Anda di halaman 1dari 215

1

RAHASIA Lampiran II Keputusan Dansecapaad


MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT
SEKOLAH CALON PERWIRA Nomor Kep/ /I/ 2022
Tanggal Januari 2022

METODE BINTER

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Sistem pertahanan semesta yang digunakan bangsa Indonesia


bertumpu pada kekuatan TNI sebagai komponen utama serta Sumber Daya
Nasional sebagai komponen cadangan dan komponen pendukung.
Selanjutnya untuk mewujudkan potensi sumber daya nasional agar dapat
ditingkatkan menjadi kekuatan pertahanan perlu dilaksanakan Pembinaan
Teritorial yang melibatkan seluruh komponen bangsa. Sejarah perjuangan
Bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa didalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan NKRI, Pembinaan Teritorial senantisa
mendasarkan diri kepada kesemestaan perjuangan yang didorong oleh
perasaan senasib dan sepenanggungan, saling pengertian serta bahu
membahu antara rakyat dengan TNI.

b. Setiap anggota TNI senantiasa dituntut memiliki jiwa pengabdian dan


kemanunggalan dengan rakyat untuk melaksanakan pembangunan disegala
bidang dalam memperjuangkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat. Tugas
pengabdian dan kemanunggalan dengan rakyat tersebut akan berhasil
dengan baik apabila anggota TNI memiliki kemampuan mengaplikasikan
Metode Binter dengan segenap lapisan masyarakat, sehingga tercipta dan
terpelihara kesamaan pandangan antara TNI dan Rakyat. Maka untuk
menyamakan visi, persepsi dan menciptakan kesadaran bersama dalam
membangun dan menyiapkan pertahanan negara aspek darat tersebut
diperlukan prajurit yang memiliki kemampuan dalam menerapkan Metode
Binter.

c. Metode Binter adalah sebagai salah satu dari pembinaan kegiatan


Binter TNI AD agar dapat dilaksanakan secara terarah dan mencapai
sasaran yang diharapkan, maka perlu disusun Modul Mata Kuliah
Pengetahuan Hukum dan Binter dengan kandungan materi Metode Binter
kepada Calon Perwira pada Prodi Pendidikan Pembentukan Perwira TNI AD
Program Diploma-3 (Ahli Madya).

2. Maksud dan tujuan.


2

a. Maksud. Modul Mata Kuliah Pengetahuan Hukum dan Binter materi


Metode Binter ini di susun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
RAHASIA
bahan ajaran pada Prodi Pendidikan Pembentukan Perwira TNI AD, Program
Diploma-3 (Ahli Madya).

b. Tujuan. Modul Mata Kuliah Pengetahuan Hukum dan Binter materi


Metode Binter ini disusun sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar pada
Prodi Pendidikan Pembentukan Perwira TNI AD Program Diploma-3 (Ahli Madya).

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup Hanjar Serdik tentang
Komunikasi Sosial ini, meliputi uraian pembahasan penyelenggaraan
Komunikasi Sosial yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Ketentuan umum.
c. Kegiatan yang dilaksanakan.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
e. Pengawasan dan pengendalian.
f. Penutup.

4. Referensi.

a. Keputusan Kasad No Kep/1069/XII/2019 tanggal 2 Desember 2019


tentang Jukin Binter.
b. Juknik tentang Metode Binter Nomor Skep/563/VI/2018 tanggal 29
Juni 2018 tentang Bujuknis Komsos.

c. Keputusan Kasad Nomor Kep/502/VI/2018 tanggal 5 Juni 2018


tentang Bujuknis Bintahwil

d. Keputusan Kasad Nomor Kep/762/VIII/2019 tanggal 5 Agustus 2019


tentang Juknis Bakti TNI.

5. Pengertian. (Terlampir)

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Penyelenggaraan kegiatan Metode Binter memerlukan


ketentuan-ketentuan teknis yang dijadikan pedoman oleh Satkowil maupun
Satnonkowil TNI AD. Ketentuan ini diperlukan agar kegiatan Binter dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan keeratan
hubungan TNI AD dengan segenap instansi terkait, mewujudkan kekuatan
ketahanan wilayah aspek darat dan kesejahteraan masyarakat guna
mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD serta membantu pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan
3

Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi


juang yang tangguh untuk kepentingan pertahanan negara di darat. Hal ini
diperlukan agar kegiatan Binter melalui Metode Binter yang dilaksanakan oleh
Satuan Jajaran TNI AD dapat berjalan efektif, efisien, dan sinergis. Ketentuan
umum ini membahas tentang tujuan dan sasaran, sifat, peranan, organisasi,
tugas dan tanggung jawab, syarat personel, teknis, sarana prasarana, dan
faktor-faktor yang memengaruhi.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Meningkatkan keeratan hubungan TNI AD dengan segenap


instansi terkait, mewujudkan kekuatan ketahanan wilayah aspek darat
dan kesejahteraan masyarakat guna mendukung pencapaian tugas
pokok TNI AD serta membantu pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan memantapkan Kemanunggalan TNI-Rakyat
dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh
untuk kepentingan pertahanan negara di darat.

b. Sasaran.

a) Meningkatnya pemahaman Instansi terkait tentang penyiapan


pertahan negara secara dini, membantu mengatasi kesulitan rakyat,
dalam pencapaian tugas pokok TNI AD, dan meningkatnya keinginan
dan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi pada kepentingan
bidang pertahanan;

b) Terwujudnya kekuatan ketahanan wilayah aspek darat


melalui kegiatan pembinaan RTRW Hanrat, pembinaan peta
jarak jaring teritorial, pembinaan pramuka saka wira kartika,
pembinaan penataran kader bela negara, antisipasi balatkom
dan deradikalisasi, pembinaan netralitas TNI pada pemilu,
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat dan seni budaya, peningkatan pendidikan masyarakat
miskin, perbatasan serta pengentasan buta huruf, dan kegiatan
pelatihan keterampilan masyarakat sesuai profesi yang efektif,
efisien, dan sinergis;

c) Terselenggaranya TMMD, Karya Bakti, Bakti Sosial dan


Penanggulangan Bencana Alam untuk membantu pemerintah dalam
rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat melalui
pembangunan fisik maupun nonfisik dan bermanfaaat bagi
kepentingan pertahanan negara di darat.

8. Sifat.

a. Kesinambungan. Kegiatan Metode Binter harus dilaksanakan secara


terus- menerus dan berkelanjutan.
4

b. Terencana. Kegiatan Metode Binter harus mempertimbangkan


personel, waktu, sarana prasarana, dukungan masyarakat dan anggaran.

c. Sinkronisasi. Kegiatan Metode Binter harus dilaksanakan dengan


menyesuaikan, menyelaraskan kegiatan, tindakan-tindakan pada unit-
unit, sehingga diperoleh keserasian dalam pelaksanaan tugas atau kerja

d. Terpadu. Kegiatan Metode Binter harus dipadukan dengan kegiatan


pembangunan di wilayah.

e. Terkoordinasi. Kegiatan Metode Binter harus terkoordinasi dengan


pemerintah daerah, instansi terkait/stakeholder, dan komponen bangsa
lainnya sehingga tercipta sinergitas yang baik di wilayah.

f. Tepat Sasaran. Kegiatan Metode Binter harus dilaksanakan dengan


memilih sasaran yang tepat sesuai dengan situasi, kondisi, dan
kebutuhan riil masyarakat.

g. Partisipatif. Kegiatan Metode Binter dilaksanakan dengan


menyertakan pemerintah daerah, instansi terkait/stakeholder, dan
komponen bangsa lainnya dalam setiap kegiatannya.

h. Fleksibel. Kegiatan Metode Binter bersifat dinamis dan luwes sesuai


dengan perubahan yang terjadi dengan tidak mengabaikan aturan dan
ketentuan yang berlaku.

i. Selaras dan Seimbang. Kegiatan Metode Binter harus memperhatikan


kepentingan pertahanan negara.

j. Akuntabel. Kegiatan Metode Binter harus transparan, terukur, dan


dapat dipertanggungjawabkan.

k. Efektif dan Efisien. Kegiatan Metode Binter harus memanfaatkan


sumber daya dan dana secara efisien namun tepat untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang diharapkan.

l. Skala Prioritas. Kegiatan Metode Binter harus dilaksanakan


berdasarkan urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat
kepentingan kebutuhan.

m. Sinergitas. Kegiatan Metode Binter harus dapat saling mengisi dan


melengkapi dari berbagai unsur atau bagian instansi/lembaga untuk
mendapatkan pencapaian hasil yang lebih baik dan lebih besar.

n. Persuasif. Kegiatan Metode Binter harus dapat mengubah atau


memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan.
5

9. Peranan. Modul ini berperan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan


Metode Binter di jajaran TNI AD dalam rangka meningkatkan keeratan
hubungan TNI AD dengan segenap instansi terkait, mewujudkan kekuatan
ketahanan wilayah aspek darat dan kesejahteraan masyarakat guna
mendukung pencapaian tugas pokok TNI AD serta membantu pemerintah
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memantapkan
Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka menyiapkan ruang, alat dan kondisi
juang yang tangguh untuk kepentingan pertahanan negara di darat.

10. Organisasi.
a. Struktur Organisasi Komsos dan Bintahwil.

MABESAD

Tingkat Pusat

PUSTERAD Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fu

KODAM KOTAMAPUS/BALAKPUS/CAB/FUNG

Tingkat Pelaksana

SATNONKOWIL SATKOWIL SATNONKOWIL

Keterangan:
: Garis Komando.
: Garis Koordinasi.

b. Susunan Organisasi.

1) Tingkat Pusat. Mabesad : Kasad.

2) Tingkat Kotama/Balakpus/Cab/Fung.
a) Pusterad : Danpusterad.

b) Kodam : Pangdam.
c) Kotamapus/Balakpus/ : Cab/Fung Pang/Dan/Gub/
Dir/Ka.
6

3) Tingkat Pelaksana.
a) Satkowil : Danrem/Dandim/Danramil.

b) Satnonkowil : Pangdiv, Danbrig/ Dangrup/


Danmen/Danlemdik Danlanumad/Kabalakdam Setingkat,
Danyon/Danlanudad /Dandron/Danden/KabalakremSetingkat,
Danki/Danrai BS.

c. Struktur Organisasi Bakti TNI

1) Struktur Organisasi TMMD.

PANGLIMA TNI SELAKU PJU/KODAL MENTERI/KA


PANGLIMA TNI KEM/LPNK/POLRI

KASAD SELAKU PJO

ESELON PIMPINAN

ESELON PEMBANTU TIM ASISTEN


PIMPINAN KEM/LPNK/POLRI

KOORD WASEV

ESELON PELAYAN STAF STAF WASEV

SEKRETARIS PJO

ESELON PELAKSANA
PANGDAM SELAKU PKO TIM WASEV GUBE RNUR

DANREM SELAKU PKP

DANDIM
SELAKU TIM WASEV

DANKI
SELAKU DAN SSK

Keterangan :
: garis komando
: garis koordinasi
7

2) Struktur Organisasi Karya Bakti.

KASAD

PANGDAM/DANREM PANG/DAN/GUB/DIR/KA GUBERNUR

DANBRIG/MEN/
DANREM SETINGKAT BUPATI/WALIKOTA

DANYON/DRON/DEN/ BUPATI/WALIKOTA
DANDIM
SETINGKAT

DANRAMIL DANKI/RAI BS CAMAT

Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi

3) Struktur Organisasi Bakti Sosial.

PANGLIMA TNI PEMERINTAH


KEMENTERIAN/LPNK
KASAD

PANG/DAN/GUB/DIR/ GUBERNUR

DANSATKOWIL/
DANSATNONKOWIL BUPATI/WALI KOTA

Keterangan :

: Garis komando
: Garis koordinasi
: Garis kerjasama
8

4) Struktur Organisasi Penanggulangan Bencana.


a) Tingkat Pusat.

MABES TNI PANGLIMA TNI


BNPB

MABESAD
SATGAS PRC PB

STAF

UNIT
YON PRC PB
Keterangan :
: Garis komando
: Garis koordinasi
: Garis kerja sama

b) Tingkat Provinsi.

BPBD KODAM/ SATGAS PRC PB PROV


PROV KOREM

STAF

UNIT
YON PRC PB

Keterangan :
: garis komando
: garis koordinasi
: garis kerja sama

c) Tingkat Kabupaten/Kota.

BPBD SATGAS PRC PB KAB/KOTA


KAB/ KODIM
KOTA

STAF

UNIT

YON PRC PB

Keterangan :
: garis komando
: garis koordinasi
9

: garis kerja sama


d. Susunan Organisasi.

1) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) :

a) Panglima TNI selaku Komando Pengendali atau


Penanggung Jawab Umum (PJU) TMMD.
b) Kasad selaku Penanggung Jawab Operasional (PJO) TMMD.
c) Irjenad selaku Pati Koordinator Wasev PJO TMMD.
d) Pangdam selaku Pengendali Kegiatan Operasional (PKO)
TMMD.
e) Irutter Itjenad selaku Ses Wasev PJO TMMD.
f) Paban V/Bakti TNI selaku Sekretaris PJO TMMD.
g) Danrem selaku Penanggung Jawab Keberhasilan
Pelaksanaan (PKP) TMMD.
h) Tim Wasev selaku Pelaksana Tugas Wasev TMMD.
i) Dandim selaku Komandan Satuan Tugas
(Dansatgas) TMMD.
j) Danki/Rai selaku Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan
SSK) TMMD.

2) Karya Bakti (Karbak) :

a) Karbak yang dilaksanakan Satkowil :

(1) Kasad selaku penanggung jawab Karbak


tingkat Mabesad.

(2) Pangdam selaku komando pengendali kegiatan


Karbak tingkat Kodam.

(3) Danrem selaku penanggung jawab kegiatan Karbak


tingkat Korem.

(4) Dandim selaku koordinator pelaksanaan kegiatan


Karbak.

(5) Danramil selaku pelaksana kegiatan Karbak.

b) Karbak yang dilaksanakan Satnonkowil :

(1) Kasad selaku penanggung jawab Karbak tingkat


Mabesad.

(2) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka selaku komando pengendali


kegiatan Karbak tingkat Kotama/ Balakpus/Cab/ Fung.

(3) Danbrig/Men setingkat selaku penanggung


10

jawab Karbak tingkat Brig/Men.


(4) Danyon/Dron/Den setingkat selaku koordinator
pelaksanaan kegiatan Karbak tingkat Yon/Dron/Den.

(5) Danki/Rai BS selaku pelaksana kegiatan Karbak tingkat


Ki/Rai BS.

3) Bakti Sosial (Baksos):

a) Panglima TNI selaku Komando pengendali atau penanggung


jawab umum Baksos.

b) Kasad selaku penanggung jawab tingkat Mabesad.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka selaku komando pengendali


kegiatan Karbak tingkat Kotama/Balakpus/Cab/Fung.

d) Dansatkowil/Dansatnonkowil selaku koordinator


pelaksanaan kegiatan Baksos.

5) Penanggulangan Bencana (Gulben) :

a) Panglima TNI selaku penanggung jawab menyiapkan PRC PB


tingkat Mabes TNI dengan mengerahkan personel, sarana dan
prasarana sesuai dengan kemampuannya dalam membantu
Gulben.

b) Kasad selaku penanggung jawab menyiapkan PRC PB tingkat


Mabesad dengan mengerahkan personel, sarana dan prasarana
sesuai dengan kemampuannya dalam membantu Gulben.

c) Pangdam selaku penanggung jawab menyiapkan PRC PB


tingkat Kodam dengan mengerahkan personel, sarana dan
prasarana sesuai dengan kemampuannya dalam membantu
Gulben.

d) Danrem selaku penanggung jawab menyiapkan PRC PB


tingkat Korem dengan mengerahkan personel, sarana dan
prasarana sesuai dengan kemampuannya dalam membantu
Gulben.

e) Dandim selaku penanggung jawab menyiapkan PRC PB


tingkat Kodim dengan mengerahkan personel, sarana dan
prasarana sesuai dengan kemampuannya dalam membantu
Gulben.

f) Dansatgas PRC PB melaksanakan koordinasi terkait kegiatan


Gulben kepada pemerintah dan instansi terkait sesuai strata.
11

g) Danyon/Danunit selaku pelaksana kegiatan di lapangan.


11. Tugas dan Tanggung Jawab pada Komsos dan Bintahwil.

a. Kasad:

1) Menentukan kebijakan umum tentang kegiatan Metode Binter


dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di
daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif;

2) Menetapkan program dan anggaran kegiatan Metode Binter


dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di
daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif;

3) Melaksanakan sosialisasi dan evaluasi program kerja kegiatan


Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan
instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif;

4) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program dan


anggaran kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat
pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta
Metode Binter kreatif; dan

5) Dalam pelaksanaan kegiatannya oleh Aster Kasad.

b. Danpusterad:

1) Melaksanakan perintah/petunjuk Kasad tentang fungsi teknis


kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah
dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif;

2) Menyusun petunjuk/pedoman sebagai acuan bagi satuan jajaran


TNI AD dalam kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI,
aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa,
serta Metode Binter kreatif;

3) Melaksanakan sosialisasi petunjuk kegiatan Metode Binter dengan


keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah,
komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif;

4) Melaksanakan bimbingan teknis dan asistensi teknis kegiatan


Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan
instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif;
12

5) Melaksanakan pengkajian dan pengembangan kegiatan Metode


Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif;

6) Dalam pelaksanaan kegiatannya oleh Sekretaris Pusterad; dan

7) Danpusterad bertanggung jawab kepada Kasad.

c. Pangdam:

1) Menindak lanjuti perintah/petunjuk Kasad tentang kegiatan


Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan
instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif di wilayah Kodam;

2) Merencanakan dan mengajukan RKA kegiatan Metode Binter


dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di
daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif yang
dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya;

3) Menetapkan Program Kerja dan Anggaran Kodam khususnya pada


kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah
dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif;

4) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait sehingga kegiatan


Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan
instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif dapat berjalan dengan baik;

5) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan


Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan
instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif di wilayahnya;

6) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap kegiatan Metode


Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif di
wilayahnya;

7) Dalam pelaksanaan kegiatannya oleh Aster Kasdam; dan

8) Pangdam bertanggung jawab kepada Kasad.

d. Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

1) Menindaklanjuti perintah/petunjuk Kasad tentang kegiatan


13

Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan


instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif dalam rangka Binter Satnonkowil untuk satuan jajarannya,
yang dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal
satuannya atau tupoksinya;

2) Merencanakan dan mengajukan RKA kegiatan Metode Binter


dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di
daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam rangka
Binter Satnonkowil yang dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya;

3) Merumuskan dan mengoordinasikan rencana kegiatan Metode


Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam
rangka Binter Satnonkowil untuk satuan jajarannya;

4) Melakukan koordinasi dengan Satkowil setempat, untuk


sinkronisasi rencana kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar
TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah,
komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam rangka binter
Satnonkowil di satuan dengan program Binter Satkowil;

5) Menyelenggarakan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar


TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen
bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam rangka Binter Satnonkowil;

6) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat
pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta
Metode Binter kreatif dalam rangka Binter Satnonkowil di satuan
jajarannya;

7) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap kegiatan Metode


Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam
rangka Binter Satnonkowil;

8) Dalam pelaksanaan kegiatannya oleh Aster/Dirbinlem/


Dirbinum/ Sekretaris setingkat; dan

9) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka bertanggung jawab kepada Kasad.

e. Danrem/Dandim/Danramil:

1) Menindaklanjuti perintah/petunjuk Komando atasannya tentang


kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah
dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
14

kreatif di wilayah;
2) Menyusun dan menetapkan program kerja dalam rangka kegiatan
Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan
instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif;

3) Melaksanakan koordinasi dengan Satnonkowil dan instansi terkait


dalam rangka kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI,
aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa,
serta Metode Binter kreatif di wilayah;

4) Menyelenggarakan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar


TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen
bangsa, serta Metode Binter kreatif sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat;

5) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat
pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta
Metode Binter kreatif di satuan jajarannya;

6) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap kegiatan Metode


Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif di
wilayah;

7) Dalam pelaksanaan kegiatannya oleh Kasiter/Pasiter/Bati Tuud;


dan

8) Danrem/Dandim/Danramil bertanggung jawab kepada Komandan


atasannya.

f. Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik/Danlanumad
Kabalakdam setingkat Danyon/Danlanudad/Dandron/Danden/Ka
balakrem setingkat, Danki/Danrai BS:

1) Menindaklanjuti perintah/petunjuk Komando atasannya tentang


kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah
dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter
kreatif dalam rangka binter Satnonkowil di satuan jajarannya, yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal
satuannya atau tupoksinya;

2) Merumuskan rencana kegiatan Metode Binter dengan keluarga


besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah,
komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam rangka Binter
15

Satnonkowil untuk satuan jajarannya;


3) Melakukan koordinasi dengan Satkowil setempat untuk
sinkronisasi rencana kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar
TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen
bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam rangka Binter Satnonkowil di
satuan dengan program binter Satkowil;

4) Menyelenggarakan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar


TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen
bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam rangka Binter Satnonkowil;

5) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat
pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta
Metode Binter kreatif dalam rangka Binter Satnonkowil;

6) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap kegiatan Metode


Binter dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode Binter kreatif dalam
rangka Binter Satnonkowil;

7) Dalam pelaksanaannya oleh Aster Kasdiv, Kasiter (Brig/Grup/


Men/Lemdik/Lanumad)/Pejabat bidang Binter untuk Balakdam
setingkat, Pasipam (Yon/Lanudad/Dron/Den), Pejabat bidang Binter
untuk Balakrem setingkat, Basiter (Ki/Rai BS); dan

8) Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik/Danlanumad/
Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad/Dandron/Danden/
Kabalakrem setingkat, Danki/Danrai BS bertanggung jawab kepada
Komandan atasannya.

12. Tugas dan Tanggung Jawab pada Bakti TNI.

a. TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD).

1) Panglima TNI selaku Komando Pengendali atau PJU TMMD:

a) Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan yang berkatian


dengan kegiatan TMMD.

b) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah,


Kementerian/Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK),
dan instansi terkait lainnya.

c) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan


yang berkaitan dengan kegiatan Bakti TNI oleh satuan TNI.
16

d) Bertanggung jawab secara umum atas terselenggaranya


kegiatan TMMD.

2) Kasad selaku PJO TMMD :

a) Memimpin dan mengatur operasional kegiatan TMMD


diseluruh wilayah Republik Indonesia.

b) Mengoordinasikan program terpadu TMMD antara TNI dengan


lembaga pemerintahan yang diteruskan ke tingkat wilayah dan
daerah.

c) Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap hasil


TMMD yang telah dicapai, dibantu staf dan Tim Asistensi tingkat
pusat.

d) Bertanggung jawab kepada Panglima TNI atas hasil kegiatan


TMMD.

3) Irjenad selaku Pati Koordinator Wasev TMMD :

a) Bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Program


TMMD yang diprogramkan oleh PJO.

b) Menentukan parameter atau tolok ukur keberhasilan


pelaksanaan Program Pengawasan dan Evaluasi TMMD.

c) Mengoordinir Staf dalam penyusunan produk atau peranti


lunak pada proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan
pengakhiran Program Pengawasan dan Evaluasi TMMD.

d) Memberikan petunjuk dan mengarahkan kegiatan Staf


maupun Tim Wasev TMMD.

e) Membuat rencana dan menyusun laporan hasil pelaksanaan


Program Pengawasan dan Evaluasi TMMD.

f) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada


Kasad selaku PJO.

g) Untuk kelancaran tugas sehari-hari dibantu oleh


Staf Wasev dan Ses PJO TMMD.

4) Pangdam selaku PKO TMMD :

a) Mengoordinasikan secara terpadu pelaksanaan TMMD kepada


17

instansi pemerintah sipil yang terkait sesuai stratanya.


b) Mengoordinasikan pelibatan dari komponen TNI AD, TNI AL,
TNI AU dan unsur dinas terkait di daerah guna mendukung
kegiatan TMMD.

c) Menetapkan daerah sasaran serta kegiatan sesuai prioritas


yang ditetapkan PJO dan telah dikoordinasikan dengan
Gubernur/Bupati/Walikota sebagai penanggung jawab
pembangunan di daerah.

d) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan TMMD di wilayahnya


dibantu staf dan tim asistensi.

e) Bertanggung jawab kepada Kasad selaku PJO atas hasil


kegiatan TMMD.

5) Irutter Itjenad selaku Ses Wasev PJO TMMD :

a) Membuat rencana penyelenggaraan Wasev TMMD.

b) Menyiapkan laporan hasil Wasev TMMD.

c) Menyiapkan buku pedoman pelaksanaan Wasev TMMD.

d) Mendistribusikan materi-materi dan bahan-bahan kepada


seluruh Tim wasev TMMD.

e) Mengendalikan pelaksanaan Wasev TMMD sesuai dengan


rencana waktu yang telah ditentukan/disusun.

f) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Pati


Koordinator Wasev TMMD.

6) Paban V/Bakti TNI selaku Sekretaris PJO TMMD :

a) Menyelesaikan administrasi dan dukungan anggaran


pelaksanaan Wasev TMMD.

b) Merencanakan penggunaan anggaran secara transparan,


logis, realistis, dan tepat waktu serta tepat guna.

c) Mendistribusikan dukungan anggaran Wasev sesuai Surat


Perintah PJO TMMD berupa biaya perjalanan dinas.

d) Mengawasi penggunaan anggaran yang disalurkan sesuai


peruntukan.

e) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab


18

langsung kepada Pati Koordinator Wasev PJO TMMD.


7) Danrem selaku PKP TMMD :

a) Mengoordinir dan mengendalikan unsur-unsur Angkatan


yang dilibatkan.

b) Mengoordinasikan secara terpadu pelaksanaan TMMD


kepada instansi pemerintah sipil yang terkait sesuai stratanya.

c) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan TMMD di wilayahnya


dibantu tim asistensi.

d) Bertanggung jawab kepada Pangdam selaku PKO atas hasil


kegiatan TMMD.

8) Tim Wasev :

a) Melaksanakan Wasev TMMD.

b) Melaporkan hasil pelaksanaan Wasev.

c) Melaksanakan koordinasi dengan Kodam/Korem/Kodim


sebelum melaksanakan Wasev.

d) Menyelesaikan administrasi biaya perjalanan dinas sebelum


pemberangkatan menuju sasaran Wasev.

9) Dandim selaku Dansatgas :

a) Mengoordinasikan secara terpadu pelaksanaan TMMD


kepada instansi pemerintah sipil yang terkait sesuai stratanya.

b) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan


TMMD di wilayahnya dibantu staf dan tim asistensi.

c) Membentuk Pos Komando Taktis di daerah sasaran


kegiatan TMMD.

d) Bertanggung jawab kepada Danrem selaku PKP atas hasil


kegiatan TMMD.

10) Danki/Rai yang ditunjuk selaku Dan SSK:

a) Melaksanakan kegiatan TMMD sesuai rencana Dansatgas.

b) Mengoordinasikan secara terpadu pelaksanaan TMMD


kepada Instansi pemerintah sipil yang terkait sesuai stratanya.
19

c) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan TMMD sampai batas


waktu yang telah ditentukan.

d) Bertanggung jawab kepada Dansatgas atas hasil kegiatan.

b. Karya Bakti (Karbak).

1) Karbak yang dilaksanakan Satkowil

a) Kasad selaku penanggung jawab Karbak ditingkat


Mabesad:

(1) Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan yang


berkaitan dengan Karbak.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah/


Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya serta
melaporkan hasilnya kepada Panglima TNI.

(3) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan Karbak disatuan
jajarannya.

(4) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak kepada


Panglima TNI.

(5) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan


Karbak kepada Panglima TNI.

b) Pangdam selaku Komando pengendali kegiatan Karbak


tingkat Kodam :

(1) Menyelenggarakan kegiatan Karbak dalam rangka


mensukseskan pembinaan teritorial di wilayah tanggung
jawabnya.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemprov/Kanwil/


instansi terkait dan melaporkan hasilnya kepada Kasad.

(3) Menyiapkan pelibatan komponen terkait di wilayah


guna mendukung pelaksanaan kegiatan Karbak.

(4) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap hasil


pelaksanaan kegiatan Karbak di satuan jajarannya.

(5) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak kepada


Kasad.
20

(6) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan


Karbak kepada Kasad.

c) Danrem selaku penanggung jawab kegiatan Karbak tingkat


Korem :

(1) Menyelenggarakan kegiatan Karbak di wilayah


tanggung jawabnya.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemprov/Kanwil dan


melaporkan hasilnya kepada Pangdam.

(3) Melaksanakan pengendalian, pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kegiatan Karbak di satuan jajarannya.

(4) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak kepada


Pangdam.

(5) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Karbak


kepada Pangdam.

d) Dandim selaku koordinator pelaksanaan kegiatan Karbak :

(1) Merencanakan kegiatan Karbak dan menentukan


sasaran yang ingin dicapai.

(2) Mengoordinasikan pelaksanaan Karbak kepada


instansi terkait.

(3) Menjelaskan rencana kegiatan Karbak kepada


Satnonkowil.

(4) Mengoordinir pelaksanaan Karbak di wilayahnya.

(5) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak kepada


Pangdam/Danrem.

(6) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan


kepada Pangdam/Danrem.

e) Danramil selaku pelaksana kegiatan Karbak :

(1) Melaksanakan kegiatan Karbak sesuai rencana.

(2) Mengkoordinasikan secara terpadu pelaksanaan


Karbak kepada instansi pemerintah sipil yang terkait sesuai
stratanya.
21

(3) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan Karbak sampai


batas waktu yang telah ditentukan.

(4) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak


kepada Dandim.

(5) Bertanggung jawab kepada Dandim, atas hasil


kegiatan.

2) Karbak yang dilaksanakan Satnonkowil :

a) Kasad selaku penanggung jawab Karbak tingkat Mabesad :

(1) Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan yang


berkaitan dengan Karbak.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah/


Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya serta
melaporkan hasilnya kepada Panglima TNI.

(3) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan Karbak disatuan
jajarannya.

(4) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak kepada


Panglima TNI.

(5) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan


Karbak kepada Panglima TNI.

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka selaku Komando pengendali


kegiatan Karbak tingkat Kotama/Balakpus/Cab/ Fung :

(1) Menyelenggarakan kegiatan Karbak Satnonkowil


dalam rangka mensukseskan pembinaan teritorial
Satnonkowil di wilayah tanggung jawabnya yang telah
dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemprov/Kanwil


/instansi terkait dan melaporkan hasilnya kepada Kasad.

(3) Menyiapkan pelibatan komponen terkait di wilayah


guna mendukung pelaksanaan kegiatan Karbak
Satnonkowil.

(4) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


hasil pelaksanaan kegiatan Karbak Satnonkowil disatuan
jajarannya.
22

(5) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak


Satnonkowil kepada Komando Atas dan memberikan
tembusan kepada Satkowil setempat.

(6) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan


Karbak Satnonkowil kepada Kasad.

c) Danbrig/Men setingkat selaku penanggung jawab Karbak


tingkat Brig/Men :

(1) Menyelenggarakan kegiatan Karbak Satnonkowil


dalam rangka mensukseskan pembinaan teritorial
Satnonkowil di wilayah tanggung jawabnya yang telah
dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemprov/


Kanwil/instansi terkait dan melaporkan hasilnya kepada
Komando Atas.

(3) Menyiapkan pelibatan komponen terkait di wilayah


guna mendukung pelaksanaan kegiatan Karbak
Satnonkowil.

(4) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


hasil pelaksanaan kegiatan Karbak Satnonkowil disatuan
jajarannya.

(5) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak


Satnonkowil kepada Komando Atas dan memberikan
tembusan kepada Satkowil setempat.

(6) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan


Karbak Satnonkowil kepada Komando Atas.

d) Danyon/Dron/Den setingkat selaku koordinator


pelaksanaan kegiatan Karbak tingkat Yon/Dron/Den :

(1) Menyelenggarakan kegiatan Karbak Satnonkowil


dalam rangka mensukseskan pembinaan teritorial
Satnonkowil di wilayah tanggung jawabnya yang telah
dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemprov/


Kanwil/instansi terkait dan melaporkan hasilnya kepada
Komando Atas.

(3) Menyiapkan pelibatan komponen terkait di wilayah


guna mendukung pelaksanaan kegiatan Karbak
Satnonkowil.
23

(4) Mengoordinir pelaksanaan kegiatan Karbak


Satnonkowil di wilayahnya.

(5) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


hasil pelaksanaan kegiatan Karbak Satnonkowil
disatuannya.

(6) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak


Satnonkowil kepada Komando atas dan memberikan
tembusan kepada Satkowil setempat.

(7) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan kepada


Komando Atas.

e) Danki/Rai BS selaku pelaksana kegiatan Karbak tingkat


Ki/Rai BS :

(1) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat


tentang rencana kegiatan Karbak Satnonkowil yang akan
dilaksanakan satuannya.

(2) Mengerahkan personel satuannya untuk mendukung


pelaksanaan kegiatan Karbak Satnonkowil.

(3) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Karbak


Satnonkowil kepada Komando Atas dan memberikan
tembusan kepada Satkowil setempat.

(4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan kepada


Komando Atas.

c. Bakti Sosial (Baksos).

1) Panglima TNI :

a) Selaku penanggung jawab kegiatan Baksos melaksanakan


koordinasi dengan Pemerintah, Kementian/LPNK dan instansi
terkait tentang rencana penyelenggaraan kegiatan Baksos
berdasarkan Undang-Undang, Keppres, Inpres dan peraturan
lainnya yang mendukung.

b) Melaksanakan Nota Kesepahaman (MoU) dengan


Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya dan
diteruskan ke Kasad.

c) Menyusun rencana kegiatan anggaran pelaksanaan Baksos


dan merencanakan penyelenggaraannya.
24

d) Menunjuk pejabat terkait di lingkungan Mabes TNI untuk


menjadi Ketua Pelaksana Baksos tingkat Pusat.

e) Panglima TNI dalam hal ini Aster Panglima TNI


mengeluarkan Direktif kegiatan Baksos kepada Kasad.

2) Kasad :

a) Menindaklanjuti kebijakan penyelenggaraan kegiatan


Baksos yang dikeluarkan Panglima TNI dan mendukung
pelaksanaan kegiatan Baksos disatuan jajarannya.

b) Menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dari Panglima


TNI dengan Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi tekait
lainnya serta mengatur operasional kegiatan Baksos disatuan
jajarannya sesuai MoU/Direktif Panglima TNI.

c) Mengoordinasikan kegiatan Baksos dengan lembaga


pemerintah dan diteruskan ketingkat daerah/wilayah.

d) Mengoordinasikan kegiatan Baksos dengan pemerintah,


Kementerian/LPNK dan diteruskan ketingkat daerah.

e) Merumuskan dan mengeluarkan kebijakan yang berkaitan


dengan Baksos.

f) Mengeluarkan perintah kepada pejabat terkait sebagai


Koordinator Tingkat Pusat dalam mendukung pelaksanaan
Baksos disatuan jajarannya.

g) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Baksos


kepada Panglima TNI.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Mengoordinasikan dengan Pemerintah dan instansi terkait


dan mendukung pelaksanaan kegiatan Baksos di wilayahnya.

b) Mengeluarkan perintah kepada pejabat terkait sebagai


Koordinator Tingkat Daerah dan mendukung pelaksanaan
Baksos disatuan jajarannya.

c) Menyelenggarakan kegiatan Baksos di wilayah tanggung


jawabnya.

d) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Baksos


kepada Kasad.
25

4) Dansatkowil/Dansatnonkowil :

a) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan Baksos kepada


Pemerintah Daerah dan instansi terkait sesuai strata.

b) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan Baksos di wilayahnya.

c) Menyelenggarakan kegiatan Baksos di wilayah tanggung


jawabnya.

d) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Baksos


kepada Komando Atas.

c. Penanggulangan Bencana (Gulben).

1) Panglima TNI :

a) Mengoordinasikan kepada Pemerintah, Kementerian/ LPNK


dan instansi terkait (BNPB) berdasarkan Undang-Undang,
Keppres, Inpres dan peraturan lainnya yang mendukung dan
menyiapkan PRC PB tingkat Mabes TNI dengan mengerahkan
personel, sarana dan prasarana sesuai dengan kemampuannya
dalam membantu Gulben.

b) Melaksanakan Nota Kesepahaman (MoU) dengan


Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya dan
diteruskan ke Kasad.

c) Menyusun rencana kegiatan anggaran tahun berjalan


pelaksanaan kegiatan Gulben.

d) Panglima TNI dalam hal ini Asops Panglima TNI


mengeluarkan Direktif kegiatan latihan Gulben.

2) Kasad :

a) Menindaklanjuti kebijakan rencana kegiatan Gulben yang


dikeluarkan Panglima.

b) Menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dari Panglima


TNI dengan Kementerian/LPNK dan instansi tekait lainnya dan
memimpin/mengatur operasional kegiatan Gulben disatuan
jajarannya.

c) Mengoordinasikan kegiatan Gulben dengan pemerintah,


Kementerian/LPNK dan instansi lain (BNPB) kemudian
diteruskan ketingkat daerah.
26

d) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.

e) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Gulben


kepada Panglima TNI.

3) Pangdam :

a) Menindaklanjuti kebijakan rencana kegiatan Gulben yang


dikeluarkan Kasad.

b) Menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dari Kasad


dengan Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya dan
memimpin/mengatur operasional kegiatan Gulben disatuan
jajarannya.

c) Mengoordinasikan dengan pemerintah dan instansi terkait


di daerah tentang rencana pelaksanaan kegiatan Gulben.

d) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.

e) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Gulben


kepada Kasad.

6) Danrem selaku Dansatgas PRC PB tingkat Provinsi :


a) Mengoordinasikan dengan pemerintah dan instansi terkait
di daerah (BPBD Provinsi) tentang rencana pelaksanaan kegiatan
Gulben.

b) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.

c) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Gulben


kepada Pangdam.

6) Dandim selaku Dansatgas PRC PB tingkat Kab/Kota :

a) Mengoordinasikan dengan pemerintah dan instansi terkait di


daerah (BPBD Kabupaten/Kota) tentang rencana pelaksanaan
kegiatan Gulben.

b) Memberikan bantuan kepada Pemda dalam proses mitigasi


wilayah rawan bencana di daerahnya untuk dapat diprogramkan
melalui kegiatan Bakti TNI.

c) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.

d) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan Gulben


kepada Pangdam/Danrem.
27

7) Danyon/Danunit selaku pelaksana kegiatan di lapangan :

a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung


jawabnya.

b) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan kepada


Komando Atas.

13. Teknis, Bentuk Kerja Sama, Bidang Pendanaan, dan Jenis Kegiatan
Bakti TNI.

a. Teknis Kegiatan Bakti TNI.

1) Teknis Perencanaan.

a) Bottom up. Yakni perencanaan kegiatan bersama yang akan


dikerjasamakan antara unsur TNI dengan Pemda mulai dari
tingkat paling bawah yakni Babinsa dengan Kepala Desa/Lurah
melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
(Musrenbangdes). Kesepahaman kerja sama antara Babinsa
dengan Kepala Desa diteruskan oleh Danramil kepada Camat
melalui musyawarah perencanaan pembangunan kecamatan
(Musrenbang Kecamatan). Hasil kesepakatan Danramil dengan
Camat diteruskan oleh Dandim kepada Bupati melalui forum
Musrenbang Kabupaten/Kota, dan seterusnya sampai tingkat
nasional.

b) Top down. Yakni bentuk kerja sama antara unsur TNI dengan
Pemda yang merupakan tindak lanjut/pelaksanaan dari MoU yang
sudah ditandatangani antara pemerintah pusat (K/LPNK) dengan
Panglima TNI/Kasad.

2) Teknis Kegiatan.

a) Kegiatan fisik. Kegiatan yang berkaitan dengan


pembangunan sarana dan prasarana yang menyentuh kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan untuk kepentingan
pertahanan dengan objek sebagai berikut :

(1) Pembangunan, fasilitas umum meliputi pembukaan


/perbaikan jalan desa, pembuatan/perbaikan jembatan,
saluran air/irigasi, rehab RTLH dan lain sebagainya.

(2) Pembangunan fasilitas sosial yang meliputi


perbaikan/pembuatan tempat ibadah, sekolah, Puskesmas,
pasar, ruang serba guna, tempat olahraga dan lain
sebagainya.

(3) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh


masyarakat setempat.
28

b) Kegiatan non fisik. Kegiatan yang berkaitan dengan


pembinaan mental spiritual atau kejuangan guna
menumbuhkan kesadaran masyarakat dengan pembicara dari
Kementerian/LPNK dan dinas setempat dengan objek sebagai
berikut :

(1) Penyuluhan bela negara.


(2) Penyuluhan wawasan kebangsaan.
(3) Penyuluhan/sosialisasi pelayanan kesehatan.
(4) Penyuluhan/sosialisasi pertanian.
(5) Penyuluhan/sosialisasi pendidikan.
(6) Penyuluhan/sosialisasi hukum dan Kamtibmas.
(7) Penyuluhan/sosialisasi Narkoba.
(8) Penyuluhan/sosialisasi keagamaan.
(9) Penyuluhan/sosialisasi KB Kesehatan.
(10) Penyuluhan/sosialisasi perikanan dan peternakan.
(11) Penyuluhan/sosialisasi lingkungan hidup dan
kehutanan.
(12) Penyuluhan/sosialisasi kegiatan PKK.
(13) Penyuluhan/sosialisasi kegiatan pelayanan publik dan
kependudukan.
(14) Penyuluhan/sosialisasi bahaya teroris dan paham
radikalisme.
(15) Penyuluhan/sosialisasi bidang lainnya yang
dibutuhkan masyarakat.

b. Bentuk Kerja Sama Kegiatan Bakti TNI :

1) Bentuk A.

a) TNI - Tenaga.
b) Pihak lain - Dana dan sarana.

2) Bentuk B.

a) TNI - Tenaga dan sarana.


b) Pihak lain - Dana.

3) Bentuk C.

a) TNI - Dana, Tenaga dan sarana.


b) Pihak lain - Dana, Tenaga dan sarana.

c. Bidang Pendanaan Kegiatan Bakti TNI :

1) Swakelola dalam bidang pengadaan adalah pengadaan barang


atau jasa yang pekerjaannya direncanakan, dikerjakan, dan atau
29

diawasi sendiri oleh kementerian, lembaga, daerah, institusi sebagai


penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah, dan atau kelompok
masyarakat.

2) Hibah adalah pemberian uang/barang, atau jasa dari pemerintah


daerah kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak mengikat serta
tidak secara terus-menerus yang bertujuan untuk menunjang
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

d. Jenis Kegiatan Bakti TNI :

1) TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) :

a) TMMD Reguler. TMMD Reguler adalah TMMD yang


diprogramkan setiap tahun anggaran sesuai waktu, sasaran dan
dukungan logistik yang telah ditetapkan.

b) TMMD Imbangan. TMMD Imbangan adalah TMMD di luar


program yang dilaksanakan bersamaan waktunya dengan TMMD
Reguler oleh Penanggung jawab Keberhasilan Operasi (PKO) atas
inisiatif atau permintaan pemerintah daerah setempat dengan
menggunakan anggaran dari pemerintah daerah setempat.

2) Karya Bakti (Karbak) :

a) Karbak Reguler. Karbak reguler adalah Karbak yang


dilaksanakan sesuai program.

b) Karbak Khusus. Karbak khusus adalah Karbak yang


dilaksanakan di luar program.

c) Karbak Skala Besar. Karbak skala besar adalah Karbak yang


dilaksanakan dengan sasaran dan volume pekerjaan yang besar
sehingga memerlukan waktu lebih lama dan dukungan biaya
maupun logistik serta jumlah personel yang lebih besar.

3) Bakti Sosial (Baksos). Baksos merupakan bentuk pengabdian TNI


kepada masyarakat yang dapat dilaksanakan sewaktu-waktu baik
berdiri sendiri atau bersama komponen bangsa lainnya dengan tujuan
untuk membantu sesama terutama yang terkait dengan kesehatan,
pengobatan, pendidikan, kemiskinan dan bantuan kemanusiaan
lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat.

4) Penanggulangan Bencana (Gulben). Gulben adalah serangkaian


upaya yang dilakukan satuan TNI sesuai ketentuan atas permintaan
pemerintah/masyarakat dengan sasaran fisik dan nonfisik bersama
komponen bangsa lainnya pada tahapan pra bencana, tanggap darurat
30

dan pasca bencana dalam rangka membantu pemerintah


menanggulangi dampak bencana.

14. Syarat-Syarat Personel. Kegiatan Metode Binter yang dilaksanakan oleh


perorangan maupun satuan memerlukan personel dengan persyaratan sebagai
berikut:

a. memedomani Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI;

b. memiliki sikap, mental, perilaku dan penampilan yang dapat diterima


oleh masyarakat secara umum;

c. memiliki pengetahuan dan menguasai materi yang akan disampaikan


dalam kegiatan Metode Binter;

d. dapat meyakinkan masyarakat terhadap isi pesan yang disampaikan;

e. memiliki kemampuan mengaplikasikan kemampuan komunikasi sosial;

f. menguasai teknik wawancara;

g. memahami Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2002 tentang


Pertahanan Negara, Pasal 1 ayat (1), (2) dan (7), Pasal 9 ayat (1);

h. memahami Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI,


Pasal 7 dan 8;

i. memahami adat istiadat dan kultur budaya setempat;

j. memahami peraturan Perundang-undangan lain yang terkait; dan

k. memiliki kondisi jasmani yang samapta.

15. Teknis.

a. Langsung. Dalam penyampaian pesan oleh komunikator kepada


komunikan dilakukan secara lisan atau dengan bertatap muka.

b. Tidak Langsung. Dalam penyampaian pesan oleh komunikator kepada


komunikan dilaksanakan melalui gambar, tulisan, media masa, media
elektronik, dan media sosial (berbasis internet).

16. Sarana dan Prasarana.

a. Sarana:

1) Referensi yang berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan Metode


Binter;
2) laptop, LCD projektor, recorder;
31

3) alat peraga, papan tulis;


4) alat transpotasi;
5) alat komunikasi, Telepon, TV, Surat kabar, Internet, dan
Multimedia;
6) bahan kontak (perlengkapan alat musik, perlengkapan olahraga,
sembako, alutsista, pakaian adat, dan lain-lain);
7) alat tulis kantor (ATK); dan
8) sarana lain yang dibutuhkan.

b. Prasarana:

1) kantor;
2) ruangan/aula;
3) lapangan (sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan);
4) Lemdik;
5) fasilitas umum; dan
6) prasarana lain yang dibutuhkan.

17. Faktor-Faktor yang Memengaruhi. Faktor-faktor yang memengaruhi


keberhasilan kegiatan Metode Binter dengan keluarga besar TNI, aparat
pemerintah dan instansi vertikal di daerah, komponen bangsa, serta Metode
Binter kreatif antara lain:

a. Faktor Internal:
1) kekuatan:

a) Binter sebagai fungsi utama; dan


b) Gelar Satkowil dan Satnonkowil TNI AD.

2) kelemahan:
a) kurangnya tingkat pengetahuan dan keterampilan prajurit TNI
AD dalam berkomunikasi dengan keluarga besar TNI, aparat
pemerintah dan instansi vertikal di daerah, serta komponen
bangsa, akan berpengaruh terhadap pelaksanaan Metode Binter
secara optimal; dan

b) terbatasnya sarana dan prasarana akan berpengaruh terhadap


penyelenggaraan Metode Binter dan menghambat dalam
pelaksanaannya.

b. Faktor Eksternal:

1) peluang:

a) dukungan masyarakat dan instansi terkait yang tinggi


terhadap kegiatan Metode Binter; dan
32

b) pengaruh media sosial (berbasis internet) dalam


memaksimalkan hasil dari Metode Binter yang dilaksanakan.

2) kendala:
a) tingkat pendidikan yang berbeda di masyarakat menjadi
kendala dalam mengoptimalkan hasil dari Metode Binter yang
dilaksanakan;

b) jumlah komponen bangsa yang berbeda pada setiap wilayah


memerlukan kreatifitas tinggi apkowil pada kegiatan Metode Binter
yang dilaksanakan;

c) dalam kegiatan Metode Binter kreatif di wilayah tertentu


sangat tergantung pada tokoh yang berpengaruh;

d) berita-berita hoax serta pengaruh opini asing menjadikan


masyarakat apriori terhadap program pemerintah dan program TNI
AD khususnya kegiatan Binter; dan

e) luas wilayah binaan yang berbeda-beda.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

18. Umum. Kegiatan Binter yang dilaksanakan meliputi Metode Binter dalam
rangka meningkatkan keeratan hubungan TNI AD dengan segenap instansi
terkait, mewujudkan kekuatan ketahanan wilayah aspek darat dan
kesejahteraan masyarakat guna mendukung pencapaian tugas pokok
TNI AD serta membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan memantapkan Kemanunggalan TNI-Rakyat dalam rangka
menyiapkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh untuk kepentingan
pertahanan negara di darat. Kegiatan Metode Binter tersebut dilaksanakan
antara TNI AD dengan keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi
vertikal di daerah, komponen bangsa. Selain itu harus mempertimbangkan
subjek, objek , waktu, sarana prasarana, dan anggaran yang tersedia sehingga
lebih efektif dan efisien sesuai dengan tujuan dan sasaran Binter.

19. Kegiatan Pembinaan Komunikasi Sosial (Komsos)

a. Komsos Dalam Rangka Meningkatkan Pemahaman Instansi


Terkait tentang Penyiapan Pertahanan Secara Dini.

1) Perencanaan.
33

a) Komsos dengan KBT.

(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada keluarga besar TNI;

(2) Merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka dan Staf Satuan.


(b) Objek:

i. Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,


Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari tingkat
pengurus cabang;
ii. Persatuan Purnawirawan (Pepabri) pengurus;
iii. Warakawuri TNI pengurus;
iv. Persatuan Istri Pejuang (Perip) pengurus;
v. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI)
pengurus;
vi. Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia
(Piveri) pengurus;
vii. Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan
TNI (FKPPI) Pengurus; dan
viii. Pemuda Panca Marga pengurus.

(3) Merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) Merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) diskusi panel;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
34

(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan
(6) Membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan instansi vertikal.

(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada aparat pemerintah dan instansi vertikal
di daerah;

(2) Merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Dan/Ka dan Staf Satuan.


(b) Objek:

(1) Kepala daerah dan Forkopimda;


(2) Kepala dinas;
(3) Kepolisian;
(4) Kepala BPN;
(5) Kepala SAR;
(6) Kepala BKKBN;
(7) Kepala Bea dan Cukai;
(8) Kepala BNN;
(9) Kepala BPBD;
(10) Kepala BNPT; dan
(11) Kepala Kantor Kementerian.

(3) Merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) Merencanakan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) diskusi panel;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
35

(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan

(6) Membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.


(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan
disampaikan kepada segenap komponen bangsa;
(2) Merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka dan Staf Satuan.


(b) Objek:
i. Tokoh Masyarakat (Tomas);
ii. Tokoh Agama (Toga);
iii. Tokoh Adat (Todat);
iv. Tokoh Pemuda (Toda);
v. Ketua Organisasi;
vi. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
vii. Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas);
viii. Pimpinan organisasi Akademisi; dan
ix. Pengusaha swasta, wirausaha.
(3) Merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) Merencanakan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan, secara


langsung atau secara tidak langsung; dan
(6) Membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.
36

d) Komsos Kreatif.
(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan Komsos kreatif;
(2) Merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka dan Staf Satuan.


(b) Objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.

(3) Merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) Merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) pentas seni budaya;


(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.

(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan

(6) Membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

2) Persiapan.

a) Komsos dengan KBT.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;

(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;

(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan pe-


nyiapan pertahanan negara secara dini meliputi:
i. pentingnya ruang juang yang tangguh;
ii. pentingnya alat juang yang tangguh; dan
iii. pentingnya kondisi juang yang tangguh.
37

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi vertikal


di daerah.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(4) pokok permasalahan yang berkaitan dengan
penyiapan pertahanan negara secara dini meliputi:

(a) pentingnya ruang juang yang tangguh;


(b) pentingnya alat juang yang tangguh; dan
(c) pentingnya kondisi juang yang tangguh.
(d) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(e) jumlah objek yang dilibatkan;
(f) penentuan tempat dan waktu;
(g) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(h) jumlah dukungan logistik.

(5) menetapkan bentuk kegiatan seperti:


38

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(6) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;

(7) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(8) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.

c) Komsos dengan komponen bangsa.


(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang
dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan
penyiapan pertahanan negara secara dini meliputi:

i. pentingnya ruang juang yang tangguh;


ii. pentingnya alat juang yang tangguh; dan
iii. pentingnya kondisi juang yang tangguh.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
39

(h) penataran; dan


(i) publikasi.

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.

d) Komsos Kreatif.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;

(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;


(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(a) kegiatan yang berkaitan dengan penyiapan
pertahanan negara secara dini meliputi:

i. ruang juang yang tangguh melalui kegiatan yang


diarahkan kepada kelestarian alam;

ii. alat juang yang tangguh dengan kegiatan yang


darahkan kepada ketangkasan, pengetahuan dan
keterampilan masyarakat; dan

iii. kondisi juang yang tangguh melalui kegiatan


yang diarahkan kepada pemahaman ideologi
Pancasila, peningkatan kesejahteraan ekonomi,
sosial budaya, keamanan lingkungan, dan
pertahanan wilayah.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) pentas seni budaya;
(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.
40

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung atau


tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.

3) Pelaksanaan.

a) Komsos dengan KBT.


(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan
dengan kegiatan Komsos dengan Keluarga Besar TNI dengan
materi penyiapan pertahanan secara dini meliputi:

(a) ruang juang yang tangguh;


(b) alat juang yang tangguh; dan
(c) kondisi juang yang tangguh.

(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;


(3) melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:

(a) Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,


Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
(b) Persatuan Purnawirawan (Pepabri) pengurus;
(c) Warakawuri TNI pengurus;
(d) Persatuan Istri Pejuang (Perip) pengurus;
(e) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) pengurus;
(f) Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri)
pengurus;
(g) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI
(FKPPI) Pengurus; dan
(h) Pemuda Panca Marga pengurus.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.
(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:
41

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah;

b) Komsos dengan Aparat Pemerintah dan Instansi Vertikal


di daerah.

(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan


dengan menyiapkan pertahanan secara dini meliputi:

(a) pentingnya ruang juang yang tangguh;


(b) pentingnya alat juang yang tangguh; dan
(c) pentingnya kondisi juang yang tangguh.

(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;


(3) melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:

(a) Kepala Daerah;


(b) Kepala dinas;
(c) Kepala Kepolisian;
(d) Kepala BPN;
(e) Kepala SAR;
(f) Kepala BKKBN
(g) Kepala Bea dan Cukai;
(h) Kepala BNN;
(i) Kepala BPBD;
(j) Kepala BNPT i; dan
(k) Kepala Kantor Wilayah Kementerian.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.
(5) Memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.
c) Komsos dengan Komponen bangsa.
(1) Tingkat Pusat:
42

(a) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi


berkaitan dengan menyiapkan pertahanan secara dini
meliputi:

i. pentingnya ruang juang yang tangguh;


ii. pentingnya alat juang yang tangguh; dan
iii. pentingnya kondisi juang yang tangguh.

(b) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;


(c) melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:
i. Tokoh Masyarakat (Tomas) tingkat Nasional;
ii. Tokoh Agama (Toga) tingkat Nasional;
iii. Tokoh Adat (Todat) tingkat Nasional;
iv. Tokoh Pemuda (Toda) tingkat Nasional;
v. Ketua Organisasi Profesi tingkat Nasional;
vi. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
tingkat Nasional;
vii. Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) tingkat
Nasional;
viii. Pimpinan organisasi Akademisi; dan
ix. Pengusaha swasta, wirausaha tingkat
Nasional.

(d) memberikan kesempatan kepada objek/peserta


untuk menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang
diharapkan diantaranya:

i. gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan


sesuai atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
ii. bersifat membangun; dan
iii. tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.

(e) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang


berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

i. tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
ii. bersifat membangun dan terarah.

d) Komsos Kreatif.

(1) Tingkat Kodam:

(a) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi


kegiatan dalam rangka meningkatkan keinginan
masyarakat berpartisipasi dalam pertahanan negara
meliputi:
43

i. kegiatan-kegiatan dalam rangka mengenal


bentuk bentuk perang modern;
ii. kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
iii. kegiatan untuk meningkatkan persatuan,
kesatuan untuk mencegah disintegrasi bangsa.

(b) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;

(c) melaksanakan kegiatan Komsos kreatif kepada


objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.

(d) memberikan penghargaan kepada objek yang


berpartisipasi dalam kegiatan Komsos kreatif.

(2) Tingkat Korem:

(a) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi


kegiatan dalam rangka meningkatkan keinginan
masyarakat berpartisipasi dalam pertahanan negara
meliputi:

i. kegiatan-kegiatan dalam rangka mengenal


bentuk bentuk perang modern;
ii. kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
iii. kegiatan untuk meningkatkan persatuan,
kesatuan untuk mencegah disintegrasi bangsa.

(b) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;

(c) melaksanakan kegiatan Komsos kreatif kepada


objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.

(d) memberikan penghargaan kepada objek yang


berpartisipasi dalam kegiatan Komsos kreatif.

(3) Tingkat Kodim:

(a) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi


44

kegiatan dalam rangka meningkatkan keinginan


masyarakat berpartisipasi dalam pertahanan negara
meliputi:

i. kegiatan-kegiatan dalam rangka mengenal


bentuk bentuk perang modern;
ii. kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
iii. kegiatan untuk meningkatkan persatuan,
kesatuan untuk mencegah disintegrasi bangsa.

(b) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;

(c) melaksanakan kegiatan Komsos kreatif kepada


objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.

(d) memberikan penghargaan kepada objek yang


berpartisipasi dalam kegiatan Komsos kreatif.

(4) Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung dan Satnonkowil:

(a) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi


kegiatan dalam rangka meningkatkan keinginan
masyarakat berpartisipasi dalam pertahanan negara
meliputi:

i. kegiatan-kegiatan dalam rangka mengenal


bentuk bentuk perang modern;
ii. kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
iii. kegiatan untuk meningkatkan persatuan,
kesatuan untuk mencegah disintegrasi bangsa.

(b) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;

(c) melaksanakan kegiatan Komsos kreatif kepada


objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.

(d) memberikan penghargaan kepada objek yang


berpartisipasi dalam kegiatan Komsos kreatif.
45

d) Pengakhiran.

a) Komsos dengan KBT.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


dengan KBT;

(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Kasad; dan

(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap


kegiatan Komsos dengan KBT untuk dijadikan bahan
pelaksanaan Komsos yang akan datang.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal


di daerah.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal di daerah;

(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Kasad; dan

(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap


kegiatan Metode Binter dengan Aparat pemerintah dan
Instansi Vertikal di daerah untuk dijadikan bahan
pelaksanaan Komsos yang akan datang.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


dengan segenap komponen bangsa;

(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Kasad; dan

(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap


kegiatan Komsos dengan segenap komponen bangsa untuk
dijadikan bahan pelaksanaan Metode Binter yang akan
datang.

d) Komsos Kreatif.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Metode


Binter kreatif;

(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Kasad: dan

(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap


kegiatan Komsos kreatif untuk dijadikan bahan pelaksanaan
46

Komsos yang akan datang.


b. Komsos Dalam Rangka Meningkatkan Jalinan Kerja sama antara
TNI AD dengan Instansi Terkait.

1) Perencanaan.

a) Komsos dengan KBT.

(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada keluarga besar TNI;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka dan Staf Satuan.


(b) Objek:

i. Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,


Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
ii. Persatuan Purnawirawan (Pepabri) pengurus;
iii. Warakawuri TNI;
iv. Persatuan Istri Pejuang (Perip);
v. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI);
vi.Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri);
vii. Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan
TNI (FKPPI); dan
viii. Pemuda Panca Marga pengurus.

(3) merencanakan koordinasi tentang:

i. pokok-pokok permasalahan;
ii. tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
iii. jumlah objek yang dilibatkan;
iv. penentuan tempat dan waktu;
v. fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan;
dan
vi. jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:

i. tatap muka;
ii. anjangsana;
iii. silaturahmi;
iv. sosialisasi;
v. wawancara;
vi. seminar;
vii. penyuluhan;
viii. penataran; dan
47

ix. publikasi.
(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan,
langsung atau tidak langsung; dan

(6) Membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan instansi vertikal


di daerah.

(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada aparat pemerintah dan instansi vertikal
di daerah;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pangdam dan para Staf Kasdam.


(b) Objek:

i. Kepala Daerah;
ii. Kepala dinas;
iii. Kepala Kepolisian;
iv. Kepala BPN;
v. Kepala SAR;
vi. Kepala BKKBN;
vii. Kepala Bea dan Cukai;
viii. Kepala BNN;
ix. Kepala BPBD;
x. Kepala BNPT; dan
xi. Kepala Kantor Wilayah Kementerian.

(3) merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
48

(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.


(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan
disampaikan kepada segenap komponen bangsa;

(2) Merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf Satuan.


(b) Objek:
i. Tokoh Masyarakat (Tomas);
ii. Tokoh Agama (Toga);
iii. Tokoh Adat (Todat);
iv. Tokoh Pemuda (Toda);
v. Ketua Organisasi Profesi;
vi. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
vii. Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas);
viii. Pimpinan organisasi Akademisi; dan
ix. Pengusaha swasta, wirausaha.

(3) merencanakan koordinasi tentang:


(a) pokok-pokok permasalahan;
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
49

(1) Merencanakan teknis yang akan digunakan, secara


langsung atau secara tidak langsung; dan

(2) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

d) Komsos Kreatif.

(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan dalam kegiatan Metode Binter kreatif;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf Satuan.


(b) Objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.

(3) merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(5) merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) pentas seni budaya;


(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.

(6) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan

(7) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

c. Persiapan.

a) Komsos dengan KBT.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;
50

(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;


(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


mengatasi kesulitan rakyat meliputi:

i. kesehatan (KB Kes, buta aksara, sunatan


massal, operasi bibir sumbing, donor darah, AIDS,
narkoba dll);
ii. pertanian dan peternakan (penerapan
teknologi pertanian dan peternakan);
iii. perekonomian;
iv. keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
v. perikanan (penerapan teknologi perikanan);
vi. Hukum;
vii. kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
viii. memanfaatkan lahan tidur menjadi
perkebunan;

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Metode Binter kepada


Kasad.
b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi vertikal
di daerah.
51

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;

(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;

(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


mengatasi kesulitan rakyat meliputi:

i. kesehatan (KB Kes, buta aksara, sunatan


massal, operasi bibir sumbing, donor darah, AIDS,
narkoba dll);
ii. pertanian dan peternakan (penerapan teknologi
pertanian dan peternakan);
iii. perekonomian;
iv. keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
v. perikanan (penerapan teknologi perikanan);
vi. Hukum;
vii. kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
viii. memanfaatkan lahan tidur menjadi per-
kebunan.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Metode Binter kepada


Kasad.
52

c) Komsos dengan komponen bangsa.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;

(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;

(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


mengatasi kesulitan rakyat meliputi:

i. kesehatan (KB Kes, buta aksara, sunatan


massal, operasi bibir sumbing, donor darah, AIDS,
narkoba dll);
ii. pertanian dan peternakan (penerapan
teknologi pertanian dan peternakan);
iii. perekonomian;
iv. keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
v. perikanan (penerapan teknologi perikanan);
vi. Hukum;
vii. kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
viii. memanfaatkan lahan tidur menjadi
perkebunan.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan
53

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Metode Binter kepada


Komando Atas.

d) Komsos Kreatif.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;

(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;

(3) melaksanakan koordinasi meliputi :

(a) kegiatan dalam membantu mengatasi


kesulitan rakyat meliputi:
i. kesehatan melalui kegiatan dalam menimbulkan
partisipasi guna peningkatan mutu kesehatan
rakyat;

ii. kegiatan dalam bidang pertanian dan


peternakan (penerapan teknologi pertanian dan
peternakan);

iii. kegiatan dalam rangka peningkatan


kesejahteraan perekonomian;

iv. kegiatan untuk meningkatkan kondisi


keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
v. kegiatan dibidang perikanan (penerapan
teknologi perikanan);
vi. kegiatan dalam bidang penegakkan Hukum;
vii. kegiatan yang diarahkan terhadap terjaganya
kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
viii.kegiatan dalam pemanfaatan lahan tidur
menjadi perkebunan.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) pentas seni budaya;
(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.
54

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Metode Binter kepada


Kasad.

d. Pelaksanaan.

a) Komsos dengan KBT.

i. menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan


dengan membantu mengatasi kesulitan rakyat meliputi:

(a) kesehatan (KB Kes, buta aksara, sunatan massal,


operasi bibir sumbing, donor darah, AIDS, narkoba dll);
(b) pertanian dan peternakan (penerapan
teknologi pertanian dan peternakan);
(c) perekonomian;
(d) keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
(e) perikanan (penerapan teknologi perikanan);
(f) Hukum;
(g) kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
(h) memanfaatkan lahan tidur menjadi perkebunan.

ii. melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;


iii. melaksanakan kegiatan Metode Binter dengan objek:
(a) Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,
Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
(b) Persatuan Purnawirawan (Pepabri);
(c) Warakawuri TNI pengurus;
(d) Persatuan Istri Pejuang (Perip);
(e) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI);
(f) Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri);
(g) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI
(FKPPI); dan
(h) Pemuda Panca Marga pengurus.

iv. memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk


menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
55

(b) bersifat membangun; dan


(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.
v. memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.

b) Komsos dengan Aparat Pemerintah dan Instansi Vertikal


di daerah.

(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan


dengan membantu mengatasi kesulitan rakyat meliputi:
(a) kesehatan (KB Kes, buta aksara, sunatan massal,
operasi bibir sumbing, donor darah, AIDS, narkoba dll);
(b) pertanian dan peternakan (penerapan
teknologi pertanian dan peternakan);
(c) perekonomian;
(d) keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
(e) perikanan (penerapan teknologi perikanan);
(f) Hukum;
(g) kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
(h) memanfaatkan lahan tidur menjadi perkebunan.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan.
(3) melaksanakan kegiatan Metode Binter dengan objek:
(a) Kepala daerah dan Forkopimda;
(b) Kepala dinas;
(c) Kepala Kepolisian;
(d) Kepala BPN;
(e) Kepala SAR;
(f) Kepala BKKBN ;
(g) Kepala Bea dan Cukai;
(h) Kepala BNN;
(i) Kepala BPBD;
(j) Kepala BNPT ; dan
(k) Kepala Kantor Wilayah Kementerian.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:
(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai
atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
56

(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.

(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang


berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.

(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan


dengan membantu mengatasi kesulitan rakyat meliputi:

(a) kesehatan (KB Kes, buta aksara, sunatan massal,


operasi bibir sumbing, donor darah, AIDS, narkoba dll);
(b) pertanian dan peternakan (penerapan
teknologi pertanian dan peternakan);
(c) perekonomian;
(d) keamanan (siskamling, pamswakarsa dll);
(e) perikanan (penerapan teknologi perikanan);
(f) Hukum;
(g) kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
(h) memanfaatkan lahan tidur menjadi perkebunan.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;

(3) melaksanakan kegiatan Metode Binter dengan objek:

(a) Tokoh Masyarakat (Tomas);


(b) Tokoh Agama (Toga);
(c) Tokoh Adat (Todat);
(d) Tokoh Pemuda (Toda);
(e) Ketua Organisasi Profesi;
(f) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
(g) Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas);
(h) Pimpinan organisasi Akademisi; dan
(i) Pengusaha swasta, wirausaha.

(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk


menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:
57

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.

(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang


berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.

d) Komsos Kreatif.

(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi kegiatan


berkaitan dengan kegiatan Metode Binter kreatif dengan
materi membantu mengatasi kesulitan rakyat meliputi:

(a) kesehatan melalui kegiatan dalam menimbulkan


partisipasi guna peningkatan mutu kesehatan rakyat;
(b) kegiatan dalam bidang pertanian dan peternakan
(penerapan teknologi pertanian dan peternakan);
(c) kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
perekonomian;
(d) kegiatan untuk meningkatkan kondisi keamanan
(siskamling, pamswakarsa dll);
(e) kegiatan di bidang perikanan (penerapan
teknologi perikanan);
(f) kegiatan dalam bidang penegakkan Hukum;
(g) kegiatan yang diarahkan terhadap terjaganya
kebersihan lingkungan dan hidup sehat; dan
(h) kegiatan dalam pemanfaatan lahan tidur menjadi
perkebunan.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan.
(3) melaksanakan kegiatan Metode Binter kreatif kepada
objek:
(a) masyarakat umum;
(b) pelajar; dan
(c) mahasiswa.
58

(4) memberikan penghargaan kepada objek yang


berpartisipasi dalam kegiatan Metode Binter kreatif.

e. Pengakhiran.

a) Komsos dengan KBT.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Metode


Binter dengan KBT;
(2) melaporkan hasil kegiatan Metode Binter kepada
Komando Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Metode Binter dengan KBT untuk dijadikan bahan
pelaksanaan Metode Binter yang akan datang.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal


di daerah.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Metode


Binter dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal;
(2) melaporkan hasil kegiatan Metode Binter kepada
Komando Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Metode Binter dengan Aparat pemerintah dan
Instansi Vertikal untuk dijadikan bahan pelaksanaan Metode
Binter yang akan datang.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Metode


Binter dengan segenap komponen bangsa;
(2) melaporkan hasil kegiatan Metode Binter kepada
Komando Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Metode Binter dengan segenap komponen bangsa
untuk dijadikan bahan pelaksanaan Komsos yang akan
datang.

d) Komsos Kreatif.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


kreatif;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
59

kegiatan Komsos kreatif untuk dijadikan bahan pelaksanaan


Metode Binter yang akan datang.

c. Komsos Dalam Rangka Dukungan Instansi Terkait terhadap


Tercapainya Tugas Pokok TNI AD.

• Perencanaan.

a) Komsos dengan KBT.

(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada keluarga besar TNI;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf Satuan.


(b) Objek:

i. Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,


Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
ii. Persatuan Purnawirawan (Pepabri);
iii. Warakawuri TNI pengurus;
iv. Persatuan Istri Pejuang (Perip);
v. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI);
vi. Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia
(Piveri);
vii. Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan
TNI (FKPPI); dan
viii. Pemuda Panca Marga.

(3) merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
60

(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan instansi vertical


di daerah.

(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada aparat pemerintah dan instansi vertikal
di daerah;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf Satuan.


(b) Objek:

i. Kepala Daerah dan Forkopimda;


ii. Kepala dinas;
iii. Kepala Kepolisian;
iv. Kepala BPN;
v. Kepala SAR ;
vi. Kepala BKKBN;
vii. Kepala Bea dan Cukai ;
viii. Kepala BNN;
ix. Kepala BPBD;
x. Kepala BNPT; dan
xi. Kepala Kantor Wilayah Kementerian.

(3) merencanakan koordinasi tentang:


(a) pokok-pokok permasalahan;
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
61

(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung
atau tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

c) Komsos dengan komponen bangsa.

(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada segenap komponen bangsa;

(2) Merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf.


(b) Objek:
i. Tokoh Masyarakat (Tomas);
ii. Tokoh Agama (Toga);
iii. Tokoh Adat (Todat);
iv. Tokoh Pemuda (Toda);
v. Ketua Organisasi Profesi;
vi. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
vii. Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas);
viii. Pimpinan organisasi Akademisi; dan
ix. Pengusaha swasta, wirausaha.

(3) merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
62

(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan, secara


langsung atau secara tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

d) Komsos Kreatif.

(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan dalam kegiatan Komsos kreatif;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:

(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf.


(b) Objek:

i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.
(3) merencanakan koordinasi tentang:
(a) pokok-pokok permasalahan:
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:
(a) pentas seni budaya;
(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.
(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung
atau tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

2) Persiapan.

a) Komsos dengan KBT.


63

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan
tercapainya dukungan terhadap tugas pokok TNI AD
meliputi:
i. menegakkan kedaulatan negara;
ii. mempertahankan keutuhan wilayah RI; dan
iii. melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia.
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando atas.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi vertikal


di daerah.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
64

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


tercapainya dukungan terhadap tugas pokok TNI AD
meliputi:

i. menegakkan kedaulatan negara;


ii. mempertahankan keutuhan wilayah RI; dan
iii. melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:

(a) tatap muka;


(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung


atau tidak langsung;
(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana
pengamanan; dan
(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada
Komando Atas.

c) Komsos dengan komponen bangsa.


(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang
dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan
tercapainya dukungan terhadap tugas pokok TNI AD
meliputi:

i. menegakkan kedaulatan negara;


65

ii. mempertahankan keutuhan wilayah RI: dan


iii. melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiata dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.

d) Komsos Kreatif.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(a) kegiatan dalam tangka tercapainya dukungan
terhadap tugas pokok TNI AD meliputi:
i. menegakkan kedaulatan negara melalui kegiatan
peringatan hari besar nasional;
ii. kegiatan yang berkaitan mempertahankan
keutuhan wilayah RI; dan
iii. kegiatan-kegiatan yang diarahkan dalam
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
66

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) pentas seni budaya;
(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;
(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana
pengamanan; dan
(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada
Komando atas.

3) Pelaksanaan.
a) Komsos dengan KBT.
1. menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan
dengan tercapainya dukungan terhadap tugas pokok TNI AD
meliputi:

(a) menegakkan kedaulatan negara;


(b) mempertahankan keutuhan wilayah RI; dan
(c) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
2. melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;
3. melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:
(a) Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra
Kirana, Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
(b) Persatuan Purnawirawan (Pepabri);
(c) Warakawuri TNI pengurus;
(d) Persatuan Istri Pejuang (Perip) pengurus;
(e) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI);
(f) Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri);
(g) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI
(FKPPI); dan
(h) Pemuda Panca Marga.

4. memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk


67

menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan


diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.
5. memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.
b) Komsos dengan Aparat Pemerintah dan Instansi Vertikal
di daerah.
(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan
dengan tercapainya dukungan terhadap tugas pokok TNI AD
meliputi:

(a) menegakkan kedaulatan negara;


(b) mempertahankan keutuhan wilayah RI; dan
(c) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;
(3) melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:
(a) Kepala daerah dan Forkopimda;
(b) Kepala dinas;
(c) Kepala Kepolisian;
(d) Kepala BPN;
(e) Kepala SAR;
(f) Kepala BKKBN;
(g) Kepala Bea dan Cukai;
(h) Kepala BNN;
(i) Kepala BPBD;
(j) Kepala BNPT ; dan
(k) Kepala Kantor Wilayah Kementerian.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
68

(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.


(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.


(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan
dengan tercapainya dukungan terhadap tugas pokok TNI AD
meliputi:

(a) menegakkan kedaulatan negara;


(b) mempertahankan keutuhan wilayah RI; dan
(c) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.

(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;


(3) melaksanakan kegiatan Metode Binter dengan objek:
(a) Tokoh Masyarakat (Tomas) tingkat Nasional;
(b) Tokoh Agama (Toga) tingkat Nasional;
(c) Tokoh Adat (Todat) tingkat Nasional;
(d) Tokoh Pemuda (Toda) tingkat Nasional;
(e) Ketua Organisasi Profesi tingkat Nasional;
(f) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tingkat
Nasional;
(g) Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) tingkat
Nasional;
(h) Pimpinan organisasi Akademisi; dan
(i) Pengusaha swasta, wirausaha tingkat Nasional.

(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk


menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.

(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang


berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


69

permasalahan, tujuan/sasaran; dan


(b) bersifat membangun dan terarah.
d) Komsos Kreatif.
(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi kegiatan
berkaitan dengan kegiatan Komsos kreatif dengan materi
tercapainya dukungan tugas pokok TNI AD meliputi:

(a) menegakkan kedaulatan negara melalui kegiatan


peringatan hari besar nasional;
(b) kegiatan yang berkaitan mempertahankan
keutuhan wilayah RI; dan
(c) kegiatan-kegiatan yang diarahkan dalam
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan.


(3) melaksanakan kegiatan Komsos kreatif kepada objek:

(a) masyarakat umum;


(b) pelajar; dan
(c) mahasiswa.
(4) memberikan penghargaan kepada objek yang
berpartisipasi dalam kegiatan Komsos kreatif.

4) Pengakhiran.

a) Komsos dengan KBT.

(2) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


dengan KBT;
(3) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Metode Binter dengan KBT untuk dijadikan bahan
pelaksanaan Komsos yang akan datang.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal


di daerah.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
70

kegiatan Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi


Vertikal untuk dijadikan bahan pelaksanaan Komsos yang
akan datang.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.


(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos
dengan segenap komponen bangsa;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Komsos dengan segenap komponen bangsa untuk
dijadikan bahan pelaksanaan Komsos yang akan datang.

d) Komsos Kreatif.
(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos
kreatif;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Kasad; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Komsos kreatif untuk dijadikan bahan pelaksanaan
Komsos yang akan datang.

d. Komsos dalam Rangka Meningkatkan Keinginan dan peran serta


Masyarakat Untuk Berpartisipasi Dalam Pertahanan Negara.

1) Perencanaan.

a) Komsos dengan KBT.

(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada keluarga besar TNI;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:


(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf Satuan.
(b) Objek:
i. Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,
Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
ii. Persatuan Purnawirawan (Pepabri);
iii. Warakawuri TNI pengurus;
iv. Persatuan Istri Pejuang (Perip) pengurus;
v. Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI);
vi. Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia
(Piveri);
vii. Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan
TNI (FKPPI); dan
viii. Pemuda Panca Marga.
71

(3) merencanakan koordinasi tentang:


(a) pokok-pokok permasalahan;
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:
(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.

(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan
(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan instansi vertikal.


(1) merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan
disampaikan kepada aparat pemerintah dan instansi vertikal;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:


(a) Subjek. Pang/Dan/Ka/Gub dan Staf Satuan.
(b) Objek:
i. Kepala daerah dan Forkopimda;
ii. Kepala dinas;
iii. Kepala Kepolisian;
iv. Kepala BPN;
v. Kepala SAR;
vi. Kepala BKKBN;
vii. Kepala Bea dan Cukai;
viii. Kepala BNN;
ix. Kepala BPBD ;
x. Kepala BNPT; dan
xi. Kepala Kantor Wilayah Kementerian.
(3) merencanakan koordinasi tentang:
(a) pokok-pokok permasalahan;
72

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:
(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung
atau tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

c) Komsos dengan komponen bangsa.

(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan


disampaikan kepada segenap komponen bangsa;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:


(a) Subjek. Kas/Pang/Ka/Gub/Dan dan Staf.
(b) Objek:

i. Tokoh Masyarakat (Tomas);


ii. Tokoh Agama (Toga);
iii. Tokoh Adat (Todat);
iv. Tokoh Pemuda (Toda);
v. Ketua Organisasi Profesi;
vi. Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
vii. Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas);
viii. Pimpinan organisasi Akademisi; dan
ix. Pengusaha swasta, wirausaha.
(3) merencanakan koordinasi tentang:

(a) pokok-pokok permasalahan;


(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
73

(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan


(f) jumlah dukungan logistik.

(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) Merencanakan teknis yang akan digunakan, secara
langsung atau secara tidak langsung; dan

(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.


d) Komsos Kreatif.
(1) Merencanakan tugas-tugas atau materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan Komsos kreatif;

(2) merencanakan subjek dan objek kegiatan meliputi:


(a) Subjek. Kas/Pang/Ka/Gub/Dan dan Staf.
(b) Objek:
i. masyarakat umum;
ii. pelajar; dan
iii. mahasiswa.
(3) merencanakan koordinasi tentang:
(a) pokok-pokok permasalahan:
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) merencanakan bentuk kegiatan seperti:

(a) pentas seni budaya;


(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.
74

(5) merencanakan teknis yang akan digunakan, langsung


atau tidak langsung; dan
(6) membuat rencana kegiatan dan rencana pengamanan.

2) Persiapan.

a) Komsos dengan KBT.


(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang
dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


meningkatkan keinginan masyarakat berpartisipasi
dalam pertahanan negara meliputi:

i. perang modern;
ii. wawasan nusantara dan ketahanan nasional;
dan
iii. persatuan, kesatuan dan disintegrasi bangsa.
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;
(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana
pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.
75

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi vertikal


di daerah.

(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang


dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


meningkatkan keinginan masyarakat berpartisipasi
dalam pertahanan negara meliputi:

i. perang modern;
ii. wawasan nusantara dan ketahanan nasional;
dan
iii. persatuan, kesatuan dan disintegrasi bangsa.

(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;


(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.

(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:


(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


Komando Atas.

c) Komsos dengan komponen bangsa.


(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang
dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan.
76

(3) melaksanakan koordinasi meliputi:

(a) pokok permasalahan yang berkaitan dengan


meningkatkan keinginan masyarakat berpartisipasi
dalam pertahanan negara meliputi:

i. perang modern;
ii. wawasan nusantara dan ketahanan nasional;
dan
iii. persatuan, kesatuan dan disintegrasi bangsa.
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) tatap muka;
(b) anjangsana;
(c) silaturahmi;
(d) sosialisasi;
(e) wawancara;
(f) seminar;
(g) penyuluhan;
(h) penataran; dan
(i) publikasi.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung
atau tidak langsung;

(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana


pengamanan; dan

(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada


komando atas.

d) Komsos Kreatif.
(1) menyiapkan bahan-bahan, referensi dan dokumen yang
dibutuhkan;
(2) menetapkan jumlah subjek yang akan dilibatkan;
(3) melaksanakan koordinasi meliputi:
(a) kegiatan dalam rangka meningkatkan keinginan
masyarakat berpartisipasi dalam pertahanan negara
meliputi:
77

i. kegiatan-kegiatan dalam rangka mengenal


bentuk bentuk perang modern;
ii. kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan
wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
iii. kegiatan untuk meningkatkan persatuan,
kesatuan untuk mencegah disintegrasi bangsa.
(b) tujuan/sasaran yang ingin dicapai;
(c) jumlah objek yang dilibatkan;
(d) penentuan tempat dan waktu;
(e) fasilitas/alat perlengkapan yang digunakan; dan
(f) jumlah dukungan logistik.
(4) menetapkan bentuk kegiatan seperti:
(a) pentas seni budaya;
(b) perlombaan;
(c) pameran; dan
(d) pemutaran film.
(5) menetapkan teknis yang akan digunakan langsung atau
tidak langsung;
(6) menyempurnakan rencana kegiatan dan rencana
pengamanan; dan
(7) melaporkan kesiapan pelaksanaan Komsos kepada
Komando Atas.

3) Pelaksanaan.
a) Komsos dengan KBT.
(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi
berkaitan dengan meningkatkan keinginan masyarakat
berpartisipasi dalam pertahanan negara meliputi:

(a) perang modern;


(b) wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
(c) persatuan, kesatuan dan disintegrasi bangsa.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan.
(3) melaksanakan kegiatan Metode Binter dengan objek:
(a) Dharma Pertiwi, Persit Kartika Candra Kirana,
Jalasenastri, Pia Ardhya Garini, Bhayangkari;
(b) Persatuan Purnawirawan (Pepabri) pengurus;
(c) Warakawuri TNI;
(d) Persatuan Istri Pejuang (Perip);
(e) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI);
78

(f) Persatuan Istri Veteran Republik Indonesia (Piveri);


(g) Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI
(FKPPI); dan
(h) Pemuda Panca Marga.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.
(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/ sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah;
b) Komsos dengan Aparat Pemerintah dan Instansi Vertikal
di daerah.
(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan
dengan meningkatkan keinginan masyarakat berpartisipasi
dalam pertahanan negara meliputi:
(a) perang modern;
(b) wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
(c) persatuan, kesatuan dan disintegrasi bangsa.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;
(3) melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:
(a) Kepala daerah dan forkopimda;
(b) Kepala dinas;
(c) Kepala Kepolisian;
(d) Kepala BPN
(e) Kepala SAR;
(f) Kepala BKKBN;
(g) Kepala Bea dan Cukai;
(h) Kepala BNN;
(i) Kepala BPBD ;
(j) Kepala BNPT; dan
(k) Kepala Kantor Wilayah Kementerian.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
79

menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan


diantaranya:
(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai
atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.

(5) Memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang


berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/ sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.
c) Komsos dengan Komponen bangsa.

(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi berkaitan


dengan meningkatkan keinginan masyarakat berpartisipasi
dalam pertahanan negara meliputi:

(a) perang modern;


(b) wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan
(c) persatuan, kesatuan dan disintegrasi bangsa.
(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;
(3) melaksanakan kegiatan Komsos dengan objek:
(a) Tokoh Masyarakat (Tomas);
(b) Tokoh Agama (Toga);
(c) Tokoh Adat (Todat);
(d) Tokoh Pemuda (Toda);
(e) Ketua Organisasi Profesi;
(f) Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM);
(g) Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas);
(h) Pimpinan organisasi Akademisi; dan
(i) Pengusaha swasta, wirausaha.
(4) memberikan kesempatan kepada objek/peserta untuk
menyampaikan gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan
diantaranya:

(a) gagasan/pemikiran/ide yang diharapkan sesuai


atau sejalan dengan tujuan dan sasaran;
(b) bersifat membangun; dan
(c) tidak menyimpang dengan tujuan dan sasaran.
(5) memberikan penekanan/hal-hal yang penting yang
berkaitan dengan tujuan/sasaran diantaranya:
80

(a) tidak menyimpang dari pokok-pokok


permasalahan, tujuan/sasaran; dan
(b) bersifat membangun dan terarah.
d) Komsos Kreatif.
(1) menyusun perlengkapan, bahan-bahan, materi kegiatan
dalam rangka meningkatkan keinginan masyarakat
berpartisipasi dalam pertahanan negara meliputi:
(a) kegiatan-kegiatan dalam rangka mengenal bentuk
bentuk perang modern;

(b) kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan


wawasan nusantara dan ketahanan nasional; dan

(c) kegiatan untuk meningkatkan persatuan,


kesatuan untuk mencegah disintegrasi bangsa.

(2) melaporkan kesiapan kegiatan kepada pimpinan;


(3) melaksanakan kegiatan Komsos kreatif kepada objek:
(a) masyarakat umum;
(b) pelajar; dan
(c) mahasiswa.
(4) memberikan penghargaan kepada objek yang
berpartisipasi dalam kegiatan Komsos kreatif.

4) Pengakhiran.
a) Komsos dengan KBT.
(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos
dengan KBT;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Komsos dengan KBT untuk dijadikan bahan
pelaksanaan Komsos yang akan datang.

b) Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal


di daerah.

(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos


dengan Aparat pemerintah dan Instansi Vertikal di daerah;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
81

kegiatan Komsos dengan Aparat pemerintah dan Instansi


Vertikal di daerah untuk dijadikan bahan pelaksanaan
Komsos yang akan datang.

c) Komsos dengan Komponen bangsa.


(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos
dengan segenap komponen bangsa;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Komsos dengan segenap komponen bangsa untuk
dijadikan bahan pelaksanaan Komsos yang akan datang.

d) Komsos Kreatif.
(1) menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan Komsos
kreatif;
(2) melaporkan hasil kegiatan Komsos kepada Komando
Atas; dan
(3) mengevaluasi data, fakta, dan pengaruh terhadap
kegiatan Komsos kreatif untuk dijadikan bahan pelaksanaan
Komsos yang akan datang.

20. Kegiatan Pembinaan Ketahanan Wilayah (Bintahwil)

a. Pembinaan Rencana Tata Ruang Wilayah Pertahanan Darat


(RTRW Hanrat).

Pelaksanaan kegiatan pembinaan penyusunan RTRW Hanrat


agar memperhatikan RT, RW, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
sehingga terdapat keserasian, keselarasan, dan keterpaduan untuk
kepentingan kesejahteraan dan pertahanan, juga harus
memperhatikan konsep pertahanan yang disesuaikan dengan kondisi
daerah masing-masing.

1) Perencanaan. Kegiatannya meliputi:

a) merencanakan kerangka acuan kerja;


b) merencanakan pembuatan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (Renlakgiat);
c) merencanakan metodologi pendekatan pelaksanaan
penyusunan RT RW Hanrat di wilayah Kodim;
d) merencanakan pengumpulan data yang dibutuhkan;
e) merencanakan pengolahan dan analisis data;
f) merencanakan perumusan konsep RT RW Hanrat;
g) merencanakan penyusunan RT RW Hanrat; dan
82

h) merencanakan koordinasi dengan pimpinan TNI AL,


AU instansi terkait di wilayah.

2) Persiapan. Kegiatannya meliputi :

a) mempelajari kerangka acuan kerja;


b) menyiapkan referensi;
c) menyiapkan personel;
d) menyiapkan materiil;
e) menyiapkan metodologi pendekatan pelaksanaan
penyusunan RTRW Hanrat di wilayah Kodim;
f) menyiapkan perlengkapan data yang dibutuhkan;
g) menyiapkan pengolahan dan analisis data;
h) menyiapkan konsep RTRW Hanrat;
i) menyiapkan penyusunan RTRW Hanrat; dan
j) koordinasi dengan pimpinan TNI AL, AU dan instansi
terkait di wilayah.

3) Pelaksanaan. Kegiatannya meliputi:

a) melaksanakan pendataan dengan mengisi/


memasukkan data pada beberapa formulir dengan
masing-masing pengelompokan dan peruntukannya
sebagai berikut:

(1) bentuk W-1 (jenis tanah). Dalam pengisian


kolom-kolom tersebut harus mencantumkan nama
daerahnya serta luas daerahnya dengan beberapa
klasifikasi sebagai berikut:

(a) pantai landai;


(b) pantai terjal;
(c) dataran rendah;
(d) dataran tinggi;
(e) pegunungan;
(f) rawa:

i. rawa yang airnya selalu tergenang; dan


ii. rawa yang airnya tidak selalu tergenang.

(g) tanah liat.

(2) bentuk W-2 (bencana alam). Adapun jenis


bencana alam yang dilaporkan adalah sebagai
berikut:
83

(a) gempa bumi:

i. gempa tektonik; dan


ii. gempa vulkanik.

(b) gunung meletus;


(c) angin topan;
(d) banjir;
(e) tanah longsor;
(f) kebakaran hutan dan lahan;
(g) bencana tsunami;
(h) kekeringan; dan
(i) kebocoran limbah nuklir.

(3) bentuk W-3 (curah hujan). Merupakan data yang


diisi berdasarkan kondisi cuaca yang terjadi selama
satu semester diantaranya:

(a) suhu udara:

i. suhu tertinggi ; dan


ii. suhu terendah.

(b) kelembapan udara;


(c) musim hujan yang terjadi (bulan/tahun); dan
(d) curah hujan.

(4) bentuk W-4 (pulau-pulau di wilayah Kota/


Kabupaten/Kecamatan). Merupakan data yang
memuat tentang data jumlah pulau-pulau yang ada di
wilayah Kota/Kabupaten/Kecamatan):

(a) nama pulau;


(b) luas pulau; dan
(c) jumlah penduduk.

(5) bentuk W-5 (daerah tempur). Merupakan data


yang memuat tentang wilayah yang digunakan
sebagai daerah pertempuran:

(a) wilayah;
(b) daerah yang disiapkan:

i. daerah tempur;
ii. rintangan alam dan buatan;
iii. obyek strategis; dan
iv. hambatan.
84

(c) daerah yang diperuntukan:

i. hutan; dan
ii. produk masyarakat.

(6) bentuk W-6 (daerah komunikasi). Merupakan


data yang memuat tentang wilayah yang digunakan
sebagai daerah komunikasi:

(a) wilayah;
(b) instalasi banmin;
(c) jalan pendekat:

i. jalan utama; dan


ii. jalan cadangan.

(d) sarana instalasi alkom.

(7) bentuk W-7 (daerah belakang). Merupakan data


yang memuat tentang wilayah yang digunakan
sebagai daerah belakang:

(a) wilayah;
(b) instalasi banmin;
(c) jalan pendekat:

i. jalan utama; dan


ii. jalan cadangan.

(d) tempat latihan; dan


(e) logistik wilayah:

i. SDA;
ii. perikanan;
iii. pertanian; dan
iv. Industri.

(8) bentuk W-8 (daerah pangkal perlawanan).


Merupakan data yang memuat tentang wilayah yang
disiapkan sebagai daerah pangkal perlawanan;

(a) wilayah;
(b) daerah yang disiapkan;

i. daerah utama; dan


ii. daerah cadangan.
85

(c) jalan pendekat:

i. jalan utama; dan


ii. jalan cadangan.

(d) logistik:

i. perkebunan;
ii. pertanian; dan
iii. industri.

(9) bentuk W-9 (jumlah Koramil, Kota/Kabupaten/


Kecamatan, dan luas daerah). Merupakan data yang
memuat tentang:

(a) kesatuan;
(b) jumlah Koramil;
(c) jumlah Kota/Kabupaten/Kecamatan);
(d) jumlah Desa/Kelurahan; dan
(e) luas wilayah.

b) melaksanakan pengolahan dan analisis data.


Secara garis besar ada dua analisa harus dilakukan
dalam penyusunan RTRW Hanrat yaitu:

(1) analisa data untuk menggambarkan kondisi tata


ruang wilayah Hanrat: dan
(2) analisis potensi dan masalah pengembangan
Hanrat berdasarkan kondisi tata ruang wilayah
Hanrat.

c) melaksanakan kegiatan perumusan konsep RTRW


Hanrat:

(1) pengelolaan RTRW Hanrat;


(2) perencanaan wilayah pertahanan:

(a) perencanaan ruang wilayah pertahanan;


(b) penyusunan RTRW Hanrat;
(c) penataan ruang kawasan pertahanan;
(d) pemanfaatan ruang wilayah pertahanan;
(e) arah pemanfaatan wilayah pertahanan;
(f) pembangunan dan pengembangan wilayah
pertahanan;
(g) penyiapan dan penggunaan daerah latihan
militer bersifat sementara atau tidak tetap;
86

(h) pengendalian pemanfaatan wilayah perta-


hanan;
(i) alih fungsi wilayah pertahanan; dan
(j) penetapan ruang.

(3) penentuan daerah pertahanan:

(a) dihadapkan kepada kemungkinan adanya


ancaman ke depan dan perkiraan strategis:

i. daerah depan;
ii. daerah perbatasan; dan
iii. daerah rawan.

(b) daerah latihan:

i. daerah latihan statis; dan


ii. daerah latihan dinamis.

(c) daerah pertahanan darat. yang terdiri dari:

i. daerah pertempuran;
ii. daerah komunikasi;
iii. daerah belakang; dan
iv. daerah pangkal perlawanan.

(d) syarat-syarat daerah pertahanan:

i. syarat daerah pertempuran, daerah


komunikasi, daerah belakang dan daerah
pangkal perlawanan di wilayah binaan
ditentukan oleh pejabat satkowil dengan
berpedoman kepada RTRW Hanrat dari
komando atas; dan
ii. daerah latihan militer merupakan sarana
vital dalam penyelenggaraan pertahanan
negara untuk membangun kemampuan dan
kekuatan pertahanan negara melalui latihan
yang diselenggarakan secara terus menerus.

(e) pola operasi:

i. operasi militer untuk perang (OMP); dan


ii. operasi militer selain perang (OMSP).

(4) kegiatan penyiapan RTRW Hanrat:


87

(a) kegiatan penyiapan RTRW Hanrat di daerah


yang dihadapkan kepada kemungkinan adanya
ancaman ke depan dan perkiraan strategis:

i. daerah depan;
ii. daerah perbatasan; dan
iii. daerah rawan.

(b) kegiatan penyiapan RTRW Hanrat di daerah


latihan:

i. daerah latihan statis; dan


ii. daerah latihan dinamis.

(c) kegiatan penyiapan RTRW Hanrat di daerah


pertahanan darat, yang terdiri dari:

i. daerah pertempuran;
ii. daerah komunikasi;
iii. daerah belakang; dan
iv. daerah pangkal perlawanan.

d) melaksanakan penyusunan buku RTRW Hanrat dengan


cara menuangkan materi teknis RTRW Hanrat ke dalam
format buku RTRW Hanrat oleh masing-masing wilayah
dengan lengkap dan jelas serta di revisi setiap tahunnya
(penjelasan dan contoh cara pengisian buku RTRW
Hanrat).

4) Pengakhiran.

- Kodim. Kegiatannya meliputi:

(1) mengevaluasi hasil pembinaan RTRW Hanrat di


wilayah binaan dari satkowil setempat;

(2) membuat laporan hasil pembinaan RTRW binaan


dari satkowil setempat

(3) menyusun hasil evaluasi pembinaan RTRW


Hanrat untuk dijadikan bahan pembinaan RTRW
Hanrat yang akan datang; dan

(4) pengecekan alat peralatan yang digunakan.


88

b. Pembinaan Peta Jarak Jaring Teritorial. Kegiatan


pembinaan peta jarak jaring teritorial diawali dengan perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran.

1) Perencanaan.

a) Kodim. Kegiatannya meliputi:

(1) mempelajari direktif atau Jukcan dari Korem


(Kodam untuk Kodim BS), tentang kegiatan
pembinaan peta jarak jaring teritorial yang akan
dilaksanakan oleh Koramil jajarannya;

(2) memberikan perintah persiapan kepada Danramil


tentang hal-hal yang perlu disarankan pada saat
kegiatan pembinaan peta jarak jaring teritorial; dan

(3) mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


pembinaan peta jarak jaring teritorial.

b) Koramil. Kegiatannya meliputi:

(1) mempelajari direktif atau Jukcan dari Kodim


tentang kegiatan pembinaan peta jarak jaring
teritorial;

(2) membuat rencana pelaksanaan kegiatan


(Renlakgiat) pembinaan peta jarak jaring teritorial;

(3) melaksanakan Koordinasi dengan aparat


setingkat Kecamatan, instansi vertikal, dan komponen
bangsa lainnya;

(4) rencana menginventarisir referensi tentang


pembinaan peta jarak jaring teritorial;

(5) rencana menghimpun data yang berkaitan


dengan pembinaan peta jarak jaring teritorial;

(6) rencana pemilihan personel dalam pelaksanaan;

(7) rencana kegiatan sesuai metode dan teknik yang


akan digunakan;

(8) rencana waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan;


dan
89

(9) dalam pelaksanaan tugasnya, bertanggung jawab


kepada Dandim.

2) Persiapan.

a) Kodim. Kegiatannya meliputi:

(1) memberikan petunjuk perencanaan kepada


Koramil jajarannya untuk menyusun rencana
pembinaan peta jarak jaring teritorial;

(2) menyampaikan arahan (perintah persiapan


kepada Danramil) tentang hal-hal yang perlu
disarankan pada saat kegiatan pembinaan peta jarak
jaring teritorial; dan

(3) mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


pembinaan peta jarak jaring teritorial.

b) Koramil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan Koordinasi dengan aparat


setingkat Kecamatan, instansi vertikal, dan komponen
bangsa lainnya;

(2) menginventarisir referensi tentang pembinaan


peta jarak jaring teritorial;

(3) menghimpun materi yang berkaitan dengan


pembinaan peta jarak jaring teritorial;

(4) melaksanakan pemilihan personel penyelenggara,


pembawa materi, dan pendukung;

(5) membuat rencana kegiatan sesuai metode dan


teknik yang akan digunakan;

(6) menyusun rencana waktu dan tempat


pelaksanaan kegiatan; dan

(7) Dalam pelaksanaan tugasnya, bertanggung jawab


kepada Dandim.

3) Pelaksanaan.

a) Kodim: Kegiatannya meliputi:


90

(1) mengendalikan pelaksanaan pembinaan peta


jarak jaring teritorial Koramil jajarannya; dan

(2) mengawasi pelaksanaan pembinaan peta jarak


jaring teritorial Koramil jajarannya.

b) Koramil:

(1) menyelenggarakan kegiatan pembinaan peta


jarak jaring teritorial dengan sasaran pembentukan
mitra karib dan pembuatan bagan peta jarak jaring
teritorial serta pembinaan terhadap mitra karib secara
berkelanjutan;

(2) pembentukan mitra karib dan pembuatan bagan


peta jarak jaring teritorial:

(a) pembentukan mitra karib. Pembentukan


mitra karib diusahakan mengambil dari orang-
orang yang berpengaruh dalam lingkungan
masyarakat, antara lain:

i. keluarga besar TNI/PNS, Pejabat


Pemerintah, Tomas, Toda, Toga, dan Todat;
ii. mahasiswa/Pelajar, Resimen Mahasiswa,
dan Menwa/Alumni Menwa;
iii. wiraswasta, Satpam, tukang ojek, sopir,
tukang becak, tukang parkir;
iv. karyawan pabrik, Praktisi hukum,
aktivis/LSM; dan
v. anggota organisasi kepemudaan dan lain-
lain.

(b) pembuatan bagan peta jarak jaring teritorial


dengan cara sebagai berikut:

i. siapkan kertas;
ii. gambarkan bagan sesuai daerah
tanggung jawab;
iii. buat beberapa buah lingkaran dengan
pusat kedudukan (pos Babinsa) dengan
ketentuan lingkaran dari pos babinsa, jari-
jari lingkarannya kelipatan 500 meter;
iv. gambarkan semua kedudukan mitra
karib dengan menggunakan tanda taktis
teritorial;
v. beri penomoran untuk memudahkan
daftar catatan;
vi. tentukan arah dan jarak kedudukan
91

mitra karib dalam meter ke sumbu;


vii. dapat dibuat tanda medan seperti jalan
dan sungai untuk memudahkan orientasi;
dan
viii. lakukan perubahan data untuk menjaga
kevalidan data.

(3) pembinaan terhadap mitra karib dan


pemeliharaan peta jarak jaring teritorial;

(a) pembinaan terhadap mitra karib.


Menyelenggarakan kegiatan pembinaan terhadap
mitra karib dengan cara:

i. pelihara hubungan baik dengan cara:

i) anjangsana atau menghadiri


undangan;
ii) membantu mitra karib apabila
mendapat kesusahan;
iii) menghargai pekerjaan mitra karib;
iv) menjumpai mitra karib secara
berkala; dan
v) memanfaatkan sarana media sosial
sebagai sarana komunikasi dan
silahturahmi dalam pembinaan mitra
karib.

ii. ajari mitra karib dengan cara:

i) memberikan pembekalan, tentang:


ii) berikan informasi aktual tentang:
iii) jaga integritas, agar selalu jujur,
loyal dan dapat dipercaya.
iv) pengendalian terhadap mitra karib.

(b) pemeliharaan peta jarak jaring teritorial.


Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan peta
jarak jaring teritorial dengan cara:

i. pelihara validitas isi bagan secara rutin,


sehingga isi dari bagan peta jarak yang ada
selalu valid dan benar;
ii. tempatkan di ruang data/posko dan
arsipkan di tempat yang disiapkan; dan
iii. melaksanakan pengawasan dan
pengendalian kegiatan pemeliharaan peta
jarak jaring teritorial yang diselenggarakan di
satuan jajarannya.
92

4) Pengakhiran.

a) Kodim. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan pengawasan dan evaluasi yang


dilaksanakan oleh satuan bawah untuk mengetahui:

(a) bagaimana kegiatan pembinaan peta jarak


jaring teritorial yang telah dilaksanakan;
(b) bagaimana kemampuan dan kecakapan
pembentukan mitra karib dan pembuatan bagan
peta jarak jaring teritorial;
(c) bagaimana pembinaan terhadap mitra karib
dan pemeliharaan peta jarak jaring teritorial oleh
aparat teritorial; dan
(d) bagaimana dampak dari kegiatan pembinaan
peta jarak jaring teritorial dan pembentukan
mitra karib terhadap tugas pokok satuan.

(2) menerima laporan pelaksanaan pembinaan peta


jarak jaring teritorial serta hasil evaluasi terhadap
keberhasilan maupun kelemahan dalam pelaksanaan
pembinaan peta jarak jaring teritorial.

b) Koramil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan evaluasi kegiatan pembinaan peta


jarak jaring teritorial yang telah dilaksanakan;

(2) melaksanakan evaluasi kegiatan pembinaan


kemampuan dan kecakapan pembentukan mitra
karib dan pembuatan bagan peta jarak jaring
teritorial;

(3) melaksanakan evaluasi kegiatan pembinaan


terhadap mitra karib dan pemeliharaan peta jarak
jaring teritorial oleh aparat teritorial;

(4) memperhatikan dampak dari kegiatan pembinaan


peta jarak jaring teritorial dan pembentukan mitra
karib terhadap tugas pokok satuan; dan

(5) membuat laporan pelaksanaan pembinaan peta


jarak jaring teritorial yang mencakup seluruh proses
kegiatan serta hasil evaluasi terhadap keberhasilan
maupun kelemahan dalam pelaksanaan pembinaan
peta jarak jaring teritorial kepada Dandim.
93

c. Pembinaan Pramuka Saka Wira Kartika. Kegiatan pembinaan


Pramuka Saka Wira Kartika dilaksanakan melalui pembinaan
krida navigasi darat, krida pioneer, krida mountaineering, krida
survival dan krida penanggulangan bencana. Pembinaan lima krida
tersebut disesuaikan dengan kepentingan pembekalan
kemampuan anggota pramuka saka wira kartika sebagai kader-
kader komponen cadangan dan komponen pendukung matra
darat. Agar pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang maksimal
maka diperlukan tahapan-tahapan pelaksanaan mulai dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran.

1) Perencanaan.

a) Satkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) mempelajari direktif dan petunjuk dari komando


atas tentang kegiatan pembinaan pramuka saka wira
kartika;

(2) membuat Renlakgiat pembinaan pramuka saka


wira kartika;

(3) rencana menginventarisir referensi tentang


navigasi darat, pioner, mountaineering, survival dan
manajemen penanggulangan bencana yang berkaitan
dengan pembinaan anggota pramuka saka wira
kartika;

(4) rencana menghimpun materi yang berkaitan


navigasi darat, pioner, mountaineering, survival dan
manajemen penanggulangan bencana yang berkaitan
dengan pembinaan anggota pramuka saka wira
kartika;

(5) rencana pemilihan personel penyelenggara,


pembawa materi, dan pendukung;

(6) menyusun rencana kegiatan sesuai metode dan


teknik yang akan digunakan;

(7) rencana menginvetarisir para anggota pramuka


saka wira kartika;

(8) rencana koordinasi kegiatan dengan Kwarcab;

(9) rencana waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan


pramuka saka wira kartika; dan
94

(10) membuat rencana pengamanan.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) mempelajari direktif dan petunjuk dari


Pang/Dan/Ka atasannya tentang kegiatan pembinaan
pramuka saka wira kartika;

(2) membuat Renlakgiat pembinaan pramuka saka


wira kartika;

(3) rencana menginventarisir referensi tentang


navigasi darat, pioner, mountaineering, survival dan
manajemen penanggulangan bencana yang berkaitan
dengan pembinaan anggota pramuka saka wira
kartika;

(4) rencana menghimpun materi yang berkaitan


navigasi darat, pioner, mountaineering, survival dan
manajemen penanggulangan bencana yang berkaitan
dengan pembinaan anggota pramuka saka wira
kartika;

(5) rencana pemilihan personel penyelenggara,


pembawa materi, dan pendukung;

(6) menyusun rencana kegiatan sesuai metode dan


teknik yang akan digunakan;

(7) rencana menginvetarisir para anggota pramuka


saka wira kartika;

(8) rencana koordinasi kegiatan dengan


Kwarcab/Kwarran;

(9) rencana waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan


pramuka saka wira kartika; dan

(10) rencana membuat rencana pengamanan.

2) Persiapan.

a) Satkowil Kegiatannya meliputi:

(1) menyusun organisasi kegiatan pembinaan


pramuka saka wira kartika;

(2) menyiapkan personel penyelenggara dan


pendukung sesuai dengan strata/kriteria yang tepat
95

untuk disesuaikan dengan kemampuan pembinaan


anggota pramuka saka wira kartika;

(3) menyiapkan materi yang akan disampaikan;

(4) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan


dalam melaksanakan kegiatan pramuka saka wira
kartika;

(5) melaksanakan koordinasi dengan Kwarcab


maupun pembina anggota pramuka saka wira kartika
yang bersangkutan tentang kepastian rencana;

(6) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat


yang akan digunakan;

(7) menyiapkan sarana dan prasarana yang


diperlukan;

(8) menyiapkan logistik yang dibutuhkan;

(9) menyiapkan pesonel pengamanan sesuai rencana


pengamanan; dan

(10) kesiapan lainnya disesuaikan kebutuhan.

(b) Satnonkowil Kegiatannya meliputi:

(1) menyusun organisasi kegiatan pembinaan


pramuka saka wira kartika;

(2) menyiapkan personel penyelenggara dan


pendukung sesuai dengan strata/kriteria yang tepat
untuk disesuaikan dengan kemampuan pembinaan
anggota pramuka saka wira kartika;

(3) menyiapkan materi yang akan disampaikan;

(4) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan


dalam melaksanakan kegiatan pramuka saka wira
kartika;

(5) melaksanakan koordinasi dengan Kwarcab


maupun pembina anggota pramuka saka wira kartika
yang bersangkutan tentang kepastian rencana;
96

(6) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat


yang akan digunakan;

(7) menyiapkan sarana dan prasarana yang


diperlukan;

(8) menyiapkan logistik yang dibutuhkan;

(9) menyiapkan pesonel pengamanan sesuai rencana


pengamanan; dan

(10) kesiapan lainnya disesuaikan kebutuhan.

3) Pelaksanaan.

a) Sakowil. Kegiatannya meliputi:

(1) pembinaan krida navigasi darat. Pembinaan


krida navigasi darat diarahkan untuk membentuk
kader-kader saka wira kartika yang memiliki syarat
kecakapan khusus (SKK) pengetahuan dan
keterampilan krida navigasi darat:

(a) SKK pengetahuan peta dan medan;


(b) SKK kompas siang dan malam;
(c) SKK pengetahuan Recektion dan intercektion;
dan
(d) SKK pengetahuan Global Positioning System (GPS).

(2) pembinaan krida pioneer. Pembinaan krida


pioneer diarahkan untuk membentuk kader-kader
saka wira kartika yang memiliki syarat kecakapan
khusus (SKK) pengetahuan dan kentrampilan krida
pioneer:

(a) SKK pengetahuan pioneer;


(b) SKK pembuatan jembatan improvisasi;
(c) SKK pembuatan perkemahan; dan
(d) SKK bekal air dan listrik.

(3) pembinaan krida survival. Pembinaan krida


survival diarahkan untuk membentuk kader-kader
saka wira kartika yang memiliki syarat kecakapan
khusus (SKK) pengetahuan dan kentrampilan krida
survival:

(a) SKK keterampilan survival;


97

(b) pelajaran teori dan praktik survival hewan


yang bisa dimakan;
(c) pelajaran teori dan praktik survival hutan
gunung;
(d) pelajaran teori dan praktik survival rawa laut;
(e) pelajaran teori dan praktik survival kit; dan
(f) pelajaran teori dan praktik mengesan jejak.

(4) pembinaan krida mountaineering diarahkan untuk


membentuk kader-kader saka wira kartika yang
memiliki pengetahuan dan kentrampilan
mountaineering.

(a) pelajaran teori dan praktik pengetahuan


(b) mountaineering;
(c) pelajaran teori dan praktik turun tebing;
(d) pelajaran teori dan praktik pelintasan kering;
dan
(e) pelajaran teori dan praktik pelintasan basah.

(5) pembinaan krida manajemen penanggulangan


bencana diarahkan untuk membentuk kader-kader
saka wira kartika yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan manajemen penanggulangan bencana.

(a) pelajaran teori dan praktik manajemen


penanggulan bencana;
(b) pelajaran teori dan praktik
(c) perjalanan dan penanganan gawat darurat
(PPDG);
(d) pelajaran teori dan praktik pengetahuan
komunikasi radio; dan
(e) pelajaran teori dan praktik tata cara masak.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) pembinaan krida navigasi darat. Pembinaan


krida navigasi darat diarahkan untuk membentuk
kader-kader saka wira kartika yang memiliki syarat
kecakapan khusus (SKK) pengetahuan dan
keterampilan krida navigasi darat:

(a) SKK pengetahuan peta dan medan;


(b) SKK kompas siang dan malam;
(c) SKK pengetahuan Recektion dan intercektion;
dan
(d) SKK pengetahuan Global Positioning System (GPS).
98

(2) pembinaan krida pioneer. Pembinaan krida


pioneer diarahkan untuk membentuk kader-kader
saka wira kartika yang memiliki syarat kecakapan
khusus (SKK) pengetahuan dan kentrampilan krida
pioneer:

(a) SKK pengetahuan pioneer;


(b) SKK pembuatan jembatan improvisasi;
(c) SKK pembuatan perkemahan; dan
(d) SKK bekal air dan listrik.

(3) pembinaan krida survival. Pembinaan krida


survival diarahkan untuk membentuk kader-kader
saka wira kartika yang memiliki syarat kecakapan
khusus (SKK) pengetahuan dan keterampilan krida
survival:

(a) SKK keterampilan survival;


(b) pelajaran teori dan praktik survival hewan
yang bisa dimakan;
(c) pelajaran teori dan praktik survival hutan
gunung;
(d) pelajaran teori dan praktik survival rawa laut;
(e) pelajaran teori dan praktik survival kit; dan
(f) pelajaran teori dan praktik mengesan jejak.

(4) pembinaan krida mountaineering diarahkan


untuk membentuk kader-kader saka wira kartika
yang memiliki pengetahuan dan kentrampilan
mountaineering:

(a) pelajaran teori dan paktik pengetahuan


(b) mountaineering;
(c) pelajaran teori dan praktik turun tebing;
(d) pelajaran teori dan praktik pelintasan kering;
dan
(e) pelajaran teori dan praktik pelintasan basah.

(5) pembinaan krida manajemen penanggulangan


bencana diarahkan untuk membentuk kader-kader
saka wira kartika yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan manajemen penanggulangan bencana:

(a) pelajaran teori dan praktik manajemen


penanggulan bencana;
(b) pelajaran teori dan praktik perjalanan
(c) dan penanganan gawat darurat (PPDG);
(d) pelajaran teori dan praktik pengetahuan
99

komunikasi radio; dan


(e) pelajaran teori dan praktik tata cara masak.

4) Pengakhiran.

a) Satkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan evaluasi kegiatan yang dilaksana-


kan oleh Koramil jajarannya, untuk mengetahui:

(a) bagaimana sikap perilaku dan tanggapan


(b) para anggota pramuka saka wira kartika
terhadap suatu materi;
(c) bagaimana kemampuan dan
(d) kecakapan serta ketepatan para pelatih
dalam menyampaikan materi;
(e) bagaimana pendapat para anggota pramuka
saka wira kartika terhadap materi yang
disampaikan oleh para pelatih; dan
(f) bagaimana dampak psikologis berupa sikap
dan tingkah laku para anggota pramuka saka
wira kartika terhadap suatu materi yang
disampaikan oleh para pelatih.

(2) menerima laporan pelaksanaan latihan para


anggota pramuka saka wira kartika adalah mencakup
seluruh proses kegiatan serta hasil evaluasi terhadap
keberhasilan maupun kelemahan dalam pelaksanaan
pembinaan para anggota pramuka saka wira kartika.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan evaluasi kegiatan yang telah


dilaksanakan, untuk mengetahui:

(a) bagaimana sikap perilaku dan tanggapan


para anggota pramuka saka wira kartika
terhadap suatu materi;
(b) bagaimana kemampuan dan kecakapan
serta ketepatan para pelatih dalam
menyampaikan materi;
(c) bagaimana pendapat para anggota pramuka
saka wira kartika terhadap materi yang
disampaikan oleh para pelatih; dan
(d) bagaimana dampak psikologis berupa sikap
dan tingkah laku para anggota pramuka saka
wira kartika terhadap suatu materi yang
disampaikan oleh para pelatih.
100

(2) membuat laporan pelaksanaan latihan para


anggota pramuka saka wira kartika adalah
mencakup seluruh proses kegiatan serta hasil
evaluasi terhadap keberhasilan maupun kelemahan
dalam pelaksanaan pembinaan para anggota
pramuka saka wira kartika kepada Komandan
atasannya.

d. Pembinaan Penataran Kader Bela Negara. \Bela negara


merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara dalam
usaha pembelaan negara, hal ini perlu ditumbuhkembangkan
dengan menanamkan sedini mungkin kecintaan kepada tanah
air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap
Pancasila sebagai Ideologi negara, kerelaan berkorban untuk
negara serta kemampuan awal bela negara.

1) Perencanaan.

a) Satkowil. Kegiatannya meliputi:


(1) melaksanakan koordinasi awal dengan Kabid
Kesbang Linmas Kota/Kabupaten dalam pengerahan
peserta pembinaan bela negara dan para pejabat
setempat, instansi-instansi terkait dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan pembinaan;
(2) melaksanakan inventarisasi/pendataan sasaran
pembinaan bela negara;
(3) mengumpulkan dan mempelajari buku-buku
petunjuk/ peranti lunak yang diperlukan; dan
(4) membuat rencana kegiatan penataran pembinaan
bela negara terhadap sasaran yang telah
direncanakan.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan koordinasi awal dengan Kabid


Kesbang Linmas Kota/Kabupaten dalam pengerahan
peserta pembinaan bela negara dan para pejabat
setempat, instansi-instansi terkait dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan pembinaan;
(2) melaksanakan inventarisasi/pendataan sasaran
pembinaan bela negara;
(3) mengumpulkan dan mempelajari buku-buku
petunjuk/ peranti lunak yang diperlukan; dan
(4) membuat rencana kegiatan penataran pembinaan
bela negara terhadap sasaran yang telah
direncanakan.

2) Persiapan.
101

a) Satkowil Kegiatannya meliputi:

(1) menyusun organisasi kegiatan pembinaan bela


negara;
(2) menyiapkan personel penyelenggara dan
pendukung serta peserta sesuai dengan
strata/kriteria yang tepat untuk disesuaikan
dengan kemampuan pembinaan bela negara, yang
terdiri dari;

(a) penyelenggara:
(b) peserta:

i. mahasiswa dan pelajar;


ii. karyawan/pegawai pemerintah/BUMN;
iii. karyawan/pegawai swasta;
iv. organisasi profesi;
v. organisasi sosial kemasyarakatan;
vi. Satpol PP;
vii. pegawai Pemda;
viii. instansi vertikal di daerah; dan
ix. komponen bangsa lainnya.

(3) menyiapkan materi yang akan disampaikan;


(4) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan bela negara;
(5) melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
tentang rencana penyelenggaraan bela negara;
(6) memerintahkan Pasiter Kodim untuk
menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat yang
akan digunakan;
(7) menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan;
(8) menyiapkan logistik yang dibutuhkan;
(9) menyiapkan pesonel pengamanan sesuai rencana
pengamanan; dan
(10) kesiapan lainnya disesuaikan kebutuhan.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) menyusun organisasi kegiatan pembinaan bela


negara;
(2) menyiapkan personel penyelenggara dan
pendukung serta peserta sesuai dengan
strata/kriteria yang tepat untuk disesuaikan
dengan kemampuan pembinaan bela negara, yang
102

terdiri dari;
(a) penyelenggara:

i. Lemdikpus; dan
ii. Satuan masing-masing.

(b) peserta:

i. mahasiswa dan pelajar;


ii. karyawan/pegawai pemerintah/BUMN;
iii. karyawan/pegawai swasta;
iv. organisasi profesi;
v. organisasi sosial kemasyarakatan;
vi. Satpol PP;
vii. pegawai Pemda;
viii. instansi vertikal di daerah; dan
ix. komponen bangsa lainnya.

(3) menyiapkan materi yang akan disampaikan;


(4) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan
dalam melaksanakan kegiatan bela negara;
(5) melaksanakan koordinasi dengan Satkowil
setempat dan instansi terkait tentang rencana
penyelenggaraan bela negara;
(6) memerintahkan Pejabat yang membidangi
pembinaan teritorial untuk menyiapkan jadwal/waktu
kegiatan dan tempat yang akan digunakan;
(7) menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan;
(8) menyiapkan logistik yang dibutuhkan;
(9) menyiapkan pesonel pengamanan sesuai rencana
pengamanan; dan
(10) kesiapan lainnya disesuaikan kebutuhan.

3) Pelaksanaan.

a) Satkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) penerimaan peserta penataran di satuan, hal-hal


yang perlu dikerjakan:

(a) pengisian daftar hadir;


(b) pengecekan administrasi;
(c) pengecekan kesehatan;
(d) pembagian perlengkapan;
(e) pembacaan petunjuk dan tata tertib; dan
(f) pembagian kelompok.
103

(2) penempatan peserta penataran di satuan;

(11) penjelasan awal tentang kegiatan pembinaan


yang akan dilaksanakan;

(12) latihan awal/geladi kotor dan gladi


bersih upacara pembukaan;

(13) melaksanakan upacara pembukaan;

(14) melaksanakan tes awal guna mengukur


kemampuan peserta penataran terkait materi
kegiatan;

(15) melaksanakan kegiatan dan pentahapan


materi sesuai jadwal dimulai dari:

(a) kegiatan. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan


pada materi yang disusun dalam rangka untuk
memahami, menghayati, dan mengenalkan serta
mengembangkan kemampuan pembinaan bela
negara sesuai lima unsur dalam sasaran
pembinaan; dan
(b) pentahapan materi. Pelaksanaan
pembinaan bela negara ditempuh melalui tiga
tahap yaitu tahap dasar, tahap lanjutan, dan
tahap pengembangan, dengan penjelasan sebagai
berikut:

i. tahap dasar. Tahap dasar diberikan


dengan materi, meliputi:

i) teori:
(i) Pancasila;
(ii) UUD 1945;
(iii) UU No. 3 Tahun 2002;
(iv) UU No. 39 Tahun 1999;
(v) Aplikasi peraturan perundang-
undangan;
(vi) demokrasi;
vii) sejarah perjuangan bangsa;
dan
viii) pengetahuan lingkungan
hidup.
104

ii) praktik:

(i) PBB gerakan ditempat;


(ii) PPM tanpa beban;
(iii) PUDD dasar;
(iv) pioneer dasar;
(v) ilmu medan dasar;
(vi) beladiri dasar;
(vii) pembinaan jasmani;
(viii) pengenalan senjata ringan;
(ix) renang dasar; dan
(x) longmalap.

ii. Tahap lanjutan. Tahap lanjutan


diberikan dengan materi meliputi:
i) teori;

(i) pengantar bela negara;


(ii) wawasan nusantara;
(iii) ketahanan nasional;
(iv) politik dan strategi nasional;
(v) sistim pertahanan semesta;
(vi) Siskam Swakarsa;
(vii) bahasa Indonesia;
(viii) memperingati hari-hari
besar nasional;
(ix) pembauran antar suku
bangsa;dan
(x) kewaspadaan nasional.

ii) praktik;

(i) PBB gerakan berjalan;


(ii) PPM dengan beban;
(iii) PUDD lanjutan;
(iv) pioneer lanjutan;
(v) ilmu medan lanjutan;
(vi) beladiri lanjutan;
(vii) pembinaan jasmani lanjutan;
(viii) teknik bongkar pasang
senjata ringan;
(ix) renang lanjutan; dan
(x) longmalap lanjutan.

iii. tahap pengembangan. Tahap pengem


bangan diberikan dengan materi meliputi:

i) Teori;

(i) hukum humaniter dan HAM;


105

(ii) program pembangunan nasional;


(iii) terorisme dan penanggu-
langannya;
(iv) bahaya narkoba;
(v) perang modern; dan
(vi) sejarah nasional.

ii) praktik.

(i) PBB gerakan berkelompok;


(ii) PPM berjalan tanpa/dengan
beban;
(iii) PUDD pengembangan;
(iv) pioneer pengembangan;
(v) ilmu medan pengembangan;
(vi) beladiri pengembangan;
(vii)pembinaanjasmani
p engembangan;
(viii) teknik bidik kering;
(ix) renang praktik; dan
(x) longmalap praktik.

(16) pengawasan kegiatan, sebagai berikut:

(a) menentukan pengawas dalam kegiatan baik


praktik maupun teori; dan
(b) melaksanakan pengawasan berdasarkan
persiapan yang telah dibuat sesuai dengan materi
pembinaan bela negara.

(17) melaksanakan penilaian akhir untuk


menentukan kepada peserta pendidikan/latihan
terkait materi kegiatan yang diterima;

(18) upacara penutupan; dan

(11) mengembalikan peserta pendidikan/latihan


ke satuan/tempat asal.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) penerimaan peserta penataran di satuan, hal-hal


yang perlu dikerjakan:

(a) pengisian daftar hadir;


(b) pengecekan administrasi;
(c) pengecekan kesehatan;
(d) pembagian perlengkapan;
(e) pembacaan petunjuk dan tata tertib; dan
106

(f) pembagian kelompok.


(2) penempatan peserta penataran di satuan;
(3) penjelasan awal tentang kegiatan pembinaan
yang akan dilaksanakan;
(4) latihan awal/geladi kotor dan geladi
bersih upacara pembukaan;
(5) melaksanakan upacara pembukaan;
(6) melaksanakan tes awal guna mengukur
kemampuan peserta penataran terkait materi
kegiatan;
(7) melaksanakan kegiatan dan pentahapan
materi sesuai jadwal dimulai dari:

(a) kegiatan. Kegiatan dilaksanakan berdasarkan


pada materi yang disusun dalam rangka untuk
memahami, menghayati, dan mengenalkan serta
mengembangkan kemampuan pembinaan bela
negara sesuai lima unsur dalam sasaran
pembinaan; dan
(b) pentahapan materi. Pelaksanaan
pembinaan bela negara ditempuh melalui tiga
tahap yaitu tahap dasar, tahap lanjutan, dan
tahap pengembangan, dengan penjelasan sebagai
berikut:

i. tahap dasar. Tahap dasar diberikan


dengan materi, meliputi:

i) teori:

(i) Pancasila;
(ii) UUD 1945;
(iii) UU No. 3 Tahun 2002;
(iv) UU No. 39 Tahun 1999;
(v) aplikasi peraturan perundang-
undangan;
(vi) demokrasi;
(vii) sejarah perjuangan bangsa; dan
(viii) pengetahuan lingkungan hidup.

ii) praktik:

(i) PBB gerakan ditempat;


(ii) PPM tanpa beban;
(iii) PUDD dasar;
(iv) pioneer dasar;
(v) ilmu medan dasar;
(vi) beladiri dasar;
(vii) pembinaan jasmani;
107

(viii) pengenalan senjata ringan;


(ix) renang dasar; dan
(x) Longmalap.

ii. tahap lanjutan. Tahap lanjutan


diberikan dengan materi meliputi:

i) teori:

(i) pengantar bela negara;


(ii) wawasan nusantara;
(iii) ketahanan nasional;
(iv) politik dan strategi nasional;
(v) sistim pertahanan semesta;
(vi) Siskam Swakarsa;
(vii) bahasa Indonesia;
(viii) memperingati hari-hari besar
nasional;
(ix) pembauran antar suku bangsa;
dan
(x) kewaspadaan nasional.

ii) praktik:

(i) PBB gerakan berjalan;


(ii) PPM dengan beban;
(iii) PUDD lanjutan;
(iv) pioner lanjutan;
(v) ilmu medan lanjutan;
(vi) beladiri lanjutan;
(vii) pembinaan jasmani lanjutan;
(viii) teknik bongkar pasang
senjata ringan;
(ix) renang lanjutan; dan
(x) longmalap lanjutan.

iii. tahap pengembangan. Tahap


pengem- bangan diberikan dengan materi
meliputi:

i) teori:
(i) hukum humaniter dan HAM;
(ii) Program pembangunan
nasional;
(iii) terorisme dan
penanggulangannya;
(iv) bahaya narkoba;
(v) perang modern; dan
(vi) sejarah nasional.
108

ii) praktik:

(i) PBB gerakan berkelompok;


(ii) PPM berjalan tanpa/dengan
beban;
(iii) PUDD pengembangan;
(iv) pioner pengembangan;
(v) ilmu medan pengembangan;
(vi) beladiri pengembangan;
(vii) pembinaan jasmani
pengembangan;
(viii) teknik bidik kering;
(ix) renang praktik; dan
(x) longmalap praktik.

(8) pengawasan kegiatan, sebagai berikut:

(a) menentukan pengawas dalam kegiatan baik


praktik maupun teori; dan
(b) melaksanakan pengawasan berdasarkan
persiapan yang telah dibuat sesuai dengan materi
pembinaan bela negara.

(9) melaksanakan penilaian akhir untuk


menentukan kepada peserta pendidikan/latihan
terkait materi kegiatan yang diterima;

(10) upacara penutupan; dan

(11) mengembalikan peserta pendidikan/latihan


kesatuan/tempat asal.

4) Pengakhiran.

a) Satkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan


yang telah dilaksanakan untuk mengetahui:

(a) sejauh mana keberhasilan metoda dan yang


digunakan untuk dipakai sebagai umpan balik
bagi penyelenggaraan kegiatan bela negara
selanjutnya;
(b) kemajuan atau perkembangan kemampuan,
serta dampak psikologis yang dicapai oleh peserta
kegiatan bela negara caranya melalui media
pengamatan ataupun dari angket yang isinya
109

tentang metode, materi, kelancaran, dan


sebagainya;
(c) bagaimana kemampuan, kecakapan, dan
ketepatan para pembina materi; dan
(d) kekurangan atau kelemahan dalam
pelaksanaan kegiatan untuk penyempurnaan
dalam kegiatan selanjutnya.

(2) tolok ukur/parameter keberhasilan. Tolok ukur


/parameter keberhasilan pembinaan bela negara
secara formal meliputi:

(a) mencintai tanah air, tercermin dalam bentuk


sikap, dan perbuatan antara lain:

i. mencintai produk dalam negeri;


ii. rajin belajar demi kepentingan
iii. bangsa dan negara;
iv. melestarikan lingkungan;
v. mampu melaksanakan hidup bersih dan
tertib;
vi. mengenal wilayah tanah air
tanpa rasa fanatisme kedaerahan;
vii. hidup hemat;
viii. berkunjung ke tempat-tempat ber-sejarah;
dan
ix. mempunyai sifat kritis terhadap
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

(b) kesadaran berbangsa dan bernegara,


tercermin dalam bentuk sikap, dan perbuatan
antara lain:

i. memiliki disiplin terhadap tugasnya


masing-masing;
ii. menghormati dan menyayangi sesama
warga masyarakat;
iii. mendahulukan kepentingan umum di
atas kepentingan pribadi atau golongan;
iv. bangga terhadap bangsa dan negeri
sendiri;
v. rukun dan berjiwa gotong royong dalam
pergaulan masyarakat;

vi. mematuhi norma masyarakat dan


peraturan negara; dan
vii. mengikuti dan memahami arti upacara
bendera.
110

(c) keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi


negara, tercermin dalam bentuk sikap dan
perbuatan antara lain:

i. memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang


Maha Esa;
ii. menjalankan kewajiban agama dan
kepercayaan secara baik dan benar;
iii. mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya;
vi. menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
v. mampu menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
vi. mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia;
vii. sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama;
viii. musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan;
ix. mengembangkan perbuatan yang luhur,
yang mencerminkan sikap, dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan; dan
x. tidak menggunakan hak milik untuk hal-
hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.

(d) rela berkorban untuk bangsa dan negara,


tercermin dalam bentuk sikap dan perbuatan
antara lain:

i. kerelaan untuk menolong sesama warga;


ii. mendahulukan kepentingan umum dari
pada kepentingan pribadi atau golongan;
iii. bersedia menyumbangkan tenaga,
pikiran, kemampuan, keahlian bahkan
materi untuk kepentingan masyarakat
bangsa dan negara;
iv. memberi sedekah kepada fakir miskin; dan
v. membantu korban bencana alam.
111

(e) Memiliki kemampuan awal bela negara,


tercermin dalam bentuk sikap, dan perbuatan
antara lain:

i. memiliki kemampuan dan kepercayaan


diri;
i. pantang menyerah dalam menghadapi
kesulitan dan tahan uji;
ii. melaporkan kepada yang berwajib
terhadap setiap kegiatan/peristiwa yang
merugikan dan mengganggu keamanan serta
ketertiban; dan
iii. memiliki kondisi kesehatan fisik dan
mental yang baik.

(3) laporan. Dari hasil evaluasi selanjutnya dibuat


laporan lengkap kepada Danrem (Dandim BS Kepada
Pangdam) sebagai pertanggung jawaban atas
pelaksanaan kegiatan pembinaan bela negara.

b) Satnonkowil. Kegiatannya meliputi:

(1) melaksanakan evaluasi terhadap kegiatan yang


telah dilaksanakan untuk mengetahui:

(a) sejauh mana keberhasilan metoda dan yang


digunakan untuk dipakai sebagai umpan balik
bagi penyelenggaraan kegiatan bela negara
selanjutnya;
(b) kemajuan atau perkembangan kemampuan,
serta dampak psikologis yang dicapai oleh peserta
kegiatan bela negara caranya melalui media
pengamatan ataupun dari angket yang isinya
tentang metode, materi, kelancaran, dan
sebagainya;
(c) bagaimana kemampuan, kecakapan, dan
ketepatan para pembina materi; dan
(d) kekurangan atau kelemahan dalam
pelaksanaan kegiatan untuk penyempurnaan
dalam kegiatan selanjutnya.

(2) tolok ukur/parameter keberhasilan. Tolok ukur


/parameter keberhasilan pembinaan bela negara
secara formal meliputi:

(a) mencintai tanah air, tercermin dalam bentuk


sikap, dan perbuatan antara lain:
112

i. mencintai produk dalam negeri;


ii. rajin belajar demi kepentingan
bangsa dan negara;
iii. melestarikan lingkungan;
iv. mampu melaksanakan hidup bersih dan
tertib;
v. mengenal wilayah tanah air tanpa
rasa fanatisme kedaerahan;
vi. hidup hemat;
vii. berkunjung ke tempat-tempat bersejarah;
dan
viii. mempunyai sifat kritis terhadap
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

(b) kesadaran berbangsa dan bernegara,


tercermin dalam bentuk sikap, dan perbuatan
antara lain:

i. memiliki disiplin terhadap tugasnya


masing-masing;
ii. menghormati dan menyayangi sesama
warga masyarakat;
iii. mendahulukan kepentingan umum
di atas kepentingan pribadi atau golongan;
iv. bangga terhadap bangsa dan negeri
sendiri;
v.rukun dan berjiwa gotong royong
dalam pergaulan masyarakat;
vi. mematuhi norma masyarakat dan
peraturan negara; dan
vii. mengikuti dan memahami arti upacara
bendera.

(c) keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi


negara, tercermin dalam bentuk sikap dan
perbuatan antara lain:

i. memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang


Maha Esa;
ii. menjalankan kewajiban agama dan
kepercayaan secara baik dan benar;
iii. mengakui persamaan derajad, persamaan
hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda- bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit, dan sebagainya;
iv. menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan;
113

v. mampu menempatkan persatuan,


kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan;
vi. mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia;
vii. sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama;
viii. musyawarah untuk mencapai mufakat
diliputi oleh semangat kekeluargaan;
ix. mengembangkan perbuatan yang luhur,
yang mencerminkan sikap, dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan; dan
x. tidak menggunakan hak milik untuk hal-
hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.

(d) rela berkorban untuk bangsa dan negara,


tercermin dalam bentuk sikap dan perbuatan
antara lain:

i. kerelaan untuk menolong sesama warga;


ii. mendahulukan kepentingan umum dari
pada kepentingan pribadi atau golongan;
iii. bersedia menyumbangkan tenaga,
pikiran, kemampuan, keahlian bahkan
materi untuk kepentingan masyarakat
bangsa dan negara;
iv. memberi sedekah kepada fakir miskin; dan
v. membantu korban bencana alam.

(e) Memiliki kemampuan awal bela negara,


tercermin dalam bentuk sikap, dan perbuatan
antara lain:

i. memiliki kemampuan dan


kepercayaan diri;
ii. pantang menyerah dalam
menghadapi kesulitan dan tahan uji;
iii. melaporkan kepada yang berwajib
terhadap setiap kegiatan/peristiwa yang
merugikan dan mengganggu keamanan
serta ketertiban; dan
iv. memiliki kondisi kesehatan fisik dan
mental yang baik.
114

(3) laporan. Dari hasil evaluasi selanjutnya dibuat


laporan lengkap kepada komando atas sebagai
pertanggung jawaban atas pelaksanaan kegiatan
pembinaan bela negara.

e. Antisipasi Balatkom dan Deradikalisasi. Merupakan


kegiatan yang dilakukan oleh Satkowil/Satnonkowil bersama-
sama dengan instansi vertikal dan komponen bangsa lainnya
secara terpadu untuk mencegah, menangkal, dan menetralisasi
sikap dan tindakan dari pengaruh balatkom dan faham radikal
melalui pendataan dan pembinaan.

1) Perencanaan. Kegiatannya meliputi:

a) merencanakan sasaran kegiatan pendataan dan


pembinaan;
b) merencanakan koordinasi dengan pihak terkait
seperti: Bupati/ Walikota, Kapolres, Kepala Lapas, Kajari,
Kanwil Kemenag, Kadis Sosial, Kadis Pendidikan, Kadis
Komunikasi dan Informatika, Kakesbangpolinmas dan
komponen bangsa lainnya sesuai dalam tingkatan
koordinasi dalam hal pelaksanaan pendataan dan
pembinaan terhadap kelompok paham komunis dan
radikal beserta keluarga dan teman dekatnya;
c) merencanakan waktu dan tempat kegiatan
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan;
d) merencanakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan;
e) merencanakan peliputan dan publikasi kegiatan;
f) merencanakan kebutuhan anggaran; dan
g) mengumpulkan dan mempelajari buku-buku
petunjuk/peranti lunak serta referensi yang diperlukan
terkait kegiatan pendataan dan pembinaan terhadap
masyarakat dan kelompok paham komunis dan radikal
beserta keluarga dan teman dekatnya di wilayah binaan.

2) Persiapan. Kegiatannya meliputi:

a) menyiapkan personel yang ditunjuk dan dilanjutkan


dengan penerbitan surat perintah terkait kegiatan
pendataan dan pembinaan, yang meliputi:

(1) pencari data terkait masyarakat dan kelompok


paham komunis dan radikal beserta keluarga dan
teman dekatnya di wilayah;
(2) pengumpul/penghimpun data terkait kegiatan
pendataan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
115

kelompok paham komunis dan radikal beserta


keluarga dan teman dekatnya di wilayah; dan
(3) personel pendukung kegiatan pendataan dan
pembinaan terhadap mayarakat dan kelompok paham
komunis dan radikal beserta keluarga dan teman
dekatnya, seperti: Pemda, instansi vertikal dan
komponen bangsa lainnya sesuai dengan
tingkatannya.

b) menyiapkan sarana dan prasarana yang telah


direncanakan dalam rangka mendukung kegiatan
pendataan dan pembinaan;
c) menyiapkan peranti lunak dan administrasi, antara
lain:

(1) penyiapan referensi terkait kegiatan pendataan


dan pembinaan terhadap masyarakat dan kelompok
paham komunis dan radikal, diantaranya:

(a) data tentang keberadaan masyarakat dan


kelompok paham komunis dan radikal beserta
keluarga dan teman dekatnya; dan
(b) referensi-referensi yang digunakan untuk
mendukung kegiatan pendataan dan pembinaan
masyarakat dan kelompok paham komunis dan
radikal beserta keluarga dan teman dekatnya.

(2) pengecekan kesiapan bahan-bahan pertanyaan


yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
pendataan dan pembinaan masyarakat dan kelompok
paham komunis dan radikal beserta keluarga dan
teman dekatnya di wilayah binaan;

(3) membuat jadwal kegiatan pendataan dan


pembinaan masyarakat dan kelompok paham
komunis dan radikal beserta keluarga dan teman
dekatnya di wilayah binaan;

(4) penyiapan administrasi serta hal-hal lain yang


akan mendukung kegiatan pendataan dan pembinaan
masyarakat dan kelompok paham komunis dan
radikal beserta keluarga dan teman dekatnya di
wilayah; dan

(5) penyiapan anggaran yang dibutuhkan dalam


rangka mendukung kegiatan pendataan dan
pembinaan terhadap masyarakat dan kelompok
paham komunis dan radikal beserta keluarga dan
teman dekatnya.
116

d) menentukan obyek terkait pendataan dan pembinaan


terhadap masyarakat dan kelompok paham komunis
dan radikal beserta keluarga dan teman dekatnya di
wilayah, meliputi:

(1) narapidana teroris dan kelompok paham komunis


dan radikal. Yang dimaksud narapidana teroris dan
kelompok paham komunis dan radikal adalah
seseorang yang sedang menjalani hukuman karena
tindak pidana kasus terorisme dan terkait aksi
kelompok radikal;

(2) mantan narapidana teroris dan kelompok paham


komunis dan radikal. Yang dimaksud mantan
narapidana teroris dan kelompok paham komunis dan
radikal adalah seseorang yang telah selesai
menjalani masa hukuman karena tidak pidana kasus
terorisme dan terkait aksi kelompok radikal;

(3) keluarga dari narapidana/mantan narapidana


teroris dan kelompok paham komunis dan radikal.
Yang dimaksud keluarga dari narapidana/mantan
narapidana teroris dan kelompok paham komunis dan
radikal adalah ayah/ibu (kandung/tiri/angkat),
suami/istri, ana k(kandung/tiri/angkat), saudara
(kakak/adik/kandung/tiri/angkat) dari narapidana/
mantan narapidana kasus teroris dan terkait
kelompok paham komunis dan radikal; dan

(4) teman dekat dari narapidana/mantan


narapidana teroris dan terkait kelompok paham
komunis dan radikal. Yang dimaksud teman dekat
dari narapidana/mantan narapidana teroris dan
kelompok paham komunis dan radikal adalah
seseorang yang memiliki hubungan kekeluargaan/
kerja/ kegiatan tertentu dengan para narapidana
/mantan narapidana teroris dan terkait kelompok
paham komunis dan radikal. Contoh: Teman dekat,
teman kantor/usaha, teman satu kelompok organisasi
yang dinyatakan sebagai kelompok paham komunis
dan radikal, dll.

e) Sebelum kegiatan pelaksanaan agar dilakukan


pengecekan terakhir terhadap semua kegiatan
perencanaan dan persiapan yang telah dilakukan
sebelumnya.

3) Pelaksanaan. Kegiatannya meliputi:


117

a) melaksanakan pendataan terhadap masyarakat dan


kelompok paham komunis dan radikal di wilayah
binaannya sebagai berikut:

(1) di dalam Lapas/instansi terkait (narapidana):

(a) nama. Nama asli/samaran dari narapidana;


(b) umur. Tempat dan Tanggal lahir dari
narapidana;
(c) alamat. Alamat asli dan domisili terakhir;
(d) pekerjaan. Pekerjaan asli dan pekerjaan
sampingan;
(e) kasus. Data tentang terkait kasus apa
narapidana/mantan narapidana teroris,
kelompok paham komunis dan radikal tersebut
sehingga dinyatakan bersalah serta menjalani
proses penahanan/hukuman di Lapas/instansi
terkait;
(f) hobi. Data tentang hobi/kegemaran dari
obyek pendataan tersebut yang sering
dilakukannya;
(g) kelompok Jaringan. Data tentang
kelompok jaringan yang diikuti oleh narapidana;
(h) nomor handphone/telepon. Data tentang
nomorhandphone/telepon obyek pendataan
tersebut;
(i) pendidikan. Data tentang riwayat pendidikan
dari obyek yang didata;
(j) daftar keluarga. Data tentang daftar keluarga
dari mantan/narapidana teroris dan kelompok
paham komunis dan radikal baik nama ayah/ibu
(kandung/tiri/angkat), suami /istri, anak
(kandung/tiri/angkat), saudara
(kakak/adik/kandung/tiri/angkat) serta teman
dan teman dekatnya;
(k) tanggal/waktu bebas. Data tentang tanggal
berapa mantan/narapidana teroris dan kelompok
paham komunis dan radikal dinyatakan bebas
secara resmi oleh Lapas/instansi vertikal (BNPT,
Kepolisian, Pengadilan);
(l) lama penahanan. Data tentang lamanya
mantan narapidana teroris dan kelompok paham
komunis dan radikal tersebut menjalani masa
hukuman di lapas/ instansi terkait; dan
(m) keterangan. Pada bagian keterangan dapat
diisikan data tambahan tentang apa saja yang
terkait data narapidana/mantan narapidana
teroris dan kelompok paham komunis dan
radikal tersebut seperti:
118

i. foto dari obyek tersebut; dan


ii. narapidana teroris dan kelompok paham
komunis dan radikal tersebut pernah ke luar
negeri (negara Libya) pada tahun 2011 dsb.

(2) di luar Lapas (mantan narapidana):

(a) nama. Data tentang nama asli/samaran dari


mantan narapidana;
(b) umur. Data tentang tempat dan tanggal lahir
dari mantan narapidana;
(c) alamat. Data tentang alamat asli dan domisili
terakhir;
(d) pekerjaan. Data tentang pekerjaan asli dan
pekerjaan samaran;
(e) kasus. Data tentang kasus yang pernah
dilakukan oleh mantan narapidana;
(f) hobi. Data tentang hobi/kegemaran dari
obyek pendataan tersebut yang sering
dilakukannya;
(g) kelompok Jaringan. Data tentang jaringan
teroris dan terkait kelompok paham komunis dan
radikal yang diikuti oleh narapidana;
(h) nomor handphone/telepon. Data tentang nomor
(i) handphone/telepon obyek pendataan tersebut;
(j) pendidikan. Data tentang riwayat pendidikan
dari obyek yang didata;
(k) daftar keluarga. Data tentang daftar keluarga
dari mantan/narapidana teroris dan terkait
teroris dan kelompok paham komunis dan radikal
baik nama orang tua kandung/tiri (bapak/Ibu),
suami/istri, anak (kandung/ tiri), kakak/adik
serta teman dan teman dekatnya;
(l) tanggal/waktu bebas. Data tentang tanggal
berapa mantan narapidana teroris dan terkait
kelompok paham komunis dan radikal
dinyatakan bebas secara resmi oleh
Lapas/instansi vertikal (BNPT, Kepolisian,
Pengadilan);
(m) tempat dan Masa Penahananan. Data
tentang tempat dan masa penahanan/ hukuman;
dan
(n) keterangan. Pada bagian keterangan dapat
diisikan data tambahan tentang apa saja yang
terkait data narapidana/mantan narapidana
teroris, kelompok paham komunis dan radikal
tersebut, seperti:
119

i. foto dari obyek tersebut; dan

ii. mantan narapidana pernah ke luar


negeri pada tahun 2011 s.d. 2016, mantan
narapidana pernah ditahan dalam kasus
kepemilikan senjata api, kepemilikian bahan
peledak, dsb.

b) melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat dan


kelompok paham komunis dan radikal dan bahaya laten
komunis beserta keluarga dan teman dekatnya di wilayah
dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

(1) rehabilitasi. Rehabilitasi adalah melaksanakan


pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian,
sebagai berikut:

(a) pembinaan kemandirian. Yang dimaksud


dengan pembinaan kemandirian adalah melatih
dan membina masyarakat dan kelompok paham
komunis dan radikal dan bahaya laten komunis
beserta keluarga dan teman dekatnya di wilayah
untuk diberikan ketrampilan dan keahlian,
sehingga mereka memiliki keahlian dan bisa
membuka lapangan pekerjaan sendiri, adapun
kegiatannya meliputi:

i. mengikutsertakan kegiatan/pelatihan
dalam rangka meningkatkan kemampuan
pendidikan dan pengetahuan umum, seperti:
pelatihan komputer, pelatihan bahasa,
pelatihan kepemimpinan, pelatihan
manajemen bisnis, pelatihan koperasi, dll;
dan
ii. mengikutsertakan kegiatan/pela-tihan
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
perekonomian masyarakat, seperti:

i) pelatihan tentang pembuatan


kerajinan tangan; seperti: kerajinan
batu, kayu, batik, lukis, dll;

ii) pelatihan tentang bercocok tanam,


seperti: sayuran, padi, ketela, jagung,
kedelai, kelapa, cengkeh, pala, dll;

iii) pelatihan tentang peternakan,


seperti: peternakan sapi, ayam potong,
burung puyuh, kambing, domba, dll;
120

iv) pelatihan tentang perikanan ikan


tawar dan ikan laut;

v) pelatihan tentang budidaya rumput


laut;

vi) pelatihan tentang keahlian montir


kendaraan, elektronik, pandai besi,
meubel (kayu), pembuatan taman,
bangunan; dan

vii) pelatihan tentang, usaha


kecil/menengah, usaha jasa, dll.

(b) pembinaan kepribadian. Pembinaan


Kepribadian adalah melakukan pendekatan
dengan berdialog kepada masyarakat dan
kelompok paham komunis dan radikal dan
bahaya laten komunis beserta keluarga dan
teman dekatnya di wilayah agar pola pikir mereka
bisa diluruskan serta memiliki pemahaman yang
komprehensif maupun dapat menerima pihak
yang berbeda dengan mereka, adapun
kegiatannya meliputi:

i. penyuluhan/sosialisasi tentang ajaran


keagamaan yang benar;

ii. penyuluhan/sosialisasi tentang menerap


kan dan mengembangkan sikap homat
menghormati, saling memahami,
menjaga/melindungi hak-hak manusia,
menciptakan rasa aman dan kedamaian,
berpikir moderat, dan saling menjaga citra
bangsa dan negara dimata dunia
internasional;

iii. penyuluhan/sosialisasi tentang pence-


gahan dan menanggulangi berkembangnya
pemahaman ajaran-ajaran agama Islam
yang melahirkan pemulihan sikap dan
tindakan radikal yang mengarah pada
tindak terorisme dan paham komunis dan
radikal;

iv. penyuluhan/sosialisasi tentang apli-kasi


menumbuhkembangkan Kebhineka Tunggal
Ikaan dalam berkehidupan bermasyarakat;

v. melibatkan peran serta pada kegiatan


karya bakti di wilayah;
121

vi. melibatkan peran serta pada kegiatan


keamanan lingkungan;
vii. melibatkan peran serta pada kegiatan
olah raga bersama; dan

viii. mengikut sertakan dan berpartisipasi


dalam rangka mendukung kegiatan
perayaan keagamaan lainnya.

(2) Reedukasi. Reedukasi adalah kegiatan


penangkalan dengan cara mengajarkan pencerahan
kepada masyarakat dan kelompok paham komunis
dan radikal dan bahaya laten komunis beserta
keluarga dan teman dekatnya tentang bahaya paham
komunis dan radikal, sehingga mereka sadar bahwa
melakukan seperti bom bunuh diri bukanlah Jihad
melainkan identik dengan aksi terorisme yang
dampak buruknya sangat luas. Adapun kegiatannya
meliputi:

(a) penyuluhan/sosialisasi tentang korban


akibat aksi terorisme di indonesia;
(b) penyuluhan/sosialisasi tentang undang-
undang terorisme;
(c) penyuluhan/sosialisasi tentang bela negara;
(d) penyuluhan tentang bahaya penyebaran
berita-berita melalui media sosial, cetak, dll, yang
dapat menimbulkan perpecahan dan keutuhan
bangsa;
(e) penyuluhan/sosialisasi tentang perilaku
mendukung program pemerintah dalam rangka
mengatasi penyebaran dan keberadaan
paham/kelompok radikal; dan
(f) menumbuhkembangkan jiwa gotong royong
melalui pelaksanaan kegiatan karya bakti di
wilayah.

(3) Resosialisasi. Resosialisasi adalah upaya yang


dilakukan dalam rangka membimbing masyarakat
dan kelompok paham komunis dan radikal dan
bahaya laten komunis beserta keluarga dan teman
dekatnya agar dapat bersosialisasi dan menyatu
kembali dengan masyarakat. Adapun kegiatannya
meliputi:

(a) penyuluhan/sosialisasi tentang tata krama


dan menghormati adat istiadat bangsa indonesia;
(b) penyuluhan/sosialisasi tentang toleransi
antar umat beragama;
122

(c) menumbuhkembangkan jiwa gotong royong


melalui pelaksanaan kegiatan karya bakti di
wilayah;
(d) mengikutsertakan pada pelaksanaan
kegiatan olahraga bersama;
(e) mengikutsertakan pada kegiatan dalam
rangka pemberdayaan masyarakat di wilayah,
seperti: karang taruna, kepramukaan, palang
merah indonesia (PMI), dll;
(f) mengikutsertakan kegiatan agama di wilayah
(pengajian, yasinan, persembahyangan,
perlombaan-perlombaan terkait bidang
keagamaan, dll);
(g) mengikutsertakan perayaan hari-hari besar
nasional, seperti: hari kemerdekaan republik
indonesia, hari pahlawan, hari kebangkitan
nasional, hari kartini, dll; dan
(h) mengikutsertakan kegiatan pentas kesenian
daerah, adat istiadat, dll.

(4) Pembinaan Wawasan Kebangsaan. Pembinaan


Wawasan Kebangsaan adalah Kegiatan pembinaan
terhadap masyarakat dan kelompok paham komunis
dan radikal/bahaya laten komunis beserta keluarga
dan teman dekatnya untuk menanamkan cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah yang
dilandasi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal
Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun kegiatannya meliputi:

(a) penyuluhan/sosialisasi tentang sejarah


singkat tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia;
(b) penyuluhan/sosialisasi tentang kolonialisme
bangsa eropa;
(c) penyuluhan/sosialisasi tentang persia-pan
kemerdekaan Republik Indonesia;
(d) penyuluhan/sosialisasi tentang pertem-
puran dalam rangka mempertahankan kemer-
dekaan Republik Indonesia;
(e) penyuluhan/sosialisasi tentang pemberon-
takan-pemberontakan terhadap Pemerintahan
Republik Indonesia;
(f) penyuluhan/sosialisasi tentang perjalanan
Pemerintahan di Indonesia;
(g) penyuluhan/sosialisasi tentang Dasar
Negara Republik Indonesia;
(h) penyuluhan/sosialisasi tentang agama yang
123

ada di Indonesia; dan


(i) penyuluhan/sosialisasi tentang arti serta
makna bendera merah putih.
(5) Pembinaan Keagamaan. Pembinaan Keagamaan
adalah pembinaan yang dilaksanakan dalam rangka
menanamkan nilai- nilai agama Islam yang menolak
cara-cara kekerasan seperti yang dilakukan oleh
kalangan kelompok Islam radikal, adapun
kegiatannya meliputi:

(a) penyuluhan/sosialisasi/ceramah tentang


pemahaman terhadap jihad, murtad, ahlul kitab
dan amar ma’ruf nahi munkar secara benar dan
utuh;
(b) penyuluhan/sosialisasi/ceramah tentang
bagaimana pemahaman ayat-ayat Al-Qur’an dan
Hadits yang secara utuh dan lengkap sehingga
dapat dipadukan/diaplikasikan pada kehidupan
berbangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi
perbedaan, keragaman, budaya, dan adat istiadat
Indonesia;
(c) penyuluhan/sosialisasi/ceramah tentang
sikap menjunjung tinggi dan menghormati adat
istiadat, dan budaya setempat serta kearifan lokal
di wilayah;
(d) penyuluhan/sosialisasi/ceramah tentang
mewaspadai penyebaran aliran-aliran serta
ajaran maupun paham- paham yang tidak sesuai
dengan norma keagamaan dan hukum yang
berlaku;
(e) mengikutsertakan dan ikut berpartisipasi
dalam rangka mendukung kegiatan perayaan
keagamaan lainnya; dan
(f) menumbuhkembangkan rasa cinta terhadap
kebudayaan dan adat istiadat nusantara. seperti:
mempelajari dan berpartisipasi pada kegiatan
pagelaran tari tradisional, dll.

(6) Kewirausahaan. Kegiatan kewirausahaan yang


dimaksud adalah dengan memberikan pelatihan dan
modal usaha agar dapat mandiri dan tidak
mengembangkan paham kekerasan. Dunia usaha
mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi
pengangguran, meningkatkan pendapatan
masyarakat, dan meningkatkan produktivitas. Dunia
usaha dapat berperan dalam pembangunan
kepercayaan sehingga merasa lebih dihargai dan
diberi kesempatan secara aktif untuk keluar dari
permasalahan ekonomi, adapun kegiatannya
meliputi:
124

(a) penyuluhan dan pelatihan tentang


manajemen usaha kecil/menengah dan teknik
produksi;
(b) penyuluhan dan pelatihan tentang
kemampuan rancang bangunan dan rekayasa;
(c) penyuluhan dan pelatihan tentang teknik
pemasaran dan jaring distribusi;
(d) penyuluhan dan pelatihan tentang
pengembangan usaha dengan teknologi tepat
guna dan ramah lingkungan;
(e) penyuluhan dan pelatihan tentang
ketrampilan kerajinan tangan, kayu, batu,
kelistrikan, otomotif, dll; dan
(f) penyuluhan tentang manfaat koperasi.

4) Pengakhiran. Kegiatan meliputi:

a) evaluasi. Evaluasi tentang pelaksanaan pendataan


dan pembinaan terhadap masyarakat dan kelompok
paham komunis dan radikal beserta keluarga dan teman
dekatnya tersebut perlu dilakukan guna untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan metoda dan teknik
yang digunakan. Dengan harapan masyarakat dan
kelompok paham komunis dan radikal beserta keluarga
dan teman dekatnya tersebut dapat kembali bersikap
toleran dan moderat untuk mencapai kedamaian dan
kesejahteraan; dan

2) laporan. Laporan pembinaan hendaknya dilampiri


dokumentasi, sehingga kelengkapan laporan dapat
dipertanggung-jawabkan atas pelaksanaan pendataan dan
pembinaan terhadap masyarakat dan kelompok paham
komunis dan radikal beserta keluarga dan teman
dekatnya di wilayah. Dan hasil pendataan dan pembinaan
yang diperoleh digunakan sebagai bahan pertimbangan
serta masukan dalam menentukan kebijakan komando
atas dan pembinaan lebih lanjut.

f. Pembinaan Netralitas TNI Dalam Pemilu (Pileg/Pilpres/


Pilkada/Pilkades). Kegiatan pembinaan netralitas TNI dengan
segenap komponen masyarakat diselenggarakan dalam rangka
membantu pemerintah menyiapkan pertahanan secara dini,
mengatasi kesulitan rakyat dan tercapainya dukungan terhadap
tugas pokok TNI AD, diawali dengan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan dan pengakhiran.

1) Perencanaan. Kegiatan meliputi:


125

a) membuat rencana inventarisir referensi tentang


netralitas TNI;
b) membuat rencana koordinasi kegiatan pembinaan
prajurit tentang netralitas TNI dengan pihak terkait;
c) membuat rencana pelaksanaan kegiatan netralitas
TNI dalam mendukung/menyukseskan Pemilu; dan
d) membuat rencana pengamanan kegiatan.

2) Persiapan. Kegiatan meliputi:

a) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan


dalam sosialisasi netralitas TNI;
b) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait;
c) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat
yang akan digunakan;
d) menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan;
e) menyiapkan logistik yang diperlukan;
f) menyiapkan personel untuk pengamanan
sesuai rencana pengamanan; dan
g) kesiapan lainnya sesuai kebutuhan.

3) Pelaksanaan. Kegiatan meliputi:

a) menyelenggarakan kegiatan sosialisasi netralitas TNI


kepada pengurus KPU, dan bawaslu, masyarakat
simpatisan peserta/calon, masyarakat simpatisan partai;
b) implementasi netralitas TNI:

(1) mengamankan penyelenggaraan Pemilu


sesuai tugas perbantuan TNI kepada Polri;
(2) melaksanakan patroli bersama Polri dalam
pengamanan pentahapan Pemilu;
(3) setiap aparat Satkowil memberikan himbauan
untuk melaksanakan Pemilu damai;
(4) mengajak untuk mengedepankan musyawarah
dalam setiap sengketa Pemilu; dan
(5) menghimbau untuk taat pada aturan, dan tidak
melakukan hal anarkis.

c) melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah,


instansi vertikal, dan komponen bangsa lainnya; dan

d) melaksanakan pengawasan, dan pengendalian


kegiatan pembinaan netralitas TNI dalam Pemilu yang
diselenggarakan di satuan jajarannya.

4) Pengakhiran. Kegiatan meliputi:


126

a) mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan netralitas TNI


AD dalam Pemilu di wilayah;
b) membuat laporan pelaksanaan kegiatan pembinaan
netralitas TNI AD dalam Pemilu di wilayah;
c) menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta
dan pengaruh kegiatan pembinaan netralitas TNI AD
dalam Pemilu di wilayah untuk dijadikan bahan kegiatan
netralitas TNI AD dalam Pemilu yang akan datang; dan
d) pengecekan kembali terhadap Alpal yang digunakan.

g. Pembinaan Toleransi Antar Umat Beragama, Budaya, Adat


Istiadat dan Seni Budaya Terhadap Seluruh Komponen Bangsa.
Kegiatan pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat dan seni budaya terhadap seluruh komponen bangsa
dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan kehidupan
berbangsa dan bernegara yang menjungjung tinggi nilai-nilai
kebhinekaan.

1) Perencanaan.

a) Satkowil Kegiatan meliputi:

(1) menginventarisir referensi tentang pembinaan


toleransi antar umat beragama, budaya, adat istiadat,
dan seni budaya yang berkembang di masyarakat;
(2) menghimpun materi yang berkaitan tentang
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya yang berkembang di
masyarakat;
(3) merencanakan pemilihan personel penye-
lenggara, pembawa materi tentang pembinaan
toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat dan seni budaya yang berkembang di
masyarakat;
(4) merencanakan kegiatan tentang pembinaan
toleransi antar umat beragama, budaya, adat istiadat,
dan seni budaya yang berkembang di masyarakat
kepada prajurit sesuai metode dan teknik yang akan
digunakan;
(5) menginventarisir para anggota yang akan
mengikuti pembinaan tentang pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya yang berkembang di masyarakat;
(6) merencanakan koordinasi kegiatan tentang
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya yang berkembang di
masyarakat dengan pihak terkait;
(7) merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan pembinaan toleransi antar umat beragama,
127

budaya, adat istiadat, dan seni budaya yang


berkembang di masyarakat; dan
(8) membuat rencana pengamanan kegiatan.
b) Satnonkowil. Kegiatan meliputi:

(1) menginventarisir referensi tentang pembinaan


toleransi antar umat beragama, budaya, adat istiadat,
dan seni budaya yang berkembang di masyarakat;
(2) menghimpun materi yang berkaitan tentang
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya yang berkembang di
masyarakat;
(3) merencanakan pemilihan personel penye-
lenggara, pembawa materi tentang pembinaan
toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat dan seni budaya yang berkembang di
masyarakat;
(4) merencanakan kegiatan tentang pembinaan
toleransi antar umat beragama, budaya, adat istiadat,
dan seni budaya yang berkembang di masyarakat
kepada prajurit sesuai metode dan teknik yang akan
digunakan;
(5) menginventarisir para anggota yang akan
mengikuti pembinaan tentang pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya yang berkembang di masyarakat;
(6) merencanakan koordinasi kegiatan tentang
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya yang berkembang di
masyarakat dengan pihak terkait;
(7) merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan pembinaan toleransi antar umat beragama,
budaya, adat istiadat, dan seni budaya yang
berkembang di masyarakat; dan
(8) membuat rencana pengamanan kegiatan.

2) Persiapan.

a) Satkowil. Kegiatan meliputi:

(1) menyiapkan personel penyelenggara dan


pendukung untuk menyampaikan materi tentang
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya:

(a) golongan Tamtama:

i. mengerti dan dapat menjelaskan tentang


128

pengertian toleransi antar umat beragama;


ii. mengerti dan dapat menjelaskan tentang
budaya;
iii. mengerti dan dapat menjelaskan tentang
pengertian adat istiadat; dan
iv. mengerti dan dapat menjelaskan tentang
beberapa hal yang harus dipedomani oleh
prajurit tentang seni budaya.

(b) golongan Bintara:

i. Memahami dan mampu menjelaskan


tentang pengertian toleransi antar umat
beragama;
ii. Memahami dan mampu menjelaskan
tentang budaya;
iii. Memahami dan mampu menjelaskan
tentang pengertian adat istiadat; dan
iv. Memahami dan mampu menjelaskan
tentang beberapa hal yang harus dipedomani
oleh prajurit tentang seni budaya.

(c) golongan Perwira:

i. menguasai dan mahir menjelaskan


tentang pengertian toleransi antar umat
beragama;
ii. menguasai dan mahir menjelaskan
tentang budaya;
iii. menguasai dan mahir menjelaskan
tentang pengertian adat istiadat; dan
iv. menguasai dan mahir menjelaskan
tentang beberapa hal yang harus dipedomani
oleh prajurit tentang seni budaya.

(2) menyiapkan materi tentang pembinaan toleransi


antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya yang akan disampaikan kepada prajurit;

(3) menyiapkan metode dan tehnik yang digunakan


dalam sosialisasi tentang pembinaan toleransi antar
umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya;

(4) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait


dan pembawa materi tentang pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya tentang kepastian rencana;

(5) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat


129

yang akan digunakan;

(6) menyiapkan sarana dan prasarana yang


diperlukan;
(7) menyiapkan logistik yang diperlukan;

(8) menyiapkan personel untuk pengamanan sesuai


rencana pengamanan; dan

(9) kesiapan lainnya sesuai kebutuhan.

b) Satnonkowil. Kegiatan meliputi:

(1) menyiapkan personel penyelenggara dan


pendukung untuk menyampaikan materi tentang
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya:

(a) golongan Tamtama:

i. mengerti dan dapat menjelaskan tentang


pengertian toleransi antar umat beragama;
ii. mengerti dan dapat menjelaskan tentang
budaya;
iii. mengerti dan dapat menjelaskan tentang
pengertian adat istiadat; dan
iv. mengerti dan dapat menjelaskan tentang
beberapa hal yang harus dipedomani oleh
prajurit tentang seni budaya.

(b) golongan Bintara:

i. Memahami dan mampu menjelaskan


tentang pengertian toleransi antar umat
beragama;
ii. Memahami dan mampu menjelaskan
tentang budaya;
iii. Memahami dan mampu menjelaskan
tentang pengertian adat istiadat; dan
iv. Memahami dan mampu menjelaskan
tentang beberapa hal yang harus dipedomani
oleh prajurit tentang seni budaya.

(c) golongan Perwira:

i. menguasai dan mahir menjelaskan


tentang pengertian toleransi antar umat
beragama;
130

ii. menguasai dan mahir menjelaskan


tentang budaya;
iii. menguasai dan mahir menjelaskan
tentang pengertian adat istiadat; dan
iv. menguasai dan mahir menjelaskan
tentang beberapa hal yang harus dipedomani
oleh prajurit tentang seni budaya.

(2) menyiapkan materi tentang pembinaan toleransi


antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya yang akan disampaikan kepada prajurit;

(3) menyiapkan metode dan tehnik yang digunakan


dalam sosialisasi tentang pembinaan toleransi antar
umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya;

(4) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait


dan pembawa materi tentang pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya tentang kepastian rencana;

(5) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat


yang akan digunakan;

(6) menyiapkan sarana dan prasarana yang


diperlukan;

(7) menyiapkan logistik yang diperlukan;

(8) menyiapkan personel untuk pengamanan sesuai


rencana pengamanan; dan

(9) kesiapan lainnya sesuai kebutuhan.

3) Pelaksanaan.

a) Satkowil Kegiatan meliputi:

(1) menyelenggarakan kegiatan tentang pembinaan


toleransi antar umat beragama, budaya, adat istiadat,
dan seni budaya dengan target kegiatan pembinaan
untuk masyarakat;

(2) materi pembinaan:

(a) tidak menghina, menistakan, memaksakan


faham/ keyakinan, kepada salah satu penganut
agama, budaya, adat istiadat, dan seni budaya;
131

(b) ikut terlibat dalam mensukseskan dan


pengamankan kegiatan keagamaan, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya; dan

(c) membantu terselenggaranya kegiatan
keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya.

(3) implementasi pembinaan toleransi antar umat


beragama, budaya, adat istiadat, dan seni budaya:

(a) mengamankan penyelenggaraan kegiatan


keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya;
(b) Satuan/perorangan aktif dalam kegiatan
keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya; dan
(c) fasilitas satuan dapat digunakan dalam
kegiatan keagamaan, budaya, adat istiadat, dan
seni budaya atas seijin komando atas.

(4) beberapa hal yang harus dipedomani oleh


prajurit tentang toleransi antar umat beragama,
budaya, adat istiadat, dan seni budaya:

(a) prajurit dapat menjadi pengurus/panitia


kegiatan keagamaan, budaya, adat istiadat, dan
seni budaya;
(b) Satuan/perorangan dapat melakukan kerja
sama dengan komponen bangsa dalam kegiatan
keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya; dan
(c) prajurit wajib menjunjung tinggi terhadap
kearifan lokal terhadap kegiatan keagamaan,
budaya, adat istiadat, dan seni budaya.

(5) tugas dan tanggung jawab komandan/kepala


satuan dalam kegiatan keagamaan, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya:

(a) wajib menyampaikan tentang pembinaan


toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya;

(b) wajib mengecek dan mengawasi sejauh mana


pemahaman anggota tentang pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan
seni budaya; dan
132

(c) wajib mengawasi kegiatan anggota dan


keluarga dilingkungan masyarakat.

(6) melaksanakan koordinasi dengan pemerintah


daerah, instansi vertikal, dan komponen bangsa
lainnya dalam rangka kegiatan pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya; dan

(7) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


kegiatan pembinaan toleransi antar umat beragama,
budaya, adat istiadat, dan seni budaya yang
diselenggarakan di satuan jajaran Kodim.

b) Satnonkowil. Kegiatan meliputi:

(1) menyelenggarakan kegiatan tentang pembinaan


toleransi antar umat beragama, budaya, adat istiadat,
dan seni budaya dengan target kegiatan pembinaan
untuk masyarakat;

(2) materi pembinaan:

(a) tidak menghina, menistakan, memaksakan


faham/keyakinan, kepada salah satu penganut
agama, budaya, adat istiadat, dan seni budaya;

(b) ikut terlibat dalam mensukseskan dan


pengamankan kegiatan keagamaan, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya; dan

(c) membantu terselenggaranya kegiatan


keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya.

(3) implementasi pembinaan toleransi antar umat


beragama, budaya, adat istiadat, dan seni budaya:

(a) mengamankan penyelenggaraan kegiatan


keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya;

(b) Satuan/perorangan aktif dalam kegiatan


keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya; dan

(c) fasilitas satuan dapat digunakan dalam


kegiatan keagamaan, budaya, adat istiadat, dan
seni budaya atas seizin Komando Atas.
133

(4) beberapa hal yang harus dipedomani oleh prajurit


tentang toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya:
(a) prajurit dapat menjadi pengurus/panitia
kegiatan keagamaan, budaya, adat istiadat, dan
seni budaya;
(b) Satuan/perorangan dapat melakukan kerja
sama dengan komponen bangsa dalam kegiatan
keagamaan, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya; dan
(c) prajurit wajib menjunjung tinggi terhadap
kearifan lokal terhadap kegiatan keagamaan,
budaya, adat istiadat, dan seni budaya.

(5) tugas dan tanggung jawab komandan/kepala


satuan dalam kegiatan keagamaan, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya:

(a) wajib menyampaikan tentang pembinaan


toleransi antar umat beragama, budaya, adat
istiadat, dan seni budaya;
(b) wajib mengecek dan mengawasi sejauh mana
pemahaman anggota tentang pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan
seni budaya; dan
(c) wajib mengawasi kegiatan anggota dan
keluarga dilingkungan masyarakat.

(6) melaksanakan koordinasi dengan pemerintah


daerah, instansi vertikal, dan komponen bangsa
lainnya dalam rangka kegiatan pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya; dan

(7) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


kegiatan pembinaan toleransi antar umat beragama,
budaya, adat istiadat, dan seni budaya yang
diselenggarakan di satuan jajarannya yang telah
dikoordinasikan dengan Satkowil setempat.

4) Pengakhiran.

a) Satkowil Kegiatan meliputi:

(1) mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan toleransi


antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya di wilayah Kodim;
134

(2) membuat laporan pelaksanaan kegiatan


pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya di wilayah Kodim;

(3) menyusun hasil evaluasi yang meliputi data,


fakta dan pengaruh kegiatan pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya di wilayah Kodim; dan
(4) pengecekan kembali terhadap Alpal yang
digunakan.

b) Satnonkowil. Kegiatan meliputi:

(1) mengevaluasi hasil kegiatan pembinaan toleransi


antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya di satuannya;
(2) membuat laporan pelaksanaan kegiatan
pembinaan toleransi antar umat beragama, budaya,
adat istiadat, dan seni budaya di satuannya;
(3) menyusun hasil evaluasi yang meliputi data,
fakta dan pengaruh kegiatan pembinaan toleransi
antar umat beragama, budaya, adat istiadat, dan seni
budaya di satuannya; dan
(4) pengecekan kembali terhadap Alpal yang
digunakan.

h. Peningkatan Pendidikan Masyarakat di Wilayah Terpencil,


Pedalaman, Perbatasan, dan Pulau Terluar Serta Pengentasan Buta
Huruf dan Buta Aksara. Kegiatan pembinaan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
buta aksara dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan
ketahanan wilayah terhadap pengaruh negatif akibat rendahnya
tingkat pendidikan/pengetahuan masyarakat (Kodam, Korem,
Kodim, Koramil).

1) Perencanaan. Kegiatan meliputi:

a) menginventarisir referensi yang berkaitan dengan


peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara;
b) menghimpun materi yang berkaitan dengan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara;
c) merencanakan pemilihan personel penyelenggara,
pembawa materi tentang peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman dan pulau
135

terluar serta pengentasan buta huruf dan buta aksara;


d) merencanakan kegiatan tentang peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara kepada prajurit sesuai metode
dan teknik yang akan digunakan;
e) menginventarisir para anggota yang akan mengikuti
pembinaan tentang peningkatan pendidikan masyarakat
di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta aksara;
f) merencanakan koordinasi kegiatan pembinaan tentang
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara dengan pihak
terkait;
g) merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan pembinaan tentang peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan,
dan pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara; dan
h) membuat rencana pengamanan kegiatan.

2) Persiapan. Kegiatan meliputi:

a) menyiapkan personel penyelenggara dan pendukung


untuk menyampaikan materi tentang peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara:

(1) golongan Tamtama:

(a) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik mengajar baca tulis dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara;
(b) mengerti dan dapat melaksanakan tentang
teknik mengajar berhitung dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara;
(c) mengerti dan dapat melaksanakan tentang
teknik mengajar PKN dalam kegiatan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara;
136

(d) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik mengajar IPS dalam kegiatan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara;
(e) mengerti dan dapat melaksanakan tentang
teknik mengajar bahasa Indonesia dalam
kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
buta aksara; dan
(f) mengerti dan dapat melaksanakan tentang
teknik mengajar pengetahuan dasar ITE dalam
kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
buta aksara.

(2) golongan Bintara:

(a) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik mengajar baca tulis dalam
kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
buta aksara;
(b) memahami dan mampu melaksanakan
tentang teknik mengajar berhitung dalam
kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
buta aksara;
(c) memahami dan mampu melaksanakan
tentang teknik mengajar PKN dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara;
(d) memahami dan mampu melaksanakan
tentang teknik mengajar IPS dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara;
(e) memahami dan mampu melaksanakan
tentang teknik mengajar bahasa indonesia dalam
kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
137

buta aksara; dan


(f) memahami dan mampu melaksanakan
tentang teknik mengajar pengetahuan dasar
ITE dalam kegiatan peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara.

(3) golongan Perwira:

(a) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik mengajar baca tulis dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara;
(b) menguasai dan mahir melaksanakan tentang
teknik mengajar berhitung dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara;
(c) menguasai dan mahir melaksanakan tentang
teknik mengajar PKN dalam kegiatan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara;
(d) menguasai dan mahir melaksanakan tentang
teknik mengajar IPS dalam kegiatan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara;
(e) menguasai dan mahir melaksanakan tentang
teknik mengajar bahasa indonesia dalam
kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan
buta aksara; dan
(f) menguasai dan mahir melaksanakan
tentang teknik mengajar pengetahuan dasar
ITE dalam kegiatan peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara.

(2) menyiapkan materi tentang peningkatan pendidikan


masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara yang akan disampaikan
138

kepada prajurit;

(3) menyiapkan metode dan teknik yang digunakan


dalam kegiatan tentang peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara;

(4) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dan


pembawa materi tentang peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara berkaitan dengan kepastian
rencana;
(5) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat
yang akan digunakan;
(6) menyiapkan sarana dan prasarana yang
diperlukan;
(7) menyiapkan logistik yang diperlukan;
(8) menyiapkan personel untuk pengamanan sesuai
rencana pengamanan; dan
(9) kesiapan lainnya sesuai kebutuhan.

3) Pelaksanaan. Kegiatan meliputi:

a) menyelenggarakan kegiatan tentang peningkatan


pendidikan masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara dengan target kegiatan pembinaan
untuk masyarakat.

b) materi pembinaan:

(1) kemampuan membaca dan menulis;


(2) kemampuan menghitung; dan
(3) pengetahuan bahasa Indonesia, Pendidikan
Kewarga Negaraan (PKN), sejarah perjuangan
bangsa/Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan
pengetahuan dasar tentang Ilmu Teknologi dan
Elektronika (ITE).

c) implementasi kegiatan peningkatan pendidikan


masyarakat di wilayah terpencil pedalaman, perbatasan,
dan pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara:

(1) mengamankan penyelenggaraan kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
139

terpencil pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar


serta pengentasan buta huruf dan buta aksara;
(2) Satuan/perorangan aktif dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar
serta pengentasan buta huruf dan buta aksara; dan
(3) fasilitas satuan dapat digunakan dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar
serta pengentasan buta huruf dan buta aksara atas
seijin Komando Atas.

d) beberapa hal yang harus dipedomani oleh prajurit


tentang kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta aksara:

(1) Satuan/perorangan dapat langsung menjadi


tenaga pendidik dalam kegiatan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara; dan

(2) Satuan/perorangan dapat melakukan kerja sama


dengan komponen bangsa dalam kegiatan
peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara.

e) tugas dan tanggung jawab Komandan/Kepala satuan


dalam kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta aksara:

(1) wajib menyampaikan tentang kegiatan


peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar
serta pengentasan buta huruf dan buta aksara;

(2) wajib mengecek dan mengawasi sejauh mana


pemahaman anggota tentang kegiatan peningkatan
pendidikan masyarakat di wilayah terpencil,
pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara; dan

(3) wajib mengawasi kegiatan anggota dan keluarga


dalam kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat
di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan
140

pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan buta


aksara.

f) melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah,

instansi vertikal, dan komponen bangsa lainnya dalam


rangka kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di
wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau
terluar serta pengentasan buta huruf dan buta aksara;
dan

g) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


kegiatan peningkatan pendidikan masyarakat di wilayah
terpencil, pedalaman, perbatasan, dan pulau terluar serta
pengentasan buta huruf dan buta aksara yang
diselenggarakan di satuan jajaran Kodim.

4) Pengakhiran. Kegiatan meliputi:

a) mengevaluasi hasil kegiatan peningkatan pendidikan


masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan,
dan pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara di wilayah Kodim;

b) membuat laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan


pendidikan masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman,
perbatasan, dan pulau terluar serta pengentasan buta
huruf dan buta aksara di wilayah Kodim;

(c) menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta


dan pengaruh kegiatan peningkatan pendidikan
masyarakat di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan,
dan pulau terluar serta pengentasan buta huruf dan buta
aksara di wilayah Kodim; dan

(d) pengecekan kembali terhadap Alpal yang digunakan.

i. Pelatihan keterampilan masyarakat sesuai profesi, untuk


diberdayakan guna meningkatkan tarap hidup dan
kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pelatihan keterampilan
masyarakat sesuai profesi, untuk diberdayakan guna
meningkatkan tarap hidup, dan kesejahteraan masyarakat,
dilaksanakan dalam rangka membantu pemerintah mewujudkan
ketahanan wilayah di bidang ekonomi dan pangan.

1) Perencanaan. Kegiatan meliputi:

a) menginventarisir referensi yang berkaitan dengan


pelatihan keterampilan masyarakat sesuai profesi;
141

b) menghimpun materi yang berkaitan dengan pelatihan


keterampilan masyarakat sesuai profesi;

c) merencanakan pemilihan personel penyelenggara,


pembawa materi tentang pelatihan keterampilan
masyarakat sesuai profesi;

d) merencanakan kegiatan tentang pelatihan


keterampilan masyarakat sesuai profesi kepada prajurit
sesuai metode dan teknik yang akan digunakan;

e) menginventarisir para anggota yang akan mengikuti


pembinaan tentang pelatihan keterampilan masyarakat
sesuai profesi;

f) merencanakan koordinasi kegiatan pembinaan tentang


pelatihan keterampilan masyarakat sesuai profesi dengan
pihak terkait;
g) merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan
kegiatan pelatihan keterampilan masyarakat sesuai
profesi; dan

h) membuat rencana pengamanan kegiatan.

2) Persiapan. Kegiatannya meliputi:

a) menyiapkan personel penyelenggara dan pendukung


untuk menyampaikan materi tentang pelatihan
keterampilan masyarakat sesuai profesi:

i. golongan Tamtama:

(a) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang pertanian;

(b) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang perkebunan;

(c) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang perikanan air
tawar;

(d) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang perikanan air laut;

(e) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang peternakan; dan
142

(f) mengerti dan dapat melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang industri kecil
lainnya.

ii. golongan Bintara:

(a) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik dalam kegiatan bidang pertanian;

(b) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik dalam kegiatan bidang
perkebunan;

(c) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik dalam kegiatan bidang perikanan
air tawar;

(d) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik dalam kegiatan bidang perikanan
air laut;

(e) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik dalam kegiatan bidang
peternakan; dan

(f) memahami dan mampu melaksanakan


tentang teknik dalam kegiatan bidang industri
kecil lainnya.

(3) golongan Perwira:

(a) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang pertanian;

(b) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang perkebunan;

(c) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang perikanan air
tawar;

(d) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang perikanan air laut;

(e) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang peternakan; dan

(f) menguasai dan mahir melaksanakan tentang


teknik dalam kegiatan bidang industri kecil
143

lainnya.

b) menyiapkan materi tentang pelatihan keterampilan


masyarakat sesuai profesi yang akan disampaikan kepada
prajurit;

c) menyiapkan metode dan tehnik yang digunakan


dalam kegiatan tentang pelatihan keterampilan
masyarakat sesuai profesi;

d) melaksanakan koordinasi dengan pihak terkait dan


pembawa materi tentang pelatihan keterampilan
masyarakat sesuai profesi berkaitan dengan kepastian
rencana;

e) menyiapkan jadwal/waktu kegiatan dan tempat yang


akan digunakan;

f) menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan;

g) menyiapkan logistik yang diperlukan;

h) menyiapkan personel untuk pengamanan sesuai


rencana pengamanan; dan

i) kesiapan lainnya sesuai kebutuhan.

3) Pelaksanaan. Kegiatan meliputi:

a) menyelenggarakan kegiatan tentang pelatihan


keterampilan masyarakat sesuai profesi dengan target
kegiatan pembinaan untuk masyarakat;

b) implementasi kegiatan peningkatan keterampilan


masyarakat sesuai profesi:

(1) mengamankan penyelenggaraan kegiatan


peningkatan keterampilan masyarakat sesuai profesi;

(2) satuan/perorangan dapat melakukan kerja sama


dengan Pemda, instansi vertikal di daerah, dan
komponen bangsa lainnya dalam kegiatan
peningkatan keterampilan masyarakat sesuai profesi;
dan

(3) fasilitas satuan dapat digunakan dalam


144

kegiatan peningkatan keterampilan masyarakat


sesuai profesi atas seijin komando atas.

c) beberapa hal yang harus dipedomani oleh prajurit


tentang kegiatan peningkatan peningkatan keterampilan
masyarakat sesuai profesi:

(1) satuan/perorangan dapat langsung menjadi


tenaga pembimbing dalam kegiatan peningkatan
keterampilan masyarakat sesuai profesi; dan

(2) satuan/perorangan dapat melakukan kerja sama


dengan komponen bangsa dalam kegiatan
peningkatan keterampilan masyarakat sesuai profesi.

d) tugas, dan tanggung jawab komandan/kepala satuan


dalam kegiatan peningkatan keterampilan masyarakat
sesuai profesi:

(1) wajib menyampaikan tentang kegiatan


peningkatan keterampilan masyarakat sesuai profesi;

(2) wajib mengecek dan mengawasi sejauh mana


pemahaman anggota tentang kegiatan peningkatan
keterampilan masyarakat sesuai profesi; dan

(3) wajib mengawasi kegiatan anggota dan keluarga


dalam kegiatan peningkatan keterampilan masyarakat
sesuai profesi.

e) melaksanakan koordinasi dengan Pemda, instansi


vertikal, dan komponen bangsa lainnya dalam rangka
kegiatan peningkatan keterampilan masyarakat sesuai
profesi; dan

f) melaksanakan pengawasan dan pengendalian


kegiatan peningkatan keterampilan masyarakat sesuai
profesi yang diselenggarakan di satuan jajaran dan
wilayah.

4) Pengakhiran. Kegiatan meliputi:

a) mengevaluasi hasil kegiatan peningkatan


keterampilan masyarakat sesuai profesi di wilayah
Kodim;

b) membuat laporan pelaksanaan kegiatan peningkatan


keterampilan masyarakat sesuai profesi di wilayah Kodim;
145

c) menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta


dan pengaruh kegiatan peningkatan keterampilan
masyarakat sesuai profesi di wilayah Kodim; dan

d) pengecekan kembali terhadap Alpal yang digunakan.


21. Kegiatan Pembinaan Bakti TNI
a. TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD). TMMD untuk membantu
pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat
melalui pembangunan fisik maupun nonfisik dan bermanfaaat bagi
kepentingan pertahanan negara di darat.

1) Perencanaan. Tahap perencanaan dimulai dari H-2 tahun


dengan kegiatan sebagai berikut:

a) Merencanakan Tipe dan Bentuk kerja sama kegiatan TMMD.


b) Merencanakan Subjek kegiatan TMMD:

(1) Aparat Komando Kewilayahan.


(2) Unsur-unsur TNI yang tergabung dalam SSK.
(3) Unsur Pemda/Dinas/Jawatan yang tergabung dalam
kelompok khusus/Tim penyuluh TMMD.

c) Merencanakan Objek kegiatan TMMD:

(1) Fisik yaitu semua sasaran fisik yang telah tertuang


dalam program TMMD.
(2) Non fisik yaitu seluruh masyarakat desa yang berada
disekitar lokasi TMMD.

d) Merencanakan teknis kegiatan:

(1) Pada kegiatan fisik:

(a) Pendataan.
(b) Pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur
pedesaan.

(2) Pada kegiatan non fisik:

(a) Penyuluhan.
(b) Penerangan.
(c) Pelatihan.

e) Merencanakan kegiatan TMMD sesuai dengan


tingkatannya sebagai berikut:

(1) Tingkat Pusat:

(a) Merencanakan daerah sasaran TMMD yang


diajukan sesuai rencana pembangunan daerah melalui
proses “bottom up”.
146

(b) Merencanakan daerah sasaran TMMD sesuai


skala prioritas pada situasi tertentu berupa
penunjukan langsung melalui proses “top down” contoh:
pemulihan daerah pasca bencana dan pasca konflik.
(c) Merencanakan jumlah anggaran yang
dialokasikan disesuaikan dengan bentuk kerja sama.
(d) Setelah adanya penentuan daerah yang dijadikan
sasaran TMMD pada tingkat PJO, maka PJO
memberikan petunjuk kepada PKO.
(e) Merencanakan jadwal Rakornis dan hari H
pelaksanaan TMMD.
(f) Menerbitkan Surat Telegram kepada PKO TMMD
dan jajarannya tentang penyelenggaraan TMMD.

(2) Tingkat Kodam:

(a) Setelah menerima petunjuk dari PJO, selanjutnya


memberikan Surat Telegram tentang petunjuk
perencanaan (Jukcan) TMMD kepada PKP (Danrem).
(b) Menghimpun data perubahan (jika ada) dari
masing masing sasaran TMMD yang telah ditentukan
untuk selanjutnya dilaporkan kepada PJO.

(3) Tingkat Korem:

(a) Danrem melaksanakan koordinasi, integrasi,


sinkronisasi, simplikasi (KISS) dengan aparat setingkat
Gubernur melalui Musrenbang tingkat Provinsi.
(b) Danrem selaku PKP TMMD, selanjutnya Danrem
mengeluarkan perintah untuk merencanakan,
menyiapkan dan menyelenggarakan TMMD kepada
Dandim selaku Dansatgas TMMD.
(c) Memberikan perintah kepada Satnonkowil yang
akan bergabung dalam kegiatan TMMD sesuai
pengajuan Dansatgas.
(d) Mengajukan permintaan dukungan personel
Satnonkowil diluar wilayah Korem kepada Pangdam
u.p Asops.

(4) Tingkat Kodim:

(a) Dandim melaksanakan koordinasi, integrasi,


sinkronisasi, simplikasi (KISS) dengan aparat setingkat
Bupati/Walikota melalui Musrenbang tingkat
Kab/Kota.
(b) Membuat rencana kegiatan TMMD dengan
mengidentifikasi masalah dan mencari daerah sasaran
sesuai rencana pembangunan daerah melalui proses
“Bottom Up” yaitu proses perumusan pembangunan
147

yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat desa


sampai dengan Kabupaten/Kota, yang memenuhi
aspek kesejahteraan masyarakat dan bermanfaat
untuk pertahanan negara dan dapat dikerjakan
melalui TMMD.
(c) Mengajukan daerah sasaran dengan minimal
memenuhi salah satu penentuan sebagai berikut:

i. Daerah yang sudah ada program


pembangunan desa, namun belum terjangkau
pelaksanaannya oleh pemerintah daerah.
ii. Baerah rawan ditinjau dari segi
kesejahteraan dan pertahanan.
iii. Daerah bencana alam dan terancam bencana
alam.
iv. Daerah terisolir, perbatasan, terpencil, dan
daerah miskin/kumuh perkotaan.

(d) Merencanakan kegiatan fisik dan non fisik.


Setelah ditemukan daerah sasaran yang akan
dijadikan objek kegiatan TMMD yang akan datang,
selanjutnya merinci objek kegiatan/sasaran TMMD
baik yang bersifat fisik maupun non fisik sebagai
berikut:

i. Kegiatan fisik, adalah kegiatan yang


berkaitan dengan pembangunan sarana dan
prasarana yang menyentuh kepada peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan untuk kepentingan
pertahanan, seperti:

i) Pembukaan jalan baru dan pengerasan/


betonisasi/perbaikan jalan penghubung antar
wilayah/daerah.
ii) Normalisasi/pengerukan sungai.
iii) Pembuatan/perbaikan saluran irigasi.
iv) Perbaikan rumah/bedah rumah tidak
layak huni.

ii. Kegiatan non fisik, adalah kegiatan yang


berkaitan dengan pembinaan mental spiritual
atau kejuangan guna menumbuhkan kesadaran
masyarakat, melalui:

i) Kegiatan pendampingan dalam rangka


menyukseskan program KB kesehatan.
ii) Kegiatan pendampingan dalam rangka
menyukseskan program ketahanan pangan
nasional.
148

iii) Peningkatan wawasan kebangsaan, cinta


tanah air, kesadaran berbangsa dan
bernegara, serta bela negara.
iv) Penyuluhan kesehatan dan ancaman
narkoba.
v) Peningkatan pemahaman, penghaya-tan,
dan pengamalan ideologi Pancasila dalam
kehidupan masyarakat.
vi) Peningkatan apresiasi budaya nasional
dan produksi dalam negeri.
vii) Peningkatan sikap disiplin nasional.
viii) Pemberantasan buta aksara.
ix) Penyuluhan pertanian.

(e) Pengajuan kepada Pemda Kabupaten. Dandim


menyusun objek sasaran dalam beberapa alternatif
dan diajukan serta dipaparkan kepada Bupati sebagai
Kepala Daerah dalam suatu rapat untuk mendapat
persetujuan. Pengajuan objek sasaran TMMD
diupayakan 2 tahun sebelum kegiatan dilaksanakan
guna memberikan keleluasaan kepada pemerintah
daerah untuk merencanakan dan menyiapkan
dukungan kebutuhan. Dan perlu diperhatikan bahwa
kegiatan yang diajukan harus mampu diselesaikan
oleh SSK dalam waktu yang tersedia.

(f) Mengajukan rencana kegiatan ke PKP/PKO.


Rencana kegiatan TMMD yang berisi daerah dan objek
sasaran diajukan oleh Dandim kepada Danrem selaku
PKP yang selanjutnya diajukan ke PKO sampai ke PJO
untuk mendapat persetujuan sebagai rencana kegiatan
TMMD definitif.

(g) Dandim selaku Dansatgas TMMD setelah


menerima perintah dari Danrem selaku PKP, Dandim
melaksanakan kegiatan menyusun buku perencanaan
penyelenggaraan TMMD.

(h) Khusus proses top down, Dansatgas


merencanakan kegiatan TMMD setelah mendapat
perintah/petunjuk Komando atas.

2) Persiapan. Tahap persiapan dilaksanakan satu bulan sebelum


pelaksanaan TMMD dengan kegiatan:

a) Tingkat pusat:
149

(1) Menghimpun dan merevisi rencana perubahan sasaran


dari hasil perencanaan yang dikirim oleh masing-masing
PKO, yang akan didistribusikan kepada seluruh peserta
Rakornis TMMD.
(2) Menyelenggarakan rapat Koordinasi Teknis TMMD
tingkat Pusat. Dandim yang daerahnya ditetapkan menjadi
objek sasaran TMMD menghadiri Rapat Koordinasi Teknis
(Rakornis) TMMD di tingkat pusat dalam rangka membahas
rencana kegiatan secara terpadu bekerjasama dengan
K/LPNK yang ditunjuk.

(3) Menyiapkan dukungan administrasi. Dukungan


Administrasi yang diterima baik oleh Satgas maupun SSK
adalah:

(a) Bentuk A:

i. Dukungan dari PJO. Nihil


ii. Dukungan dari K/LPNK meliputi bantuan dari
K/ LPNK yang terkait.
iii. Dukungan dari Pemda Kabupaten/Kota,
antara lain :
i) Kodal Kodim.
ii) Kodal SSK.
iii) Uang makan (termasuk beras) :

(i) Untuk di Pulau Jawa 32 hari.


(ii) Untuk di luar Pulau Jawa 34 hari.
(iii) Untuk di wilayah perbatasan 34
hari.

iv) Uang saku prajurit:

(i) Untuk di Pulau Jawa 32 hari.


(ii) Untuk di luar Pulau Jawa 34 hari.
(iii) Untuk di wilayah perbatasan 34
hari.

v) Bahan pendukung Dalops.


vi) Dukungan kesehatan.
vii) Dokumentasi dan publikasi.
viii) Bahan kontak.
ix) Dukungan serpas.
x) Dukungan BMP.
xi) Dukungan dana.
xii) Dukungan material untuk kegiatan
150

sasaran fisik dan non fisik.


xiii) Dukungan makan untuk masyarakat
xiv) Alat-alat kerja/alat-alat tukang di
lapangan.

xv) Bibit-bibit tanaman, bibit ikan dan lain


sebagainya sesuai kebutuhan.
xvi) Dukungan obat-obatan dari Dinas
Kesehatan Kab/Kota dalam mendukung
kegiatan pengobatan gratis selama TMMD.
xvii) Pemberian alat peraga untuk Paud dan
tenaga pengajar di daerah perbatasan/
terpencil dari Dinas Pendidikan.

(b) Bentuk B:

i. Dukungan dari PJO:

i) Tenda satgas.
ii) Kursi dan meja lapangan.
iii) Kendaraan.
iv) Alat pertukangan.
v) Alat Zeni.
vi) Alat komunikasi.
vii) Perangkat komputer.

ii. Dukungan dari K/LPNK meliputi bantuan dari


K/LPNK yang terkait.
Dukungan dari Pemda Kabupaten/Kota, antara
lain :

i) Kodal Kodim.
ii) Kodal SSK.
iii) Uang makan (termasuk beras):

(i) Untuk di Pulau Jawa 32 hari.


(ii) Untuk di luar Pulau Jawa 34 hari.
(iii) Untuk di wilayah perbatasan 34
hari.
(i) Uang saku prajurit:
(ii) Untuk di Pulau Jawa 32 hari.
(iii) Untuk di luar Pulau Jawa 34
hari.
(iv) Untuk di wilayah perbatasan
34 hari.
(v) Dahan pendukung Dalops.
(vi) Dukungan kesehatan.
151

(vii) Dokumentasi dan publikasi.


(viii) Bahan kontak.
(ix) Dukungan serpas.
(x) Dukungan BMP.
(xi) Dukungan dana.
(xii) Dukungan material untuk
kegiatan sasaran fisik dan non fisik.
(xiii) Dukungan makan untuk
masyarakat
(xiv) Alat-alat kerja/alat-alat tukang
di lapangan.
(xv) Bibit-bibit tanaman, bibit ikan
dan lain sebagainya sesuai
kebutuhan.
(xvi) Dukungan obat-obatan dari
Dinas Kesehatan Kab/Kota dalam
mendukung kegiatan pengobatan
gratis selama TMMD.
(xvii) Pemberian alat peraga untuk
Paud dan tenaga pengajar di daerah
perbatasan/terpencil dari Dinas
Pendidikan.
(xviii) Lain-lain sesuai kebutuhan.

(c) Bentuk C:

(a) Dukungan dari PJO:

i. Kodal Kodim.
ii. Kodal SSK.
iii. Uang makan (termasuk beras):

i) Untuk di Pulau Jawa 32 hari.


ii) Untuk di luar Pulau Jawa 34
hari.
iii) Untuk di wilayah perbatasan
34 hari.
iv. Uang saku prajurit:
(i) Untuk di Pulau Jawa 32
hari.
(ii) Untuk di luar Pulau Jawa
34 hari.
(iii) Untuk di wilayah
perbatasan 34 hari.
(iv) Bahan pendukung Dalops.
(v) Dukungan kesehatan.
(vi) Dokumentasi dan publikasi.
(vii) Bahan kontak.
152

(viii) Dukungan serpas.


(ix) Dukungan BMP.
(x) Dukungan Kaporlap.

ii. Dukungan dari K/LPNK meliputi bantuan dari


K/LPNK yang terkait.

iii. Dukungan dari Pemda Kabupaten/Kota,


antara lain:
i) Dukungan dana.
ii) Bahan kontak dan finansial.
iii) Dukungan material untuk kegiatan
sasaran fisik dan non fisik.
iv) Dukungan makan untuk masyarakat.
v) Alat-alat kerja/alat-alat tukang di
lapangan
vi) Bibit-bibit tanaman, bibit ikan dan lain
sebagainya sesuai kebutuhan.
vii) Dukungan obat-obatan dari Dinas
Kesehatan Kab/Kota dalam mendukung
kegiatan pengobatan gratis selama TMMD.
viii) Pemberian alat peraga untuk Paud dan
tenaga pengajar di daerah perbatasan
/terpencil dari Dinas Pendidikan.
ix) Lain-lain sesuai kebutuhan.

(4) Menyiapkan amanat Kasad selaku PJO TMMD yang


akan dibacakan pada Upacara Penutupan TMMD.

b) Tingkat Kodam:

(1) Unsur-unsur PKO menghadiri Rakornis TMMD yang


diselenggarakan oleh PJO TMMD/Kementerian RI yang
ditunjuk PJO TMMD.
(2) Melaksanakan rapat koordinasi teknis di tingkat PKO.
(3) Memberikan perintah persiapan pelaksanaan kegiatan
kepada PKP.
(4) Menyiapkan administrasi, personil dan peralatan yang
akan digunakan pada penyelenggaraan TMMD.
(5) Mengirimkan surat permintaan personel kepada satuan
TNI AL, TNI AU, dan Kepolisian yang berada di wilayah dan
Satnonkowil yang langsung dibawah Pangdam.

c) Tingkat Korem:

(1) Unsur-unsur PKP menghadiri Rakornis TMMD yang


diselenggarakan oleh PJO dan PKO.
153

(2) Melaksanakan rapat koordinasi teknis di tingkat PKP.


(3) Memberikan surat perintah pelaksanaan kepada
Dansatgas (Dandim).
(4) Menyiapkan administrasi, personil dan peralatan
yang akan digunakan pada penyelenggaraan TMMD.
(5) Memberikan surat perintah kepada satnonkowil
dibawah jajarannya yang terlibat dalam TMMD.
(6) Menghadiri paparan kesiapan pelaksanaan
TMMD oleh Dansatgas.

d) Tingkat Kodim :

(1) Dansatgas menghadiri Rakornis TMMD yang


diselenggarakan oleh PJO, PKO dan PKP.
(2) Melaksanakan rapat koordinasi teknis ditingkat
Kota/Kabupaten.
(3) Menyiapkan administrasi TMMD, dengan kegiatan
meliputi:

(a) Membuat buku rencana kegiatan TMMD. Buku


rencana kegiatan TMMD disusun oleh Dandim selaku
Dansatgas dan didistribusikan kepada Forkopimda,
para Dansat TNI yang ada diwilayah serta seluruh
instansi Pemda yang terkait dalam kegiatanTMMD.

(b) Membuat perintah Operasi TMMD. Dandim selaku


Dansatgas perlu membuat perintah operasi sebagai
penjelasan perintah operasi yang dikeluarkan
PKP/PKO.

(c) Menyiapkan rencana upacara pembukaan TMMD.

(d) Menyiapkan acara paparan. Sebelum kegiatan


upacara pembukaan TMMD direncanakan kegiatan
paparan oleh Dansatgas kepada Bupati dan pejabat
yang hadir.

(e) Menyiapkan personel yang terlibat dalam Satgas.


Dandim menyusun personel yang terlibat dalam
nominatif Satgas sesuai kemampuan satuan, instansi
dan bidang tugas dengan kegiatan:

i. Penyiapan SSK. Kegiatan yang dilaksanakan


antara lain:

i) Dandim berkoordinasi dengan Dansat-


nonkowil yang ada di wilayahnya untuk
menyiapkan personel setingkat SSK.
154

ii) Dandim memberikan pengarahan


tentang tugas yang harus dilaksanakan,
keadaan daerah sasaran, kebiasaan-
kebiasaan adat setempat, nama tokoh
masyarakat dan sebagainya.
iii) Dandim mengecek kesiapan personel
maupun perlengkapan kerja termasuk tenda
SSK.
iv) Danru ke atas SSK meninjau daerah
sasaran dan lokasi objek sasaran fisik/non
fisik.

ii. Menyiapkan personel lainnya :

i) Dandim berkoordinasi dengan instansi


terkait di wilayahnya tentang pelibatan
personel guna mendukung TMMD.
ii) Dandim menyampaikan tentang tugas
yang dibebankan kepada personel dari
instansi lainnya.
iii) Dandim mengecek kesiapan materiil.

iii. Menyiapkan pengerahan masyarakat yang


berada di sekitar lokasi TMMD. Adapun hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pengerahan
masyarakat antara lain :

i) Tanggung jawab pengerahan masyarakat


oleh Babinsa setempat, sedangkan untuk
penggunaan saat kegiatan diserahkan kepada
Dan SSK.

ii) Mengatur penggiliran keikutsertaan


masyarakat sebagai pendukung agar tidak
mengganggu kegiatan mata pencaharian
pokoknya.

iii) Melaksanakan koordinasi dengan


instansi terkait dalam penyiapan dukungan
makan atau extra fooding bagi masyarakat
yang dikerahkan selama pelaksanaan
kegiatan.

iv) Tidak dibenarkan masyarakat


pendukung memakai seragam atau membawa
atribut partai politik dan masyarakat yang
dilibatkan adalah dari warga desa yang
dijadikan objek sasaran.
155

v) Melaksanakan komunikasi sosial dalam


mengajak masyarakat pendukung berparti-
sipasi dengan tidak menggunakan unsur
paksaan.
vi) Melaksanakan kerja sama dengan tokoh
informal leader seperti tokoh adat, tokoh
agama, dan sebagainya guna mengerahkan
masyarakat pendukung.

vii) Dandim bila perlu memberikan piagam


ucapan terima kasih bagi RT yang paling
menonjol dalam mengerahkan dukungan
masyarakat.

(f) Menyiapkan sarana pendukung antara lain :

i. Mendirikan Posko SSK. Isi Posko antara lain:

i) Data-data tentang:

(i) Lokasi daerah sasaran.


(ii) Objek sasaran fisik/non fisik.
(iii) Jadwal kegiatan hari perhari.
(iv) Target kegiatan sasaran fisik (H+1 s.d
selesai).
(v) Gambar jaring komunikasi radio.
(vi) Daftar material bangunan yang
tersedia.
(vii) Bagan organisasi SSK.

ii) Pesawat radio.


(i) Meja tulis, mesin tik, ATK.
(ii) Ruang Piket/Jaga SSK.

ii. Mendirikan tenda pasukan SSK. Penetapan


tenda SSK disesuaikan dengan syarat-syarat
mendirikan tenda antara lain:

i) Faktor keamanan/ada jalan pendekat.


ii) Dekat dengan lokasi air.
iii) Tidak terlalu jauh dengan objek sasaran
TMMD.

iii. Menyiapkan tempat upacara pembukaan


TMMD dan menyiapkan peserta upacara antara lain:

i) Unsur SSK beserta perlengkapannya.


156

ii) Unsur pendukung Pemda dan Dinas


Jawatan terkait berikut peralatannya digelar
(bila tak memungkinkan ambil beberapa
sebagai sampel).
iii) Unsur pendukung masyarakat.
(g) Pergeseran pasukan SSK antara lain :

i. Waktu pergeseran pasukan SSK, diatur


menyesuaikan jarak antara pangkalan pasukan
dengan daerah sasaran sehingga dapat tiba pada
sebelum hari “H”.

ii. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat


pergeseran pasukan :

i) Perhatikan faktor keamanan saat


pergeseran pasukan terutama bila
menggunakan transportasi sungai/laut.
ii) Usahakan tiba disasaran sebelum waktu
gelap.

iii. Untuk unsur pendukung serta bantuan dari


Pemda atau dinas jawatan terkait pergeserannya
perlu dikoordinir oleh Kodim agar semua personel,
alat peralatan maupun bahan bangunan dan
sebagainya bisa tiba tepat waktu disasaran.

(h) Kegiatan Pra TMMD. Menurut pertimbangan


Dandim bila objek yang dikerjakan tidak akan
mungkin selesai dalam waktu yang tersedia maka perlu
dilaksanakan kegiatan Pra TMMD dengan melibatkan
unsur TNI (Kodim), Pemda dan masyarakat dengan
melakukan pekerjaan-pekerjaan awal yang dapat
dikerjakan sebelum hari “H”, sekaligus sebagai sarana
sosialisasi terhadap kegiatan TMMD kepada
masyarakat.

3) Pelaksanaan. Tahap pelaksanaan TMMD (H s.d H + 30) tahap ini


merupakan tahap kegiatan penyelenggaraan TMMD dengan kegiatan
sebagai berikut :

a) Tingkat Pusat:

(1) Melaksanakan rapat koordinasi pengawasan dan


evaluasi TMMD yang dipimpin oleh Pati Bidang Koordinator
Pengawasan dan Evaluasi PJO TMMD dihadiri oleh Tim
Asistensi Kementerian/LPNK, Polri dan Tim Pengawasan
dan Evaluasi TMMD.
157

(2) Menghadiri Upacara Pembukaan TMMD di sasaran


yang telah ditentukan/dipilih oleh PJO dengan Irup
Gubernur, serta menjadi Irup pada Upacara Penutupan.

(3) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi TMMD, Tim


Pengawasan dan Evaluasi tingkat Pusat akan datang untuk
menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan memberikan
evaluasi pelaksanaan TMMD paruh waktu dengan titik
berat difokuskan kepada:

(a) Kondisi terakhir sasaran fisik.


(b) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh
masyarakat.
(c) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh Pemda.
(d) Kondisi umum masyarakat daerah sasaran
dihadapkan dengan kegiatan sasaran non fisik.

b) Tingkat Kodam :

(1) Menghadiri Upacara Pembukaan TMMD dengan Irup


dari pejabat Pemda Provinsi dan membacakan amanat dari
Gubernur serta menjadi Irup pada Upacara Penutupan
dengan membacakan amanat Kasad.

(2) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi TMMD, tim


pengawasan dan evaluasi tingkat Kodam akan datang
untuk menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan
memberikan evaluasi pelaksanaan TMMD paruh waktu
dengan titik berat difokuskan kepada :

(a) Kondisi terakhir sasaran fisik.


(b) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh
masyarakat.
(c) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh Pemda.
(d) Kondisi umum masyarakat daerah sasaran
dihadapkan dengan kegiatan sasaran non fisik.

(3) Melaporkan perkembangan pelaksanaan


TMMD secara hirarki ke Komando atas.

c) Tingkat Korem:

(1) Menghadiri Upacara Pembukaan TMMD dengan Irup


dari pejabat Pemda Provinsi dan membacakan amanat dari
Gubernur serta menjadi Irup mewakili PKO pada Upacara
Penutupan dengan membacakan amanat Kasad.
158

(2) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi TMMD, Tim


Pengawasan dan Evaluasi tingkat Korem akan datang untuk
menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan memberikan
evaluasi pelaksanaan TMMD paruh waktu dengan titik
berat difokuskan kepada :
(a) Kondisi terakhir sasaran fisik.
(b) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh
masyarakat.
(c) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh Pemda.
(d) Kondisi umum masyarakat daerah sasaran
dihadapkan dengan kegiatan sasaran non fisik.

(3) Melaporkan perkembangan pelaksanaan


TMMD secara hirarki ke Komando atas.

d) Tingkat Kodim (Dansatgas. Pelaksanaan TMMD (H s.d H +


30).

(1) Pada hari H kegiatan antara lain:

(a) Upacara pembukaan TMMD, dilanjutkan kegiatan


tambahan seperti pemberian bahan kontak dari Irup
kepada masyarakat desa.

(b) Paparan rencana kegiatan TMMD oleh Dan SSK di


posko SSK.

(c) Peninjauan ke lokasi sasaran TMMD.

(d) Untuk pasukan SSK dan unsur pendukung selesai


upacara pembukaan langsung bekerja sesuai jadwal.

(2) Pada hari H + 1 dan seterusnya sampai H + 29


melaksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang telah
disusun baik bidang fisik maupun non fisik.

(3) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap


pelaksanaan:

(a) Dan SSK harus punya target hasil kerja untuk


sasaran fisik mulai hari H sampai hari H + 29, dan
diprosentasekan hasil kerja yang diperoleh:

i. Pada H + 2 sasaran fisik selesai dinilai 10%


dan sasaran non fisik selesai dinilai 5%.
ii. Pada H + 7 sasaran fisik selesai dinilai 25%
dan sasaran non fisik selesai dinilai 20%.
iii. Pada H + 15 sasaran fisik selesai dinilai 55%
159

dan sasaran non fisik selesai dinilai 75%.


iv. Dan seterusnya sampai hari H + 29 untuk
sasaran fisik dan sasaran non fisik seluruhnya
selesai dalam 100%.

(b) Objek sasaran dikerjakan oleh TNI dibantu


masyarakat dan harus bahu membahu sehingga tidak
menampilkan sikap mandor yang hanya bisa
memerintah tapi tidak dapat mengerjakan.

(c) Perhatikan pembagian kelompok tenaga ahli


dalam melaksanakan sasaran fisik, ada sasaran fisik
yang betul- betul perlu tenaga ahli dan ada yang tidak
perlu. Contoh: Untuk membangun rumah perlu ahli
kayu, batu dan listrik namun untuk penggalian parit
cukup tenaga kasar saja.

(d) Untuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan, perlu


mempersiapkan tempat dan sarana yang dibutuhkan
sehingga kegiatan dapat berjalan lancar dan mencapai
sasaran yang diharapkan.

(e) Dan SSK harus mempertimbangkan kondisi


cuaca di lokasi dihadapkan dengan jumlah sasaran
yang harus diselesaikan dan waktu serta dukungan
materiil bila datangnya terlambat, bila perlu objek
sasaran dikerjakan pada malam hari.

(f) Perhatikan keamanan personel dan materiil


dengan membuat prosedur tetap.

(g) Perhatikan kesehatan pasukan SSK maupun


unsur pendukung. Misalnya: bila terdapat personel
yang sakit, apakah perlu dievakuasi.

(h) Perhatikan disiplin dan pegang teguh Sapta


Marga, Sumpah Prajurit dan delapan wajib TNI selama
pelaksanaan TMMD.

(4) Untuk tertibnya pengaturan pasukan maupun unsur


pendukung, Dan SSK perlu membuat petunjuk tata tertib
khusus selama TMMD dengan memperhatikan hal-hal
tersebut di atas.

(5) Pembuatan Laporan harian.

(a) Pembuatan laporan harian TMMD dibuat/dikirim


secara hirarkhis mulai dari :
160

i. Dan SSK.
ii. Dandim selaku Dansatgas.

(b) Laporan harian TMMD setiap hari dikirim mulai


jam 17.00 dari posko SSK.

(c) Isi laporan harian :

i. Kegiatan fisik dan non fisik yang telah


dilaksanakan.
ii. Prosentase hasil kegiatan sasaran fisik dan non
fisik.
iii. Laporan bila ada kendala di lapangan.
iv. Laporan situasi keamanan daerah sasaran.

(6) Menerima Tim Pengawasan dan Evaluasi tingkat


Pusat, Kodam dan Korem.

(7) Upacara penutupan dan penyerahan hasil TMMD.

(a) Waktu H + 29.


(b) Selaku Inspektur Upacara ditunjuk pejabat TNI
yang ada di wilayah.
(c) Inti acara :

i. Penyerahan hasil TMMD dari Dandim kepada


Bupati/Wali kota.
ii. Pernyataan penutupan TMMD oleh Inpektur
Upacara.

4) Pengakhiran.

a) Tingkat Pusat :

(1) Menghimpun dan membuat laporan pelaksanaan


TMMD.
(2) Menyelenggarakan rapat evaluasi program TMMD
tingkat Pusat.
(3) Menghimpun dan membuat laporan pengawasan dan
evaluasi TMMD.
(4) Menyelenggarakan rapat Paripurna TMMD dan
melaporkan hasilnya kepada Panglima TNI.

b) Tingkat Kodam :

(1) Menghimpun dan membuat laporan pelaksanaan


TMMD.
161

(2) Menghadiri rapat evaluasi program TMMD tingkat


Pusat.
(3) Menyelenggarakan rapat evaluasi tingkat PKO.
(4) Menghimpun dan membuat laporan pengawasan dan
evaluasi TMMD kepada PJO.
(5) Menghadiri rapat Paripurna TMMD tingkat Pusat.

c) Tingkat Korem :

(1) Menghimpun dan membuat laporan pelaksanaan


TMMD.
(2) Menghadiri rapat evaluasi program TMMD tingkat Pusat.
(3) Menyelenggarakan rapat evaluasi tingkat PKP.
(4) Menghimpun dan membuat laporan
pengawasan dan evaluasi TMMD kepada PKO.
(5) Menghadiri rapat Paripurna TMMD tingkat Pusat.

d) Tingkat Kodim :

(1) Embarkasi/pergeseran pasukan kembali ke home base,


kegiatannya antara lain :

(a) Dan SSK menginventarisir semua perlengkapan


pasukan yaitu: senjata, munisi dan perlengkapan
lainnya, bila ada perlengkapan yang hilang segera buat
berita acara/proses verbalnya.
(b) Inventarisasi semua alat-alat kerja alat tukang
yang dipinjam dari Kodim/Pemda, tidak dibenarkan
ada anggota yang sengaja membawa peralatan tersebut
kembali ke home base.
(c) Hal-hal lain yang berkaitan dengan keamanan
embarkasi sama dengan saat pergeseran pasukan
berangkat ke daerah sasaran.

(2) Tahap Purna Manunggal. Dalam tahap purna


manunggal ada 3 kegiatan pokok yang perlu dilaksanakan
yaitu pembuatan laporan, evaluasi kegiatan dan
pemeliharaan hasil TMMD. Kegiatan yang dilaksanakan
sebagai berikut :

(a) Pembuatan laporan hasil TMMD. Laporan disusun


secara lengkap oleh Dansatgas meliputi kegiatan yang
telah dilaksanakan dan pencapaian sasaran disertai
dokumentasi dan dikirim kepada :

(a) Kasad selaku PJO.


(b) Aster Kasad.
(d) Danpusterad.
162

(e) Pangdam selaku PKO.


(f) Danrem selaku PKP.

(b) Evaluasi pelaksanaan TMMD :

i. Kegiatan TMMD perlu dievaluasi oleh Dandim


dengan mendengarkan laporan baik dari personel
Satgas maupun masyarakat sehingga menjadi
bahan masukan untuk program TMMD
berikutnya.

ii. Evaluasi dilaksanakan mulai dari tahap


perencanaan dan persiapan serta pelaksanaan
yang dinilai negatif dan memengaruhi
pelaksanaan kegiatan.

iii. Dansatgas menghadiri rapat evaluasi TMMD.

iv. tingkat Pusat, Kodam, dan Korem.

v. Menghadiri Rapat Paripurna TMMD tingkat


Pusat.

(c) Pemeliharaan hasil TMMD :

i. Pemerintah daerah bertanggung jawab


terhadap pemeliharaan hasil-hasil TMMD sehingga
dapat dirasakan dan dinikmati serta
dipergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan
masyarakat.

ii. Sebagai bagian dari tugas Binter maka


Satkowil menghimbau kepada Pemda untuk
melakukan peningkatan kualitas hasil TMMD
yang memiliki nilai taktis. Contoh: Jalan hasil
pelaksanaan TMMD yang semula kelas III dapat
ditingkatkan menjadi jalan kelas II atau kelas I.

b. Karya Bakti (Karbak). Karbak untuk membantu pemerintah dalam


rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat dititik beratkan pada
pembangunan fisik daripada nonfisik dan bermanfaaat bagi kepentingan
pertahanan negara di darat.

1) Karbak yang dilaksanakan Satkowil. Karbak yang


dilaksanakan Satkowil penyelenggaraannya dapat berjalan dengan
lancar maka perlu pentahapan kegiatan meliputi perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran.
163

a) Perencanaan. Pada tahap perencanaan perlu diketahui


subjek, objek dan kegiatan meliputi :

(1) Karbak reguler.

(a) Subjek. Subjek dalam Karbak reguler meliputi


segenap institusi di lingkungan TNI AD yang
dikoordinir oleh Komando Kewilayahan.

(b) Objek. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan


masyarakat.

(c) Teknis kegiatan.

i. Pada kegiatan fisik materiil :

i) Pendataan.
ii) Pembangunan sarana dan prasarana.

ii. Pada kegiatan non fisik/mental spiritual:

i) Penyuluhan.
ii) Penerangan.
iii) Pelatihan.

(d) Merencanakan kegiatan Karbak reguler sesuai


dengan tingkatannya sebagai berikut:

i. Tingkat Pusat :

i) Merencanakan kegiatan Karbak reguler


dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
bidang teritorial satuan jajaran Angkatan
Darat.

ii) Merencanakan jumlah anggaran yang


dialokasikan sesuai bentuk kerja sama.

iii) Menerbitkan Surat Telegram kepada


Kodam dan jajarannya tentang
penyelenggaraan Karbak reguler.

ii. Tingkat Kodam: Setelah menerima petunjuk


dari Kasad Up. Aster Kasad, selanjutnya
memberikan Surat Telegram tentang petunjuk
perencanaan (Jukcan) Karbak reguler kepada
Danrem.
164

iii. Tingkat Korem :

i) Danrem mengeluarkan surat perintah


untuk merencanakan, menyiapkan dan
menyelenggarakan Karbak reguler kepada
Dandim.
ii) Memerintahkan Satnonkowil jajarannya
yang tergabung dalam kegiatan Karbak
reguler atas permintaan Kodim.

iii) Mengajukan permohonan bantuan


personel kepada Kodam untuk satuan yang
berada di luar jajaran Korem.

iv. Tingkat Kodim. Kegiatan yang dilaksanakan


meliputi :

i) Identifikasi masalah. Dalam kegiatan ini


dititikberatkan pada bagaimana Kodim dapat
menemukan secara tepat objek yang
mempunyai arti penting dan bermanfaat
untuk kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan negara selanjutnya dimasukkan
dalam program Binter Kodim meliputi:

(i) Pemahaman pokok-pokok kebijak-


sanaan pemerintah daerah dibidang
pembangunan. Hal itu senantiasa
dijadikan pedoman dalam pemilihan objek
sasaran, selain Karbak reguler menunjang
pembangunan pertahanan negara aspek
darat sebagai kelanjutan kegiatan Bakti
TNI.

(ii) Penentuan objek sasaran Karbak


reguler. Dalam menentukan objek
Karbak reguler perlu dipertimbangkan
antara lain:
a. Sarana dan prasarana yang
dibutuhkan masyarakat untuk
kemudian dipilih satu atau
beberapa objek yang akan
diprioritaskan dan disesuaikan
dengan batas kemampuan satuan.

b. Objek/sasaran. yang ingin


dicapai dalam pembangunan daerah
harus terkait dengan kepentingan
165

pertahanan negara aspek darat.

c. Objek/sasaran yang ingin


dicapai harus sudah sesuai dengan

aspirasi masyarakat daerah yang


bersangkutan.

ii) Koordinasi. Dandim mengadakan


koordinasi dengan Satnonkowil, instansi
terkait dan tokoh masyarakat untuk
menentukan objek yang akan digarap.

iii) Menyusun urut-urutan prioritasnya


kegiatan/pentahapan Karbak reguler.

iv) Merencanakan kebutuhan materiil,


sarana dan waktu yang dibutuhkan.

v) Menentukan tata cara pengendalian dan


pengawasan.

(2) Karbak khusus.

(a) Subjek. Subjek dalam Karbak khusus meliputi


segenap institusi di lingkungan TNI AD yang
dikoordinir oleh Komando Kewilayahan.

(b) Objek. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan


masyarakat.

(c) Teknis kegiatan.

i. Pada kegiatan fisik materiil:

i) Pendataan.
ii) Pembangunan sarana dan prasarana.

ii. Pada kegiatan non fisik/mental spiritual:

i) Penyuluhan.
ii) Penerangan.
iii) Pelatihan.

(d) Merencanakan kegiatan Karbak khusus


sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut:
166

i. Tingkat Pusat :

i) Merencanakan kegiatan Karbak khusus


dalam RKA perubahan/crash program bidang

teritorial satuan jajaran Angkatan Darat.

ii) Merencanakan jumlah anggaran yang


dialokasikan sesuai bentuk kerja sama.

iii) Merencanakan Rakornis Karbak khusus.

iv) Menerbitkan Surat Telegram kepada


Kodam dan jajarannya tentang
penyelenggaraan Karbak khusus.

ii. Tingkat Kodam: Setelah menerima petunjuk


dari Kasad Up. Aster Kasad, selanjutnya
memberikan Surat Telegram tentang petunjuk
perencanaan (Jukcan) Karbak khusus kepada
Danrem.

iii. Tingkat Korem :

i) Danrem mengeluarkan surat perintah


untuk merencanakan, menyiapkan dan
menyelenggarakan Karbak khusus kepada
Dandim.

ii) Memerintahkan Satnonkowil jajarannya


yang tergabung dalam kegiatan Karbak
khusus atas permintaan Kodim.

iii) Mengajukan permohonan bantuan


personel kepada Kodam untuk satuan yang
berada diluar jajaran Korem.

iv. Tingkat Kodim. Kegiatan yang dilaksanakan


meliputi :

i) Identifikasi masalah. Dalam kegiatan ini


dititikberatkan pada bagaimana Kodim dapat
menemukan secara tepat objek yang
mempunyai arti penting dan bermanfaat
untuk kesejahteraan masyarakat dan
pertahanan negara selanjutnya dimasukkan
dalam program Binter Kodim meliputi:
167

(i) Pemahaman pokok-pokok


kebijaksa-naan pemerintah daerah
dibidang pembangunan. Hal itu
senantiasa dijadikan pedoman dalam
pemilihan objek sasaran, selain Karbak
khusus menunjang pembangunan
pertahanan negara aspek darat sebagai
kelanjutan kegiatan Bakti TNI.

(ii) Penentuan objek sasaran Karbak


khusus. Dalam menentu-kan objek
Karbak khusus perlu dipertimbangkan
antara lain :

- Sarana dan prasarana yang


dibutuhkan masyarakat untuk
kemudian dipilih satu atau
beberapa objek yang akan
diprioritaskan dan disesuaikan
dengan batas kemampuan satuan.

- Objek/sasaran. yang ingin


dicapai dalam pembangunan daerah
harus terkait dengan kepentingan
pertahanan negara aspek darat.

- Objek/sasaran yang ingin


dicapai harus sudah sesuai dengan
aspirasi masyarakat daerah yang
bersangkutan.

ii) Koordinasi. Dandim mengadakan


koordinasi dengan Satnonkowil, instansi
terkait dan tokoh masyarakat untuk
menentukan objek yang akan digarap.

iii) Menyusun urut-urutan prioritasnya


kegiatan/pentahapan Karbak khusus.

iv) Merencanakan kebutuhan materiil, sarana


dan waktu yang dibutuhkan.

v) Menentukan tata cara pengendalian dan


pengawasan.

(3) Karya bakti skala besar.


168

(a) Subjek. Subjek dalam Karbak skala besar meliputi


segenap institusi di lingkungan TNI AD yang
dikoordinir oleh Komando Kewilayahan.

(b) Objek. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan


masyarakat.
(c) Teknis kegiatan.

i. Pada kegiatan fisik materiil :

i) Pendataan.
ii) Pembangunan sarana dan prasarana.

ii. Pada kegiatan non fisik/mental spiritual :

i) Penyuluhan.
ii) Penerangan.
iii) Pelatihan.

(d) Merencanakan kegiatan Karbak skala besar sesuai


dengan tingkatannya sebagai berikut :

i. Tingkat Pusat :

i) Merencanakan kegiatan Karbak skala


besar dalam Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) bidang teritorial satuan jajaran
Angkatan Darat.

ii) Merencanakan jumlah anggaran yang


dialokasikan sesuai bentuk kerja sama.

iii) Merencanakan Rakornis Karbak skala


besar.

iv) Menerbitkan Surat Telegram kepada


Kodam dan jajarannya tentang
penyelenggaraan Karbak skala besar.

ii. Tingkat Kodam: Setelah menerima petunjuk


dari Kasad Up. Aster Kasad, selanjutnya
memberikan Surat Telegram tentang petunjuk
perencanaan (Jukcan) Karbak skala besar kepada
Danrem.

iii. Tingkat Korem :

i) Danrem mengeluarkan surat perintah


untuk merencanakan, menyiapkan dan
169

menyelenggarakan Karbak skala besar


kepada Dandim.

ii) Memerintahkan Satnonkowil jajarannya


yang tergabung dalam kegiatan Karbak skala
besar atas permintaan Kodim.
iii) Mengajukan permohonan bantuan
personel kepada Kodam untuk satuan yang
berada di luar jajaran Korem.

iv. Tingkat Kodim. Kegiatan yang dilaksanakan


meliputi :

i) Identifikasi masalah. Dalam kegiatan ini


dititikberatkan pada bagaimana Kodim dapat
menemukan secara tepat objek yang
mempunyai arti penting dan bermanfaat untuk
kesejahteraan masyarakat dan pertahanan
negara selanjutnya dimasukkan dalam
program Binter Kodim meliputi:

(i) Pemahaman pokok-pokok kebijaksa-


naan pemerintah daerah dibidang
pembangunan. Hal itu senantiasa
dijadikan pedoman dalam pemilihan objek
sasaran, selain Karbak menunjang
pembangunan pertahanan negara aspek
darat sebagai kelanjutan kegiatan Bakti
TNI.

(ii) Penentuan objek sasaran Karbak


skala besar. Dalam menentukan objek
Karbak skala besar perlu dipertimbang-
kan antara lain :

- Sarana dan prasarana yang


dibutuhkan masyarakat untuk
kemudian dipilih satu atau
beberapa objek yang akan
diprioritaskan dan disesuaikan
dengan batas kemampuan satuan.

- Objek/sasaran. yang ingin


dicapai dalam pembangunan daerah
harus terkait dengan kepentingan
pertahanan negara aspek darat.

- Objek/Sasaran yang ingin


dicapai harus sudah sesuai dengan
170

aspirasi masyarakat daerah yang


bersangkutan.

ii) Koordinasi. Dandim mengadakan


koordinasi dengan Satnonkowil, instansi terkait
dan tokoh masyarakat untuk menentukan
objek yang akan digarap.

iii) Menyusun urut-urutan prioritasnya


kegiatan/pentahapan Karbak skala besar.

iv) Merencanakan kebutuhan materiil,


sarana dan waktu yang dibutuhkan.

b) Persiapan.

(1) Menentukan tata cara pengendalian dan pengawasan.

(a) Karbak reguler.

i. Tingkat Pusat :

i) Menetapkan jumlah anggaran


yang dialokasikan sesuai bentuk kerja sama.

ii) Menyiapkan rencana pengawasan dan


evaluasi Karbak reguler jajaran TNI AD.

ii. Tingkat Kodam: menyiapkan rencana


pengawasan dan evaluasi Karbak reguler jajaran
Kodam.

iii. Tingkat Korem. menyiapkan rencana


pengawasan dan evaluasi Karbak reguler jajaran
Korem.

iv. Tingkat Kodim :

i) Dandim mengadakan rapat koordinasi


terakhir dengan unsur-unsur terkait untuk
mengecek kesiapan masing-masing.

ii) Menghimpun materiil dan peralatan yang


diperlukan berikut logistik lainnya.

iii) Mengorganisir satuan yang terlibat


dalam penyelenggaraan Karbak reguler.
171

iv) Membuat jadwal kegiatan.

v) Memberikan informasi kepada


masyarakat tentang adanya Karbak reguler.

(b) Karya bakti khusus.

i. Tingkat Pusat :

i) Menetapkan jumlah anggaran yang


dialokasikan di RKA perubahan/crash
program sesuai bentuk kerja sama.

ii) Menyelenggarakan Rakornis Karbak


khusus.

iii) Menyiapkan rencana pengawasan dan


evaluasi Karbak khusus jajaran TNI AD.

ii. Tingkat Kodam :

i) Mengikuti Rakornis Karbak khusus.

ii) Menyiapkan rencana pengawasan dan


evaluasi Karbak khusus jajaran Kodam.

iii. Tingkat Korem.

i) Mengikuti Rakornis Karbak khusus.

ii) Menyiapkan rencana pengawasan dan


evaluasi Karbak khusus jajaran Korem.

iv. Tingkat Kodim :

i) Mengikuti Rakornis Karbak khusus.

ii) Dandim mengadakan rapat koordinasi


terakhir dengan unsur-unsur terkait untuk
mengecek kesiapan masing-masing.

iii) Menghimpun materiil dan peralatan


yang diperlukan berikut logistik lainnya.

iv) Mengorganisir satuan yang terlibat


dalam penyelenggaraan Karbak khusus.
172

v) Membuat jadwal kegiatan.

vi) Memberikan informasi kepada


masyarakat tentang adanya Karbak khusus.

(3) Karya bakti skala besar.

(a) Tingkat Pusat :

i. Menetapkan jumlah anggaran yang


dialokasikan sesuai bentuk kerja sama.

ii. Menyelenggarakan Rakornis Karbak skala


besar.

iii. Menyiapkan rencana pengawasan dan evaluasi


Karbak skala besar jajaran TNI AD.

(b) Tingkat Kodam :

i. Mengikuti Rakornis Karbak skala besar.

ii. Menyiapkan rencana pengawasan dan evaluasi


Karbak skala besar jajaran Kodam.

(c) Tingkat Korem :

i. Mengikuti Rakornis Karbak skala besar.

ii. Menyiapkan rencana pengawasan dan evaluasi


Karbak skala besar jajaran Korem.

(d) Tingkat Kodim :

i. Dandim mengikuti Rakornis Karbak skala


besar.

ii. Mengadakan rapat koordinasi terakhir


dengan unsur-unsur terkait untuk mengecek
kesiapan masing-masing.

iii. Menghimpun materiil dan peralatan yang


diperlukan berikut logistik lainnya.

iv. Mengorganisir satuan yang terlibat dalam


penyelenggaraan Karbak.
173

v. Membuat jadwal kegiatan.

vi. Memberikan informasi kepada masyarakat


tentang adanya Karbak.

c) Pelaksanaan. Karbak reguler, khusus, dan skala besar:

(1) Tingkat Pusat: melaksanakan pengawasan dan


evaluasi Karbak reguler, khusus, dan skala besar Tim
Pengawasan dan Evaluasi tingkat Pusat akan datang untuk
menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan memberikan
evaluasi pelaksanaan Karbak reguler, khusus, dan skala
besar paruh waktu dengan titik berat difokuskan kepada :

(a) Kondisi terakhir sasaran fisik.

(b) Upaya pemeliharaan dan peningkatan


oleh masyarakat.

(c) Upaya pemeliharaan dan peningkatan oleh Pemda.

(d) Kondisi umum masyarakat daerah sasaran


dihadapkan dengan kegiatan sasaran non fisik.

(2) Tingkat Kodam :

(a) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi Karbak


reguler, khusus, dan skala besar Tim Pengawasan dan
Evaluasi tingkat Kodam akan datang untuk
menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan
memberikan evaluasi pelaksanaan Karbak reguler,
khusus, dan skala besar paruh waktu dengan titik
berat difokuskan kepada :

i. Kondisi terakhir sasaran fisik.

ii. Upaya pemeliharaan dan peningkatan


oleh masyarakat.

iii. Upaya pemeliharaan dan peningkatan


oleh Pemda.

iv. Kondisi umum masyarakat daerah


sasaran dihadapkan dengan kegiatan sasaran non
fisik.

(b) Melaporkan perkembangan pelaksanaan Karbak


reguler, khusus, dan skala besar secara hirarki kepada
174

Kasad.

(3) Tingkat Korem:

(a) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi Karbak


reguler, khusus, dan skala besar Tim Pengawasan dan
Evaluasi tingkat Korem akan datang untuk
menjalankan fungsinya sebagai pengawas dan
memberikan evaluasi pelaksanaan Karbak reguler,
khusus, dan skala besar paruh waktu dengan titik
berat difokuskan kepada :

i. Kondisi terakhir sasaran fisik.

ii. Upaya pemeliharaan dan peningkatan


oleh masyarakat.

iii. Upaya pemeliharaan dan peningkatan


oleh Pemda.

iv. Kondisi umum masyarakat daerah sasaran


dihadapkan dengan kegiatan sasaran non fisik.

(b) Melaporkan perkembangan pelaksanaan Karbak


reguler, khusus, dan skala besar secara hirarki ke
Komando atas.

(4) Tingkat Kodim :

(a) Pada hari H kegiatan antara lain: untuk pasukan


SSK dan unsur pendukung langsung bekerja sesuai jadwal.

(b) Pada hari H + 1 dan seterusnya sampai selesai


melaksanakan kegiatan sesuai jadwal kegiatan yang
telah disusun baik bidang fisik maupun non fisik.

(c) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap


pelaksanaan :

i. Dan SSK harus punya target hasil kerja


untuk sasaran fisik mulai hari H sampai selesai,
dan diprosentasekan hasil kerja yang diperoleh.

ii. Objek sasaran dikerjakan sesuai dengan


kelompok yang terdiri dari TNI dan masyarakat
dan harus bahu membahu dan tidak
menampilkan sikap mandor yang hanya bisa
memerintah tapi tidak dapat mengerjakan.
175

iii. Perhatikan pembagian kelompok tenaga ahli


dalam melaksanakan sasaran fisik, ada sasaran
fisik yang betul-betul perlu tenaga ahli dan ada
yang tidak perlu.
iv. Untuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan,
perlu mempersiapkan tempat dan sarana yang
dibutuhkan sehingga kegiatan dapat berjalan
lancar dan mencapai sasaran yang diharapkan.

v. Dan SSK harus mempertimbangkan kondisi


cuaca di lokasi dihadapkan dengan jumlah
sasaran yang harus diselesaikan dan waktu
serta dukungan materiil bila datangnya terlambat,
bila perlu objek sasaran dikerjakan pada malam
hari.

vi. Perhatikan keamanan personel dan materiil


dengan membuat prosedur tetap.

vii. Perhatikan kesehatan pasukan SSK maupun


unsur pendukung. Misalnya: bila terdapat
personel yang sakit, apakah perlu dievakuasi.

viii. Perhatikan disiplin dan pegang teguh Sapta


Marga, Sumpah Prajurit dan delapan wajib TNI
selama pelaksanaan Karbak.

(d) Untuk tertibnya pengaturan pasukan maupun


unsur pendukung, Dan SSK perlu membuat petunjuk
tata tertib khusus selama Karbak reguler, khusus, dan
skala besar dengan memperhatikan hal-hal tersebut di
atas.

(e) Pembuatan Laporan harian.

i. Pembuatan laporan harian karya bakti


reguler, khusus, dan skala besar dibuat/dikirim
secara hirarkhis mulai dari :

i) Dan SSK.
ii) Dandim.

ii. Isi laporan harian :

i) Kegiatan fisik dan non fisik yang telah


dilaksanakan.
ii) Prosentase hasil kegiatan sasaran fisik
176

dan non fisik.


iii) Laporan bila ada kendala di lapangan.
iv) Laporan situasi keamanan daerah
sasaran.

(f) Menerima Tim Pengawasan dan Evaluasi


tingkat Pusat, Kodam dan Korem.

d) Pengakhiran. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada


tahap pengakhiran tingkat Pusat, Kodam, Korem dan Kodim
meliputi :

(1) Membuat laporan.

(2) Mengadakan pemantauan secara terus-menerus


terhadap hasil-hasil Karbak yang telah dicapai.

(3) Melaksanakan evaluasi guna mendapatkan masukan


sebagai upaya penyempurnaan penyelenggaraan Karbak
dimasa datang.

2) Karbak yang dilaksanakan Satnonkowil. Karbak yang


dilaksanakan Satnonkowil agar penyelenggaraannya dapat berjalan
dengan lancar maka perlu pentahapan kegiatan meliputi
perencanaan, persiapan dan pengakhiran.

a) Perencanaan. Pada tahap perencanaan perlu diketahui


subjek, objek dan kegiatan meliputi :

(1) Karbak reguler.

(a) Subjek. Subjek dalam Karbak reguler


adalah Satnonkowil.

(b) Objek. Sarana dan prasarana yang


dibutuhkan masyarakat.

(c) Teknis kegiatan.

i. ada kegiatan fisik materiil:

i) Pendataan.
ii) Pembangunan sarana dan prasarana

ii. Pada kegiatan non fisik/mental spiritual:

i) Penyuluhan.
177

ii) Penerangan.
iii) Pelatihan.

(d) Merencanakan kegiatan Karbak reguler


sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut :

i. Tingkat Pusat :

i) Merencanakan kegiatan Karbak reguler


dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
bidang teritorial satuan jajaran Angkatan
Darat.

(i) Merencanakan jumlah anggaran


yang dialokasikan sesuai bentuk kerja
sama.

(ii) Menerbitkan Surat Telegram kepada


Kotama/balakpus/Cab/Fung dan
jajarannya tentang penyelenggaraan
Karbak reguler.

ii. Tingkat Kotama/Balakpus/Cab/Fung :

i) Pang/Gug/Dir/Ka merencanakan kegiatan


Karbak reguler dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) tingkat Kotama/
Balakpus/Cab/Fung.

ii) Setelah menerima petunjuk dari Kasad


Up. Aster Kasad, selanjutnya memberikan
Surat Telegram tentang petunjuk
perencanaan (Jukcan) Karbak reguler kepada
Danbrig/Men setingkat.

iii. Tingkat Brig/Men setingkat :

i) Danbrig/Danmen setingkat
merencanakan kegiatan Karbak reguler dalam
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tingkat
Brig/Men setingkat.

ii) Mengeluarkan surat perintah untuk


merencanakan, menyiapkan dan
menyelenggarakan Karbak reguler kepada
Danyon/Dron/Den setingkat.

iv. Tingkat Yon/Dron/Den setingkat. Kegiatan


178

yang dilaksanakan meliputi :

i) Identifikasi masalah. Dalam kegiatan ini


dititikberatkan pada bagaimana Yon/Dron/
Den setingkat dapat menemukan secara tepat
objek yang mempunyai arti penting dan
bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat
dan pertahanan negara selanjutnya
dimasukkan dalam program Binter
Satnonkowil meliputi:

(i) Pemahaman pokok-pokok


kebijaksanaan pemerintah daerah
dibidang pembangunan. Hal itu
senantiasa dijadikan pedoman dalam
pemilihan objek sasaran, selain Karbak
reguler menunjang pembangunan
pertahanan negara aspek darat sebagai
kelanjutan kegiatan Binter Satnonkowil.

(ii) Penentuan objek sasaran Karbak


reguler. Dalam menentu-kan objek
Karbak reguler perlu dipertimbangkan
antara lain :

- Sarana dan prasarana yang


dibutuhkan masyarakat untuk
kemudian dipilih satu atau
beberapa objek yang akan
diprioritaskan dan disesuaikan
dengan batas kemampuan satuan.

- Objek/sasaran. yang ingin


dicapai dalam pembangunan daerah
harus terkait dengan kepentingan
pertahanan negara aspek darat.

- Objek/sasaran yang ingin


dicapai harus sudah sesuai dengan
aspirasi masyarakat daerah yang
bersangkutan.

ii) Koordinasi. Danyon/Dron/Den setingkat


mengadakan koordinasi dengan Satkowil,
instansi terkait dan tokoh masyarakat untuk
menentukan objek yang akan digarap.

iii) Menyusun urut-urutan prioritas- nya


179

kegiatan/pentahapan Karbak reguler.

iv) Merencanakan kebutuhan materiil, sarana


dan waktu yang dibutuhkan.

v) Menentukan tata cara pengendalian dan


pengawasan.
(2) Karbak khusus:

(a) Merencanakan kegiatan Karbak Khusus sesuai


dengan kebijakan dan keputusan dari Komando Atas.

(b) Merencanakan bantuan personel dan materiil


sesuai dengan kemampuan untuk mendukung
kegiatan Karbak khusus yang dilaksanakan oleh
Satkowil.

(3) Karbak skala besar :

(a) Merencanakan kegiatan Karbak skala besar sesuai


dengan kebijakan dan keputusan dari Komando atas.

(b) Merencanakan bantuan personel dan materiil


sesuai dengan kemampuan untuk mendukung
kegiatan Karbak skala besar yang dilaksanakan oleh
Satkowil.

b) Persiapan.

(1) Karbak reguler.

(a) Tingkat Pusat :

i. Menetapkan jumlah anggaran yang


dialokasikan sesuai bentuk kerja sama.

ii. Menyiapkan rencana pengawasan dan


evaluasi Karbak reguler jajaran TNI AD.

iii. Tingkat Kotama/Balakpus/Cab/Fung:


menyiapkan rencana pengawasan dan evaluasi
Karbak reguler jajaran
Kotama/Balakpus/Cab/Fung.

iv. Tingkat Brig/Men setingkat. menyiapkan


rencana pengawasan dan evaluasi Karbak reguler
jajaran Brig/Men setingkat.
180

(b) Tingkat Yon/Dron/Den setingkat :

i. Danyon/Dron/Den setingkat mengadakan


rapat koordinasi terakhir dengan unsur-unsur
terkait untuk mengecek kesiapan masing-masing.

ii. Menghimpun materiil dan peralatan yang


diperlukan berikut logistik lainnya.

iii. Mengorganisir satuan yang terlibat dalam


penyelenggaraan Karbak reguler.

(c) Membuat jadwal kegiatan.

(d) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang


adanya Karbak reguler.

(2) Karbak khusus.

(a) Menyiapkan kegiatan Karbak Khusus sesuai


dengan kebijakan dan keputusan dari Komando atas.

(b) Menyiapkan bantuan personel dan materiil sesuai


dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan
Karbak Khusus yang dilaksanakan oleh Satkowil.

(3) Karbak skala besar :

(a) Menyiapkan kegiatan Karbak skala besar sesuai


dengan kebijakan dan keputusan dari Komando Atas.

(b) Menyiapkan bantuan personel dan materiil sesuai


dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan
Karbak skala besar yang dilaksanakan oleh Satkowil.

3) Pelaksanaan.

(1) Karbak reguler.

(a) Tingkat Pusat. Tim Pengawasan dan Evaluasi


tingkat Pusat akan datang untuk menjalankan
fungsinya sebagai pengawas dan memberikan evaluasi
pelaksanaan Karbak reguler paruh waktu dengan titik
berat difokuskan kepada :

i. Kondisi terakhir sasaran fisik.


ii. Upaya pemeliharaan dan peningkatan
oleh masyarakat.
181

iii. Upaya pemeliharaan dan peningkatan


oleh Pemda.
iv. Kondisi umum masyarakat daerah
sasaran dihadapkan dengan kegiatan sasaran non
fisik.

(b) Tingkat Kotama/Balakpus/cab/Fung :

i. Tim Pengawasan dan Evaluasi akan datang


untuk menjalankan fungsinya sebagai pengawas
dan memberikan evaluasi pelaksanaan Karbak
reguler paruh waktu dengan titik berat difokuskan
kepada :

i) Kondisi terakhir sasaran fisik.


ii) Upaya pemeliharaan dan peningkatan
oleh masyarakat.
iii) Upaya pemeliharaan dan peningkatan
oleh Pemda.
iv) Kondisi umum masyarakat daerah
sasaran dihadapkan dengan kegiatan sasaran
non fisik.

Ii. Melaporkan perkembangan pelaksanaan


Karbak reguler secara hirarki kepada Kasad.

(c) Tingkat Brig/Men setingkat :

i. Tim Pengawasan dan Evaluasi akan datang


untuk menjalankan fungsinya sebagai pengawas
dan memberikan evaluasi pelaksanaan Karbak
reguler paruh waktu dengan titik berat difokuskan
kepada :

i) Kondisi terakhir sasaran fisik.


ii) Upaya pemeliharaan dan peningkatan
oleh masyarakat.
iii) Upaya pemeliharaan dan peningkatan
oleh Pemda.
iv) Kondisi umum masyarakat daerah
sasaran dihadapkan dengan kegiatan sasaran
non fisik.

ii. Melaporkan perkembangan pelaksanaan


Karbak reguler secara hirarki ke Komando atas.

(d) Tingkat Yon/Dron/Den setingkat :


182

i. Pada hari H kegiatan antara lain: untuk


pasukan SSK dan unsur pendukung langsung
bekerja sesuai jadwal.

ii. Pada hari H + 1 dan seterusnya sampai


selesai melaksanakan kegiatan sesuai jadwal
kegiatan yang telah disusun baik bidang fisik
maupun non fisik.

iii. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap


pelaksanaan :

i) Dan SSK harus punya target hasil kerja


untuk sasaran fisik mulai hari H sampai
selesai, dan diprosentasekan hasil kerja yang
diperoleh.
ii) Objek sasaran dikerjakan TNI dan
masyarakat secara bersama/gotong royong.
iii) Perhatikan pembagian kelompok tenaga
ahli dalam melaksanakan sasaran fisik, ada
sasaran fisik yang betul-betul perlu tenaga
ahli dan ada yang tidak perlu.
iv) Untuk kegiatan penyuluhan dan
pelatihan, perlu mempersiapkan tempat dan
sarana yang dibutuhkan sehingga kegiatan dapat
berjalan lancar dan mencapai sasaran yang
diharapkan.
v) Dan SSK harus mempertimbang-kan
kondisi cuaca di lokasi dihadapkan dengan
jumlah sasaran yang harus diselesaikan dan
waktu serta dukungan materiil bila
datangnya terlambat, bila perlu objek sasaran
dikerjakan pada malam hari.
vi) Perhatikan keamanan personel dan
materiil dengan membuat prosedur tetap.
vii) Perhatikan kesehatan pasukan SSK
maupun unsur pendukung. Misalnya : bila
terdapat personel yang sakit, apakah perlu
dievakuasi.
viii) Perhatikan disiplin dan pegang teguh
Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan delapan
wajib TNI selama pelaksanaan Karbak.

iv. Untuk tertibnya pengaturan pasukan


maupun unsur pendukung, Dan SSK perlu
membuat petunjuk tata tertib khusus selama
pelaksanaan Karbak reguler dengan
memperhatikan hal-hal tersebut di atas.
183

v. Pembuatan Laporan harian.

i) Pembuatan laporan harian karya bakti


reguler dibuat/dikirim secara hirarkis mulai
dari :

(i) Dan SSK.


(ii) Danyon/Dron/Den setingkat.

ii) Isi laporan harian :

(i) Kegiatan fisik dan non fisik yang


telah dilaksanakan.
(ii) Prosentase hasil kegiatan sasaran
fisik dan non fisik.
(iii) Laporan bila ada
kendala di lapangan.
(iv) Laporan situasi keamanan daerah
sasaran.

vi. Menerima Tim Pengawasan dan Evaluasi


tingkat Pusat, Kotama/Balakpus/Cab/Fung dan
Brig/Men setingkat.

(2) Karbak Khusus:

(a) Melaksanakan Karbak Khusus sesuai dengan


kebijakan dan keputusan dari Komando atas.

(b) Memberikan bantuan personel dan materiil sesuai


dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan
Karbak Khusus yang dilaksanakan oleh Satkowil.

(3) Karbak Skala besar:

(a) Melaksanakan Karbak Skala besar sesuai dengan


kebijakan dan keputusan dari Komando atas.

(b) Memberikan bantuan personel dan materiil sesuai


dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan
Karbak Skala besar yang dilaksanakan oleh Satkowil.

4) Pengakhiran. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada


tahap pengakhiran tingkat Pusat, Kotama/Balakpus/Cab/Fung,
Brig/Men setingkat dan Yon/Dron/Den setingkat meliputi :

(1) Membuat laporan.


184

(2) Mengadakan pemantauan secara terus-menerus


terhadap hasil-hasil Karbak Satnonkowil yang telah dicapai.

(3) Melaksanakan evaluasi guna mendapatkan masukan


sebagai upaya penyempurnaan penyelenggaraan Karbak
Satnon kowil dimasa datang.
b) Bakti Sosial (Baksos). Baksos untuk membantu sesama terutama
yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, pengobatan, kemiskinan, dan
bantuan kemanusiaan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

1) Perencanaan.

a) Panglima TNI:

(1) Selaku penanggung jawab kegiatan Baksos


membangun kerja sama dengan dengan Pemerintah,
Kementian/LPNK dan instansi terkait tentang rencana
penyelenggaraan kegiatan Baksos berdasarkan Undang-
Undang, Kepres, Inpres dan peraturan lainnya yang
mendukung.

(2) Melaksanakan Nota Kesepahaman (MoU) dengan


Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya
dan diteruskan ke Kasad.

(3) Menyusun rencana kegiatan anggaran pelaksanaan


Baksos dan merencanakan penyelenggaraannya.

(4) Menunjuk pejabat terkait di lingkungan Mabes TNI


untuk menjadi Ketua Pelaksana Baksos tingkat Pusat.

(5) Panglima TNI dhi. Aster Panglima TNI mengeluarkan


direktif kegiatan Karya Bakti kepada Kasad.

b) Kasad :

(1) Menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dari


Panglima TNI dengan Pemerintah, Kementerian/LPNK dan
instansi tekait lainnya serta mengatur operasional kegiatan
Baksos di satuan jajarannya sesuai MoU/Direktif Panglima
TNI.

(2) Merencanakan kebijakan yang berkaitan dengan Baksos.

(3) Mengoordinasikan kegiatan Baksos dengan pemerintah,


Kementerian/LPNK dan diteruskan ketingkat daerah.
185

(4) Mengeluarkan perintah kepada pejabat terkait sebagai


Koordinator Tingkat Pusat dalam mendukung pelaksanaan
Baksos disatuan jajaran.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka :

(1) Mengoordinasikan dengan Pemerintah dan instansi


terkait dan mendukung pelaksanaan kegiatan Baksos di
wilayahnya.

(2) Merencanakan kegiatan Baksos di wilayah tanggung-


jawabnya.

(3) Mengeluarkan perintah kepada pejabat terkait sebagai


Koordinator Tingkat Daerah dan mendukung pelaksanaan
Baksos di satuan jajaran.

d) Dansatkowil/Dansatnonkowil :

(1) Mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan Baksos


kepada Pemerintah Daerah dan instansi terkait sesuai
strata.

(2) Merencanakan kegiatan Baksos di wilayah tanggung-


jawabnya.

(3) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran untuk


mendukung pelaksanaan kegiatan Baksos di wilayahnya.

2) Persiapan.

a) Panglima TNI. Melakukan pengawasan dan pengendalian


keberhasilan pelaksanaan kegiatan Baksos secara umum.

b) Kasad. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pelaksanaan kegiatan Baksos secara operasional.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Melaksanakan pengawasan dan


pengendalian pelaksanaan kegiatan Baksos satuan jajaran.

d) Dansatkowil dan Dansatnonkowil. Melaksanakan penyiapan


personel, materil, perlengkapan yang akan dijadikan sasaran
penyelenggaraan kegiatan Baksos di wilayahnya.

3) Pelaksanaan.

a) Panglima TNI. Melaksanakan kegiatan pengawasan


dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Baksos.
186

b) Kasad. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan


pengendalian pelaksanaan kegiatan Baksos di satuan
jajarannya.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Melaksanakankegiatan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan Baksos di
wilayahnya.

d) Dansatkowil dan Dansatnonkowil. Memimpin


dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Baksos di wilayahnya.

(1) Tugas. Melaksanakan kegiatan Baksos sebagai wujud


kepedulian TNI terhadap sesama warga negara yang
berimplikasi terjalinnya tali persaudaraan yang kuat dalam
rangka membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di daerah dan memperkokoh kemanunggalan
TNI-Rakyat.

(2) Kegiatan.

(a) Kegiatan fisik. Segala usaha pekerjaan, kegiatan


dan tindakan yang dilaksanakan dalam rangka
kemanusiaan dan mempunyai nilai strategis, seperti:
i. Pengobatan massal.
ii. Pemberian Sembako.
Iii. Pasar murah.
iv. Bazar.
v. Pemberian alat bantu kesehatan.
vi. Kegiatan kerja sama dengan K/LPNK anara lain

i) Pertanian.
ii) Sembako.
iii) KB kes.
iv) Pertanian hutan dan cadangan pangan.
v) Reboisasi.
vi) Transmigrasi.
vii) Dan lain-lain.

(b) Kegiatan non fisik. Segala usaha pekerjaan,


kegiatan dan tindakan yang dilaksanakan untuk
menumbuhkan kepedulian masyarakat akan pentingnya
kesehatan, pendidikan dan kebersihan lingkungan,
seperti :

4) Pengakhiran.

a) Penyuluhan kesehatan.
187

b) Pelatihan keterampila.
c) Pengentasan buta huruf.
d) Dan lain-lain.

(1) Panglima TNI :

(a) Menerima laporan hasil pelaksanaan kegiatan


Baksos;
(b) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan
kegiatan Baksos yang telah dilaksanakan.

(2) Kasad :

(a) Menerima laporan hasil pelaksanaan kegiatan


Baksos.
(b) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan
kegiatan Baksos yang telah dilaksanakan.
(c) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan
Baksos kepada Panglima TNI.

(3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka :

(a) Menerima laporan hasil pelaksanaan kegiatan


Baksos.
(b) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan
kegiatan Baksos yang telah dilaksanakan.
(c) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan
Baksos kepada Kasad.

(4) Dansatkowil dan Dansatnonkowil :

(a) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan


kegiatan Baksos yang telah dilaksanakan.
(b) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan
Baksos kepada Komando atas.

c) Penanggulangan Bencana (Gulben). Gulben untuk memberikan


bantuan kemanusiaan dan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman bencana pada tahap pra bencana, tanggap darurat, dan pasca
bencana sehingga tercipta situasi aman dan kondusif.

1) Perencanaan.

a) Panglima TNI :

(1) Merencanakan kegiatan latihan kesiapsiagaan Gulben


dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
188

perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.

(2) Merencanakan kegiatan latihan peringatan dini dalam


rangka memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ancaman bencana.

(3) Merencanakan kegiatan mitigasi melalui reboisasi,


pembuatan tanggul, dan pengecekan waduk/bendungan.
(4) Melaksanakan Nota Kesepahaman (MoU) dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya
dan diteruskan ke Kasad.

(5) Menyusun rencana kegiatan anggaran tahun berjalan


pelaksanaan kegiatan Gulben.

(6) Merencanakan dan menyusun organisasi PRC PB


Tingkat Mabes TNI.

(7) Mengeluarkan direktif kegiatan latihan Gulben.

b) Kasad :

(1) Merencanakan kegiatan latihan kesiapsiagaan Gulben


dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
yang dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(2) Merencanakan kegiatan latihan peringatan dini dalam


rangka memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(3) Merencanakan kegiatan mitigasi melalui reboisasi,


pembuatan tanggul, dan pengecekan waduk/bendungan
yang dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(4) Menindaklanjuti Nota Kesepahaman (MoU) dari


Panglima TNI dengan Kementerian/LPNK dan instansi
terkait lainnya dan memimpin/mengatur operasional
kegiatan Gulben disatuan jajarannya.

(5) Mengoordinasikan kegiatan Gulben dengan


pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi lain (BNPB)
kemudian diteruskan ke tingkat daerah.

(6) Merencanakan dan menyusun organisasi PRC PB


Tingkat Mabesad.
189

(7) Mengeluarkan perintah pelaksanaan Gulben kepada


satuan jajaran.

c) Pangdam:

(1) Mendata daerah yang rawan terhadap bencana di


wilayahnya.

(2) Merencanakan kegiatan latihan kesiapsiagaan Gulben


dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
perlindungan kepada masyarakat diwilayahnya dari
ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(3) Merencanakan kegiatan latihan peringatan dini dalam


rangka memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(4) Merencanakan kegiatan mitigasi melalui reboisasi,


pembuatan tanggul, dan pengecekan waduk/bendungan
yang dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(5) Mengkoordinasikan dengan Pemerintah dan instansi


terkait di daerah tentang rencana pelaksanaan kegiatan
Gulben.

(6) Mengkoordinasikan pelibatan TNI di wilayah guna


mendukung pelaksanaan kegiatan Gulben.

(7) Merencanakan dan menyusun organisasi PRC PB


Kodam.

(8) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.

d) Danrem selaku Dansatgas PRC PB tingkat Propinsi :

(1) Mendata daerah yang rawan terhadap bencana


diwilayahn.

(2) Merencanakan kegiatan latihan kesiapsiagaan Gulben


dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
perlindungan kepada masyarakat diwilayahnya dari
ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(3) Merencanakan kegiatan latihan peringatan dini dalam


190

rangka memberikan informasi kepada masyarakat tentang


ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(4) Merencanakan kegiatan mitigasi melalui reboisasi,


pembuatan tanggul, dan pengecekan waduk/bendungan
yang dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(5) Mengoordinasikan dengan pemerintah dan instansi


terkait di daerah (BPBD Provinsi) tentang rencana
pelaksanaan kegiatan Gulben.

(6) Merencanakan dan menyusun organisasi PRC PB Korem.

(7) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.

e) Dandim selaku Dansatgas PRC PB tingkat Kab/Kota :

(1) Mendata daerah yang rawan terhadap bencana di


wilayahnya.

(2) Merencanakan kegiatan latihan kesiapsiagaan Gulben


dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
perlindungan kepada masyarakat diwilayahnya dari
ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(3) Merencanakan kegiatan latihan peringatan dini dalam


rangka memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ancaman bencana yang dilaksanakan oleh satuan
jajarannya.

(4) Merencanakan kegiatan mitigasi melalui reboisasi,


pembuatan tanggul, dan pengecekan waduk/bendungan
yang dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(5) Mengoordinasikan dengan Pemerintah dan instansi


terkait di daerah (BPBD Kabupaten/Kota) tentang rencana
pelaksanaan kegiatan Gulben.

(6) Memberikan bantuan kepada Pemda dalam proses


mitigasi wilayah rawan bencana di daerahnya untuk dapat
diprogramkan melalui kegiatan Bakti TNI

(7) Merencanakan dan menyusun organisasi PRC PB Kodim.

(8) Mengeluarkan perintah kepada satuan jajaran.


191

f) Danyon/Danunit selaku pelaksana kegiatan Gulben :

(1) Merencanakan kegiatan latihan kesiapsiagaan Gulben


dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
yang dilaksanakan satuannya.

(2) Merencanakan kegiatan latihan peringatan dini dalam


rangka memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ancaman bencana yang dilaksanakan satuannya.

(3) Merencanakan kegiatan mitigasi melalui reboisasi,


pembuatan tanggul, dan pengecekan waduk/bendungan
yang dilaksanakan satuannya.

(4) Merencanakan kegiatan Gulben sesuai dengan tugas


dan tanggung jawabnya.

(5) Merencanakan kebutuhan personel, materiil dan


perlengkapan yang diperlukan.

2) Persiapan.

a) Panglima TNI :

(1) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan kesiapsiagaan Gulben.

(2) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana latihan,


peranti lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan
dengan Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan peringatan dini Gulben.

(3) Menyiapkan personel, alat peralatan, dukungan


anggaran (dikoordinasikan dengan Pemerintah,
Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya) untuk
mendukung kegiatan reboisasi, pembuatan tanggul, dan
pengecekan waduk/bendungan.

(4) Menyiapkan Rencana Operasi (RO) untuk rencana


pelaksanaan tugas Satgas PRC PB pada satuan jajaran.

(5) Melakukan pengawasan dan pengendalian


keberhasilan pelaksanaan kegiatan Gulben.
192

b) Kasad :

(1) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan kesiapsiagaan Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(2) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan peringatan dini Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(3) Menyiapkan personel, alat peralatan, dukungan


anggaran (dikoordinasikan dengan Pemerintah,
Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya) untuk
mendukung kegiatan reboisasi, pembuatan tanggul, dan
pengecekan waduk/bendungan yang dilaksanakan oleh
satuan jajarannya.

(4) Menyiapkan dan mengatur secara bergiliran satu


Satuan Batalyon PRC PB yang setiap saat dapat digerakkan
untuk membantu Satgas PRC PB TNI atau Satgas PRC PB,
Kodam, Korem, Kodim.

(5) Mengecek kesiapan akhir Satgas PRC PB TNI AD.

(6) Menyiapkan Rencana Operasi (RO) untuk rencana


pelaksanaan tugas Satgas PRC PB pada satuan jajaran,
satuan di bawah kendali operasinya (BKO) dan menyiapkan
serta mengendalikan Satgas PRC PB TNI AD setiap saat.

(7) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pelaksanaan kegiatan Gulben.

c) Pangdam :

(1) Mengklasifikasikan daerah rawan terhadap bencana di


wilayahnya.

(2) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan kesiapsiagaan Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.
193

(3) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan peringatan dini Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.
(4) Menyiapkan personel, alat peralatan, dukungan
anggaran (dikoordinasikan dengan Pemerintah,
Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya) untuk
mendukung kegiatan reboisasi, pembuatan tanggul, dan
pengecekan waduk/bendungan yang dilaksanakan oleh
satuan jajarannya.

(5) mengecek kesiapan akhir Satgas PRC PB Kodam.

(6) Menyiapkan Rencana Operasi (RO) untuk rencana


pelaksanaan tugas Satgas PRC PB pada satuan jajaran,
satuan di bawah kendali operasinya (BKO) dan menyiapkan
serta mengendalikan Satgas PRC PB Kodam setiap saat.

(7) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pelaksanaan kegiatan Gulben.

d) Danrem selaku Dansatgas PRC PB tingkat Propinsi :

(1) Mengklasifikasikan daerah rawan terhadap bencana di


wilayahnya.

(2) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan kesiapsiagaan Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(3) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan peringatan dini Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(4) Menyiapkan personel, alat peralatan, dukungan


anggaran (dikoordinasikan dengan Pemerintah,
Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya) untuk
mendukung kegiatan reboisasi, pembuatan tanggul, dan
pengecekan waduk/bendungan yang dilaksanakan oleh
satuan jajarannya.

(5) Mengecek kesiapan akhir Satgas PRC PB Korem.


194

(6) Menyiapkan Rencana Operasi (RO) untuk rencana


pelaksanaan tugas Satgas PRC PB pada satuan jajaran,
satuan di bawah kendali operasinya (BKO) dan
menyiapkan serta mengendalikan Satgas PRC PB Korem
setiap saat.

(7) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pelaksanaan kegiatan Gulben.

e) Dandim selaku Dansatgas PRC PB tingkat Kab/Kota :

(1) Mengklasifikasikan daerah rawan terhadap bencana di


wilayahnya.

(2) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan kesiapsiagaan Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(3) Menyiapkan personel, sarana dan prasarana, peranti


lunak serta dukungan anggaran (dikoordinasikan dengan
Pemerintah, Kementerian/LPNK dan instansi terkait
lainnya) dalam rangka latihan peringatan dini Gulben yang
dilaksanakan oleh satuan jajarannya.

(4) Menyiapkan personel, alat peralatan, dukungan


anggaran (dikoordinasikan dengan Pemerintah,
Kementerian/LPNK dan instansi terkait lainnya) untuk
mendukung kegiatan reboisasi, pembuatan tanggul, dan
pengecekan waduk/bendungan yang dilaksanakan oleh
satuan jajarannya.

(5) Melaksanakan Perintah Operasi dari Komando atas,


menyiapkan dan mengendalikan Satgas PRC PB Kodim
setiap saat dan saat operasi berada di bawah kendali
Dandim.

(6) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


pelaksanaan kegiatan Gulben.

f) Danyon/Danunit selaku pelaksana kegiatan Gulben :

(1) Menyiapkan latihan kesiapsiagaan Gulben dalam


rangka memberikan bantuan kemanusiaan dan
perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana
yang dilaksanakan satuannya.
195

(2) Menyiapkan latihan peringatan dini dalam rangka


memberikan informasi kepada masyarakat tentang
ancaman bencana yang dilaksanakan satuannya.

(3) Menyiapkan kegiatan reboisasi, pembuatan tanggul,


dan pengecekan waduk/bendungan yang dilaksanakan
satuannya.

(4) Menyiapkan kegiatan Gulben sesuai dengan tugas dan


tanggung jawabnya.

(5) Menyiapkan kebutuhan personel, materiil dan


perlengkapan yang diperlukan.

3) Pelaksanan.

a) Panglima TNI. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi


kegiatan pra bencana meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini,
dan mitigasi; dan kegiatan tanggap darurat serta pasca bencana
yang dilaksanakan oleh Satgas PRC PB Mabes TNI.

b) Kasad :

(1) Melaksanakan Perintah Operasi dari Komando atas,


menyiapkan dan mengendalikan Satgas PRC PB Mabesad
setiap saat dan saat operasi berada di bawah kendali Kasad.

(2) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi kegiatan pra


bencana meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini, dan
mitigasi; yang dilaksanakan satuan jajarannya serta pada
kegiatan tanggap darurat dan pasca bencana yang
dilaksanakan oleh Satgas PRC PB Mabesad.

c) Pangdam:

(1) Melaksanakan Perintah Operasi dari Komando atas,


menyiapkan dan mengendalikan Satgas PRC PB Kodam
setiap saat dan saat operasi berada di bawah kendali
Pangdam.

(2) Kegiatan:

(a) Tahap pra bencana. Tahap pra bencana yang


dilaksanakan melalui kegiatan Bakti TNI meliputi :

i. Kesiapsiagaan. Melaksankan uji coba


penanggulangan kedaruratan bencana dan
melaksanakan penyuluhan, pelatihan, dan gladi
196

tentang mekanisme tanggap darurat.

ii. Peringatan dini. Melaksanakan


penyebarluasan informasi tentang peringatan
bencana.

iii. Mitigasi. Melaksanakan kegiatan reboisasi,


pembuatan tanggul, pengecekan
waduk/bendungan.
(b) Tahap tanggap darurat. Organisasi PRC PB TNI
melebur dan atau tergabung ke dalam organisasi
Komando Tanggap Darurat sesuai permintaan/
kebutuhan organisasi, dilaksanakan melalui kegiatan
Bakti TNI. (Penjelasan organisasi tahap tanggap
darurat terlampir).

(c) Tahap pasca bencana. Tahap pasca bencana


kegiatannya menyesuaikan kegiatan yang telah
direncanakan dan disiapkan oleh BNPB/BPBD.
Adapun kegiatan Bakti TNI yang dapat dilakukan
dalam rangka membantu tugas-tugas BNPB/BPBD
antara lain meliputi :

i. Membantu melaksanakan rehabilitasi


meliputi :

i) Perbaikan lingkungan daerah bencana.


ii) Perbaikan sarana dan prasarana umum.
iii) Pemberian bantuan tempat tinggal.
iv) Pemulihan sosial psikologis.
v) Pelayanan kesehatan.
vi) Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
vii) Pemulihan sosial, ekonomi budaya.
viii)Pemulihan keamanan dan ketertiban.
ix) Pemulihan fungsi pemerintahan.
x) Pemulihan fungsi pelayanan publik.

ii. Membantu melakukan bantuan rekonstruksi:

i) Pembangunan kembali sarana dan


prasarana.
ii) Pembangunan kembali sarana sosial
masyarakat.
iii) Pembangkitan kembali kehidupan sosial
budaya masyarakat.
iv) Penerapan rancang bangun yang tepat
dan penggunaan peralatan yang lebih baik
serta tahan bencana.
197

v) Partisipasi dan peran serta lembaga dan


organisasi kemasyarakatan, dunia usaha,
dan masyarakat.
vi) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya.
vii) Peningkatan fungsi pelayanan publik.
viii) Peningkatan pelayanan utama dalam
masyarakat.

iii. Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi


dan rekontruksi disesuaikan dengan kebijakan
dan perintah Pimpinan.

(3) Kelaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


kegiatan pra bencana meliputi kesiapsiagaan, peringatan
dini, dan mitigasi; yang dilaksanakan satuan jajarannya
serta pada kegiatan tanggap darurat dan pasca bencana
yang dilaksanakan oleh Satgas PRC PB Kodam.

d) Danrem selaku Dansatgas PRC PB tingkat Provinsi :

(1) Melaksanakan Perintah Operasi dari Komando atas,


menyiapkan dan mengendalikan Satgas PRC PB Korem
setiap saat dan saat operasi berada di bawah kendali
Danrem.

(2) Kegiatan:

(a) Tahap pra bencana. Tahap pra bencana


dilaksanakan melalui kegiatan Bakti TNI meliputi:

i. Kesiapsiagaan. Melaksankan uji coba


penanggulangan kedaruratan bencana dan
melaksanakan penyuluhan, pelatihan, dan gladi
tentang mekanisme tanggap darurat.
ii. Peringatan dini. Melaksanakan
penyebarluasan informasi tentang peringatan
bencana.
iii. Mitigasi. Melaksanakan kegiatan reboisasi,
pembuatan tanggul, pengecekan
waduk/bendungan.

(b) Tahap tanggap darurat. Organisasi PRC PB TNI


melebur dan atau tergabung ke dalam organisasi
Komando Tanggap Darurat sesuai permintaan/
kebutuhan organisasi, dilaksanakan melalui kegiatan
Bakti TNI. (Penjelasan organisasi tahap tanggap
darurat terlampir).
198

(c) Tahap pasca bencana. Tahap pasca bencana


kegiatannya menyesuaikan kegiatan yang telah
direncanakan dan disiapkan oleh BNPB/BPBD
Provinsi. Adapun kegiatan Bakti TNI yang dapat
dilakukan dalam rangka membantu tugas-tugas
BNPB/BPBD Provinsi antara lain meliputi :

i. Membantu melaksanakan rehabilitasi


meliputi:
i) Perbaikan lingkungan daerah bencana.
ii) Perbaikan sarana dan prasarana umum.
iii) Pemberian bantuan tempat tinggal.
iv) Pemulihan sosial psikologis.
v) Pelayanan kesehatan.
vi) Rekonsiliasi dan resolusi konflik.
vii) Pemulihan sosial, ekonomi budaya.
viii) Pemulihan keamanan dan ketertiban.
ix) Pemulihan fungsi pemerintahan.
x) Pemulihan fungsi pelayanan publik.

ii. Membantu melakukan bantuan rekonstruksi :

i) Pembangunan kembali sarana dan


prasarana.
ii) Pembangunan kembali sarana sosial
masyarakat.
iii) Pembangkitan kembali kehidupan sosial
budaya masyarakat.
iv) Penerapan rancang bangun yang tepat
dan penggunaan peralatan yang lebih baik
serta tahan bencana.
v) Partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha,
dan masyarakat.
vi) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya.
vii) Peningkatan fungsi pelayanan publik
viii) Peningkatan pelayanan utama dalam
masyarakat.

iii. Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi


dan rekontruksi disesuaikan dengan kebijakan
dan perintah Pimpinan.

(3) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


kegiatan pra bencana meliputi kesiapsiagaan, peringatan
dini, dan mitigasi; yang dilaksanakan satuan jajarannya
serta pada kegiatan tanggap darurat dan pasca bencana
199

yang dilaksanakan oleh Satgas PRC PB Korem.

e) Dandim selaku Dansatgas PRC PB tingkat Kab/Kota :

(1) Melaksanakan Perintah Operasi dari Komando atas,


menyiapkan dan mengendalikan Satgas PRC PB Kodim
setiap saat dan saat operasi berada di bawah kendali
Dandim.
(2) Kegiatan :

(a) Tahap pra bencana. Tahap pra bencana


dilaksanakan melalui kegiatan Bakti TNI meliputi :

i. Kesiapsiagaan. Melaksankan uji coba


penanggulangan kedaruratan bencana dan
melaksanakan penyuluhan, pelatihan, dan gladi
tentang mekanisme tanggap darurat.

ii. Peringatan dini. Melaksanakan


penyebarluasan informasi tentang peringatan
bencana.

iii. Mitigasi. Melaksanakan kegiatan reboisasi,


pembuatan tanggul, pengecekan
waduk/bendungan.

(b) Tahap tanggap darurat. Organisasi PRC PB TNI


melebur dan atau tergabung ke dalam organisasi
Komando Tanggap Darurat sesuai permintaan/
kebutuhan organisasi, dilaksanakan melalui kegiatan
Bakti TNI. (Penjelasan organisasi tahap tanggap
darurat terlampir).

(c) Tahap pasca bencana. Tahap pasca bencana


kegiatannya menyesuaikan kegiatan yang telah
direncana- kan dan disiapkan oleh BNPB/BPBD
Kabupaten/Kota. Adapun kegiatan Bakti TNI yang
dapat dilakukan dalam rangka membantu tugas-tugas
BNPB/BPBD Kabupaten/ Kota antara lain meliputi :

i. Membantu melaksanakan rehabilitasi meliputi:

i) Perbaikan lingkungan daerah bencana.


ii) Perbaikan sarana dan prasarana umum.
iii) Pemberian bantuan tempat tinggal.
iv) Pemulihan sosial psikologis.
v) Pelayanan kesehatan.
200

vi) Rekonsiliasi dan resolusi konflik.


vii) Pemulihan sosial, ekonomi budaya.
viii) Pemulihan keamanan dan ketertiban.
ix) Pemulihan fungsi pemerintahan.
x) Pemulihan fungsi pelayanan publik.

i. Membantu melakukan bantuan rekonstruksi

i) Pembangunan kembali sarana dan


prasarana.
ii) Pembangunan kembali sarana sosial
masyarakat.
iii) Pembangkitan kembali kehidupan sosial
budaya masyarakat.
iv) Penerapan rancang bangun yang tepat
dan penggunaan peralatan yang lebih baik
serta tahan bencana.
v) Partisipasi dan peran serta lembaga dan
organisasi kemasyarakatan, dunia usaha,
dan masyarakat.
vi) Peningkatan kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya.
vii) Peningkatan fungsi pelayanan publik.
viii) Peningkatan pelayanan utama dalam
masyarakat.

iii. Ketentuan lebih lanjut mengenai rehabilitasi


dan rekontruksi disesuaikan dengan kebijakan
dan perintah Pimpinan.

(3) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


kegiatan pra bencana meliputi kesiapsiagaan, peringatan
dini, dan mitigasi; yang dilaksanakan satuan jajarannya
serta pada kegiatan tanggap darurat dan pasca bencana
yang dilaksanakan oleh Satgas PRC PB Kodim.

f) Danyon/Danunit selaku pelaksana kegiatan Gulben:

(1) Melaksanakan Perintah kegiatan dari Komando


atasannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
mulai dari pra bencana, tanggap darurat, dan tahap
bencana.

(2) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap


pelaksanaan kegiatan Gulben yang dilaksanakan
satuannya.

4) Pengakhiran.
201

a) Panglima TNI :

(1) Menerima laporan hasil pelaksanaan kegiatan Gulben.

(2) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan


kegiatan Gulben yang telah dilaksanakan.

b) Kasad :

(1) Menerima laporan hasil pelaksanaan kegiatan Gulben.

(2) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan


kegiatan Gulben yang telah dilaksanakan.

(3) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan Gulben


kepada Panglima TNI.

c) Pangdam :

(1) Menerima laporan hasil pelaksanaan kegiatan Gulben.

(2) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan


Gulben yang telah dilaksanakan.

(3) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan Gulben


kepada Kasad.

d) Danrem selaku Dansatgas PRC PB tingkat Provinsi :

(1) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan


kegiatan Gulben yang telah dilaksanakan.

(2) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan Gulben


kepada Pangdam.

e) Dandim selaku Dansatgas PRC PB tingkat Kab/Kota :

(1) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan


kegiatan Gulben yang telah dilaksanakan.

(2) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan Gulben


kepada Pangdam/Danrem.

f) Danyon/Danunit selaku pelaksana kegiatan Gulben :

(1) Melaksanakan evaluasi tentang pelaksanaan


202

kegiatan Gulben yang telah dilaksanakan.

(2) Mengirimkan laporan pelaksanaan kegiatan Gulben


kepada Komando Atas.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

22. Umum. Untuk menjamin kelancaran kegiatan Binter dengan komponen


bangsa dan instansi t e r k a i t , perlu tindakan pengamanan dan adiministrasi
yang harus diperhatikan. Tindakan yang perlu diperhatikan mulai dari
perencanaan,persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran untuk
mencegah kerugian personel, materiil, dan berita. Selain itu, tindakan tersebut
juga merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan Binter dengan
keluarga besar TNI, aparat pemerintah dan instansi vertikal di daerah,
komponen bangsa.

23. Tindakan Pengamanan. Rangkaian kegiatan pengamanan penyelenggaraan


Binter harus memperhatikan tindakan pengamanan, baik pengamanan personel,
materiil, berita dan kegiatan.

a. Pengamanan Personel. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan


kegiatan Binter tidak menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan dari segi
personel TNI AD maupun masyarakat:

1) perencanaan:
a) merencanakan langkah pengamanan personel;
b) mendata jumlah personel yang terlibat, baik langsung,
ataupun tidak langsung; dan
c) mempelajari kemungkinan terjadinya gangguan atau
ancaman terhadap keselamatan personel.

2) persiapan:
a) menyiapkan langkah pengamanan personel;
b) menyiapkan data jumlah personel yang terlibat, baik
langsung, ataupun tidak langsung; dan
c) menyiapkan kemungkinan terjadinya gangguan atau
ancaman terhadap keselamatan personel.

3) pelaksanaan:

a) pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian


203

personel;
b) membuat langkah antisipasi bila terjadi gangguan terhadap
keselamatan personel; dan
c) mengadakan pengawasan terhadap seluruh kegiatan.

4) pengakhiran:

a) mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan; dan


b) membuat laporan tentang pengamanan personel.

b. Pengamanan Materiil. Mengamankan sarana prasarana dalam


penyelenggaraan Metode Binter dari kemungkinan adanya gangguan dan
hambatan:

1) perencanaan:
a) merencanakan langkah pengamanan materiil;
b) mendata jumlah dan jenis materiil yang dipergunakan, baik
langsung, ataupun tidak langsung; dan
c) mempelajari kemungkinan terjadinya ancaman yang akan
berakibat terjadinya kerugian materiil.

2) persiapan:

a) menyiapkan langkah pengamanan materiil;


b) menyiapkan datajumlah dan jenis materiil yang
dipergunakan, baik langsung, ataupun tidak langsung; dan
c) menyiapkan kemungkinan terjadinya ancaman yang akan
berakibat terjadinya kerugian materiil.

3) pelaksanaan:

a) pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya


penyalahgunaan dan kerugian materiil;
b) pengamanan sarana dan prasarana yang digunakan dari
ancaman, dan kemungkinan terjadinya kerusakan, serta
kehilangan, dan membuat langkah antisipasi bila terjadi
gangguan;
c) mengadakan pengamanan untuk ruangan/tempat/lokasi
kegiatan; dan
d) mengadakan pengawasan terhadap seluruh kegiatan.

4) pengakhiran:

a) mengadakan evaluasi terhadap seluruh kegiatan; dan


b) menyusun laporan tentang pengamanan materiil.
204

c. Pengamanan Berita. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan


Metode Binter tetap memegang teguh rahasia berita. Harus dapat
dibedakan antara materi yang bersifat umum dan materi yang bersifat
rahasia:

1) perencanaan:
a) merencanakan langkah pengamanan berita;
b) mendata bentuk, dan jenis alat komunikasi yang
dipergunakan, baik langsung, ataupun tidak langsung; dan
c) mempelajari kemungkinan terjadinya kebocoran berita yang
akan berakibat terjadinya kerugian.

2) persiapan:
a) menyiapkan langkah pengamanan berita;
b) menyiapkan data bentuk, dan jenis alat komunikasi yang
dipergunakan, baik langsung, ataupun tidak langsung; dan
c) menyiapkan kemungkinan terjadinya kebocoran berita yang
akan berakibat terjadinya kerugian.

3) pelaksanaan:
a) pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran
serta penyalahgunaan alat komunikasi;

b) pengamanan sistem komunikasi digunakan untuk


mengamankan berbagai hal dari ancaman, dan kemungkinan
terjadinya kerusakan, kehilangan, serta penyadapan berita dari
pihak yang tidak bertanggung jawab, serta menyusun langkah
antisipasi bila terjadi gangguan;

c) mengadakan pengamanan ruangan/tempat/lokasi


pengolahan berita yang digunakan dalam kegiatan; dan

d) mengadakan pengawasan terhadap seluruh berita yang


masuk dan keluar.

4) pengakhiran:
a) mengadakan evaluasi terhadap arus berita; dan
b) membuat laporan tentang pengamanan berita.

d. Pengamanan Kegiatan. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan


Metode Binter tetap menjaga keamanan setiap tahap kegiatan dari
kemungkinan adanya gangguan dan hambatan.

1) perencanaan. Tindakan pengamanan pada tahap perencanaan dan


persiapan dilakukan dalam rangka pengamanan kegiatan yang
205

berkaitan dengan:
a) menyusun rencana pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan yang menyebabkan terhambat/gagalnya
kegiatan;
b) menyusun rencana pengaman, sarana, dan prasarana yang
digunakan dalam pelaksanaan penyelenggaraan Metode Binter;
dan
c) pengecekan kesiapan masing-masing unit agar dapat
dilaksanakan secara optimal.

2) persiapan. Tindakan pengamanan pada tahap perencanaan dan


persiapan dilakukan dalam rangka pengamanan kegiatan yang
berkaitan dengan:
a) menyusun rencana pencegahan terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan yang menyebabkan terhambat/gagalnya
kegiatan;

b) menyusun rencana pengaman, sarana, dan prasarana yang


digunakan dalam pelaksanaan penyelenggaraan Metode Binter;
dan
c) pengecekan kesiapan masing-masing unit agar dapat
dilaksanakan secara optimal.

3) pelaksanaan. Tindakan pengamanan pada tahap pelaksanaan


kegiatan dilakukan dalam rangka mengamankan pelaksanaan
penyelenggaraan Binter dengan urutan kegiatan:

a) mengadakan pengawasan secara terus-menerus terhadap


seluruh kegiatan, untuk menjamin terlaksananya kegiatan dengan
aman, dan tertib;
b) pengamanan personel, materiil, dan dokumen dalam kegiatan
pelaksanaan penyelenggaraan Binter;

c) mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka


menjamin keamanan dalam kegiatan pelaksanaan
penyelenggaraan Metode Binter; dan
d) melakukan langkah antisipasi bila terjadi gangguan terhadap
rangkaian penyelenggaraan Metode Binter.

4) pengakhiran. Kegiatan akhir dari tindakan keamanan yang


dilaksanakan antara lain:

a) pemeriksaan, pengamanan untuk arsip/dokumen, dan


keutuhan data; dan
206

b) pengamanan hasil laporan evaluasi penyelenggaraan Binter.

24. Tindakan Administrasi. Penyelenggaraan Binter agar berjalan lancar dan


mencapai tujuan yang diinginkan perlu adanya tindakan administrasi.

a. Perencanaan. Kegiatan meliputi:

1) membuat Renlakgiat;
2) pembuatan bahan administrasi sesuai kebutuhan (Surat Perintah,
Surat Jalan dan lain-lain); dan
3) pembuatan Rencana Pengamanan (Renpam) dalam setiap
kegiatan penyelenggaraan Metode Binter.

b. Persiapan. Kegiatan meliputi:

1) Menyiapkan data personel yang terlibat dalam kegiatan


penyelenggaraan Binter; dan
2) menyiapkan data alat peralatan yang diperlukan dalam kegiatan
penyelenggaraan Binter.

c. Pelaksanaan. Kegiatan meliputi:

1) melakukan pengecekan personel, data, dan alat-peralatan yang


digunakan;
2) inventarisasi sarana, dan prasarana serta alat peralatan yang
dibutuhkan dalam kegiatan penyelenggaraan Metode Binter; dan
3) semua data, alat peralatan, dan kelengkapan lainnya yang telah
digunakan diinventarisir ulang.

d. Pengakhiran. Kegiatan meliputi:

1) melaksanakan evaluasi atas penyelenggaraan Metode Binter yang


telah dilaksanakan;
2) menempatkan kembali sarana, alat peralatan, dan perlengkapan
yang telah digunakan pada tempat yang telah ditentukan sebelumnya;
dan
3) menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

25. Umum. Pengawasan dan pengendalian merupakan bagian dari


kegiatan manajemen yang harus dilaksanakan secara komprehensif,
dan integral. Untuk menjamin tercapainya sasaran kegiatan Binter
207

diperlukan pengawasan dan pengendalian secara terus menerus agar


pelaksanaannya dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan bermanfaat
bagi para pengguna sehingga diperoleh daya, dan hasil guna yang
optimal. Kegiatan pengawasan, dan pengendalian dilaksanakan mulai
dari tahap perencanaaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pengakhiran.

26. Pengawasan. Pengawasan secara teknis dilaksanakan sesuai


prosedur pelaksanaan kegiatan untuk menjamin keberhasilan dari
tingkat pusat sampai pada tingkat pelaksana.

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat: Kasad. Merencanakan pengawasan


terhadap pelaksanaan kegiatan metode binter TNI AD di
satuan jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Merencanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis, asistensi teknis,
serta pengkajian, dan pengembangan kegiatan bintahwil
di Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Merencanakan pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Merencanakan pengawasan


penyelenggaraan bintahwil, yang dititikberatkan kepada
peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya, atau
tupoksinya terhadap Kotama/Balakpus/Cab/Fung dalam
kegiatan binter di Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Merencanakan pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Korem/Kodim.

b) Dandim. Merencanakan pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodim/Koramil.

c) Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik
/Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad/ Dandron
/Danden dan Kabalakrem setingkat. Merencanakan
pengawasan penyelenggaraan bintahwil yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/ Den/ Balakrem setingkat dan
208

Danki/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat: Kasad. Menyiapkan rencana penga-


wasan terhadap pelaksanaan kegiatan binter TNI AD di satuan
jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Menyiapkan rencana pengawasan


terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis,
asistensi teknis, serta pengkajian, dan pengembangan
kegiatan binter di Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Menyiapkan rencana pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Menyiapkan rencana


pengawasan penyelenggaraan bintahwil, yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya, atau tupoksinya terhadap
Kotama/Balakpus/Cab/Fung dalam kegiatan binter di
Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Menyiapkan rencana pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Korem/Kodim.

b) Dandim. Menyiapkan rencana pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodim/Koramil.

c) Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik
/Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad/ Dandron
/Danden dan Kabalakrem setingkat. Menyiapkan rencana
pengawasan penyelenggaraan bintahwil yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/Den/ Balakrem setingkat dan
Danki/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat: Kasad. Melaksanakan pengawasan


terhadap pelaksanaan kegiatan binter TNI AD di satuan
jajarannya.
209

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis, asistensi teknis,
serta pengkajian, dan pengembangan kegiatan binter di
Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Melaksanakan pengawasan terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Melaksanakan pengawasan


penyelenggaraan bintahwil, yang dititikberatkan kepada
peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya, atau
tupoksinya terhadap Kotama/Balakpus/Cab/Fung dalam
kegiatan binter di Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Melaksanakan pengawasan


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Korem/Kodim.

b) Dandim. Melaksanakan pengawasan


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Kodim/ Koramil.

c) Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik/
d) Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad/Dandron
/Danden dan Kabalakrem setingkat. Melaksanakan
pengawasan penyelenggaraan binter yang dititikberatkan
kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya
atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/Den/Balakrem setingkat dan
Danki/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat: Kasad. Mengevaluasi pelaksanaan


pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan binter TNI AD di
satuan jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Mengevaluasi pelaksanaan pengawasan


terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis,
asistensi teknis, serta pengkajian, dan pengembangan
kegiatan binter di Satkowil dan Satnonkowil.
210

b) Pangdam. Mengevaluasi pelaksanaan pengawasan


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengevaluasi pelaksa-naan


pengawasan penyelenggaraan binter, yang dititikberatkan
kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya,
atau tupoksinya terhadap Kotama/ Balakpus/Cab/Fung
dalam kegiatan binter di Satnonkowil.
3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Mengevaluasi pelaksanaan pengawasan


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Korem/Kodim.

b) Dandim. Mengevaluasi pelaksanaan pengawasan


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Kodim/Koramil.

c) Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik
/Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad /Dandron
/Danden dan Kabalakrem setingkat. Mengevaluasi
pelaksanaan pengawasan penyeleng-garaan metode binter
yang dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/ Dron/Den/Balakrem setingkat dan
Danki/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

27. Pengendalian. Pengendalian secara teknis dilaksanakan sesuai


prosedur pelaksanaan kegiatan untuk menjamin keberhasilan dari
tingkat pusat sampai pada tingkat pelaksana.

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat: Kasad. Merencanakan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan binter TNI AD di satuan
jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Merencanakan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis, asistensi teknis,
serta pengkajian, dan pengembangan kegiatan metode
binter di Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Merencanakan pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Merencanakan pengen-


211

dalian penyelenggaraan bintahwil, yang dititikberatkan


kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya,
atau tupoksinya terhadap
Kotama/Balakpus/Cab/Fung dalam kegiatan binter di
Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Merencanakan pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Korem/Kodim.

b) Dandim. Merencanakan pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodim/Koramil.

c) Pangdiv,Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik/
Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad/
Dandron/Danden dan Kabalakrem setingkat.
Merencanakan pengendalian penyelenggaraan binter yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/ Den/ Balakrem setingkat dan
Danki/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat:Kasad. Menyiapkan rencana pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan metode binter TNI AD di
satuan jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Menyiapkan rencana pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis, asistensi
teknis, serta pengkajian, dan pengembangan kegiatan
binter di Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Menyiapkan rencana pengendalian


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Menyiapkan rencana


pengendalian penyelenggaraan binter, yang dititikberatkan
kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya,
atau tupoksinya terhadap
Kotama/Balakpus/Cab/Fung dalam kegiatan binter di
Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:
212

a) Danrem. Menyiapkan rencana pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Korem/Kodim.

b) Dandim. Menyiapkan rencana pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodim/Koramil.

c) Pangdiv,Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik
/Kabalakdam setingkat, Danyon/ Danlanudad/
Dandron/Danden dan Kabalakrem setingkat. Menyiapkan
rencana pengendalian penyelenggaraan binter yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/ Den/Balakrem setingkat dan
Danki/Danrai BS, dalam kegiatan metode binter.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat:Kasad. Melaksanakan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan binter TNI AD di satuan
jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Melaksanakan pengendalian terhadap


pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis, asistensi teknis,
serta pengkajian, dan pengembangan kegiatan binter di
Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Melaksanakan pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Melaksanakan pengendalian


penyelenggaraan binter, yang dititikberatkan kepada
peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya, atau
tupoksinya terhadap Kotama/Balakpus/Cab/Fung
dalam kegiatan
binter di Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Melaksanakan pengendalian


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Korem/Kodim.

b) Dandim. Melaksanakan pengendalian terhadap


penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah Kodim/Koramil.

c) Pangdiv,Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik/
213

Kabalakdam setingkat, Danyon/Danlanudad/Dandron/


Danden dan Kabalakrem setingkat. Melaksanakan
pengendalian penyelenggaraan binter yang dititikberatkan
kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai tipikal satuannya
atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/Den/ Balakrem setingkat dan
Danki/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat: Kasad. Mengevaluasi pelaksanaan


pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan binter TNI AD di
satuan jajarannya.

2) Tingkat Kotamapus/Balakpus/Cab/Fung:

a) Danpusterad. Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis, asistensi
teknis, serta pengkajian, dan pengembangan kegiatan
bintahwil di Satkowil dan Satnonkowil.

b) Pangdam. Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Kodam.

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengevaluasi pelak-sanaan


pengendali-an penyelenggaraan binter, yang
dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai
tipikal satuannya, atau tupoksinya terhadap
Kotama/Balakpus/Cab/Fung dalam kegiatan metode
binter di Satnonkowil.

3) Tingkat Pelaksana:

a) Danrem. Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Korem/Kodim.

b) Dandim. Mengevaluasi pelaksanaan pengendalian


terhadap penyelenggaraan kegiatan binter di wilayah
Kodim/Koramil.

c) Pangdiv, Danbrig/Dangrup/Danmen/Danlemdik/
Kabalakdam  setingkat,  Danyon/Danlanudad/Dandron/
Danden dan Kabalakrem setingkat. Mengevaluasi
pelaksanaan pengendalian penyelenggaraan binter yang
214

dititikberatkan kepada peran, fungsi, dan tugas sesuai


tipikal satuannya atau tupoksinya terhadap Brig/Men,
Yon/Lanudad/Dron/Den/Balakrem  setingkat dan Danki
/Danrai BS, dalam kegiatan binter.

RAHASIA
214

BAB VI
PENUTUP

28. Penutup. Demikian Modul Mata Kuliah Pengetahuan Hukum dan Binter
materi Metode Binter ini disusun sebagai bahan ajaran untuk pedoman bagi
Calon Perwira TNI AD pada Prodi Pendidikan Pembentukan Perwira TNI AD,
Program Diploma-3 (Ahli Madya).

a.n. Komandan Sekolah Perwira TNI AD


Kepala Program Studi,

Agus Firman Yusmono, S.I.P.,M.Si.


Brigadir Jenderal TNI

TELAH DITELITI OLEH


PEJABAT PARAF TANGGAL
KADEPSTAF
KASETUM
KABAGRENDIK
WADIRDIK
215

RAHASIA

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai