Anda di halaman 1dari 6

1

DIVISI INFANTERI 2/VIRA CAKTI YUDHA


DETASEMEN PERALATAN

OPTIMALISASI PENINGKATAN MINAT DAN KEBANGGAAN


TERHADAP KORPS PERALATAN ANGKATAN DARAT

Disusun Oleh :
Nama : Gede Wirayudha Infanjayanthi, S.T.
Pangkat : Kapten Cpl
NRP : 11110032220484

SINGOSARI, MEI 2019


2

DIVISI INFANTERI 2/VIRA CAKTI YUDHA


DETASEMEN PERALATAN

OPTIMALISASI PENINGKATAN MINAT DAN KEBANGGAN


TERHADAP KORPS PERALATAN ANGKATAN DARAT

Rakyat Indonesia dapat sepenuhnya yakin bahwa militer bangsa ini cukup kuat
untuk membela negara. Pertahanan RI dilindungi oleh militer Indonesia yang saat ini
menduduki peringkat ke - 14 di dunia dari 133 negara. TNI tidak hanya dilengkapi dengan
peralatan militer yang canggih, tetapi juga berusaha untuk terus melatih para personelnya
dalam mencapai kemampuan militer yang tinggi. Kopassus merupkan Pasukan Khusus
tentara Indonesia yang dilatih untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko tinggi dan
ekstrem. Dalam salah satu pelatihan ekstrem, para personelnya dilaporkan harus
merangkak dan berkamuase di genangan lumpur, sembari dihujani peluru sungguhan.
Personel Kopassus, yang menjadi anggota unit militer khusus harus dapat melakukan
misi militer khusus yang memerlukan respons cepat terhadap pasukan musuh. Sementara
itu, TNI-AD juga telah meraih berbagai prestasi penting secara internasional. Salah satu
prestasi terbaru TNI-AD termasuk menjadi juara umum dalam kompetisi menembak
internasional yang diselenggarakan oleh Australian Army of Skills Arms at Meeting
(AASAM). Faktanya, tentara Indonesia adalah juara lama kompetisi menembak yang
diselenggarakan oleh AASAM sejak tahun 2008. Dalam kompetisi ini, para tentara akan
secara teratur menggunakan senjata yang dibuat oleh PT. Pindad, perusahaan kendaraan
lapis baja Indonesia.

Meskipun pasukan militer Indonesia jarang bertempur dalam perang, dan semoga
tidak akan pernah harus teruji dalam perang sungguhan, masyarakat Indonesia dapat
sepenuhnya yakin bahwa pertahanan militer Indonesia cukup kuat untuk membela
negara. Kontrak yang ditandatangani antara militer Indonesia dengan produsen
pertahanan Denmark, termasuk menandai evolusi lebih lanjut dari sistem tempur. Pekan
lalu, Indonesia membuat kesepakatan baru untuk peralatan militer dari Rusia.
3

Kesepakatan itu memperkuat upaya berkelanjutan pemerintah Indonesia untuk


menjadikan Rusia sebagai salah satu dari sejumlah mitra ketika Indonesia berupaya
membangun kemampuan militernya, terlepas dari berbagai tantangan yang masih ada
untuk hubungan pertahanan antara kedua negara. Rusia adalah salah satu dari sejumlah
mitra yang diharapkan Indonesia ketika membangun kapasitas militernya. Meskipun
terdapat sejumlah interaksi terkait pertahanan antara kedua belah pihak, termasuk
pertukaran dan dialog serta diskusi tentang masalahmasalah seperti transfer teknologi,
pembelian peralatan militer juga telah menjadi salah satu aspek penting dari kerja sama
kedua negara.

Sementara beberapa bentuk kolaborasi pertahanan telah berlangsung sejak


pertengahan Perang Dingin, hubungan keduanya sehubungan dengan penjualan senjata
semakin meningkat khususnya tahun 1990-an dan awal 2000-an, dan telah meliputi
kendaraan pengangkut personel lapis baja, kendaraan tempur infanteri, senapan serbu,
pesawat, dan helikopter. Pekan lalu, aspek pertahanan dari hubungan itu kembali menjadi
berita utama dengan kabar bahwa Kementerian Pertahanan Indonesia telah memperoleh
lebih banyak peralatan militer dari Rusia. Dari 50 negara Asia yang terdaftar, Indonesia
bertengger di sepuluh besar teratas, tepatnya di peringkat 8. Meski dikalahkan oleh
negara-negara berkekuatan militer terbaik di Asia mulai dari Rusia, China, India, Jepang,
Korea Selatan, Turki, hingga Iran, militer Indonesia terbukti mampu unggul dari negara-
negara kuat lainnya seperti Israel, Korea Utara, Arab Saudi, hingga Singapura dan Qatar.

Sejarah lahirnya Korps Peralatan dimulai dengan terbentuknya TNI Angkatan Darat
sejak perang kemerdekaan. Pada tanggal 2 Juni 1947 Presiden Soekarno mengeluarkan
Dekrit Presiden Republik Indonesia yang mengesahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Seiring dengan peleburan dengan kesatuan yang berasal dari kelaskaran dalam tubuh
TNI, maka badan – badan yang semula merupakan sumber Perbekalan Persenjataan
dibentuk menjadi Inspektorat Persenjataan yang dikepalai oleh Letkol Soeryo Soerarso
yang berkedudukkan di Markas Besar Keamanan Darat (MBKD) dengan tugas merawat
persenjataan Divisi I s.d VII. Pada masa-masa awal kemerdekaan, bangsa Indonesia
mengalami banyak pergolakan dan pemberontakan, di antaranya pemberontakan Andi
Azis, peristiwa RMS, pemberontakan Ibnu Hajar, pemberontakan DI/TII Daud Beureuh
dan lain-lain. Dalam situasi yang kritis ini maka pada tanggal 9 dan 10 Juli 1956
4

bertempat di Tugu (Puncak) diadakan konferensi intern Palad yang dipimpin langsung
oleh Direktur Palad Mayor M. Rifai untuk mengadu pendapat tentang permasalahan yang
timbul pada saat itu. Konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan yang dinamakan
“Janji Perwira Palad” sebagai ikrar para perwira Peralatan Angkatan Darat dalam
menjalankan tugas di masa mendatang, dan seterusnya janji Peralatan Angkatan Darat
tersebut terpampang sebagai lambang pada tiap-tiap markas Palad di seluruh Indonesia
yang merupakan pegangan hidup Peralatan Angkatan Darat.

Peralatan Angkatan Darat adalah salah satu Badan Pelaksana Pusat Tingkat Markas
Besar TNI Angkatan Darat, yang bertugas pokok membina dan menyelenggarakan fungsi
peralatan. Penyelenggaraan fungsi peralatan, dilaksanakan melalui fungsi utamanya yang
meliputi pembinaan kecabangan dan pembinaan materiil peralatan. Pembinaan Materiil
yang dilaksanakan adalah terhadap seluruh materiil peralatan (materiil, alat peralatan dan
alat utama sistem senjata Angkatan Darat seperti kendaraan, senjata dan munisi),
sehingga seluruh materiil peralatan tersebut selalu dalam kondisi siap pakai guna
menunjang kesiapan satuan jajaran TNI Angkatan Darat dalam melaksanakan tugas
pokoknya. Peran Peralatan Angkatan Darat merupakan salah satu bentuk pembinaan di
bidang materiil, termasuk alutsista yang dimiliki angkatan darat. Peralatan angkatan darat
mempunyai tugas pokok memberikan dukungan penyiapan Alutsista TNI AD mulai tahap
pengecekan, pemeliharaan dan perbaikan alat peralatan di masing-masing kotama
sehingga siap digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Satuan, terutama defile kendaraan
dan alutsista TNI AD. Sesuai dengan tugas pokok Satuan peralatan dalam rangka
penyiapan alutsista, Peralatan angkatan melalui satuan jajarannya dalam rangka
mendukung seluruh kegiatan dan memberikan kontribusi yang cukup baik mulai tahap
persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran.

Tahap persiapan, yaitu upaya pengecekan kesiapan seluruh alutsista yang menjadi
tanggungjawab di masingmasing kotama dan areal servis satuan peralatan angkatan
darat, serta adanya tim peralatan yang mengawal selama pergeseran alut sista dari home
base ke Pantai Indah Kiat Cilegon, sehingga seluruh alut sista dapat berfungsi dengan
baik. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai fungsi dukungan yang tepat bagi satuan
pengguna.Selain itu, penyelenggaraan dukungan penyiapan Alutsista sudah berjalan
dengan cukup baik. Hal ini dilihat dari satuan peralatan yang sudah terlibat baik dari
5

Peralatan Kostrad, Paldam dan Peralatan Kopassus yang telah bekerja sedemikian rupa
sehingga seluruh alutsista yang digunakan dalam pelaksanaan defile kendaraan dan
alutsista dapat berfungsi dengan baik. Peranan satuan peralatan cukup dirasakan oleh
satuan pengguna diluar kecabangan peralatan. Hal ini yang dilaksanakan satuan
peralatan dalam pelaksanaan kegiatan dengan memberikan dukungan fungsional berupa
perbaikan alutsista yang mengalami kendala di lapangan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan
dukungan fungsional peralatan perluadanya peningkatan, terutama bagi satuan-satuan
yang memiliki alutsista modern yang saat ini dimiliki angkatan darat. Sesuai dengan
tingkatan, penggunanya memiliki kemampuan pemeliharaan. Dengan ini diharapkan
satuan peralatan mulai membina personel yang mempunyai kemampuan pada masing-
masing alutsista sehingga seluruh satuan pengguna dapat memperoleh dukungan yang
tepat sasaran. Hal ini dapat dilihat dari penyelenggaraan dukungan peralatan terhadap
satuan yang memiliki alutsista modern seperti Tank Leopard, Marder serta alutsista-
alutsista lain yang mengalami modernisasi, cenderung kurang maksimal karena masih
kurangnya personel yang sudah mempunyai kemampuan terhadap alutsista tersebut.

Tahap Pelaksanaan, yaitu peran penyelenggaraan dukungan satuan peralatan pada


tahap pelaksanaan dalam melaksanakan pengecekan seluruh alutsista yang dilaksanakan
masing-masing satuan peralatan terhadap satuan pengguna yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya. Hal ini dilaksanakan selama pelaksanaan gladi sampai dengan hari
pelaksanaan, dengan tujuan untuk mencegah adanya kerusakan terhadap alutsista yang
digunakan. Pada tahap pelaksanaan dukungan peralatan berjalan dengan baik, hal ini
bisa dilihat dengan minimnya kendala selama pelaksanaan. Peranserta yang dirasakan
adalah kecepatan dan ketepatan terhadap pemindahan alutsista yang mengalami kendala
dilapangan. Akan tetapi tidak semua satuan pengguna dapat memperoleh dukungan
peralatan karena minimnya personel yang memiliki kemampuan sesuai alutsista karena
adanya modernisasi alutsista.

Tahap Pengakhiran, yaitu peran Satuan Peralatan pada tahap pengakhiran dalam
pengecekan akhir terhadap seluruh alutsista yang berada di bawah tanggung jawab
masing-masing satuan pengguna dan menjadi areal servis dibawah satuan peralatan.
Sehingga alutsista yang telah digunakan dapat tetap berfungsi dengan baik dan siap
operasional di masing-masing satuan pengguna, serta melaksanakan perbaikan terhadap
6

alutsista yang mengalami kerusakan setelah pelaksanaan kegiatan satuan. Dari uraian
diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : Pertama; Satuan Peralatan melaksanakan
dukungan dibidang fungsional kecabangan peralatan dengan cukup baik sehingga dalam
pelaksanaan rangkaian kegiatan satuan dapat berjalan dengan baik. Kedua; Minimnya
personel saat ini yang menguasai alutsista yang semakin modern, sehingga dalam
penyelenggaraan dukungan peralatan masih kurang optimal. Demikian artikel tentang
Peranan Satuan Peralatan Dalam Mendukung Penyiapan Alutsista TNI AD sebagai bahan
masukan bagi Komando Atas untuk mengambil kebijakan guna mendukung pelaksanaan
tugas secara lebih baik dan terciptanya profesional bagi satuan bawah.

Uraian tersebut diatas adalah pemberian gambaran kepada para Taruna dan Taruni,
serta Siswa Sepa PK TNI tentang bagaimana pentingnya peran Korps Peralatan di
Jajaran Angkatan Darat. Maka didapatkan kesimpulan bahwa untuk menarik minat para
Taruna dan Taruni, serta Siswa Sepa PK TNI terhadap Korps Peralatan di Jajaran
Angkatan Darat, adalah dengan menyampaikan bahwa :
1. Korps Peralatan merupakan inti dari Angkatan Darat, karena seluruh material
yang terdapat didalamnya memerlukan peran serta prajurit peralatan.
2. Korps Peralatan merupakan jalur terbaik untuk mengembangkan diri, baik dari
segi keilmuwan maupun teknologi khususnya di jajaran Angkatan Darat.
3. Korps Peralatan merupakan tempat yang sesuai untuk menerapkan semua
keahlian yang kita miliki baik sebelum maupun sesudah menjadi anggota militer.

Demikian esai ini dibuat, penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu mohon saran dan masukan demi perbaikan dalam penulisan
selanjutnya.

Singosari, Mei 2019


Penulis

Gede Wirayudha Infanjayanthi, S.T.


Kapten Cpl NRP 11110032220484

Anda mungkin juga menyukai