Anda di halaman 1dari 17

KONFIDENSIAL

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Surat Keputusan Kasad


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Skep / 478 / XII / 2006
Tanggal 18 Desember 2006

BUKU PETUNJUK TEKNIK


tentang
KOWIL DALAM PENGENDALIAN KERUSAKAN DAERAH

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Bagi bangsa Indonesia, perang merupakan jalan terakhir yang ditempuh dalam
mempertahankan kemerdekaan. Dampak yang timbul sebagai akibat perang adalah
kerusakan baik secara fisik maupun mental, sarana dan prasarana milik pribadi maupun
pemerintah termasuk tidak berfungsinya pemerintahan sipil, sehingga perlu penanganan
segera untuk mengembalikan kondisi seperti keadaan sebelum perang.

b. Agar kerusakan daerah yang terjadi sebagai akibat perang dapat diberdayakan
kembali sebagai wilayah pertahanan, maka diperlukan tindakan untuk mengendalikan
kerusakan daerah yang dilaksanakan oleh Komando Kewilayahan sebagai salah satu jabaran
tugas Pembinaan Teritorial.

c. Agar Kowil dapat melaksanakan tugas Pengendalian Kerusakan Daerah sesuai yang
diharapkan maka perlu disusun Buku Petunjuk Teknik tentang Kowil dalam Pengendalian
Kerusakan Daerah.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Buku Petunjuk ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan kepada


Apkowil tentang kegiatan yang dilaksanakan dalam Pengendalian Kerusakan Daerah yang
diakibatkan oleh perang.

b. Tujuan. Sebagai pedoman bagi Apkowil dalam melaksanakan kegiatan


Pengendalian Kerusakan Daerah.
KONFIDENSIAL
4

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Lingkup bahasan Buku Petunjuk Teknik ini mencakup


tentang kegiatan yang dilaksanakan oleh Kowil dalam memperbaiki kerusakan-kerusakan di
daerah setelah selesai perang.

b. Tata urut.

1) Bab I Pendahuluan.
2) Bab II Ketentuan umum.
3) Bab III Kegiatan yang dilaksanakan.
4) Bab IV Hal – hal yang perlu diperhatikan
5) Bab V Komando pengendalian.
6) Bab VI Penutup.

4. Landasan.

a. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 22 / XII / 2003 tanggal 4 Desember 2003
tentang Bujukops Binter.

b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 23 / IV / 2004 tanggal 29 April 2004 tentang
Bujuklap Kodam.

c. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 24 / IV / 2004 tanggal 29 April 2004 tentang
Bujuklap Korem.

d. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 25 / IV / 2004 tanggal 29 April 2004 tentang
Bujuklap Kodim.

e. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep / 26 / IV / 2004 tanggal 29 April 2004 tentang
Bujuklap Koramil.

f. Surat Keputusan Dankodiklat Nomor Skep / 139 / V / 2004 tanggal 19 Mei 2004
tentang Penyusunan dan Penerbitan Buku Petunjuk TNI AD.

5. Pengertian. ( Sub Lampiran A )


5

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Agar pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah dapat mencapai


hasil yang diharapkan maka perlu adanya rumusan ketentuan umum yang meliputi tujuan, sasaran,
sifat, pengorganisasian, tugas dan tanggung jawab dan teknik.

7. Tujuan. Satuan Kowil dalam Pengendalian Kerusakan Daerah dapat dilaksanakan


secara optimal untuk memperbaiki kerusakan daerah yang timbul akibat perang.

8. Sasaran.

a. Terselenggaranya kegiatan pemulihan kondisi mental masyarakat.


b. Terselenggaranya kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi wilayah.
c. Terselenggaranya pengembalian pengungsi.
d. Terselenggaranya fungsi pemerintahan diwilayah.

9. Sifat. Pengendalian Kerusakan Daerah yang dilaksanakan oleh Satuan Komando


Kewilayahan memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Prioritas. Dalam Pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah dengan


mendahulukan dan mengutamakan keselamatan jiwa manusia yang masih hidup.

b. Terkoordinir. Pengendalian Kerusakan Daerah yang dilaksanakan oleh


Satuan Komando Kewilayahan harus terkoordinir sesuai dengan koordinasi pengaturan dan
tindakan sehingga tidak terjadi pertentangan dan kesimpang siuran.

c. Terpadu. Pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah harus dilaksanakan


secara komprehensif sehingga terwujud suatu keterpaduan antara aparat Kowil, Pemda,
Instansi terkait dan Masyarakat setempat.

10. Pengorganisasian.

a. Organisasi. Dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah


melekat pada organisasi Satuan Komando Kewilayahan yang dikoordinir oleh Staf
Teritorial.
6

b. Struktur Organisasi.

MABESAD DEP TERKAIT

KODAM PEMDA PROP

KOREM

KODIM PEMDA KAB/KOTA

KORAMIL KECAMATAN

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

11. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Ditingkat Mabesad.

1) Menentukan kebijaksanaan umum, petunjuk dan rencana garis besar kegiatan


Pengendalian Kerusakan Daerah.

2) Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah/Departemen terkait sesuai


dengan stratanya tentang rencana dan program kegiatan Pengendalian Kerusakan
Daerah.

3) Mengadakan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap kegiatan


Pengendalian Kerusakan Daerah kepada jajaran Komando Kewilayahan.
7
4) Bertanggung jawab kepada Panglima TNI atas pelaksanaan kegiatan
Pengendalian Kerusakan Daerah yang dilakukan oleh Komando Kewilayahan.

b. Ditingkat Kodam.

1) Menetapkan kebijaksanaan tehnis operasional, petunjuk dan rencana


kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah di daerah tanggung jawabnya sesuai
petunjuk Mabesad.

2) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi lain yang


terkait tentang rencana kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah.

3) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap


kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah yang dilakukan oleh jajaran Korem yang
berada dibawah komandonya.

4) Pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah di tingkat Kodam


dikoordinir oleh Aster Kodam.

5) Bertanggung jawab kepada Kasad atas pelaksanaan kegiatan Pengendalian


Kerusakan Daerah yang dilaksanakan oleh Satkowil dibawah komandonya.

c. Ditingkat Korem.

1) Merencanakan kegiatan operasional Pengendalian Kerusakan Daerah


diwilayah tanggung jawabnya.

2) Melaksanakan koordinasi dengan instansi pemerintah terkait (dengan Pemda


Propinsi bila Korem berada di ibukota Propinsi dan dengan Pemda Kab/Kota bila
Korem berada di Kab/Kota), tentang pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah.

3) Mengadakan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap


pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah yang dilakukan oleh Satkowil yang
berada dibawah Komandonya.

4) Bertanggung jawab kepada Pangdam atas pelaksanaan Pengendalian


Kerusakan Daerah yang dilakukan oleh Satkowil di bawah Komandonya.
8

d. Ditingkat Kodim.

1) Merencanakan kegiatan secara tehnis operasional Pengendalian Kerusakan


Daerah diwilayahnya.

2) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam Pengendalian


Kerusakan Daerah diwilayahnya.

3) Melaksanakan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap


pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah yang dilakukan oleh Satkowil yang
berada dibawah Komandonya.

4) Dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah bertanggung


jawab kepada Danrem.

e. Ditingkat Koramil.

1) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam Pengendalian


Kerusakan Daerah diwilayahnya.

2) Melaksanakan kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah yang


diselenggarakan diwilayahnya.

3) Dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian Kerusakan Daerah bertanggung


jawab kepada Dandim.

12. Teknik. Adapun teknik yang digunakan dalam Pengendalian Kerusakan daerah
meliputi :

a. Fisik.

1) Menata kembali kondisi yang rusak agar lebih baik.

2) Memberikan pengobatan awal bagi masyarakat yang terkena bencana.

3) Membantu membagikan logistik kepada masyarakat yang terkena bencana.

b. Non Fisik.

1) Ceramah. Memberikan bantuan secara moril kepada korban meliputi :


Siraman Rohani/Agama, mental, psikologi dan lain-lain.
9
2) Hiburan. Memberikan batuan untuk meningkatkan moril korban meliputi :
Hiburan musik, Film, Olah raga dan lain-lain

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

13. Umum. Untuk memperoleh kesamaan dalam penyelenggaraan Pengendalian Kerusakan


Daerah oleh Satkowil secara maksimal dan dapat berjalan lancar dalam mencapai tujuan,
diperlukan pentahapan pada setiap pelaksanaan kegiatan mulai dari tahap perencanaan, persiapan,
pelaksanaan sampai dengan pengakhiran.

14. Kegiatan pemulihan kondisi mental masyarakat.

a. Perencanaan.

1) Merencanakan pendataan masyarakat korban perang.

a) Jenis kelamin.

b) Pengelompokan usia.

c) Tingkatan penyakit.

2) Merencanakan tempat penampungan yang masih dapat difungsikan.

3) Merencanakan metode yang akan digunakan.

4) Merencanakan kebutuhan tenaga dan medis yang dibutuhkan.

5) Merencanakan sarana dan prasarana yang dapat digunakan.

6) Merencanakan route yang akan digunakan untuk evakuasi korban.

7) Merencanakan kebutuhan logistik.

8) Merencanakan pengamanan.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan pendataan.

2) Menyiapkan tempat penampungan.

3) Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan.


10
4) Menyiapkan tenaga medis atau psikiater yang dibutuhkan.

5) Menyiapkan dan pendorongan logistik yang diperlukan.

c. Pelaksanaan.

1) Menempatkan masyarakat sesuai dengan kelompok dan tingkat penyakit.

2) Memberikan pengobatan sesuai tingkat penyakit dengan cara :

a) Mengembalikan kondisi mental melalui pendekatan psikologi dan


ceramah agama.

b) Memberikan berbagai permainan dan hiburan bagi korban.

c) Melaksanakan rekreasi.

3) Membantu pengiriman dan membagikan logistik yang telah disiapkan.

4) Menyelenggarakan sekolah darurat.

d. Pengakhiran.

1) Membuat laporan perkembangan kondisi mental masyarakat.

2) Mengembalikan penderita kepada keluarga.

3) Membuat laporan tentang pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

15. Kegiatan rehabilitasi dan rekontruksi wilayah.

a. Perencanaan.

1) Pendataan.

a) Kerusakan fasilitas umum.

b) Kerusakan objek vital.

c) Kerusakan pemukiman penduduk.

2) Merencanakan sarana dan prasarana.

a) Rencana pembuatan penampungan sementara.

b) Rencana kebutuhan dana.

c) Rencana kebutuhan alat peralatan.


11
d) Rencana logistik.

e) Rencana pentahapan perbaikan.

f) Rencana kebutuhan personel.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan pendataan.

2) Menyiapkan penampungan sementara.

3) Menyiapkan dana dan kebutuhan sarana prasarana.

4) Menyiapkan alat peralatan.

5) Menyiapkan dukungan dan pengiriman logistik.

6) Menyiapkan personel .

c. Pelaksanaan.

1) Membuat penampungan sementara.

2) Membagikan logistik.

3) Menempatkan masyarakat ke penampungan sementara.

4) Melaksanakan rehabilitasi dan rekontrusi sesuai pentahapan dan prioritas.

d. Pengakhiran.

1) Membuat laporan perkembangan kegiatan.

2) Mengembalikan masyarakat ke tempat masing-masing.

3) Membuat laporan tentang pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

16. Pengembalian Pengungsi.


a. Perencanaan.

1) Pendataan masyarakat.

a) Jenis kelamin.

b) Kelompok umur.

c) Alamat

2) Merencanakan sarana dan prasarana.


12
a) Rencana tempat dan tenda penampungan.

b) Rencana kebutuhan alat angkutan.

c) Rencana logistik dan dapur umum.


d) Rencana route.

e) Rencana kebutuhan personel.

f) Rencana pengamanan.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan pendataan masyarakat.

2) Menyiapkan tempat dan tenda penampungan sementara.

3) Menyiapkan kebutuhan angkutan.

4) Menyiapkan tempat dan alat peralatan dapur umum dan logistik.

5) Menyiapkan keterlibatan personel.

6) Menyiapkan pengamanan.

c. Pelaksanaan.

1) Pengembalian pengungsi kedaerah yang telah ditentukan.

2) Membantu pendorongan dan membagikan logistik.

3) Menempatkan masyarakat ke penampungan sementara sedekat mungkin


dengan alamatnya.

d. Pengakhiran.

1) Membuat laporan perkembangan kegiatan.

2) Mengembalikan masyarakat ke tempat masing-masing.

3) Membuat laporan tentang pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan.

17. Mengembalikan fungsi pemerintahan diwilayah

a. Perencanaan/persiapan.

1) Rencana pengamanan Personel dan Materil baik keluar maupun kedalam.


13
2) Rencana obyek vital yang akan diserahkan.
3) Rencana Instalasi yang akan diserahkan.
4) Rencana sarana, prasarana umum dan alat peralatan yang akan diserahkan.
5) Menyiapkan Administrasi penyerahan.

b. Pelaksanaan.

1) Menyerahan fungsi pemerintahan kepada pemerintah daerah.

2) Melaksanakan tindakan pengawasan terhadap berjalannya roda


pemerintahan.

3) Melaksanakan tindakan pengawasan terhadap fungsi-fungsi yang


berpengaruh terhadap roda pemerintahan.

c. Pengakhiran.

1) Membuat laporan ke komando atas.

2) Membuat rincian hambatan selama melaksanakan kegiatan.

3) Menyarankan ke komando atas cara bertindak untuk menghadapi bencana


serupa bila kemungkinan terjadi.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

18. Umum. Agar dalam pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah dapat berjalan dengan
aman dan lancar maka perlu diperhatikan tindakan pengamanan maupun tindakan administrasi.

19. Tindakan Keamanan. Dalam pelaksanaan Pengendalian Kerusakan Daerah harus


memperhatikan tindakan pengamanan antara lain :

a. Keamanan personel. Bertujuan untuk mencegah terjadinya kerugian dari pihak


personel Kowil yang diakibatkan oleh diri sendiri maupun lingkungannya dalam
Pengendalian Kerusakan Daerah.

b. Keamanan materiil. Bertujuan untuk mencegah terjadinya kerugian materiil


akibat kelalaian, kealfaan atau pengaruh situasi lingkungan yang tidak kondusif.
14
c. Keamanan berita. Dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan Dalsakrah tetap
memegang teguh rahasia tentara dengan tidak menyebar luaskan hal-hal yang tidak perlu
kepada masyarakat khususnya saat pelaksanaan kegiatan Dalsakrah.

20. Tindakan Administrasi. Dalam pelaksanaan kegiatan Pengendalian kerusakan daerah


perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan, sebagai berikut :

a. Dalam melaksanakan kegiatan pengendalian kerusakan daerah, aparat Kowil dalam


mengembalikan situasi dan kondisi wilayah yang rusak akibat perang memerlukan
partisipasi dan bantuan masyakat luas guna pelaksanaan kegiatan.

b. Melaporkan kepada Komando Atas tentang pelaksanaan dalam menangani


pengendalian kerusakan daerah.

c. Menginventarisir dan menyiapkan sarana pendukung lainnya untuk pelaksanaan


kegiatan pengendalian kerusakan daerah yang tersedia didaerahnya.

BAB V
KOMANDO DAN PENGENDALIAN

21. Umum. Untuk memberikan kejelasan tentang penyelenggaraan pengendalian kerusakan


daerah pada jajaran Kowil, maka ditentukan tugas dan tanggung jawab Komando Pengendalian
kepada Komandan Satuan Komando Kewilayahan.

22. Komando.

a. Dansat kowil selaku penanggung jawab Pengendalian Kerusakan Daerah dalam


mengendalikan dan mengawasi serta memberikan pengarahan dan petunjuk demi
keberhasilan seluruh kegiatan dalam menangani pengendalian kerusakan daerah yang
diakibatkan oleh perang.

b. Dansat kowil bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan tugas dilapangan


kepada Pangdam/Dan Atasannya.
15
23. Pengendalian.

a. Dansat kowil dalam Pengendalian Kerusakan Daerah di wilayahnya berkoordinasi


secara terus menerus dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat setempat
selama pelaksanaan penanganan pengendalian kerusakan daerah akibat perang.

KONFIDENSIAL
15 Lampiran Surat Keputusan Kasad
Nomor Skep / / / 2006
Tanggal 2006

b. Bilamana ditemukan hal-hal yang memerlukan penanganan segera yang berkaitan


dengan pengendalian kerusakan daerah dan masih dalam batas kemampuan satuan dapat
dilaksanakan sesuai pertimbangan Komandan Satuan, sejauh tidak menyimpang dari
kebijaksanaan Dansat Komando Kewilayahan dan segera melaporkan kepada Komando
Atas.

BAB VI
PENUTUP

24. Keberhasilan. Keberhasilan penggunaan Buku Petunjuk Teknik tentang Pengendalian


Kerusakan Daerah ini tergantung pada kesungguhan, semangat dan keterampilan serta kesamaan
langkah, tindakan dan koordinasi bagi seluruh aparat Komando Kewilayahan sehingga dalam
pelaksanaannya dirasakan sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat khususnya bangsa Indonesia.

25. Penyempurnaan. Demi kesempurnaan Buku Petunjuk ini diharapkan masukan, saran
dan tanggapan para Aparat Komando Kewilayahan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
Pengendalian Kerusakan Daerah. Hal-hal yang dirasakan perlu akibat adanya perkembangan
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Buku Petunjuk ini, agar disarankan kepada Kasad U.p
Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat.

A.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


KOMANDAN PUSAT TERITORIAL

HOTMANGARADJA PANDJAITAN
MAYOR JENDERAL TNI
16

KONFIDENSIAL

TENTARA NASIONAL INDONESIA Sub Lampiran “A”


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Surat Keputusan Kasad
Nomor Skep/ / / 2006
Tanggal 2006

PENGERTIAN

1. Pengendalian Kerusakan Daerah (Dalsakrah). Adalah suatu upaya dan kegiatan yang
dilakukan oleh satuan komando kewilayahan disuatu wilayah secara menyeluruh untuk
memperbaiki kerusakan daerah yang diakibatkan oleh terjadinya perang meliputi aspek geografi,
demografi dan kondisi sosial.

2. Pengungsi. Adalah orang/sekelompok orang yang atas dasar kemauan sendiri


atau terpaksa, baik secara swadaya maupun dikoordinir pemerintah telah meninggalkan tempat
kehidupan semula, karena terancam keselamatan dan keamanannya atau adanya rasa ketakutan
sebagai akibat, terjadinya kerusakan perang, kerusakan alam, kerusakan akibat ulah/perbuatan
manusia dan kerusakan lainnya.

3. Penanganan pengungsi. Adalah suatu upaya dan kegiatan yang dilakukan


kepada pengungsi sebagai akibat kerusakan alam, kerusakan akibat ulah manusia, yang meliputi
langkah-langkah penyelamatan/perlindungan, evakuasi, pemberian bantuan darurat,
pengembalian/pemulangan, pemberdayaan, pemindahan/relokasi, rehabilitasi mental, rehabilitasi
fisik dan atau rekonstruksi sarana-prasarana fisik.

4. Pencegahan. Adalah segala upaya dan kegiatan untuk mencegah terjadinya


kerusakan atau resiko yang mungkin terjadi melalui penyiapan peraturan perundang-undangan,
penyusun prosedur penanggulangan serta melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan.

5. Penyelamatan. Adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk menolong,
melindungi dan memberi bantuan tanggap darurat kepada para korban, mengamankan harta benda,
sarana-prasarana, dan fasilitas umum maupun sosial serta lingkungan akibat kerusakan.
17

6. Rehabilitasi. Adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan agar para korban dan
kerusakan sarana-prasarana serta fasilitas umum maupun sosial yang berakibat oleh kerusakan
dapat berfungsi kembali.

7. Rekonstruksi. Adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan untuk membangun
kembali sarana-prasarana umum maupun sosial yang rusak ringan akibat kerusakan, untuk
meringankan penderitaan masyarakat.

8. Relokasi. Adalah kegiatan menempatkan kembali pengungsi dari tempat


penampungan sementara ke tempat yang tetap di lokasi yang baru.

A.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


KOMANDAN PUSAT TERITORIAL

HOTMANGARADJA PANDJAITAN
MAYOR JENDERAL TNI
18

TENTARA NASIONAL INDONESIA Sub Lampiran “B”


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Surat Keputusan Kasad
Nomor Skep/ / / 2006
Tanggal 2006

SKEMA ALIRAN PENYUSUNAN BUKU PETUNJUK TEKNIK


tentang
KOWIL DALAM PENGENDALIAN KERUSAKAN DAERAH

BUJUKLAP
GAR BINTER TK KODAM
GAR BINTER TK KOREM
GAR BINTER TK KODIM
GAR BINTER TK KORAMIL

BUJUKNIK
KOWIL DALAM DALSAKRAH

A.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


KOMANDAN PUSAT TERITORIAL

HOTMANGARADJA PANDJAITAN
MAYOR JENDERAL TNI
19

KONFIDENSIAL

Anda mungkin juga menyukai