Anda di halaman 1dari 52

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep / 222 / IV / 2015


Tanggal 28 April 2015

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PEMBINAAN TERITORIAL SATNONKOWIL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Petunjuk Teknis (juknis) tentang pembinaan teritorial satuan non komando


kewilayahan (binter satnonkowil) merupakan jabaran lebih lanjut dari buku petunjuk
administrasi kegiatan binter TNI AD (bujukmin giat binter TNI AD). Juknis binter
satnonkowil ini menguraikan aturan-aturan secara rinci tentang tata cara
penyelenggaraan kegiatan binter oleh satnonkowil sehingga dapat mencapai tujuan
dan sasaran yang diharapkan.

b. Penyelenggaraan binter satnonkowil selama ini mengacu pada buku


petunjuk teknik tentang binter terbatas, surat keputusan Kasad Nomor:
Skep/509/XII/2003. Namun dengan adanya binter sebagai fungsi utama TNI AD
sebagaimana ditetapkan dalam DoktrinTNI AD Kartika Eka Paksi keputusan Kasad
Nomor 480/XII/2013 tanggal 4 Desember 2013, perlu diadakan perubahan
terhadap penyelenggaraan binter oleh satnonkowil.

c. Agar diperoleh kesamaan pemahaman, dan tindakan dalam


penyelenggaraan binter satnonkowil maka perlu disusun petunjuk teknis tentang
pembinaan teritorial satnonkowil yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi
satnonkowil dan sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan
TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Juknis ini dimaksudkan untuk menguraikan secara rinci


tentang langkah-langkah tindakan dan ketentuan yang harus dilaksanakan dalam
penyelenggaraan binter oleh satnonkowil.

b. Tujuan. Adapun tujuannya adalah untuk dapat digunakan sebagai


pedoman bagi satnonkowil dalam menyelenggarakan pembinaan teritorial.

3. Ruang Lingkup dan Tata urut.


4

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan juknis ini meliputi ketentuan


umum, kegiatan yang dilaksanakan, hal-hal yang perlu diperhatikan serta
pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan pembinaan teritorial
satnonkowil.

b. Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.

4) Bab IV Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar:

a. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/24-02/IX/2011


tanggal 1 September 2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan dan Penerbitan Doktrin dan Buku Petunjuk Angkatan Darat;

b. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/106/XII/2011


tanggal 7 Desember 2011 tentang Buku Petunjuk Induk Pembinaan Teritorial;

c. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/56-02/XII/2012


tanggal 28 Desember 2012 tentang Buku Petunjuk Teknis Tata Cara Penyusunan
Buku Petunjuk Angkatan Darat;

d. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/430/X/2013 tanggal


31 Oktober 2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan
Administrasi Umum Angkatan darat;

e. Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/63-02/XII/2013


tanggal 24 Desember 2013 tentang Buku Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Bujuk
TNI AD; dan

f. Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Kep/480/XII/2013 tanggal 4


Desember 2013, tentang pengesahan berlakunya Doktrin TNI AD Kartika Eka
Paksi.

5. Pengertian. (Sublampiran A)
5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Agar penyelenggaraan binter satnonkowil terarah dan sistematis


maka perlu dibuat ketentuan umum yang memuat tujuan, sasaran, sifat, peranan, wilayah
dan obyek pembinaan, organisasi, tugas dan tanggung jawab, syarat personel, metode
dan teknik, sarana prasarana, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

7. Tujuan. Untuk mewujudkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh serta
kemanunggalan TNI-Rakyat di wilayah-wilayah sekitar pangkalan, daerah latihan, daerah
penugasan dan daerah operasi serta wilayah-wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan
dengan satkowil setempat.

8. Sasaran:

a. terwujudnya ruang juang yang tangguh pada wilayah-wilayah sekitar


pangkalan, daerah latihan, daerah penugasan dan daerah operasi serta wilayah-
wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan dengan satkowil setempat;

b. terwujudnya alat juang yang tangguh berupa dukungan masyarakat di


wilayah-wilayah sekitar pangkalan, daerah latihan, daerah penugasan dan daerah
operasi serta wilayah-wilayah yang ditentukan/dikoordinasikan dengan satkowil
setempat;

c. terwujudnya kondisi juang yang tangguh berupa kondisi dinamis dalam


aspek ipoleksubhankam masyarakat di wilayah-wilayah sekitar pangkalan, daerah
latihan, daerah penugasan dan daerah operasi serta wilayah-wilayah yang
ditentukan/dikoordinasikan dengan satkowil setempat; dan

d. terwujudnya kemanunggalan TNI-Rakyat berupa ikatan yang kokoh dan kuat


serta bersatu padunya TNI-Rakyat, baik secara fisik maupun non fisik.

9. Sifat.

a. Terkoordinasi dan Terpadu. Kegiatan binter satnonkowil harus di


koordinasikan dan dipadukan dengan kegiatan pihak-pihak terkait di wilayah antara
lain program binter satkowil, program pembangunan pemda, instansi vertikal di
daerah dan kegiatan-kegiatan sosial pihak swasta.

b. Terencana dan Terprogram. Kegiatan binter satnonkowil harus


direncanakan dengan baik dan dimasukan dalam program anggaran kegiatan
satuan pada setiap tahun anggaran.
6

c. Sederhana. Kegiatan dilaksanakan secara sederhana, baik dalam


perencanaan, pengorganisasian maupun pelaksanaannya disesuaikan dengan
sasaran yang akan dicapai.
d. Terbatas. Memiliki keterbatasan pada wewenang, tugas dan tanggung
jawab serta terbatasnya kemampuan sarana prasarana yang digunakan.

e. Fleksibel/Kenyal. Pelaksanaan disesuaikan dengan situasi, kondisi dan


dinamika yang berkembang di wilayah sekitar.

f. Tepat dan Jelas (nyata). Kegiatan yang dilaksanakan harus dapat


dirasakan dan bermanfaat langsung oleh masyarakat di wilayah sekitar.

g. Terus menerus. Dilaksanakan sepanjang masa dan berkesinambungan


sehingga berhasil guna dan berdaya guna.

10. Peranan.

a. Peran ke dalam (dalam rangka sistem pembinaan prajurit TNI AD).


1) Membina dan membentuk sikap teritorial prajurit satuan dalam rangka
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat; dan
2) Mewujudkan kondisi yang kondusif di lingkungan satuan, dalam
rangka mendukung terlaksananya tugas pokok satuan.
b. Peran ke luar (dalam rangka pembinaan ketahanan wilayah dan pertahanan
negara aspek darat).
1) Membantu terlaksananya program binter yang diprogramkan oleh
komando kewilayahan setempat guna terwujudnya sasaran binter;
2) Membantu terlaksananya program pembangunan daerah yang
dilaksanakan oleh pemda setempat; dan
3) Mewujudkan ketahanan wilayah di daerah sekitar satuan.

11. Wilayah dan Obyek Pembinaan.

a. Wilayah Pembinaan.

1) Wilayah disekitar pangkalan;

2) Wilayah disekitar daerah penugasan; dan

3) Wilayah yang telah dikoordinasikan/ditentukan bersama dengan


Dansatkowil.

b. Obyek Pembinaan.

1) Geografi.;
7

2) Demografi; dan

3) Kondisi sosial.
12. Organisasi.

a. Struktur organisasi.

KASAD

PANG PANGKOTAMAPUS/
KOTAMAWIL BALAKPUS/LEMDIKPUS

DANSAT DANSAT DANSAT


NONKOWIL KOWIL NONKOWIL

Keterangan :
: Garis komando.
: Garis koordinasi

b. Susunan Organisasi. Dalam penyelenggaraan binter satnonkowil,


organisasi disusun menyesuaikan dengan jumlah satnonkowil yang berada di
wilayahnya adalah sebagai berikut:

1) Penanggung jawab binter satnonkowil: Kasad.


2) Koordinator binter satnonkowil:
a) Kotamawil : Pangdam.
b) Satkowil : Dansatkowil.

3) Pelaksana binter satnonkowil:

a) Kotamapus/balakpus/lemdikpus : Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.
b) Satnonkowil : Dansatnonkowil.

13. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Kasad.

1) Menentukan kebijaksanaan dan strategi pembinaan teritorial TNI AD;

2) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan


pembinaan teritorial; dan
8

3) Dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Panglima TNI.

b. Pangdam.

1) Merumuskan program kerja dan anggaran pembinaan teritorial


Kodam;

2) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan


kegiatan pembinaan teritorial satnonkowil di wilayahnya;

3) Melakukan koordinasi dengan pemda dan instansi terkait serta


komponen bangsa lainnya sehingga penyelenggaraan binter satnonkowil
dapat berjalan dengan baik; dan

4) Dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Kasad.

c. Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.

1) Merumuskan dan mengkoordinasikan rencana kegiatan pembinaan


teritorial satuan jajarannya dengan kotamawil;

2) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan


kegiatan pembinaan teritorial satnonkowil oleh jajarannya;

3) Melakukan koordinasi dengan satuan komando kewilayahan


setempat untuk sinkronisasi rencana kegiatan binter satuan dengan program
binter satkowil serta koordinasi tentang wilayah-wilayah binaan;

4) Menyelenggarakan pembinaan teritorial satnonkowil; dan

5) Dalam pelaksanaanya bertanggung jawab kepada Kasad.

d. Dansatkowil.

1) Merencanakan/menentukan sasaran binter dan wilayah binaan


satnonkowil yang ada di wilayahnya;

2) Mengoordinir kegiatan pembinaan teritorial satnonkowil yang ada di


wilayahnya;

3) Membantu/memfasilitasi terselenggaranya komunikasi antara


satnonkowil dengan pemda, instansi terkait, pihak swasta dan masyarakat
dalam rangka penyelenggaraan binter satnonkowil; dan

4) Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada Panglima/


Komandan atasan.

e. Dansatnonkowil.

1) Merencanakan kegiatan binter satuan sesuai hasil koordinasi dengan


Dansatkowil serta pihak-pihak terkait lainnya;
9

2) Mengoordinasikan rencana kegiatan binter satnonkowil yang telah


disusun dengan Dansatkowil dan pihak-pihak terkait lainnya;
3) Melaporkan hasil pelaksanaan binter satnonkowil kepada Dansat
atasan secara herarki dengan tembusan Dansatkowil setempat;

4) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan


kegiatan pembinaan teritorial satnonkowil oleh jajarannya; dan

5) Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada komando


atasannya.

14. Syarat Personel. Setiap prajurit satnonkowil merupakan insan teritorial, untuk
dapat melaksanakan binter secara berhasil guna dan berdaya guna diperlukan personel
yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki integritas kepribadian sebagai prajurit pejuang sesuai dengan jiwa


sapta marga, sumpah prajurit, 8 (delapan) wajib TNI dan 11 (sebelas) azas
kepemimpinan TNI;
b. Kehadirannya dapat diterima dan dibutuhkan oleh masyarakat disekitar
satuan dengan kata lain ada rasa kemanunggalan TNI-Rakyat;
c. Memahami situasi, kondisi lingkungan termasuk hubungan sosial
masyarakat dan permasalahannya, adat istiadat dan budaya masyarakat yang ada
di wilayah;
d. Mengenal dengan baik aparat pemerintah dan tokoh masyarakat yang ada
dalam lingkungannya serta mampu mengajak untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan binter satnonkowil;
e. Dapat membuat rencana kegiatan pembinaan teritorial yang dikoordinasikan
dengan satkowil setempat;

f. Dapat melaksanakan komunikasi dengan berbagai komponen masyarakat


dan aparat di wilayah;

g. Menguasai lima kemampuan teritorial sebagai berikut:

1) Kemampuan temu cepat dan lapor cepat;


2) Kemampuan manajemen teritorial;
3) Kemampuan penguasaan wilayah;
4) Kemampuan pembinaan perlawanan rakyat; dan
5) Kemampuan komunikasi sosial.

h. Memiliki dan mampu mengamalkan sikap teritorial.

i. Prajurit yang melaksanakan binter harus mengerti dan dapat menggunakan


teknologi informasi dalam mendukung pelaksanaan tugas binter satnonkowil.

15. Metode dan Teknik.


10

a. Metode. Metode binter yang dilaksanakan oleh satnonkowil pada


prinsipnya sama dengan metode binter yaitu:

1) Komsos;
2) Binwanwil; dan
3) Bakti TNI.

b. Teknik. Penerapan teknik binter satnonkowil mencerminkan seni dan


kepemimpinan dari komandan satuan melalui pendekatan, ajakan dan kegiatan-
kegiatan berupa:

1) Pelatihan;
2) Anjangsana;
3) Pentas seni budaya;
4) Wisata militer/pameran;
5) Tatap muka/ceramah; dan
6) Kegiatan bersama/gotong royong.

16. Sarana Prasarana. Dalam pelaksanaan binter satnonkowil menggunakan alat


peralatan dan sarana prasarana yang ada di satuan maupun di wilayah, setelah
melaksanakan koordinasi antara Dansatkowil, instansi terkait dan masyarakat setempat.

17. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.

a. Faktor Internal.

1) Disiplin prajurit satuan yang akan melaksanakan binter satnonkowil;

2) Sikap mental anggota satuan untuk mewujudkan diri sebagai tentara


rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional yang senantiasa berfikir,
bersikap dan bertindak membela kepentingan rakyat;

3) Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap


prajurit dalam melaksanakan kegiatan binter satnonkowil;

4) Padatnya penugasan satuan; dan

5) Alat peralatan yang terbatas.

b. Faktor Eksternal.

1) Pola sikap dan perilaku masyarakat yang ada disekitar tempat


diselenggarakannya kegiatan binter satnonkowil;

2) Adat istiadat dan budaya masyarakat di wilayah tanggung jawabnya;

3) Tingkat ekonomi masyarakat sekitar satuan;

4) Kondisi alam; dan


11

5) Perkembangan ilpengtek yang ada di masyarakat.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

18. Umum. Agar pelaksanaan binter satnonkowil dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan, dalam pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan komunikasi sosial,
pembinaan perlawanan wilayah dan bakti TNI.

19. Komunikasi Sosial. Komunikasi sosial yang dilaksanakan oleh satnonkowil


adalah kegiatan untuk memelihara serta meningkatkan keeratan hubungan dengan
masyarakat sekitarnya guna terwujudnya saling pengertian dan kebersamaan yang
memungkinkan timbulnya keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam rangka
mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD. Pelaksanaan komsos dalam binter
satnonkowil melalui tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan komsos


merupakan kegiatan koordinasi awal yang dilakukan Satnonkowil dalam penentuan
obyek dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan komsos yang akan dilaksanakan oleh


satuan;

2) Melaksanakan koordinasi dengan satkowil, instansi terkait/pemda


setempat tentang rencana kegiatan komsos meliputi obyek, jenis kegiatan,
waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang terlibat dan sarana
prasarana yang diperlukan; dan

3) Membuat rencana kegiatan komsos sesuai hasil koordinasi dan


pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

b. Tahap Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan


sebelumnya agar pelaksanaan komsos dapat berjalan dengan lancar antara lain:

1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang akan


dilaksanakan;

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan


ketentuan yang berlaku di wilayah;

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan komsos;

4) Menyiapkan materi komsos sesuai dengan tujuan dan sasaran yang


ingin dicapai;

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai kegiatan


yang akan dilaksanakan; dan
12

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan online


dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.

c. Tahap pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka komsos


antara lain: tatap muka dengan tokoh masyarakat tenaga ahli profesional sesuai
fungsi, olah raga bersama, wisata militer dan pameran alutsista, membentuk
keluarga asuh di masyarakat, loka karya, membuat website satuan dan group
media online, anjangsana, membentuk club profesi/club pecinta hobi dan kegiatan
komsos lainnya bisa dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan situasi dan kondisi
serta inisiatif dan kreativitas komandan satuan.

1) Tatap muka dengan tokoh masyarakat tenaga ahli profesional sesuai


fungsi antara lain.

a) Satpur/Banpur. Tatap muka dilaksanakan terhadap para tokoh


masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama, pimpinan
pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan dan daerah
penugasan untuk mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan tugas
satuan.

b) Satbanmin. Tatap muka dilaksanakan terhadap para tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli sesuai
dengan tupoksi satuannya.

(1) satuan perhubungan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan
sebagainya;

(2) satuan peralatan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli mesin, mekanik, metal,
senjata, munisi, bahan peledak, otomotif dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran, para medis,
rumah sakit, klinik dan sebagainya;

(4) satuan polisi militer melaksanakan komsos dengan


tokoh masyarakat di sekitar satuan, kepolisian, kejaksaan,
POM AL dan AU, kelompok penggemar motor besar dan
sebagainya.

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli administrasi, tulis menulis,
arsip, dosir, menejemen dan sebagainya;

(6) satuan topografi melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel
batas wilayah, percetakan dan sebagainya;
13

(7) satuan hukum melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi,
kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya;

(8) satuan keuangan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan komsos dengan


organisasi pembina olah raga;

(10) satuan bintal melaksanakan komsos dengan organisasi


profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para da’i,
ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya;

(11) satuan psykologi melaksanakan komsos dengan tokoh


masyarakat disekitar satuan, kelompok organisasi profesi
psykologi, lembaga/badan penelitian bidang psykologi, civitas
akademika fakultas psykologi perguruan tinggi dan lain-lain.

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


komsos dengan masyarakat sekitar, organisasi profesi
dibidang riset, lembaga penelitian perguruan tinggi dan lain-
lain.

(13) satuan sejarah melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog,
museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain;

(14) satuan infolahta melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media online dan
sebagainya;

(15) satuan penerangan melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media online dan
sebagainya;

(16) satuan bekang melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan, pertekstilan,
makanan, pertukangan, perkayuan dan sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan komsos


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang pendidikan,
sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga
pelatihan, kursus dan sebagainya; dan
14

(18) satuan intelijen melaksanakan komsos dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.
c) Menerima kehadiran tokoh masyarakat yang telah diundang
pada waktu dan tempat yang telah direncanakan. Para tokoh yang
diundang dalam kegiatan tatap muka sesuai dengan rencana dan
persiapan diterima dengan baik sehingga tercipta suasana
kekeluargaan dan kebersamaan.

d) Menyampaikan maksud dan tujuan serta inti materi tatap muka


yang sudah dipersiapkan. Dalam kegiatan tatap muka komandan
satuan bisa menyampaikan pesan-pesan yang sudah direncanakan
dan dipersiapkan antara lain tentang: wawasan kebangsaan, hak dan
kewajiban warga negara dalam bela negara, perang modern,
kewaspadaan nasional terhadap berbagai bentuk ancaman
kedaulatan negara, pentingya kemanunggalan TNI-Rakyat, program
ketahanan pangan, pembinaan teritorial, pengenalan tugas pokok
dan tugas-tugas TNI AD dan lain-lain.

e) Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk


menyampaikan aspirasi/pendapat/saran dan tanya jawab tentang
kegiatan satuan.

f) Merumuskan kesimpulan dari hasil tatap muka yang pada


intinya memuat hal-hal sebagai berikut:

(1) pentingnya pembinaan teritorial bagi kepentingan


kesejahteraan masyarakat dan pertahanan negara;

(2) perlunya dukungan, kerjasama dan kemanunggalan


TNI-Rakyat dalam penyelenggaraan binter; dan

(3) pentingnya komunikasi yang intensif antara prajurit TNI


dengan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai permasa-
lahan yang timbul di wilayah.

g) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

2) Kegiatan olah raga bersama dengan masyarakat sekitar satuan dan


komunitas profesi sesuai fungsi satuan, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Kegiatan olah raga bersama dilaksanakan


dengan para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh
agama, pimpinan pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar
pangkalan, daerah latihan dan daerah operasi untuk lebih
mempererat hubungan kekeluargaan dan kebersamaan.
15

b) Satbanmin. Kegiatan olah raga bersama dilaksanakan dengan


para tokoh masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga
ahli sesuai dengan tupoksi satuannya.

(1) satuan perhubungan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari,
rapi, telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system
dan sebagainya;

(2) satuan peralatan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli mesin, mekanik,
metal, bahan peledak dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran, para
medis, rumah sakit, klinik dan sebagainya;

(4) satuan polisi militer melaksanakan olah raga bersama


dengan tokoh masyarakat disekitar satuan, kepolisian,
kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar motor
besar dan sebagainya.

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli
administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, menejemen dan
sebagainya;

(6) satuan topografi melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta,
peralatan batas wilayah, percetakan dan sebagainya;

(7) satuan hukum melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum,
advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya;

(8) satuan keuangan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi pembina olah raga dan lain-lain;

(10) satuan bintal melaksanakan olah raga bersama dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para
da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya;

(11) satuan psykologi melaksanakan olah raga bersama


dengan tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok
16

organisasi profesi psykologi, lembaga/badan penelitian bidang


psykologi, civitas akademika fakultas psykologi perguruan
tinggi dan lain-lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


olah raga bersama dengan tokoh masyarakat disekitar satuan,
organisasi profesi dibidang riset, lembaga penelitian perguruan
tinggi dan lain-lain;

(13) satuan sejarah melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah,
arkeolog, museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-
lain;

(14) satuan infolahta melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media
online dan sebagainya;

(15) satuan penerangan melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media online dan
sebagainya;

(16) satuan bekang melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan,
pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan dan
sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan olah raga


bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
pendidikan, sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen,
lembaga pelatihan, kursus dan sebagainya; dan

(18) satuan intelijen melaksanakan olah raga bersama


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Menerima kehadiran peserta/tim olah raga yang telah


diundang pada waktu dan tempat yang telah direncanakan.
Penerimaan dan penyambutan dilakukan dengan semangat
kekeluargaan dan kebersamaan sehingga para peserta merasa
menjadi bagian dari keluarga besar satuan.

d) Menyampaikan maksud dan tujuan serta inti dari diadakannya


kegiatan bersama/pertandingan/perlombaan olah raga. Kegiatan olah
raga bersama satnonkowil dengan masyarakat dan komunitas profesi
sesuai fungsi pada prinsipnya ditujukan untuk mempererat hubungan
kekeluargaan, meningkatkan semangat kebersamaan, memelihara
kesehatan dan kebugaran jasmani, meningkatkan prestasi olah raga,
17

mendukung program pemerintah dalam rangka mengolah ragakan


masyarakat dan memasyarakatkan olah raga.

e) Melaksanakan kegiatan olah raga bersama sesuai rencana


dan persiapan, mulai pembukaan, pelaksanaan sampai dengan
selesai. Jenis-jenis olah raga yang dilaksanakan antara lain: sepeda
santai, jalan santai, senam jantung sehat, lari 5-10 Km, sepeda motor
trail (trabas), of road, pertandingan sepak bola, bola voli, tenis,
badminton, bela diri: karate, pencak silat, tinju, gulat, jujitsu,
taekwondo, tarung drajat, kempo dan lain-lain.

f) Penutupan kegiatan dan pemberian hadiah/piala/piagam bagi


para pemenang. Setelah kegiatan olah raga bersama selesai
dilaksanakan penutupan dengan menyampaikan ucapan terima kasih
atas partisipasi para peserta. Apabila disiapkan hadiah/piala/piagam
bagi para pemenang maka pada saat itu juga diumumkan dan
dibagikan kepada yang berhak menerima.

g) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

3) Wisata militer dan pameran alutsista dilaksanakan sesuai dengan


fungsi dan kondisi satuan antara lain sebagai berikut:

a) Satpur/Banpur. Kegiatan wisata militer dan pameran alutsista


dilaksanakan dengan: gelar alutsista satuan (senjata, ranpur, rantis,
pesawat, kaperalatan), demonstrasi ketrampilan (beladiri, terjun
payung, PBB, PPM, defile, bongkar pasang senjata dll), sambang
sekolah/kampus, pameran foto dan film kegiatan di daerah latihan
dan daerah penugasan.

b) Satbanmin. Kegiatan wisata militer dan pameran alutsista


dilaksanakan sesuai dengan fungsi, situasi dan kondisi satuannya,
antara lain:

(1) satuan perhubungan melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan alat peralatan
komunikasi dan demontrasi ketrampilan menggunakan dan
merawat peralatan komunikasi, pameran foto dan film kegiatan
di daerah latihan dan daerah penugasan dan lain-lain;

(2) satuan peralatan melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan alat peralatan
perbengkelan kendaraan, perawatan/perbaikan senjata,
demonstrasi bongkar pasang mesin, pameran foto dan film
kegiatan satuan dan lain-lain;

(3) satuan kesehatan melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan alat peralatan
pelayanan kesehatan, ambulance, pameran foto dan film
tentang berbagai penyakit dan pengobatannya dan lain-lain;
18

(4) satuan polisi militer melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan ranmor pengawalan,
pakaian seragam CPM, demonstrasi ketrampilan mengendarai
sepeda motor/mobil pengawalan, PBB, PPM, pameran foto
dan film kegiatan polisi militer dan lain-lain;
(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan wisata militer dan
pameran alutsista dengan menampilkan foto dan film kegiatan
pelayanan administrasi prajurit TNI AD, penerimaan
pendaftaran prajurit TNI AD dan lain-lain;

(6) satuan topografi melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan alat peralatan
penginderaan, pemetaan, pembuatan peta, foto dan film
tentang kegiatan pemetaan daerah-daerah perbatasan
Indonesia dan lain-lain;

(7) satuan hukum melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan memamerkan buku-buku bidang
hukum, demonstrasi tentang proses sidang peradilan disiplin di
satuan, pameran foto dan film kegiatan satuan dan lain-lain;

(8) satuan keuangan melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan foto dan film kegiatan
satuan dan lain-lain;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan memamerkan alat peralatan
pembinaan jasmani (lempika, togel rop, tali penyeberangan,
tali rayapan dll), demonstrasi keterampilan jasmani militer
(BDM, yong modo, lempika, rayapan tali satu, rayapan tali dua,
penyebrangan basah, turun hesti, mountenering, turun tebing,
renang militer dsb), pameran foto dan film kegiatan satuan dan
lain-lain;

(10) satuan bintal melaksanakan wisata militer dan pameran


alutsista dengan menggelar pameran buku-buku keagamaan,
kitab suci agama, demontrasi manasik haji, demonstrasi
mengurus jenazah, pameran foto tempat-tempat suci agama,
pameran foto dan film pelaksanaan ibadah haji, ibadah agama
islam, hindu, nasrani, budha, pameran foto dan film kegiatan
satuan dan lain-lain;

(11) satuan psykologi melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menggelar pameran buku-buku
psykologi, pameran foto dan film kegiatan satuan dan lain-lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


wisata militer dan pameran alutsista dengan menggelar
pameran buku-buku hasil riset, foto dan film kegiatan satuan
dan lain-lain;
19

(13) satuan sejarah melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan koleksi perpustakaan
militer, pameran koleksi museum militer, pameran foto dan film
sejarah perjuangan TNI dan lain-lain;

(14) satuan infolahta melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan alat peralatan
komputer dan IT, buku-buku tentang komputer dan IT, foto dan
film kegiatan satuan dan lain-lain;

(15) satuan penerangan melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan koleksi liputan media
tentang kegiatan TNI AD, foto dan film kejadian/peristiwa
penting dan lain-lain;

(16) satuan bekang melaksanakan wisata militer dan


pameran alutsista dengan menampilkan jenis-jenis bekal yang
diberikan kepada prajurit TNI AD dalam berbagai penugasan
dan latihan, foto dan film kegiatan satuan dan lain-lain; dan

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan wisata


militer dan pameran alutsista dengan menampilkan alat
peralatan pendidikan dan latihan, alin/alongin, foto dan film
kegiatan pendidikan serta latihan siswa dan lain-lain;

c) Menerima kehadiran mahasiswa/pelajar, warga masyarakat di


sekitar pangkalan, daerah latihan dan daerah operasi yang akan
berwisata dan melihat pameran pada waktu dan tempat yang telah
direncanakan.

d) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

4) Membentuk keluarga asuh di masyarakat dilaksanakan dengan cara


memerintahkan kepada setiap anggota untuk mencari satu keluarga untuk
dijadikan sebagai keluarga asuh disekitar pangkalan atau menempatkan
anggota di rumah-rumah penduduk pada saat bertugas di daerah
perkampungan/pedalaman misalnya pada saat TMMD. Agar terjadi ikatan
batin dan kekeluargaan antara prajurit dengan warga masyarakat setempat
selama pelaksanaan kegiatan, ULP dan beras dari satuan diserahkan
kepada keluarga yang ditumpangi untuk dimasak bersama. Pada saat
makan juga dilakukan bersama-sama anggota keluarga yang ditumpangi.
Dengan demikian diharapkan dapat tercipta suasana kekeluargaan dan
kebersamaan antara prajurit dengan warga masyarakat di tempat
penugasan. Ikatan kekeluargaan tersebut diharapkan tetap terpelihara pada
saat prajurit kembali kekesatuan, bahkan ketika prajurit yang bersangkutan
sudah pindah tugas di wilayah lain, dengan cara tetap memelihara
komunikasi dan saling mengunjungi. Ikatan batin dan kekeluargaan tersebut
sangat dibutuhkan pada saat di wilayah tersebut terjadi konflik sosial atupun
terjadi ancaman kerusuhan sosial, maka anggota keluarga yang sudah
20

menjadi keluarga asuh tersebut akan menjadi informan dan juga menjadi
sarana mediasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

5) Lokakarya dilaksanakan dengan menggelar pertemuan dengan


berbagai kelompok ahli/profesi/praktisi untuk membahas suatu karya/
pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing satuan antara lain:
a) Satpur/Banpur. Lokakarya dilaksanakan dengan para tokoh
masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama, pimpinan
pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan, daerah latihan
dan daerah operasi untuk membahas karya/pekerjaan yang akan
dilaksanakan di daerah tersebut. Jenis karya/pekerjaan yang bisa
dijadikan tema, antara lain: masalah peningkatan produksi pertanian,
masalah upaya mewujudkan swasembada pangan, masalah
kelestarian lingkungan, kebersihan lingkungan, normalisasi
sungai/irigasi dan lain-lain.

b) Satbanmin. Lokakarya dilaksanakan dengan para tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli sesuai
dengan tupoksi satuannya.

(1) satuan perhubungan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
sistem komunikasi dan perhubungan bersama dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan
sebagainya;

(2) satuan peralatan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
perbengkelan, perawatan kendaraan, perbaikan senjata
dilakukan bersama dengan organisasi profesi dan tenaga ahli
mesin, mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan, pengobatan penyakit, pencegahan
penyakit, dilakukan bersama dengan organisasi profesi dan
tenaga ahli kedokteran, para medis, rumah sakit, klinik dan
sebagainya;

(4) satuan polisi militer melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
penegakkan hukum dan disiplin prajurit, tertib lalu lintas bagi
prajurit, dilakukan bersama tokoh masyarakat disekitar satuan,
kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar
motor besar dan sebagainya;

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
sistem pelayanan administrasi prajurit, sistem pendaftaran dan
seleksi masuk TNI, dilakukan bersama tenaga ahli
21

administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, menejemen dan


sebagainya;

(6) satuan topografi melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel
batas wilayah, percetakan dan sebagainya;

(7) satuan hukum melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi,
kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya;

(8) satuan keuangan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi pembina olah raga dan lain-lain;

(10) satuan bintal melaksanakan lokakarya untuk membahas


masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan organisasi
profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para da’i,
ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya;

(11) satuan psykologi melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi psykologi, lembaga/badan penelitian bidang
psykologi, civitas akademika fakultas psykologi perguruan
tinggi dan lain-lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


lokakarya untuk membahas masalah karya/pekerjaan yang
berkaitan dengan organisasi profesi bidang riset, lembaga
penelitian perguruan tinggi dan lain-lain;

(13) satuan sejarah melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog,
museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain;

(14) satuan infolahta melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media online dan
sebagainya;
22

(15) satuan penerangan melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media online dan
sebagainya;
(16) satuan bekang melaksanakan lokakarya untuk
membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan,
jasa intendan, pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan
dan sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan lokakarya


untuk membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan
dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang pendidikan,
sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga
pelatihan, kursus dan sebagainya; dan

(18) satuan intelijen melaksanakan lokakarya untuk


membahas masalah karya/pekerjaan yang berkaitan dengan
organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

6) Membuat website satuan dan group media online.

a) Satpur/Banpur. Pembuatan website satuan dilaksanakan


dengan membuka website di media internet untuk media sosialisasi
kegiatan binter yang dilaksanakan oleh satuan dengan tetap
memperhatikan faktor keamanan data-data yang tidak diperbolehkan
di ekspose keluar. Sedangkan untuk group media online bisa dibuat
dengan membuat group jejaring sosial antara lain face book, whats
app, line, twitter dan sebagainya yang melibatkan anggota satuan
dan warga masyarakat, adat, suku, agama, aparat pemerintah,
ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan, daerah latihan dan daerah
operasi untuk lebih mempererat hubungan silaturahmi dan saling
bertukar informasi guna mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan
tugas satuan.

b) Satbanmin. Pembuatan website dan group media online pada


prinsipnya sama dengan Satpur/Banpur hanya yang berbeda adalah
isi berita dan informasi yang dimasukkan dalam media online di
sesuaikan dengan fungsi dan tugas pokok satuan yang
bersangkutan.

7) Anjangsana merupakan salah satu bentuk komunikasi sosial yang


cukup efektif untuk membina dan meningkatkan keeratan hubungan satuan-
satuan TNI AD dengan masyarakat disekitar satuan. Dalam pelaksanaannya
23

satuan melaksanakan komunikasi dengan masyarakat sekitar dan


komunitas organisasi profesi sesuai dengan fungsi masing-masing satuan,
antara lain sebagai berikut:

a) Satpur/Banpur. Anjangsana dilaksanakan terhadap para tokoh


masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama, pimpinan
pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan, daerah latihan
dan daerah operasi untuk mendapatkan dukungan dalam
pelaksanaan tugas satuan.

b) Satbanmin. Anjangsana dilaksanakan terhadap para tokoh


masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli sesuai
dengan tupoksi satuannya, antara lain:

(1) satuan perhubungan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan
sebagainya;

(2) satuan peralatan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli mesin, mekanik, metal,
bahan peledak dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran, para medis,
rumah sakit, klinik dan sebagainya;

(4) satuan polisi militer melaksanakan anjangsana dengan


tokoh masyarakat disekitar satuan, kepolisian, kejaksaan,
POM AL dan AU, kelompok penggemar motor besar dan
sebagainya;

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan anjangsana


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli administrasi, tulis
menulis, arsip, dosir, menejemen dan sebagainya;

(6) satuan topografi melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan, peta, tapel
batas wilayah, percetakan dan sebagainya;

(7) satuan hukum melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum, advokasi,
kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya;

(8) satuan keuangan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang keuangan,
perbankan dan sebagainya;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan anjangsana


dengan organisasi pembina olah raga dan lain-lain;
24

(10) satuan bintal melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian, para
da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid, ketua
organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus pure,
paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah dan
sebagainya;

(11) satuan psykologi melaksanakan anjangsana dengan


tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok organisasi
profesi psykologi, lembaga/badan penelitian bidang psykologi,
civitas akademika fakultas psykologi perguruan tinggi dan lain-
lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


anjangsana dengan tokoh masyarakat disekitar satuan,
organisasi profesi dibidang riset, lembaga penelitian perguruan
tinggi dan lain-lain;

(13) satuan sejarah melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang sejarah, arkeolog,
museum, perpustakaan, artefak, prasasti dan lain-lain;

(14) satuan infolahta melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli komputer, media online dan
sebagainya;

(15) satuan penerangan melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang penerbitan,
wartawan, media masa cetak, elektronik, media online dan
sebagainya;

(16) satuan bekang melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan, pertekstilan,
makanan, pertukangan, perkayuan dan sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan anjangsana


dengan organisasi profesi dan tenaga ahli bidang pendidikan,
sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan dosen, lembaga
pelatihan, kursus dan sebagainya; dan

(18) satuan intelijen melaksanakan anjangsana dengan


organisasi profesi dan tenaga ahli bidang intelijen dari
berbagai lembaga, badan, instansi dan juga tokoh-tokoh
masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas, OKP, LSM,
media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

8) Membentuk club profesi/club pecinta hobi sebagai wadah untuk


saling asih, asah dan asuh demi kemajuan bersama. Bentuk dan jenis club
25

profesi/pecinta hobi disesuaikan dengan fungsi satuan masing-masing,


antara lain:

a) Satpur/Banpur. Membentuk club profesi/club pecinta hobi


dibidang olah raga menembak, olah raga atletik, olah raga berburu,
olah raga berkuda, olah raga sepak bola, bola voli dan lain-lain.

b) Satbanmin. Membentuk club profesi/club pecinta hobi


bersama para tokoh masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan
tenaga ahli sesuai dengan tupoksi satuannya, antara lain:

(1) satuan perhubungan membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama tenaga ahli komunikasi, orari, rapi,
telepon seluler, operator telekomunikasi, sound system dan
sebagainya;

(2) satuan peralatan membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli mesin,
mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran,
para medis, rumah sakit, klinik dan sebagainya;

(4) satuan polisi militer membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama tokoh masyarakat disekitar satuan,
kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar
motor besar dan sebagainya.

(5) satuan ajudan jenderal membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli
administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, menejemen dan
sebagainya;

(6) satuan topografi membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan,
peta, tapel batas wilayah, percetakan dan sebagainya;

(7) satuan hukum membentuk club profesi/club pecinta hobi


bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang hukum,
advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris dan sebagainya;

(8) satuan keuangan membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
keuangan, perbankan dan sebagainya;

(9) Satuan jasmani militer membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi pembina olah raga dan lain-
lain;
26

(10) satuan bintal membentuk club profesi/club pecinta hobi


bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang kerohanian,
para da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren, dewan masjid,
ketua organisasi keagamaan, pendeta, pendande, pengurus
pure, paroki, pastur, biksu, pengelola tempat-tempat ibadah
dan sebagainya;

(11) satuan psykologi membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok
organisasi profesi psykologi, lembaga/badan penelitian bidang
psykologi, civitas akademika fakultas psykologi perguruan
tinggi dan lain-lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan membentuk club


profesi/club pecinta hobi bersama tokoh masyarakat disekitar
satuan, organisasi profesi dibidang riset, lembaga penelitian
perguruan tinggi dan lain-lain;

(13) satuan sejarah membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
sejarah, arkeolog, museum, perpustakaan, artefak, prasasti
dan lain-lain;

(14) satuan infolahta membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli komputer,
media online dan sebagainya;

(15) satuan penerangan membentuk club profesi/club


pecinta hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang penerbitan, wartawan, media masa cetak, elektronik,
media online dan sebagainya;

(16) satuan bekang membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan,
pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan dan
sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan membentuk club


profesi/club pecinta hobi bersama organisasi profesi dan
tenaga ahli bidang pendidikan, sekolah, perguruan tinggi,
PGRI, ikatan dosen, lembaga pelatihan, kursus dan
sebagainya; dan

(18) satuan intelijen membentuk club profesi/club pecinta


hobi bersama organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
intelijen dari berbagai lembaga, badan, instansi dan juga
tokoh-tokoh masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas,
OKP, LSM, media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).
27

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan komunikasi sosial sesuai


dengan materi;

2) Melaporkan hasil pelaksanaan komunikasi sosial kepada komando


atas, dengan tembusan Dansatkowil setempat; dan

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan komunikasi sosial untuk dijadikan bahan perencanaan,
pelaksanaan komunikasi sosial yang akan datang.

20. Pembinaan Perlawanan Wilayah (Binwanwil). Binwanwil dalam binter


satnonkowil adalah upaya, pekerjaan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh
satnonkowil dalam rangka mewujudkan kekuatan pertahanan aspek darat, khususnya
kekuatan pendukung dalam bentuk ketahanan dalam berbagai aspek kehidupan,
kemampuan dan keterampilan serta upaya bela negara, untuk menangkal setiap
ancaman dan gangguan yang membahayakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Pelaksanaan binwanwil dalam binter satnonkowil melalui tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan binwanwil


merupakan kegiatan koordinasi awal yang dilakukan satnonkowil dalam penentuan
obyek dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan binwanwil yang akan dilaksanakan oleh


satuan;

2) Melaksanakan koordinasi dengan satkowil, Instansi terkait/pemda


setempat tentang rencana kegiatan binwanwil meliputi obyek, jenis kegiatan,
waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang terlibat dan sarana
prasarana yang diperlukan; dan

3) Membuat rencana kegiatan binwanwil sesuai hasil koordinasi dan


pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

b. Tahap Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan


sebelumnya agar pelaksanaan binwanwil dapat berjalan dengan lancar antara lain:

1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang akan


dilaksanakan;

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan


ketentuan yang berlaku di wilayah;

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan binwanwil;


28

4) Menyiapkan materi binwanwil sesuai dengan tujuan dan sasaran


yang ingin dicapai;

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai kegiatan


yang akan dilaksanakan; dan

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan online


dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.

c. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka binwanwil antara


lain pelatihan bela negara bagi mahasiswa/pelajar, ceramah/penyuluhan/kuliah
umum tentang perang modern , pelatihan bela negara bagi karyawan, anggota
ormas, pemuda, tokoh masyarakat, pelatihan/perkemahan pramuka saka wira
kartika dan kegiatan lainnya yang dipandang perlu berdasarkan perkembangan
situasi, kondisi dan kebutuhan wilayah serta berdasarkan inisiatif dan kreativitas
komandan satuan sepanjang tidak bertentangan dengan tujuan dan sasaran binter.

1) Kegiatan pelatihan bela negara bagi mahasiswa, pelajar, tokoh


masyarakat, komunitas profesi. Pelatihan bela negara dilaksanakan oleh
Satnonkowil terhadap komponen-komponen masyarakat di sekitar
pangkalan, daerah penugasan dan daerah operasi serta komunitas profesi
sesuai dengan fungsi satuan, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Melaksanakan pelatihan bela negara bagi


mahasiswa dan pelajar. Pelatihan bela negara bagi pelajar dan
mahasiswa dilaksanakan dengan melakukan kerjasama antara
satuan dengan pihak kampus dan sekolah yang ada di daerah
tersebut. Dalam hal ini pihak sekolah dan kampus membutuhhkan
sarana pelatihan bela negara bagi pelajar dan mahasiswa pada sisi
lain pihak satuan siap membantu pelaksanaan pelatihan bela negara.
Sasaran yang ingin dicapai dari pelatihan bela negara bagi pelajar
dan mahasiswa ini adalah: terjalinnya hubungan yang baik antara TNI
dengan pihak kampus/sekolah sehingga timbul kecintaan TNI
terhadap rakyat dan rakyat terhadap TNI serta sebagai pintu gerbang
TNI masuk kampus. Disamping itu juga tersosialisasinya wawasan
kebangsaan, rasa nasionalisme, cinta tanah air, kewaspadaan
nasional dan ketahanan nasional. Serta terbentuknya mitra TNI AD/
jaring teritorial dari kalangan kampus, akademisi dan intelektual.
Mekanisme penyelenggaraan pelatihan belanegara bagi mahasiswa
dan pelajar adalah sebagai berikut:

(1) penyambutan peserta (para mahasiswa) saat tiba di


satuan baris komando masuk satuan, di sambut hormat
berjajar dengan aba-aba “kepada generasi muda calon
pemimpin bangsa, hormat senjata, gerak” dilanjutkan disambut
dengan menyanyikan lagu “selamat datang pahlawan muda”;

(2) ucapan selamat datang, pengenalan satuan, tata tertib,


ice breaking, pemeriksaan kesehatan, orientasi dan ikuti
kegiatan satuan, mulai bangun pagi, sholat, senam (diisi
29

permainan), makan pagi bersama, PBB, PPM, olahraga dan


lain-lain dan lain-lain;

(3) ceramah wawasan kebangsaan dan perang modern;

(4) pengenalan TNI AD, pembinaan teritorial, mountainering,


menembak;

(5) navigasi darat, karya bakti, caraka malam, api unggun


dan malam inagurasi;

(6) foto, isi formulir data pribadi, penyerahan nomor kode/


nomor sandi setiap peserta; dan

(7) mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media


massa (cetak, elektronik dan online).

b) Satbanmin. Melaksanakan pelatihan bela negara bagi


komunitas profesi sesuai dengan fungsi masing-masing, antara lain:

(1) satuan perhubungan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
komunikasi, orari, rapi, telepon seluler, operator telekomunikasi,
sound system dan sebagainya;

(2) satuan peralatan melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli mesin,
mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli kedokteran,
para medis, rumah sakit, klinik dan sebagainya;

(4) satuan polisi militer melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas tokoh masyarakat disekitar satuan,
kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar
motor besar dan sebagainya.

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, menejemen dan
sebagainya;

(6) satuan topografi melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli pemetakan,
peta, tapel batas wilayah, percetakan dan sebagainya;

(7) satuan hukum melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
hukum, advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris dan
sebagainya;
30

(8) satuan keuangan melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
keuangan, perbankan dan sebagainya;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi pembina olah raga dan lain-
lain;

(10) satuan bintal melaksanakan pelatihan bela negara bagi


komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
kerohanian, para da’i, ustad/ustadzah, pondok pesantren,
dewan masjid, ketua organisasi keagamaan, pendeta,
pendande, pengurus pure, paroki, pastur, biksu, pengelola
tempat-tempat ibadah dan sebagainya;

(11) satuan psykologi melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas tokoh masyarakat disekitar satuan, kelompok
organisasi profesi psykologi, lembaga/badan penelitian bidang
psykologi, civitas akademika fakultas psykologi perguruan
tinggi dan lain-lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


pelatihan bela negara bagi komunitas tokoh masyarakat di
sekitar satuan, organisasi profesi dibidang riset, lembaga
penelitian perguruan tinggi dan lain-lain;

(13) satuan sejarah melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
sejarah, arkeolog, museum, perpustakaan, artefak, prasasti
dan lain-lain;

(14) satuan infolahta melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli komputer,
media online dan sebagainya;

(15) satuan penerangan melaksanakan pelatihan bela


negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang penerbitan, wartawan, media masa cetak, elektronik,
media online dan sebagainya;

(16) satuan bekang melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli angkutan,
pertekstilan, makanan, pertukangan, perkayuan dan
sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan pelatihan


bela negara bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang pendidikan, sekolah, perguruan tinggi, PGRI, ikatan
dosen, lembaga pelatihan, kursus dan sebagainya; dan
31

(18) satuan intelijen melaksanakan pelatihan bela negara


bagi komunitas organisasi profesi dan tenaga ahli bidang
intelijen dari berbagai lembaga, badan, instansi dan juga
tokoh-tokoh masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi, ormas,
OKP, LSM, media dan sebagainya.
c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa
(cetak, elektronik dan online).

2) Ceramah/penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan


dan perang modern. Salah satu faktor yang harus diberikan kepada
komponen-komponen masyarakat khususnya para mahasiswa dan pelajar
dalam rangka pembinaan perlawanan wilayah adalah wawasan kebangsaan
dan kewaspadaan terhadap ancaman perang modern. Dalam
pelaksanaanya satnonkowil memberikan ceramah/penyuluhan/kuliah umum
kepada warga masyarakat sekitar pangkalan serta komunitas profesi sesuai
dengan fungsi masing-masing, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Melaksanakan ceramah/penyuluhan/kuliah


umum tentang wawasan kebangsaan dan perang modern terhadap
para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh suku, tokoh agama,
pimpinan pemerintah, ormas/orsospol, OKP disekitar pangkalan,
daerah penugasan untuk meningkatkan semangat perlawanan rakyat
terhadap berbagai bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara.

b) Satbanmin. Melaksanakan ceramah/penyuluhan/kuliah umum


tentang wawasan kebangsaan dan perang modern terhadap para
tokoh masyarakat, tokoh-tokoh organisasi profesi dan tenaga ahli
sesuai dengan tupoksi satuannya, antara lain:

(1) satuan perhubungan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap anggota organisasi profesi dan
tenaga ahli komunikasi, orari, rapi, telepon seluler, operator
telekomunikasi, sound system dan sebagainya;

(2) satuan peralatan melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap organisasi profesi dan tenaga ahli mesin,
mekanik, metal, bahan peledak dan sebagainya;

(3) satuan kesehatan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap anggota organisasi profesi dan
tenaga ahli kedokteran, para medis, rumah sakit, klinik dan
sebagainya;

(4) satuan polisi militer melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap tokoh masyarakat di sekitar satuan,
kepolisian, kejaksaan, POM AL dan AU, kelompok penggemar
motor besar dan sebagainya;
32

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap anggota organisasi profesi dan
tenaga ahli administrasi, tulis menulis, arsip, dosir, menejemen
dan sebagainya;

(6) satuan topografi melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
pemetakan, peta, tapel batas wilayah, percetakan dan
sebagainya;

(7) satuan hukum melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang hukum, advokasi, kejaksaan, pengadilan, notaris dan
sebagainya;

(8) satuan keuangan melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang keuangan, perbankan dan sebagainya;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap anggota organisasi pembina olah
raga dan lain-lain;

(10) satuan bintal melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang kerohanian, para da’i, ustad/ustadzah, pondok
pesantren, dewan masjid, ketua organisasi keagamaan,
pendeta, pendande, pengurus pure, paroki, pastur, biksu,
pengelola tempat-tempat ibadah dan sebagainya;

(11) satuan psykologi melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap tokoh masyarakat disekitar satuan, anggota
organisasi profesi psykologi, lembaga/badan penelitian bidang
psykologi, civitas akademika fakultas psykologi perguruan
tinggi dan lain-lain;

(12) satuan penelitian dan pengembangan melaksanakan


ceramah/penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan
kebangsaan dan perang modern terhadap tokoh masyarakat
di sekitar satuan, anggota organisasi profesi dibidang riset,
lembaga penelitian perguruan tinggi dan lain-lain;
33

(13) satuan sejarah melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang sejarah, arkeolog, museum, perpustakaan, artefak,
prasasti dan lain-lain;
(14) satuan infolahta melaksanakan ceramah/penyuluhan/
kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
komputer, media on line dan sebagainya;

(15) satuan penerangan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap anggota organisasi profesi dan
tenaga ahli bidang penerbitan, wartawan, media masa cetak,
elektronik, media online dan sebagainya;

(16) satuan bekang melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
perbekalan, jasa angkutan, jasa intendan, pertekstilan,
makanan, pertukangan, perkayuan dan sebagainya;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan ceramah/


penyuluhan/kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan
perang modern terhadap anggota organisasi profesi dan
tenaga ahli bidang pendidikan, sekolah, perguruan tinggi,
PGRI, ikatan dosen, lembaga pelatihan, kursus dan
sebagainya; dan

(18) satuan intelijen melaksanakan ceramah/penyuluhan/


kuliah umum tentang wawasan kebangsaan dan perang
modern terhadap anggota organisasi profesi dan tenaga ahli
bidang intelijen dari berbagai lembaga, badan, instansi dan
juga tokoh-tokoh masyarakat, adat, suku, agama, ekonomi,
ormas, OKP, LSM, media dan sebagainya.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

3) Kegiatan pelatihan/perkemahan pramuka saka wira kartika. Pramuka


saka wira kartika, merupakan wadah pembinaan generasi muda yang sudah
dilaksanakan di satuan-satuan. Kegiatan ini sangat efektif untuk peningkatan
kesadaran bernegara, bela negara, rasa cinta tanah air, disiplin dan
wawasan kebangsaan bagi generasi muda. Dalam pelaksanaannya
satnonkowil berkoordinasi dengan satkowil dan dewan pembina pramuka di
sekolah-sekolah yang ada di sekitar satuan. Beberapa materi latihan yang
bisa di berikan antara lain: PBB, PPM, wawasan kebangsaan, bela negara,
perang modern , perkemahan, survival, mountenering, tali temali, P-3K,
pioner, navigasi darat, membaca peta, dan sebagainya. Peran pelatih dalam
kegiatan pelatihan pramuka ini sangat menentukan oleh karena itu perlu
disiapkan dengan baik.
34

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah


sesuai dengan materi;
2) Melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah
kepada komando atas; dan

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk dijadikan bahan
perencanaan, pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah yang akan
datang.

21. Bakti TNI. Bakti TNI dalam binter satnonkowil adalah pelibatan satuan TNI AD
sebagai komponen utama pertahanan dalam membantu menyelenggarakan kegiatan
kemanusiaan (Civic Mission) dan membantu pemerintah daerah untuk menangani
masalah-masalah sosial dan kemanusiaan atas permintaan instansi terkait dan atau atas
inisiatif sendiri yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan instansi terkait tanpa
mengabaikan kesiapan satuan. Pelaksanaan bakti TNI dalam binter satnonkowil melalui
tahapan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan. Tahap perencanaan dalam pelaksanaan bakti TNI


merupakan kegiatan koordinasi awal yang dilakukan satnonkowil dalam penentuan
obyek dan bentuk kegiatan, meliputi:

1) Merencanakan kegiatan bakti TNI yang akan dilaksanakan oleh


satuan;

2) Melaksanakan koordinasi dengan satkowil, Instansi terkait/pemda


setempat tentang rencana kegiatan bakti TNI meliputi obyek, jenis kegiatan,
waktu pelaksanaan, personel, masyarakat yang terlibat dan sarana
prasarana yang diperlukan; dan

3) Membuat rencana kegiatan bakti TNI sesuai hasil koordinasi dan


pertimbangan berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi wilayah.

b. Tahap Persiapan. Merupakan kegiatan lanjutan dari pentahapan


sebelumnya agar pelaksanaan bakti TNI dapat berjalan dengan lancar antara lain:

1) Menyiapkan personel yang diperlukan sesuai kegiatan yang akan


dilaksanakan;

2) Memberikan arahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan


ketentuan yang berlaku di wilayah;

3) Mengeluarkan surat perintah pelaksanaan kegiatan bakti TNI;

4) Menyiapkan materi bakti TNI sesuai dengan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai;
35

5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan sesuai kegiatan


yang akan dilaksanakan; dan

6) Melaksanakan koordinasi dengan media cetak, elektronik dan online


dalam rangka mempublikasikan kegiatan yang dilaksanakan.
c. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam bakti TNI satnonkowil
antara lain: pembukaan lahan pertanian/perkebunan, pembukaan dan
pembangunan jalan, normalisasi sungai dan irigasi, saluran irigasi/sungai,
membantu penanganan bencana alam di wilayah, membantu pencarian dan
penyelamatan/search and rescue (SAR), kegiatan sosial pengobatan massal,
donor darah, kawin massal masyarakat, sunatan massal dan kegiatan bakti TNI
lainnya bisa dilaksanakan sesuai dengan pertimbangan situasi dan kondisi serta
inisiatif dan kreativitas komandan satuan.

1) Pembukaan lahan pertanian/perkebunan. Kegiatan ini dilaksanakan


untuk daerah-daerah yang masih tersedia kawasan hutan rakyat, daerah
pasang surut, dan lahan non produktif lainnya yang diperkirakan memiliki
tingkat kesuburan cukup baik namun belum dimanfaatkan. Pembukaan
lahan-lahan pertanian/perkebunan baru ini akan sangat mendukung
program ketahanan pangan yang telah dicanangkan oleh pemerintah dan
juga menjadi atensi pimpinan TNI AD. Dalam pelaksanaannya satnonkowil
mengambil peran sesuai dengan fungsi masing-masing antara lain:

a) Satpur/Banpur. Pembukaan lahan pertanian/perkebunan


dilaksanakan bersama dengan Satkowil dan pemda serta masyarakat
di wilayah. Khusus untuk satuan zeni dapat mengerahkan alat berat
yang ada di satuan untuk mendukung kegiatan pembukaan lahan
pertanian/perkebunan baru. Sedangkan untuk Satpur/Banpur lainnya
dapat mengerahkan anggota satuan dalam rangka mendukung
kegiatan pembukaan lahan pertanian/perkebunan baru. Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik;

(2) status lahan yang akan dibuka tidak dalam sengketa


ataupun dalam status dilarang untuk dijadikan sebagai lahan
pertanian/perkebunan;

(3) diperlukan adanya MOU antara satuan dengan pemda


ataupun pihak lain yang terkait dengan lahan dan dukungan
akomodasi;

(4) pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat


sehingga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan
kemanunggalan TNI-Rakyat;

(5) hasil pekerjaan pembukaan lahan baru diserahkan


kepada pihak pemda/masyarakat untuk diberdayakan sebagai
lahan pertanian/perkebunan dalam rangka mendukung
program ketahanan pangan; dan
36

(6) hasil kegiatan pembukaan lahan baru dilaporkan


kepada komando atas tembusan kepada Dansatkowil untuk
dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan pembukaan lahan


pertanian/perkebunan oleh satbanmin pada prinsipnya sama dengan
yang dilaksanakan oleh satpur/banpur namun pelibatan dalam
kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan tupoksi
satuannya untuk mendukung kegiatan satkowil ataupun satpur/
banpur.

(1) satuan perhubungan memberikan dukungan berkaitan


dengan sistem komunikasi dalam pelaksanaan kegiatan bakti
TNI pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(2) satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan alat peralatan
mesin yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI pembukaan
lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(3) satuan kesehatan memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan kesehatan bagi prajurit dan warga
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan bakti TNI pembukaan
lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(4) satuan polisi militer memberikan dukungan dalam hal


penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI pembukaan lahan pertanian dan
lain-lain;

(5) satuan ajudan jenderal memberikan dukungan berkaitan


dengan administrasi bagi prajurit yang terlibat dalam kegiatan
bakti TNI pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-
lain;

(6) satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah batas wilayah dan status lahan
yang menjadi sasaran kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(7) satuan hukum memberikan dukungan berkaitan dengan


pelayanan dan bantuan hukum terhadap permasalahan hukum
yang berkaitan dengan bakti TNI pembukaan lahan pertanian/
perkebunan dan lain-lain;

(8) satuan keuangan memberikan dukungan berkaitan


dengan pembuatan wabku kegiatan bakti TNI pembukaan
lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain;
37

(9) satuan jasmani militer memberikan dukungan dalam hal


kegiatan jasmani dan olah raga bersama masyarakat di daerah
sasaran bakti TNI pembukaan lahan pertanian guna meraih
simpati masyarakat dan lain-lain;

(10) satuan bintal memberikan dukungan berkaitan dengan


pembinaan rohani bagi prajurit dan warga masyarakat di
daerah sasaran bakti TNI pembukaan lahan pertanian/
perkebunan dan lain-lain;

(11) satuan psykologi memberikan dukungan dalam bentuk


ceramah motivasi kepada prajurit dan warga masyarakat yang
melaksanakan karya bakti pembukaan lahan pertanian
sehingga lebih semangat dan lain-lain;

(12) satuan litbang memberikan dukungan dalam bentuk


saran masukan tentang hasil litbang yang diperlukan dalam
penelitian bidang pertanian yang berkaitan dengan kegiatan
bakti TNI yang sedang di kerjakan dan lain-lain;

(13) satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(14) satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, penyimpanan dan pencarian data
komputer serta sistem informasi internet yang berkaitan
dengan kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(15) satuan penerangan memberikan dukungan berkaitan


dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti TNI pembukaan
lahan pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(16) satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa intendan
dalam penyelenggaraan kegiatan bakti TNI pembukaan lahan
pertanian/perkebunan dan lain-lain;

(17) satuan lembaga pendidikan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelatihan bagi warga masyarakat sebagai
kegiatan tambahan untuk membangkitkan semangat dalam
kegiatan bakti TNI pembukaan lahan pertanian/perkebunan
dan lain-lain; dan

(18) satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan untuk
mendukung kegiatan bakti TNI pembukaan lahan pertanian/
perkebunan.
38

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

2) Pembukaan dan pembangunan jalan. Infra struktur jalan merupakan


faktor penting dan strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat maupun untuk kepentingan pertahanan negara. Dalam
kenyataannya masih banyak wilayah/daerah yang terisolir dikarenakan tidak
tersedia akses jalan penghubung antar daerah ataupun adanya kondisi jalan
yang rusak. Hal tersebut akan menghambat kemajuan masyarakat maupun
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut satuan TNI AD bisa melaksanakan kegiatan bakti TNI dengan
sasaran pembangunan/perbaikan infrastruktur jalan. Dalam pelaksanaan
kegiatan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan masing-masing satuan
berperan sesuai fungsinya, antara lain sebagai berikut:

a) Satpur/Banpur. Pembukaan dan pembangunan jalan


dilaksanakan bersama dengan satkowil dan pemda serta masyarakat
di wilayah. Khusus untuk satuan zeni dapat mengerahkan alat berat
yang ada di satuan untuk mendukung kegiatan pembukaan
pembukaan dan pembangunan jalan baru. Sedangkan untuk satpur/
banpur lainnya dapat mengerahkan anggota satuan dalam rangka
mendukung kegiatan pembukaan dan pembangunan jalanbaru. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain
adalah:

(1) kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik;

(2) status tanah yang akan dibuka tidak dalam sengketa


ataupun dalam status dilarang untuk dijadikan sebagai jalan;

(3) diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan pemda ataupun pihak lain yang terkait
dengan jalan dan dukungan akomodasi selama pelaksanaan;

(4) pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat


sehingga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan
kemanunggalan TNI-Rakyat;

(5) hasil pekerjaan pembukaan jalan baru diserahkan


kepada pihak pemda/masyarakat untuk diberdayakan sebagai
sarana penghubung antar wilayah/daerah; dan

(6) hasil kegiatan pembukaan jalan baru dilaporkan kepada


komando atas tembusan kepada Dansatkowil untuk dilakukan
pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan pembukaan jalan baru oleh


Satbanmin pada prinsipnya sama dengan yang dilaksanakan oleh
Satpur/Banpur namun pelibatan dalam kegiatan tersebut disesuaikan
39

dengan kemampuan dan tupoksi satuannya untuk mendukung


kegiatan satkowil ataupun satpur/banpur.

(1) satuan perhubungan memberikan dukungan berkaitan


dengan dukungan komunikasi untuk memperlancar kegiatan
bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain;

(2) satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin alat
berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI pembukaan/
pembangunan jalan dan lain-lain;

(3) satuan kesehatan memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan masyarakat
yang melaksanakan karya bakti pembukaan/pembangunan
jalan dan lain-lain;

(4) satuan polisi militer memberikan dukungan dalam hal


penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan
dan lain-lain;

(5) satuan ajudan jenderal memberikan dukungan berkaitan


dengan administrasi personel yang melaksanakan bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain;

(6) satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah yang
menjadi sasaran bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan
dan lain-lain;

(7) satuan hukum memberikan dukungan berkaitan dengan


pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi permasalahan
hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI pembukaan/
pembangunan jalan dan lain-lain;

(8) satuan keuangan memberikan dukungan berkaitan


dengan pembuatan wabku kegiatan bakti TNI pembukaan/
pembangunan jalan dan lain-lain;

(9) satuan jasmani militer memberikan dukungan dalam hal


kegiatan jasmani dan olah raga bersama masyarakat di daerah
sasaran bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan guna
meraih simpati masyarakat dan lain-lain;

(10) satuan bintal memberikan dukungan berkaitan dengan


pembinaan rohani bagi prajurit dan warga masyarakat yang
terlibat bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain;

(11) satuan psykologi memberikan dukungan dalam bentuk


ceramah motivasi kepada prajurit dan warga masyarakat yang
40

melaksanakan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan


sehingga lebih semangat dan lain-lain;

(12) satuan litbang memberikan dukungan dalam bentuk


saran masukan tentang hasil-hasil litbang yang diperlukan
dalam penelitian bidang pertanian yang berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI pembukaan/ pembangunan jalan yang
sedang dikerjakan dan lain-lain;

(13) satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
pembukaan/ pembangunan jalan dan lain-lain;

(14) satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
computer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan dan lain-
lain;

(15) satuan penerangan memberikan dukungan berkaitan


dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti TNI
pembukaan/pembangunan jalan dan lain-lain;

(16) satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa intendan
dalam penyelenggaraan bakti TNI pembukaan/pembangunan
jalan dan lain-lain;

(17) satuan lembaga pendidikan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelatihan bagi warga masyarakat sebagai
kegiatan tambahan untuk membangkitkan semangat dalam
kegiatan bakti TNI pembukaan/pembangunan jalan; dan

(18) satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI pembukaan/
pembangunan jalan.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

3) Normalisasi sungai dan irigasi. Saluran irigasi/sungai memiliki peran


penting dan menentukan keberhasilan dan peningkatan produktifitas hasil
pertanian/perkebunan. Namun kondisi saluran irigasi/sungai dibeberapa
wilayah dalam keadaan kurang terawat bahkan mengalami kerusakan akibat
pendangkalan ataupun jebol sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
pengairan lahan pertanian/perkebunan di wilayah tersebut. Ada juga satu
kawasan yang cukup subur akan tetapi tidak terdapat sistem irigasi yang
memadai, sehingga mengakibatkan kurangnya produksi hasil pertanian/
perkebunan di wilayah tersebut. Dalam penyelenggaraan bakti TNI
41

normalisasi sungai dan irigasi Satnonkowil dapat mengambil peran sesuai


fungsi masing-masing, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Normalisasi sungai dan irigasi dilaksanakan


bersama dengan satkowil dan pemda serta masyarakat di wilayah.
Khusus untuk satuan zeni dapat mengerahkan alat berat yang ada di
satuan untuk mendukung kegiatan pembukaan normalisasi sungai
dan irigasi. Sedangkan untuk satpur/banpur lainnya dapat
mengerahkan anggota satuan dalam rangka mendukung kegiatan
normalisasi sungai dan irigasi. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik;

(2) status tanah yang akan digunakan tidak dalam sengketa


ataupun dalam status dilarang untuk dijadikan sebagai saluran
irigasi/sungai;

(3) diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan pemda ataupun pihak lain yang terkait
dengan normalisasi sungai dan irigasi serta berkaitan dengan
dukungan akomodasi selama pelaksanaan;

(4) pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat


sehingga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan
kemanunggalan TNI-Rakyat;

(5) hasil pekerjaan normalisasi sungai dan irigasi


diserahkan kepada pihak pemda/masyarakat untuk
diberdayakan sebagai pendukung program pertanian/
perkebunan; dan

(6) hasil kegiatan normalisasi sungai dan irigasi dilaporkan


kepada komando atas tembusan kepada Dansatkowil untuk
dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan normalisasi sungai dan


irigasi oleh satbanmin pada prinsipnya sama dengan yang
dilaksanakan oleh satpur/banpur namun pelibatan dalam kegiatan
tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan tupoksi satuannya
untuk mendukung kegiatan satkowil ataupun satpur/banpur.

(1) satuan perhubungan memberikan dukungan berkaitan


dengan dukungan komunikasi untuk memperlancar kegiatan
bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;

(2) satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin alat
berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi dan lain-lain;
42

(3) satuan kesehatan memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan masyarakat
yang melaksanakan karya bakti TNI normalisasi sungai dan
irigasi dan lain-lain;

(4) satuan polisi militer memberikan dukungan dalam hal


penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan
lain-lain;

(5) satuan ajudan jenderal memberikan dukungan berkaitan


dengan administrasi personel yang melaksanakan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;

(6) satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah yang
menjadi sasaran bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan
lain-lain;

(7) satuan hukum memberikan dukungan berkaitan dengan


pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi permasalahan
hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI normalisasi sungai
dan irigasi dan lain-lain;

(8) satuan keuangan memberikan dukungan berkaitan


dengan pembuatan wabku kegiatan bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi dan lain-lain;

(9) satuan jasmani militer memberikan dukungan dalam hal


kegiatan jasmani dan olah raga bersama masyarakat di daerah
sasaran bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi guna meraih
simpati masyarakat dan lain-lain;

(10) satuan bintal memberikan dukungan berkaitan dengan


pembinaan rohani bagi prajurit dan warga masyarakat yang
terlibat bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;

(11) satuan psykologi memberikan dukungan dalam bentuk


ceramah motivasi kepada prajurit dan warga masyarakat yang
melaksanakan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi
sehingga lebih semangat dan lain-lain;

(12) satuan litbang memberikan dukungan dalam bentuk


saran masukan tentang hasil-hasil penelitian bidang pertanian
yang berkaitan dengan kegiatan bakti TNI normalisasi sungai
dan irigasi yang sedang dikerjakan dan lain-lain;

(13) satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI
normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;
43

(14) satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
komputer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;

(15) satuan penerangan memberikan dukungan berkaitan


dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi dan lain-lain;

(16) satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa intendan
dalam penyelenggaraan bakti TNI normalisasi sungai dan
irigasi dan lain-lain;

(17) satuan lembaga pendidikan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelatihan bagi warga masyarakat sebagai
kegiatan tambahan untuk membangkitkan semangat dalam
kegiatan bakti TNI normalisasi sungai dan irigasi dan lain-lain;
dan

(18) satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI normalisasi
sungai dan irigasi.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

4) Membantu penanganan bencana alam. Wilayah Indonesia dikenal


sebagai kawasan rawan bencana. Beberapa jenis bencana yang sering
terjadi dibeberapa wilayah Indonesia antara lain: bencana banjir, gunung
meletus, tanah longsor, wabah penyakit, kebakaran hutan dan lahan,
tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Sesuai amanat undang-undang
nomor 34 tahun 2004 tentang TNI pasal 7 ayat 2.b pelaksanaan tugas TNI
dalam rangka OMSP diantaranya membantu mengatasi akibat bencana
alam dan pengungsian. Berkaitan hal tersebut apabila disuatu wilayah
terjadi bencana alam maka satuan TNI harus dapat melaksanakan bantuan
penanggulangan akibat bencana alam dan pengungsian penduduk.
Pelibatan satnonkowil dalam membantu mengatasi akibat bencana alam
dan pengungsian dilaksanakan sesuai fungsi masing-masing satuan, antara
lain:

a) Satpur/Banpur. Bakti TNI bantuan penanganan bencana alam


dilaksanakan bersama dengan satkowil dan pemda serta masyarakat
di wilayah. Khusus untuk satuan zeni dapat mengerahkan alat berat
yang ada di satuan untuk mendukung kegiatan bantuan penanganan
bencana alam. Sedangkan untuk satpur/banpur lainnya dapat
mengerahkan anggota satuan dalam rangka mendukung kegiatan
bantuan penanganan bencana alam. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:
44

(1) kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik;

(2) diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan pemda ataupun pihak lain yang terkait
dengan bantuan penanganan bencana alam serta berkaitan
dengan dukungan akomodasi selama pelaksanaan;

(3) pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat


sehingga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan
kemanunggalan TNI-Rakyat; dan

(4) hasil kegiatan bantuan penanganan bencana alam di


laporkan kepada komando atas tembusan kepada Dansatkowil
untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan bakti TNI dalam rangka


bantuan penanganan bencana alam oleh satbanmin pada prinsipnya
sama dengan yang dilaksanakan oleh satpur/banpur namun pelibatan
dalam kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan
tupoksi satuannya untuk mendukung kegiatan satkowil ataupun
satpur/ banpur, antara lain sebagai berikut:

(1) satuan perhubungan memberikan dukungan berkaitan


dengan dukungan komunikasi untuk memperlancar kegiatan
bakti dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan
lain-lain;

(2) satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin alat
berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain;

(3) satuan kesehatan memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan masyarakat
yang melaksanakan bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain;

(4) satuan polisi militer memberikan dukungan dalam hal


penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain;

(5) satuan ajudan jenderal memberikan dukungan berkaitan


dengan administrasi personel yang melaksanakan bakti TNI
dalam rangka bantuan penanganan bencana alam dan lain-
lain;

(6) satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah yang
45

menjadi sasaran bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan


bencana alam dan lain-lain;

(7) satuan hukum memberikan dukungan berkaitan dengan


pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi permasalahan
hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain;

(8) satuan keuangan memberikan dukungan berkaitan


dengan pembuatan wabku kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain;

(9) satuan jasmani militer memberikan dukungan dalam hal


kegiatan jasmani dan olah raga bersama masyarakat di daerah
sasaran bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan
bencana alam guna meraih simpati masyarakat dan lain-lain;

(10) satuan bintal memberikan dukungan berkaitan dengan


pembinaan rohani bagi prajurit dan warga masyarakat yang
terlibat bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan bencana
alam dan lain-lain;

(11) satuan psykologi memberikan dukungan dalam bentuk


ceramah motivasi kepada prajurit dan warga masyarakat yang
melaksanakan bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan
bencana alam sehingga lebih semangat dan lain-lain;

(12) satuan litbang memberikan dukungan dalam bentuk


saran masukan tentang hasil-hasil penelitian yang berkaitan
dengan kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan
bencana alam yang sedang dikerjakan dan lain-lain;

(13) satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI dalam
rangka bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain;

(14) satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
komputer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan
bencana alam dan lain-lain;

(15) satuan penerangan memberikan dukungan berkaitan


dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti TNI dalam
rangka bantuan penanganan bencana alam dan lain-lain;

(16) satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa intendan
dalam penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka bantuan
penanganan bencana alam dan lain-lain;
46

(17) satuan lembaga pendidikan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelatihan bagi warga masyarakat sebagai
kegiatan tambahan untuk membangkitkan semangat dalam
kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan penanganan
bencana alam dan lain-lain; dan
(18) satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan
dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan penanganan bencana alam.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

5) Membantu pencarian dan penyelamatan/search and rescue (SAR).


Berbagai kejadian tentang hilangnya warga masyarakat akibat suatu
peristiwa antara lain: kecelakaan pesawat terbang, kecelakaan kaperalatan,
kecelakaan lalulintas darat, kecelakaan tambang, pendaki gunung tersesat
di hutan, kebakaran dan lain-lain sering terjadi di wilayah. Pada saat
terdapat kejadian tersebut disekitar wilayah pangkalan, satnonkowil
diharapkan dapat melaksanakan kegiatan bakti TNI dalam rangka
membantu pencarian dan penyelamatan korban. Operasi SAR
dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut,
hutan, gurun pasir, tapi bisa dilaksanakan di wilayah perkotaan. Pelibatan
satnonkowil dalam bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian dan
penyelamatan di laksanakan sesuai kemampuan dan fungsinya, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Bantuan pencarian dan penyelamatan/search


and rescue (SAR) dilaksanakan bersama dengan satkowil dan pemda
serta masyarakat di wilayah. Khusus untuk satuan zeni dapat
mengerahkan alat berat yang ada di satuan untuk mendukung
kegiatan bantuan pencarian dan penyelamatan/search and rescue
(SAR), untuk satuan penerbad bisa mengerahkan pesawat helly
coopter yang ada di satuan untuk mendukung kegiatan. Sedangkan
untuk satpur/banpur lainnya dapat mengerahkan anggota satuan
dalam rangka mendukung kegiatan pencarian dan
penyelamatan/search and rescue (SAR). Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik;

(2) diperlukan adanya MOU antara satuan yang akan


melaksanakan dengan pemda ataupun pihak lain yang terkait
dengan bantuan pencarian dan penyelamatan/search and
rescue (SAR) satnonkowil serta berkaitan dengan dukungan
akomodasi selama pelaksanaan;

(3) pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan masyarakat


sehingga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan
kemanunggalan TNI-Rakyat; dan
47

(4) hasil kegiatan bantuan pencarian dan penyelamatan/


search and rescue (SAR) dilaporkan kepada komando atas
tembusan kepada Dansatkowil untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan bantuan pencarian dan


penyelamatan/search and rescue (SAR) oleh satbanmin pada
prinsipnya sama dengan yang dilaksanakan oleh satpur/banpur
namun pelibatan dalam kegiatan tersebut disesuaikan dengan
kemampuan dan tupoksi satuannya untuk mendukung kegiatan
satkowil ataupun satpur/banpur, antara lain:

(1) satuan perhubungan memberikan dukungan berkaitan


dengan dukungan komunikasi untuk memperlancar kegiatan
bakti dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain;

(2) satuan peralatan memberikan dukungan berkaitan


dengan perbaikan kendaraan dan pemeliharaan mesin alat
berat yang digunakan dalam kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain;

(3) satuan kesehatan memberikan dukungan berkaitan


dengan pelayanan kesehatan, bagi prajurit dan masyarakat
yang melaksanakan bakti TNI dalam rangka bantuan
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain;

(4) satuan polisi militer memberikan dukungan dalam hal


penegakan hukum, disiplin dan tata tertib dalam
penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian
dan penyelamatan korban dan lain-lain;

(5) satuan ajudan jenderal memberikan dukungan berkaitan


dengan administrasi personel yang melaksanakan bakti TNI
dalam rangka bantuan pencarian dan penyelamatan korban
dan lain-lain;

(6) satuan topografi memberikan dukungan berkaitan


dengan pemetaan masalah status dan batas wilayah yang
menjadi sasaran bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian
dan penyelamatan korban dan lain-lain;

(7) satuan hukum memberikan dukungan berkaitan dengan


pelayanan dan bantuan hukum, apabila terjadi permasalahan
hukum dalam penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain;

(8) satuan keuangan memberikan dukungan berkaitan


dengan pembuatan wabku kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain;
48

(9) satuan jasmani militer memberikan dukungan dalam hal


kegiatan jasmani dan olah raga bersama masyarakat di daerah
sasaran bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian dan
penyelamatan korban guna meraih simpati masyarakat dan
lain-lain;
(10) satuan bintal memberikan dukungan berkaitan dengan
pembinaan rohani bagi prajurit dan warga masyarakat yang
terlibat bakti TNI dalam rangka pencarian dan penyelamatan
korban dan lain-lain;

(11) satuan psykologi memberikan dukungan dalam bentuk


ceramah motivasi kepada prajurit dan warga masyarakat yang
melaksanakan bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian dan
penyelamatan korban sehingga lebih semangat dan lain-lain;

(12) satuan litbang memberikan dukungan dalam bentuk


saran masukan tentang hasil-hasil penelitian yang berkaitan
dengan kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian
dan penyelamatan korban yang sedang dikerjakan dan lain-
lain;

(13) satuan sejarah memberikan dukungan berkaitan


dengan pencatatan dan pengarsipan kegiatan bakti TNI dalam
rangka bantuan pencarian dan penyelamatan korban;

(14) satuan infolahta memberikan dukungan berkaitan


dengan penyediaan, pembuatan dan penyimpanan data
komputer dan sistem informasi internet berkaitan dengan
kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian dan
penyelamatan korban dan lain-lain;

(15) satuan penerangan memberikan dukungan berkaitan


dengan publikasi dan penyiaran kegiatan bakti TNI dalam
rangka bantuan pencarian dan penyelamatan korban dan lain-
lain;

(16) satuan bekang memberikan dukungan berkaitan


dengan tenaga ahli perbekalan, jasa angkutan, jasa intendan
dalam penyelenggaraan bakti TNI dalam rangka bantuan
pencarian dan penyelamatan korban dan lain-lain;

(17) satuan lembaga pendidikan memberikan dukungan


berkaitan dengan pelatihan bagi warga masyarakat sebagai
kegiatan tambahan untuk membangkitkan semangat dalam
kegiatan bakti TNI dalam rangka bantuan pencarian dan
penyelamatan korban dan lain-lain; dan

(18) satuan intelijen memberikan dukungan berkaitan


dengan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan,
terhadap penyelenggaraan kegiatan bakti TNI dalam rangka
bantuan pencarian dan penyelamatan korban.
49

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

6) Kegiatan sosial kemasyarakatan. Bentuk-bentuk kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain: pengobatan massal, donor darah, pernikahan
massal untuk masyarakat tidak mampu, sunatan massal, santunan anak
yatim, bazar sembako. Kegiatan sosial merupakan salah satu bentuk
kepedulian TNI terhadap permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Pengobatan massal dilaksanakan apabila warga masyarakat di suatu
wilayah banyak menderita gangguan penyakit dan akses pelayanan
kesehatan belum bisa menjangkau secara keseluruhan di wilayah tersebut.
Donor darah sangat dibutuhkan pada saat-saat kritis dimana ada warga
yang memerlukan bantuan pertolongan transfusi darah, akan sangat
membantu penyelamatan jiwa yang bersangkutan. Pernikahan massal
dilaksanakan disuatu wilayah khususnya kawasan miskin perkotaan yang
terdapat banyak pasangan hidup bersama tanpa status pernikahan yang
jelas akibat tidak adanya biaya. Sunatan massal dilaksanakan pada musim
liburan sekolah dan banyak terdapat anak-anak dari kalangan ekonomi tidak
mampu yang belum di sunat, sehingga pelaksanaan sunatan massal ini
akan sangat membantu warga masyarakat yang tidak mampu. Pelibatan
satnonkowil dalam kegiatan sosial kemasyarakatan disesuaikan dengan
fungsi masing-masing satuan, antara lain:

a) Satpur/Banpur. Kegiatan sosial kemasyarakatan dalam bentuk


donor darah, santunan anak yatim, bazar sembako murah dan
sebagainya dilaksanakan bersama dengan satkowil dan pemda serta
masyarakat di wilayah. Bentuk kegiatan sosial yang akan
dilaksanakan disesuaikan dengan situasi dan kondisi permasalahan
yang dihadapi masyarakat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan kegiatan antara lain adalah:

(1) kegiatan harus direncanakan, disiapkan dan


dilaksanakan dengan baik;

(2) memerlukan koordinasi dengan pihak-pihak instansi


terkait dan tokoh masyarakat untuk kelancaran
pelaksanaanya;

(3) pekerjaan dilakukan bersama-sama dengan komponen


masyarakat lainnya sehingga dapat menjadi sarana untuk
mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat; dan

(4) hasil kegiatan sosialdi laporkan kepada komando atas


tembusan kepada Dansatkowil untuk dilakukan pendataan.

b) Satbanmin. Pelaksanaan kegiatan sosial kemasyarakatan


pada prinsipnya sama dengan yang dilaksanakan oleh satpur/banpur
namun pelibatan dalam kegiatan tersebut disesuaikan dengan
kemampuan dan tupoksi satuannya, antara lain:
50

(1) satuan perhubungan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi perhubungan;
(2) satuan peralatan melaksanakan kegiatan sosial
kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi perbengkelan;

(3) satuan kesehatan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk pengobatan massal,
sunatan massal, donor darah, santunan anak yatim, bazar
sembako murah dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar
pangkalan dan lingkungan komunitas profesi kesehatan;
(4) satuan polisi militer melaksanakan kegiatan sosial
kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi penyidik;

(5) satuan ajudan jenderal melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah, sunatan masal
dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi ajudan jenderal;

(6) satuan topografi melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah, sunatan massal
dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan
lingkungan komunitas profesi topografi;

(7) satuan hukum melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah, pemberian
bantuan hukum dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar
pangkalan dan lingkungan komunitas profesi di bidang hukum;

(8) satuan keuangan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi keuangan;

(9) satuan jasmani militer melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi pembina jasmani;
51

(10) satuan bintal melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk menyelenggarakan
pernikahan massal, donor darah, santunan anak yatim, bazar
sembako murah dan lain-lain di lingkungan masyarakat sekitar
pangkalan dan lingkungan komunitas profesi pembina mental
kerohanian;

(11) satuan psykologi melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi psykologi;

(12) satuan litbang melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi peneliti/riset;

(13) satuan sejarah melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi kesejarahan;

(14) satuan infolahta melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi ahli komputer/IT;

(15) satuan penerangan melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi penerangan/jurnalistik;

(16) satuan bekang melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi perbekalan dan angkutan;

(17) satuan lembaga pendidikan melaksanakan kegiatan


sosial kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi guru dan pelatih; dan
52

(18) satuan intelijen melaksanakan kegiatan sosial


kemasyarakatan antara lain dalam bentuk donor darah,
santunan anak yatim, bazar sembako murah dan lain-lain di
lingkungan masyarakat sekitar pangkalan dan lingkungan
komunitas profesi intelijen.

c) Mempublikasikan pelaksanaan kegiatan melalui media massa


(cetak, elektronik dan online).

d. Pengakhiran.

1) Menyusun laporan hasil pelaksanaan bakti TNI sesuai dengan materi;

2) Melaporkan hasil pelaksanaan bakti TNI kepada komando atas; dan

3) Menginventarisir hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan bakti TNI untuk dijadikan bahan perencanaan,
pelaksanaan bakti TNI wilayah yang akan datang.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

22. Umum. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan mencapai hasil
yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan binter satnonkowil perlu diperhatikan beberapa
tindakan guna tercapainya program yang sudah direncanakan.

23. Tindakan Pengamanan. Dalam pelaksanaan kegiatan binter satnonkowil perlu


diperhatikan tindakan pengamanan meliputi pengamanan personel, materiil, berita dan
kegiatan.

a. Pengamanan personel. Pengamanan personel dimaksudkan agar dalam


penyelenggaraan binter satnonkowil tidak menimbulkan kerugian dari segi personel
akibat adanya hal-hal yang tidak diharapkan.

b. Pengamanan materiil. Pengamanan materiil dimaksudkan agar dalam


penyelenggaraan binter satnonkowil tidak menimbulkan kerugian dari segi materiil.

c. Pengamanan berita. Pengamanan berita dimaksudkan agar dalam


penyelenggaraan binter satnonkowil tetap memegang teguh rahasia tentara,
khususnya dalam berkomunikasi dengan masyarakat ada hal-hal yang boleh
diceritakan dan tidak boleh diceritakan.

d. Pengamanan kegiatan. Pengamanan kegiatan dimaksudkan agar dalam


penyelenggaraan binter satnonkowil sesuai dengan pentahapan kegiatan yang
telah ditentukan.
53

24. Tindakan Administrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan binter satnonkowil perlu


diperhatikan ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

a. Sebelum melaksanakan kegiatan, Dansatkowil melakukan rapat koordinasi


dengan para Dansatnonkowil guna memberikan informasi tentang kondisi wilayah
dan menjelaskan program binter serta pembagian wilayah tanggung jawab binter
satnonkowil masing-masing; dan

b. Dansatnonkowil melaporkan kepada komandan atasan dengan tembusan


Dansatkowil tentang program binter satnonkowil yang akan dilaksanakan satuan.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

25. Umum. Agar pelaksanaan binter satnonkowil dapat terselenggara dengan


baik sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan maka diperlukan
pengawasan dan pengendalian.

26. Pengawasan.

a. Tingkat Pusat. Kasad dibantu oleh Aster Kasad dan Danpusterad.

b. Tingkat Kotamapus/Balakpus/Lemdikpus. Pang/dan/Gub/Dir/Ka masing-


masing satuan.

c. Tingkat Kotamawil. Pangdam.

d. Tingkat satuan. Dansat masing-masing satuan.

27. Pengendalian.

a. Kasad mengendalikan binter satnonkowil ditingkat pusat.

b. Pang/dan/Gub/Dir/Ka mengendalikan binter satnonkowil tingkat Kotamapus/


Balakpus/Lemdikpus.

c. Pangdam mengendalikan binter satnonkowil ditingkat Kotamawil.

d. Dansat mengendalikan binter satnonkowil ditingkat satuan.

BAB VI
PENUTUP
54

28. Keberhasilan. Keberhasilan pelaksanaan binter satnonkowil ini sangat


tergantung dari motivasi dan kemampuan para Dansatnonkowil, sehingga
pelaksanaannya dirasakan bermanfaat bagi masyarakat dan suksesnya pencapaian tugas
pokok satuan.

29. Penyempurnaan. Juknis tentang penyelenggaraan binter satnonkowil ini berlaku


sejak tanggal ditetapkan dan dengan telah disyahkannya juknis ini, maka hal-hal yang
dianggap perlu akibat adanya kekurangan serta tuntutan kebutuhan untuk
penyempurnaan agar disarankan kepada Kasad melalui Danpusterad.

a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Danpusterad,

Meris Wiryadi, S.I.P., M.Si


Mayor Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai