ESSAI
Tentang
Pendahuluan
Salah satu program prioritas TNI kedepan adalah melakukan pengembangan sistem
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) prajurit yang berbasis kompetensi, untuk
mencapai standar kemampuan dan profesionalisme yang mampu menghadapi tuntutan
perkembangan teknologi. Pengembangan sumber daya manusia TNI yang modern dan
profesional dinilai mendesak, dilakukan guna mengantisipasi perubahan tatanan global dan
dinamika yang bisa mengancam kedaulatan negara. TNI perlu membangun postur SDM
masa depan yang mumpuni yang didukung sistem pembinaan jati diri TNI profesional. Oleh
karena itu, TNI perlu meninjau kembali secara lengkap perumusan organisasi, personil,
material/logistik, hingga memiliki SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas tentunya
tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kesadaran terhadap perkembangan
ancaman harus dimiliki oleh setiap personel TNI sebagai garda terdepan dan juga benteng
terakhir pertahanan negara. Untuk itu, peningkatan SDM yang berkualitas bagi Prajurit TNI
bidang pendidikan sampai dengan strata tertinggi merupakan suatu hal yang sangat
strategis, khususnya dalam mendukung tugas pokok TNI serta karier prajurit kedepan.
Menuntut SDM yang berkualitas, unggul dan berdaya saing serta mampu menjawab
tantangan dunia di era revolusi industri saat ini membutuhkan pembentukan pola pikir dan
membuka wawasan bagi setiap prajurit. Guna untuk menciptakan pendidikan dan latihan
yang bersifat kritis, adaptif, analitis,dan diskursif. Hal ini bertujuan supaya menyesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan penugasan serta mengembangkan dan melaksanakan
pendidikan dan pelatihan TNI yang bersifat integratif dalam berbagai pengembangan
umum. Salah satu aspek manajemen SDM Prajurit TNI yang cukup menonjol adalah
masalah jabatan yang tidak sesuai dengan bidangnya. Kondisi ini terjadi karena
ketidaksesuaian antara bidang yang dimiliki dengan pemegang jabatan, sehingga jabatan
tersebut dipegang oleh prajurit yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan di bidangnya.
Contohnya prajurit yang yang menjalankan kendaraan tempur harus mempunyai keahlian
bahkan memiliki jejak pendidikan kursus kendaraan tempur. Yang kedua yaitu terjadi
karena terbatasnya alokasi pendidikan spesialisasi yang sesuai dengan jabatan yang
dimiliki oleh seorang prajurit. Oleh karena itu, optimalisasi di satuan harus bisa memberikan
solusi bagaimana upaya peningkatan SDM prajurit yang sesuai dengan kualifikasi jabatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, belum optimalnya peran danton guna peningkatan
SDM prajurit kavaleri yang sesuai dengan kualifikasi jabatan dapat terjadi oleh beberapa
faktor, antara lain : pertama, belum optimalnya penyerasian dan evaluasi untuk dapat
meningkatkan kualitas SDM berdasarkan jabatan yang sesuai dengan bidangnya. Prajurit
yang melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan bidangnya akan lebih
kompeten dan lebih memahami keadaan. Dapat memahami situasi dan bisa memberikan
solusi pada bidangnya. Terlebih lagi pada kecabangan kavaleri, yang mana merupakan
kecabangan TNI AD yang menjalankan fungsi utama penggempur dengan menggunakan
alat tempur berlapis baja. Tidak setiap prajurit dapat menjalankan kendaraan tempur yang
sesuai dengan prosedur. Kedua yaitu belum optimalnya alokasi pendidikan spesialisasi
yang sesuai dengan jabatan yang dimiliki oleh seorang prajurit. Dari uraian permasalahan
tersebut, dapat dirumuskan suatu pokok permasalahan yaitu “Bagaimana optimalisasi
pembinaan satuan Batalyon TNI AD dalam rangka meningkatkan SDM yang sesuai dengan
kualifikasi jabatan?” untuk menjawab hal tersebut, maka penulis mencoba untuk
menganalisa permasalahan tersebut dari beberapa sudut pandang yang ada
Dari penjelasan tersebut diatas, maka pentingnya penulisan essai tentang pembinaan
satuan guna untuk meningkatkan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan sehingga
didapat kesesuaian jabatan dengan kemampuan dalam pelaksanaan tugas pokok TNI.
Adapun Adapun metode penulisan yang digunakan penulis kali ini adalah analisis diskriptif,
studi empiris dan kepustakaan serta pengalaman penulis di satuan.
Maksud penulisan essai ini adalah untuk memberikan gambaran peran danton dalam
meningkatkan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan.sedangkan tujuannya adalah
sebagai sumbangan pemikiran bagi organisasi TNI AD. Adapun ruang lingkup dalam
penulisan essai ini adalah, pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Penulisan essai ini di
batasi pada pembahasan pembinaan satuan di tingkat yonif pada bidang pembinaan SDM
dan pembinaan pendidikan.
Pembahasan
Pembinaan SDM
Kondisi saat ini di dalam pembinaan SDM masih banyak terdapat jabatan TNI yang
dibutuhkan untuk sejumlah pos di kementerian dan lembaga. Untuk mekanisme
pengangkatannya, personel yang hendak menduduki jabatan fungsional harus memenuhi
beberapa syarat yakni lulus uji kompetensi, pernah mengikuti pendidikan pengembangan
umum/ spesialis, hingga memiliki pengalaman tugas sesuai dengan kompetensinya.
Untuk mendapatkan SDM prajurit yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang
diharapkan dari komando atas, satuan batalyon jajaran TNI AD diharapkan dapat
mempunyai prajurit yang mahir sesuai dengan bidangnya. Sehingga dapat memaksimalkan
kinerjanya serta meningkatkan kemampuannya di dalam bidang tertentu. Hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan serta pengawasan dalam
pembinaan SDM secara berkesinambungan terhadap sumber daya manusia (SDM) untuk
memenuhi kebutuhan organisasi dan tantangan tugas ke depan. Selain itu, keputusan itu
dilandasi oleh sistem merit yang merupakan kebijakan dan manajemen SDM aparatur
negara yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja . Mewujudkan penggunaan
prajurit untuk mengawaki organisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
melaksanakan penempatan prajurit yang tepat pada jabatan sesuai dengan kualifikasi
prajurit dan klasifikasi jabatan. Contohya untuk Menentukan DSP penugasan pada jabatan
teras/penting dengan tanggung jawab yang besar hanya diberikan kepada perwira yang
sesuai sistem kualifikasi dan spesialisasi pada pertelaan tugas tanggung jawab dan jabatan
pada pokok-pokok organisasi dan prosedur (POP).
Ketentuan administrasi dalam kegiatan pola karier prajurit di jajaran Mabes TNI
meliputi ketentuan tentang norma-norma jabatan, kepangkatan, dan pendidikan dalam
rangka pengembangan karier prajurit. Pada hakekatnya pangkat adalah keabsahan
wewenang dan tanggungjawab dalam hirarkhi keprajuritan yang didasarkan atas kualifikasi
yang dimiliki seorang prajurit sebagai bagian dari pembinaan SDM. Pangkat berkaitan
langsung dengan pemberian jabatan, sehingga pangkat menunjang tegaknya wewenang
dan tanggung jawab yang diberikan kepada yang bersangkutan. Prinsip-prinsip dalam
pelaksanaan kegiatan pembinaan karier prajurit Penempatan personel yang tepat pada
jabatan yang tepat dilakukan melalui klasifikasi yang tepat (Peraturan Panglima Tentara
Nasional Indonesia Nomor Perpang I 18 I lll / 2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Petunjuk
Teknis Pola Karier Prajurit di Jajaran Mabes TNI). Berdasarkan hasil analisa teori tersebut,
dapat dipertegas bahwa setiap prajurit memiliki jabatan yang diembannya sesuai kualifikasi
nya masing-masing, sehingga kinerja nya dapat maksimal mampu menjalankan tugasnya
sesuai dengan kemampuannya.
Pembinaan Pendidikan
TNI terwujud dari kombinasi yang tepat dan harmonis dari unsur manusia atau personil
dengan peralatan serta persenjataan atau materiil. Baik unsur personil maupun unsur
materiil perlu dalam kondisi yang baik agar dapat menghasilkan kemampuan pertahanan
yang diperlukan. Namun demikian, unsur personil masih lebih penting dijamin mutunya
karena ialah yang menggunakan dan mengendalikan unsur materiil. Ada yang mengatakan
bahwa satu saat tidak diperlukan unsur personil ketika perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi demikian maju sehingga segala gerak dan jalan unsur materiil dapat
dilakukan dengan peran robot. Akan tetapi hal itu masih akan jauh sekali terjadinya. Untuk
menjamin kualitas yang tinggi dari unsur personil pembinaan pendidikan bagi personil itu
amat menentukan perannya. Yang dimaksudkan dengan pendidikan adalah semua usaha
yang dilakukan untuk menyampaikan segala informasi dan mengalihkan kecakapan kepada
unsur personil serta melatihnya sehingga sungguh-sungguh mampu dan prigel untuk
melakukan segala hal yang perlu dilakukannya. Maka itu meliputi usaha membentuk cara
berpikir dan berperasaan yang cocok sebagai anggota angkatan bersenjata, sehingga
terwujud kekuatan psikis dan fisik sebagaimana diperlukan untuk menjadikan angkatan
bersenjata itu kuat dan efektif. Secara kongkrit itu meliputi kekuatan dan keuletan moril,
kecakapan dan keprigelan bertindak dengan memanfaatkan peralatan dan senjata secara
tepat dan menjalankan kepemimpinan untuk membawa organisasinya mencapai tujuannya.
Pendidikan di setiap kesatuan selalu berjalan lurus sesuai yang sudah direncakan oleh
pusat. Muali dari pendidikan khusus hingga pendidikan umum. Setiap prajurit memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya melalui pendidikan pengembangan
dengan mempertimbangkan kepentingan TNI serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan.
Adapun cara yang dapat dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kendala dan
kelemahan pembinaan pendidikan antara lain, pertama membangkitkan dan meningkatkan
minat prajurit terhadap pendidikan, khususnya yang memiliki jabatan tertentu perlu diasah
pengetahuannya lebih dalam lagi, sehingga kinerja nya dapat optimal dan lebih kompeten
dibidangnya. Mewujudkan prajurit yang memiliki pendidikan dan latihan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga memiliki kecakapan teori dan
praktek dalam rangka memelihara dan mempertahankan kesiapan alutsista. Kedua,
mengoptimalkan dukungan dari atasan khususnya peran danton untuk memberikan
semangat bahkan memperhatikan prajuritnya yang memiliki kemampuan dibidangnya
untuk menambah wawasan lebih jauh lagi.
Penutup
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan SDM
dan pembinaan pendidikan satuan Batalyon jajaran TNI AD dalam rangka mengoptimalkan
peran danton guna peningkatan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan adalah,
pertama ditinjau dari pembinaan SDM upaya yang dapat dilakukan yaitu : a. upaya untuk
melakukan upaya monitoring yang secara berkesinambungan, melakukan evaluasi
terhadap kinerja. b. pemerataan personel sehingga tidak ada penumpukan personel yang
sesuai dengan jabatannya. Kedua, ditinjau dari segi pembinaan pendidikan, upaya yang
dapat dilaksanakan yaitu; a. membangkitkan dan meningkatkan minat prajurit terhadap
pendidikan, khususnya yang memiliki jabatan tertentu perlu diasah pengetahuannya lebih
dalam lagi, sehingga kinerja nya dapat optimal dan lebih kompeten dibidangnya,
b. mengoptimalkan dukungan dari atasan khususnya peran danton untuk memberikan
semangat bahkan memperhatikan prajuritnya yang memiliki kemampuan dibidangnya
untuk menambah wawasan lebih jauh lagi. Demikian tulisan ini dibuat, penulis sadari bahwa
masih terdapat kekurangan yang perlu dibenahi dan dilengkapi demi kesempurnaan tulisan
ini serta diharapkan kritik dan masukan bagi penulis dalam penyempurnaan selanjutnya.
Penulis,
AMRI AFRIZAL
NOSIS 105
NOSIS 102
Lampiran:
Mayor Czi NRP 1104003866038
1. Alur Pikir.
2. Daftar Pustaka.
Daftar Pustaka
PENINGKATAN
- Peraturan Panglima Tentara SDM SESUAI
Nasional Indonesia Nomor DENGAN
Perpang I 18 I lll / 2011
KUALIFIKASI
- Peraturan Pemerintah JABATAN
PEMBINAAN Republik Indonesia Nomor 39 TERCAPAI
Tahun 2010
SDM
PEMBINAAN
SDM DAN
PROSES PEMBINAAN
PERAN PEMBINAAN
PENDIDIKAN SATUAN
DANTON
MENINGKAT OPTIMAL
PEMBINAAN ENVIROMENTAL
PENDIDIKAN
INPUT