Anda di halaman 1dari 21

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA

STAF AHLI

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KEJURUAN BINTARA DAN TAMTAMA


GUNA MENINGKATKAN HASIL DIDIK
DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS TNI ANGKATAN UDARA

Pendahuluan

1. TNI Angkatan Udara sebagai salah satu komponen utama pertahanan negara di
udara bertugas menegakan kedaulatan dan melindungi kehormatan serta keselamatan
bangsa dari setiap ancaman yang datang baik dari luar maupun dari dalam negeri. TNI
Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas tersebut memerlukan sumber daya manusia
yang terdidik dan terlatih sesuai dengan keahlianya untuk menjadikan personel
profesional dalam mengawaki dan melaksanakan tugas di TNI Angkatan Udara.
Peningkatan hasil didik sumber daya manusia TNI Angkatan Udara yang profesional
dalam melaksanakan tugas dan peran TNI Angkatan Udara harus dimulai dari lembaga
pendidikan yang baik dan profesional juga.

2. Kodiklatau sebagai salah satu kotama TNI Angkatan Udara yang bertugas
melaksanakan pendidikan di TNI Angkatan Udara membawahi lanud, wing pendidikan
dan satlakdik termasuk didalamnya pendidikan bintara dan tamtama. Pelaksanaan
pendidikan bintara dan tamtama TNI Angkatan Udara untuk membentuk pribadi personel
yang seutuhnya baik secara kualitas maupun kuantitas, maka dalam pengembangan dan
peningkatan mutu serta kemampuan personel adalah untuk mendukung pelaksanaan
tugas TNI Angkatan Udara. Berkembangnya teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan
yang sangat pesat berpengaruh langsung pada alutsista yang semakin canggih dan
modern yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. Sehingga dalam pengawakan alutsista
tersebut memerlukan sumber daya manusia yang profesional, tangguh dan militan,
namun dalam pelaksanaanya belum sepenuhnya diimbangi dengan meningkatnya
kualitas sumber daya manusia TNI Angkatan Udara. Hal ini disebabkan belum
optimalnya sistem pendidikan, salah satunya pendidikan kejuruan bintara dan tamtama
TNI Angkatan Udara.
2

3. Keberhasilan dalam meningkatkan kualitas SDM TNI Angkatan Udara dapat


dicapai salah satunya dengan cara optimalnya sistem pendidikan kejuruan bintara dan
tamtama TNI Angkatan Udara. Peningkatan pendidikan kejuruan bintara dan tamtama
yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas prajurit bintara dan
tamtama TNI Angkatan Udara dapat terwujud melalui proses pendidikan yang optimal,
dengan hasil didik kejuruan bintara dan tamtama yang sesuai kebutuhan organisasi,dan
adanya keseimbangan antara kepentingan organisasi dan individu. Hal ini dapat
diupayakan melalui proses seleksi calon peserta didik yang transparan, pemenuhan
tenaga pendidik yang berkualitas dan kuantitas sesuai kompetensi, komposisi elemen
kurikulum pendidikan ISD maupun non ISD, peningkatan fasilitas pendidikan yang
memadai dan pemenuhan alins alongins serta pemeliharaannya. Upaya-upaya tersebut
diharapkan dapat meningkatan profesionalisme prajurit bintara dan tamtama TNI
Angkatan Udara dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara.

Daftar Pengertian.

4. Untuk menyamakan persepsi dalam pemahaman isi naskah ini disampaikan


beberapa pengertian sebagai berikut:

a. Elemen Kurikulum. Elemen Kurikulum adalah bagian dari kurikulum


pendidikan yang terdiri dari nama pendidikan, lama pendidikan, tujuan dan sasaran
pendidikan, kompetensi lulusan, penahapan pendidikan, macam penyajian materi
pengajaran pada acara pendidikan, bahan pengajaran, kategori mata pelajaran,
evaluasi hasil belajar dan persyaratan calon siwa/peserta didik.1

b. Instructional System Development (ISD ). ISD adalah suatu proses


perencanaan dan penyusunan program pembelajaran yang dilakukan secara teliti
dan teratur agar diperoleh kepastian bahwa siswa di didik dengan pengetahuan
ketrampilan dan sikap yang benar-benar diperlukan untuk mampu melakukan
pekerjaan/jabatan tertentu dengan baik dan benar. 2

c. Instructor Training Course (ITC). ITC adalah sekolah instruktur bahasa


Inggris Teknik.

1
Vademicum Disdikau Tahun 2017 s.d 2018.
2
Ibid
3

d. Pendidikan. Pendidikan adalah wadah atau proses dari berbagai


komponen yang mempunyai fungsi dan kegiatan berbeda, akan tetapi ada sangkut
paut dan berhubungan satu sama lain dalam suatu upaya yang terpadu dan
menyeluruh dalam satu kesatuan organik untuk mencapai tujuan pendidikan.3

e. Seleksi Pendidikan. Seleksi pendidikan adalah serangkaian langkah


kegiatan yang dilaksanakan untuk menentukan peserta/calon siswa yang
memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan alokasi
kebutuhan organisasi TNI AU4.

f. Susbamenjur. Susbamenjur adalah pendidikan pengembangan bintara


yang ditujukan memberikan pengetahuan dan ketrampilan lanjutan dalam bidang
kejuruan tertentu dengan penekanan pada peningkatan penguasaan dan
kemampuan bidang kejuruan masing masing.

g. Susjurlata. Susjurlata adalah pendidikan pengembangan tamtama yang


ditujukan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan lanjutan dalam bidang
kejuruan tertentu dengan penekanan pada peningkatan penguasaan dan
kemampuan bidang kejuruan masing masing. 5

h. Elemen Kurikulum. Elemen Kurikulum adalah bagian dari kurikulum


pendidikan yang terdiri dari nama pendidikan, lama pendidikan, tujuan dan sasaran
pendidikan, kopetensi lulusan, penahapan pendidikan, macam penyajian materi
pengajaran pada acara pendidikan, bahan pengajaran, kategori mata pelajaran,
evaluasi hasil belajar dan persyaratan calon siwa/peserta didik.6

3
Kep kasau nomor KEP/812/Xll/2014 tanggal 4 Desember 2014 tentang Juklak Seleksi casis Dik.
4
Kep kasau nomor KEP/999/Xll/2014 tanggal 4 Desember 2014 tentang Juknis Seleksi casis Dik Susbamenjur.
5
Kep Kasau nomor Kep/ 796/Xl/2016 tanggal 29 November 2016. Tentang Juknis seleksi casis susjurlata.
6
Vademicum Disdikau Tahun 2017 s.d 2018.
4

Landasan dan Dasar Pemikiran

5. Landasan dan dasar pemikiran yang dipakai dalam penulisan naskah optimalisasi
pendidikan kejuruan bintara dan tamtama guna meningkatkan hasil didik dalam rangka
mendukung tugas TNI Angkatan Udara adalah:

a. Landasan Pemikiran.

1) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara. Undang-undang ini menyatakan bahwa pertahanan negara
sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara yang merupakan usaha
untuk mewujudkan satu kesatuan pertahanan negara guna mencapai tujuan
nasional, yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

2) Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia. Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara
Kesatuan Republik Indonesia bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan
negara untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah, dan melindungi keselamatan bangsa, menjalankan operasi militer
untuk perang dan operasi militer selain perang, serta ikut secara aktif dalam
tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional.

3) Peraturan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Perkasau/


124/XII/2009 tanggal 8 Desember 2009 tentang Buku Petunjuk Personel dan
Tenaga Manusia TNI Angkatan Udara. Fungsi pembinaan personel adalah
pengelompokan kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pengelolaan
sumber daya manusia TNI Angkatan Udara dalam aspeknya sebagai awal
organisasi. Fungsi ini Pembinaan Personel dan Tenaga Manusia
(Binpersman) ini diselenggarakan untuk mewujudkan prajurit TNI Angkatan
Udara dalam kualitas dan kuantitas yang diperlukan oleh organisasi dan
pendayagunaannya yang optimal bagi kepentingan organisasi melalui upaya
penyediaan, pendidikan, penggunaan perawatan dan pemisahan.
5

4) Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Kep/571/X/2012


tanggal 24 Oktober 2012 tentang Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa.
Prajurit yang berkualitas menjadi prasarat utama dalam mewujudkan postur
TNI Angkatan Udara yang profesional pada masa mendatang. Postur TNI
Angkatan Udara yang dihasilkan dari proses pembinaan kekuatan dibina
secara bertahap dan berkesinambungan, agar memiliki kemampuan yang
selanjutnya akan dibina secara profesional untuk mewujudkan operasional
yang berbasis profesionalitas yang dapat diandalkan guna mencapai
keberhasilan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Dasar Pemikiran.

1) Penyiapan prajurit bintara tamtama TNI Angkatan Udara dengan cara


meningkatkan pembinaan kualitas dan kuantitas prajurit TNI Angkatan
Udara perlu adanya perhatian dari pimpinan. Agar prajurit dapat
memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi dengan baik,
diperlukan pembinaan sumber daya manusia yang baik serta sarana dan
prasarana yang mendukung, untuk itu dibutuhkan pola penyediaan,
pendidikan, penggunaan sehingga dapat mendukung tugas TNI Angkatan
Udara.

2) Perkembangan Teknologi. Perkembangan teknologi akan


berpengaruh kepada kemampuan militer negara maju, apabila hal ini tidak
diantisipasi dengan baik akan berakibat kesenjangan teknologi antara
negara maju dengan Indonesia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang sangat pesat akan berpengaruh langsung terhadap TNI Angkatan
Udara sebagai alat pertahanan negara yang berbobot teknologi.
Perkembangan teknologi tersebut perlu diantisipasi dalam peningkatan
pembinaan sumber daya manusia TNI Angkatan Udara khususnya bintara
dan tamtama.

3) Perkembangan TNI Angkatan Udara. Perkembangan TNI Angkatan


Udara dalam hal ini merupakan perkembangan secara menyeluruh di segala
aspek dalam bidang organisasi salah satunya adalah bidang personel.
Prajurit TNI Angkatan Udara harus mempunyai dedikasi, kompetensi, dan
6

motivasi untuk dapat mengikuti perkembangan serta kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi. Prajurit bintara tamtama yang profesional dan
berkualitas dapat dihasilkan dengan melaksanakan peningkatan pembinaan
pendidikan yang berlanjut dan berkesinambungan agar prajurit TNI
Angkatan Udara memiliki pendidikan dan keterampilan serta pengalaman.

Permasalahan yang Dihadapi

6. Postur bintara dan tamtama TNI Angkatan Udara yang profesional dapat dicapai
apabila prajurit yang mengawakinya juga profesional, artinya memiliki kemampuan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas. Prajurit TNI Angkatan Udara diharapkan mampu
mengawaki alutsista sesuai tugas dan fungsinya, sehingga setiap tugasnya yang
diberikan dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya hambatan yang berarti. Pembinaan
pendidikan yang optimal bintara dan tamtama prajurit TNI Angkatan Udara adalah bagian
terpenting dari pembinaan TNI sampai dengan selesai masa dinas keprajuritannya.
Namun demikian di dalam pelaksanaan pembinaan pendidikan bintara dan tamtama TNI
Angkatan Udara masih terdapat permasalahan, diantaranya:

a. Pelaksanaan Seleksi Peserta Didik Belum Sesuai dengan Ketentuan


yang Berlaku. Pelaksanaan seleksi yang dilaksanakan selama ini hanya
memenuhi kuota sesuai prodik TNI Angkatan Udara bukan hasil seleksi lulus murni
sesuai ketentuan seleksi yang berlaku, melainkan lulus angkat untuk memenuhi
kuota prodik. Personel yang berkualitas serta mampu memenuhi tuntutan tugas
maka dalam memperoleh peserta didik melalui kegiatan pengujian atau
penyaringan berdasarkan persyaratan serta kriteria seleksi yang ditentukan. Saat
ini personel hasil seleksi masih ada yang belum memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan, sehingga hasil seleksi tidak sesuai dengan tuntutan tugas dan
organisasi. Hal ini disebabkan karena pada proses seleksi calon peserta didik,
calon yang dikirim dari satuan pengguna personel ketempat seleksi banyak yang
tidak siap baik fisik, mental, dan akademik bahkan ada juga administrasi.

b. Kesiapan dan Ketersediaan Tenaga Pendidik Belum Sesuai Kebutuhan


Organisasi Satlakdik. Pendidikan bintara tamtama TNI Angkatan Udara pada
hakekatnya adalah membentuk pribadi personel yang seutuhnya, pengembangan
dan peningkatan mutu serta kemampuan dari personel untuk mendukung
terlaksananya tugas. Untuk mencapai kebutuhan tersebut diperlukan gadik yang
7

kuantitas maupun kualitas terpenuhi, sehingga proses belajar mengajar pada


lembaga pendidikan kejuruan bintara dan tamtama dapat berjalan dengan baik.

c. Komposisi dan Elemen Kurikulum Pendidikan Kejuruan Bintara dan


Tamtama Belum Terwujud. Sasaran pembinaan kurikulum pendidikan kejuruan
bintara dan tamtama TNI Angkatan Udara belum diarahkan pada tercapainya
profesionalisme, efektifitas , dan efesiensi dalam penyelenggaraan pendidikan
yang berjenjang, berlanjut dan berkesinambungan guna mengantisipasi
perkembangan iptek dan tuntutan pelaksanaan tugas yang dihadapi. TNI
Angkatan Udara menggunakan dua model kurikulum ISD dan kurikulum non ISD,
belum terwujudnya pembinaan kurikulum pendidikan dapat mencapai hasil yang
diharapkan, maka perlu memahami komposisi dan elemen kurikulum sebagai
acuan dalam penyelenggaraan pembinaan kurikulum pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan kejuruan bintara dan tamtama TNI Angkatan Udara
melalui fungsi pembinaan pendidikan prajurit tetap memperhatikan keselarasan
semua komponen pendidikan secara berjenjang dan berlanjut sesuai tataran
kewenangan pada tupoksi organisasi baik penyelenggara pendidikan maupun
pelaksana pendidikan, namun dengan kebijaksanaan dasar yang telah di tetapkan
dalam penyelenggaraannya sampai saat ini masih di temukan kendala atau
permasalahan antara lain:

1) Komposisi kurikulum pendidikan ISD. Komposisi kurikulum


pendidikan ISD memiliki format yang sama dengan non ISD

2) Komposisi kurikulum pendidikan non ISD. Komposisi kurikulum


pendidikan non ISD belum diwujudkan dalam perangkat kendali pendidikan
dengan fungsi dan struktur katdaldik.

3) Elemen kurikulum pendidikan. Elemen kurikulum pendidikan


kejuruan bintara dan tamtama belum memenuhi nama pendidikan, lama
pendidikan, tujuan dan sasaran pendidikan maupun kompetensi lulusan.

d. Pembinaan Fasilitas Pendidikan Belum Terwujud. Kondisi fasilitas


pendidikan bagi peserta didik/siswa belum ditujukan agar menjamin proses belajar
mengajar yang berkualitas, sehingga terwujudnya pembinaan terhadap fasilitas
8

pendidikan bagi peserta didik kejuruan bintara dan tamtama agar dapat
mendorong, memotivasi dalam belajar dan mencegah serta menanggulangi
terjadinya kesulitan belajar, oleh karena itu belum dapat menggambarkan situasi
dan lingkungan belajar yang kondusif fasilitas pendidikan sesuai kebutuhan
pendidikan.

e. Alins Alongins Pendidikan. Alins alongins belum mengacu pada upaya


peningkatan hasil didik yang berkualitas pada saat kegiatan belajar mengajar
siswa. Utamanya adalah kesiapan alins alongins yang belum memadai dan
standar, peningkatan dan pengembangan kondisi alins alongins di satlakdik bintara
dan tamtama harus merujuk pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
agar proses belajar mengajar tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.

Optimalisasi Pendidikan Bintara Tamtama TNI Angkatan Udara

7. Optimalisasi pendidikan bintara dan tamtama TNI Angkatan Udara untuk


mendukung tugas serta dihadapkan pada tantangan tugas yang semakin berat, maka
diperlukan kemampuan sumber daya manusia yaitu prajurit bintara dan tamtama yang
memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam mengawaki organisasi dan
alutsista. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan optimalisasi pendidikan kejuruan
bintara dan tamtama sebagai sumber daya manusia TNI Angkatan Udara dengan
kebijakan, strategi, dan upaya yang tepat.

a. Kebijakan. Terwujudnya optimalisasi pendidikan bintara dan tamtama TNI


Angkatan Udara melalui proses pelaksanaan penyediaan prajurit bintara dan
tamtama untuk dikmaba, dikmata yang sesuai persyaratan yang berlaku dan
transparan, bintara dan tamtama hasil didik yang berkualitas, serta proses
pelaksanaan seleksi prajurit bintara dan tamtama untuk dikbangum dan
dikbangspes maupun dikiptek yang sesuai persyaratan yang berlaku dan
transparan, sehingga mendapatkan bintara dan tamtama hasil didik yang
berkualitas, dan adanya keseimbangan antara kepentingan organisasi dengan
individu, guna meningkatkan hasil didik dalam rangka mendukung tugas TNI
Angkatan Udara.
9

b. Strategi. Guna mewujudkan kebijakan tersebut, maka dibutuhkan suatu


strategi yang merupakan implementasi dari kebijakan yang ada. Adapun strategi
yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Strategi Pertama. Mewujudkan proses pelaksanaan seleksi calon


peserta didik kejuruan bintara dan tamtama bekerja sama dengan instansi
terkait dan sosialisasi.

2) Strategi Kedua. Mewujudkan tenaga pendidik sesuai kebutuhan


satlakdik bintara dan tamtama yang berkualitas serta berkuantitas dalam
mengawaki organisasi sesuai kompetensi yang ditentukan.

3) Strategi Ketiga. Mewujudkan komposisi dan elemen kurikulum


pendidikan bintara dan tamtama baik ISD maupun non ISD

4) Strategi Keempat. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan


bagi bintara dan tamtama di satker satlakdik.

5) Strategi Kelima. Mewujudkan pemenuhan dan perbaikan alins


alongins untuk membantu proses belajar mengajar bagi bintara dan
tamtama yang efektif serta efisien.

c. Upaya. Mewujudkan kebijakan dan strategi yang telah disampaikan di atas,


maka upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Strategi Pertama. Mewujudkan proses pelaksanaan seleksi calon


peserta didik kejuruan bintara dan tamtama yang transparan, upaya yang
dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Spersau. Spersau merumuskan kebijakan seleksi calon


siswa/peserta didik, bekerja sama dengan akademisi atau lembaga
independen dalam seleksi kejuruan prajurit bintara dan tamtama
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga menghasilkan
prajurit yang profesional.
10

b) Disminpersau. Disminpersau melaksanakan antara lain:

(1) Sosialisasi bagi calon peserta didik kejuruan bintara dan


tamtama dengan pengumuman, penentuan casis yang akan
dipanggil sampai dengan seleksi.

(2) Meningkatkan kerja sama antara intansi terkait inbiprof,


ingunpers dan satlakdik maupun Kemendikbud, dalam rangka
meningkatkan mutu calon peserta didik.

(3) Meningkatkan kerja sama dengan Kemendikbud tentang


materi akademis untuk seleksi calon peserta didik.

c) Dispenau. Dispenau melaksanakan kegiatan sebagai berikut:

(1) Melakukan sosialisasi pengumuman seleksi pendidikan


melalui media yang ada baik cetak maupun elektronika sesuai
prodik TNI AU tahun anggaran berjalan.

(2) Meningkatkan sosialisasi kerja sama dengan inbinprof


dan ingun dalam rangka pembinaan kesiapan calon peserta
didik agar mempersiapkan baik akademis, kesemaptaan dan
kesehatan untuk mengikuti seleksi pendidikan kejuruan bintara
dan tamtama TNI Angkatan Udara, sehingga terjaring sumber
daya manusia yang berkualitas.

d) Disdikau membuat prodik kursus kejuruan bintara dan


tamtama, dalam tahun berjalan apabila ada pendidikan pertama
bintara dan tamtama dengan komposisi sesuai kebutuhan binprof
maupun binteman sesuai renstra yang terdiri dari :

(1) Kursus kejuruan Bintara Instructional system


development (ISD) terdiri dari:

(a) Sekolah bahasa inggris tehnik (SBIT).


11

(b) Sekolah kejuruan dasar Tehnik.


(c) Sekolah kejuruan lanjutan tehnik.
(d) Latihan kerja bintara tehnik.
(e) Sekolah bahasa inggris tehnik Lanjutan (SBITL).
(f) Instructor Training Course ( ITC ).
(2) Susba non ISD.
(3) Susbamenjur.
(4) Pendidikan kualifikasi khusus.
(5) Pendidikan pengembangan spesialisasi tamtama
(dikbangspesta).
(6) Pendidikan lanjutan tamtama (diklata).

2) Mewujudkan ketersediaan tenaga pendidik, upaya yang dilaksanakan


adalah:

a) Spersau. Spersau membuat rencana kebutuhan tenaga


pendidik untuk bintara dan tamtama, penyediaan tenaga pendidik
merupakan segala usaha,pekerjaan, kegiatan secara terencanan,
terarah dan berlanjut untuk mempersiapkan tenaga pendidik pada
suatu periode tertentu sehingga dapat dicapai tingkat kebutuhan yang
diperlukan dan sesuai kebutuan dalam rencana strategis. Dalam
melaksanakan kegiatan penyediaan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:

(1) Sumber Tenaga Pendidik. Sumber tenaga pendidik


bintara dan tamtama TNI AU adalah prajurit/PNS TNI AU dan
personel TNI yang memenuhi persyaratan tenaga pendidik TNI
AU dan kopetensi yang ditetapkan.

(2) Penyediaan Tenaga Pendidik. Penyediaan tenaga


pendidik untuk bintara dan tamtama dilaksanakan melalui
seleksi berdasarkan syarat umum dan khusus yang disesuikan
dengan jenis, macam dan tingkat pendidikan serta jenjang
jabatan fungsional tenaga pendidik.
12

(3) Pengangkatan/penunjukan tenaga pendidik. Untuk


Pengangkatan/penujukan gadik disatladik bintara dan tamtama
TNI AU terdiri dari:

(a) Tenaga pendidik organik TNI AU diangkat dari


prajurit/PNS yang memenuhi persyaratan dan
kompetensi yang ditetapkan dengan keputusan Kasau.

(b) Penunjukan tenaga pendidik non organik pada


lembaga pendidikan bintara dan tamtama, melalui surat
permohonan mengajar dari Komandan/Kepala lembaga
pedidikan, selanjutnya surat penugasan dikeluarkan
oleh pimpinan lembaga/instansi yang bersangkutan.

b) Disdikau. Disdikau membuat program pendidikan dan


pembinaan pendidikan dalam tahun anggara berjalan sesuai
kebutuhan gadik yang telah ditentukan dalam renstra untuk
kebutuhan gadik di lembaga pendidikan. Adapun kegiatan
pedahulan sebelum pendidkan gadik dilaksanakan adalah sebagai
berikut:

(1) Menerima daftar nama dari Diminpersau selanjutnya


membuat radiogram panggilan untuk melaksanakan seleksi
casis guru militer/tenaga pendidik bintara dan tamtama yang
telah ditentukan.

(2) Melaksakan seleksi casis tenaga pendidik sesuai


ketentuan yang berlaku dan menyerahkan hasil seleksi kepada
Dankodiklatau dalam hal ini satlakdik Lanud Sulaiman untuk
gadik/gumil dan ITC, SMO untuk binjas kemil.

(3) Satlakdik melaksanakan pendidikan siswa tenaga


pendidik yang telah diserahkan sesuai prodik dan kurikulum
yang berlaku.
13

c) Disminpersau melaksanakan rapat koordinasi dengan didikau


dan menyertakan inbinprof untuk menentukan casis gadik sesuai
kriteria yang telah ditentukan selanjutnya mengirimkan daftar nama
yang dimaksud ke Disdikau sesuai sasaran maupun kriteria yang
telah ditentukan. Adapun kriteria atau persyaratan yang dimaksud
adalah :

(1) Persyaratan umum.

(a) Berjiwa Pancasila.

(b) Memiliki kepribadian dengan sifat-sifat/


penampilan yang dapat diteladani.

(c) Memiliki latar pendidikan yang memadai, dalam


arti serendah-rendahnya harus memiliki sertfikat
setingkat dengan lulusan lembaga pendidikan tempat
tugasnya.

(d) Memahami ilmu pendidikan dan keguruan.

(e) Berpengalaman cukup dalam tugas-tugas


tertentu atau mempunyai masa dinas yang dapat
dianggap cukup menurut intansi pembina profesi.

(f) Memiliki kemauan dan kemampuan untuk


mengembangkan tehnik dan metode pengajaran.

(g) Memiliki kemampuan mentransformasikan


kepada orang lain.

(h) Memiliki prestasi pendidikan dalam kategori baik.


14

(2) Persyaratan khusus.

(a) Pengajar disamping memenuhi persyaratan


umum harus juga memiliki sertifikat sebagai gadik atau
yang sederajat, kualifikasi psikologi sebagai pendidik,
menguasai metode pembelajaran dan materiajaran
yang diajarkan.

(b) Instruktur/Pelatih disamping memenuhi


persyaratan umum harus juga memiliki sertifikat sebagai
gadik atau yang sederajat, kualifikasi sebagai pendidik,
mahir memberikan materi keterampilan yang diberikan
dan dilatihnya.

d) Kodiklatau melaksanakan antara lain:

(1) Pelaksanaan pendidikan gumil, ITC di lanud Sulaiman


serta inskemil dilanud SMO menggunakan kurikulum yang
telah disempurnakan, sehingga menghasilkan gadik yang
memiliki kemampuan standar gadik.

(2) Melaksanakan penataran para tenaga pendidik yang


bertugas di satlakdik secara berkala sebagai upaya
penyegaran agar kemampuan mengajar tetap standar.

3) Mewujudkan komposisi dan elemen kurikulum pendidikan bintara


tamtama baik ISD maupun non ISD. Adapun upaya komposisi dan
elemennya dengan cara sebagai berikut:

a) Spersau. Spersau melaksanakan evaluasi sebagai pejabat


yang diberikan wewenang untuk mengesahkan kurikulum dam
menghendaki adanya peninjauan ulang terhadap kurikulum yang ada
atau berdasarkan hasil evaluasi. Guna menjamin efektifitas proses
revisi dapat dilakukan dengan cara amandemen dan menyeluruh
15

sesuai hasil evaluasi dan validasi dengan mempertimbangkan derajat


kepentingannya.

b) Disdikau. Disdikau melakukan kegiatan sebagai berikut:

(1) Memprioritaskan penyusunan kurikulum yang belum


ada, kemudian merevisi sesuai hasil validasi yang
dilaksanakan.

(2) Memenuhi peyusunan kurikulum sesuai prosedur


meliputi:

(a) Polapikir dalam penyusunan kurikulum.


(b) Penentuan tujuan pedidikan.
(c) Membuat jabaran tugas-tugas keluaran.
(d) Membuat rumusan kebutuhan kemampuan untuk
tiap tugas.
(e) Membuat rumusan kebutuhan pembekalan untuk
tiap kemampuan.
(f) Memilah mata pelajaran.
(g) Merumuskan tujuan setiap mata pelajaran.
(h) Menentukan lingkup luas dan kedalaman mata
pelajaran.
(i) Menetukan evaluasi hasil belajar.
(j) Menentukan metode untuk setiap mata pelajaran.
(k) Mmenentukan alins/alongins, menentukan waktu.

(3) Memenuhi komposisi pendidikan ISD yang memeliki


paket instruksi terdiri atas :

(a) Resident Course (RC) yang berisi program of


instruction, lesson plan, student guide book, student
work book, lesson test, performance test, job sheet dan
pre test dan post test.
16

(b) Formal On The Job Trining (FOJT) / latihan kerja.


Latihan kerja adalah program peningkatan ketrampilan
peserta latihan kerja dalam bidang kejuruan masing
masing yang dilaksanakan dalam satuan kerja.

(4) Memenuhi komposisi kurikulum pendidikan non ISD.


Komposisi kurikulum ini diwujutkan dalam perangkat kendali
pendidikan sebagai berikut :

(a) Fungsi Katdaldik meliputi tingkat pembina


pendidikan dan tingkat pelaksana pendidikan.

(b) Struktur Katdaldik meliputi program pendidikan,


rangka pelajaran pokok, acara pendidikan, harga nilai
dan pedoman pengoperasian kurikulum.

4) Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan bagi bintara dan


tamtama disatuan kerja pelaksana pendidikan. untuk meningkatkan hasil
didik, upaya yang dapat dilakukan adalah:

a) Srenaau. Srenaau agar mengalokasikan anggaran untuk


peningkatan fasilitas pendidikan yang dibutuhkan, bagi peserta didik
maupun tenaga pendidik yang mengajar dan tenaga kependidikan
sesuai ketentuan dan norma indeks yang berlaku.

b) Disfaskonau. Disfaskonau melaksanakan upaya:

(1) Membangun/mengadakan perumahan bagi personel


TNI Angkatan Udara yang ditugaskan sebagai gadik pada
satker pelaksana pendidikan.

(2) Membangun asrama siswa yang layak, standar dan


sesuai jumlah sasaran pedidikan bintara dan tamtama
termasuk alsatri.
17

(3) Membagun ruang kelas yang memadai baik kelas kecil,


kelas sedang maupun kelas besar/umum beserta alsatri sesuai
dengan standar bangunan yang telah ditetapkan.

(4) Membangun ruang praktek atau laboratorium yang


memadai untuk melaksanakan praktek siswa.

c) Kodiklatau. Kodiklatau melaksanakan invetariasaifasilitas


pendidikan pada satker pelaksana pendidikan sesuai yang
dibutuhkan satlakdik. Membuat program pemeliharaan, perbaikan
dan pengadaan fasilitas pendidikan yang dikoordinasikan
pemenuhanya dengan Slog/Inbinitem/Dismat.

5) Mewujudkan pemenuhan dan perbaikan alins/alongins.


Alins/alongins mengacu pada upaya peningkatan hasil didik yang
berkualitas pada saat kegiatan belajar mengajar siswa. Utamanya adalah
kesiapan alins alongins yang memadai dan standar, peningkatan dan
pengembangan kondisi alins alongins disatlakdik bintara dan tamtama harus
merujuk pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar proses
belajar mengajar tersebut dapat berhasil guna dan berdaya guna.
Peningkatan pada komponen alins alongins harus berpedoman sebagai
berikut:

a) Srenaau. Srenaau merumuskan kebijakan program dan


anggaran dalam penyelenggaraan pembinaan alins/alongins
berdasarkan kebutuhan satlakdik melalui Dankodilatau dan Disdikau
selaku Inbinitem alins/alongins.

b) Disdikau. Disdikau melaksanakan pembangunan dan


pengadaan alins alongins baru, dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) Bertujuan untuk memenuhi dan mendukung kebutuhan


proses belajar mengajar siswa sesuai dengan tuntutan
kurikulum pendidikan bintara dan tamtama serta menjawab
tuntutan penugasan disatuan.
18

(2) Pemenuhan kebutuhan alins alongins harus


berdasarkan perencanaan yang disusun pengguna dengan
mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
alutsista yang berbasis teknologi informatika. Pengembangan
teknologi baru, sehingga alins alongins dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin.

(3) Pengadaan dan design kebutuhan alins alongins harus


mewadai kemungkinan pengembangan teknologi baru,
sehingga alins alongins tersebut akan dapat ditingkatkan
kemampuanya dan masih bermanfaat bagi pembelajaran
siswa peserta didik.

(4) Pengadaan alins alongins yang bersumber dari luar


institusi TNI AU (Kemenhan/Mabes TNI) secara administrasi
harus dilengkapi berita acara penyerahan barang, sehingga
TNI AU dapat memasukan dalam IKN untuk dapat diajukan
biaya perawatan/pemeliharaan.

(5) Memanfaatkan alins alongins Learning Management


System (LMS) satlakdik bintara dan tamtama semaksimal
mungkin, karena sistim LMS alins/alongis yang pengadaanya
melalui program Kredit Expor dalam negeri dari Kementrian
Pertahanan yang berbasis Teknologi Informasi dan komputer
bermanfaat karena dalam sistim ini dapat memuat digitalisasi
naskah sekolah dalam bentuk teks dan animasi,vidio
management sofware untuk monitoring pembelajaran,informasi
personel,manajemen nilai, dan lain sebagainya.

c) Kodiklatau memanfaatkan dan atau menggunakan alins/alongin


sesuai persyaratan penentuannya antara lain :

(1) Penentuan kesesuaian alins/alongins disesuaikan dengan


tujuan pendidikan yang telah dirumuskan guna memudahkan/
membantu proses belajar mengajar.
19

(2) Penentuan alins/alongins yang aplikatif sehingga dapat


membantu peserta didik dalam menerapkan pemahaman
pengoperasian alins/alongins dengan actual/equitment (peralatan
sebenarnya).

(3) Penentuan alins alongins yang proporsional sehingga sesuai


kebutuhan pengguna oleh tenaga pendidik dan peserta didik
disesuaikan dengan jenis serta tingkat pendidikan yang dilaksanakan.

(4) Memanfaatkan alins alongins Learning Management System


(LMS) satlakdik bintara tamtama semaksimal mungkin, karena sistem
LMS alins/alongis yang pengadaanya melalui program Kredit Exspor
dalam negeri dari kementrian pertahanan yang berbasis Teknologi
Informasi dan komputer bermanfaat karena dalam sistim ini dapat
memuat digitalisasi naskah sekolah dalam bentuk teks dan animasi,
video management sofware untuk monitoring pembelajaran, informasi
personel, manajemen nilai, dan lain sebagainya.

Penutup

8. Kesimpulan. Pembahasan naskah tentang optimalisasi pendidikan kejuruan


bintara dan tamtama dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Udara dapat
disimpulkan, sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penentuan dan seleksi calon peserta didik baik kejuruan


maupun kejuruan lanjutan (susjurlata, susbamenjur dan SBITL) sebagai peserta
didik dikbangspes, dan iptek bintara tamtama, Disminpersau dan Disdikau bekerja
sama dengan akademisi atau lembaga independen, agar menghasilkan calon
peserta didik yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sehingga
menghasilkan prajurit yang berkualitas.

b. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi pada


saat ini, maka tugas TNI Angkatan Udara akan semakin berat dan komplek
sehingga menuntut adanya postur bintara tamtama TNI Angkatan Udara yang
profesional pada masa mendatang. Untuk terwujudnya diperlukan optimalisasi
20

pendidikan sumber daya manusia TNI Angkatan Udara khusunya bintara tamtama
di satlakdik yang memadai, profesional,efektif, efisien dan modern.

c. Optimalnya porses belajar mengajar di satlakdik dengan didukung


terwujudnya proses seleksi calon peserta didik, terwujudnya tenaga pendidik,
terpenuhinya komposisi dan elemen kurikulum, meningkatnya fasilitas pendidikan
maupun terpenuhinya alins alongins maka kebutuhan bintara tamtama TNI
Angkatan Udara dengan memiliki moral dan martabat yang baik, kualitas intelektual
yang dapat diandalkan melalui pembinaan pendidkan yang terarah, terencana,
berlanjut dan berkesinambungan serta proses belajar mengajar dengan komponen
yang terpenuhi. Selain itu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemampuan alih teknologi sangat diharapkan untuk meningkatkan profesionalisme
bintara tamtama TNI Angkatan Udara dalam rangka mendukung pelaksanaan
tugas TNI AU.

9. Saran. Optimalisasi pendidikan bintara tamtama TNI Angkatan Udara dalam


rangka mendukung tugas yang telah dibahas di atas dapat disarankan sebagai berikut:

a. Komitmen dan keputusan pimpinan TNI Angkatan Udara dalam pembinaan


pendidikan kejuruan bintara tamtama TNI Angkatan Udara, mulai dari rekrutmen
dan seleksi dari calon peserta didik dengan memberi dukungan peningkatan
anggaran pendidikan, melalui Disdikau sebagai pembina pendidikan dan
Kodiklatau sebagai pelaksana pendidikan maka hasil didik kejuruan bintara
tamtama akan meningkat.

b. Penggunaan bintara tamtama TNI Angkatan Udara dalam penempatan


personel dilaksanakan dengan memperhatikan sistem kualifikasi dan sepesialisasi
dan mengutamakan kompetensi, objektifitas, hindari nepotisme dan subjektifitas.
Hal ini sangat berkaitan dengan motivasi personel untuk pembinaan karier dan
pendidikan guna mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AU.

c. Pembinaan Tenaga pendidik melalui kopentensi gadik baik kuantitas


maupun kualitasnya, kurikulum,fasdik dan pemenuhan alins alongins mutlak
diperlukan agar hasil didik bintara tamtama meningkat.
21

d. Pembinaan item khusus alins/alongin harus berdasarkan fungsi bukan


bedasarkan materiel.

10. Wusana Kata. Demikian naskah tentang optimalisasi pendidikan bintara tamtama
TNI Angkatan Udara dalam rangka mendukung tugas TNI AU, semoga dapat menjadi
masukan dan pertimbangan bagi pimpinan TNI Angkatan Udara dalam menentukan
kebijakan selanjutnya.

Jakarta, Juni 2018


Mengetahui: Pamensahlibidsarpras
Sahli Kasau Bid. Sumdanas,
Koordinator Staf Ahli Kasau,

Umar Sugeng H., SIP., S.E, M.M. Petrus Heru S.


Marsekal Muda TNI Kolonel Adm NRP 513181

Mengetahui:

1. Pati Koord. Naskah 1. ……….

2. PS Bidang Sumdanas 2. ……….

3. Kabagum 3. ……….

Anda mungkin juga menyukai