Anda di halaman 1dari 53

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad/29-02/XII/2012


________________________________________________________
Tanggal 27 Desember 2012
_______________________________________________________________

BUKU PETUNJUK TEKNIK


tentang
PEMBINAAN PERLAWANAN WILAYAH

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI yang mempunyai


tugas pokok menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan di wilayah darat. Salah satu dari penjabaran tugas pokok
TNI AD adalah pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dengan
menyelenggarakan perencanaan, pengembangan, pengerahan dan pengendalian
wilayah untuk kepentingan pertahanan sesuai dengan sistem pertahanan semesta
(Sishanta) melalui Binter. Penyelenggaraan Binter TNI AD diselenggarakan melalui
metode Binter (Bakti TNI, pembinaan perlawanan wilayah dan pembinaan
komunikasi sosial).

b. Hasil evaluasi Bujuknik tentang Pembinaan Ketahanan Wilayah (Bintahwil)


kurun waktu Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2012 hanya menjelaskan Bintahwil
secara umum pada masa damai, sedangkan penggunaan Binter pada Bujukin
tentang Binter maupun Bujukops tentang Binter menguraikan tentang metode Binter
pada masa damai, masa perang (pada tugas OMP), masa sesudah perang dan
pada tugas OMSP. Khususnya Bintahwil kurun waktu tersebut masih menemukan
berbagai hambatan dihadapkan dengan Binter pada masa damai, masa perang
(pada tugas OMP), masa sesudah perang dan pada tugas OMSP dengan demikian
perlu adanya perubahan kata Bintahwil menjadi Binwanwil sesuai dengan sasaran
Binter. Oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah yang kongkrit agar
pelaksananan Binwanwil dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

c. Agar pembinaan perlawanan wilayah dapat dilaksanakan secara terarah dan


mencapai sasaran yang diharapkan, maka perlu adanya revisi terhadap Bujuknik
tentang Bintahwil Nomor Skep/481/XII/2004 tanggal 22 Desember 2004, sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman bagi Satkowil dan Satnonkowil serta sebagai
sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan Angkatan Darat.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Buku Petunjuk Teknik ini dimaksudkan untuk memberikan


petunjuk dan penjelasan secara teknis tentang penyelenggaraan Pembinaan
Perlawanan Wilayah dalam mendukung Tugas dan Fungsi Binter TNI AD.
4

b. Tujuan. Buku Petunjuk Teknik ini agar dapat dijadikan pedoman sehingga
memiliki kesamaan dalam penyelenggaraan Pembinaan Perlawanan Wilayah.

3. Ruang lingkup dan tata urut.

a. Ruang lingkup. Lingkup pembahasan buku petunjuk teknik ini meliputi


uraian secara teknis tentang cara penyelenggaraan Pembinaan Perlawanan
Wilayah yang dilaksanakan oleh seluruh prajurit maupun satuan.

b. Tata Urut. Buku Petunjuk Teknik ini disusun dengan tata urut sebagai
berikut:

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.

4) Bab IV Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar.

a. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang


Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas Di lingkungan Angkatan
Darat.Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Skep/98/V/2007
tanggal 16 Mei 2007 tentang Buku Petunjuk Induk tentang Binter.

b. Peraturan Kasad Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/93/XII/2008


tanggal 12 Desember 2008 tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Binter.

c. Peraturan Kasad Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/24-02/IX/2011


tanggal 1 September 2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan Buku Petunjuk Angkatan Darat.

d. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3 Pebruari 2006


tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Doktrin TNI AD.

5. Pengertian. (Sublampiran A).


5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Agar penyelenggaran Pembinaan Perlawanan Wilayah memperoleh


hasil yang optimal harus berpedoman pada ketentuan umum yang meliputi tujuan,
sasaran, sifat, peranan, organisasi, tugas dan tanggung jawab, syarat personel, teknik
dan alat peralatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi.

7. Tujuan. Meningkatkan daya tangkal terhadap segala bentuk ancaman dengan


menumbuhkan kesadaran bela negara dan penyiapan potensi pertahanan di daratan.

8. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Pembinaan


Perlawanan Wilayah adalah:

a. Terwujudnya ruang juang yang tangguh berupa wilayah pertahanan aspek


darat yang siap sebagai mandala perang atau mandala operasi, dan mendukung
bagi kepentingan operasi satuan sendiri dalam memenangkan pertempuran di
darat.

b. Terwujudnya alat juang yang tangguh berupa tersedianya komponen


cadangan dan komponen pendukung yang sudah terorganisir secara nyata dengan
segenap perangkatnya yang siap digunakan untuk kekuatan pengganda TNI AD
untuk memenangkan pertempuran di darat.

c. Terwujudnya kondisi juang yang tangguh berupa kondisi dinamis


masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang
tercermin dalam sikap dan perilaku yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
bertanggung jawab dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.

d. Terwujudnya kemanunggalan TNI-Rakyat yang tangguh berupa ikatan yang


kokoh dan kuat serta bersatu padunya TNI-Rakyat, baik secara fisik maupun non
fisik.

9. Sifat.

a. Persuasif. Dilaksanakan dengan mengajak komponen masyarakat agar


memiliki kesadaran awal bela negara dalam mengantisipasi permasalahan-
permasalahan yang menyangkut perlawanan wilayah.

b. Terkoordinir. Bahwa Binwanwil yang dilaksanakan oleh Satkowil harus


terkoordinir dengan baik.

c. Terpadu. Bahwa Binwanwil harus dilaksanakan dengan koordinasi dan


sinkronisasi dalam perencanaan serta pelaksanaan sehingga terwujud suatu
keterpaduan antara aparat Kowil, Pemda dan masyarakat setempat.

d. Responsif. Menanggapi setiap permasalahan, usulan, saran, masukan


untuk mencapai sasaran Binwanwil.
6

10. Peranan.

a. Menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam perlawanan rakyat guna


tercapainya sistem pertahanan semesta yang handal.

b. Mencegah dan menetralisasi berbagai ancaman yang mungkin terjadi di


lingkungan masyarakat.
c. Memadukan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) wilayah pertahanan dan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

11. Organisasi. Organisasi pembinaan perlawanan wilayah melekat pada fungsi


Kowil dan Nonkowil maka diperlukan struktur organisasi sebagai berikut:

KASAD
MENTERI TERKAIT

PANG KOTAMA/ PANGDAM GUBERNUR


KABALAKPUS

DANSATMINKAL/
DANREM
SATNONKOWIL

DANSATWAH DANDIM BUPATI/WALIKOTA

DANRAMIL CAMAT

Keterangan:
Garis Komando
Garis Koordinasi

12. Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan tanggung jawab dalam
menyelenggarakan pembinaan perlawanan wilayah adalah para komandan komando
kewilayahan, sedangkan staf Teritorial pada komando kewilayahan tersebut sebagai
badan pembantu, dengan tugas membantu tercapainya penyelenggaraan pembinaan
perlawanan di masing-masing tingkat komando kewilayahan.
7

a. Kasad.

1) Menentukan kebijaksanaan umum, petunjuk dan rencana garis besar


kegiatan Binwanwil.

2) Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemerintah


sipil/Kementerian terkait sesuai stratanya tentang rencana program
Binwanwil.

3) Mengadakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan Binwanwil


di jajaran TNI AD.

4) Bertanggung jawab kepada Panglima TNI atas hasil kegiatan


Binwanwil yang dilakukan oleh institusi TNI AD di jajarannya.

b. Pangdam.

1) Menetapkan kebijaksanaan teknik operasional, petunjuk dan rencana


penyelenggaraan Binwanwil di daerah yang menjadi tanggung jawabnya.

2) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi


lain yang terkait tentang rencana penyelenggaraan Binwanwil.

3) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan


Binwanwil yang dilakukan institusi TNI AD di bawah komandonya.

4) Bertanggung jawab kepada Kasad atas hasil kegiatan Binwanwil


yang dilakukan institusi TNI AD di bawah Komandonya.

c. Danrem.

1) Merencanakan secara teknis operasional Binwanwil di daerah yang


menjadi tanggung jawabnya.

2) Melaksanakan koordinasi teknis dengan instansi pemerintah terkait


(dengan Pemda Propinsi bila Korem berada di ibukota Propinsi dan dengan
Pemda Kab/Kota bila Korem berada di Kab/Kota), maupun Satdisjan yang
ada di wilayahnya tentang rencana penyelenggaraan Binwanwil.

3) Mengadakan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan


Binwanwil di daerahnya.

4) Bertanggung jawab kepada Pangdam atas hasil kegiatan Binwanwil


yang dilakukan oleh institusi TNI AD di bawah komandonya.

d. Dandim.

1) Menyelenggarakan kegiatan Binwanwil di daerah tanggung jawabnya


serta melakukan pengawasan dan evaluasi sesuai misi TNI AD yang
dibebankan kepadanya.

2) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam


penyelenggaraan Binwanwil.
8

3) Melaksanakan koordinasi dengan Dansatnonkowil tentang


pelaksanaan Binwanwil secara terbatas yang dilaksanakan oleh
Satnonkowil.

4) Bertanggung jawab kepada Danrem atas kelancaran kegiatan


Binwanwil yang dilakukan oleh institusi TNI AD di bawah komandonya.

e. Danramil.

1) Melaksanakan Binwanwil di daerah tanggung jawabnya sesuai misi


TNI AD yang dibebankan kepadanya.

2) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam


penyelenggaraan kegiatan Binwanwil.

3) Bertanggung jawab kepada Dandim atas kelancaran pelaksanaan


Binwanwil yang dilakukan oleh anggotanya.

f. Dansatnonkowil. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan perlawanan


wilayah dengan komponen bangsa secara terbatas yang dikoordinasikan dengan
Satkowil.

13. Syarat Personel. Pembinaan perlawanan wilayah yang dilaksanakan oleh


perorangan maupun satuan memerlukan personel dengan persyaratan sebagai berikut:

a. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan pembinaan


perlawanan wilayah.

b. Memiliki sikap, mental, perilaku dan penampilan yang dapat diterima oleh
masyarakat secara umum.

c. Dapat meyakinkan masyarakat pentingnya Pertahanan Negara (Hanneg)


sehingga perlu pembinaan perlawanan wilayah.

14. Teknik. Dalam penyelenggaraan pembinaan perlawanan wilayah yang


dilaksanakan oleh jajaran TNI AD dengan segenap komponen bangsa menggunakan
teknik sebagai berikut:

a. Langsung. Satuan jajaran TNI AD bersama komponen bangsa,


melaksanakan program Binwanwil yang telah disepakati bersama secara langsung.

b. Tidak langsung. Satuan jajaran TNI AD menyampaikan ide, saran kepada


komponen bangsa yang berhubungan dengan upaya Binwanwil.

15. Alat peralatan/sarana prasarana. Alat peralatan/sarana prasarana yang


diperlukan dalam pelaksanaan Binwanwil meliputi: Lemdik, fasilitas pelabuhan/udara,
industri strategis, sarana perhubungan/transportasi, jembatan, bengkel, jalan dll

16. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi


keberhasilan penyelenggaraan pembinaan perlawanan wilayah antara lain:
9

a. Dari dalam.

1) Personel. Tingkat kemampuan prajurit TNI AD akan berpengaruh


dalam pembinaan terhadap komponen bangsa sehingga kemampuan
tersebut perlu dipelihara untuk mendukung pelaksanaan pembinaan
perlawanan wilayah secara optimal.

2) Sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana harus disiapkan,


sebelum penyelenggaraan Binwanwil, sehingga tidak menghambat dalam
pelaksanaannya.

b. Dari luar.

1) Mempertimbangkan strata pendidikan dan jabatan.

2) Adat istiadat atau budaya masyarakat yang ada di daerah.

3) Pola sikap dan pola tindak masyarakat yang ada di daerah.

4) Perkembangan lingkungan strategis.

5) Perundang-undangan yang terkait dengan Otonomi Daerah (Otda)


dan Hak Asasi Manusia (HAM).

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

17. Umum. Pembinaan perlawanan wilayah sebagai salah satu metode Binter
dilaksanakan guna membina kesadaran bela negara dan penyiapan potensi pertahanan
sebagai kemampuan tangkal yang mandiri serta upaya pencegahan terhadap ke-
mungkinan timbulnya ancaman dan gangguan di wilayah pada masa damai, pada masa
perang (tugas OMP), pada masa sesudah perang dan pada tugas OMSP dalam rangka
pertahanan negara di darat.

18. Kegiatan Binwanwil pada masa damai. Kegiatan ini ditujukan untuk penyiapan
pertahanan negara secara dini, membantu kesulitan rakyat dan mendukung tercapainya
tugas pokok TNI AD dengan pentahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Merencanakan kegiatan Binwanwil untuk penyiapan pertahanan


negara secara dini melalui pembinaan ruang, alat dan kondisi (RAK) juang
yang tangguh.

2) Merencanakan kegiatan Binwanwil untuk membantu mengatasi


kesulitan rakyat.
10

3) Merencanakan kegiatan Binwanwil untuk mendukung pencapaian


tugas pokok TNI AD guna menegakkan kedaulatan negara, mem-
pertahankan keutuhan wilayah Negara Republik Indonesia dan melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan jadwal kegiatan pembinaan dikaitkan dengan


pencapaian sasaran.

2) Mengoordinasikan kepada pihak pemerintah daerah guna mendapat


dukungan dan keserasian dalam pelaksanannya.

3) Mengoordinasikan materi pembinaan kepada pemerintah daerah


sehingga diperoleh pemahaman yang sama tentang pentingnya:

a) Penyiapan pertahanan negara secara dini untuk mewujudkan


RAK juang yang tangguh.

b) Membantu mengatasi kesulitan rakyat untuk menstabilkan


kondisi sosial (Ipoleksosbudhankam).

c) Mendukung tercapainya tugas pokok TNI AD untuk


menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia.

4) Menyiapkan personel yang ditunjuk guna membekali pengetahuan


sehingga dapat tampil prima dan meyakinkan.

5) Menyiapkan sarana kontak guna menarik perhatian masyarakat untuk


hadir pada pelaksanaan kegiatan (bila dipandang perlu).

6) Menyiapkan peranti keras dan peranti lunak yang dibutuhkan.

c. Pelaksanaan.

1) Binwanwil dalam rangka penyiapan pertahanan negara secara dini,


meliputi pembinaan terhadap RAK juang yang tangguh.

a) Ruang juang yang tangguh, digunakan untuk kepentingan


manuver satuan dan kepentingan logistik wilayah yang meliputi:

(1) Daerah depan/pertempuran. Pembinaan yang


dirancang sedemikian rupa yang dipersiapkan untuk
menghambat gerak maju musuh dan menghancurkan musuh
sehingga dapat menguntungkan pihak kita dengan cara
melakukan pembinaan terhadap komponen bangsa agar tidak
mengembangkan pembangunan fisik berupa Sarpras yang
bersifat strategis di daerah depan/pertempuran karena daerah
tersebut akan digunakan sebagai daerah pertempuran.
11

(2) Daerah komunikasi. Pembinaan terhadap potensi-


potensi wilayah untuk membuat pangkalan-pangkalan aju bagi
unsur bantuan administrasi dan logistik wilayah guna
mendukung operasi di daerah depan.

(3) Daerah belakang. Membina potensi-potensi wilayah


yang ada dirancang untuk dapat berswadaya dan
berswasembada dalam rangka penyelenggaraan bantuan
administrasi dan logistik.

b) Alat juang yang tangguh, pembinaan terhadap sumber daya


manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan dan sarpras untuk
mewujudkan komponen cadangan dan komponen pendukung yang
dipersiapkan sebelum terjadinya perang meliputi:

(1) Sumber daya manusia.

(a) Sebagai komponen cadangan: Pembinaan


terhadap komponen cadangan melalui pendataan,
pengklasifikasian sesuai dengan profesi, pengoor-
ganisasian, pelatihan dan dipersiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar
kekuatan dan kemampuan komponen utama.
Contoh: Dokter, paramedis, ahli kimia, montir/ahli
kendaraan, ahli elektronika, ahli konstruksi dll.

(b) Sebagai komponen pendukung: Pembinaan


terhadap komponen pendukung melalui pendataan,
pengklasifikasian sesuai dengan profesi, pelatihan,
pengoorganisasian yang dipersiapkan guna memper-
besar dan memperkuat komponen utama serta
komponen cadangan.
Contoh: garda bangsa (Brimob, Menwa, Satpam,
Hansip, Pramuka), tenaga ahli dan profesi (Dokter,
Paramedis, wartawan dll).

(2) Sumber daya alam/buatan dan sarana prasarana:

(a) Sebagai komponen cadangan: Pembinaan


terhadap komponen cadangan melalui pendataan,
pengklasifikasian yang dipersiapkan untuk dikerahkan
melalui mobilisasi guna memperbesar kekuatan dan
kemampuan komponen utama.
Contoh: Gudang logistik, rumah sakit, bengkel otomotif,
galangan kapal, hanggar pesawat, telekomunikasi dll.

(b) Sebagai komponen pendukung: Pembinaan


terhadap komponen pendukung melalui pendataan,
pengklasifikasian sesuai dengan fungsi yang
dipersiapkan guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama serta komponen cadangan.
12

Contoh: Radar sipil, pelabuhan udara, pelabuhan laut,


pabrik, sarana perhubungan/transportasi dll.

c) Kondisi juang yang tangguh. Membantu pemerintah daerah


dalam pembinaan terhadap kondisi juang yang tangguh untuk
dipersiapkan sebelum terjadinya perang meliputi:

(1) Ideologi.

(a) Melakukan pembinaan untuk meyakinkan


masyarakat tentang Pancasila sebagai falsafah dan
ideologi negara.

i) Implementasi Sila pertama dari Pancasila


adalah:

aa) Bertaqwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa : Dengan melaksanakan
perintah beribadah, bersedekah, me-
nolong orang lain yang dalam kesulitan,
berpuasa dll.

bb) Melaksanakan larangan Tuhan


Yang Maha Esa : Jangan menyekutukan
Tuhan, jangan bohong, jangan mengambil
hak orang lain, jangan berbuat maksiat dll.

cc) Membina kerukunan dan saling


menghormati antar pemeluk agama.

dd) Jangan mempercayai dan meman-


faatkan dukun, santet dll.

ee) Jangan mengikuti aliran sesat yang


bertentangan dengan agama.

ii) Implementasi Sila kedua dari Pancasila


adalah:

aa) Menghindari tindakan menyakiti


orang lain berupa (fitnah, berlaku keji dan
kasar, menghindari tanggung jawab dll).

bb) Tidak merugikan orang lain, seperti:


mencuri, korupsi & serakah, melanggar
HAM, menimbun BBM, sembako, pupuk,
tidak terlibat sengketa lahan, tidak terlibat
imigran gelap dll.

cc) Mau berbagi dan rela berkorban


untuk membantu orang lain.
13

dd) Menjadikan orang lain sebagai


mitra, sahabat dan saudara tidak ada
kekerasan.

ee) Introspeksi diri.

iii) Implementasi Sila ketiga dari pancasila


adalah:

aa) Menghindari konflik antar suku,


agama, ras dan antar kelompok.

bb) Kompak dan bersatu (gotong


royong).

cc) Hidup rukun dalam berkeluarga,


bertetangga dan bermasyarakat (saling
hormat menghormati dan saling
menghargai).

iv) Implementasi Sila keempat dari Pancasila


adalah:

aa) Menentukan keputusan dengan


cara bermusyawarah dan mufakat untuk
kepentingan orang banyak.

bb) Menepati janji dan tidak berkhianat.

cc) Mengutamakan kepentingan umum


di atas kepentingan pribadi atau golongan.

dd) Menyelesaikan masalah dengan


adil dan bijaksana.

ee) Tidak memaksakan kehendak


kepada orang lain.

v) Implementasi Sila kelima dari Pancasila


adalah:

aa) Mau menyumbangkan pikiran, tena-


ga dan harta bendanya untuk kemajuan
masyarakat.

bb) Berbuat adil dan bijaksana dalam


pemerataan pembangunan suatu daerah
sehingga tidak terjadi ketidak puasan
masyarakat.
14

cc) Berbuat adil dan bijaksana dalam


membagi hasil kekayaan alam daerah
untuk masyarakat daerah setempat.

dd) Mau membantu orang lain dalam


kesulitan untuk menegakkan kebenaran.

(b) Mewaspadai terhadap gerakan ekstrim dan


radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila
dan melakukan pemantauan terhadap perkembangan
kegiatan bahaya laten Komunis/ G.30S PKI, DI/TII dan NII,
teroris, fundamentalis dan faham radikal lainnya
Implementasinya:

i) Melaksanakan pembinaan untuk


menyadarkan komponen bangsa yang terlibat
eks Komunis/G.30S PKI, DI/TII dan NII, teroris,
fundamentalis dan faham radikal lainnya agar
meninggalkan ideologinya yang tidak sesuai
dengan ideologi Pancasila.

ii) Mengajak komponen bangsa yang terlibat


eks Komunis/G.30S PKI, DI/TII dan NII, teroris,
fundamentalis dan faham radikal lainnya agar
mengikuti kegiatan acara peringatan hari-hari
besar nasional.

iii) Memberikan pembinaan melalui penyu-


luhan agamanya masing-masing secara utuh
bagi komponen bangsa yang terlibat eks
Komunis/G.30S PKI, DI/TII dan NII, teroris,
fundamentalis dan faham radikal lain, sehingga
tidak mudah terpengaruh oleh ajaran-ajaran
agama yang menyimpang dari ajaran agama
yang sebenarnya.

(2) Politik.

(a) Pembinaan terhadap komponen bangsa dengan


menggugah pentingnya pemahaman hak dan kewajiban
sebagai warga negara melalui penataran, penyuluhan
dan dialog.

i) Implementasi hak sebagai warga negara :

aa) Hak mendapatkan perlindungan.


bb) Hak memilih dan dipilih.
cc) Hak untuk hidup layak.
dd) Dll.

ii) Implementasi kewajiban sebagai warga


negara :
15

aa) Wajib membela negaranya.


bb) Wajib belajar.
cc) Wajib membayar pajak.
dd) Dll.

(b) Pembinaan terhadap komponen bangsa untuk


mematuhi ketentuan hukum dalam kehidupan sehari-
hari dengan cara memberikan penataran, penyuluhan
tentang hukum. Implementasi sebagai warga negara:

i) Taat kepada aturan hukum dan


perundang-undangan yang berlaku.

ii) Taat kepada aturan adat istiadat daerah


setempat.

iii) Taat kepada tata tertib yang berlaku di


lingkungannya.

iv) Dll.

(c) Pembinaan terhadap komponen bangsa dengan


mendorong untuk selalu mengutamakan kepentingan
umum, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan melalui penataran, penyuluhan dan
dialog. Implementasi sebagai warga negara: Bersedia
menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan, keahlian
dan materi untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.

(3) Ekonomi.

(a) Melakukan pembinaan secara terpadu dengan


instansi terkait untuk mengintensifikasikan pertanian
dan perkebunan, peternakan, perikanan dll yang
dilaksanakan melalui penataran, penyuluhan dan dialog
dalam rangka membantu program pemerintah.
Implementasi:

i) Bidang pertanian dan perkebunan: Tata


cara penggunaan pupuk yang benar dan cara
memilih bibit unggul serta cara bercocok tanam
yang benar.

ii) Bidang perternakan : cara memilih bibit


unggul, cara penggunaan vitamin dan cara
melaksanakan perkawinan buatan dll

iii) Bidang perikanan : cara memilih bibit


unggul, cara penggunaan/pemberian makanan
dan cara pengaturan pengairan dll.
16

(b) Bekerja sama dengan instansi terkait melakukan


pembinaan perkoperasian dan Usaha Kecil menengah
(UKM) untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui
penataran, penyuluhan dan dialog dalam rangka
membantu program pemerintah. Implementasi:

i) Terhadap perkoperasian :

aa) Penambahan modal.

bb) Pengurus koperasi harus mem-


punyai kemampuan manajemen per-
koperasian.

cc) Pengurus koperasi harus mem-


punyai kreatifitas terhadap barang-barang
yang dijual.

dd) Dll.

ii) Terhadap UKM.

aa) Penyertaan modal kepada


kelompok-kelompok UKM tanpa harus
membayar bunga.

bb) Sistem anak asuh dari perusahaan


besar.

cc) Pengurus UKM harus mempunyai


kemampuan manajemen UKM.

dd) Dll.

(4) Sosial budaya.

(a) Bekerja sama dengan pemuka/tokoh agama


melakukan pembinaan melalui penyuluhan tentang
pentingnya toleransi dalam hidup beragama.
Implementasinya: Saling menghormati dan menghargai
sesama umat beragama.

(b) Melakukan pembinaan secara terpadu dengan


instansi terkait melakukan penyuluhan dan penerangan
untuk meningkatkan kecerdasan dan kesadaran hukum
Implementasinya: Tertib berlalu lintas, tidak boleh main
hakim sendiri dll.

(c) Bekerja sama dengan Pemda secara terpadu


melakukan pembinaan tentang kebersihan dan
kesehatan lingkungan dengan cara membersihkan
17

lingkungannya seminggu sekali. Implementasinya:


Melaksanakan kerja bakti bersama masyarakat.

(d) Bekerja sama dengan Pemda secara terpadu


melakukan pembinaan untuk menggalakan kegiatan
olah raga dengan cara mengadakan latihan secara rutin
seminggu sekali. Implementasinya: Latihan sepak bola,
Volly Ball, bersepeda Dll.

(e) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


melaksanakan pembinaan untuk menumbuh-
kembangkan berbagai bentuk kesenian dan budaya di
lingkungan masyarakat dengan cara mengadakan
latihan secara rutin seminggu sekali. Implementasinya:
Latihan tari-tarian daerah, pencak silat dll.

(5) Pertahanan.

(a) Pembinaan dengan cara memberikan


penyuluhan/ceramah, penerangan dan dialog tentang
budaya wajib lapor setiap ada ancaman terhadap
kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan
bangsa dan negara yang terjadi di lingkungan
masyarakat. Implementasinya : Setiap masyarakat
harus wajib lapor apabila melihat, mendengar dan
mengetahui adanya pemberontakan bersenjata di
daerahnya.

(b) Pembinaan secara terpadu dengan Pemda


dengan cara mendorong dan menghimbau masyarakat
untuk mengikuti penataran bela negara dan wawasan
kebangsaan dengan tujuan agar masyarakat mengerti:

i) Kesadaran Bela Negara. Implementasi


dari kesadaran bela negara:

aa) Mencintai tanah air. Diharapkan


komponen masyarakat harus:

(i) Mencintai produk dalam


negeri.

(ii) Rajin bekerja dan belajar


demi kepentingan bangsa dan
negara.

(iii) Melestarikan lingkungan


hidup.

(iv) Mampu melaksanakan hidup


bersih.
18

(v) Mengenal wilayah tanah air


tanpa rasa fanatisme kedaerahan.

bb) Kesadaran berbangsa dan ber-


negara. Diharapkan komponen masya-
rakat harus:

(i) Memiliki disiplin terhadap


tugas yang dibebankan.

(ii) Menghormati sesama warga


masyarakat.

(iii) Mendahulukan kepentingan


umum di atas kepentingan pribadi
atau golongan.

(iv) Bangga terhadap bangsa


dan negeri sendiri.

(v) Rukun dan berjiwa gotong


royong dalam pergaulan masya-
rakat.

cc) Yakin akan Pancasila sebagai


ideologi negara. Diharapkan komponen
masyarakat harus:

(i) Memiliki ketakwaan kepada


Tuhan Yang Maha Esa.

(ii) Menjalankan kewajiban


agama dan kepercayaan secara
baik dan benar.

(iii) Mempunyai kesadaran mem-


bantu sesama warga dalam masya-
rakat.
(iv) Ikut serta dalam memelihara
kerukunan hidup bermasyarakat.
(v) Memelihara kesatuan dan
persatuan Bangsa.
(vi) Melestarikan budaya Bangsa
Indonesia.

dd) Rela berkorban untuk bangsa dan


negara. Diharapkan komponen masya-
rakat harus:
19

(i) Rela menolong sesama


warga.

(ii) Mendahulukan kepentingan


umum dari pada kepentingan
pribadi atau golongan.
(iii) Bersedia menyumbangkan
tenaga, pikiran, kemampuan,
keahlian dan materi untuk kepen-
tingan masyarakat, bangsa dan
negara.

ee) Memiliki kemampuan awal bela


negara. Diharapkan komponen masya-
rakat harus:

(i) Memiliki kemampuan dan


kepercayaan diri.

(ii) Pantang menyerah dalam


menghadapi kesulitan dan tahan uji.

(iii) Melaporkan kepada yang


berwajib terhadap setiap kegiatan/
peristiwa yang merugikan dan
mengganggu keamanan serta
ketertiban.
(iv) Memiliki kondisi kesehatan
dan mental yang baik.

ii) Wawasan Kebangsaan. Implementasi dari


wawasan kebangsaan adalah:

aa) Rasa Kebangsaan. Diharapkan


komponen masyarakat dapat mewujudkan
rasa kebangsaan melalui:

(i) Dialog tentang kemanusiaan


seperti TKI terlantar di luar negeri.

(ii) Pentas seni dan budaya.

(iii) Penanaman rasa hormat


terhadap nama dan makna
penggunaan lambang-lambang
kenegaraan.

(iv) Pelibatan masyarakat pada


upacara bendera pada hari-hari
nasional.
20

(v) Dialog generasi muda


dengan pelaku sejarah perjuangan.

bb) Paham Kebangsaan. Diharapkan


komponen masyarakat dapat mewujudkan
paham kebangsaan melalui:

(i) Pemahaman warga negara


Indonesia tentang perwujudan
kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan politik.

(ii) Pemahaman yang luas


warga negara tentang perwujudan
nusantara sebagai kesatuan soisal
dan budaya.

(iii) Pemahaman bahwa kepulau-


an nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi.

(iv) Pemahaman bahwa wilayah


kepulauan nusantara merupakan
satu kesatuan pertahanan dan
keamanan.

cc) Semangat kebangsaan. Diharapkan


komponen masyarakat dapat mewujudkan
semangat kebangsaan dengan cara:

(i) Melakukan latihan dan pem-


bentukan organisasi sebagai peng-
gerak integrasi bangsa.

(ii) Pembentukan klub-klub olah


raga yang berorientasi prestasi.

(iii) Menumbuhkan motivasi


berprestasi di bidang Iptek.

(6) Keamanan. Pembinaan dengan mendorong dan


mengajak untuk menggalakan kegiatan Siskamling di
lingkungan masyarakat yang dianggap rawan dengan ronda/
patroli keamanan yang dilakukan setiap hari.

2) Binwanwil dalam rangka membantu mengatasi kesulitan rakyat.


Pembinaan perlawanan wilayah diarahkan untuk mengajak dan membantu
pemerintah guna memelihara stabilitas kondisi sosial dalam rangka
mengatasi kesulitan rakyat.

a) Ideologi. Membantu pemerintah memberikan penyuluhan


tentang ideologi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila yang
21

dapat membahayakan serta merusak harmonisasi kehidupan


masyarakat.

b) Politik. Bekerjasama dengan pemerintah secara terpadu


memberikan penyuluhan untuk mendukung keputusan/kebijakan
politik pemerintah yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat.

c) Ekonomi. Bekerjasama dengan pemerintah secara terpadu


meningkatkan perkoperasian, Usaha Kecil Menengah (UKM),
membantu peningkatan produksi pangan, hasil pertanian, perikanan,
peternakan, perkebunan dengan cara mitra kerja, sistem anak asuh
dan Mou, untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

d) Sosial Budaya. Bekerja sama dengan Pemda dan instansi


terkait secara terpadu melakukan pembinaan:

(1) Kegiatan seni budaya daerah untuk menarik wisatawan


lokal dan asing sehingga menambah pendapatan masyarakat
setempat.

(2) Dengan menggalakkan olah raga agar mendapatkan


suatu prestasi untuk menunjang masa depan.

(3) Melalui penyuluhan tentang kesadaran hukum,


sehingga masyarakat memahami peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

(4) Melalui penyuluhan tentang kesehatan sehingga


masyarakat memahami budaya hidup bersih dan tidak mudah
terjangkit penyakit.

e) Pertahanan. Membantu dan mendukung kebijakan pemerintah


dalam pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pembangunan Sarpras (lapangan terbang, jalan, jembatan,
pelabuhan dll).

f) Keamanan. Membantu pemerintah dalam berbagai kegiatan


untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui secara
bergiliran untuk melaksanakan Siskamling dan Pamswakarsa.

3) Binwanwil dalam rangka mendukung tercapainya tugas pokok TNI AD.


Mengajak komponen bangsa untuk memahami tugas pokok TNI AD tentang:

a) Menegakkan kedaulatan negara melalui penyuluhan/


penerangan dengan tujuan:

(1) Memberikan pemahaman tentang bahaya gerakan


separatis bersenjata, aksi teroris dan pemberontakan
bersenjata yang mengancam terhadap kedaulatan negara
sesuai UUD 1945.
22

(2) Memberikan pemahaman tentang bahaya laten


Komunis, DI/TII dan NII yang mengancam terhadap kedaulatan
negara.

(3) Memberikan pemahaman tentang ancaman dari luar


berupa agresi, invasi, sabotase dan spionase yang
mengancam kedaulatan negara.

(4) Memberikan pemahaman tentang ancaman perang


saudara/konflik komunal yang mengancam kedaulatan negara.

b) Mempertahankan keutuhan wilayah NKRI melalui penyuluhan/


penerangan dengan tujuan:

(1) Memberikan pemahaman tentang pentingnya persatuan


dan kesatuan bangsa serta Bhinneka Tunggal Ika.

(2) Memberikan pemahaman tentang akibat disintegrasi


bangsa.

c) Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah


Indonesia melalui penyuluhan/penerangan tentang bahayanya:

(1) Eksploitasi sumber daya alam.

(2) Trafficking.

(3) Senjata Nubika.

d. Pengakhiran.

1) Mengevaluasi hasil Binwanwil terhadap komponen bangsa.

2) Membuat laporan hasil pelaksanaan Binwanwil.

3) Mencatat hal-hal yang menonjol dan saran masukan dalam Binwanwil


dalam perbaikan dan Binwanwil yang akan datang.

19. Kegiatan Binwanwil selama perang (pada tugas OMP). Kegiatan ini ditujukan
untuk memberikan dan mengerahkan kekuatan wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya untuk membantu operasi gabungan, operasi darat dan operasi bantuan
dengan pentahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan.

1) Merencanakan pemberian ADO (Analisa Daerah Operasi) yang


diperlukan kepada satuan yang melaksanakan operasi.

2) Merencanakan koordinasi dengan satuan yang melaksanakan


operasi tentang daerah (daerah depan, daerah komunikasi dan daerah
belakang).
23

3) Merencanakan pengerahan kekuatan wilayah pertahanan dan


kekuatan pendukungnya.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan pemberian data teritorial lainnya.

2) Menyiapkan pengklasifikasian daerah yang perlu dikoordinasikan


dalam melaksanakan operasi.

3) Menyiapkan pengerahan wilayah pertahanan dan pendukungnya


yang diperlukan.

c. Pelaksanaan.

1) Memberikan ADO (Analisa Daerah Operasi) untuk membantu satuan


yang sedang melaksanakan operasi di wilayah.

2) Mengoordinasikan daerah tertentu dalam rangka mendukung operasi


yang meliputi:

(a) Daerah depan, komunikasi dan belakang untuk operasi


pertahanan.

(b) Daerah pangkal perlawanan, penyangga, senja dan daerah


operasi bila operasi pertahanan berlanjut pada perang berlarut dalam
operasi gerilya.

3) Memobilisasi komponen cadangan untuk dijadikan sebagai


pengganda kekuatan komponen utama untuk memperbesar efek tangkal.

4) Mengoorganisasi komponen pendukung untuk dijadikan sebagai


pengganda kekuatan komponen cadangan dan komponen utama guna
menindak setiap bentuk ancaman terhadap negara di wilayah daratan.

5) Mengerahkan logistik wilayah yang diperlukan dalam rangka


mendukung operasi.

d. Pengakhiran.

1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan pengaruh


kegiatan Binwanwil untuk dijadikan bahan yang akan datang.

20. Kegiatan Binwanwil sesudah perang. Kegiatan ini ditujukan untuk


mengembalikan RAK juang yang tangguh akibat kerusakan perang, dengan pentahapan
sebagai berikut:
24

a. Perencanaan.

1) Merencanakan kembali ruang juang yang tangguh.

2) Merencanakan kembali alat juang yang tangguh.

3) Merencanakan kembali kondisi juang yang tangguh.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan Personel, alat peralatan, alat perlengkapan dan Sarpras


untuk membangun ruang juang yang tangguh.

2) Menyiapkan kembali SDA/B, SDM dan Sarpras yang diperlukan dalam


rangka merancang dan menyusun komponen cadangan maupun komponen
pendukung.

3) Menyiapkan kembali kondisi sosial masyarakat agar tetap stabil.

c. Pelaksanaan.

1) Mengajak komponen bangsa untuk menyiapkan kembali ruang juang


yang tangguh sebagai daerah pertahanan untuk kepentingan manuver satuan
dan kepentingan logistik wilayah yang dipersiapkan untuk menghadapi
perang berikutnya, meliputi:

(a) Daerah depan/pertempuran. Daerah ini ditata kembali sesuai


potensi yang ada sehingga sejauh mungkin pembangunan fisik dan
Sarpras harus dapat mendukung kepentingan pertahanan.

(b) Daerah komunikasi. Daerah ini ditata kembali sesuai potensi


yang ada sehingga sedapat mungkin dalam pembangunannya dapat
mendukung operasi di daerah depan.

(c) Daerah belakang. Daerah ini ditata kembali sesuai potensi


yang ada sehingga dalam pembangunannya dirancang tetap
berswadaya dan berswasembada baik dalam keadaan damai
maupun perang.

2) Mengajak komponen bangsa untuk merancang, menyusun,


menyiapkan kembali komponen cadangan dan komponen pendukung yang
ada sebagai pengganda komponen utama guna menghadapi ancaman
perang berikutnya.

3) Mengajak komponen bangsa untuk merancang, menyusun dan


menyiapkan kembali Siskamling dan Pamswakarsa melalui pemberdayaan
masyarakat.

4) Menyiapkan kembali data teritorial guna kepentingan operasi yang


akan datang.
25

5) Mengajak komponen bangsa untuk menyusun kembali sistem


ketahanan jiwa juang masyarakat yang menyangkut kondisi dinamis di
bidang Ipoleksosbudhankam guna kepentingan Hanneg.

6) Mengajak komponen bangsa untuk merancang dan menyusun


kembali sistem temu cepat dan lapor cepat terhadap bahaya yang
mengancam kehidupan bangsa baik yang datang dari dalam negeri maupun
dari luar negeri.

7) Mengajak komponen bangsa untuk membangun kembali kesadaran


bela negara (cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin
akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan
negara serta memiliki kemampuan awal bela negara) dan wawasan
kebangsaan (memiliki rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat
kebangsaan).

d. Pengakhiran.

1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan pengaruh


kegiatan Binwanwil untuk dijadikan bahan yang akan datang.

21. Kegiatan Binwanwil pada tugas OMSP. Kegiatan ini ditujukan untuk mendukung
tugas OMSP baik yang bersifat tempur maupun non tempur, sebagai berikut:

a. Binwanwil pada tugas OMSP yang bersifat tempur.

1) Operasi mengatasi gerakan separatis bersenjata, pemberontakan


bersenjata dan aksi terorisme dengan pentahapan sebagai berikut:

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penangkalan terhadap pengaruh provokasi gerakan
separatis bersenjata, pemberontakan bersenjata dan aksi
terorisme.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang pengaktifan temu cepat dan lapor cepat terhadap
keberadaan, organisasi dan kegiatan separatis bersenjata
pemberontakan bersenjata dan aksi terorisme.

(3) Merencanakan penyusunan data teritorial dalam rangka


mendukung satuan yang akan melaksanakan operasi di
wilayah.
26

(4) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penggunaan kompartemensasi wilayah sesuai dengan
klasifikasi daerah.

(5) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang pemisahan dan pemutusan hubungan antara
masyarakat dengan gerakan separatis bersenjata pem-
berontakan bersenjata dan aksi terorisme.

(6) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penghancuran hubungan komunikasi antara gerakan
separatis, pemberontakan bersenjata dan aksi terorisme dalam
negeri dan luar negeri.

(7) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penyiapan logistik wilayah dalam rangka mendukung
satuan yang melaksanakan operasi.

(8) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang pemantapan stabiltas kondisi dinamis masyarakat
untuk mencegah pengaruh separatis, pemberontakan
bersenjata, aksi terorisme terhadap masyarakat.

(9) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang pengisolasian daerah yang digunakan gerakan
separatis bersenjata, pemberontakan bersenjata dan aksi
terorisme.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan Pemda dan instansi terkait.

(2) Menyiapkan alkap yang dibutuhkan oleh satuan yang


melaksanakan operasi. meliputi alat komunikasi, peta, kamera,
dll.

(3) Menyiapkan fasilitas yang diperlukan.

(4) Dukungan personel dalam rangka membantu operasi.

c) Pelaksanaan.

(1) Mengajak komponen bangsa untuk saling memberikan


informasi dan penerangan terhadap masyarakat agar tidak
terpengaruh oleh provokasi gerakan separatis bersenjata,
pemberontakan bersenjata dan aksi terorisme.

(2) Mengajak komponen bangsa untuk mengaktifkan temu


cepat dan lapor cepat terhadap keberadaan, organisasi dan
kegiatan separatis bersenjata, pemberontakan bersenjata dan
aksi terorisme.
27

(3) Memberikan ADO dan data teritorial lainnya untuk


mendukung satuan yang akan melaksanakan operasi di
wilayah.

(4) Mengajak komponen bangsa untuk menyiapkan dan


mengoordinasikan penggunaan kompartemen wilayah sesuai
dengan klasifikasi daerah.

(5) Mengajak komponen bangsa untuk mengoorganisir


masyarakat melalui kegiatan PLS (Pendidikan Latihan
Kesiapsiagaan), PKBN (Pembinaan Kesadaran Bela Negara)
dan Pramuka guna meningkatkan kesadaran bela negara
(cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin
akan Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk
bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela
negara) dan wawasan kebangsaan (memiliki rasa
kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan)
dalam rangka membangun perlawanan wilayah guna
memisahkan dan memutuskan hubungan antara masyarakat
dengan gerakan separatis bersenjata, pemberontakan
bersenjata dan aksi terorisme.

(6) Mengajak komponen bangsa untuk kerja sama guna


menghancurkan hubungan komunikasi antara gerakan
separatis, pemberontakan bersenjata dan aksi terorisme dalam
negeri dengan luar negeri.

(7) Mengajak komponen bangsa menyiapkan dan


mengerahkan logistik wilayah untuk mendukung satuan yang
melaksanakan operasi.

(8) Mengajak komponen bangsa untuk mewujudkan


stabilitas kondisi dinamis masyarakat yang meliputi aspek
Ipoleksosbudhankam untuk mencegah pengaruh separatis,
pemberontakan bersenjata dan aksi terorisme terhadap
masyarakat.

(9) Mengajak komponen bangsa untuk membatasi ruang


gerak dengan dengan cara mengisolasi daerah yang
digunakan gerakan separatis bersenjata, pemberontakan
bersenjata dan aksi terorisme.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.


28

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan Binwanwil untuk dijadikan bahan yang akan
datang.

2) Operasi mengamankan wilayah perbatasan.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat tentang pencegahan penyelundupan, illegal
logging, illegal minning, traficking, perusakan/pergeseran batas
wilayah dan pelanggar batas wilayah.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat tentang kesadaran bela negara dan wawasan
kebangsaan.

(3) Merencanakan pembinaan terhadap komponen masya-


rakat tentang pengaktifan sistem temu cepat dan lapor cepat.

(4) Merencanakan pembinaan terhadap komponen masya-


rakat tentang peningkatan daya tangkal masyarakat.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan Alkap yang dibutuhkan oleh satuan yang


melaksanakan operasi.

(3) Menyiapkan fasilitas yang diperlukan.

(4) Dukungan personel dalam rangka membantu operasi.

(5) Menyiapkan dokumen peta batas wilayah perbatasan.

c) Pelaksanaan.

(1) Mengajak komponen masyarakat di wilayah perbatasan


untuk melalukan pengawasan dan pengamanan dari
penyelundupan, illegal logging, illegal minning, traficking,
perusakan/pergeseran batas wilayah dan pelanggar batas
wilayah termasuk mengamankan kegiatan survei dan
pemetaan.

(2) Memberikan penyuluhan kepada komponen masyarakat


di wilayah perbatasan tentang kesadaran bela negara (cinta
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan
Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk
bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela
negara) dan wawasan kebangsaan (memiliki rasa
kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan)
disepanjang garis perbatasan darat antar negara.
29

(3) Mengajak komponen masyarakat di wilayah perbatasan


untuk mengaktifkan sistem temu cepat dan lapor cepat dalam
rangka deteksi dini terhadap kemungkinan adanya
pelanggaran yang dilakukan oleh negara lain terhadap wilayah
perbatasan darat antar negara.

(4) Mengajak komponen masyarakat di wilayah perbatasan


untuk meningkatkan daya tangkal masyarakat melalui kegiatan
komunikasi sosial dan Bakti TNI dengan sasaran
pembangunan fisik dan non fisik terhadap kondisi dinamis
masyarakat (Ipoleksosbudhankam) agar tidak terpengaruh
oleh perkembangan situasi dari negara lain.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

3) Operasi mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat di sekitar objek vital untuk melakukan pengawasan
dan pengamanan objek-objek vital nasional yang bersifat
strategis.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat di sekitar objek vital untuk mengaktifkan sistem
temu cepat dan lapor cepat.

(3) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat di sekitar objek vital untuk meningkatkan daya
tangkal masyarakat.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan Pemda dan instansi terkait.

(2) Menyiapkan Alkap yang dibutuhkan oleh satuan yang


melaksanakan operasi.
(3) Menyiapkan fasilitas yang diperlukan.

(4) Dukungan personel dalam rangka membantu operasi.

c) Pelaksanaan.
30

(1) Mengajak komponen masyarakat di sekitar objek vital


berpartisipasi melakukan pengawasan dan pengamanan
terhadap objek vital nasional yang bersifat strategis untuk
mencegah terjadinya sabotase.

(2) Mengajak komponen masyarakat di sekitar objek vital


untuk mengaktifkan sistem temu cepat dan lapor cepat dengan
cara wajib lapor setiap melihat dan mendengar hal-hal yang
mencurigakan dalam rangka menjaga dan menghadapi setiap
ancaman dan perkembangan situasi yang terjadi.

(3) Melakukan pembinaan terhadap komponen masyarakat


di sekitar objek vital untuk meningkatkan daya tangkal
masyarakat terhadap pengaruh kondisi dinamis
(Ipoleksosbudhankam) yang mengancam objek vital nasional
yang bersifat strategis.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

4) Operasi melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan politik


luar negeri.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat di daerah penugasan untuk membantu mengatasi
kesulitan masyarakat dan mempercepat proses perdamaian.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat di daerah penugasan untuk membangun
komunikasi sosial dengan pasukan tetangga, pemerintah
setempat, media masa dan LSM/NGO yang beroperasi di
wilayah tersebut.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan alkap yang dibutuhkan oleh satuan yang


melaksanakan operasi.

(3) Menyiapkan fasilitas yang diperlukan.


31

(4) Dukungan personel dalam rangka membantu operasi.

c) Pelaksanaan.

(1) Melakukan pembinaan terhadap komponen masyarakat


di daerah penugasan.

(a) Membantu mengatasi kesulitan rakyat di daerah


penugasan.

i) Di bidang fisik.

aa) Membantu memfungsikan dan


menormalisasikan roda pemerintahan
setempat.

bb) Menghimpun data dan keterangan/


informasi yang objektif tentang kerusakan
daerah akibat perang.

cc) Membantu memfungsikan sarana


dan prasarana umum.

dd) Menyelenggarakan Bakti TNI


dengan prioritas pada daerah yang
terparah mengalami kerusakan melalui
rehabilitasi dan merekontruksi infrastruktur
untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat sehari-hari.

ee) Menyelenggarakan Bakti TNI


dengan prioritas pada daerah yang
terparah mengalami kerusakan melalui
kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana pemerintah guna memperlancar
perputaran roda pemerintahan.

ff) Menyelenggarakan Bakti TNI untuk


penanganan rehabilitasi kesehatan,
mental dan psikologis masyarakat pasca
perang dalam rangka mengembalikan
kondisi juang masyarakat.

gg) Menyelenggarakan Bakti TNI untuk


penanganan kembali lahan-lahan pertani-
an yang rusak akibat perang.

hh) Merehabilitasi dan merekonstruksi


wilayah yang berkaitan degan sarana dan
32

prasarana utama masyarakat yang rusak


akibat perang.

ii) Di bidang Non fisik.

aa) Menyelenggarakan penyuluhan ter-


hadap kondisi sosial masyarakat tentang
kesehatan, mental dan psikologi.

bb) Menyelenggarakan penyuluhan


Siskamling melalui pemberdayaan masya-
rakat dalam Pamswakarsa.

(b) Membantu mempercepat proses perdamaian.


Dengan cara berdialog dengan pihak-pihak yang
bertikai untuk tetap mentaati kesepakatan perdamaian,
mencegah berlanjutnya konflik, mencegah terjadinya
pelanggaran hukum internasional, HAM dan mencegah
jatuhnya korban rakyat sipil yang tidak berdosa.

(2) Membangun komunikasi sosial dengan pasukan


tetangga, pemerintah setempat, media massa dan LSM/NGO
yang beroperasi di wilayah tersebut untuk:

(a) Menjaga kelangsungan perdamaian dari pihak-


pihak yang bertikai, mencegah berlanjutnya konflik,
mencegah terjadinya pelanggaran hukum internasional,
HAM dan mencegah jatuh korban rakyat sipil yang tidak
berdosa.

(b) Merehabilitasi dan merekonstruksi sarana umum


yang mengalami kerusakan dan mengadakan
Siskamling di wilayah.

(c) Tidak memberitakan hal-hal yang membuat


kontroversi sehingga memicu terjadi konflik kembali.

(d) Tidak memihak salah satu kelompok yang


bertikai.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.
33

b. Binwanwil pada tugas OMSP yang bersifat Non tempur.

1) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya


secara dini sesuai dengan Sishanta.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penyiapan potensi nasional menjadi kekuatan
pertahanan.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang pembinaan, penyiapan dan pengorganisasian
komponen cadangan.

(3) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang pembinaan, penyiapan dan pengorganisasian
komponen pendukung.

(4) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang peningkatan daya tangkal masyarakat.

(5) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang Penyiapan daerah pertahanan (Ruang Juang yang
tangguh) dengan mensinkronisasikan antara RUTR Wilhanrat
dan RTRW Pemda.

(6) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang peningkatan ketahanan di bidang Ipoleksosbud-
hankam dalam rangka kepentingan Hanneg.

(7) Merencanakan penyiapan data teritorial.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan fasilitas/perlengkapan yang diperlukan.

(3) Menyiapkan personel untuk membantu operasi


memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pen-
dukungnya.

c) Pelaksanaan.

(1) Mengajak komponen bangsa untuk membina wilayah


dalam rangka membantu pemerintah menyiapkan potensi
nasional menjadi kekuatan pertahanan yang dipersiapkan
secara dini untuk kepentingan pertahanan negara sesuai
Sishanta dengan cara mendata SDA/B, SDM dan Sarpras
dikelola untuk menjadi ruang pertahanan, komponen cadangan
dan komponen pendukung.
34

(2) Mengajak komponen bangsa untuk menyiapkan


mengoorganisasi dan melatih dasar kemiliteran komponen
cadangan untuk dimobilisasi menjadi pengganda kekuatan
komponen utama.

(3) Mengajak komponen bangsa untuk menyiapkan,


mengoorganisasi dan melatih dasar kemiliteran komponen
pendukung sebagai pengganda kekuatan komponen utama
dan komponen cadangan.

(4) Mengajak komponen bangsa untuk mewujudkan


kemanunggalan TNI-Rakyat melalui Bakti TNI dengan
pembangunan yang bersifat fisik dan non fisik guna
meningkatkan daya tangkal masyarakat dalam rangka
Hanneg.

(5) Mengajak komponen bangsa untuk menyiapkan daerah


pertahanan dengan mensinkronisasikan antara RUTR
Wilhanrat dan RTRW Pemda sehingga terwujudnya klasifikasi
daerah untuk kepentingan Hanneg yang digunakan pada:

(a) Tugas OMP dengan menyiapkan wilayah sebagai


daerah depan, komunikasi dan belakang.

(b) Tugas OMP berkembang menjadi perang berlarut


dalam operasi gerilya, menyiapkan daerah pangkal
perlawanan, penyangga, senja dan operasi.

(c) Tugas OMSP yang bersifat tempur dengan


menyiapkan wilayah sebagai daerah penghancuran,
konsolidasi, stabilisasi dan belakang.

(6) Mengajak komponen bangsa untuk membina kondisi


sosial masyarakat untuk mewujudkan ketahanan di bidang
Ipoleksosbudhankam dalam rangka kepentingan Hanneg.

(7) Memberikan ADO dan data teritorial lainnya untuk


mendukung satuan yang akan melaksanakan operasi di
wilayah.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan Binwanwil untuk dijadikan bahan yang akan
datang.
35

(4) Pengecekan terhadap Alkap, peta dan fasilitas serta


personel yang digunakan dalam membantu pemberdayaan
wilayah pertahanan.

2) Membantu tugas pemerintah di daerah.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penyiapan wilayah, khususnya daerah yang terpencil
dan terisolir.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penyiapan dan pengorganisasian komponen
masyarakat melalui kegiatan PKBN dan Pramuka.

(3) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penyiapan dan peningkatan daya tangkal masyarakat.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan fasilitas/perlengkapan yang diperlukan.

(3) Menyiapkan personel untuk membantu tugas


pemerintah di daerah.

c) Pelaksanaan.

(1) Mengajak komponen bangsa untuk membangun daerah


terpencil dan terisolir dalam rangka membantu memperlancar
program pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan
rakyat melalui Bakti TNI.

(2) Mengajak komponen bangsa untuk mengoorganisasi


masyarakat melalui kegiatan PKBN dan Pramuka guna
meningkatkan kesadaran bela negara (cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila
sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan
negara serta memiliki kemampuan awal bela negara) dan
wawasan kebangsaan (memiliki rasa kebangsaan, paham
kebangsaan dan semangat kebangsaan) dalam rangka
mendukung program pembangunan daerah.

(3) Mengajak komponen bangsa untuk meningkatkan daya


tangkal masyarakat melalui kegiatan pembinaan perlawanan
wilayah dengan sasaran berupa ketahanan kondisi dinamis
masyarakat yang mampu menghadapi segala bentuk ancaman
terhadap program pembangunan di wilayah.

d) Pengakhiran.
36

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

(4) Pengecekan terhadap Alkap, peta dan fasilitas serta


personel yang digunakan dalam membantu pemberdayaan
wilayah pertahanan.

3) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka


tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-
undang.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


melalui pembinaan masyarakat pada daerah-daerah tertentu
yang memiliki tingkat kerawanan sosial.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang penyiapan dan pengorganisasian masyarakat melalui
kegiatan pembinaan perlawanan wilayah.

(3) Merencanakan pembinaan terhadap komponen bangsa


tentang peningkatan daya tangkal masyarakat.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan fasilitas/perlengkapan yang diperlukan.

(3) Menyiapkan personel untuk membantu Kepolisian


Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan
dan ketertiban masyarakat.

c) Pelaksanaan.

(1) Mengajak komponen bangsa untuk melaksanakan


patroli keamanan pada daerah yang memiliki tingkat
kerawanan kondisi sosial guna membantu keamanan dan
ketertiban masyarakat agar tercipta kondisi daerah yang
kondusif.

(2) Mengajak komponen bangsa untuk menyiapkan dan


mengoorganisasi masyarakat melalui kegiatan pembinaan
perlawanan wilayah dan komunikasi sosial yang diarahkan
untuk membangun sistem Pamswakarsa.
37

(3) Mengajak komponen bangsa untuk mewujudkan


kemanunggalan TNI-Rakyat melalui kegiatan Bakti TNI guna
membina dan meningkatkan daya tangkal masyarakat dalam
rangka mendukung tugas keamanan dan ketertiban
masyarakat.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

4) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan


pemberian bantuan kemanusiaan.

a) Perencanaan.

(1) Saat terjadi bencana. Melaksanakan tanggap darurat.

(2) Pasca bencana. Membantu pelaksanaan kegiatan


rehabilitasi dan rekonstruksi.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan.

(3) menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.

(4) Menyiapkan personel untuk membantu menanggulangi


akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian bantuan
kemanusiaan.

c) Pelaksanaan.

(1) Saat terjadi bencana. Melaksanakan tanggap darurat


yang meliputi:

(a) Mengajak komponen masyarakat melalui instansi


terkait untuk mengkaji secara cepat dan tepat terhadap
lokasi, kerusakan, dan sumber daya.

(b) Bekerja sama dengan BMKG (Badan Mitigasi


Kegempaan dan Geologi) dan Pemda untuk
menentukan status keadaan darurat bencana.

(c) Bekerja sama dengan Basarnas/ Badan Nasional


Penanggulangan Bencana Alam (BNPB) dan Pemda
38

untuk menyelamatkan dan mengevakuasi masyarakat


yang terkena bencana.

(d) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


membantu proses penyiapan lokasi pengungsian, pos
kesehatan dan dapur umum.

(e) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


membantu mengendalikan pemenuhan kebutuhan
logistik.

(f) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


membantu proses perlindungan terhadap kelompok
rentan.

(g) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


membantu proses pemulihan dengan segera sarana
dan prasarana (pemulihan telephone, listrik, air dll).

(2) Pasca bencana. Membantu pelaksanaan kegiatan


rehabilitasi dan rekonstruksi yang meliputi:

(a) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


merehabilitasi Sarpras umum akibat bencana (tempat
ibadah, kantor pemerintah, bandara udara dll) .

(b) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


untuk memulihkan kondisi psikologis masyarakat (stres/
trauma).

(c) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


untuk memfungsikan kembali pemerintahan dan
pelayanan publik (kantor kecamatan, kantor walikota/
Kab, rumah sakit dll).

(d) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


untuk memberikan pelayanan kesehatan terhadap
korban bencana.

(e) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


untuk mengatasi wabah penyakit.

(f) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


memberikan bantuan makanan untuk mengatasi bahaya
kelaparan.

(g) Bekerja sama dengan Pemda dan instansi terkait


mendirikan tenda-tenda lapangan, dapur lapangan,
MCK, logistik dan bantuan lainnya untuk membantu para
pengungsi.
39

d) Tahap pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

5) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (SAR).

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan kerja sama dengan Pemda secara


terpadu mengadakan pembinaan terhadap komponen
masyarakat di tingkat Kabupaten untuk memberikan
pertolongan, pencarian dan penyelamatan jatuhnya korban
jiwa serta kerugian materiil.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat untuk mengadakan penyiapan dan pengor-
ganisasian sesuai profesi/keahlian melalui kegiatan
komunikasi sosial.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan fasilitas/perlengkapan yang diperlukan.

(3) Menyiapkan personel untuk membantu pencarian dan


pertolongan dalam kecelakaan (SAR).

c) Pelaksanaan.

(1) Bekerja sama dengan Pemda secara terpadu


mengadakan pembinaan terhadap komponen masyarakat di
tingkat Kabupaten untuk memberikan pertolongan, pencarian
dan penyelamatan guna mencegah kemungkinan bertam-
bahnya korban jiwa dan kerugian materiil yang diakibatkan
oleh kecelakaan serta bencana alam di wilayah.

(2) Bekerja sama dengan Pemda secara terpadu melalui


pembinaan/pelatihan untuk menyiapkan masyarakat sesuai
profesi/keahliannya guna mencari, menemukan, menyelamat-
kan korban jiwa dan harta benda apabila kemungkinan terjadi
kecelakaan dan bencana alam.
40

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

6) Pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan,


perompakan dan penyelundupan.

a) Perencanaan.

(1) Merencanakan pembinaan terhadap komponen masya-


rakat untuk menyiapkan masyarakat yang mempunyai
kemampuan khusus sesuai profesi masing-masing untuk
membantu menindak para pembajak, perompak dan
penyelundupan.

(2) Merencanakan pembinaan terhadap komponen


masyarakat tentang mengaktifkan sistem temu dan cepat lapor
cepat.

b) Persiapan.

(1) Koordinasi dengan instansi terkait.

(2) Menyiapkan fasilitas/perlengkapan yang diperlukan.

(3) Menyiapkan personel untuk pengamanan pelayaran dan


penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penye-
lundupan.

c) Pelaksanaan.

(1) Bekerja sama dengan Pemda secara terpadu untuk


menyiapkan dan mengoorganisasi masyarakat sesuai profesi/
keahliannya yang diarahkan guna membantu tim yang akan
mengatasi dan menindak para pembajak, perompak dan
penyelundup.

(2) Bekerja sama dengan aparat pemerintah untuk


memberikan penyuluhan/ceramah dan penerangan terhadap
komponen masyarakat tentang mengaktifkan sistem temu
cepat dan lapor cepat apabila melihat, ancaman pembajakan,
perompakan dan penyelundupan.

d) Pengakhiran.

(1) Mengevaluasi hasil kegiatan.

(2) Membuat dan melaporkan hasil pelaksanaan.


41

(3) Menyusun hasil evaluasi yang meliputi data, fakta dan


pengaruh kegiatan pembinaan perlawanan wilayah untuk
dijadikan bahan yang akan datang.

BAB IV
HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

22. Umum. Untuk kelancaran dalam penyelenggaraan pembinaan perlawanan


wilayah, maka perlu adanya tindakan pengamanan dan administrasi yang jelas, serta
memperhatikan hal-hal yang akan berpengaruh pada pelaksanaan Pembinaan
Perlawanan Wilayah.

23. Tindakan Pengamanan. Penyelenggaraan pembinaan perlawanan wilayah


harus memperhatikan tindakan pengamanan, baik pengamanan personel, materiil
maupun berita serta kegiatan.

a. Pengamanan Personel. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan


pembinaan perlawanan wilayah tidak menimbulkan hal-hal yang dapat merugikan
dari segi personel TNI AD maupun masyarakat.

b. Pengamanan Materiil. Mengamankan sarana prasarana dalam


pelaksanaan kegiatan dari kemungkinan adanya gangguan dan hambatan.

c. Pengamanan Berita. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan


pembinaan perlawanan wilayah tetap memegang teguh rahasia berita. Harus dapat
dibedakan antara materi yang bersifat umum dan materi yang bersifat rahasia.

d. Pengamanan Kegiatan. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan


pembinaan perlawanan wilayah tetap menjaga keamanan setiap tahap kegiatan
dari kemungkinan adanya gangguan dan hambatan.

24. Tindakan Administrasi. Penyelenggaraan pembinaan perlawanan wilayah


agar berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan perlu adanya tindakan
administrasi:

a. Bagi jajaran TNI AD pada dasarnya menggunakan seluruh ketentuan yang


berlaku di lingkungan TNI AD.

b. Bagi personel/instansi diluar TNI AD menggunakan ketentuan-ketentuan


yang berlaku dilingkungan instansi masing-masing.

c. Hal-hal yang memerlukan keterpaduan akan dikoordinasikan lebih lanjut


sebelum kegiatan dilaksanakan.
42

25. Tindakan lain. Dalam penyelenggaraan pembinaan perlawanan wilayah TNI


AD perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Kenali lingkungan. Dalam pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah


TNI AD perlu memahami adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dan keharusan yang
berlaku dilingkungan setempat.

b. Sikap demokratis. Dalam pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah


TNI AD harus mencerminkan sikap menghormati pendapat orang lain,
menghormati keputusan bersama dan tidak memaksakan kehendak.

c. Sikap akomodatif. Dalam pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah


TNI AD harus mencerminkan sikap mau menerima, menampung dan menyalurkan
aspirasi yang disampaikan oleh objek.

d. Terarah. Dalam pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah TNI AD


hendaknya pesan-pesan yang disampaikan tidak menyimpang dari perencanaan
yang telah ditetapkan.

e. Tepat waktu. Dalam pelaksanaan pembinaan perlawanan wilayah TNI


AD harus memperhatikan alokasi waktu yang telah direncanakan.

f. Hindari ancaman dan tindak kekerasan. Dalam pelaksanaan


pembina-an perlawanan wilayah TNI AD tidak boleh menggunakan cara-cara yang
bersifat ancaman, tekanan atau bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang dapat
menimbulkan pelanggaran hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

26. Umum. Kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan


pembinaan perlawanan wilayah TNI AD merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan
secara terus menerus agar kegiatan berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. Kegiatan
pengawasan dan pengendalian tersebut dilaksanakan sesuai dengan tingkat kewenangan
yang ada.

27. Pengawasan.

a. Komandan Kowil/Komandan Non Kowil bertanggungjawab dalam


pengawasan penyelenggaraan kegiatan pembinaan perlawanan wilayah.

b. Komandan Kowil/Komandan Non Kowil bertanggungjawab mengawasi


terhadap terlaksananya kegiatan pembinaan perlawanan wilayah yang dilakukan
oleh satuannya.

28. Pengendalian.
43

a. Komandan Kowil/Komandan Non Kowil berkoordinasi dengan pemerintah


daerah, instansi terkait dan masyarakat setempat selama pelaksanaan kegiatan
pembinaan perlawanan wilayah.

b. Apabila ditemukan hal-hal yang memerlukan penanganan segera yang


berkaitan dengan kegiatan pembinaan perlawanan wilayah selama masih dalam
batas kemampuan satuan, dapat dilaksanakan sesuai pertimbangan Komandan
Kowil/Komandan Non Kowil sejauh tidak menyimpang dari kebijaksanaan dari
satuan komando atas.

BAB VI
PENUTUP

29. Keberhasilan. Konsistensi dan kedisiplin untuk mentaati ketentuan yang ada
dalam Buku Petunjuk Teknik tentang Pembinaan Perlawanan Wilayah ini akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan di dalam penyelenggaraan Binwanwil.

30. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dalam rangka penyempurnaan


Buku Petunjuk Teknik tentang Pembinaan Perlawanan Wilayah ini, agar disarankan
kepada Kasad melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai mekanisme umpan balik.

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Danpuster

Indra Hidayat R
Mayor Jenderal TNI
44

TENTARA NASIONAL INDONESIA Sublampiran A


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran Perkasad Kasad
______________________________________________________________________ Nomor Perkasad/29-02/XII/2012
Tanggal 27 Desember 2012
________________________________________________________________

PENGERTIAN

1. Alat Juang. Alat Juang Adalah tersedianya komponen cadangan dan


komponen pendukung yang sudah terorganisir secara nyata dengan segenap
perangkatnya yang siap digunakan untuk melaksanakan operasi.

2. Komando Kewilayahan (Kowil). Komando Kewilayahan adalah komando yang


mendapat tugas pokok pemeliharaan keadaan dan penyelenggaraan administrasi dalam
suatu daerah tertentu. (Kamus Istilah Militer di lingkungan TNI AD).

3. Kompartementasi. Kompartementasi adalah pembagian atau pengklasifikasian


wilayah strategis pertahanan.

4. Operasi Militer untuk Perang (OMP). Operasi Militer untuk Perang (OMP)
adalah segala bentuk pengerahan dan penggunaan kekuatan TNI untuk melawan
kekuatan militer negara lain yang melakukan agresi terhadap Indonesia, dan/atau dalam
konflik bersenjata dengan suatu negara lain atau lebih yang di dahului dengan adanya
pernyataan perang dan tunduk pada hukum perang internasional.

5. Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
adalah operasi militer yang dilaksanakan bukan dalam rangka perang dengan militer
negara lain, tetapi untuk tugas-tugas lain seperti mengatasi gerakan separatis bersenjata,
mengatasi pemberontakan bersenjata, mengatasi aksi terorisme, mengamankan wilayah
perbatasan, mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis, melaksanakan
tugas perdamaian dunia, mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta
keluarganya, memberdayakan wilayah pertahanan, membantu tugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia, mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan
pemerintah asing yang berada di Indonesia, penanggulangan bencana alam, pencarian
dan pertolongan dalam kecelakaan dan membantu pemerintah dalam pengamanan
pelayaran dan penerbangan.Kondisi Juang. Kondisi Juang adalah kondisi dinamis
masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

6. Pembinaan Perlawanan Wilayah. Pembinaan Perlawanan Wilayah dalam


kegiatan Binter adalah upaya, pekerjaan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh satuan
45

jajaran TNI AD dalam rangka mewujudkan kekuatan pertahanan aspek darat, baik yang
menyangkut wilayah pertahanan maupun kekuatan pendukung yang memiliki ketahanan
dalam semua aspek kehidupan dan memiliki kemampuan dan keterampilan serta upaya
bela negara, untuk menangkal setiap ancaman dan gangguan yang membahayakan
kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI yang dilaksanakan sesuai kewenangan dan
peraturan perundang-undangan.

7. Ruang Juang. Ruang Juang adalah wilayah pertahanan aspek darat yang
siap sebagai mandala operasi.

8. Satkowil. Satkowil adalah seluruh satuan jajaran TNI AD yang sudah tergelar
diseluruh wilayah dan mempunyai tugas untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah
pertahanan di darat, dalam rangka mewujudkan ruang, alat, dan kondisi juang serta
kemanunggalan TNI-Rakyat yang tangguh untuk kepentingan pertahanan negara.

9. Satnonkowil. Satnonkowil adalah satuan tempur, satuan bantuan tempur,


satuan bantuan administrasi dan Badan pelaksana pusat TNI AD serta Badan pelaksana
di tingkat daerah yang menyelenggarakan pembinaan teritorial secara terbatas.

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Danpuster

Indra Hidayat R
Mayor Jenderal TNI
46

Sublampiran B
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Perkasad Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Perkasad/29-02/XII/2012
Tanggal 27 Desember 2012
________________________________________________________________

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUKU PETUNJUK TEKNIK


tentang
PEMBINAAN PERLAWANAN WILAYAH

BUJUKMIN
tentang
METODE BINTER

BUJUKNIK
tentang
BINWANWIL

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Danpuster

Indra Hidayat R
Mayor Jenderal TNI
47

Sublampiran C
TENTARA NASIONAL INDONESIA
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT
Lampiran Peraturan Kasad
Nomor Perkasad/29-02/XII/2012
Tanggal 27 Desember 2012
________________________________________________________________

DAFTAR CONTOH
FORMAT PELAKSANAAN BINWANWIL

NO CONTOH
URAIAN HAL KET
URUT NOMOR

1. Format Rencana Kegiatan 1 47


Binwanwil

2. Format Laporan Pelaksanaan 2 48


Binwanwil

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Danpuster

Indra Hidayat R
Mayor Jenderal TNI
48

KOPSTUK CONTOH NO : 1

FORMAT
RENCANA KEGIATAN BINWANWIL
SATUAN ………….TRIWULAN/SMESTER ........TA ........

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
2. Maksud dan Tujuan.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
4. Dasar.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

5. Waktu dan Tempat.


6. Subyek dan Objek.
7. Sasaran.
8. Pesan/materi.
9. Organisasi.
10. Motoda dan Tehnik.
11. Pelaksanaan.

a. Tahap perencanaan.
b. Tahap persiapan.
c. Tahap pelaksanaan.
d. Tahap pengakhiran.

12. Intruksi dan koordinasi ( jelaskan )

BAB III
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

13. Administrasi.
14. Logistik.
BAB IV
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

15. Pengawasan.
16. Pengendalian.
BAB V
PENUTUP
49

17. Demikian rencana kegiatan Pembinaan Perlawanan Wilayah


Triwulan/Smester ........TA .......disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan di
lapangan.

Tempat dan tanggal pembutan


Komandan Satuan

Nama
Lampiran: Pangkat Corp NRP........
1. Rencana kegiatan.
KOPSTUK
2. dll. CONTOH NO : 2
_______________________________________________________

FORMAT
LAPORAN PELAKSANAAN BINWANWIL
SATUAN .........TRIWULAN/SMESTER ...........TA ........

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
2. Maksud dan Tujuan.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.
4. Dasar.
BAB II
PELAKSANAAN DAN HASIL YANG DICAPAI

5. Waktu dan tempat.


6. Subyek dan Objek.
7. Sasaran.
8. Hasil yang dicapai.
9. Analisa dan Evaluasi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
10. Kesimpulan.
11. Saran.

BAB IV
PENUTUP

12. Demikian laporan hasil pelaksanaan Binwanwil ............dst ..............

Tempat dan tanggal pembutan


Komandan Satuan

Lampiran: Nama
Pangkat Corp NRP........
--------------------------------------------------------------------------------------
1. Rencana kegiatan.
2. dll.
_______________________________________________________
50

TENTARA NASIONAL INDONESIA NO.201.03-110101


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PT : TER-07.a

BUKU PETUNJUK TEKNIK

tentang

PEMBINAAN PERLAWANAN WILAYAH


51

DISAHKAN DENGAN PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


NOMOR PERKASAD/29-02 /XII /2012 TANGGAL 27 DESEMBER 2012

TENTARA NASIONAL INDONESIA


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

PERATURAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


Nomor : Perkasad/29-02/XII/2012

tentang

BUKU PETUNJUK TEKNIK


TENTANG PEMBINAAN PERLAWANAN WILAYAH

KEPALA STAF ANGKATAN DARAT

Menimbang : 1. Bahwa dibutuhkan adanya peranti lunak berupa Buku


Petunjuk Teknik untuk digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas bagi satuan dan sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan
di lingkungan Angkatan Darat.

2. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu


dikeluarkan Peraturan Kasad tentang Buku Petunjuk Teknik tentang
Pembinaan Perlawanan Wilayah.

Mengingat : 1. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007


tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di
Lingkungan Angkatan Darat.

2. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/24-02/IX/2011 tanggal 1


September 2011 tentang Buku Petunjuk Administrasi tentang
Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan Buku Petunjuk Angkatan Darat.

3. Peraturan Kasad Nomor Perkasad/93/XII/2008 tanggal 12


Desember 2008 tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Binter.
52

4. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/98/V/2007 tanggal 16 Mei


2007 tentang Buku Petunjuk Induk tentang Binter.

5. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3 Februari


2006 tentang pengesahan berlakunya Buku Petunjuk Pembinaan
tentang Doktrin TNI AD.

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/305/II/2012 tanggal 21


Februari 2012 tentang perintah melaksanakan menyusun/merevisi
buku petunjuk dan buku petunjuk pelaksanaan TNI AD Program dan
Anggaran TA. 2012. 2

2. Surat Perintah Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat Nomor


Sprin/182/III/2012 tanggal Maret 2011 tentang perintah merevisi Buku
Petunjuk Teknik tentang Pembinaan Perlawanan Wilayah.

3. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan Revisi Buku


Petunjuk Teknik tentang Pembinaan Perlawanan Wilayah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. Buku Petunjuk Teknik tentang Pembinaan Perlawanan Wilayah


sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini dengan
menggunakan kode PT: TER-07.a.

2. Buku petunjuk teknik ini berklasifikasi BIASA.

3. Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat sebagai pembina


materi Buku Petunjuk Teknik ini.

4. Peraturan lain yang bertentangan dengan materi Buku Petunjuk


Teknik ini dinyatakan tidak berlaku.

5. Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal 27 Desember 2012
-----------------------------------------------------------------------------------------

A.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Dankodiklat

Distribusi: Gatot Nurmantyo


Letnan Jenderal TNI
A dan B Angkatan Darat.

Tembusan:

1. Kasum TNI
2. Irjen TNI
3. Dirjen Renhan Kemhan RI
4. Asrenum Panglima TNI
5. Kapusjarah TNI
______________________________________________________
53

DAFTAR ISI

Halaman

Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Perkasad/29-02 /XII/2012


tanggal 27 Desember 2012 tentang Buku Petunjuk Teknik tentang Pembinaan
Perlawanan Wilaya Binwanwil)......................................................................... 1

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum ................................................................. 3
2. Maksud dan Tujuan ........................................................ 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut......................................... 4
4. Dasar .............................................................................. 4
5. Pengertian ...................................................................... 4

BAB II KETENTUAN UMUM

6. Umum ............................................................................. 4
7. Tujuan .............................................................................. 5
8. Sasaran ............................................................................ 5
9. Sifat .................................................................................. 5
10. Peranan ............................................................................ 5
11. Oganisasi ......................................................................... 6
12. Tugas dan Tanggung Jawab ............................................ 6
13. Syarat Personel ................................................................ 8
14. Teknik................................................................................ 8
15. Alat peralatan/Sarana prasarana...................................... 8
16. Faktor-faktor yang mempengaruhi .................................. 8

BAB III KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

17. Umum .............................................................................. 9


18. Kegiatan Binwanwil pada masa damai ............................. 9
19. Kegiatan Binwanwil selama perang (pada tugas OMP).... 22
20. Kegiatan Binwanwil sesudah perang................................ 23
21. Kegiatan Binwanwil pada tugas OMSP............................. 25
54

BAB IV HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

22. Umum .............................................................................. 41


23. Tindakan Pengamanan .................................................... 41
24. Tindakan Administrasi ...................................................... 41
25. Tindakan lain .................................................................... 41

BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

26. Umum .............................................................................. 42


27. Pengawasan..................................................................... 42
28. Pengendalian .............................................................. ..... 42

BAB VI PENUTUP

29. Keberhasilan .................................................................... 43


30. Penyempurnaan ............................................................... 43

SUBLAMPIRAN A PENGERTIAN.................................................................. 44
SUBLAMPIRAN B SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUKU PETUNJUK
TEKNIK TENTANG BINWANWIL.................................... 46
SUBLAMPIRAN C DAFTAR CONTOH FORMAT PELAKSANAAN
BINWANWIL………………………………………………. 47
55

ii

Anda mungkin juga menyukai