleh satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang lebih dari bobot rata-rata lebih
besar dari yang ditetapkan kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet
yang lain dan tidak boleh satu tablet yang bobotnya menyimpang
lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A
dan B
Bobot rata – rata Penyimpangan bobot rata –rata (%)
A B
≤ 25 mg 15 % 30 %
26 – 150 mg 10 % 20 %
151 – 300 mg 7,5 % 15 %
≥ 300 mg 5% 10 %

1. Uji Keseragaman Bobot


Disintegration
tester

2. Uji Waktu Hancur Tablet


Uji waktu hancur di tujukan untuk memastikan agar bahan
obat dapat diserap secara utuh dalam sistem pencernaan.
Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan tablet untuk
menjadi partikel-partikel kecil. Tablet biasanya
diformulasikan dengan bahan pengembang yang
menyebabkan tablet hancur dalam air atau cairan lambung.
untuk menghancurkan tablet tidak bersalut salut enterik
adalah tidak lebih dari 15 menit (DepkesRI, 1979).

2. Uji Waktu Hancur Tablet


Peralatan uji waktu hancur terdiri dari rak keranjang yang
mempunyai enam lubang yang terletak vertikal diatas ayakan
mesh nomor 10. Selama percobaan tablet diletakkan pada
tiap lubang keranjang, kemudian keranjang tersebut bergerak
naik turun dalam larutan transparan dengan kecepatan 29-32
putaran permenit. Interval waktu hancur adalah 5-30 menit
(Ansel, H.C., 1989).
Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak
bersalut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit

2. Uji Waktu Hancur Tablet


Hardness
tester
automaic

3. Uji Kekerasan Tablet


Kekerasan tablet adalah suatu parameter yang
menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan, tekanan dan
kemungkinan terjadinya keretakan tablet pada saat
pengemasan, pengangkutan dan penyimpanan.
Foktor yang mempengaruhi kekerasan tablet
adalah metode granulasi, tekanan kompresi,
kekerasan granul, serta macam dan jumlah bahan
pengikat yang digunakan.

3. Uji Kekerasan Tablet


Kekerasan dinyatakan dalam satuan kg dari
tenaga yang diperlukan untuk memecahkan
tablet. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah
hardness tester, alat ini diharapkan dapat
mengukur berat yang diperlukan untuk
memecahkan tablet. Persyaratan kekerasan tablet
umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut
dianggap sebagai batas minimum untuk
menghasilkan tablet yang memuaskan. Kekerasan
minimum tablet tidak bersalut adalah 5 kg.

3. Uji Kekerasan Tablet


Uji kekerasan dilakukan dengan cara meletakan tablet
pada ujung alat dengan posisi vertikal kemudian tablet
ditekan dan dilakukan sebanyak 10 kali. Tablet yang
memiliki kekerasan < 4 kg akan mudah hancur dalam
proses distribusinya. Tablet yang memiliki kekerasan
> 4 kg akan sulit untuk hancur di dalam tubuh (sistem
pencernaan). Maka kekerasan tablet harus diantara 4 -
8 kg

3. Uji Kekerasan Tablet


Roche
Friabilator

4. Uji Keregasan Tablet


Cara uji keregasan tablet yaitu timbang tablet
terlebih dahulu, lalu masukan kedalam alat
fribilator. Lalu alat dioperasikan dalam 4 menit
atau 100 kali putaran. Kemudian tablet
ditimbang kembali dan dibandingkan dengan
bobot mula-mula. Selisih bobot tablet dihitung
sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan
tablet harus kurang dari 0.8%

4. Uji Keregasan Tablet


Uji keregasan tablet (Friabilitas) merupakan uji ketahanan
permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami selama
pengemasan, pengiriman dan penyimpanan yang dapat
menyebabkan tablet hancur. Tablet dikatakan baik apabila
kerapuhannya tidak lebih dari 0,8% (Lachman,dkk, 1994).
Uji keregasan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat
abrasi (pengikisan) yang terjadi pada permukaan tablet.
Keregasan yang tinggi akan mempengaruhi
konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet.

4. Uji Keregasan Tablet


Uji penetapan kadar zat berkhasiat dilakukan untuk
mengetahui apakah tablet tersebut memenuhi syarat
sesuai dengan etiket. Bila kadar obat tersebut tidak
memenuhi syarat maka obat tersebut tidak memiliki
efek terapi yang baik dan tidak layak dikonsumsi. Uji
penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan cara-
cara yang sesuai pada masing-masing monografi di
Farmakope Indonesia (Dirjen POM, 1995).

5. Uji Penetapan Kadar Zat Berkhasiat


Obat yang telah memenuhi persyaratan kekerasan, waktu
hancur, keregasan, keseragaman bobot, dan penetapan
kadar, belum dapat menjamin bahwa suatu obat memenuhi
efek terapi, karena itu uji disolusi harus dilakukan pada
setiap produksi tablet. Disolusi adalah proses pemindahan
molekul obat dari bentuk padat kedalam larutan pada suatu
medium (Dirjen POM, 1995). Disolusi juga dapat diartikan
sebagai proses senyawa padat melarut. Disolusi adalah tahap
awal terjadinya absorpsi senyawa padat.

6. Uji Disolusi
Untuk menghasilkan sediaan tablet yang baik dan
berkualitas maka tablet tersebut harus lolos dari
berbagai macam uji, dengan tujuan mendapatkan efek
yang maksimal. Uji tersebut yaitu uji keseragaman
bobot, uji waktu hancur, uji kekerasan, uji keregasan, uji
penetapan kadar zat berkhasiat dan uji disolusi.
Berbagai uji tersebut membutuhkan alat-alat tersendiri
dalam melakukan pengujian.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai