Anda di halaman 1dari 11

SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

PENDIDIKAN DASAR KECABANGAN KAVALERI

ESSAI
Tentang

UPAYA OPTIMALISASI PERAN DANTON GUNA


PENINGKATAN SDM PRAJURIT KAVALERI YANG
SESUAI DENGAN KUALIFIKASI JABATAN

PENULIS : AMRI AFRIZAL


NOSIS : 105

Padalarang, November 2019


UPAYA OPTIMALISASI PERAN DANTON GUNA PENINGKATAN SDM PRAJURIT
KAVALERI YANG SESUAI DENGAN KUALIFIKASI JABATAN

Pendahuluan
Salah satu program prioritas TNI kedepan adalah melakukan pengembangan sistem
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) prajurit yang berbasis kompetensi, untuk
mencapai standar kemampuan dan profesionalisme yang mampu menghadapi tuntutan
perkembangan teknologi. Pengembangan sumber daya manusia TNI yang modern dan
profesional dinilai mendesak, dilakukan guna mengantisipasi perubahan tatanan global dan
dinamika yang bisa mengancam kedaulatan negara. TNI perlu membangun postur SDM
masa depan yang mumpuni yang didukung sistem pembinaan jati diri TNI profesional. Oleh
karena itu, TNI perlu meninjau kembali secara lengkap perumusan organisasi, personil,
material/logistik, hingga memiliki SDM yang berkualitas. SDM yang berkualitas tentunya
tidak terlepas dari kemajuan perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan kesadaran terhadap perkembangan
ancaman harus dimiliki oleh setiap personel TNI sebagai garda terdepan dan juga benteng
terakhir pertahanan negara. Untuk itu, peningkatan SDM yang berkualitas bagi Prajurit TNI
bidang pendidikan sampai dengan strata tertinggi merupakan suatu hal yang sangat
strategis, khususnya dalam mendukung tugas pokok TNI serta karier prajurit kedepan.
Menuntut SDM yang berkualitas, unggul dan berdaya saing serta mampu menjawab
tantangan dunia di era revolusi industri saat ini membutuhkan pembentukan pola pikir dan
membuka wawasan bagi setiap prajurit. Guna untuk menciptakan pendidikan dan latihan
yang bersifat kritis, adaptif, analitis,dan diskursif. Hal ini bertujuan supaya menyesuaikan
dengan kebutuhan dan tantangan penugasan serta mengembangkan dan melaksanakan
pendidikan dan pelatihan TNI yang bersifat integratif dalam berbagai pengembangan
umum. Salah satu aspek manajemen SDM Prajurit TNI yang cukup menonjol adalah
masalah jabatan yang tidak sesuai dengan bidangnya. Kondisi ini terjadi karena
ketidaksesuaian antara bidang yang dimiliki dengan pemegang jabatan, sehingga jabatan
tersebut dipegang oleh prajurit yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan di bidangnya.
Contohnya prajurit yang yang menjalankan kendaraan tempur harus mempunyai keahlian
bahkan memiliki jejak pendidikan kursus kendaraan tempur. Yang kedua yaitu terjadi
karena terbatasnya alokasi pendidikan spesialisasi yang sesuai dengan jabatan yang
dimiliki oleh seorang prajurit. Oleh karena itu, optimalisasi di satuan harus bisa memberikan
solusi bagaimana upaya peningkatan SDM prajurit yang sesuai dengan kualifikasi jabatan.

Berdasarkan latar belakang diatas, belum optimalnya peran danton guna peningkatan
SDM prajurit kavaleri yang sesuai dengan kualifikasi jabatan dapat terjadi oleh beberapa
faktor, antara lain : pertama, belum optimalnya penyerasian dan evaluasi untuk dapat
meningkatkan kualitas SDM berdasarkan jabatan yang sesuai dengan bidangnya. Prajurit
yang melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan bidangnya akan lebih
kompeten dan lebih memahami keadaan. Dapat memahami situasi dan bisa memberikan
solusi pada bidangnya. Terlebih lagi pada kecabangan kavaleri, yang mana merupakan
kecabangan TNI AD yang menjalankan fungsi utama penggempur dengan menggunakan
alat tempur berlapis baja. Tidak setiap prajurit dapat menjalankan kendaraan tempur yang
sesuai dengan prosedur. Kedua yaitu belum optimalnya alokasi pendidikan spesialisasi
yang sesuai dengan jabatan yang dimiliki oleh seorang prajurit. Dari uraian permasalahan
tersebut, dapat dirumuskan suatu pokok permasalahan yaitu “Bagaimana optimalisasi
pembinaan satuan Batalyon TNI AD dalam rangka meningkatkan SDM yang sesuai dengan
kualifikasi jabatan?” untuk menjawab hal tersebut, maka penulis mencoba untuk
menganalisa permasalahan tersebut dari beberapa sudut pandang yang ada

Dari penjelasan tersebut diatas, maka pentingnya penulisan essai tentang pembinaan
satuan guna untuk meningkatkan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan sehingga
didapat kesesuaian jabatan dengan kemampuan dalam pelaksanaan tugas pokok TNI.
Adapun Adapun metode penulisan yang digunakan penulis kali ini adalah analisis diskriptif,
studi empiris dan kepustakaan serta pengalaman penulis di satuan.

Maksud penulisan essai ini adalah untuk memberikan gambaran peran danton dalam
meningkatkan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan.sedangkan tujuannya adalah
sebagai sumbangan pemikiran bagi organisasi TNI AD. Adapun ruang lingkup dalam
penulisan essai ini adalah, pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Penulisan essai ini di
batasi pada pembahasan pembinaan satuan di tingkat yonif pada bidang pembinaan SDM
dan pembinaan pendidikan.

Pembahasan

Pembinaan Kesatuan Kavaleri berada dalam lingkup tugas Pussenkav Pusat


Kesenjataan Kavaleri TNI AD yang bertugas menyelenggarakan Pembinaan Fungsi
Kesenjataan Kavaleri, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta
Pengembangbiakan Kuda Militer dilingkungan Angkatan Darat dalam rangka pembinaan
kemampuan dan kekuatan kesenjataan Kavaleri serta pembinaan satuan Kavaleri. Oleh
karen itu dibutuhkan SDM yang berkualitas dan memiliki kemampuan ilmu pengetahuan
teknologi. Untuk pembinaan personel (Binpers) mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menyiapkan SDM yang handal. Sistem pembinaan personel di lingkungan TNI AD
mencakup proses pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional yang dapat
dikategorikan menjadi lima bidang kegiatan yaitu penyediaan tenaga, pendidikan,
penggunaan, perawatan dan pemisahan. Kegiatan tersebut merupakan suatu sistem yang
saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya, dengan demikian tiap-tiap kegiatan
tidak dapat dipisahkan. Penggunaan prajurit TNI Angkatan Udara merupakan bagian dari
pembinaan prajurit secara utuh, maka perkembangan karier prajurit menjadi sesuatu yang
mutlak untuk diatur secara terencana, terarah, dan berkesinambungan sehingga
didapatkan kualitas dan kuantitas prajurit yang optimal. Penggunaan prajurit akan tercapai
sesuai dengan kebutuhan organisasi apabila terselenggaranya pembinaan karier dapat
memenuhi norma-norma atau kriteria pada tiap kepangkatan, tingkat pendidikan dan
keterampilannya untuk dapat mengawaki jabatan pada organisasi, dan dapat digunakan
dalam berbagai penugasan. Namun sampai saat ini penggunaan prajurit dalam
penugasan/ mengawaki organisasi masih belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Salah satu contoh masih terdapat penempatan prajurit yang belum
sesuai dengan korps/kejuruannya. Untuk dapat mewujudkan semua itu, dibutuhkan kerja
keras yang dilakukan oleh komandan satuan dan didukung oleh semua unsur prajurit di
dalam satuan untuk meningkatkan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan terhadap
semua aspek pembinaan satuan, antara lain aspek pembinaan SDM dan pembinaan
pendidikan.

Pembinaan SDM

Tugas TNI AD sebagai komponen utama alat pertahanan di darat dengan


melaksanakan tugas TNI matra darat di bidang pertahanan, menegakkan hukum dan
menjaga keamanan diwilayah darat sesuai dengan hukum nasional dan hukum
internasional yang telah diratifikasi. Dalam upaya melaksanakan tugas tersebut
memerlukan sumber daya manusia yang profesional sehingga perlu pembinaan yang terus
menerus dan berkelanjutan. Salah satu aspek pembinaan sumber daya manusia TNI AD
adalah sumber daya manusia yang sesuai dengan kualifikasi jabatan.

Kondisi saat ini di dalam pembinaan SDM masih banyak terdapat jabatan TNI yang
dibutuhkan untuk sejumlah pos di kementerian dan lembaga. Untuk mekanisme
pengangkatannya, personel yang hendak menduduki jabatan fungsional harus memenuhi
beberapa syarat yakni lulus uji kompetensi, pernah mengikuti pendidikan pengembangan
umum/ spesialis, hingga memiliki pengalaman tugas sesuai dengan kompetensinya.

Untuk mendapatkan SDM prajurit yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang
diharapkan dari komando atas, satuan batalyon jajaran TNI AD diharapkan dapat
mempunyai prajurit yang mahir sesuai dengan bidangnya. Sehingga dapat memaksimalkan
kinerjanya serta meningkatkan kemampuannya di dalam bidang tertentu. Hal tersebut dapat
dilaksanakan dengan perencanaan, penyiapan, pelaksanaan serta pengawasan dalam
pembinaan SDM secara berkesinambungan terhadap sumber daya manusia (SDM) untuk
memenuhi kebutuhan organisasi dan tantangan tugas ke depan. Selain itu, keputusan itu
dilandasi oleh sistem merit yang merupakan kebijakan dan manajemen SDM aparatur
negara yang berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja . Mewujudkan penggunaan
prajurit untuk mengawaki organisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
melaksanakan penempatan prajurit yang tepat pada jabatan sesuai dengan kualifikasi
prajurit dan klasifikasi jabatan. Contohya untuk Menentukan DSP penugasan pada jabatan
teras/penting dengan tanggung jawab yang besar hanya diberikan kepada perwira yang
sesuai sistem kualifikasi dan spesialisasi pada pertelaan tugas tanggung jawab dan jabatan
pada pokok-pokok organisasi dan prosedur (POP).

Ketentuan administrasi dalam kegiatan pola karier prajurit di jajaran Mabes TNI
meliputi ketentuan tentang norma-norma jabatan, kepangkatan, dan pendidikan dalam
rangka pengembangan karier prajurit. Pada hakekatnya pangkat adalah keabsahan
wewenang dan tanggungjawab dalam hirarkhi keprajuritan yang didasarkan atas kualifikasi
yang dimiliki seorang prajurit sebagai bagian dari pembinaan SDM. Pangkat berkaitan
langsung dengan pemberian jabatan, sehingga pangkat menunjang tegaknya wewenang
dan tanggung jawab yang diberikan kepada yang bersangkutan. Prinsip-prinsip dalam
pelaksanaan kegiatan pembinaan karier prajurit Penempatan personel yang tepat pada
jabatan yang tepat dilakukan melalui klasifikasi yang tepat (Peraturan Panglima Tentara
Nasional Indonesia Nomor Perpang I 18 I lll / 2011 tanggal 29 Maret 2011 tentang Petunjuk
Teknis Pola Karier Prajurit di Jajaran Mabes TNI). Berdasarkan hasil analisa teori tersebut,
dapat dipertegas bahwa setiap prajurit memiliki jabatan yang diembannya sesuai kualifikasi
nya masing-masing, sehingga kinerja nya dapat maksimal mampu menjalankan tugasnya
sesuai dengan kemampuannya.

Di dalam pelaksanaannya dilapangan, pembinaan SDM oleh satuan seringkali


mendapatkan beberapa kendala, beberapa hal yang menjadi kendala dalam
pelaksanaannya itu pertama, kurangnya monitoring pembinaan SDM secara
berkesinambungan, sehingga ada evaluasi dan monitoring atau tidak adanya penilaian
kinerja disetiap satuan, sehingga tidak tampak prajurit yang memiliki kemampuan di
bidangnya yang sesuai dengan jabatannya. Kedua, ruang jabatan personel yang tidak
seimbang dengan komposisi personel yang ada. Hal ini ditandai dengan penumpukan
personel sehingga ketidakcukupan ruang jabatan dengan jumlah personel yang ada.
Berangkat dari analisa terhadap permasalahan yang ada dan kendala serta
kelemahan yang ditemukan, maka upaya yang dapat dilakukan guna meningkatkan
pembinaan SDM yang sesuai kualifikasi jabagan antara lain, pertama upaya untuk
melakukan upaya monitoring yang secara berkesinambungan, melakukan evaluasi
terhadap kinerja. Kedua, pemerataan personel sehingga tidak ada penumpukan personel
yang sesuai dengan jabatannya.

Pembinaan Pendidikan

TNI terwujud dari kombinasi yang tepat dan harmonis dari unsur manusia atau personil
dengan peralatan serta persenjataan atau materiil. Baik unsur personil maupun unsur
materiil perlu dalam kondisi yang baik agar dapat menghasilkan kemampuan pertahanan
yang diperlukan. Namun demikian, unsur personil masih lebih penting dijamin mutunya
karena ialah yang menggunakan dan mengendalikan unsur materiil. Ada yang mengatakan
bahwa satu saat tidak diperlukan unsur personil ketika perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi demikian maju sehingga segala gerak dan jalan unsur materiil dapat
dilakukan dengan peran robot. Akan tetapi hal itu masih akan jauh sekali terjadinya. Untuk
menjamin kualitas yang tinggi dari unsur personil pembinaan pendidikan bagi personil itu
amat menentukan perannya. Yang dimaksudkan dengan pendidikan adalah semua usaha
yang dilakukan untuk menyampaikan segala informasi dan mengalihkan kecakapan kepada
unsur personil serta melatihnya sehingga sungguh-sungguh mampu dan prigel untuk
melakukan segala hal yang perlu dilakukannya. Maka itu meliputi usaha membentuk cara
berpikir dan berperasaan yang cocok sebagai anggota angkatan bersenjata, sehingga
terwujud kekuatan psikis dan fisik sebagaimana diperlukan untuk menjadikan angkatan
bersenjata itu kuat dan efektif. Secara kongkrit itu meliputi kekuatan dan keuletan moril,
kecakapan dan keprigelan bertindak dengan memanfaatkan peralatan dan senjata secara
tepat dan menjalankan kepemimpinan untuk membawa organisasinya mencapai tujuannya.

Pendidikan di setiap kesatuan selalu berjalan lurus sesuai yang sudah direncakan oleh
pusat. Muali dari pendidikan khusus hingga pendidikan umum. Setiap prajurit memperoleh
kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya melalui pendidikan pengembangan
dengan mempertimbangkan kepentingan TNI serta memenuhi persyaratan yang
ditentukan.

Pendidikan pengembangan meliputi pengembangan umum, pengembangan


spesialisasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan pengembangan
dapat dilaksanakan di dalam maupun diluar lingkungan kementerian pertahanan, hal ini
bertujuan agar prajurit dapat mengembangkan kemampuannya dan mengikuti kemajuan
teknologi saat ini (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010
Tentang Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia). Berdasarkan teori tersebut,
didapatkan bahwa pendidikan TNI sangat luas dan disesuaikan dengan jabatannya, agar
jabatan yang di embannya didukung dengan pengetahuan yang baru yang dapat merubah
tatanan SDM yang lebih berkualitas.
Membahas tentang pembinaan pendidikan, terdapat kendala yang dihadapi satuan
yaitu : pertama, kurang minatnya prajurit terhadap pendidikan saat ini. Hal ini dipengaruhi
karena faktor kesadaran dan faktor usia. Kedua, kurang optimalnya dukungan atasan
terhadap minat pendidikan terhadap prajurit. Hal ini ditandai dengan kurang perhatiannya
atasan kepada prajurit bahwa pendidikan di dalam tatanan TNI AD sangatlah penting
perannya, tidak lain guna meningkatkan kemampuan dan pengetahuan lebih luas sesuai
dengan peekembangan zaman.

Adapun cara yang dapat dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kendala dan
kelemahan pembinaan pendidikan antara lain, pertama membangkitkan dan meningkatkan
minat prajurit terhadap pendidikan, khususnya yang memiliki jabatan tertentu perlu diasah
pengetahuannya lebih dalam lagi, sehingga kinerja nya dapat optimal dan lebih kompeten
dibidangnya. Mewujudkan prajurit yang memiliki pendidikan dan latihan sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga memiliki kecakapan teori dan
praktek dalam rangka memelihara dan mempertahankan kesiapan alutsista. Kedua,
mengoptimalkan dukungan dari atasan khususnya peran danton untuk memberikan
semangat bahkan memperhatikan prajuritnya yang memiliki kemampuan dibidangnya
untuk menambah wawasan lebih jauh lagi.

Penutup

Dari beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan SDM
dan pembinaan pendidikan satuan Batalyon jajaran TNI AD dalam rangka mengoptimalkan
peran danton guna peningkatan SDM yang sesuai dengan kualifikasi jabatan adalah,
pertama ditinjau dari pembinaan SDM upaya yang dapat dilakukan yaitu : a. upaya untuk
melakukan upaya monitoring yang secara berkesinambungan, melakukan evaluasi
terhadap kinerja. b. pemerataan personel sehingga tidak ada penumpukan personel yang
sesuai dengan jabatannya. Kedua, ditinjau dari segi pembinaan pendidikan, upaya yang
dapat dilaksanakan yaitu; a. membangkitkan dan meningkatkan minat prajurit terhadap
pendidikan, khususnya yang memiliki jabatan tertentu perlu diasah pengetahuannya lebih
dalam lagi, sehingga kinerja nya dapat optimal dan lebih kompeten dibidangnya,
b. mengoptimalkan dukungan dari atasan khususnya peran danton untuk memberikan
semangat bahkan memperhatikan prajuritnya yang memiliki kemampuan dibidangnya
untuk menambah wawasan lebih jauh lagi. Demikian tulisan ini dibuat, penulis sadari bahwa
masih terdapat kekurangan yang perlu dibenahi dan dilengkapi demi kesempurnaan tulisan
ini serta diharapkan kritik dan masukan bagi penulis dalam penyempurnaan selanjutnya.

Padalarang, November 2019

Penulis,

AMRI AFRIZAL
NOSIS 105

NOSIS 102
Lampiran:
Mayor Czi NRP 1104003866038

1. Alur Pikir.
2. Daftar Pustaka.
Daftar Pustaka

1. Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Perpang I 18 I lll / 2011


tanggal 29 Maret 2011 tentang Petunjuk Teknis Pola Karier Prajurit di Jajaran Mabes
TNI
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 Tentang
Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia
Alur Pikir

UPAYA OPTIMALISASI PERAN DANTON GUNA PENINGKATAN SDM PRAJURIT KAVALERI


YANG SESUAI DENGAN KUALIFIKASI JABATAN

PENINGKATAN
- Peraturan Panglima Tentara SDM SESUAI
Nasional Indonesia Nomor DENGAN
Perpang I 18 I lll / 2011
KUALIFIKASI
- Peraturan Pemerintah JABATAN
PEMBINAAN Republik Indonesia Nomor 39 TERCAPAI
Tahun 2010
SDM

PEMBINAAN
SDM DAN
PROSES PEMBINAAN
PERAN PEMBINAAN
PENDIDIKAN SATUAN
DANTON
MENINGKAT OPTIMAL

PEMBINAAN ENVIROMENTAL
PENDIDIKAN
INPUT

Anda mungkin juga menyukai