Anda di halaman 1dari 6

1

OPTIMALISASI PEMBINAAN LATIHAN DI SATUAN TEMPUR SETINGKAT


BATALYON DALAM RANGKA MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN

Pembahasan.

TNI sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang


mempunyai tugas pokok yaitu menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan
wilayah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD tahun 1945,
melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia dari segala macam bentuk
ancaman, hambatan dan gangguan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(UU RI No. 34 tahun 2004 tentang TNI). Selanjutnya TNI AD sebagai komponen utama
pertahanan di wilayah darat mengemban tugas pokok tersebut melalui pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra darat dengan mewujudkan penampilan postur Angkatan
Darat yang memiliki kekuatan, kemampuan dan gelar kekuatan Angkatan Darat secara
proporsional dan profesional. Untuk dapat merealisasikan tugas tersebut, telah ditentukan
berbagai fungsi yang melekat pada organisasi TNI AD, diantaranya adalah fungsi organik
pembinaan yang salah satunya adalah pembinaan latihan. Pembinaan latihan merupakan
suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam merencanakan dan menyusun program
latihan, mengelola sumber daya latihan dan mengatur serta mengendalikan kegiatan
latihan sehingga prajurit dan satuan TNI AD memiliki kemampuan yang handal sampai
tingkat kesiapan operasional dan siaga operasional serta dapat melaksanakan tugas-
tugas operasi baik Operasi Militer untuk Perang maupun Operasi Militer Selain Perang.
(Bujukbin Binlat, No Perkasad 30/VII/2009). Pembinaan latihan harus dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien, tepat guna, tepat sasaran, proporsional dan berkesinambungan,
sehingga dapat menyiapkan prajurit secara perorangan dan satuan TNI AD, agar memiliki
kemampuan standar yang ditetapkan guna dapat melaksanakan tugas dalam menghadapi
tantangan operasi di masa depan.

Harapannya satuan jajaran TNI AD khususnya satuan setingkat Batalyon sebagai satuan
tempur yang memiliki tantangan yang lebih berat dalam menghadapi ancaman kedepan,
perlu melakukan suatu pembinaan latihan yang terencana dan terprogram yang selaras
dengan sistem pembinaan latihan maupun manajemen latihan. Selain itu juga konsep
pembinaan latihan saat ini harus mampu mengakomodir tantangan operasi di masa
depan, disesuaikan dengan perkembangan doktrin, ilmu pengetahuan dan teknologi,
peralatan, persenjataan tempur serta taktik dan teknik terkini, sehingga hasil latihan dapat
berdaya guna dan berhasil guna.
2

Namun demikian pada kenyataannya, satuan-satuan tempur jajaran TNI AD belum


secara optimal melakukan pembinaan latihan yang mengimplementasikan hal tersebut,
dengan masih ditemukannya kelemahan dalam pemrograman, penyelenggaraan,
pengawasan dan pengendalian, sarana dan prasarana serta pelaporan latihan. Sebagai
contoh penyelenggaraan latihan yang belum sesuai dengan prosedur dan teknik
penyelenggaraan latihan sehingga terjadi kecelakaan latihan yang tidak diinginkan,
pengendalian dan pengawasan komandan satuan sebagai pembina latihan belum
maksimal sehingga jadwal latihan tidak sesuai dengan kalender latihan yang telah
direncanakan, dan hasil latihan yang tidak memenuhi standar kompetensi prajurit serta
standar kemampuan tempur satuan yang berimplikasi terhadap penilaian kesiapan
operasional satuan tempur dan akuntabilitas kinerja.

Dari penjelasan latarbelakang di atas, maka dapat diidentifikasi persoalan yaitu: Pertama,
kurangnya Ketelitian dan kecermatan Dansat dalam menyusun proram latihan ke dalam
rencana kebutuhan anggaran. Kedua, Kurangnya inovasi Dansat dalam penyelenggaraan
Latihan dihadapkan dengan terbatasnya Sarana Prasarana dan daerah Latihan guna
terwujudnya kesiapan operasional satuan. Ketiga, Peran Dansat dlaam terwujudnya
akuntabilitas penggunaan anggaran dan tertib administrasi latihan. Dari beberapa
persoalan tersebut maka penulis dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana Optimalisasi Pembinaan Latihan di Satuan Tempur setingkat Batalyon
dalam rangka mendukung pokok satuan”.

Pentingnya penulisan essai ini adalah agar satuan tempur jajaran TNI AD dapat
melaksanakan pembinaan latihan secara efektif, efisien, tepat guna, tepat sasaran serta
dapat menjawab tantangan operasi di masa depan. Adapun Metode yang digunakan
dalam penulisan Essai ini adalah Deskriptif analisis yaitu suatu metode pemecahan
masalah yang menggambarkan hubungan sebab akibat guna menemukan solusi dari
suatu permasalahan yang dihadapi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman penulis
selama berdinas di satuan serta ditambah studi kepustakaan.

Nilai guna tulisan ini adalah agar dapat digunakan dalam mengoptimalkan
pembinaan Latihan di satuan tempur setingkat batalyon dalam rangka mendukung tugas
pokok satuan. Selanjutnya maksud dari penulisan essai ini adalah untuk memberikan
gambaran tentang pentingnya pembinaan latihan di satuan dalam rangka mendukung
tugas pokok satuan. Sedangkan tujuan dari penulisan essai ini adalah sebagai saran,
3

masukan dan bahan pertimbangan bagi Pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan
selanjutnya.
Dalam penyusunan essai ini disusun dengan ruang lingkup yang terdiri dari Pendahuluan,
Pembahasan dan Penutup. Pembahasan essai ini dibatasi pada pembinaa latihan
setingkat batalyon.

Kurangnya Ketelitian dan kecermatan Dansat dalam menyusun preprograman


latihan ke dalam rencana kebutuhan anggaran

Data Fakta :

Harapan

Referensi:
Berdasarkan referensi tentang manajemen latihan yang menyebutkan bahwa
Penyelenggaraan latihan merupakan bagian dari proses manajemen latihan dengan
pentahapan kegiatan yang diatur mulai perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran sehingga pelaksanaan latihan dapat berjalan dengan tepat dan teratur untuk
mencapai tujuan serta sasaran latihan. (Naskah sekolah Manajemen Latihan, Kep
Dankodiklat 2010), dan referensi tentang penyelenggaraan latihan yang menyebutkan
bahwa Penyelenggaraan latihan harus direncanakan, disiapkan, dilaksanakan, diawasi
dan dikendalikan serta dievaluasi, serta prinsip penyelenggaraan latihan bahwa personel
penyelenggara latihan harus menguasai teknik penyelenggaraan latihan secara berurutan
mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran latihan dengan
benar dan bertanggung jawab (Bujukmingarlat, No Perkasad 35-02/XII/2012). Dari kedua
teori tersebut dapat dianalisa bahwa setiap satuan jajaran TNI AD khususnya satuan
tempur harus menguasai dan mengimplementasikan tehnik penyelenggaraan latihan,
dimulai dari pentahapan latihan, sistem dan metode, pengawasan dan pengendalian serta
prinsip-prinsip latihan, agar pelaksanaan latihan dapat berjalan secara efektif, efisien,
tepat guna dan tepat sasaran sehingga tujuan dan latihan tercapai dan dapat
meminimalisir resiko.

Kendala:
1) Dansat belum mengetahui cara penyusunan TOR/KAK dan RAB yang sesuai
dengan ketentuan dari Komando Atas
4

2) Dansat kurang memahami manjemen latihan dimana tahap merupakan awal dari
setiap pelaksanaan kegiatan

3) Keterbatasan SDM yang ada di satuan yang memiliki kemampuan dalam bidang
perencanaan dan penyelenggaran latihan.

Kurangnya inovasi Dansat dalam penyelenggaraan Latihan dihadapkan dengan


terbatasnya Sarana Prasarana dan daerah Latihan.

Data Fakta : Ada di Tor

Harapan : Komandan satuan dapat membuat inovasi dalam rangka pelaksanaan


pembinaat latihan terhadap anggotanya.

Referensi:
Prinsip Kepemimpinan point 12 yaitu Buat suatu perubahan positif bagi satuan dan
anak buah. Maka seorang Komandan Satuan harus mampu melakukan perubahan-
perubahn yang positif bagi satuannya. Dengan melakukan hal-hal yang out of the box
atau diluar program demi menjaga kemampuan dan kesiapan operasional setiap personel
di satuannya

Satu prinsip pembinaan (Bujukbin Binlat No Perkasad 30/VII/2009), adalah Pembinaan


latihan merupakan fungsi Komando yang memiliki pengertian setiap Komandan satuan
jajaran TNI AD sebagai pembina latihan harus bertanggung jawab terhadap kemampuan
standar yang harus dimiliki oleh prajurit dan satuannya. Komandan satuan merupakan
pelatih dan pembina utama latihan disatuannya sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab.

Kendala
1. Keterbatasan SDM dari Komandan Satuan.
2. Komandan satuan cenderung berada di zona nyaman.
3. Keterbatasan alokasi anggaran dari Komando Atas
5

Upaya:
1. Dengan melaksanakan assestment dalam pemilihan Dansat
2. Dengan menyelenggarakan kompetisi atau perlombaaan yang dapat mentriger
komandan satuan untuk dapat melakukan inovasi di satuannya.

3. Membuat skala prioritas dalam penyusuna rencana anggaran

Peran Dansat dalam terwujudnya akuntabilitas penggunaan anggaran dan tertib


administrasi latihan

Data Fakta : ada di Tor


Harapan : Diharapkan Komandan satuan memahami tertib administrasi dalam
penyelenggaraan latihan.

Referesi:
1. Doktrin Induk kepemimpinan TNI AD No Kep/989/XII/2016 yang menjelaskan prinsip-
prinsip kepemimpinan TNI AD diantaranya pemimpin harus mahir dalam persoalan
teknis dan taktis,

2. Juknis tentang KELENGKAPAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DI


LINGKUNGAN TNI ANGKATAN DARAT NO KEP/480/V/2020 TANGGAL 28 MEI 2020

Kendala
1. Pejabat pembuat Wabku kurang memahami ketentuan dalam pembuatan Wabku.
2. Kurangnya pengedalian Komandan satuan dalam pelaksaan penggunaan
anggaran
3. Sering terjadi perbedaan persepsi antara auditor dan auditan.

Upaya
1. Melaks pembekalan Tar Wabku
6

2. Komandan satuan melaks Waskat


3. Melaksanakan rapat koordinasi atau rapat evaluasi dalam sebelum dan sesudah
pelaksanaan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai