Anda di halaman 1dari 33

KONFIDENSIAL

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TERITORIAL


PRAJURIT YONIF GUNA MELAKSANAKAN
BINTER TERBATAS

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.
a. Secara historis TNI adalah rakyat pejuang bersenjata yang bersama-sama segenap
rakyat pejuang Indonesia lainnya telah berhasil merebut, menegakkan,
mempertahankan dan mengisi kemerdekaan serta membela kedaulatan NKRI yang
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Peranan dan kondisi TNI AD sebagai
bagian integral dari TNI, pada saat ini dan yang akan datang tidak dapat terlepas dari
peranan dan kondisi pada waktu sebelumnya yang selalu berkembang mengikuti
perkembangan zaman, namun jati dirinya TNI yaitu sebagai tentara rakyat, tentara
pejuang, tentara nasional dan tentara profesional tetap tidak berubah. Pengabdian TNI
AD telah tercatat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa
Indonesia. TNI AD memiliki jiwa pengabdian yang tinggi dan kemampuan dalam
organisasi yang mewarnai keikutsertaan TNI AD dalam pembinaan wilayah dalam
rangka pembinaan ketahanan nasional, yang tercermin dalam fungsi Pembinaan
Teritorial.

b. Pembinaan teritorial merupakan segala upaya dan kegiatan yang diselenggarakan


oleh TNI AD khususnya satuan Kowil secara optimal, efektif dan efisien guna
mendukung tercapainya tugas pokok TNI AD. Agar penyelenggaraan Binter dapat
berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang optimal maka penyelenggaraannya
diatur dengan ketentuan pokok yang meliputi peran, tugas dan fungsi Binter sehingga
ada kesamaan visi, persepsi dan pola tindak.

/ c. Pembinaan ......

KONFIDENSIAL
2

c. Pembinaan teritorial yang dilaksanakan oleh Satuan Kowil merupakan suatu kegiatan
dalam rangka membina hubungan dengan segenap lapisan masyarakat sehingga tercipta
kemanunggalan TNI Rakyat. Kegiatan Binter yang dilaksanakan oleh Satuan Kowil akan
sangat terbantu dengan adanya kegiatan Binter terbatas yang dilaksanakan oleh Satuan Non
Kowil, baik Satuan Tempur, Satuan Banpur, Satuan Banmin maupun satuan-satuan yang
mempunyai pangkalan, yang mempunyai tujuan untuk mewujudkan kemanunggalan TNI
Rakyat di sekitar pangkalan. Namun dalam implementasinya kegiatan Binter terbatas yang
dilaksanakan oleh satuan tempur khususnya Yonif saat ini belum terlihat hasilnya secara
maksimal di lapangan. Menyadari hal tersebut diatas maka perlu adanya langkah yang
diambil yaitu bagaimana upaya meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif guna
melaksanakan Binter terbatas.

2. Maksud dan Tujuan.


a. Maksud. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang upaya
meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas.

b. Tujuan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Komando Atas dalam
menentukan kebijaksanaan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan kemampuan teritorial
prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas di masa yang akan datang.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup ini dibatasi pada pembahasan upaya
meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas yang disusun
dengan tata urut sebagai berikut:
a. Pendahuluan.
b. Latar belakang pemikiran.
c. Kondisi kemampuan teritorial prajurit Yonif dalam Binter terbatas saat ini.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
e. Kemampuan teritorial prajurit Yonif dalam Binter terbatas yang diharapkan.
f. Upaya meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif dalam Binter terbatas.
g. Kesimpulan dan Saran.
h. Penutup.

/ 4. Metoda …….
3

4. Metoda dan Pendekatan. Tulisan ini dengan menggunakan pendekatan berdasarkan


pengalaman tugas di Yonif dan kepustakaan dengan metoda deskriptif analisis.

5. Pengertian.
a. Pembinaan Teritorial adalah merupakan bagian dari tugas TNI AD yang harus
dilaksanakan guna mewujudkan kemanunggalan TNI–Rakyat dalam rangka mendukung
tercapainya Tugas Pokok TNI AD.

b. Pembinaan Teritorial Terbatas adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan Binter yang
diselenggarakan secara terbatas sampai dengan radius 0–3 Km (wilayah penguasaan), 3–5 Km
(wilayah dibawah pengaruh) dan 5–8 Km (wilayah yang perlu mendapat pemantauan) dari
pangkalan satuan TNI yang dilaksanakan oleh Satuan Non Kowil, baik Satuan Tempur, Satuan
Banpur, Satuan Banmin untuk mendukung tugas satuan.

/ BAB II ……
4

BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

6. Dasar Pemikiran. Prajurit Yonif yang memiliki disiplin yang tinggi, landasan yang kuat dan
Prajurit yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai alat Negara yang gagah berani
rela berkorban jiwa raga tidak kenal menyerah dalam memperjuangkan Bangsa dan Negara demi
terwujudnya keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prajurit Yonif bertekad bulat
untuk terus memperjuangkan Bangsa Indonesia, demi tercapainya cita-cita Nasional. Prajurit Yonif
yang berpegang teguh pada Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI serta
memiliki pengetahuan/keterampilan yang luas serta memiliki jasmani yang sehat tidak akan
berpangku tangan/diam namun tetap akan terus bersemangat melaksanakan Binter terbatas yang
menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Dengan berbagai macam tugas yang dihadapi prajurit Yonif
mempunyai keyakinan bahwa tugas-tugas yang ada akan dapat diselesaikan secara baik sesuai
ketentuan.

7. Permasalahan. Tugas dan kewajiban prajurit Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas
merupakan tolak ukur dan acuan dalam upaya mengemban tugas dan fungsi serta selaku pembentuk
corak, watak, tabiat dan tingkah laku masyarakat. Prajurit Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas
harus menguasai materi, memiliki wawasan yang luas, ketauladanan yang baik dan penampilan yang
prima yang akan disampaikan kepada masyarakat sesuai tahapan yang akan dilaksanakan. Untuk
menunjang keberhasilan Binter terbatas maka prajurit Yonif hendaknya menyiapkan dengan segala
aspeknya yang meliputi tentang Sarana dan prasarana yang akan digunakan di dalam kegiatan Binter
terbatas, termasuk dana, waktu yang tidak boleh di tinggalkan karena semua tersebut merupakan
rangkaian kegiatan yang harus dipenuhi didalam melaksanakan Binter terbatas. Binter terbatas tidak
akan berhasil apabila dari salah satu aspek tersebut tidak terdukung dengan sepenuhnya.
Permasalahan Binter tebatas akan bisa teratasi apabila dari semua komponen dapat didukung dengan
baik termasuk prajurit Yonif yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam melaksanakan
Binter terbatas tidak lepas dari persyaratan yang harus dimiliki yaitu wawasan dan pengetahuan
secara luas maupun persyaratan khusus yang telah di tentukan.

/ BAB III …….


5
6

BAB III
KEMAMPUAN TERITORIAL PRAJURIT YONIF DALAM
BINTER TERBATAS SAAT INI

8. Kemampuan Teritorial Prajurit Yonif. Sesuai dengan radius wilayah binaan, kemampuan
prajurit Yonif dalam mengimplementasikan lima kemampuan teritorial secara umum kurang
optimal, yang meliputi :
a. Kemampuan temu cepat dan lapor cepat. Kemampuan temu cepat dan lapor cepat
merupakan kemampuan untuk memperoleh keterangan secara cepat (deteksi dini) dan
melaporkan dengan tepat, sehingga dapat ditindaklanjuti untuk dijadikan bahan keterangan
dalam rangka cegah dini. Implementasi yang dilaksanakan prajurit Yonif kurang optimalnya
sistem temu cepat dan lapor cepat. Sebagai contoh, adanya suatu kejadian di sekitar wilayah
binaan yang diketahui akan tetapi tidak dilaporkan, hal ini menandakan bahwa prajurit Yonif
kurang mengerti tentang pentingnya informasi dan wajib lapor sebagai data serta bahan
masukan bagi pimpinannya.

b. Kemampuan manajemen teritorial. Yonif dalam melaksanakan Binter terbatas kurang


optimal dalam merencanakan, mengorganisir, melaksanakan dan mengendalikan serta
mengawasi kegiatan yang berkaitan dengan ketatalaksanaan Binter terbatas, sehingga dalam
melaksanakan Binter terbatas cenderung tidak terpola dan terencana dengan baik.
1) Pada Tahap Perencanaan. Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi yang
dilaksanakan oleh Yonif dengan Komando Kewilayahan tentang rencana kegiatan Binter
terbatas yang dilaksanakan.

2) Pada Tahap Persiapan. Penyiapan personel belum sesuai dengan sasaran kegiatan
Binter terbatas yang akan dilaksanakan, hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan ataupun
penugasan yang dilaksanakan oleh satuan tersebut.

3) Pada Tahap Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan Binter terbatas yang dilaksanakan


oleh Yonif masih kurang, hal ini dikarenakan pada tahap perencanaan dan persiapan
yang dilaksanakan belum optimal sehingga terkesan pelaksanaan Binter terbatas hanya
asal jalan.

/ 4) Pada ......
7

4) Pada Tahap Pengakhiran. Setiap selesai pelaksanaan Binter terbatas kurang


adanya suatu kegiatan evaluasi untuk perbaikan kegiatan yang akan datang.

c. Kemampuan Penguasaan Wilayah. Kurang pedulinya prajurit Yonif terhadap


lingkungan satuannya sehingga menyebabkan prajurit tersebut kurang mengerti tentang
potensi SDA, SDB dan SDM serta sarana dan prasarana di wilayahnya.

d. Kemampuan Perlawanan Rakyat. Yonif menyelenggarakan pembinaan perlawanan


rakyat secara langsung terhadap masyarakat di sekitar pangkalan. Hal ini dilakukan oleh Yonif
untuk membantu tugas satuan Kowil guna menghadapi hakekat ancaman yang mungkin
timbul dilingkungan masyarakat dan di sekitar pangkalan, namun dalam pelaksanaannya
masih kurang optimal.

e. Kemampuan Komunikasi Sosial. Kurang optimalnya prajurit Yonif dalam


melaksanakan komunikasi sosial terutama dengan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh
agama dan aparat pemerintah, Hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dan pemahaman
prajurit Yonif dalam berkomunikasi dengan masyarakat di wilayah binaan.

9. Aspek Kepribadian. Keberhasilan dalam melaksanakan Binter terbatas tidak lepas dari
kulitas kepribadian yang dimiliki oleh prajurit Yonif. Sedangkan parameter yang digunakan dalam
mengukur aspek kepribadian yaitu : Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Displin dan
Integritas.
a. Dari Sisi Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masih adanya prajurit yonif yang
belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang dianutnya.

b. Disiplin. Masih adanya prajurit Yonif dalam melaksanakan tugas atau melakukan
kegiatan ketaatan cenderung ragu/rasa takut atau tidak tulus ikhlas terhadap perintah atau
petunjuk yang diberikan oleh Atasan/Pimpinan/Komandan dengan menggunakan pikiran
sehingga menimbulkan pelanggaran.

c. Integritas. Belum tumbuh dalam jiwa prajurit Yonif yaitu sifat membela kejujuran,
kebenaran dan keadilan dalam melaksanakan kegiatan dinas dan non dinas.

/ 10. Aspek ……
8

10. Aspek Pengetahuan. Kualitas prajurit Yonif dalam bidang pengetahuan masih belum
menunjukan kemampuan baik teori maupun praktek dalam hal kemampuan teritorial dalam
melaksanakan Binter terbatas, hal ini dapat di lihat antara lain :
a. Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial.
1) Belum menguasai ciri-ciri masyarakat dan pengelompokan kekuatan sosial
sehingga sering timbul ketegangan sosial yang tidak dapat diselesaikan secara
profesional

2) Masih adanya prajurit Yonif yang bersifat pura-pura tidak melihat, berdiam diri dan
tidak berbuat apapun manakala melihat perbuatan yang salah atau bahkan justru
sebaliknya menjadi “Backing” serta bertindak sebagai aparatur keamanan yang
sombong, bengis dan kejam.

3) Adanya pola kepemimpinan prajurit Yonif terkesan sombong, angker, kurang


akomodatif, kurang komunikatif dan terkesan hanya menekan pendekatan
keamanan atau sebagai alat penguasa belaka yang bahkan tindakannya terkesan
otoriter.

b. Prinsip-prinsip Binter.
1) Manfaat. Dalam melaksanakan Binter terbatas masih belum dapat dirasakan oleh
masyarakat secara menyeluruh, terkadang bersifat percuma atau kurang bermanfaat.

2) Tanggap. Di dalam penyelenggaraan Binter terbatas kurang mempunyai sikap


tanggap terhadap perkembangan sosial masyarakat, dan pengetahuan dan tehnologi,
perubahan lingkungan serta tidak mengutamakan upaya pencegahan dari pada upaya
penindakan.

c. Penerapan 8 Wajib TNI.


1) Bersikap ramah terhadap rakyat. Adanya prajurit Yonif yang ucapan dan
prilakunya tidak sesuai dengan adat istiadat yang berlaku di daerah setempat.
9
2) Bersikap sopan santun terhadap rakyat. Masih adanya prajurit Yonif yang
melanggar aturan, adat istiadat, keagamaan dan tatakrama sehingga berkesan masa
bodoh dan sombong dalam pergaulan kehidupan bermasyarakat.

/ 3) Menjunjung …..

3) Menjunjung tinggi kehormatan wanita. Sikap acuh (apatis) terhadap wanita dan
perlindungan terhadap kaum wanita masih kurang sepenuhnya dilaksanakan oleh
prajurit Yonif.

4) Menjaga kehormatan diri di muka umum. Terdapatnya prajurit Yonif yang dalam
tingkah laku dan perkataannya kurang menjaga kehormatan diri dan kesatuannya
bila berhadapan dengan masyarakat umum.

5) Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya. Masih adanya


prajurit Yonif dalam ucapan dan bertingkah lakunya kurang dapat menjadi contoh
tauladan terutama dalam kesederhanaan kehidupan dan pergaulan.

6) Tidak sekali-kali merugikan rakyat. Masih terdapat prajurit Yonif yang dalam
perbuatannya merugikan harta benda rakyat serta membuat rakyat gelisah, cemas
dan takut.

7) Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti rakyat. Masih didapati beberapa prajurit
Yonif dalam pergaulannya dengan masyarakat umum yang membuat sakit hati
rakyat dan menimbulkan rasa takut pada diri rakyat.

8) Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat di


sekelilingnya. Masih didapati khususnya satuan-satuan yang berdiri sendiri tidak
perduli dengan kesulitan-kesulitan masyarakat sekeliling asrama.

d. Aktualisasi Pelaksanaan Hak Azasi Manusia (HAM) dan Demokrasi.


1) Pemahaman terhadap masalah HAM masih kurang dikuasai oleh prajurit Yonif,
begitu pula penguasaan terhadap aturan-aturan yang berlaku.
10

2) Masih timbul adanya keraguan prajurit Yonif dalam melaksanakan tugas, karena
kekhawatiran di tuduh melanggar HAM.

3) Masih timbulnya ketidak sepahaman dalam visi, persepsi dan interprestasi mengenai
berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4) Sifat arogan pada beberapa dan prajurit Yonif dalam keterbukaan menerima
masukan serta kritik yang konstruktif.
/ 11. Aspek …..

11. Aspek Kemanunggalan TNI-Rakyat. Sejak TNI lahir sampai beberapa periode tertentu,
kemanunggalan TNI-Rakyat telah terjalin dengan baik, berkat kekompakan TNI dengan Rakyat
telah mampu mengatasi berbagai gejolak dan pemberontakan yang mengancam kelangsungan hidup
persatuan dan kesatuan bangsa. Saat ini kemanunggalan TNI-Rakyat kondisinya semakin semu dan
pudar dikarenakan masa lalu di mana TNI hanya keberpihakan pada salah satu partai politik tertentu.
Prajurit Yonif yang melaksanakan Binter terbatas saat ini masih belum mewujudkan hasil yang
belum baik dapat dilihat melalui kegiatan fisik dan non fisik antara lain :
a. Kegiatan Fisik. Dalam melaksanakan kegiatan fisik belum antusias dari beberapa
prajurit Yonif dan kesadaran dalam bekerja bersama-sama dengan masyarakat, sehingga
cenderung asal jalan dan hasilnya kurang memuaskan dan bermanfaat bagi seluruh
masyarakat.

b. Kegiatan Non Fisik. Belum berkembangnya tehnik-tehnik pembinaan yang efektif


cenderung hanya bersifat pasif menunggu perkembangan atau kejadian baru mengatasi atau
menanggulangi dan dari unsur pimpinan Yonif masih bersifat otoriter lebih cenderung
berperan sebagai Komandan/Pimpinan, begitu pula dalam bekerja hanya menunggu bola.
11

/ BAB IV ……
12

BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

12. Faktor Internal


a. Kekuatan
1) Jati diri prajurit TNI-AD khususnya prajurit Yonif, mengalir dari jati dirinya selalu
tampil sebagai prajurit rakyat, prajurit pejuang dan sekaligus sebagai prajurit Yonif yang
merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia.

2) Fungsi Utama Yonif. Melaksanakan pembinaan teritorial dengan membantu


pemerintah menyusun dan mengembangkan, menyerahkan dalam mengendalikan potensi
wilayah yang ada di sekitar satuan yonif.

3) Organisasi satuan. Prajurit Yonif telah tersusun tugas dan tanggung jawabnya yang
dapat di kerahkan guna mendukung pelaksanaan tugas Binter terbatas.

4) Putra Daerah. Terdapat prajurit Yonif yang merupakan putra daerah sehingga akan
lebih mudah untuk mengenal dan mendalami adat istiadat serta berkomunikasi dengan
masyarakat di wilayah tersebut.

b. Kelemahan
1) Intelektual. Daya tangkap dan pengaplikasikan di lapangan terdapat banyak
perbedaan baik ucapan dan tingkah laku dalam diri prajurit Yonif.

2) Sarana penggolongan dan prasarana. Terbatasnya sarana penggolongan dan


prasarana untuk mendukung Binter terbatas dalam bentuk material dan dana.

3) Piranti lunak dan piranti keras. Masih terbatasnya bujuknis tentang Binter terbatas
sebagai pedoman dan dasar dalam menambah ilmu pengetahuan dalam pencapaian tugas.

/ 12. Faktor ......


13
13. Faktor Eksternal
a. Peluang
1) Pemerintah daerah setempat yang memberi bantuan untuk bekerja sama bidang
Binter terbatas dalam hal pendanaan.

2) Aparat kodim yang telah membantu memperlancar masalah perijinan dan bekerja
sama dalam pelaksanaan Binter terbatas.

3) Masyarakat setempat yang simpati bersedia membantu prajurit Yonif dalam hal
laporan satuan dan kondisi tentang wilayahnya.

b. Kendala
1) Pengaruh informasi lingkungan masyarakat yang modern berakibat cepatnya
informasi yang di dapat, sedang bagi prajurit Yonif dalam menerima informasi terkadang
lambat sehingga sulit mengantisipasi keadaan.

2) Maraknya hiburan malam yang membuat prajurit Yonif sering memanfaatkan dan
digunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif.

3) Banyaknya permainan judi yang tidak bisa ditertibkan oleh aparat kepolisian,
sehingga masih di manfaatkan oleh oknum prajurit Yonif bahkan sampai menjadi
Backingnya.
14

/ BAB V …..
15

BAB V
KEMAMPUAN TERITORIAL PRAJURIT YONIF
DALAM BINTER TERBATAS YANG DIHARAPKAN

14. Kemampuan Teritorial Prajurit Yonif. Sesuai dengan radius wilayah binaan, kemampuan
prajurit Yonif dalam mengimplementasikan lima kemampuan teritorial diharapkan dapat
dilaksanakan secara optimal, antara lain:
a. Kemampuan temu cepat dan lapor cepat. Kesanggupan dan kecakapan prajurit Yonif
untuk melaksanakan deteksi dini dan cegah dini serta penilaian perkembangan perubahan yang
berdampak negatif terhadap penduduk yang terjadi di wilayahnya.

b. Kemampuan Manajemen Teritorial. Kemampuan dalam merencanakan, mengorganisir,


melaksanakan dan mengendalikan kegiatan Binter terbatas yang diselenggarakan.
1) Pada Tahap Perencanaan. Terlaksananya koordinasi antara Yonif dengan
Komando Kewilayahan tentang rencana kegiatan Binter terbatas yang dilaksanakan
khususnya pada radius wilayah binaan.

2) Pada Tahap Persiapan. Penyiapan personel sesuai dengan sasaran kegiatan Binter
terbatas yang akan dilaksanakan serta memberikan arahan tentang tugas yang akan
dilaksanakan dan ketentuan yang berlaku di wilayah binaan.

3) Pada Tahap Pelaksanaan. Pelaksanaan kegiatan Binter terbatas yang dilaksanakan


oleh Yonif diharapkan hasilnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat pada
radius wilayah binaan, baik pada kegiatan fisik maupun non fisik.

4) Pada Tahap Pengakhiran. Setiap selesai pelaksanaan kegiatan Binter terbatas


dilaksanakan suatu kegiatan evaluasi untuk perbaikan kegiatan yang akan datang serta
membuat laporan kemajuan secara periodik kepada Komandan satuan atasan langsung.

c. Kemampuan Penguasaan Wilayah. Prajurit Yonif diharapkan mampu mengenali secara


mendalam tentang potensi SDA, SDB dan SDM, sarana dan prasarana di wilayah radius
binaan serta dapat mengantisipasi setiap hakekat ancaman yang mungkin timbul.

/ d. Kemampuan .....
16

d. Kemampuan Perlawanan Rakyat. Prajurit Yonif mempunyai kemampuan melatih dan


bekerja sama dengan masyarakat, sehingga diharapkan masyarakat memiliki sikap mental,
motivasi, tekad dan semangat yang kuat dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang
timbul.

e. Kemampuan Komunikasi Sosial. Kemampuan berkomunikasi/silahturahmi sosial


dengan tokoh masyarakat dan aparat pemerintah, sehingga akan tercipta saling pengertian
yang mendalam sehingga muncul partisipasi masyarakat.

15. Aspek kepribadian. Keberhasilan suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan akan terjamin
pencapaiannya pada sasaran yang di harapkan apabila di dasari oleh kepribadian yang kuat yang
terdiri dari aspek ketaqwaan, moral, disiplin dan integritas yang baik. Oleh karena itu kriteria
prajurit Yonif yang diharapkan dari aspek kepribadian antara lain :
a. Mampu mewujudkan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan ciri-ciri Materi
lain :
1) Rajin memperbanyak amal kebaikan kepada Tuhan, beribadah dan menghindari
diri dari perbuatan dosa.

2) Memelihara niat suci, bathin bersih dan beramal tanpa pamrih serta selalu
mengharap ridho Tuhan.

3) Rajin bekerja dan berikhtiar serta mempercayakan hasil akhir dan usahanya
semata-mata karena Tuhan

4) Tidak suka mengeluh ketika mendapat bencana dan kesulitan (tabah dan sabar)

5) Mewujudkan kesetiaan dalam menjalankan bhakti sosial dan perjuangan sekalipun


harus berkorban.

b. Mampu mewujudkan disiplin secara iklas dan sadar dengan menjalankan dan
ketaatan/kepatuhan dengan tidak ragu-ragu kepada perintah-perintah atau petunjuk-
petunjuk/aturan yang diberikan oleh atasan, Pimpinan atau Komandan.
17
c. Mampu mewujudkan integritas dengan perasaan halus mengenai etika keadilan dan
kebenaran serta mampu meletakan kejujuran dan tugas di atas segala-galanya begitu pula
menghindari atau meniadakan sifat-sifat tidak baik.
/ 16. Aspek …..

16. Aspek Pengetahuan. Diharapkan para prajurit Yonif mempunyai pengetahuan dan kecakapan
dalam melaksanakan Binter terbatas secara teori maupun praktek sehingga pada akhirnya akan lebih
memperbaiki dan mempererat kemanunggalan TNI-Rakyat, guna mendukung harapan tersebut
kegiatan yang dilaksanakan adalah :
a. Kepemimpinan dan Komunikasi Sosial.
1) Menguasai pengetahuan tentang ciri-ciri masyarakat dan pengelompokan kekuatan
sosial sehingga mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul dalam kehidupan
masyarakat.

2) Menghilangkan sifat apathis terhadap perkembangan situasi yang memerlukan


bantuan sosial dan bertindak untuk menghilangkan hal-hal yang di larang oleh agama
dan norma-norma hukum.

3) Mampu memimpin dan bertindak yang persuasif, komunikatif dan akomodatif


serta harus terkesan simpatik dan mengayomi dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

b. Prinsip-prinsip Binter.
1) Manfaat. Dalam menyelenggarakan Binter terbatas harus selalu dapat di
manfaatkan dan di rasakan oleh masyarakat, disamping untuk kepentingan Hankam.

2) Tanggap. Diharapkan dalam pelaksanaan Binter terbatas harus mempunyai sikap


tanggap terhadap perkembangan sosial masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi
perubahan lingkungan tanpa mengorbankan faktor keserasian dan keterkaitannya
terhadap lingkungan serta mengutamakan upaya pencegahan dari pada pemindahan.

c. Penerapan 8 wajib TNI.


1) Bersikap ramah tamah terhadap rakyat. Mampu mewujudkan sikap saling
menghargai dan menghormati harga diri orang lain dalam setiap ucapan dan tindakan
dilingkungan kehidupan bermasyarakat.

2) Bersikap sopan santun terhadap rakyat. Mampu mewujudkan secara sadar dan
iklas saling menghormati dan menghargai orang lain, adat-istiadat dan hukum yang
18
berlaku di daerah tersebut serta mampu menghilangkan ucapan dan tindakan yang arogan
dan kasar di dalam kehidupan bermasyarakat.
/ 3) Menjunjung …..

3) Menjunjung tinggi kehormatan wanita. Mampu menghargai hak dan harga diri
wanita serta penempatan wanita sesuai kodratnya dengan mengutamakan perlindungan
dan pengayoman dalam segala macam situasi apapun.

4) Menjaga kehormatan diri di muka umum. Mampu menjaga sikap, tingkah laku,
tindakan, dan tegur sapa yang baik secara perorangan maupun pok/satuan, terutama
apabila berhadapan dengan masyarakat agar kepercayaan terhadap prajurit Yonif tetap
terjaga yang mana akan memberikan kemudahan pendekatan kepada masyarakat.

5) Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya. Diharapkan


prajurit Yonif mampu menampilkan pula hidup sederhana dan wajar tetapi serasi dengan
kedudukan sosial seseorang dan perkembangan lingkungan.

6) Tidak sekali-kali merugikan rakyat. Prajurit Yonif di harapkan dalam


melaksanakan kegiatan mampu sebagai motivator serta menghilangkan sifat kebendaan,
menjauhi sikap/perbuatan negatif dalam kehidupan bermasyarakat.

7) Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat. Mampu menghilangkan


bersikap dan berucap secara wajar sehingga tidak menimbulkan perasaan-perasaan takut
dan curiga pada masyarakat sekelilingnya serta mampu menciptakan suasana akrab
antara prajurit Yonif dengan masyarakat.

8) Menjadi contoh dan menelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat


sekelilingnya.
Diharapkan prajurit Yonif mampu menjaga dan mewujudkan hubungan yang erat dengan
masyarakat sehingga dapat teratasi kesulitan-kesulitan yang timbul dalam masyarakat.

d. Aktualisasi Pelaksanaan HAM dan Demokrasi.


1) Diharapkan prajurit Yonif memahami masalah HAM dan menguasai aturan-aturan
yang berlaku khususnya larangan-larangan yang menyangkut perbuatan dan tindakan
militer terhadap non militer.
19

2) Tidak adanya keragu-raguan dalam diri prajurit dalam melaksanakan tugas karena
kekhawatiran melanggar HAM.
/ 3) Diharapkan …..

3) Diharapkan prajurit Yonif mampu menyamakan Visi, persepsi dan interprestasi


dalam kehidupan bermasyarakat dan mufakat.

4) Menghilangkan sifat arogan dan menumbuhkan budaya keterbukaan serta selalu


menerima masukan dan kritik yang konstruktif berbagai pihak.

17. Aspek Kemanunggalan TNI-Rakyat. Keberhasilan kemanunggalan TNI-Rakyat yang


diharapkan adalah melalui Binter terbatas mampu berperan sebagai pembina teritorial, mampu
melaksanakan pembinaan-pembinaan terhadap tokoh-tokoh masyarakat pembina terhadap keluarga
besar TNI, rakyat terlatih dan organisasi teritorial dengan melaksanakan kegiatan antara lain :
a. Fisik. Mampu melaksanakan kegiatan lapangan bersama-sama dengan masyarakat di
dasari oleh kesadaran dan keikhlasan secara terencana dan hasilnya sangat bermanfaat bagi
kelancaran roda pembangunan di dalam masyarakat dan menunjang kepentingan Hankam.

b. Non Fisik. Mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan secara fisik dan mampu mendeteksi
dini setiap kejadian-kejadian di lingkungan masyarakat serta bertindak dengan cepat dan tepat.
20

/ BAB VI ……

BAB VI
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN TERITORIAL PRAJURIT
YONIF DALAM BINTER TERBATAS

18. Umum. Prajurit Yonif di harapkan memiliki profesionalisme secara bulat, dimana setiap
prajurit tidak hanya dituntut profesional di dalam tempur atau kegiatan yang bersifat teknis
kemiliteran tetapi juga di tuntut profesional untuk menghimpun potensi wilayah menjadi kekuatan
Hankam yang tangguh. Adapun Binter terbatas dapat dicapai melalui pendidikan, pelatihan dan
pengaplikasikan yang terencana dan terpadu dengan diikuti sikap moral yang kuat serta pengetahuan
Binter yang memadai agar dapat mendukung tercapainya kemanunggalan TNI-Rakyat.

19. Tujuan.
a. Agar prajurit Yonif memahami tentang Binter terbatas dengan segala aspek dan
pengetahuan yang di milikinya.

b. Agar prajurit Yonif mampu menerapkan, mensosialisasikan Binter terbatas kepada


masyarakat sehingga terwujud masyarakat yang damai, aman dan mempunyai tingkah laku
yang baik.

c. Agar prajurit Yonif dapat mengaplikasikan nilai-nilai dari Pancasila, Sapta Marga,
Sumpah Prajurit, 8 wajib TNI melalui Binter terbatas.

20. Sasaran.
a. Terbinanya rasa persatuan dan kesatuan masyarakat yang ada dalam lingkungan
berdasarkan pancasila.

b. Terbinanya semangat partisipasi masyarakat lingkungan dalam pembangunan dan


keamanan
21
c. Terbinanya stabilitas keamanan di dalam daerah tanggung jawab binaannya.

d. Terwujudnya sistem keamanan dilingkungan dalam bentuk ketertiban, ketentraman dan


kewaspadaan masyarakat.
/ e. Terwujudnya ……

e. Terwujudnya kesadaran aparat pemerintah dan tokoh masyarakat dalam menangani


berbagai kasus sosial yang dapat mengganggu ketentraman/keamanan daerah lingkungannya.

f. Terwujudnya kesadaran pemuka agama dalam menangani masalah Bintal di daerah


lingkungannya.

g. Mantapnya kemanunggalan TNI-Rakyat.

21. Subyek. Danrem/Danbrig membuat buku penjabaran sebagai pedoman yang


pengimplementasikan binter terbatas, Danyon sebagai pembina satuan membina potensi yang ada di
satuan secara keseluruhan dengan membuat perencanaan dan penetapan serta membekali dengan
pengetahuan binter terbatas yang langsung menopang kepentingan koter dalam rangka
meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

22. Obyek. Yang merupakan obyek pelaksanaan binter terbatas adalah para Danyon dan prajurit
seluruhnya dari semua tingkatan dan pangkat di satuan serta aspek geografi, demografi dan kondisi
sosial di sekitar pangkalan 5-20 km dengan titik berat pada radius 5 km.

23. Metode. Upaya meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif dalam binter terbatas di
tempuh melalui aspek kepribadian, pengetahuan dan aspek kemanunggalan TNI-Rakyat, dengan
metoda binter terbatas yang meliputi karya bhakti KKS-TNI pembinaan keamanan. Tehnik
pembinaan teritorial terbatas di laksanakan melalui kegiatan-kegiatan penataran, kegiatan sosial,
olah raga, kepemudaan, kesenian, organisasi dan lain sebagainya.

24. Sarana dan Prasarana. Dalam melaksanakan binter terbatas sarana dan prasarana adalah
merupakan paket yang tidak boleh diabaikan atau di biarkan, karena sarana dan prasarana
tersebutlah para prajurit yonif dapat melaksanakan binter terbatas dengan lancar dan maksimal tanpa
ragu-ragu. Sarana dan prasarana masih jauh yang diharapkan karena masih banyak prajurit yonif
mengeluh, minta dukungan dalam melaksanakan binter terbatas, sehingga dengan keterbatasan
22
sarana dan prasarana maka akan menghambat dalam pelaksanaan tugas Binter terbatas. Untuk itu
dalam pengadaan sarana dan prasaarna perlu diadakan atau disediakan dengan semaksimal mungkin
agar pelaskanaan binter terbatas dapat berjalan dengan lancar.
/ Prajurit ……

Prajurit yonif akan lebih percaya diri apabila selain ilmu yang dimiliki, wawasan yang luas,
kepribadian dan disiplin yang tinggi harus di dukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.

25. Upaya Meningkatkan Kemampuan Teritorial Prajurit Yonif dalam Binter Terbatas.
Upaya meningkatkan kemampuan teritorial prajurit agar mendapatkan hasil yang optimal maka
dilakukan secara terus-meneus dan berkesinambungan. Pembinaan yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Aspek Kepribadian. Upaya yang dilakukan dengan sasaran menigkatkan ketaqwaan,
disiplin, dan integritas setiap prajurit dilaksanakan antara lain dengan :
1) Ketaqwaan. Dansat menjadi contoh dan sekaligus bertanggung jawab terhadap
upaya meningkatkan intensitas ibadah para prajurit sesuai ajaran agamanya masing-
masing :
a) Bagi yang beragama islam melaksanakan sholat 5 waktu, khusus sholat
Dhuhur dilaksanakan di masjid secara bersama-sama dipimpin oleh perwira dan
dilanjut dengan diskusi sehingga ada waktu bagi prajurit untuk mengembangkan
bakat sehingga diharapkan tercipta mubaliq yang bermanfaat bagi masyarakat di
sekitarnya.

b) Bagi yang beragama Kristen protestan/katolik beribadah ke gereja, agama


hindu ke pura dan budha ke wiahara sesuai jadwal.

c) Mengembangkan wawasan keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-


masing sehingga bermanfaat dan dapat digunakan sebagai sarana komunikasi
dengan masyarakat disekitarnya.

2) Disiplin.
a) Dansat melakukan pembinaan satuan secara terus menerus dalam bentuk jam
komandan, briefing atau ceramah untuk menumbuhkan sikap ketaatan dan
kepatuhan dalam diri masing-masing prajurit.
23

/ b) Dansat ……

b) Dansat menerapkan sistem memberi penghargaan bagi yang berprestasi dan


hukuman bagi yang melanggar. Upacarakan bagi yang berprestasi dan yang
melanggar kepada seluruh prajurit agar timbul kebanggaan dan perbaikan bagi
satuan.

c) Dansat harus memelihara jiwa korsa, kerjasama yang baik dalam lingkungan
tugas serta meningkatkan loyalitas keatas dan kesamping, berlaku adil/tidak pilih
kasih dalam menerapkan segala putusan dan kebijakan.

3) Integritas.
a) Dansat memberikan santi aji dan santi karma agar para prajurit yonif
mempunyai sifat membela kejujuran, kebenaran dan keadilan.

b) Dansat memberikan kesempatan tanya jawab, usul dan saran pada saat
ceramah, Jam komandan, tentang permasalahan yang timbul dalam satuannya
sehingga tertanam rasa integritas yang tinggi.

b. Apsek Pengetahuan. Pembinaan terhadap prajurit Yonif pada dasarnya merupakan


pelaksanaan peningkatan pelaksanaan dalam rangka binter terbatas agar tetap terpelihara
dengan baik bahkan berkembang lebih sempurna lagi dalam hubungannya dengan
Kemanunggalan TNI-Rakyat, oleh karena itu diperlukan upaya-upaya penerapan KKS-TNI,
prinsip-prinsip Binter dan penerapan 8 wajib TNI, melalui :
1) Upaya penerapan kepemimpinan komunikasi sosial (KKS-TNI).
a) Dansat memberikan penataran singkat secara terpusat di Makoyon di hadiri
unsur pimpinan (Danki, Danton, Danru) tentang materi KKS-TNI selanjutnya
dilaksanakan secara tersebar di satuan bawah bagi prajurit bawahan sehingga
memahami dan mampu mengaplikasikannya dilapangan.

b) Metoda dan tehnik penataran singkat terpusat dan tersebar di laksanakan


dengan cara pemberian penugasan dan didiskusikan serta di praktekan. Contoh
latihan anjang sana kerumah tokoh agama/masyarakat.
24

c) Pada kegiatan UTP, Dansat menyisipkan materi Binter terbatas dengan


metode teori dan praktek bidang KKS-TNI, sesuai tingkat kepangkatan dan
jabatannya.
/ d) Dansat …..

d) Dansat memberikan ceramah dan jam komandan khusus para pemimpin


khususnya peran kepemimpinan dimana harus dapat membedakan di dalam jam
dinas dan diluar dinas. Contoh : prajurit yonif dalam pergaulan dengan masyarakat
diluar kedinasan saat diadakan musyawarah maka harus bersifat akomodatif,
komunikatif dan berdiskusi tanpa ada pembatas serta tidak terkesan otoriter. Peran
kepemimpinan selain sebagai komandan/pimpinan juga harus mampu berperan
pula sebagai guru, bapak, teman seperjuangan bagi bawahannya dan sebagai
komandan harus tegas dan menggunakan kewenangan komando yang syah
(otoriter) untuk memerintah dan menghukum, sehingga terkesan otoriter, tetapi di
luar jam dinas, harus mampu berperan bagai guru yang sabar dan bersifat
mendidik (edukatif) serta sebagai teman seperjuangan yang harus menyatu dalam
suka dan duka dengan bawahannya.

e) Dansat mewajibkan pimpinan bawahannya untuk selalu monitor lingkungan


masyarakat masing-masing sesuai dengan binter terbatas dengan mendata
informasi tentang berbagai permasalahan di masyarakat. Dansat mewajibkan
pimpinan bawahannya untuk membagi wilayah pimpinan bawahannya untuk
membagi wilayah Binter terbatas, IPO LEK SUS BUD KAM AGAMA yang ada
di wilayah Binter terbatas, dengan cara menugaskan prajurit-prajurit yang cakap di
bidangnya untuk melaksanakan Binter terbatas. Contoh : pembinaan terhadap
agama dan pembinaan masjidnya maka haruslah ditunjuk 2-3 orang prajurit yang
cakap masalah agama islam.

f) Dansat membuat protap tentang Binter terbatas sesuai satuan yang ada
dibawah komandonya sehingga secara rutin dapat dilaksanakan, begitu pula dansat
bawahan melaporkan secara periodik tentang hasil pelaksanaan Binter terbatas
yang ada disekitar satuannya.

g) Komando atas untuk selalu memberikan jam komandan kepada prajurit yonif
tentang Binter terbatas terkini di lanjutkan tanya jawab masalah Binter terbatas
25
sehingga dapat membuka wawasan bagi para prajurit yonif dalam berbuat dan
bertindak.

/ 2) Upaya …..

2) Upaya Penerapan Prinsip-prinsip Binter.


a) Manfaat. Dansat dalam merencanakan dan melaksanakan binter terbatas
selalu berkoordinasi dengan koter dan pemerintah daerah, sehingga dalam
pelaksanaannya akan berjalan lancar serta hasilnya sangat bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat.

b) Tanggap. Para Dansat dalam memberikan ceramah atau penekanan-


penekanan terhadap prajuritnya haruslah mementingkan sikap tanggap terhadap
perkembangan sosial masyarakat, selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang didapat dari buku-buku maupun media
elektronik/cetak sehingga dapat dengan cepat menanggapi permasalahan yang
timbul dalam masyarakat.

3) Penerapan 8 wajib TNI


a) Dansat memberikan ceramah dan penugasan aplikasi dilanjutkan diskusi dan
praktek di lapangan tentang 8 wajib wajib TNI dalam penataran singkat di
Makoyon dengan dihadiri oleh para Perwira, Bintara dan selesai penataran
hasilnya agar disebarkan keseluruh prajuritnya sehingga penerapan 8 wajib TNI
dapat terlaksana dengan baik.

b) Adapun hal-hal yang diupayakan oleh seluruh prajurit Yonif antara lain :
(1) Bersikap tamah terhadap rakyat. Diupayakan setiap prajurit selalu
bersikap dan berprilaku yang dapat memberikan kesan ramah tamah antara
lain, memberikan ucapan/tegur sapa, berjabat tangan, rendah hati,
silaturahmi/ anjang sana, saling menghormati, mencintai dan murah senyum.

(2) Bersikap Sopan santun terhadap rakyat. Dengan memberikan santi aji
kepada para prajurit selalu berupaya berucap dan berhati luhur, saling
menghormati, rendah hati, tidak menyinggung perasaan masyarakat, cepat
26
menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang berlalu dan selalu berlapang
dada dalam menghadapi permasalahan.

/ (3) Menjunjung ……

(3) Menjunjung tinggi kehormatan wanita. Dengan memberikan ceramah


tentang pentingnya menghargai terhadap kaum wanita, dan selalu
memberikan perlindungan/mengutamakan pelayanan bagi kaum wanita.

(4) Menjaga kehormatan diri di muka umum. Diharapkan para prajurit


untuk selalu memberi suri tauladan, bersikap jujur, bertanggung jawab dan
menghindari perbuatan yang negatif.

(5) Senantiasa menjadi contoh dalam sikap dan kesederhanaannya.


Dengan wajib memberikan penekanan-penekanan terhadap
bawahannya tentang pentingnya memberikan contoh tauladan dalam
pergaulan dan pandai menjaga kerukunan hidup bermasyarakat.

(6) Tidak sekali-kali merugikan rakyat. Dengan wajib memberikan


ceramah dan santi aji tentang hal-hal yang dapat merugikan rakyat dan
dibuat protap apabila akan melaksanakan latihan di wilayah masyarakat
sehingga tidak merusak/mengganggu hak milik rakyat.

(7) Tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat. Dalam


ceramahnya Dansat menekankan pentingnya membudayakan saling maaf
memaafkan dan tidak bertindak sewenang-wenang.

(8) Menjadi contoh dan mempelopori usaha-usaha untuk mengatasi


kesulitan rakyat sekelilingnya. Para Komandan Yonif harus bersifat Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.

4) Mengaktualisasikan pelaksanaan HAM dan Demokratisasi.


a) Danrem/ Danbrig menyelenggarakan penataran terpusat/diluar program/ di
mako yon dihadiri perwira, bintara tentang pendalaman permasalahan HAM dan
aturan-aturan HAM yang berlaku dengan metode teori/praktek aplikasi serta
27
lembar penugasan. Apa bila sudah selesai hasilnya disebarkan kebawahan untuk
diaktualisasikan dilapangan.

/ b) Danyon …..

b) Danyon memberikan ceramah terpusat dan tersebar pada waktu non program
tentang pentingnya para prajurit dalam melaksanakan tugas/kegiatan bersama
masyarakat umum untuk menyamakan visi, persepsi dan interprestasi serta
menghilangkan sifat-sifat arogan dan selalu terbuka untuk menerima saran/kritik
yang bersifat membangun.

c. Aspek kemanunggalan TNI-Rakyat. Upaya yang dilakukan dengan sasaran


meningkatkan kemanunggalan TNI-Rakyat dilaksanakan antara lain dengan kegiatan fisik dan
non fisik :
1) Tahap Perencanaan.
a) Danyon mewajibkan para komandan bawahan untuk membuat peta/bagan
Binter terbatas meliputi batas wilayah tanggung jawabnya, daerah-daerah rawan,
sasaran pembinaan dan mendata aspek geografi, demografi, konsos serta
mempelajari situasi dan kondisi yang berlaku sehingga dapat menentukan prioritas
bantuan, metode dan tehnik pembinaan serta menyusun rencana kegiatan binter
terbatas.

b) Danyon berkewajiban mengecek dan mempelajari guna mengambil langkah-


langkah kegiatan Binter terbatas yang dipadukan dengan program satuan.

2) Tahap Persiapan.
a) Danyon berkewajiban memberikan pengertian dan pemahaman kepada
seluruh prajurit tentang rencana kegiatan binter terbatas serta syarat-syarat yang
harus dimiliki bagi pembinaan teritorial baik secara perorangan, kelompok dan
satuan.

b) Danyon menyusun organisasi Binter terbatas dan memberikan tugas, serta


tanggung jawab sesuai metode dan kemampuan dengan batas-batas yang harus
dipedomani dan dilaksanakan seperti contoh : Dalam wilayah Binter terbatas
28
terdapat masjid dan pemuka agama maka Danyon menunjuk 2-3 orang prajurit
yonif yang cakap dibidang agama islam untuk secara rutin melakukan pembinaan.

/ 3) Tahap …..
3) Tahap Pelaksanaan.
a) Pembinaan Geografi.
(1) Danyon setelah merencanakan dan mempersiapkan dengan matang
maka memerintahkan unsur komandan bawahan melaksanakan kegiatan
yang telah dipadukan dengan kegiatan latihan satuan seperti latihan ilmu
medan dan lain-lain yang bersifat gerakan diwilayah Binter terbatas.

(2) Setiap satuan harus benar-benar menguasai wilayah dengan cara


membuat peta bagan pada setiap gerakan latihan sehingga aspek geografi
secara utuh dapat dikuasai baik secara fisik di peta mupun di lapangan,
misalnya medan yang digunakan, Helly Pet, jalan-jalan pendekat dan
lainnya.

(3) Dalam upaya mengembangkan kesejahteraan terutama pada radius


sampai 5 km, maka para Danyon harus mengintegrasikan kegiatan Binter
terbatas dengan kepentingan-kepentingan masyarakat di sekelilingnya
melalui kegiatan karya bhakti, misalnya perbaikan jalan, penghijauan lahan-
lahan kritis/tidur, mengembangkan lahan-lahan pertanian, perikanan,
peternakan, sarana ibadah, pasar rakyat, jembatan, pemakaman, dan
perbaikan rumah-rumah orang jompo/miskin dilaksanakan secara gotong
royong.

b) Pembinaan Demografi.
(1) Danyon melaksanakan inventarisasi masyarakat yang ada di daerah
lingkungan langka selanjutnya di organisir dan didaya gunakan dalam upaya
pembinaan keamanan lingkungan.
29

(2) Menyelenggarakan kegiatan fisik dan non fisik antara lain berupa
latihan baris-berbaris terhadap hansip, pramuka, pamswakarsa (siskamling),
dan penyuluhan-penyuluhan, anjang sana dan lain-lain.

c) Pembinaan kondisi Sosial.


(1) Melaksanakan pembinaan terhadap orang-orang/masyarakat yang
terlibat dalam kegiatan eka, eki.

(2) Melaksanakan anjang sana, tatap muka guna menjalin kerja sama yang
harmonis kepada para pejuang, pemuka agama, politikus, ekonomi, tokoh
masyarakat, tokoh pemuda, karang taruna, budayawan pembela HAM,
wartawan, peduli lingkungan hidup tokoh adat. LSM dan cendekiawan
secara rutin dan berkesinambungan agar tercipta kemanunggalan TNI-
Rakyat.

(3) Melaksanakan penyuluhan dan pemutaran film tentang ketentuan-


ketentuan pokok Hankamneg, kerukunan hidup beragama, kesehatan,
kebersihan lingkungan dan dengan pendekatan hiburan/musik.

(4) Melaksanakan kegiatan-kegiatan fisik antara lain berupa kegiatan


pengobatan masal secara gratis, kesenian daerah, olah raga dan kebersihan
lingkungan.

4) Tahap Pengakhiran
Danyon berkewajiban mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan guna
mendapatkan masukan keberhasilan dan kekurangan-kekurangan demi perbaikan atau
kemajuan dimasa yang akan datang.

/ BAB VII ..…


30

BAB VII
PENUTUP

26. Kesimpulan. Upaya meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif guna melaksanakan
Binter terbatas merupakan proses jangka panjang serta memerlukan kerja keras secara nyata di
lapangan. Dari uraian diatas tentang dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pemahaman dan pelaksanaan Binter terbatas yang dilaksanakan oleh Yonif dalam
implementasinya di lapangan khususnya pada radius wilayah binaan yaitu ± 0 Km s/d 3 Km
(wilayah penguasaan), ± 3 Km s/d 5 Km (wilayah dibawah pengaruh), ± 5 Km s/d 8 Km
(wilayah yang perlu mendapat pemantauan), masih terlihat belum optimal sehingga perlu
adanya suatu peningkatan dari kondisi saat ini yaitu kemampuan teritorial prajurit Yonif dalam
mengimplementasikan 5 (lima) Kemampuan Teritorial secara terbatas di wilayah binaan.

b. Kualitas prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas saat ini dilihat dari aspek
kepribadian belum sepenuhnya melaksanakan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menipisnya/menurunnya tingkat disiplin, ketidak taatan terhadap aturan-aturan dan keberanian
untuk membela kejujuran, kebenaran dan keadilan, kemudian dari aspek pengetahuan kurang
mampu menguasai KKS-TNI, Prinsip-prinsip Binter, khususnya prinsip manfaat dan sikap
tanggap terhadap situasi, serta kurang mengaplikasikan penerapan 8 wajib TNI, serta kurang
menguasai aktualisasi pelaksanaan HAM dan Demokratisasi secara nyata kemanunggalan
TNI-Rakyat.

c. Adapun kemampuan teritorial prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas yang di
harapkan dari Aspek kepribadian adalah kemampuan mewujudkan ketaqwaan Kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mampu mewujudkan disiplin secara sadar dan iklas serta mampu
mewujudkan integritas secara sadar dan iklas mampu mewujudkan integritas secara
utuh/bulat, sedangkan aspek pengetahuan agar menguasai dan mampu mengaplikasikan
di lapangan, ilmu KKS-TNI.
31
/ Penerapan …..

Penerapan Prinsip-prinsip Binter terbatas, mampu mengaplikasikan 8 wajib TNI dan mampu
mengaktualisasikan pelaksanaan HAM dan Demokratisasi serta mampu mengaplikasikan
kemanunggalan TNI-Rakyat, dan kegiatan Fisik dan Non Fisik di hadapkan dengan
pembinaan Geo, Demo dan Komsos.

d. Faktor yang berpengaruh yang merupakan kekuatan terhadap kemampuan teritorial


prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas dari sisi internal adalah terdapatnya jati
diri Prajurit TNI-AD, fungsi utama TNI-AD adanya pemberdayaan organisasi satuan,
dan adanya putra daerah, sedangkan kelemahan adalah tidak diberdayakan organisasi
satuan, dan putra daerah, perbedaan intelektual prajurit, terdapatnya sarana dan
prasarana, piranti lunak dan piranti keras yang terdapat di satuan Yonif. Dari segi
eksternal adanya peluang yang dapat di manfaatkan yaitu program kerja satuan, prajurit
tinggal satu atap, dan terdapatnya peran Binter terbatas, sedangkan kendalanya adalah
pengaruh informasi, aturan-aturan HAM, adat istiadat dan bahasa.

e. Selanjutnya upaya peningkatan kemampuan teritorial prajurit Yonif dalam Binter terbatas
dapat di tempuh dengan peningkatan :
1) Aspek kepribadian dengan sasaran terwujudnya kesatuan prilaku dan sikap mental
disiplin serta integritas setiap prajurit melalui aplikasi ketaqwaan/mental, pembinaan
rohani, santi aji, santi karma maupun tradisi korps, Komando atas dengan menggunakan
tehnik ceramah, penugasan, perayaan-perayaan keagamaan dan instruktif.

2) Aspek kecakapan dengan metode pembinaan melalui penataran singkat secara


terpusat dan tersebar dalam satuan serta diberikan ceramah aplikasi di lapangan (diskusi)
dengan pengawasan melekat tiap kegiatan dan perencanaan atau tahap-tahap kegiatan
benar-benar sehingga dapat dilihat tingkat kemampuan dan keberhasilan.

3) Aspek kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kegiatan fisik dan non fisik di mulai
dari perencanaan, persiapan pelaksanaan dan penghakiran meliputi pembinaan Geo
Demo dan Komsos.
32
KONFIDENSIA
L
/ 27. Saran …..

27. Saran. Dalam upaya meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif guna melaksanakan
Binter terbatas perlu disampaikan beberapa masukan sebagai berikut :
a. untuk mewujudkan dan meningkatkan kemampuan teritorial prajurit Yonif guna
melaksanakan Binter terbatas maka perlu disarankan kepada Komando atas untuk pengadaan
Buku Saku Prajurit tentang Binter terbatas dan aplikasinya.

b. Menyediakan dan menambah buku–buku di perpustakaan Yonif tentang pengetahuan


teritorial sebagai sarana pendukung dan untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi
prajurit Yonif.

c. Agar pelaksanaan kegiatan Binter terbatas dimasukkan/dituangkan dalam program


latihan dalam satuan, dengan maksud pelaksanaan Binter terbatas di Yonif memiliki kualitas.

d. Melaksanakan revisi terhadap Protap-protap satuan khususnya berkaitan dengan


pelaksanaan Binter terbatas yang disesuaikan dengan perkembangan situasi serta kondisi
wilayah binaan yang dihadapi serta melengkapi Protap Satuan pelaksanaan Binter terbatas
yang belum lengkap di Yonif.

Demikian karangan militer ini di buat dengan harapan dapat memberikan masukan kepada
komando atas dalam mengambil langkah dan tindakan untuk meningkatkan kemampuan teritorial
prajurit Yonif guna melaksanakan Binter terbatas di masa yang akan datang.

Balikpapan, Mei 2007


Penulis

MAH M U DAH
LETNAN SATU CHB NRP 21940081040973
33

KONFIDENSIAL

KONFIDENSIAL

Anda mungkin juga menyukai