Anda di halaman 1dari 43

KENDALI MUTU

TABLET

Khusnul Diana, S.Far., M.Sc., Apt.


Untuk menjamin bahwa proses yang
sedang berlangsung dapat
Selama proses menghasilkan tablet dengan
(IPC : In Process spesifikasi yang ditetapkan, jika
Control) terjadi ketidaksesuaian hasil dapat
segera diatasi.

setelah produksi sebagai kontrol terakhir terhadap


(final control) kualitas tablet yang dihasilkan
sebelum diedarkan di pasaran,
sehingga konsumen akan
mendapatkan produk yang bermutu
Pedoman :

Farmakope : standar kompendial (compendial standart) /


tidak diatur dalam Farmakope (non-compendial standart)

 Parameter dalam FI IV :
1. Variasi berat/bobot tablet
2. Penentuan kadar bahan aktif
dalam tablet
3. Keseragaman kandungan
4. Waktu hancur tablet
5. Uji disolusi
Pengujian Tablet
1. Konfirmasi sifat bahan aktif dan produk (identitas,
kuantitas, pengotor, dll)

2. Menetapkan ketersediaan farmasetik dari gugus


aktif, baik in vitro maupun in vivo pada manusia,
dan jika dipersyaratkan juga pada hewan

3. Menetapkan profil stabilitas selama usia guna


sediaan
SIFAT FISIK TABLET :

1. Keseragaman bobot tablet


2. Keseragaman kandungan zat aktif dalam tablet
3. Kekuatan mekanik tablet : kekuatan/kekerasan
tablet, kerapuhan tablet, kekuatan tarik dan
brittle fracture index (index rapuh fraktur)
4. Waktu hancur tablet
5. Disolusi
 Penampilan Umum (organoleptis)
Pengukuran sejumlah data teknis tablet,
seperti ukuran (panjang, lebar, diameter),
bentuk, warna, bentuk permukaan,
konsistensi dan cacat fisik, dan tanda-tanda
pengenal lainnya (logo, break line, dsb), bau,
ciri-ciri khas lainnya
1. Keseragaman Bobot
 Sebagai indikator awal keseragaman
kandungan/kadar zat aktif
 Menurut Farmakope Indonesia ed. III, 1979 :
1. Ditimbang 20 tablet
2. Dihitung bobot rata-rata tiap tablet
3. Jika ditimbang satu-persatu tidak boleh lebih dari dua
tablet yang masing-masing bobotnya dari bobot rata-
ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom
A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga
yang ditetapkan kolom B
Persyaratan keseragaman bobot
Penyimpangan (%) dari bobot tablet rata-
Bobot tablet rata-rata rata
A B
25 mg atau kurang 15 30

26 – 150 mg 10 20

151 - 300 mg 7,5 15

> 300 mg 5 10
Menurut Unites State Pharmacopoeia (USP):
 Berlaku untuk tablet yang tidak bersalut

 Diterapkan untuk tablet dengan zat aktif 50 mg atau


lebih denga perbandingan kadar zat aktif dalam tablet
50% atau lebih dari bobot tablet

 20 tablet ditimbang satu persatu, dihitung bobot rata-


ratanya dan penyimpangan teradap bobot rata-rata
tiap-tiap tablet

 Persyaratan : tidak boleh lebih dari 2 tablet yang


bobotnya menyimpang (dibanding bobot rata-rata) dari
persentase yang tercantum dalam tabel
Persyaratan keseragaman bobot tablet menurut USP

Bobot rata-rata (mg) Persen perbedaan


130 atau kurang 10
130 – 324 7,5
Lebi dari 324 5

• Keseragaman bobot tablet dapat juga dievaluasi dengan nilai


Koefisien Variasi / Coefisien Variation (CV).

• Dikatakan memiliki keseragaman bobot yang baik : jika nilai CV


kurang dari 5%
Keseragaman bentuk tablet
 Pengujian keseragaman tablet dilakukan dengan mengukur
diameter dan tebal tablet.
 Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada
pengujian kali ini dilakukan terhadap 20 tablet) dengan
menggunakan alat mikrometer. Kecuali dinyatakan lain,
diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang
dari empat per tiga tebal tablet. (Anonim, 1995)

 Keseragaman ukuran tablet


 Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
11/3 tebal tablet
2. Keseragaman kandungan

• Keseragaman kandungan (FI ed. IV, 1995) :


• Jika persentase kadar zat aktif dalam tablet relatif
rendah dibandingkan dengan bobot tabletnya, maka
selain keseragaman bobot, juga perlu dilakukan uji
keseragaman kandungan

• Tablet dengan kadar zat aktif 50 mg atau lebih kecil


perlu dilakukan uji keseragaman kandungan
 Menurut FI ed. V (1995) : keseragaman sediaan
dapat ditetapkan dengan salah satu dari 2 metode
:
 Keseragaman bobot
 Keseragaman kandungan
Keseragaman bobot tablet tidak disalut
(FI ed. IV (1995) :

 Dipilih kurang dari 30 satuan


 Ditetapkan kadar 10 satuan satu per satu seperti tertera pada penetapan kadar
dalam masing-masing monografi.
 Jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan terletak antara 85,0% -
115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif ≤6,0%

 Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% - 115,0% seperti tertera pad etiket
dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0% -125,0% dari yang tertera
pada etiket, atau jika simpangan baku relatif > 6,0% atau jika kedua kondisi tidak
dipenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan

 Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak di luar
rentang 85,0% - 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan
yang terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket
dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak > 7,8%
2. Kekerasan Tablet
(Hardness test / crushing strength)

 Kekerasan tablet mencerminkan kekuatan tablet secara


keseluruhan
 Diukur dengan cara memberi tekanan terhadap diameter
tablet
 Alat : Hardness tester
 Monsanto tester, Pfizer tester, dan Strong cobb hardness tester

Gaya yang
dicatat pada saat
berenti ketika
tablet pecah
Schleuniger Model 6D Hardness Tester

Tablet Hardness Tester Pfizer Type

Monsanto Teblet Hardness Tester Strongcobb Tablet Hardness Tester


 Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan
ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik,
seperti goncangan, benturan, dan keretakan selama
pengemasan, penyimpanan, transportasi,dan sampai ke
tangan pengguna

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet :


 Tekanan kompresi
 Sifat bahan yang dikempa

 Syarat :
 Untuk tablet 4 – 8 kg
 Tablet kunyah 3 kg
 Tablet hisap 7 – 14 kg
 Tablet lepas lambat 10 – 20 kg
3. Kerapuhan Tablet (friability)
 Merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan
permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan
yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet

 Alat Uji : Erweka friabilator

 Semakin besar nilai presentase kerapuhan, semakin besar


pula massa tablet yang hilang

 Kerapuhan tablet dianggap cukup baik bila hasilnya


kurang dari 1%.
Uji kerapuhan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. 20 tablet dibersihkan dari debu


2. 20 tablet tersebut kemudian ditimbang
3. Kemudian dimasukan ke dalam alat uji
4. Alat diputar dengan kecepatan 50 Rpm, selama
100 kali putaran
5. Setelah selesai, tablet dikeluarkan dan
dibersihkan dari debu
6. Kemudian tablet ditimbang lagi
7. Dihitung kehilangan bobot dalam presentase
 Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus :

Ket :
W1 = Berat sebelum di uji
W2 = Berat sesudah di uji
Tablet memenuhi persyaratan kerapuhan tablet bila
< 1%
4. Waktu hancur Tablet
 Agar dapat diabsorbsi pada pemberian p.o, tablet
harus dapat hancur, larut dan tersedia dalam
bentuk molekulernya

 Waktu hancur tablet : waktu yang diperlukan


sejumlah tablet untuk hancur menjadi
granul/partikel penyusunnya yang mampu melewati
ayakan nomor mesh 4, yang terdapat pada bagian
bawah alat uji.
Cara kerja alat uji waktu hancur tablet:

1. Dimasukkan 6 tablet kedalam keranjang


2. kemudian keranjang diturun naikkan secara teratur
sebanyak 30 kali/menit
3. Tablet dinyatakan hancur, jika tidak ada bagian
tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen
yang berasal dari zat penyalut
4. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk
mengancurkan keenam tablet tidak lebih dari 15
menit (tablet bersalut), dan tidak lebih dari 60 menit
(tablet bersalut gula dan salut selaput)
 Faktor yang mempengaruhi waktu hancur :
 Bahan tambahan yang digunakan
 Metode pembuatan tablet

 Jenis dan konsentrasi pelicin

 Tekanan mesin pada saat pentabletan

 Sifat fisika kimia bahan penyusun tablet


 Kecepatan Kelarutan (dissolution)
Diperiksa dengan alat Dissolution tester, pada prinsipnya mengukur
laju pelepasan obat pada media air atau media lain yang sesuai.
Digunakan sebagai dasar uji kemanjuran suatu obat secara in vitro
(bioavaibilitas). Terdapat 2 metode/alat pengujian disolusi obat.
 Alat 1
Tablet dileakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yg
diikatkan pada bagian bawah suatu tongkat yang
dihubungkan pada sebuah motor yg kecepatannya dapat
diatur. Keranjang dicelupkan ke dalam medium disolusi, suhu
labu dipertahankan 37oC + 0,5oC, kemudian cairan sampel
diambil pada selang waktu tertentu untuk menentukan jumlah
bahan obat yang terlarut
 Alat 2
Sama dengan alat 1, hanya keranjangnya diganti dengan
pedal/dayung (paddle) yang berbentuk pisau dan tongkat
sebagai elemen pengaduk

26
Alat untuk mengukur
Kecepatan Kelarutan
(dissolution)

27
PENGUJIAN MASSA PENYUSUN TABLET

 Pemeriksaan meliputi :
 Sifatalir
 Kompaktibilitas dan kompresibilitas

 Ukuran dan distribusi ukuran granul

 Luas permukaan partikel

 Daya serap air

 Kerapuhan granul, dan susut dalam pengeringan dan


kadar air
 Persyaratan serbuk yang baik :
 bentuk dan warna teratur
 memiliki daya alir yang baik (free flowing)

 menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan

 tidak terlampau kering

 hancur baik di dalam air


SIFAT ALIR
 Berhubungan dengan keseragaman pengisian ruang
cetakan ----- keseragaman bobot ----- keseragaman
kandungan
 Faktor-faktor : kerapatan jenis, porositas, bentuk
partikel, ukuran partikel, kondisi percobaan dan
kandungan lembab
 Cara :
 Langsung
 Tidak langsung
a. Pengukuran langsung
a. Menggunakan metode corong
b. Cara :

c. Hasil : sifat alir baik jika 100 g


serbuk, memiliki waktu alir ≤ 10
detik

d. Faktor : alat yang digunakan (besar


kecilnya lubang corong)
b. Pengukuran tidak langsung, melalui :
- Sudut diam (angle of response) adalah sudut maksimum yang
terbentuk antara permukaan timbunan serbuk dengan bidang
horizonal apabila hanya gaya gravitasi yang bekerja pada
permukaan bebas timbunan serbuk tersebut.

 Umumnya granul Semakin kecil sudut diam maka semakin mudah


dikatakan mengalir baik serbuk tersebut mengalir
(free flowing) apabila
sudut diamnya labih
kecil dari 500. Jika sudut
diam lebih besar dari 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 (ℎ)
500, pada saat
Tg ∂ =
𝑗𝑎𝑟𝑖−𝑗𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑡 (𝑟)
pentabletan akan ditemui
kesulitan.

H

D
% pemampatan
 Menggambarkan kompresibilitasnya

 Mengukur perubahan volume sejumlah


berat tertentu serbuk

 Cara : serbuk dimasukkan dalam gelas


ukur 100mL, volume awal dicatat,
kemudian diketuk-ketuk sampai tidak
terjadi pengurangan volume. Selanjutnya
dihitung persen pemampatan
𝑉𝑜−𝑉𝑖
Kompresibilitas = x 100 %
𝑉𝑜

Vo = Volume awal granul


Vi = Volume granul setelah diketukkan

Syarat : perubahan volume sesudah pengetapan < 20%


UKURAN DAN DISTRIBUSI UKURAN GRANUL

 Metode pengayakan
 Cara :
 Sampel 25-100 gram
 Waktu ayakan 5 menit

 Jumlah akhir serbuk setelah diayak : kekurangannya


tidak boleh lebih dari 0,5% dari jumlah serbuk mula-
mula
Ukuran & Bentuk Partikel
Ukuran partikel granul dapat
mempengaruhi :
 Berat rata-rata tablet
 Variasi berat tablet
 Waktu hancur
 Kerenyahan (friabilitas)
tablet
 Daya mengalir (waktu
alir) granul
 Kinetika kecepatan
pengeringan (pada
proses granulasi basah)

37
KERAPUHAN GRANUL
 Berpengaruh pada ukuran dan distribusi ukuran granul---
kompresibilitas---variasi bobot tablet---sifat alir granul
 Prosedur :
 Ayak massa tablet dengan pengayak ukuran mesh 70 (212 µm)
 Ditimbang 10 g massa tablet yang telah diayak dan ditempatkan
pada alat friability tester (W1)
 Alat dijalankan/diputar dengan kecepatan 25 rpm selama 5 menit
 Massa tablet dikumpulkan dan diayak kembali dengan pengayak
ukuran mesh 70 (212 µm)
 Massa tablet yang telah diayak kembali, ditimbang bobotnya (W2)
 Kerapuhan massa tablet dihitung berdasarkan rumus :

(𝑊1 −𝑊2)
Kerapuhan granul = x 100%
𝑊2)
Evaluasi Sediaan Kapsul
 Keseragaman bobot
 Waktu hancur
 Uji disolusi
1. Keseragaman Bobot kapsul
 FI III (1979)
 Untuk kapsul berisi obat kering :
 Ditimbang 20 kapsul, kemudian timbang kembali satu
per satu
 Isi semua dikeluarkan dan ditimbang seluruh bagian
cangkang kapsul
 Bobot isi kapsul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul,
dihitung
 Perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul
terhadap rata-rata tidak boleh lebih dari yang
ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak
lebih dari yang ditetapkan kolom B
Persyaratan Uji Keseragaman bobot kapsul
menurut FI III (1979)

Bobot rata-rata isi kapsul Perbedaan bobot isi kapsul dalm persen

A B

120 mg atau kurang ± 10% ± 20%

Lebih dari 120 mg ± 7,5% ± 15%


2. Uji Waktu hancur
 Alat sama dengan uji waktu hancur tablet

 Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan


untuk mengancurkan seluruh isi kapsul tidak boleh
lebi dari 15 menit

Anda mungkin juga menyukai