OLEH
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan
lebih fokus dan terarah sehingga hasil penelitian lebih jelas dan
bermanfaat. Dalam penelitian tugas akhir ini penuis hanya membatasi
tentang program latihan ton tangkas terhadap profesionalisme prajurit
di batalyon infanteri 400 / banteng rider terhadap pleton yang akan
diikutsertakan dalam lomba ton tangkas 2018.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan yang telah dipaparkan diatas makab
rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a. Apakah ada pengaruh latihan ton tangkas terhadap
profesionalisme prajurit di satuan?
b. Apa saja kendala dalam melaksanakan latihan ton tangkas
c. Seberapa besar pengaruh perlombaan ton tangkas terhadap
kemampuan prajurit
4. Tujuan Penelitian
Untuk mempengaruhi pengaruh latihan prajurit dalam
menghadapi perlomban ton tangkas terhadap profesionalisme prajurit
batalyon infanteri 400/BR
5. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Memberikan pengetahuan tambahan yang mencakup
pengembangan kemampuan pada lembaga akademi militer
magelang
b. Manfaat taktis
Umtuk memberikan pengetahuan tambahan terhadap saya
sendiri yang merupakan calon danton baru yang harus
mempunyai kemampuan diatas rata – rata para anggota. Dan
di satuan baru peluang untuk menjadi danton pada
perlombaan pleton tangkasa sangat besar.
6. Sistematika Penuisan
7. Deskripsi teori
a. Professionalisme
Profesionalisme adalah suatu kemampuan dan keterampilan
seseorang dalam melakukan pekerjaan menurut bidang dan tingkatan
masing-masing(Kurniawan : 2005).Dari pendapat tersebut maka saya
menarik kesimpulan bahwa profesional adalah seseorang yang
melakukan pekerjaan berdasarkan keahlian, kemampuan dan
keterampilan khusus dibidang pekerjaannya.
Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul Guru
Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
disebutkan pula bahwa profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang.
Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.1
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan
kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh
melalui proses pendidikan secara akademis.
Menyadari akan pentingnya profesionalisme dalam pendidikan,
maka Ahmad Tafsir mendefinisikan bahwa profesionalisme adalah paham
yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang
yang profesional. Definisi profesional berasal dari kata sifat yang berarti
pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai
keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya.
Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus
dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka
yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Dengan bertitik tolak
pada pengertian ini, maka pengertian tenaga pendidik profesional adalah
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai
tenaga pendidik dengan kemampuan yang maksimal.
H.A.R. Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang profesional
menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan
kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan
profesinya. Seorang profesional menjalankan kegiatannya berdasarkan
profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme
bertentangan dengan amatirisme. Seorang profesional akan terus-
menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan
dan pelatihan.2
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah
suatu jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam
memegang suatu jabatan tertentu, sedangkan profesionalisme adalah jiwa
dari suatu profesi dan profesional.
b. Latihan
b. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif
kuantitatif. Penelitian eksplanatori (explanatory research)
yaitu peneitian yang menyoroti hubungan antar variabel
penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Ida
Bagoes Mantra, 2000). Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk pengukuran variabel dan hubungan antar variabel.
9. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan 3 variabel, yaitu 2 variabel
bebas yaitu programlatihan (X1), fasilitas (X2) dan satu variabel terikat,
yaitu profesionalisme(Y).
Dengan indikator ;
1) Kemampuan jasmani
2) Kemampuan menembak
Jika (N) sebanyak 301 orang dan (e) sebesar 10%, maka jumlah
prajurit yang dijadikan sampel adalah 75 orang.Dari hasil perhitungan
tersebut maka pengambilan sampel minimal yang diperkenankan agar
keputusan yang diambil dapat mewakili populasi adalah sebanyak 75
orang responden. Berdasarkan rumus di atas, maka banyaknya jumlah
responden yang dapat dijadikan sampel pada penelitian ini:
301
n= = 75,062344... atau 75 responden
1+301 𝑥(10%)2
2) Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang telah diolah dan
digunakan untuk mendukung data primer yang diperoleh dari
lembaga pengumpulan data dan diperbahaskan
b. Analisis Verifikatif
Analisis ini adalah analisis yang menggunakan perhitungan
statistik, analisis yang digunakan yaitu regresi berganda.
𝑛∑𝑥𝑦−(∑𝑥)(∑𝑦)
rxy = √𝑛∑𝑥 2 −(∑𝑥)2 √𝑛(∑𝑦 2 −(∑𝑦)2
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
n = jumlah individu dalam sampel
x = Variabel program latihan
y = Variabel profesionalisme
𝑟√𝑛−𝑟 2
√1−𝑟 2
t=
dimana : t = uji hubungan
r = koefisien korelasi
n = jumlah sampel
BAB IV
Studi Pustaka x
Pembuatan
x
Proposal
Pengurusan
x
Ijin
Penyusunan
x x
Kuesioner
Pengolahan
X x x
Data
Analisis Data x x x
Penyempurna
x x x x
an ta
Ujian ta X
BAB V
BIAYA PENELITIAN
16. Biaya Penelitian