Anda di halaman 1dari 88

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Danpusterad

Nomor Kep / 25 / V / 2019


PUSAT TERITORIAL
Tanggal 23 Mei 2019

LIMA KEMAMPUAN TERITORIAL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pembinaan Teritorial merupakan salah satu fungsi utama TNI AD yang


harus dilaksanakan untuk mewujudkan Kemanunggalan TNI dan Rakyat
dalam rangka menunjang tercapainya tugas pokok TNI AD.

b. Dalam mewujudkan sasaran Pembinaan Teritorial yang dilaksanakan


oleh TNI AD, diperlukan suatu kemampuan dasar dari masing-masing
personel dan satuan Komando Kewilayahan, sehingga pelaksanaan
Pembinaan Teritorial lebih profesional sesuai dengan ketentuan yang telah
digariskan dan tugas pokok TNI AD dapat tercapai dan berjalan sebagaimana
mestinya.

c. Agar Perwira Siswa memahami tentang lima kemampuan teritorial,


maka perlu disusun Naskah Sekolah (NS) tentang lima kemampuan teritorial
yang akan digunakan sebagai pedoman dalam rangka proses belajar
mengajar Pendidikan Perwira TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Hanjar ini disusun dengan maksud untuk memberikan


gambaran dan penjelasan tentang ketentuan penyusunan Lima Kemampuan
Teritorial sebagai materi pelajaran pada Pendidikan Perwira TNI AD.

b. Tujuan. Hanjar ini disusun dengan tujuan untuk digunakan sebagai


pedoman bagi Gumil dan Serdik dalam proses belajar mengajar pada
Pendidikan Perwira TNI AD.

3. Ruang Lingkup.

a. Bab I Pendahuluan.
b. Bab II Ketentuan Umum.
c. Bab III Kemampuan Temu cepat lapor cepat.
2

d. Bab IV Kemampuan Manajemen Teritorial.


e. Bab V Kemampuan Penguasaan Wilayah.
f. Bab VI Kemampuan Binwanra.
g. Bab VII Kemampuan Komsos.
h. Bab VIII Penutup.

4. Referensi. Juknis tentang Lima Kemampuan Teritorial Nomor


KEP/653/VIII/2020 tanggal 18 Agustus 2020.

5. Pengertian. Lima Kemampuan Teritorial adalah kemampuan yang


diprasyaratkan guna mendukung tugas pembinaan teritorial yang meliputi
Kemampuan Temu Cepat dan Lapor Cepat, Kemampuan Manajemen Teritorial,
Kemampuan Penguasaan Wilayah, Kemampuan Pembinaan Perlawanan Rakyat dan
Kemampuan Komunikasi Sosial, dimana masing-masing kemampuan tersebut
memiliki kecakapan, keterampilan dan kesanggupan yang harus dimiliki oleh setiap
Aparat Komando Kewilayahan baik secara individu maupun dalam hubungan
Satuan.

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Guna menjamin pelaksanaan Lima Kemampuan Teritorial agar


berhasil dengan optimal, maka perlu adanya ketentuan-ketentuan umum secara
sistematis yang meliputi tujuan dan sasaran, sifat, organisasi, syarat personel,
teknis, sarana dan prasarana, dan faktor-faktor yang memengaruhi.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Mewujudkan kemampuan seluruh prajurit dan satuan TNI


AD, agar dapat melaksanakan Lima Kemampuan Teritorial secara
maksimal dalam mendukung Binter.

b. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan Lima


Kemampuan Teritorial adalah terwujudnya seluruh prajurit dan satuan TNI
AD memiliki kemampuan:

1) Temu cepat dan lapor cepat sebagai langkah antisipasi untuk


melaksanakan cegah dini.

2) Manajemen teritorial untuk memberikan kesamaan pola,


tindakan, dan kerja sama seluruh komponen masyarakat yang baik
dalam penyelenggaraan Binter.
3

3) Penguasaan wilayah guna mengantisipasi potensi ancaman yang


timbul.

4) Pembinaan perlawanan rakyat guna menumbuhkan kesadaran,


tekad dan semangat bela negara.

5) Komunikasi sosial guna menumbuhkan keinginan seluruh


komponen masyarakat untuk berpartisipasi pada upaya pertahanan.

8. Sifat.

a. Terintegrasi dan Terpadu. Penyelenggaraan Lima Kemampuan


Teritorial harus terintergrasi dan terpadu, mulai dari tahap perencanaan,
persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran.

b. Sederhana. Penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial mudah


dipahami dan dilaksanakan, sehingga tidak menimbulkan keragu-raguan
dalam pelaksanaannya.

c. Fleksibel/Kenyal. Pelaksanaan Lima Kemampuan Teritorial


disesuaikan dengan kondisi wilayah dan lingkungan setempat.

d. Efektif dan Efisien. Penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial


dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai tujuan dan sasaran yang
ditentukan.

e. Berdayaguna. Lima Kemampuan Teritorial harus dilaksanakan secara


maksimal sehingga memberikan kontribusi positif dan berdayaguna bagi
keberhasilan penyelenggaraan Binter.

f. Bertanggung jawab. Lima Kemampuan Teritorial dilaksanakan secara


konsisten dan bertangungg jawab, dengan mengikuti aturan dan ketentuan
yang berlaku.

g. Edukatif. Penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial harus bersifat


edukatif dan mendidik, sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan
prajurit dan satuan dalam penyelenggaraan Binter.

h. Tepat dan Jelas. Sasaran Lima Kemampuan Teritorial harus tepat dan
jelas, sehingga memberikan daya dukung yang besar bagi keberhasilan
penyelenggaraan kegiatan Binter.
4

9. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.

KASAD

DANPUSTERAD

PANGKOTAMAPUS/
PANGKOTAMAWIL
GUB /DAN/DIR/KA

DANSATNONKOWIL DANSATKOWIL DANSATNONKOWIL


(DAN/KA LEMDIK, (DANREM, (DANRINDAM,
DANBRIG, DANGRUP, DANDIM, KABALAKDAM,
DANMEN, DANYON, DANRAMIL) DANBRIG,
DANDEN, DANKI/RAI BS DANYON, DANDEN,
SETINGKAT) DANKI/RAI BS
SETINGKAT)

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

b. Susunan Organisasi.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad.
b) Danpusterad.

2) Tingkat Kotamawil. Pangdam.

3) Tingkat Kotamapus/Balakpus. Dankodiklat/Pangkostrad/Danjen


Kopassus/ Gub/Dan/Dir/Ka Balakpus.

4) Tingkat satuan.

a) Dansatkowil.

(1) Danrem.
(2) Dandim.
(3) Danramil.

b) Dansatnonkowil.
5

(1) Dan/Ka Lemdik, Kabalakdam, Danbrig, Dangrup,


Danmen setingkat.
(2) Danyon, Danden setingkat.
(3) Danki/Rai BS setingkat.

c. Tugas dan Tanggung jawab. Tugas dan tanggung jawab dalam


penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial dalam kegiatan Binter melekat
pada fungsi masing-masing pimpinan satuan.

1) Kasad:

a) Menentukan kebijakan umum.

b) Menetapkan program dan anggaran.

c) Melaksanakan sosialisasi dan evaluasi program kerja.

d) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program dan


anggaran.

2) Danpusterad:

a) Melaksanakan kebijakan umum Kasad.

b) Menyusun petunjuk/pedoman sebagai acuan bagi satuan


jajaran TNI AD.

c) Melaksanakan sosialisasi.

d) Melaksanakan bimbingan dan asistensi teknis.

e) Melaksanakan penelitian dan pengembangan.

f) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Kasad.

3) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad di wilayah Kodam.

b) Merencanakan dan mengajukan RKA yang dilaksanakan


oleh seluruh satuan jajarannya.
6

c) Menetapkan program kerja dan anggaran Kodam mengacu


pada RKA yang disetujui oleh komando atas.

d) Melakukan koordinasi dengan Pemda, instansi vertikal di


daerah, dan komponen bangsa lainnya.

e) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di


wilayahnya.

f) Melaksanakan evaluasi dan laporan.

g) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Kasad.

4) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan Lima


Kemampuan Teritorial dalam rangka Binter Satnonkowil untuk
satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

b) Merencanakan dan mengajukan RKA tentang kegiatan


Lima Kemampuan Teritorial dalam rangka Binter Satnonkowil
yang dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya.

c) Menetapkan program kerja dan anggaran satuan


jajarannya dengan mengacu pada RKA yang disetujui oleh
komando atas, tentang kegiatan Lima Kemampuan Teritorial
dalam rangka Binter Satnonkowil.

d) Merumuskan dan mengoordinasikan rencana kegiatan


Lima Kemampuan Teritorial dalam rangka Binter Satnonkowil
untuk satuan jajarannya.

e) Melakukan koordinasi dengan Satkowil setempat untuk


sinkronisasi rencana kegiatan Lima Kemampuan Teritorial dalam
rangka Binter Satnonkowil.

f) Menyelenggarakan kegiatan Lima Kemampuan Teritorial


dalam rangka Binter Satnonkowil di satuannya.

g) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan Lima Kemampuan Teritorial dalam rangka Binter
Satnonkowil di jajarannya.
7

h) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap


penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial dalam rangka
Binter Satnonkowil di satuannya.

i) Dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


Kasad.

5) Dansatkowil

a) Danrem:

(1) Menindaklanjuti perintah/petunjuk Pangdam


tentang kegiatan Lima Kemampuan Teritorial di
wilayahnya.

(2) Menyusun dan menetapkan program kerja tentang


kegiatan Lima Kemampuan Teritorial di wilayahnya.

(3) Melaksanakan koordinasi dengan Pemda, instansi


vertikal di daerah, dan komponen bangsa lainnya tentang
kegiatan Lima Kemampuan Teritorial.

(4) Menyelenggarakan kegiatan Lima Kemampuan


Teritorial sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

(5) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan Lima Kemampuan Teritorial di
satuan jajarannya.

(6) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap


penyelenggaraan tentang Lima Kemampuan Teritorial di
wilayahnya.

(7) Dalam pelaksanaan tugasnya Danrem bertanggung


jawab kepada Pangdam.

b) Dandim:

(1) Menindaklanjuti perintah/petunjuk Danrem


(menindaklanjuti perintah/petunjuk Pangdam untuk
Dandim BS) tentang kegiatan Lima Kemampuan Teritorial
di wilayahnya.
8

(2) Menyusun dan menetapkan program kerja tentang


Lima Kemampuan Teritorial di wilayahnya.

(3) Melaksanakan koordinasi dengan Pemda, instansi


vertikal di daerah, dan komponen bangsa lainnya tentang
kegiatan Lima Kemampuan Teritorial.

(4) Menyelenggarakan kegiatan Lima Kemampuan


Teritorial sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

(5) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan Lima Kemampuan Teritorial di
satuan jajarannya.

(6) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap


penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial di
wilayahnya.

(7) Dalam pelaksanaan tugasnya Dandim bertanggung


jawab kepada Danrem (kepada Pangdam untuk Dandim
BS).

c) Danramil:

(1) Menindaklanjuti perintah/petunjuk Dandim tentang


kegiatan Lima Kemampuan Teritorial di wilayahnya.

(2) Menyusun rencana kegiatan Lima Kemampuan


Teritorial di wilayahnya.

(3) Melaksanakan koordinasi dengan Pemda, instansi


vertikal di daerah, dan komponen bangsa lainnya tentang
kegiatan Lima Kemampuan Teritorial.

(4) Menyelenggarakan kegiatan Lima Kemampuan


Teritorial sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

(5) Melaksanakan evaluasi dan laporan terhadap


penyelenggaraan Lima Kemampuan Teritorial di
wilayahnya.

(6) Dalam pelaksanaan tugasnya Danramil bertanggung


jawab kepada Dandim.
9

6) Dansatnonkowil:

a) Para Komandan/Kepala Satnonkowil sesuai tingkatannya


menindaklanjuti kebijakan Komandan/Kepala atasannya tentang
kegiatan Lima Kemampuan Teritorial sesuai tupoksinya.

b) Merumuskan dan mengoordinasikan rencana tentang


kegiatan Lima Kemampuan Teritorial dengan Pemda, instansi
vertikal di daerah, dan komponen bangsa lainnya.

c) Melakukan koordinasi dengan Satkowil setempat untuk


sinkronisasi rencana tentang kegiatan Lima Kemampuan
Teritorial.

d) Menyelenggarakan Lima Kemampuan Teritorial sesuai


tupoksinya.

e) Melaksanakan evaluasi dan laporan penyelenggaraan Lima


Kemampuan Teritorial sesuai tupoksinya.

f) Dalam pelaksanaan tugasnya Komandan/Kepala


Satnonkowil bertanggung jawab kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka
atasannya.

10. Syarat Personel. Agar setiap prajurit TNI AD dapat mengimplementasikan


Lima Kemampuan Teritorial, maka diperlukan syarat sebagai berikut:

a. Memiliki Sikap Teritorial dan memedomani Sapta Marga, Sumpah


Prajurit serta 8 Wajib TNI.

b. Memiliki kondisi jasmani yang samapta.

c. Memahami adat istiadat dan kultur budaya lingkungan setempat.

d. Memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Memiliki komitmen dalam mengaplikasikan Lima Kemampuan


Teritorial.

f. Memiliki pengetahuan dasar territorial.

g. Memiliki kemampuan dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang


dapat mendukung pelaksanaan Lima Kemampuan Teritorial.
10

11. Teknis. Kegiatan Lima Kemampuan Teritorial secara teknis dilaksanakan


dengan cara.
a. Langsung. Prajurit khususnya Apkowil secara langsung melaksanakan
kegiatan di lapangan, terutama terkait dengan kegiatan pengumpulan data
dan keterangan guna mendukung keberhasilan pelaksanaan Lima
Kemampuan Teritorial.

b. Tidak Langsung. Kegiatan yang dilaksanakan dengan memberdayakan


mitra karib dan memanfaatkan sarana modern untuk pelaksanaan Lima
Kemampuan Teritorial.

12. Sarana dan Prasarana.

a. Sarana:

1) Naskah/referensi yang berkaitan dengan penyelenggaraan


kegiatan Lima Kemampuan Teritorial.

2) Laptop, LCD projektor, recorder.

3) Alat tulis kantor, alat peraga, papan tulis.

4) Alat transpotasi.

5) Alat komunikasi.

6) Akses internet, media cetak, media elektronik, media online.

7) Sarana lain yang dibutuhkan.

b. Prasarana:

1) Kantor.

2) Ruangan/aula.

3) Lapangan (sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan).

4) Lembaga pendidikan.

5) Fasilitas umum.

6) Prasarana lain yang dibutuhkan.


11

13. Faktor-Faktor yang Memengaruhi.

a. Faktor Internal:

1) Disiplin dan kemampuan prajurit.

2) Sikap mental dan motivasi prajurit.

3) Pengetahuan dan wawasan.

4) Sarana dan prasarana yang tersedia.

5) Dislokasi satuan.

b. Faktor Eksternal:

1) Pola sikap dan tindak masyarakat yang ada di wilayah.

2) Adat istiadat dan budaya masyarakat yang ada di wilayah.

3) Kondisi geografi, demografi, kondisi sosial wilayah setempat.

4) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB III
KEMAMPUAN TEMU CEPAT DAN LAPOR CEPAT

14. Umum. Kemampuan Temu Cepat dan Lapor Cepat merupakan kemampuan
untuk memperoleh keterangan secara cepat (deteksi dini) dan melaporkan dengan
tepat, sehingga dapat ditindak lanjuti untuk dijadikan bahan keterangan dalam
rangka cegah dini. Kegiatan yang diselenggarakan dapat dilaksanakan langsung
oleh Aparat komando kewilayahan, atau secara tidak langsung dengan
menggunakan Mitra karib sebagai partner kerja Aparat Komando kewilayahan
diwilayah tugas tanggung jawabnya.

15. Pentahapan Kemampuan Temu Cepat dan Lapor Cepat. Kemampuan


temu cepat dan lapor cepat merupakan kemampuan untuk memperoleh keterangan
secara cepat (deteksi dini) dan melaporkan dengan tepat, sehingga dapat
ditindaklanjuti untuk dijadikan bahan keterangan dalam rangka cegah dini.
Kegiatannya dapat dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung dengan
menggunakan mitra karib dan unsur masyarakat lainnya sebagai sumber
12

informasi Apkowil. Kriteria dalam menentukan mitra karib diantaranya; memiliki


mental ideologi yang baik, mampu berkomunikasi, memiliki loyalitas, cukup cerdas,
memiliki sikap setia kawan, dapat dipercaya, sadar bela negara serta dapat
menyampaikan laporan yang jelas dan lengkap (SIABIDI dan ABIDI). Di samping itu
mitra karib dapat diambil dari tokoh masyarakat formal maupun non formal,
tukang becak, ojek, supir, nelayan, pedagang, buruh dan karang taruna, aparat
keamanan setempat (Satpam), aparat Desa/Kelurahan/ Kecamatan, aparat
Dinas/Instansi yang ada di wilayah, serta keluarga besar TNI/Polri. Adapun
pentahapan kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat adalah sebagai
berikut:

a. Tahap Perencanaan.

1) Kasad:

a) Merumuskan kebijakan tentang kegiatan kemampuan


temu cepat dan lapor cepat di jajaran TNI AD.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di jajaran TNI AD.

c) Merencanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di jajaran TNI AD.

2) Danpusterad:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

b) Merencanakan penyusunan petunjuk/pedoman tentang


kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

c) Merencanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).
13

b) Merencanakan kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor


cepat, dalam rangka Binter Satnonkowil yang dilaksanakan oleh
seluruh satuan jajarannya.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat dan
lapor cepat, dalam rangka Binter Satnonkowil di jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di satuan jajaran
Kodam.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat untuk satuan jajaran
Kodam.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat dan
lapor cepat di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menindaklanjuti petunjuk dan direktif dari


Pangdam tentang kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor
cepat.

b) Dandim menyusun renlakgiat kemampuan temu cepat dan


lapor cepat di satuan jajarannya.

c) Danramil merencanakan kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat sesuai renlakgiat komando atas, dengan
kegiatan:

(1) Menerima tugas dari komando atas.

(2) Mempelajari tugas.

(3) Menyusun rencana kegiatan pengumpulan


keterangan.
14

(4) Menyusun organisasi dalam kegiatan temu cepat dan


lapor cepat.

(5) Merencanakan jaring (mitra karib atau unsur


masyarakat lainnya) yang digunakan sebagai sumber
informasi.

(6) Merencanakan koordinasi dengan Satnonkowil


setempat.

(7) Merencanakan wilayah yang akan dimonitor.

(8) Merencanakan kegiatan laporan, dan merencanakan


cara bertindak dalam rangka cegah dini.

(9) Merencanakan kegiatan pengamanan personel,


materiil dan berita.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyusun renlakgiat kemampuan temu cepat dan lapor


cepat dengan memedomani direktif yang dikeluarkan dari
komando atas.

b) Merencanakan kegiatan koordinasi dengan Satkowil


setempat dalam rangka mendukung keberhasilan kegiatan
kemampuan temu cepat dan lapor cepat satuannya.

b. Tahap Persiapan.

1) Kasad:

a) Menyiapkan dan mengeluarkan kebijakan tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.
15

2) Danpusterad:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

b) Menyiapkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

c) Menyiapkan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis serta


melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait kegiatan
kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).

b) Menyiapkan program kegiatan kemampuan temu cepat dan


lapor cepat, dalam rangka Binter Satnonkowil yang dilaksanakan
oleh seluruh satuan jajarannya.

c) Koordinasi dengan Kodam setempat dalam rangka


penyiapan kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat,
yang dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya.

d) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat dan
lapor cepat, dalam rangka Binter Satnonkowil dijajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di satuan jajaran
Kodam.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat untuk satuan jajaran Kodam.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat dan
lapor cepat di jajaran Kodam.
16

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengeluarkan direktif tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat untuk satuan
jajarannya.

b) Dandim menyiapkan renlakgiat dan memberikan


pembekalan kepada anggotanya terkait kegiatan kemampuan
temu cepat dan lapor cepat di satuan jajarannya.

c) Danramil menyiapkan kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat sesuai renlakgiat dari Kodim, dengan kegiatan:

(1) Menyempurnakan rencana kegiatan.

(2) Menyiapkan bahan-bahan yang berhubungan


dengan pengumpulan keterangan.

(3) Melaksanakan koordinasi dengan jaring (mitra karib


atau unsur masyarakat lainnya) yang digunakan sebagai
sumber atau informan, tentang kegiatan pengumpulan
keterangan.

(4) Menyiapkan dan menentukan wilayah yang akan


diawasi/dimonitor, serta menyiapkan jadwal kegiatan
monitoring.

(5) Menyiapkan bentuk laporan dan menentukan cara


bertindak dalam rangka cegah dini.

(6) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang


digunakan.

(7) Menyiapkan perangkat kegiatan pengamanan


personel, materiil dan berita selama kegiatan temu cepat
dan lapor cepat.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyempurnakan renlakgiat kemampuan temu cepat dan


lapor cepat dengan memedomani perintah dan direktif yang
dikeluarkan dari komando atas.
17

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat dalam


rangka penyiapan kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor
cepat.

c) Melaksanakan koordinasi dengan unsur-unsur di wilayah


binaan sebagai sumber informasi guna mendukung kegiatan
kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

d) Memberikan pembekalan terhadap anggota.

e) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang digunakan.

f) Menyiapkan perangkat kegiatan pengamanan personel,


materiil dan berita selama kegiatan kemampuan temu cepat dan
lapor cepat.

c. Tahap Pelaksanaan.

1) Kasad. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di jajaran TNI AD.

2) Danpusterad:

a) Menerbitkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

b) Melaksanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi).

4) Pangdam:

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan kemampuan temu


cepat dan lapor cepat di jajaran Kodam.

b) Mengawasi pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat di jajaran Kodam.
18

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengendalikan dan mengawasi kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat untuk satuan
jajarannya.

b) Dandim mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di satuan jajarannya.

c) Danramil mengendalikan dan mengawasi anggotanya


dalam melaksanakan kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor
cepat, dengan kegiatan:

(1) Melaksanakan kegiatan temu cepat dan lapor cepat,


dengan memedomani langkah-langkah 3 DL dan SSK :

(a) 3 D untuk deteksi dini :

i. Datangi, dekati obyek kegiatan.

ii. Dengarkan suara dan lihat kejadian yang


berada di objek sekitarnya.

iii. Dapatkan informasi.

(b) 3 L untuk cegah dini :

i. Lokalisir kasus agar tidak menyebar.

ii. Lakukan sesuatu sesuai kemampuan.

iii. Laporkan komando atas.

(c) SSK untuk lapor cepat;

i. Saring berita, untuk mendapatkan berita


yang objektif.

ii. Sandi berita, untuk menjamin


kerahasiaan.

iii. Kirim berita, sesuai prosedur yang


berlaku.
19

(2) Melaksanakan kegiatan pengumpulan keterangan


untuk mendukung temu cepat dan lapor cepat, dengan
kegiatan :

(a) Mengumpulkan keterangan terkait dengan hal-


hal yang berpotensi timbulnya kerawanan di wilayah
antara lain:

i. Kerawanan aspek Geografi, memahami


tanda-tanda alam atau kejadian-kejadian alam
yang mengarah terjadinya bencana di
wilayahnya, seperti: melihat hewan-hewan
turun dari gunung, air pantai tiba-tiba turun,
suara gemuruh, dan adanya sekelompok
burung laut dalam jumlah besar terbang
rendah menjauhi lautan menuju ketengah
daratan.

ii. Kerawanan aspek Demografi, seperti:

i) Masalah kemiskinan dan


pengangguran yang bisa menimbulkan
terjadinya kasus kriminalitas.

ii) Rendahnya tingkat pendidikan


masyarakat berpotensi terjadinya aksi-
aksi destruktif.

iii) Adanya mobilisasi atau


kerumunan masa di wilayahnya.

iv) Tingginya tingkat kematian yang


tiba-tiba.

iii. Kerawanan aspek Kondisi Sosial.

i) Bidang ideologi:

(i) Ditemukannya paham-


paham baru terkait dengan
Ideologi di wilayahnya.
20

(ii) Adanya kelompok masyarakat


yang tidak sepaham dengan
Pancasila.

(iii) Menemukan penyebaran


buku-buku anti Pancasila di
wilayahnya.

(iv) Kegiatan yang terkait dengan


upaya melawan Ideologi Pancasila
seperti rapat-rapat gelap,
penyebaran poster-poster,
penyebaran seruan-seruan yang
menyimpang dari nilai-nilai
Pancasila di media sosial.

ii) Bidang politik:

(i) Peta politik masyarakat yang


mengarah kepada konflik antar
kelompok pendukung kekuatan
tertentu.

(ii) Issue dan rencana aksi


melawan pemerintahan di
wilayahnya.

(iii) Militansi masyarakat terhadap


kekuatan politik tertentu secara
berlebihan.

(iv) Mampu menemukan


permasalahan-permasalahan terkait
dengan Pilkada seperti kecurangan,
ketidaknetralan, politik uang.

iii) Bidang ekonomi:

(i) Melonjaknya harga sembako


dan ketersediannya.
21

(ii) Kondisi pabrik-pabrik atau


pusat-pusat produksi yang sedang
mengalami penurunan produksi.

(iii) Mengetahui rencana buruh


pabrik yang akan mengadakan
demo besar-besaran.

(iv) Adanya rencana PHK


karyawan secara besar-besaran di
wilayahnya.

(v) Adanya penimbunan pupuk,


benih, dan obat-obatan pertanian.

(vi) Ditemukan gagal panen di


wilayah dalam jumlah yang luas.

(vii) Mendapatkan informasi


tentang adanya wabah penyakit
tanaman (hama) di wilayahnya.

iv) Bidang sosial budaya:

(i) Banyaknya pelajar yang


putus sekolah dengan berbagai
sebab.

(ii) Sarana dan prasarana


sekolah yang tidak memadai.

(iii) Permasalahan antar pelajar/


sekolah yang akan menimbulkan
tawuran pelajar.

(iv) Hal-hal yang menyebabkan


sumber timbulnya konflik
adat/antar suku di wilayah
binaannya.

(v) Wabah-wabah penyakit yang


sering atau pernah terjadi.
22

(vi) Telah terjadi penyakit


menular yang menyebar di
masyarakat.

(vii) Adanya aliran-aliran sesat


dari kelompok masyarakat
tertentu.

(viii) Ditemukannya pemahaman


agama yang sempit dari sebagian
masyarakat.

v) Bidang Hankam:

(i) Terkait dengan peredaran


Narkoba dan minuman keras.

(ii) Mengetahui masyarakat atau


kelompok masyarakat yang sering
melaksanakan pertemuan dengan
tokoh teroris baik di lapas maupun
di tempat lain.

(iii) Kelompok masyarakat yang


melaksanakan latihan kemiliteran
yang mengarah pada upaya
mengganggu keamanan dan
ketertiban.

(iv) Hal-hal yang menyebabkan


terjadinya tindakan teror di
masyarakat.

(v) Laporan masyarakat adanya


orang atau keluarganya yang
meninggalkan rumah dalam waktu
lama tanpa diketahui tujuan dan
keberadaannya (orang hilang).

(b) Mengumpulkan keterangan dengan cara


antara lain:
23

i. Mendatangi sumber atau mitra karib


untuk memperoleh keterangan tentang
kejadian menonjol di wilayahnya.

ii. Memonitor secara langsung situasi


wilayah yang telah direncanakan.

iii. Menerima laporan langsung dari sumber


atau mitra karib tentang setiap kejadian
penting di wilayahnya.

(3) Melaksanakan monitoring wilayah:

(a) Wilayah yang dimonitor oleh aparat komando


kewilayahan adalah wilayah tanggungjawabnya.

(b) Wilayah yang dimonitor oleh sumber/mitra


karib adalah wilayah di sekitar tempat tinggalnya.

(c) Wilayah yang dimonitor adalah wilayah yang


memiliki potensi kerawanan, berdasarkan peta
kerawanan yang dimiliki.

(4) Melaporkan setiap kejadian secara cepat kepada


Komando atas, kegiatannya.

(a) Melaporkan segera ke komando atas hal-hal


penting yang sifatnya mendesak dan berdampak,
dengan formulasi laporan SIABIDIME (Siapa, Apa,
Bilamana, Dimana dan Mengapa) atau ABIDI (Apa,
Bilamana dan Dimana), sebagai contoh:

i. SIABIDIME. BADU warga asal Jakarta


usia 40 tahun mantan anggota TNI berusaha
menyebarkan issu propaganda anti TNI pada
151000 JUN 2020 di RT 01 RW 03 Kelurahan
Cililitan Kecamatan Kramat Jati Jakarta
Timur, untuk memengaruhi masyarakat agar
membenci TNI.

i) SI (Siapa): BADU warga asal


Jakarta usia 40 tahun mantan anggota
TNI.
24

ii) A (Apa): Berusaha menyebarkan


issu propaganda tentang anti TNI.

iii) BI (Bilamana) : Pada 151000


JUN 2020.

iv) DI (Dimana): Di RT 01 RW 03
Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat
Jati Jakarta Timur.

v) ME (Mengapa): Untuk
mempengaruhi masyarakat agar
membenci TNI.

ii. ABIDI. Terjadi penyebaran issu


propaganda tentang anti TNI pada 151000 JUN
2020 di RT 01 RW 03 Kelurahan Cililitan
Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.

i) A (Apa): Terjadi penyebaran issue


propaganda anti TNI.

ii) BI (Bilamana): Pada 151000 JUN


2020.

iii) DI (Dimana): Di RT 01 RW 03
Kelurahan Cililitan Kecamatan Kramat
Jati Jakarta Timur.

(b) Aparat Komando Kewilayahan menghimpun


dan memilah-milah setiap kejadian, selanjutnya
dimasukkan ke tabulasi data.

5) Melaksanakan kegiatan pengamanan personel,


materiil dan informasi/berita selama pelaksanaan temu
cepat dan lapor cepat.

6) Dansatnonkowil:

a) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanakan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat yang dilaksanakan oleh
satuannya, dengan menyesuaikan tupoksi satuan masing-masing
guna mendukung kegiatan Binter Satnonkowil.
25

b) Pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor


cepat yang dilaksanakan, memedomani kegiatan yang
dilaksanakan oleh Satkowil.

c) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat dalam


rangka kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

d. Tahap Pengakhiran.

1) Kasad:

a) Menerima laporan hasil kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat yang dilakukan satuan jajaran TNI AD.

b) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

2) Danpusterad:

a) Menerima tembusan laporan pelaksanaan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat yang dilaksanakan oleh
satuan jajaran TNI AD.

b) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan asistensi teknis serta penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan temu


cepat dan lapor cepat, dalam rangka Binter Satnonkowil dari
satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat, dalam rangka Binter
Satnonkowil di jajarannya.

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat jajaran satuannya.
26

4) Pangdam:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan temu


cepat dan lapor cepat di satuan jajaran Kodam.

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan temu cepat dan lapor cepat di jajaran Kodam.

c) Melaporkan kepada Kasad hasil kegiatan kemampuan


temu cepat dan lapor cepat yang dilaksanakan jajaran Kodam.

5) Dansatkowil:

a) Danrem menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat satuan
jajarannya, selanjutnya melaporkan ke komando atas.

b) Dandim menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor cepat satuan
jajarannya, dan melaporkan pelaksanaannya ke komando atas.

c) Danramil melaporkan pelaksanaan kegiatan kemampuan


temu cepat dan lapor cepat yang dilaksanakan oleh anggotanya.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaporkan pelaksanaan kegiatan kemampuan temu cepat


dan lapor cepat satuannya ke komando atas.

b) Mengevaluasi kegiatan kemampuan temu cepat dan lapor


cepat yang telah dilaksanakan satuannya, mulai dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pengakhiran.

BAB IV
KEMAMPUAN MANAJEMEN TERITORIAL

16. Umum. Untuk memperoleh kesamaan dalam penyelenggaraan Lima


Kemampuan Teritorial, sehingga memperoleh hasil yang maksimal dan dapat
berjalan lancar sesuai tujuan yang diharapkan, maka diperlukan pentahapan
kegiatan mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pengakhiran. Kemampuan Manajemen Teritorial merupakan kemampuan
27

merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengendalikan serta


mengawasi kegiatan yang berkaitan dengan Ketatalaksanaan Binter (Pengumpulan
data teritorial, Analisa kejadian, Menyusun rencana kegiatan Binter dan
Pembuatan laporan kegiatan Binter Koramil) untuk tingkat Koramil dan Sisrendal
Binter untuk tingkat Kodim, sehingga diharapkan setiap prajurit/satuan memiliki
pola pikir dan pola tindak serta landasan berpikir yang sama dalam melaksanakan
penyelenggaraan Pembinaan Teritorial diwilayah tanggung jawabnya.

17. Pentahapan Kemampuan Manajemen Teritorial. Kemampuan manajemen


teritorial merupakan kemampuan merencanakan, mengorganisir, melaksanakan,
dan mengendalikan serta mengawasi penyelenggaraan Binter di wilayah
tanggungjawabnya. Dalam hal ini untuk tingkat Koramil melaksanakan
Ketatalaksanaan Binter, sedangkan untuk tingkat Korem/Kodim melaksanakan
Sisrendal Binter. Hal ini diharapkan setiap prajurit/satuan memiliki pola pikir dan
pola tindak serta landasan berpikir yang sama dalam melaksanakan Binter, dengan
pentahapan kegiatan sebagai berikut.

a. Tahap Perencanaan.

1) Kasad:

a) Merumuskan kebijakan tentang kegiatan kemampuan


manajemen territorial.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan manajemen territorial.

c) Merencanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan manajemen teritorial.

2) Danpusterad:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial.
b) Merencanakan penyusunan petunjuk/pedoman tentang
kemampuan manajemen teritorial.

c) Merencanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
dengan kemampuan manajemen teritorial.
28

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial, disesuaikan dengan tugas
pokok dan fungsi (Tupoksi) satuan jajarannya.

b) Merencanakan kegiatan kemampuan manajemen teritorial.


yang dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kemampuan manajemen teritorial yang
dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial jajaran Kodam.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan manajemen teritorial untuk jajaran Kodam.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan manajemen
teritorial jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menindaklanjuti petunjuk dan perintah dari


Pangdam tentang kegiatan kemampuan manajemen teritorial di
jajaran Korem.

b) Dandim menyusun direktif kegiatan kemampuan


manajemen teritorial di satuan jajarannya.

c) Danramil merencanakan kegiatan kemampuan manajemen


teritorial sesuai direktif dari Dandim, dalam hal ini
merencanakan kegiatan Ketatalaksanaan Binter Koramil,
dengan kegiatan:

(1) Mempelajari tugas.

(2) Menyusun rencana kegiatan Ketatalaksanaan


Binter.
29

(3) Menyusun organisasi dalam kegiatan


Ketatalaksanaan Binter.

(4) Menyusun rencana waktu kegiatan Ketatalaksanaan


Binter.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyusun rencana kegiatan kemampuan manajemen


teritorial dengan memedomani direktif yang dikeluarkan dari
komando atas.

b) Merencanakan kegiatan koordinasi dengan Satkowil


setempat dalam rangka penyelenggaraan kemampuan
manajemen teritorial sesuai tupoksi satuannya.

b. Tahap persiapan.

1) Kasad:

a) Menyiapkan dan mengeluarkan kebijakan tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan manajemen


teritorial.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kemampuan manajemen teritorial.

2) Danpusterad:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial di jajaran TNI AD.

b) Menyiapkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan manajemen territorial.

c) Menyiapkan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis serta


melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait kegiatan
kemampuan manajemen teritorial.
30

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menyiapkan kegiatan kemampuan manajemen teritorial


yang dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya, guna
kepentingan Binter Satnonkowil.

b) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap kegiatan kemampuan manajemen teritorial satuan
jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial yang dilaksanakan oleh
jajaran Kodam.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan manajemen


teritorial untuk satuan jajaran Kodam.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan manajemen
teritorial di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengeluarkan direktif tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial di satuan jajarannya.

b) Dandim menyiapkan direktif dan memberikan pembekalan


teknis terkait dengan kegiatan kemampuan manajemen teritorial,
khususnya tentang kegiatan Ketatalaksanaan Binter Koramil di
satuan jajarannya.

c) Danramil menyiapkan kegiatan Ketatalaksanaan Binter


sesuai petunjuk dari Kodim, dengan kegiatan:

(1) Menyempurnakan rencana kegiatan.

(2) Menyiapkan organisasi dan pembagian tugas.

(3) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan.

(4) Koordinasi yang baik dengan sumber/mitra karib.


31

(5) Menyiapkan hal-hal lain yang berhubungan dengan


tindakan administrasi.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyiapkan rengiat tentang kegiatan kemampuan


manajemen teritorial yang dilaksanakan satuannya.

b) Menyiapkan personel dalam rangka kegiatan kemampuan


manajemen teritorial.

c) Menyiapkan perangkat kegiatan pengamanan personel,


materiil dan berita selama penyelenggaraan kemampuan
manajemen teritorial dalam rangka Binter Satnonkowil.

c. Tahap Pelaksanaan.

1) Kasad. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial.

2) Danpusterad:

a) Menerbitkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan manajemen teritorial.

b) Melaksanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kegiatan kemampuan manajemen teritorial.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengawasi dan mengendalikan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial yang dilakukan satuan jajarannya,
dalam rangka pelaksanaan Binter Satnonkowil.

4) Pangdam:

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan kemampuan


manajemen teritorial di jajaran Kodam.

b) Mengawasi pelaksanaan kegiatan kemampuan manajemen


teritorial di jajaran Kodam.
32

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengendalikan dan mengawasi kegiatan


kemampuan manajemen teritorial di satuan jajarannya, dalam
hal ini kegiatan Ketatalaksanaan Binter dilaksanakan oleh
Koramil dan Sisrendal Binter dilaksanakan oleh Korem/Kodim.

b) Dandim mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan manajemen teritorial di satuan jajarannya,
yaitu Ketatalaksanaan Binter Koramil dan Sisrendal Binter
Kodim.

c) Danramil mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan manajemen teritorial di satuannya, dalam
hal ini kegiatan Ketatalaksanaan Binter Koramil.

d) Pelaksanaan kegiatan Ketatalaksanaan Binter Koramil


sebagai berikut:

(1) Pengumpulan data teritorial. Kegiatan yang berkaitan


pengumpulan data tentang kondisi geografi, demografi dan
kondisi sosial, kegiatannya meliputi:

(a) Koramil melaksanakan pengumpulan data


teritorial setiap tahun anggaran.

i. Pengumpulan data teritorial yang bersifat


statis. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
mendapatkan data tentang gambaran umum
kondisi maupun ciri-ciri wilayah yang ada di
Kecamatan dan Desa/Kelurahan, terdiri dari.

i) Data geografi, memuat data


kondisi wilayah:

(i) Letak daerah.


(ii) Luas daerah.
(iii) Iklim dan cuaca.
(iv) Keadaan medan.

ii) Data demografi, memuat data


penduduk antara lain.
33

(i) Jumlah penduduk yang ada


di Kecamatan.

(ii) Komposisi Penduduk ber-


dasarkan: jenis kelamin, umur,
keturunan,Pendidikan, pekerjaan.

(iii) Perubahan penduduk


meliputi: kelahiran rata-rata tiap
tahun, kematian rata-rata tiap
tahun, penduduk pindah domisili.

(iv) Penduduk berkualifikasi


khusus meliputi: purnawirawan
TNI AD, TNI AL, TNI AU,
purnawirawan Polri, pensiunan
PNS, Alumni Menwa, Menwa,
Linmas, Satpam, Banpol.

(v) Kepadatan penduduk


meliputi: rata-rata, kota, diluar
kota, di pegunungan, di pesisir.

iii) Data kondisi sosial, memuat data


terkait dengan Ipoleksosbud Hankam
antara lain.

(i) Ideologi meliputi: data Eks


tahanan G.30. S/ PKI dan RAKI,
data DI/TII dan RAKA, RALA.

(ii) Bidang politik meliputi: data


struktur pemerintahan, data
organisasi politik, kehidupan
politik.

(iii) Bidang ekonomi meliputi:


kehidupan perdagangan, per-
putaran uang di Bank atau
dipusat perekonomian seperti
pasar, harga-harga sembilan
bahan pokok, harga bahan-bahan
sekunder yang jadi kebutuhan,
34

pengaruh terhadap sektor


perekonomian, tingkat daya beli
masyarakat, peran koperasi, hasil
pertanian, sektor perkebunan,
peternakan, Perikanan, Perindus-
trian, sarana perhubungan.

(iv) Bidang sosial budaya


meliputi: kesehatan, budaya dan
seni, pendidikan, bahasa, adat
Istiadat, agama dan kepercayaan,
olah raga, data organisasi dan
LSM.

(v) Hankam, antara lain


meliputi: data kekuatan TNI di
daerah, data kekuatan Polri di
daerah, data unsur komponen
cadangan dan komponen
pendukung.

ii. Pengumpulan data teritorial yang


bersifat dinamis. Kegiatan ini dilaksanakan
untuk mendapatkan data kejadian,
perubahan-perubahan di daerah atau peristiwa
menonjol terkait dengan Geografi, Demografi
dan Kondisi Sosial di wilayah binaan. Sebagai
contoh:

i) Aspek Geografi, seperti adanya


bencana alam, serangan hama tanaman,
perubahan-perubahan Suhu, Angin,
Cuaca, dan Endapan (SACE) dan lain-
lain.

ii) Aspek Demografi, seperti kondisi


wilayah yang berkaitan dengan mobilitas
penduduk, mulai dari tingkat kelahiran,
urbanisasi, tingkat kematian, dan lain-
lain.

iii) Aspek Kondisi Sosial, contoh:


35

(i) Ideologi, terjadinya aksi


terorisme di wilayah.

(ii) Politik, terjadinya konflik


antar pendukung kontestan pada
pelaksanaan Pemilu/Pilkada.

(iii) Ekonomi, semakin rendahnya


hasil produksi pertanian,
pendistribusian kebutuhan pokok
masyarakat tidak lancar dan lain-
lain.

(iv) Sosial Budaya, terjadinya


kasus SARA, kasus kenakalan
remaja dan sebagainya.

(v) Hankam, terjadinya aksi


seperatisme di wilayah, kasus
kriminal, bencana alam dan
berbagai bentuk gangguan
keamanan.

iv) Unsur-unsur yang perlu dicatat


dalam mengumpulkan data kejadian
tersebut meliputi:

(i) Siapa (Oknum/pelaku).

(ii) Apa (Yang dilakukan


Oknum/ pelaku).

(iii) Bilamana (Waktu kejadian


kasus/ masalah).

(iv) Dimana (Tempat kejadian).

(v) Bagaimana (Proses kejadian).

(vi) Mengapa (Penyebab


kejadian).
36

(b) Melaksanakan pengarsipan data teritorial:

i. Data Teritorial statis, antara lain:

i) Menginventarisir data teritorial


yang masuk (hasil puldata).

ii) Setelah data teritorial lengkap


selanjutnya dilakukan pemisahan
menurut macam, jenis dan unsurnya.

iii) Setelah pemisahan, selanjutnya


dilakukan pencatatan ke dalam buku
data teritorial dan papan tabel data
teritorial oleh Bamin di masing-masing
Koramil.

ii. Data Teritorial dinamis, antara lain:

i) Mencatat (ploting) data kejadian,


perubahan-perubahan daerah atau
peristiwa menonjol yang masuk ke dalam
tabulasi data.

ii) Setiap ada data kejadian,


perubahan-perubahan daerah atau
peristiwa menonjol yang masuk dicatat
setiap hari (setiap waktu).

(2) Analisa kejadian. Analisa kejadian adalah kegiatan


mencari penyebab dan akibat suatu kejadian (baik statis dan
dinamis) serta memperkirakan hal-hal yang akan terjadi atau
yang akan timbul berdasarkan kejadian-kejadian yang tercatat
pada tabulasi data. Dari analisa tersebut diharapkan bisa
mengklasifikasikan wilayah, untuk menentukan dan
menemukan sasaran-sasaran kegiatan Binter yang akan
dimasukkan dalam Rencana Kegiatan Binter Koramil untuk
digunakan sebagai bahan usulan Musrenbang. Adapun
kegiatannya sebagai berikut:

(a) Mengisi tabulasi data teritorial. Pengisian


tabulasi data teritorial dilaksanakan berdasarkan
37

laporan kejadian (data teritorial dinamis) yang masuk


setiap hari, yang dapat menimbulkan kerawanan
pada bidang geografi, demografi dan kondisi sosial
masyarakat, dengan cara sebagai berikut:

i. Pengisian tabulasi data, dilaksanakan


dengan model tabel.

ii. Teknik analisa menggunakan cara yang


sangat sederhana/terbatas, cukup dengan
membubuhkan tanda silang ”X” pada data
dinamis dan tanda silang dalam kurung ”(X)”
akibat/dampak lain dari data profil/dinamis
dan hasil dari analisis yang meliputi:

i) Bidang geografi. Kerawanan bidang


geografi, contoh : yang diakibatkan oleh
gempa bumi vulkanik, gempa bumi
tektonik disertai tsunami, banjir,
kekeringan, angin topan, angin puting
beliung dan tanah longsor.

ii) Bidang demografi. Kerawanan


bidang demografi contoh : bencana non
alam (gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi (wabah penyakit) dan kebakaran
serta bencana sosial (konflik sosial antar
kelompok masyarakat, konflik sosial
antar komunitas masyarakat dan teror).

iii) Bidang kondisi sosial. Kerawanan


bidang bidang kondisi sosial contoh :
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan dan keamanan.

(b) Klasifikasi wilayah. Dilaksanakan dengan


menggolongkan setiap daerah kedalam klasifikasi
”rawan” didasarkan jumlah tanda silang ”X” dan
jumlah tanda silang ”(X)”. Semakin banyak jumlah
tanda silang ”X” dan ”(X)”, maka tingkat
kerawanannya semakin tinggi. Untuk menentukan
klasifikasi wilayah bidang geografi, demografi dan
kondisi sosial dilaksanakan koordinasi, integrasi,
38

sinkronisasi dan penelitian mendalam dari masing-


masing bidang, sebagai berikut.

i. Bidang geografi, contoh :

i) Rawan bencana gempa bumi


vulkanik.

ii) Rawan bencana gempa bumi


tektonik disertai tsunami.

iii) Rawan bencana banjir.

ii. Bidang demografi:

i) Rawan gagal teknologi.

ii) Rawan gagal modernisasi.

iii) Rawan epidemi penyakit.

iii. Bidang kondisi sosial:

i) Rawan Ideologi.

ii) Rawan politik.

iii) Rawan ekonomi.

(c) Merumuskan sasaran kegiatan Binter Koramil.


Perumusan sasaran kegiatan Binter Koramil
merupakan tindak lanjut dari kegiatan
pengklasifikasian wilayah dengan merumuskan
sasaran-sasaran kegiatan Binter yang dapat
dilaksanakan selama satu tahun anggaran, sebagai
berikut:

i. Merumuskan sasaran kegiatan Binter


Koramil sesuai program satuan komando atas
yang meliputi sasaran yang bersifat fisik dan
non fisik di bidang geografi, demografi dan
kondisi social.
39

ii. Sasaran kegiatan Binter Koramil sebagai


usulan pada musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang) tingkat
Kecamatan hasil dari musyawarah
perencanaan pembangunan (Musrenbang)
tingkat Desa/Kelurahan yang meliputi sasaran
yang bersifat fisik dan non fisik di bidang
geografi, demografi dan kondisi sosial.

(3) Menyusun rencana kegiatan Binter. Menyusun


rencana kegiatan Binter merupakan kegiatan lanjutan dari
analisa kejadian pada proses ketatalaksanaan Binter untuk
mengakomodir seluruh sasaran-sasaran yang telah
ditentukan sehingga seluruh sasaran tersebut dapat
terwadahi dalam rencana kegiatan Binter (sesuai program
komando atas). Sedangkan untuk menyusun rencana
kegiatan Binter sebagai usulan dalam Musrenbang diambil
dari rencana kegiatan Binter sesuai program komando atas
melalui koordinasi dengan instansi terkait. Penyusunan
rencana kegiatan Binter Koramil dilaksanakan dengan
kegiatan berikut:

(a) Menyusun rencana kegiatan Binter Koramil


sesuai program komando atas, dengan mekanisme:

i. Menginventarisir seluruh sasaran


kegiatan Binter Koramil yang telah
dirumuskan dalam proses analisa kejadian
(perumusan sasaran kegiatan Binter).

ii. Menyelaraskan seluruh sasaran kegiatan


Binter Koramil dengan sasaran Progbinter
Kodim yang disampaikan melalui Jukcan
Dandim kepada Danramil.

iii. Menuangkan sasaran kegiatan Binter


yang telah diselaraskan tersebut ke dalam
rencana kegiatan Binter Koramil, dengan
penekanan:

i. Sasaran kegiatan Binter yang


dituangkan dalam rencana kegiatan
Binter Koramil meliputi sasaran yang
40

bersifat fisik dan non fisik di bidang


geografi, demografi dan kondisi sosial.

ii. Sasaran kegiatan Binter yang


dituangkan dalam rencana kegiatan
Binter Koramil harus selaras dengan
program Binter Kodim dan dapat
dilaksanakan oleh Koramil selama tahun
berjalan.

iv. Penyusunan rencana kegiatan Binter


Koramil sesuai program dari komando atas
berpedoman pada format yang telah
ditentukan.

(b) Menyusun rencana kegiatan Binter sebagai


usulan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan (Musrenbang) tingkat Kecamatan,
kegiatannya sebagai berikut.

i. Menginventarisir seluruh sasaran


kegiatan Binter Koramil yang telah
dirumuskan dalam proses analisa kejadian
(perumusan sasaran kegiatan Binter).

ii. Memisahkan sasaran kegiatan Binter


yang dapat diusulkan dalam Musrenbang
Kecamatan.

iii. Mengoordinasikan dengan instansi


terkait guna menentukan sasaran kegiatan
Binter Koramil yang dapat diselaraskan dengan
program pembangunan tingkat Kecamatan.

iv. Menuangkan sasaran kegiatan Binter


yang telah diselaraskan tersebut kedalam
rencana kegiatan Binter Koramil sebagai
usulan dalam Musrenbang tingkat Kecamatan,
dengan penekanan:

i) Sasaran kegiatan Binter yang


dituangkan dalam rencana kegiatan
Binter Koramil sebagai usulan
41

Musrenbang tingkat Kecamatan meliputi


sasaran yang bersifat fisik dan non fisik
di bidang geografi, demografi dan kondisi
social.

ii) Sasaran kegiatan Binter yang


dituangkan dalam rencana kegiatan
Binter Koramil sebagai usulan
Musrenbang tingkat Kecamatan harus
selaras dengan program pembangunan
kecamatan selama tahun berjalan.

iii) Sasaran kegiatan Binter yang


diusulkan dalam Musrenbang tingkat
Kecamatan berpedoman pada laporan
hasil Musrenbang tingkat Desa/
Kelurahan.

v. Menyusun rencana kegiatan Binter


Koramil sebagai usulan Musrenbang
Kecamatan sesuai format yang telah
ditentukan.

(4) Membuat laporan kegiatan Binter Koramil.


Pembuatan laporan kegiatan Binter Koramil, meliputi:

(a) Laporan kegiatan Binter Koramil sesuai


program komando atas. Laporan kegiatan Binter
Koramil sesuai program dari komando atas
merupakan laporan kegiatan Binter yang
dilaksanakan secara berkala (harian, mingguan,
bulanan, triwulan, semester, tahunan).

(b) Laporan kegiatan Binter Koramil sebagai


usulan dalam Musrenbang tingkat Kecamatan.
Laporan kegiatan Binter Koramil sebagai usulan
dalam Musrenbang tingkat Kecamatan merupakan
laporan kegiatan Binter dilaksanakan pada akhir
tahun dan menjadi lampiran dari laporan program
Binter Kodim sebagai usulan dalam Musrenbang
tingkat Kabupaten/Kota.
42

e) Pelaksanaan kegiatan Sisrendal Binter Korem/Kodim,


sebagai berikut:

(1) Melaksanakan pengumpulan data, dengan


pembagian tugas sebagai berikut:

(a) Kasiintelrem dan Pasiinteldim.

i. Mengumpulkan data yang berkaitan


dengan:

i) Kemungkinan hakekat ancaman


selama 5 tahun mendatang terutama
tentang SDA, SDB, dan SDM melalui
laporan berkala, laporan khusus dan
laporan lainnya dari satuan bawah dan
satuan tetangga serta masukan-
masukan dari Pemda yang berkaitan
dengan hakekat ancaman.

ii) Faktor yang berpengaruh terkait


dengan aspek geografi, demografi dan
kondisi sosial (Ipoleksosbudhankam).

ii. Data yang dikumpulkan tersebut


diperlukan sebagai bahan untuk mengetahui
sejauhmana pengaruhnya terhadap potensi
wilayah maupun kondisi pertahanan serta
produk Binter lainnya, baik yang akan
dikembangkan selama 5 tahun yang akan
datang maupun pelaksanaan pada setiap
tahunnya.

(b) Kasiopsrem dan Pasiopsdim.

i. Mengumpulkan data yang berkaitan


dengan:

i) Organisasi: berapa jumlah satuan


TNI (AD, AL dan AU), Polri, FKPPI,
Menwa dan lain-lain.

ii) Pendidikan: Bela Negara.


43

iii) Latihan: Latihan dasar militer


untuk komponen cadangan dan
pendukung.

iv) Operasi: operasi bakti (TMMD dan


karya bakti).

ii. Mengumpulkan data yang berkaitan


dengan:

i) Kekuatan dan kemampuan TNI


(AD, AL dan AU).

ii) Kekuatan dan kemampuan Polri.

iii. Menyiapkan sarpras latihan dalam


pendidikan dan peningkatan kemampuan
personel.

iv. Menyiapkan dan mengoordinasikan


kegiatan operasi sesuai petunjuk komando
atas.

(c) Kasipersrem dan Pasipersdim.

i. Mengumpulkan data yang berkaitan


dengan tenaga manusia:

i) Jumlah penduduk.

ii) Komposisi penduduk (berdasarkan


jenis kelamin, umur, keturunan,
pendidikan dan pekerjaan).

iii) Perubahan penduduk.

iv) Penduduk yang berkualifikasi


khusus.

ii. Mencocokan data tersebut dengan


berbagai sumber lain yang ada di daerah,
koordinasi dengan aparat terkait sehingga
44

benar-benar nyata dan dapat


dipertanggungjawabkan kebenarannya.

iii. Menyiapkan data personel militer,


komponen cadangan dan komponen
pendukung:

i) Menyiapkan data personel militer


TNI (AD, AL dan AU) yang ada di wilayah
Korem.

ii) Menyiapkan data personel


komponen cadangan dan komponen
pendukung diantaranya data penduduk
yang memenuhi syarat sesuai undang-
undang komponen cadangan untuk
dijadikan komponen cadangan yang ada
di wilayah Korem, seperti purnawirawan
TNI dan Polri, pensiunan pegawai negeri,
alumni Menwa, anggota Menwa, Satpol
PP, Banpol dan lain-lain, serta data
penduduk yang memenuhi syarat yang
sesuai undang-undang komponen
pendukung untuk dijadikan komponen
pendukung yang ada di wilayah Korem:
pegawai negeri, petani, peternak, buruh
dan lain-lain.

iv. Mengadakan perekrutan masyarakat


guna di didik menjadi anggota militer untuk
dijadikan tamtama, Perwira dan perwira
melalui proses seleksi.

(d) Kasilogrem dan Pasilogdim.

i. Mengumpulkan data yang berkaitan


dengan potensi logistik wilayah.

i) Materiil dan pelayanan (pembekalan


angkutan dan pelayanan).

ii) Evakuasi dan hospitalisasi.


45

ii. Mencocokan data potensi logistik wilayah


tersebut dengan berbagai sumber lain yang
ada di daerah, koordinasi dengan aparat
terkait sehingga benar-benar nyata dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(e) Kasiterrem dan Pasiterdim.

i. Mengumpulkan produk-produk yang


mendukung atau menjadi dasar landasan
pembuatan masing-masing produk:

i) Produk sisrendal Binter Korem dan


Kodim yang sedang berjalan.

ii) Produk rencana pembangunan


daerah dan program pembangunan
daerah Kabupaten maupun Kota yang
sedang berjalan serta rancangan
pembangunan daerah periode 5 tahun
dan 1 tahun.

iii) Laporan berkala teritorial dari


Kodim/ Koramil.

ii. Mengumpulkan data:

i) Berkaitan dengan Binkomsos:


pembinaan terhadap KBT, Toga, Tomas,
Toda dan lain-lain.

ii) Berkaitan dengan Bintahwil:


pembinaan terhadap komponen bangsa
tentang bela negara dan wawasan
kebangsaan.

iii. Semua data tersebut diperbanyak dan


dibagikan kepada Pa Staf Korem dan Pa Staf
Kodim lainnya sebagai bahan masukan untuk
dikoordinasikan.
46

(f) Kasirenrem:

i. Membantu dalam menyiapkan rencana


kegiatan Sisrendal Binter Korem dan Kodim.

ii. Membantu mengoordinasikan terkait


dengan usulan rencana kegiatan Sisrendal
Binter Korem dan Kodim.

(2) Melaksanakan pengolahan data.

(a) Masing-masing Pa Staf Korem dan Kodim


memilah-milah data sesuai fungsinya.

(b) Data yang telah dipilih dikoordinasikan antara


Pa Staf Korem dan Kodim, sehingga satu sama lain
dapat mengetahui dan mengerti hubungan data yang
satu dengan data yang lainnya.

(c) Data yang bertentangan satu dengan yang


lainnya, di cek untuk diketahui mana yang benar
dan mana yang salah, dengan cara koordinasi
dengan aparat terkait lainnya di luar Korem dan
Kodim.

(d) Data yang benar diadakan pencatatan


sehingga memudahkan apabila dicari atau
dibutuhkan, dalam rangka pembuatan produk yang
diinginkan.

(3) Melaksanakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan


simplikasi (KISS) dengan Aparat/Instansi terkait lain yang
setingkat. Kegiatan ini dilakukan oleh Danrem/Kasrem dan
Dandim/Kasdim atau Pa Staf Korem dan Kodim yang
ditunjuk dalam rangka pengumpulan data maupun dalam
upaya prakondisi perencanaan produk-produk Binter yang
sedang disusun, baik melalui forum musyawarah
pimpinan daerah Kabupaten/Kota, DPRD, daerah
Kabupaten/Kota serta dalam kunjungan ke Intansi lain
yang setingkat, sehingga produk-produk Binter yang dibuat
benar-benar dapat mewadahi semua aspirasi, kepentingan
dan keikutsertaan semua pihak di daerahnya.
47

(4) Penyelesaian pembuatan produk.

(a) Kasrem/Kasdim. Mewakili Danrem/Dandim di


wilayah Kabupaten/Kota untuk menyampaikan
aspirasi Binter yang akan dilaksanakan sesuai acuan
saran masukan yang telah disampaikan melalui
konsep renbinter sebagaimana diajukan dalam
Rakorbangda Kabupaten/Kota yang dilaksanakan
oleh Pemerintahan daerah Kabupaten maupun Kota
setempat sesuai jadwal waktu yang ditentukan.
Dalam hal ini bertugas:

i. Memimpin/mengoordinir Pa Staf Korem/


Kodim sesuai bidangnya.

ii. Membantu Danrem/Dandim untuk


mewujudkan prakondisi yang menguntungkan
terhadap kosepsi produk-produk Binter
dengan memanfaatkan peluang yang ada
melalui Bapeda di DPRD Kabupaten/Kota
setempat.

iii. Menentukan batas waktu penyelesaian


penyusunan produk-produk Binter yang
sedang disusun Pa Staf Korem/Kodim.

(b) Kasiintel/Pasiintel. Menyusun dan


memberikan keterangan yang berkaitan dengan
masalah-masalah:

i. Kemungkinan permasalahan teritorial


(geografi, demografi dan kondisi sosial) dan
faktor-faktor yang berpengaruh.

ii. Stabilitas keamanan daerah perkem-


bangan pembinaan keamanan dan lingkungan
serta kecenderungannya, terutama hambatan-
hambatan yang timbul dan saran prioritas
penanganannya.

iii. Meningkatkan KISS dalam rangka


penciptaan kondisi dengan aparat/instansi
lain yang setingkat di daerah.
48

iv. Mengumpulkan keterangan tentang


tanggapan/ kesan terhadap pelaksanaan
produk Binter tahun lalu, terutama tanggapan
dari aparatur Pemda.

(c) Kasiops/Pasiops. Menyiapkan dan memberi-


kan data/ keterangan yang berkaitan dengan:

i. Organisasi, pendidikan, latihan dan


operasi Satkowil.

ii. Kondisi wilayah yang stabil untuk men-


dukung keamanan dalam rangka pembangunan
di daerah.

iii. Saran-saran Staf untuk menentukan


sasaran dan cara bertindak serta metode
maupun teknik yang digunakan dalam
penyusunan produk rendal Binter yang akan
datang.

iv. Kemungkinan pengerahan/ penggunaan


kekuatan kewilayahan (geografi, demografi dan
kondisi sosial) serta keterangan tentang
kemungkinan gerakan kedua belah pihak
(musuh dan sendiri).

(d) Kasipers/Pasipers. Memberikan keterangan


dan saran yang berkaitan dengan:

i. Jumlah, komposisi dan kepadatan


penduduk serta perubahan penduduk yang
berkualifikasi khusus.

ii. Data komponen cadangan dan


komponen pendukung.

iii. Penyiapan terhadap perekrutan masyarakat


yang memenuhi syarat untuk di didik menjadi
anggota militer.

(e) Kasilog/Pasilog. Memberikan keterangan dan


saran yang berkaitan dengan:
49

i. Data potensi logistik wilayah.

ii. Dukungan yang tersedia untuk


penyelenggaraan Binter.

(f) Kasiter/Pasiter. Bertindak sebagai sekretaris


dalam menyusun produk sisrendal Binter.

i. Menyusun data dan keterangan yang


diterima dari para staf Korem/Kodim.

ii. Mengoordinasikan dengan staf Korem/


Kodim dan menyusun data-data yang
berkaitan dengan:

i) Evaluasi hasil Binter yang lalu,


meliputi catatan-catatan hasil
pelaksanaan dan faktor-faktor
penghambat.

ii) Peran serta masyarakat terhadap


pembangunan di daerah.

iii) Kesadaran masyarakat dalam


pembangunan politik, terutama
kesadaran berpolitik, berbangsa dan
bernegara.

iv) Pelaksanaan pembinaan kemanung-


galan TNI-Rakyat dalam mendukung
kegiatan pembinaan teritorial.

v) Menyusun seluruh produk


sisrendal Binter dengan data-data yang
akurat dan disesuaikan dengan
data/keterangan serta saran staf
Korem/Kodim.

(5) Persetujuan Komandan. Setelah konsep produk


sisrendal Binter selesai disusun, selanjutnya diajukan ke
Danrem/Dandim untuk dimintakan persetujuan atau
penyempurnaan, kemudian disahkan dengan
ditandatangani.
50

6) Dansatnonkowil:

a) Melaksanakan kegiatan kemampuan manajemen teritorial


dalam rangka Binter Satnonkowil, untuk mendukung tugas dan
fungsi satuan.

b) Melaksanakan kerjasama dan koordinasi dengan Satkowil


serta instansi terkait dalam rangka keberhasilan pelaksanaan
kegiatan kemampuan manajemen territorial.

c) Melaksanakan kegiatan pengamanan personel, materiil dan


berita selama pelaksanaan kegiatan kemampuan manajemen
teritorial.

d. Tahap Pengakhiran

1) Kasad:

a) Menerima laporan hasil kegiatan kemampuan manajemen


teritorial yang dilakukan oleh satuan jajaran TNI AD.

b) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan kemampuan


manajemen teritorial satuan jajajaarn TNI AD.

2) Danpusterad:

a) Menerima tembusan laporan pelaksanaan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial yang dilaksanakan oleh satuan
jajaran TNI AD.

b) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan asistensi teknis serta penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan manajemen teritorial.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan


manajemen teritorial yang dilaksanakan satuan jajarannya,
sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), dalam rangka
mendukung kegiatan Binter Satnonkowil;

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial satuan jajarannya.
51

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan yang


dilaksanakan satuan jajarannya.

4) Pangdam.

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan


manajemen teritorial jajaran Kodam.

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial jajaran Kodam.

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan


kemampuan manajemen teritorial yang dilaksanakan satuan
jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menerima laporan tentang pelaksanaan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial satuan jajarannya, selanjutnya
melaporkan ke komando atas.

b) Dandim menerima laporan pelaksanaan kegiatan


kemampuan manajemen teritorial satuan jajarannya, dan
melaporkan pelaksanaannya ke komando atas, khususnya
kegiatan Sisrendal Binter yang dilaksanakan Kodim dan
Ketatalaksanaan Binter yang dilaksanakan oleh Koramil
jajarannya.

c) Danramil melaporkan ke komando atas, hasil pelaksanaan


kegiatan kemampuan manajemen teritorial yang dilaksanakan
Koramil, yaitu kegiatan Ketatalaksanaan Binter.

6) Dansatnonkowil.

a) Melaporkan pelaksanaan kegiatan kemampuan manajemen


teritorial yang dilakukan satuannya ke komando atas.

b) Mengevaluasi kegiatan kemampuan manajemen teritorial


yang telah dilaksanakan, mulai dari perencanaan, persiapan,
pelaksanaan sampai dengan pengakhiran.
52

BAB V
KEMAMPUAN PENGUASAAN WILAYAH

18. Umum. Kemampuan Penguasaan Wilayah merupakan kemampuan untuk


mengenali secara mendalam ciri-ciri potensi Geografi, Demografi dan Kondisi
Sosial, sehingga dapat mengantisipasi hakekat ancaman yang mungkin timbul dan
perkembangannya, serta mampu merumuskan dan mengambil langkah/tindakan
untuk pencegahan dan penangkalannya dalam rangka menciptakan Ketahanan
wilayah.

19. Pentahapan Kemampuan Penguasaan Wilayah. Merupakan kemampuan


untuk mengenali secara mendalam potensi Geografi, Demografi dan Kondisi sosial
di wilayah, untuk didayagunakan bagi kepentingan kekuatan kewilayahan.
Tahapan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan.

1) Kasad:

a) Merumuskan kebijakan tentang kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

c) Merencanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan


kemampuan penguasaan wilayah.

2) Danpusterad:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

b) Merencanakan penyusunan petunjuk/pedoman tentang


kegiatan kemampuan penguasaan wilayah.

c) Merencanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan penguasaan wilayah.
53

3) Pang/Gub/Dir/Ka:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).

b) Merencanakan kegiatan kemampuan penguasaan wilayah,


dalam rangka Binter Satnonkowil yang dilaksanakan oleh
seluruh satuan jajarannya.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan penguasaan
wilayah, dalam rangka Binter Satnonkowil di jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah di satuan jajaran Kodam.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah untuk satuan jajaran Kodam.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan penguasaan wilayah
di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menindaklanjuti petunjuk dan direktif dari


Pangdam tentang kegiatan kemampuan penguasaan wilayah.

b) Dandim menyusun renlakgiat kemampuan penguasaan


wilayah di satuan jajarannya.

c) Danramil merencanakan kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah sesuai renlakgiat dari Dandim, dengan
kegiatan:

(1) Menerima tugas.

(2) Mempelajari tugas.


54

(3) Merencanakan pendataan potensi SDA, SDB, SDM


serta sarana dan prasarana di wilayah yang menjadi
tanggung jawabnya.

(4) Merencanakan kegiatan pengklasifikasian potensi


wilayah yang dapat dijadikan kekuatan kewilayahan.

(5) Merencanakan saran pengembangan potensi wilayah


yang dapat dijadikan kekuatan kewilayahan, kepada
pemerintah daerah atau Instansi terkait.

(6) Merencanakan kegiatan pembinaan dan pengelolaan


potensi wilayah yang dapat dijadikan kekuatan
kewilayahan, secara terpadu dengan lembaga atau instansi
terkait.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyusun renlakgiat kemampuan penguasaan wilayah


dengan memedomani direktif yang dikeluarkan dari komando
atas.

b) Merencanakan kegiatan koordinasi dengan Satkowil


setempat dalam rangka mendukung keberhasilan kegiatan
kemampuan penguasaan wilayah.

b. Tahap persiapan.

1) Kasad:

a) Menyiapkan dan mengeluarkan kebijakan tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan penguasaan


wilayah.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kemampuan penguasaan wilayah.
55

2) Danpusterad:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

b) Menyiapkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

c) Menyiapkan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis serta


melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait kegiatan
kemampuan penguasaan wilayah.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).

b) Menyiapkan program kegiatan kemampuan penguasaan


wilayah, dalam rangka Binter Satnonkowil yang dilaksanakan
oleh seluruh satuan jajarannya.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan penguasaan
wilayah, dalam rangka Binter Satnonkowil di jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah di satuan jajaran Kodam.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan penguasaan


wilayah untuk satuan jajaran Kodam.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan penguasaan wilayah
di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengeluarkan direktif tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah untuk satuan jajarannya.
56

b) Dandim menyiapkan renlakgiat dan memberikan


pembekalan kepada anggota terkait kegiatan kemampuan
penguasaan wilayah di satuan jajarannya.

c) Danramil menyiapkan kegiatan kemampuan penguasaan


wilayah sesuai renlakgiat dari Dandim, dengan kegiatan:

(1) Menyempurnakan rencana pendataan potensi SDA,


SDB, SDM serta sarana dan prasarana di wilayah.

(2) Menyiapkan bahan dan data yang harus catat terkait


dengan potensi SDA, SDB, SDM serta sarana dan
prasarana di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

(3) Menyiapkan saran dan masukan tentang


pengembangan potensi wilayah yang dapat dijadikan
kekuatan kewilayahan, kepada pemerintah daerah atau
Instansi terkait.

(4) Menyiapkan jadwal kegiatan dan perangkat yang


dibutuhkan dalam pembinaan dan pengelolaan potensi
wilayah yang dapat dijadikan kekuatan kewilayahan,
secara terpadu dengan lembaga atau instansi terkait.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyempurnakan renlakgiat kemampuan penguasaan


wilayah dengan memedomani perintah dan direktif yang
dikeluarkan dari komando atas.

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat untuk


mendukung keberhasilan kegiatan kemampuan penguasaan
wilayah.

c) Menyiapkan perangkat kegiatan pengamanan personel,


materiil dan berita selama kegiatan kemampuan penguasaan
wilayah.

c. Tahap Pelaksanaan.

1) Kasad. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah di jajaran TNI AD.
57

2) Danpusterad:

a) Menerbitkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

b) Melaksanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan penguasaan wilayah.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengawasi dan mengendalikan


kegiatan kemampuan penguasaan wilayah, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi).

4) Pangdam:

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah di jajaran Kodam.

b) Mengawasi pelaksanaan kegiatan kemampuan penguasaan


wilayah di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengendalikan dan mengawasi kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah untuk satuan jajarannya.

b) Dandim mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


penguasaan wilayah di satuan jajarannya.

c) Danramil mengendalikan dan mengawasi anggotanya


untuk melaksanakan kegiatan kemampuan penguasaan wilayah,
dengan kegiatan:

(1) Melaksanakan dan mengimplementasikan


kemampuan penguasaan wilayah dengan memahami
kondisi medan, kependudukan, serta situasi dan kondisi
daerah.

(2) Melaksanakan pendataan dan memahami potensi


SDA (Sumber Daya Alam) di wilayah, seperti:

(a) Lahan pertanian.


58

(b) Lahan Perkebunan.

(c) Kawasan Hutan Rakyat.

(d) Kawasan Hutan Lindung.

(e) Kawasan Cagar Alam dan Suaka Marga satwa.

(f) Kawasan Hutan Tanaman Industri.

(g) Lahan Tambang Minyak, Gas bumi dan


batubara.

(h) Lahan tambang biji besi, nikel, timah, mangan,


tembaga, emas, perak, dan lain-lain.

(i) Kawasan perairan seperti sungai, danau, rawa,


pantai dan laut.

(j) Produksi rumput laut.

(k) Produksi ikan air tawar, ikan laut.

(3) Melaksanakan pendataan dan memahami potensi


SDB (Sumber Daya Buatan) di wilayah, seperti:

(a) Hutan Buatan.

(b) Waduk Buatan.

(c) Pembibitan tanaman jenis unggul.

(d) Gudang logistik.

(e) Rumah sakit.

(f) Telekomunikasi.

(g) Bengkel Otomotif.

(h) Galangan Kapal.

(i) Hanggar Pesawat.


59

(4) Melaksanakan pendataan dan memahami potensi


SDM (Sumber Daya Manusia) di wilayah, seperti:

(a) Anggota Polri.

(b) Purnawirawan TNI/Polri.

(c) Veteran RI.

(d) Pramuka.

(e) SAR.

(f) Tagana.

(g) Karang Taruna.

(h) Organisasi kepemudaan (FKPPI, PPM, KNPI,


Pemuda Pancasila, dan lain-lain).

(i) Satpam.

(j) Satpol PP.

(k) Kelompok Tani.

(l) Resimen Mahasiswa.

(m) Kelompok Pecinta Alam.

(n) Organisasi olahraga, Organisasi kesenian.

(o) Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat.

(p) Pegawai BUMN, pegawai Pemda, pegawai


swasta.

(q) Organisasi profesi. Organisasi kemasyarakat-


an.

(r) Kelompok masyarakat lainnya.


60

(5) Melaksanakan pendataan dan memahami potensi


Sarana dan Prasarana di wilayah, seperti:

(a) Sarpras transportasi darat, laut dan udara.

(b) Sarpras kesehatan.

(c) Sarpras telekomunikasi.

(d) Sarpras pendidikan dan latihan.

(e) Sarpras depo logistik dan migas.

(6) Melaksanakan kegiatan pengklasifikasian potensi


SDA, SDB, SDM dan sarana prasarana di wilayah yang
dapat dijadikan kekuatan kewilayahan.

(7) Memberikan saran masukan terkait dengan


pengembangan potensi wilayah yang dapat dijadikan
kekuatan kewilayahan, kepada pemerintah daerah atau
Instansi terkait.

(8) Melaksanaan pembinaan dan pengelolaan potensi


wilayah yang dapat dijadikan kekuatan kewilayahan,
secara terpadu dengan lembaga atau instansi terkait.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaksanakan kegiatan kemampuan penguasaan wilayah


dengan menyesuaikan tupoksi satuan masing-masing dalam
rangka Binter Satnonkowil di wilayah binaannya.

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat dalam


rangka kegiatan kemampuan penguasaan wilayah.

d. Tahap Pengakhiran.

1) Kasad:

a) Menerima laporan hasil kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah yang dilakukan satuan jajaran TNI AD.
61

b) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah.

2) Danpusterad:

a) Menerima tembusan laporan pelaksanaan kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah yang dilaksanakan oleh
satuan jajaran TNI AD.

b) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan asistensi teknis serta penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan penguasaan wilayah.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah, dalam rangka Binter Satnonkowil dari
satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah, dalam rangka Binter
Satnonkowil di jajarannya.

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah jajaran satuannya.

4) Pangdam:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah di satuan jajaran Kodam.

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah di jajaran Kodam.

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan


kemampuan penguasaan wilayah yang dilaksanakan jajaran
Kodam.

5) Dansatkowil:

a) Danrem menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan penguasaan wilayah satuan jajarannya,
selanjutnya melaporkan ke komando atas.
62

b) Danrem menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan penguasaan wilayah satuan jajarannya,
dan melaporkan pelaksanaannya ke komando atas.

c) Danramil melaporkan ke Dandim hasil pelaksanaan


kegiatan kemampuan penguasaan wilayah yang dilaksanakan
satuannya.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaporkan pelaksanaan kegiatan kemampuan


penguasaan wilayah dalam rangka Binter Satnonkowil satuannya
ke komando atas.

b) Mengevaluasi kegiatan kemampuan penguasaan wilayah


yang telah dilaksanakan, mulai dari perencanaan, persiapan,
pelaksanaan sampai dengan pengakhiran.

BAB VI
KEMAMPUAN PEMBINAAN PERLAWANAN RAKYAT

20. Umum. Kemampuan Pembinaan Perlawanan Rakyat merupakan


kemampuan membina masyarakat agar memiliki sikap mental, motivasi, tekad dan
semangat juang yang kuat dalam menghadapi segala bentuk ancaman yang timbul.
Pentahapan Kemampuan Pembinaan Perlawanan Rakyat.

21. Pentahapan Kemampuan Pembinaan Perlawanan Rakyat. Merupakan


kemampuan mewujudkan kesadaran, tekad dan semangat rakyat dalam
menghadapi segala bentuk ancaman yang timbul. Kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat tersebut dilaksanakan melalui pembinaan kesadaran bela
negara kepada masyarakat, agar memiliki rasa cinta tanah air, memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela
berkorban bagi bangsa dan negara serta memiliki kemampuan awal bela negara,
baik secara fisik maupun mental. Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Tahap Perencanaan.

1) Kasad:
63

a) Merumuskan kebijakan tentang kegiatan kemampuan


pembinaan perlawanan rakyat.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

c) Merencanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

2) Danpusterad:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

b) Merencanakan penyusunan petunjuk/pedoman tentang


kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

c) Merencanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).

b) Merencanakan kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat, dalam rangka Binter Satnonkowil yang
dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan perlawanan rakyat,
dalam rangka Binter Satnonkowil di jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat di satuan jajaran
Kodam.
64

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat untuk satuan jajaran
Kodam.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menindaklanjuti petunjuk dan direktif dari Kodam


tentang kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

b) Dandim menyusun renlakgiat kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat di satuan jajarannya.

c) Danramil merencanakan kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat sesuai renlakgiat dari Dandim, dengan
kegiatan :

(1) Menerima tugas dari komando atas.

(2) Mempelajari tugas.

(3) Menyusun rencana kegiatan pembinaan.

(4) Menyusun organisasi dalam pelaksanaan


pembinaan.

(5) Mempelajari kondisi dan tingkat pemahaman serta


kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai bela negara.

(6) Mempelajari potensi kerawanan yang terjadi di


wilayah.

(7) Merencanakan kegiatan dan sasaran pembinaan.

(8) merencanakan materi serta metode pembinaan.


65

6) Dansatnonkowil:

a) Menyusun renlakgiat kemampuan pembinaan perlawanan


rakyat dengan memedomani direktif yang dikeluarkan dari
komando atas.

b) Merencanakan kegiatan koordinasi dengan Satkowil


setempat tentang kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan
rakyat dalam rangka Binter Satnonkowil.

b. Tahap Persiapan.

1) Kasad:

a) Menyiapkan dan mengeluarkan kebijakan tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

b) Mengeluarkan direktif tentang kegiatan kemampuan


pembinaan perlawanan rakyat.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

2) Danpusterad:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

b) Menyiapkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

c) Menyiapkan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis serta


melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait kegiatan
kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kemampuan


kegiatan pembinaan perlawanan rakyat, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).
66

b) Menyiapkan program kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat, dalam rangka Binter Satnonkowil yang
dilaksanakan oleh seluruh satuan jajarannya.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat, dalam rangka Binter Satnonkowil di
jajarannya.

4) Pangdam.

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat di satuan jajaran
Kodam.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat untuk satuan jajaran Kodam.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengeluarkan direktif tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat untuk satuan
jajarannya.

b) Dandim menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Menyiapkan renlakgiat kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat.

(2) Memberikan pembekalan kepada anggota.

(3) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah


dan instansi terkait.

c) Danramil menyiapkan kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat sesuai renlakgiat dari Dandim, dengan
kegiatan:

(1) Menyempurnakan rencana kegiatan pembinaan.


67

(2) Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan


unsur terkait.

(3) Menyiapkan unsur masyarakat yang menjadi obyek


pembinaan.

(4) Menyiapkan materi pembinaan guna mewujudkan


kesadaran belanegara bagi masyarakat.

(5) Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

(6) Menyempurnakan rencana serta menentukan


kebutuhan administrasi.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyempurnakan renlakgiat kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat dengan memedomani perintah dan direktif
yang dikeluarkan dari komando atas.

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat


tentang kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat
dalam rangka Binter Satnonkowil.

c) Menyiapkan perangkat kegiatan pengamanan personel,


materiil dan berita selama kegiatan kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat.

c. Tahap Pelaksanaan.

1) Kasad. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat di jajaran TNI AD.

2) Danpusterad:

a) Menerbitkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

b) Melaksanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.
68

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengawasi dan mengendalikan


kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat, dalam rangka
Binter Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi).

4) Pangdam:

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan kemampuan


pembinaan perlawanan rakyat di jajaran Kodam.

b) Mengawasi pelaksanaan kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengendalikan dan mengawasi kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat untuk satuan
jajarannya.

b) Dandim mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat di satuan jajarannya.

c) Danramil mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat satuannya,
dengan kegiatan:

(1) Melaksanakan pembinaan perlawanan rakyat melalui


pembinaan kesadaran bela negara.

(2) Melaksanakan pembinaan dengan memedomani


petunjuk dan peraturan yang berlaku.

(3) Pemberian materi pembinaan diarahkan pada


pemahaman dan pengamalan nilai-nilai bela negara, yang
meliputi:

(a) Cinta tanah air. Mengenal dan mencintai tanah


air agar selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Untuk menanamkan rasa cinta tanah air ini,
dilaksanakan dengan kegiatan:
69

i. Membina kesadaran masyarakat agar


memiliki sikap dalam menjaga tanah dan
pekarangan serta seluruh ruang wilayah
Indonesia.

ii. Memupuk kesadaran masyarakat agar


bangga sebagai bangsa Indonesia.

iii. Membina masyarakat agar menjaga


nama baik bangsa dan negara Indonesia.

iv. Membina masyarakat agar dapat


memberikan kontribusi dan kemajuan pada
bangsa dan negara Indonesia.

v. Membina kesadaran masyarakat untuk


mencintai produk dalam negeri, budaya, dan
kesenian Indonesia.

(b) Kesadaran berbangsa dan bernegara. Sadar


sebagai warga bangsa negara Indonesia dalam
bentuk tingkah laku, sikap, dan kehidupan pribadi,
agar dapat bermasyarakat sesuai dengan
kepribadian bangsa. Kegiatan pembinaan yang
dilakukan;

i. Menumbuhkan kesadaran tentang


keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan
adat istiadat.

ii. Membina kesadaran agar melaksanakan


hak dan kewajiban sebagai warga negara
sesuai dengan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.

iii. Mengenalkan keragaman individu di


rumah dan di lingkungannya.

iv. Mendorong masyarakat untuk berpikir,


bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa
dan negara Indonesia.
70

(c) Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi negara.


Mewujudkan sikap setia kepada Pancasila sebagai
ideologi negara dapat dicapai dengan kegiatan
pembinaan sebagai berikut:

i. Memberikan pemahaman nilai-nilai


dalam Pancasila.

ii. Mendorong dan memberikan


keteladanan dalam mengamalkan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

iii. Memberikan pemahaman bahwa


Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan
negara Indonesia.

iv. Membina agar mampu mengembangkan


nilai-nilai Pancasila.

v. Membina agar selalu setia pada


Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

(d) Rela berkorban untuk bangsa dan negara.


Bersedia mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan
harta benda untuk kepentingan umum sehingga
pada saatnya siap mengorbankan jiwa raga bagi
kepentingan bangsa dan negara. Untuk
mewujudkannya kegiatan pembinaan yang dilakukan
adalah;

i. Membina masyarakat untuk bersedia


mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran
untuk kemajuan bangsa dan negara.

ii. Meningkatkan kesadaran masyarakat


agar siap membela bangsa dan negara dari
berbagai macam ancaman.

iii. Membina tentang kepedulian terhadap


keselamatan bangsa dan negara.
71

iv. Membina agar memiliki jiwa patriotisme


terhadap bangsa dan negaranya.

v. Membina kesadaran masyarakat agar


mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan.

(e) Memiliki kemampuan awal bela negara


(kesiapan fisik dan mental). Secara Fisik (jasmani)
memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan
jasmani yang dapat mendukung kemampuan awal
bela negara yang bersifat psikis. Secara Psikis
(mental) memiliki sifat disiplin, ulet, menaati segala
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji,
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan
untuk mencapai tujuan nasional. Kegiatan yang
dilakukan:

i. Membina masyarakat agar memiliki


kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan dalam
bertahan hidup atau mengatasi kesulitan.

ii. Memberikan kesadaran masyarakat agar


terus memelihara kesehatan jiwa dan raganya.

iii. Menanamkan rasa ulet dan pantang


menyerah dalam menghadapi tantangan.

iv. Membina kemampuan jasmani dan


rohani.

v. Membina masyarakat agar memiliki


keterampilan bela negara dalam bentuk
keterampilan.

(4) Metode pembinaan antara lain.

(a) Pembudayaan. Merekayasa faktor lingkungan


melalui.
72

i. Keteladanan, dilakukan dengan


penularan kesadaran bela negara dengan jalur
formal, non formal dan informal.

ii. Intervensi, dilakukan dengan cara


penanaman nilai bela negara melalui
pengintegrasian kedalam proses pembelajaran
dan pelatihan.

iii. Pembiasaan, dilakukan dengan cara


penanaman nilai bela negara diberbagai aspek
sehari-hari dalam kurun waktu jangka
panjang, secara konsisten dan
berkesinambungan.

iv. Penguatan, dilakukan dengan cara


penanaman nila bele negara dengan sistem
pemberian penghargaan dan hukuman.

(b) Sosialisasi. Melakukan berbagai kegiatan


sosialisasi untuk membangun kesadaran bela
negara, melalui sarasehan, olahraga, seni, pesta
rakyat, penyebaran leaflet, majalah, booklet, iklan
layanan masyarakat, poster, jurnal, film, dan media
sosial yang dapat menggemakan bela negara.

(c) Konter isu negatif. Melawan isu negatif dengan


menampilkan nilai positif tentang nilai bela negara,
melalui media cetak, media elektronik dan media
sosial.

(d) Metode lain yang diperlukan dalam


membangun daya tangkal wilayah, guna
menumbuhkan nilai-nilai kesadaran berbangsa dan
bernegara.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaksanakan kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat dengan menyesuaikan tupoksi satuan
masing-masing dalam rangka Binter Satnonkowil, dengan
mengacu pada materi dan metode yang dilaksanakan oleh
Satkowil.
73

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat dalam


rangka mendukung keberhasilan kegiatan kemampuan
pembinaan perlawanan rakyat yang dilakukan satuannya.

d. Tahap Pengakhiran.

1) Kasad:

a) Menerima laporan hasil kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat yang dilakukan satuan jajaran TNI AD.

b) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

2) Danpusterad:

a) Menerima tembusan laporan pelaksanaan kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat yang dilaksanakan
oleh satuan jajaran TNI AD.

b) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan asistensi teknis serta penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan


pembinaan perlawanan rakyat, dalam rangka Binter Satnonkowil
dari satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat, dalam rangka Binter
Satnonkowil di jajarannya.

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat jajaran satuannya.

4) Pangdam:

a) Menerima laporan pelaksanaan kegiatan kemampuan


pembinaan perlawanan rakyat di satuan jajaran Kodam.
74

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat di jajaran Kodam.

c) Melaporkan kepada komando atas hasil kegiatan


kemampuan pembinaan perlawanan rakyat yang dilaksanakan
jajaran Kodam.

5) Dansatkowil:

a) Danrem menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat satuan
jajarannya, selanjutnya melaporkan ke komando atas.

b) Dandim menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan pembinaan perlawanan rakyat satuan
jajarannya, dan melaporkan pelaksanaannya ke komando atas.

c) Danramil melaporkan ke Dandim tentang hasil yang


dicapai dalam pelaksanaan kegiatan kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat yang dilaksanakan satuannya.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaporkan pelaksanaan kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat dalam rangka Binter Satnonkowil satuannya
ke komando atas.

b) Mengevaluasi kegiatan kemampuan pembinaan


perlawanan rakyat yang telah dilaksanakan, mulai dari
perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pengakhiran.

BAB VII
KEMAMPUAN KOMUNIKASI SOSIAL

22. Umum. Kemampuan Komunikasi Sosial merupakan kemampuan prajurit


Angkatan Darat dalam berkomunikasi dengan komunikan (orang perorang) yang
ada dalam masyarakat dan aparat pemerintah terkait lainnya guna terwujudnya
saling pengertian dan kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan
orang perorang dalam masyarakat maupun aparat pemerintah untuk berpartisipasi
pada kepentingan bidang pertahanan.
75

23. Pentahapan Kemampuan Komunikasi Sosial. Merupakan kemampuan


prajurit TNI AD dalam berkomunikasi dengan komunikan (orang perorang) yang
ada dalam masyarakat dan aparat pemerintah terkait lainnya, guna terwujudnya
saling pengertian dan kebersamaan yang memungkinkan timbulnya keinginan
orang perorang dalam masyarakat maupun aparat pemerintah untuk berpartisipasi
pada kepentingan bidang pertahanan. Kegiatan komunikasi sosial diawali dari
tahap perencanaan sampai dengan pengakhiran dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan.

1) Kasad:

a) Merumuskan kebijakan tentang kemampuan komunikasi


social.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif tentang


kemampuan komunikasi social.

c) Merencanakan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan


kemampuan komunikasi sosial.

2) Pusterad:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kemampuan


komunikasi social.

b) Merencanakan penyusunan petunjuk/pedoman tentang


kemampuan komunikasi social.

c) Merencanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kemampuan komunikasi sosial.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menjabarkan kebijakan Kasad tentang kemampuan


komunikasi sosial dalam rangka Binter Satnonkowil untuk
satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

b) Merencanakan penyelenggaraan kemampuan komunikasi


sosial, dalam rangka Binter Satnonkowil yang dilaksanakan oleh
seluruh satuan jajarannya.
76

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial, dalam
rangka Binter Satnonkowil di jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kemampuan


komunikasi sosial di satuan jajaran Kodam.

b) Merencanakan dan merumuskan direktif kemampuan


komunikasi sosial untuk satuan jajaran Kodam.

c) Merencanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial di jajaran
Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menindaklanjuti petunjuk dan direktif dari Kodam


tentang kemampuan komunikasi sosial.

b) Dandim menyusun renlakgiat kemampuan komunikasi


sosial di satuan jajarannya.

c) Danramil merencanakan kegiatan kemampuan komunikasi


sosial sesuai renlakgiat dari Dandim, dengan kegiatan:

(1) Menerima tugas.

(2) Mempelajari tugas.

(3) Merencanakan bentuk kegiatan yang tepat sesuai


dengan objek yang akan dihadapi seperti: anjangsana,
dialog dan temu wicara.

(4) Merencanakan bahan-bahan yang mendukung


implementasi kemampuan komunikasi sosial.

(5) Merencanakan objek dan sasaran yang ingin dicapai


dalam berkomunikasi.

(6) Merencanakan perlengkapan yang digunakan.


77

(7) Merencanakan pokok-pokok dalam berkomunikasi


meliputi:

(a) Memilih pokok pembicaran yang menarik


minat.

(b) Membatasi pokok pembicaraan pada satu


bidang tertentu secara baik dan menarik serta
menghindari meluasnya arah pembicaraan.

(c) Mengumpulkan materi atau data berkaitan


dengan isi/materi pesan yang memiliki kriteria
antara lain:

i. Dapat menumbuhkan perhatian


komunikan dikarenakan menyentuh langsung
kepentingan komunikan.

ii. Terjangkau oleh komunikan dan tingkat


kemampuan akal komunikan.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyusun renlakgiat kemampuan komunikasi sosial


dengan memedomani direktif yang dikeluarkan dari komando
atas.

b) Merencanakan kegiatan koordinasi dengan Satkowil


setempat tentang kegiatan kemampuan komunikasi sosial dalam
rangka Binter Satnonkowil.

b. Tahap Persiapan.

1) Kasad:

a) Menyiapkan dan mengeluarkan kebijakan tentang kegiatan


kemampuan komunikasi sosial.

b) Mengeluarkan direktif tentang kegiatan kemampuan


komunikasi sosial.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan evaluasi


pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial.
78

2) Danpusterad:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan komunikasi sosial.

b) Menyiapkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan komunikasi sosial.

c) Menyiapkan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis serta


melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait kegiatan
kemampuan komunikasi sosial.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


komunikasi sosial, dalam rangka Binter Satnonkowil untuk
satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).

b) Menyiapkan program kegiatan kemampuan komunikasi


sosial, dalam rangka Binter Satnonkowil yang dilaksanakan oleh
seluruh satuan jajarannya.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan komunikasi sosial,
dalam rangka Binter Satnonkowil di jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menindaklanjuti kebijakan Kasad tentang kegiatan


kemampuan komunikasi sosial di satuan jajaran Kodam.

b) Mengeluarkan direktif kegiatan kemampuan komunikasi


sosial untuk satuan jajaran Kodam.

c) Menyiapkan kegiatan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan kegiatan kemampuan komunikasi sosial di
jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem mengeluarkan direktif tentang kegiatan


kemampuan komunikasi sosial untuk satuan jajarannya.
79

b) Dandim menyiapkan hal-hal sebagai berikut:

(1) Menyiapkan renlakgiat komunikasi social.

(2) Memberikan pembekalan kepada anggota.

(3) Berkoordinasi dengan unsur terkait untuk


mendukung pelaksanaan implementasi kemampuan
berkomunikasi personel dan satuan jajarannya.

c) Danramil menyiapkan kegiatan kemampuan komunikasi


sosial sesuai renlakgiat dari Dandim, dengan kegiatan:

(1) Menyempurnakan rencana kegiatan yang disusun.

(2) Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait.

(3) Menyiapkan perlengkapan yang akan digunakan.

(4) Menentukan sasaran atau objek sebagai komunikan.

(5) Menyiapkan bahan materi yang akan disampaikan


dengan meliputi tiga bagian:

(a) Pendahuluan. Berisi penjelasan singkat kepada


pendengar mengenai apa yang akan diuraikan,
dengan maksud agar pembicara mendapatkan
hubungan pengertian dan menarik perhatian
pendengar.

(b) Isi. Penyusunan isi pesan yang perlu


diperhatikan antara lain:

i. Membuat point-point penting tentang


pesan (hal yang perlu disampaikan) yang telah
direncanakan, yang akan ditelusuri dengan
menggunakan kalimat yang mudah dimengerti
agar para pendengar mengikuti gagasan yang
disampaikan.

ii. Isi pesan harus searah dengan


kebijakan-kebijakan TNI AD.
80

iii. Bentuk pesan harus bersifat informatif,


persuasif dan instruktif.

iv. Bahasa yang digunakan harus mudah


dimengerti oleh komunikan.

(c) Kesimpulan. Bagian ini merupakan


penutup dari penyajian dimana disampaikan
ringkasan dari inti yang telah diuraikan terdahulu
dan tidak memunculkan persoalan baru.

(6) menentukan klasifikasi teknik komunikasi meliputi:

(a) Komunikasi informasi, adalah komunikasi


yang dilaksanakan untuk menyampaikan informasi
kepada masyarakat baik yang dilakukan secara
langsung melalui komunikasi antar pribadi,
kelompok atau tidak langsung melalui komunikasi
massa. Informasi yang disampaikan haruslah
informasi yang relevan, berguna, tepat waktu dan
valid.

(b) Komunikasi persuasif (membujuk), adalah


komunikasi untuk menghimbau, mengajak dan
meyakinkan orang lain tanpa paksaan agar mereka
menyadari dan mau berbuat atau bertindak sesuai
dengan kemampuan atau keinginan atas dasar
pengertian.

(c) Komunikasi instruktif, adalah komunikasi


yang dilakukan dengan bentuk menyampaikan
perintah, petunjuk, kebijaksanaan, penjelasan baik
dari TNI maupun dari pemerintah yang perlu
diketahui oleh masyarakat sehingga masyarakat
mengerti dan mau melaksanakannya tanpa ada
paksaan.

(7) Melakukan uji coba/praktek. Uji coba perlu


dilakukan tersendiri sebagai upaya menumbuhkan rasa
percaya diri di depan umum, dengan memperhatikan:

(a) Penyiapan alat peralatan atau sarana


prasarana yang mungkin diperlukan.
81

(b) Memperhatikan kendali waktu, sesuai alokasi


waktu yang telah ditentukan.

(c) Perlu adanya pendengar secara terbatas, yang


bertindak selaku fungsi kontrol terhadap ketepatan
penyampaian materi.

(8) Melakukan pengecekan terakhir. Melakukan


pengecekan terakhir antara lain:

(a) Materi yang dituangkan dalam isi pesan,


apakah sudah sesuai dengan konteks sasaran yang
diinginkan.

(b) Rencana waktu dan tempat penyelenggaraan,


apakah ada perubahan atau tidak.

(9) Menyiapkan administrasi yang diperlukan dalam


mendukung kegiatan berkomunikasi.

6) Dansatnonkowil:

a) Menyempurnakan renlakgiat kemampuan komunikasi


sosial dengan memedomani perintah dan direktif yang
dikeluarkan dari komando atas.

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat


tentang kegiatan kemampuan komunikasi sosial dalam rangka
Binter Satnonkowil.

c) Menyiapkan perangkat kegiatan pengamanan personel,


materiil dan berita selama kegiatan kemampuan komunikasi
sosial.

c. Tahap Pelaksanaan.

1) Kasad. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan


kemampuan komunikasi sosial di jajaran TNI AD.

2) Danpusterad:

a) Menerbitkan buku petunjuk/pedoman tentang kegiatan


kemampuan komunikasi social.
82

b) Melaksanakan kegiatan bimbingan dan asistensi teknis


serta melaksanakan penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan komunikasi sosial.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka. Mengawasi dan mengendalikan


kegiatan kemampuan komunikasi sosial, dalam rangka Binter
Satnonkowil untuk satuan jajarannya, sesuai tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi).

4) Pangdam:

a) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan kemampuan


komunikasi sosial di jajaran Kodam.

b) Mengawasi pelaksanaan kegiatan kemampuan komunikasi


sosial di jajaran Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Korem mengendalikan dan mengawasi kegiatan


kemampuan komunikasi sosial untuk satuan jajarannya.

b) Dandim mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kemampuan komunikasi sosial di satuan jajarannya.

c) Danramil mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


kegiatan kemampuan komunikasi sosial satuannya. Dalam
mengimplementasikan kemampuan komunikasi sosial, kegiatan
yang dilakukan:

(1) Melaksanakan komunikasi sosial dengan


memedomani prinsip:

(a) Bergaul dengan semua komponen


masyarakat.

(b) Bergaul dengan sesama aparat.

(c) Mahir dan luwes adaptasi lingkungan.

(2) Melaksanakan kegiatan berkomunikasi dengan


tujuan:
83

(a) Menciptakan rasa aman dengan komunikan.

(b) Merebut hati dan simpati komunikan.

(c) Menanamkan rasa kepercayaan terhadap TNI.

(d) Menyelami, menghubungi, merayu, dan


mengajak (Lambungrujak):

i. Prajurit berada ditengah-tengah


masyarakat seperti ikan dan air.

ii. Setiap prajurit mampu melaksanakan


hubungan yang baik dengan masyarakat di
sekitarnya.

iii. Merayu merupakan sikap mengalah dari


setiap aparat Teritorial agar tercipta perasaan
bersedia mengikuti/ berpatisipasi dalam setiap
kegiatan TNI AD.

iv. Prajurit hendaknya mampu mengajak


masyarakat sekitarnya untuk bersama-sama
mewujudkan situasi yang kondusif di wilayah.

(3) Melaksanakan komunikasi dengan menampilkan


sikap komunikator antara lain:

(a) Memiliki integritas, wibawa dan kredibilitas


yang tinggi dimata penerima komunikasi
(komunikan).

(b) Memiliki daya tarik, dalam arti mampu


menggugah semangat, minat dan perhatian
komunikan terhadap bahan/materi yang
disampaikan.

(c) Memiliki sikap etika untuk menghormati


hubungan.

(d) Menguasai bahasa yang dimengerti


komunikan.
84

(4) Dalam berkomunikasi dengan komunikan


menggunakan teknik berbicara antara lain:

(a) Berbicara jelas, tegas serta suara yang


kerasnya menyesuaikan luas ruangan.

(b) Sebelum mengucapkan suatu kalimat, lebih-


lebih kalimat yang panjang, mengambil nafas
panjang dan dalam, sehingga tidak kehabisan nafas
sampai kalimat itu selesai diucapkan.

(c) Menunjukan sebagai pembicara terpercaya


dengan mengatur irama suara pada kata-kata
tertentu yang memerlukan perhatian khusus dan
jangan monoton.

(d) Berperan sebagai pembimbing.

(e) Mengemukakan fakta dan kebenaran.

(5) Selama berkomunikasi, perlu memperhatikan hal-hal


sebagai berikut:

(a) Membahas materi yang ringan-ringan dan


menyenangkan.

(b) Jujur dalam menyampaikan situasi yang


berkembang di masyarakat.

(c) Tidak berspekulasi, jika tidak dapat menjawab


pertanyaan.

(d) Fokus terhadap permasalahan yang akan


dikomunikasikan.

(e) Bersikap ramah dan santun serta tidak mudah


terpancing.

(6) Memedomani Sikap Teritorial, Sapta Marga dan


Sumpah Prajurit serta 8 Wajib TNI dan diharapkan tidak
menimbulkan kesan menggurui, sehingga terjalin
hubungan yang harmonis.
85

(7) Hal-hal yang disampaikan mempunyai keterkaitan


dengan tugas yang dilaksanakan.

(8) Hasil yang diperoleh harus dicatat agar dapat


dijadikan bahan kegiatan selanjutnya.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaksanakan kegiatan kemampuan komunikasi sosial


dengan menyesuaikan tupoksi satuan masing-masing dalam
rangka Binter Satnonkowil, dengan mengacu pada materi dan
teknik dalam berkomunikasi sosial yang dilaksanakan oleh
Satkowil; dan

b) Melaksanakan koordinasi dengan Satkowil setempat dalam


rangka pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial.

d. Tahap Pengakhiran.

1) Kasad;

a) Menerima laporan hasil kegiatan kemampuan komunikasi


sosial yang dilakukan satuan jajaran TNI AD.

b) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan


kemampuan komunikasi sosial.

2) Danpusterad:

a) Menerima tembusan laporan pelaksanaan kegiatan


kemampuan komunikasi sosial yang dilaksanakan oleh satuan
jajaran TNI AD.

b) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan bimbingan


dan asistensi teknis serta penelitian dan pengembangan terkait
kegiatan kemampuan komunikasi sosial.

3) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) Menerima laporan pelaksanaan kemampuan komunikasi


sosial, dalam rangka Binter Satnonkowil dari satuan jajarannya,
sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi).
86

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kemampuan


komunikasi sosial, dalam rangka Binter Satnonkowil di
jajarannya.

c) Melaporkan kepada komando atas tentang hasil kegiatan


kemampuan komunikasi sosial di satuan jajarannya.

4) Pangdam:

a) Menerima laporan pelaksanaan kemampuan komunikasi


sosial di satuan jajaran Kodam.

b) Melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kemampuan


komunikasi sosial di jajaran Kodam.

c) Melaporkan kepada komando atas tentang hasil kegiatan


kemampuan komunikasi sosial yang dilaksanakan jajaran
Kodam.

5) Dansatkowil.

a) Danrem menerima laporan dan mengevaluasi pelaksanaan


kemampuan komunikasi sosial satuan jajarannya, selanjutnya
melaporkan ke komando atas.

b) Dandim melaporkan pelaksanaan kemampuan komunikasi


sosial satuan jajarannya kepada Danrem, serta melakukan
evaluasi dan identifikasi terhadap materi/pesan dalam
komunikasi sosial yang diilakukan jajarannya guna mendapat
gambaran tentang dampak/pengaruh sikap dan tingkah laku
komunikan, hal tersebut dapat dilihat dari:

(1) Personal opinion, yaitu pendapat dan sikap pribadi


sebagai kesan yang ditimbulkan oleh adanya pesan yang
telah disampaikan.

(2) Publik opinion, yaitu penilaian sosial mengenai efek


pesan atas dasar pertukaran pikiran yang dilakukan
antara individu secara sadar dan rasional serta
mengandung nilai-nilai psikologis dalam rangka menarik
perhatian, guna merubah sikap dan tingkah laku dari
87

komunikan sesuai dengan tujuan dan misi Komunikasi


Sosial yang diinginkan.
(3) Mayority opinion, yaitu pendapat bagian terbesar dari
komunikan pada umumnya, hal ini merupakan sasaran
dari proses penyampaian pesan yang dilakukan. Berhasil
tidaknya suatu efek pesan dapat diukur dari keberhasilan
adanya perubahan pandangan, sikap dan tingkah laku
dari masyarakat pada umumnya.

(4) Berdasarkan evaluasi dan identifikasi terhadap


dampak dalam proses komunikasi yang dilaksanakan
satuan jajarannya, dijadikan pedoman Kodim dalam
menyusun perencanaan komunikasi sosial berikutnya,
dengan mengacu pada:

(a) Fakta/data yang ditemukan pada proses


komunikasi sosial dan perkembangan yang aktual.

(b) Menyesuaikan dengan konteks permasalahan


dan koordinasikan secara terpadu dengan instansi
terkait, sehingga memperoleh persamaan visi dan
persepsi yang sama dalam penyelenggaraan
komunikasi sosial yang akan dating.

(c) Memperhatikan hasil pengaruh/efek


komunikasi yang telah disampaikan.

d) Danramil melaporkan hasil yang dicapai dalam


pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial kepada Dandim.

6) Dansatnonkowil:

a) Melaporkan pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial


dalam rangka Binter Satnonkowil satuannya ke komando atas.

b) Mengevaluasi pelaksanaan kemampuan komunikasi sosial,


mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan
pengakhiran.
88

BAB VIII
PENUTUP

24. Penutup. Demikian Naskah Sekolah (NS) ini disusun sebagai bahan ajaran
untuk pedoman dalam proses belajar mengajar Lima Kemampuan Teritorial pada
Pendidikan Perwira TNI AD.

Komandan Pusat Teritorial,

Arif Rahman, M.A.


Mayor Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai