Anda di halaman 1dari 14

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Peraturan Panglima TNI

MARKAS BESAR Nomor Perpang/78/IX/2010


_____________________________ Tanggal 30 September 2010
___________________________

BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN TNI TENTANG


MEMBANTU TUGAS PEMERINTAHAN DI DAERAH

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Tugas pokok TNI sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004


tentang TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam mewujudkannya dilakukan dengan
Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP),
salah satu tugas TNI dalam OMSP adalah membantu tugas pemerintahan di daerah
dalam menyelenggarakan fungsi pemerintahan di daerah yang diatur dalam undang-
undang berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

b. Sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pada


penjelasan pasal 7 angka 9, bentuk bantuan TNI kepada pemerintahan di daerah
adalah membantu pelaksanaan fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang
memerlukan sarana, alat, dan kemampuan TNI untuk menyelesaikan permasalahan
yang sedang dihadapi.

c. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintahan di


daerah dalam pelaksanaan fungsinya, agar kemampuan yang dimiliki TNI dapat
digunakan untuk mengeliminasi keterbatasan tersebut, maka perlu disusun Buku
Petunjuk Pelaksanaan TNI tentang Membantu Tugas Pemerintahan di Daerah.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penyusunan Bujuklak ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi TNI


dalam membantu tugas pemerintahan di daerah.

b. Tujuan. Penyusunan Bujuklak ini bertujuan agar memperoleh kesatuan dan


keterpaduan dalam pola pikir, pola sikap, dan pola tindak dalam membantu
pemerintahan di daerah, sehingga penyelenggaraannya dapat dilaksanakan secara
berdaya dan berhasil guna.
2

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup buku petunjuk pelaksanaan ini
membahas hal-hal yang berkaitan dengan bantuan TNI kepada pemerintahan di daerah,
dengan tata urut sebagai berikut:

a. Bab I Pendahuluan.

b. Bab II Pokok-Pokok Pemberian dan Penerimaan Bantuan TNI kepada


Pemerintahan di Daerah.

c. Bab III Penyelenggaraan Bantuan TNI kepada Pemerintahan di Daerah.

d. Bab IV Administrasi dan Logistik.

e. Bab V Komando, Kendali, dan Komunikasi.

f. Bab VI Penutup.

4. Kedudukan. Buku petunjuk pelaksanaan ini berada di bawah Buku Petunjuk Induk
tentang Operasi TNI.

5. Dasar.

a. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


(Lembaran Negara RI Tahun 2002 Nomor 3 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4160).

b. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah


(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4437).

c. Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia


(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 127 Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4439).

d. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan


Pengelolaan Bantuan Bencana.

e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran serta Lembaga


Internasional dan Lembaga Asing-Non Pemerintah dalam Penanggulangan
Bencana.

f. Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional


Penanggulangan Bencana (BNPB).

g. Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi


TNI.

h. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/12/III/2009 tanggal 11 Maret 2009


tentang Stratifikasi Doktrin di Lingkungan TNI.
3

i. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/45/VI/2010 tanggal 15 Juni 2010


tentang Doktrin TNI Tridek.

j. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/35/XI/2007 tanggal 21 November


2007 tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan tentang Satuan Tugas Pasukan Reaksi
Cepat Penanggulangan Bencana (PRC PB) TNI.

6. Pengertian.

a. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam,
manusia dan/atau oleh keduanya, yang mengakibatkan korban dan penderitaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana,
prasarana dan fasilitas umum, serta menimbulkan gangguan terhadap tata
kehidupan dan penghidupan masyarakat.

b. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau


serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, kebakaran karena faktor alam, angin
topan dan tanah longsor.

c. Rehabilitasi infrastruktur adalah segala upaya dan kegiatan memulihkan


kerusakan sarana, prasarana dan fasilitas umum yang diakibatkan oleh bencana
agar segera dapat berfungsi kembali.

d. Pemogokan adalah terhentinya suatu sistem/kegiatan sebagai bentuk protes


atau ketidak setujuan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terhadap suatu
kebijakan.

e. Konflik komunal adalah konflik yang terjadi antar kelompok suku, agama, ras
atau golongan dalam komunitas masyarakat tertentu.

f. Penanggulangan bencana adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan,


meliputi pencegahan, penjinakan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi baik
sebelum, pada saat maupun setelah bencana terjadi.

g. Satuan Tugas TNI adalah organisasi satuan tugas bentukan yang bersifat
sementara di bawah pimpinan seorang komandan satuan, bertugas sebagai
pelaksana operasi.

h. Permasalahan adalah hambatan atau gangguan terhadap fungsi pemerintahan


di daerah yang meliputi; mengatasi akibat bencana alam, merehabilitasi infrastuktur,
serta mengatasi masalah akibat pemogokan dan konflik komunal.

i. Membantu tugas pemerintahan di daerah adalah membantu pelaksanaan


fungsi pemerintah dalam kondisi dan situasi yang memerlukan sarana, alat, dan
kemampuan TNI untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.

j. Kemampuan TNI adalah segala keterampilan dan keahlian yang dimiliki oleh
personel dan satuan TNI untuk melaksanakan tugas.
4

BAB II
POKOK-POKOK PEMBERIAN DAN PENERIMAAN BANTUAN TNI
KEPADA PEMERINTAHAN DI DAERAH

7. Umum. Agar penyelenggaraan operasi bantuan TNI kepada pemerintahan di


daerah dapat berdaya dan berhasil guna, maka dalam pelaksanaannya mengacu kepada
beberapa ketentuan pokok operasi bantuan TNI kepada pemerintahan di daerah yang
meliputi tujuan, sasaran, asas, prinsip-prinsip, organisasi, prosedur permintaan dan
pemberian bantuan.

8. Tujuan. Membantu tugas pemerintahan di daerah sehingga fungsi pemerintahan


di daerah dapat berjalan dengan baik.

9. Sasaran.

a. Terbantunya tugas pemerintahan di daerah dalam menyelenggarakan fungsi


pemerintahan dengan baik.

b. Semakin berkurangnya keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh


pemerintah di daerah.

c. Semakin lancarnya tugas dan fungsi pemerintahan di daerah.

d. Semakin meningkatnya kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah yang


terisolasi.

e. Terwujudnya keterpaduan TNI dan pemerintah di daerah dalam bersikap dan


bertindak dalam penyelenggaraan fungsi pemerintah di daerah.

10. Asas.

a. Tujuan. Setiap penyelenggaraan operasi harus memiliki rumusan


tujuan/sasaran yang jelas, sehingga tidak menimbulkan keraguan dalam pencapaian
tugas pokok.

b. Kesatuan Komando dan Pengendalian. Seluruh kegiatan operasi bantuan


TNI kepada pemerintah di daerah berada di bawah satu komando/penanggung
jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Proporsional. Bahwa kekuatan, persenjataan dan peralatan TNI yang


dikerahkan dalam pelaksanaan operasi dilakukan secara sepadan, tidak berlebihan,
memiliki prosedur standar operasi yang jelas, terhindar dari tindakan di luar batas
kewajaran.

d. Keamanan. Tindakan keamanan harus dilaksanakan mulai proses


perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai dengan pengakhiran operasi, dengan
tujuan untuk menghindari kegagalan dan kesalahan prosedur dalam pelaksanaan
operasi.

e. Legitimasi. Pelaksanaan operasi bantuan TNI kepada pemerintah di daerah


yang dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
kebijakan serta keputusan politik negara.
5

f. Keterpaduan. Operasi bantuan TNI kepada pemerintah di daerah diperlukan


adanya persamaan persepsi yang tepat dan kesamaan pola tindak serta saling
melengkapi.

11. Prinsip-Prinsip.

a. Perencanaan Terpadu. Perencanaan permintaan bantuan dan perencanaan


pemberian bantuan dilaksanakan secara terpadu.

b. Kesatuan Komando dan Pengendalian. Seluruh kegiatan Operasi bantuan


TNI kepada pemerintah di daerah berada di bawah satu komando/penanggung
jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Kekenyalan. Pelaksanaan pemberian bantuan harus dapat menyesuaikan


dengan situasi, kondisi dan dinamika yang dihadapi.

d. Kesatuan Komunikasi. Komunikasi yang terintegrasi antara TNI dan


pemerintah di daerah sangat diperlukan memperlancar dalam penyelenggaraan
bantuan.

12. Macam Bantuan TNI.

a. Bantuan TNI berupa sarana dan alat.

1) Sarana angkutan.

2) Sarana pendidikan.

3) Tenda lapangan.

4) Alat konstruksi.

5) Alat medis.

6) Alat komunikasi.

7) Alat dapur lapangan.

8) Alat penjernih air.

9) Alat listrik.

b. Bantuan TNI berupa kemampuan.

1) Tugas pemerintahan.

2) Medis.

3) Mengajar (tenaga pendidik).

4) Konstruksi.
6

5) Mengemudi.

6) Psikologi.

7) Membina mental.

8) Publikasi.

9) Mengatasi Kamtibmas.

13. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.

MABES TNI PEMERINTAH

KOTAMAOPS TNI PEMERINTAH DAERAH

SATUAN TUGAS TNI

Keterangan:

Garis komando
Garis koordinasi
Garis Kendali

b. Tugas dan Tanggung Jawab.

1) Mabes TNI.

a) Melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat yang terkait tentang


permintaan dan pemberian bantuan TNI kepada pemerintahan di daerah.

b) Mengeluarkan perintah kepada Kotamaops TNI untuk menyiapkan


satuan, sarana dan alat sesuai dengan permintaan kepada pemerintahan
di daerah.

c) Mengikuti perkembangan situasi secara terus-menerus.


7

2) Kotamaops TNI.

a) Melakukan koordinasi dengan pemerintah di daerah yang terkait


tentang permintaan dan pemberian bantuan TNI.

b) Mengeluarkan perintah kepada Satgas TNI untuk menyiapkan


satuan, sarana dan alat sesuai dengan permintaan kepada pemerintahan
di daerah.

c) Mengikuti perkembangan situasi secara terus-menerus.

d) Melaporkan perkembangan situasi kepada Mabes TNI.

3) Satuan Tugas TNI.

a) Mempelajari tugas, menyiapkan satuan tugas TNI beserta alat


peralatan sesuai dengan permintaan pemerintahan di daerah dan
perintah Kotamaops TNI.

b) Mengoordinasikan dengan pemerintahan di daerah tentang


permintaan dan pemberian bantuan TNI.

c) Melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan perintah dari kepala


pemerintahan di daerah setempat.

d) Melaporkan situasi kepada pemerintah di daerah tembusan kepada


Kotamaops TNI dan Mabes TNI.

4) Pemerintah.

a) Pemerintah berkoordinasi dengan Mabes TNI.

b) Menerima BKO satuan tugas TNI.

c) Memberikan tugas-tugas serta menyelenggarakan komando dan


pengendalian terhadap satuan tugas TNI.

d) Memberikan informasi kepada Mabes TNI tentang situasi wilayah


yang memerlukan bantuan TNI.

e) Memberikan dukungan administrasi dan logistik kepada satuan


tugas TNI.

5) Pemerintah daerah.

a) Pimpinan pemerintah daerah mengajukan permintaan bantuan


kepada pimpinan TNI tertinggi sesuai strata.

b) Pimpinan pemerintah daerah mengoordinasikan dengan pimpinan


TNI tertinggi sesuai strata tentang permintaan dan pemberian bantuan.

c) Menerima BKO satuan tugas TNI.


8

d) Memberikan tugas-tugas serta menyelenggarakan komando dan


pengendalian terhadap satuan tugas TNI.

e) Memberikan informasi kepada Kotamaops TNI tentang situasi


wilayah yang memerlukan bantuan TNI.

f) Memberikan dukungan administrasi dan logistik kepada satuan


tugas TNI.

14. Ketentuan Permintaan Bantuan.

a. Pimpinan pemerintah secara lisan dan tertulis menyampaikan permintaan


macam bantuan TNI kepada pimpinan TNI sesuai dengan strata.

b. Permintaan bantuan TNI secara tertulis dimaksudkan sebagai pertanggung-


jawaban TNI maupun pemerintah kepada rakyat.

c. Permintaan secara lisan dan tertulis diharapkan dapat menjelaskan:

1) Macam bantuan TNI yang diperlukan.

2) Kekuatan TNI maupun sarana yang diperlukan.

3) Perkiraan lama waktu penggunaan bantuan TNI.

4) Lokasi/daerah yang perlu mendapat prioritas bantuan TNI.

5) Dukungan administrasi dan logistik.

15. Ketentuan Pemberian Bantuan.

a. Bantuan TNI berupa sarana.

1) Atas dasar surat pemerintah tentang permintaan bantuan TNI berupa


sarana, Panglima TNI memerintahkan kepada Kepala Staf Angkatan untuk
menyiapkan dan memberikan bantuan sarana kepada pemerintah.

2) Bantuan sarana disusun dalam hubungan satuan tugas TNI.

3) Satuan tugas TNI dalam operasional tugasnya berada di bawah komando


pemerintah/pemerintah daerah, komando taktis tetap berada pada Komandan
satuan tugas TNI dan kendali operasional berada pada Panglima Kotamaops
setempat yang ditunjuk.

4) Lama penugasan satuan tugas TNI disesuaikan dengan surat perintah


Panglima TNI.

5) Perkiraan lama waktu penggunaan bantuan TNI yang dijadwalkan oleh


pemerintah ternyata belum dapat menyelesaikan tugas, apabila pemerintah
masih memerlukan bantuan, maka pemerintah perlu memperpanjang
administrasi permintaan bantuan yang dialamatkan kepada Panglima TNI dan
tembusan Pangkotamaops TNI.
9

b. Bantuan TNI berupa kemampuan.

1) Atas dasar surat pemerintah tentang permintaan bantuan TNI berupa


kemampuan, Panglima TNI memerintahkan Kepala Staf Angkatan untuk
menyiapkan personel yang memiliki kemampuan sesuai dengan yang
dikehendaki.

2) Bantuan TNI berupa kemampuan TNI dapat bersifat perorangan maupun


satuan.

3) Bantuan kemampuan TNI yang bersifat perorangan maupun satuan


dalam tugasnya berkaitan dengan komando operasional, komando taktis dan
kendali operasional sama dengan bantuan TNI berupa sarana.

4) Lama penugasan sama dengan lama penugasan bantuan berupa sarana


berdasarkan surat perintah Panglima TNI.

5) Perpanjangan lama penugasan apabila surat perintah Panglima TNI telah


berakhir dan pemerintah masih memerlukan ketentuannya sama dengan
bantuan TNI berupa sarana.

16. Ketentuan khusus.

a. Pembawaan dan penggunaan senjata disesuaikan dengan situasi dan


kebutuhan di daerah penugasan.

b. Satuan tugas TNI yang bersifat perorangan maupun hubungan satuan dalam
tugasnya bertanggung jawab kepada pemerintah/pemerintah daerah.

c. Permintaan bantuan TNI dari pemerintah yang bersifat lisan baik yang berupa
sarana maupun kemampuan untuk menanggulangi bencana, Kotamaops segera
dapat memberikan bantuan dalam rangka untuk menghindari keterlambatan dan
korban yang lebih besar.

d. Satuan tugas TNI baik yang berupa sarana maupun kemampuan statusnya
BKO kepada Pemerintah Daerah.

BAB III
PENYELENGGARAAN BANTUAN TNI
KEPADA PEMERINTAHAN DI DAERAH

17. Umum. Agar penyelenggaraan pelibatan TNI dalam membantu tugas


pemerintahan di daerah dapat berjalan dengan baik, maka perlu direncanakan secara
cermat dan baik. Proses kegiatan meliputi tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan
sampai dengan pengakhiran.
10

18. Tahap Kegiatan.

a. Tahap Perencanaan.

1) Mabes TNI.

a) Merumuskan kebijakan pemberian bantuan TNI atas dasar


permintan pemerintah di daerah, baik bantuan yang berupa sarana
maupun kemampuan TNI.

b) Memberikan persetujuan atas permintaan bantuan TNI kepada


pemerintah di daerah.

c) Merencanakan dan menyusun Organisasi Satuan Tugas TNI.

d) Mengeluarkan direktif kepada Kepala Staf Angkatan untuk


menyiapkan bantuan TNI baik berupa sarana ataupun kemampuan TNI
sesuai dengan permintaan pemerintah di daerah.

e) Mengeluarkan perintah kepada Satuan Tugas TNI dengan status


BKO untuk membantu kepada pemerintah di daerah.

f) Mengeluarkan direktif kepada Pangkotamaops yang ditunjuk untuk


mengendalikan satuan tugas TNI yang diperbantukan kepada pemerintah
di daerah.

g) Menerima paparan tugas dari Satuan Tugas TNI.

h) Melengkapi alat peralatan dan perlengkapan satuan tugas TNI.

2) Kotamaops TNI.

a) Mempelajari dan menganalisa Direktif Panglima TNI.

b) Merencanakan koordinasi dengan pemerintah di daerah tentang


tugas-tugas satuan tugas TNI yang akan diperbantukan.

3) Satuan Tugas TNI.

a) Mempelajari dan menganalisa Direktif Panglima TNI.

b) Mendata dan menyusun sarana ataupun kemampuan TNI yang


dilibatkan sesuai dengan organisasi tugas.

c) Mempelajari kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial di


wilayah tugas.

d) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah di daerah tentang


tugas-tugas yang akan dilaksanakan.

e) Merencanakan dan menyusun tugas-tugas bantuan kepada


pemerintah di daerah untuk dipaparkan kepada Panglima TNI.
11

f) Menjelaskan tentang tugas-tugas bantuan kepada pemerintah di


daerah kepada personel Satuan Tugas TNI.

b. Tahap Persiapan.

1) Mabes TNI.

a) Melaksanakan pengecekan kesiapan kemampuan Satuan Tugas


TNI.

b) Melaksanakan pemeriksaan kesiapan Satuan Tugas TNI baik


sarana maupun kemampuan TNI.

2) Kotamaops TNI.

a) Melaksanakan koordinasi pemerintah dengan pemerintah di daerah.

b) Memberikan data-data ADO.

3) Satuan Tugas TNI.

a) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait.

b) Melaksanakan latihan keterampilan/latihan pendahuluan.

c) Melaksanakan pengecekan keterampilan/kemampuan tugas yang


akan dihadapi baik yang bersifat perorangan maupun dalam hubungan
satuan.

d) Memberikan dan menjelaskan gambaran data-data ADO di wilayah


tugas.

e) Melaksanakan uji sarana yang akan digunakan dalam tugas


bantuan.

c. Tahap pelaksanaan.

1) Mabes TNI.

a) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah terus-menerus.

b) Monitor pelaksanaan tugas Satuan Tugas TNI.

2) Kotamaops TNI.

a) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah di daerah.

b) Mengendalikan pelaksanaan tugas Satuan Tugas TNI.


12

3) Satuan Tugas TNI.

a) Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pemerintah di


daerah.

b) Melaporkan pelaksanaan tugas kepada pemerintah di daerah dan


tembusan Pangkotamaops serta Panglima TNI.

d. Tahap pengakhiran.

1) Mabes TNI.

a) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintah/pemerintahan di


daerah.

b) Menerima laporan dari Satuan Tugas TNI.

2) Kotamaops TNI.

a) Melaksanakan koordinasi dengan pemerintahan di daerah.

b) Menerima tembusan laporan purna tugas satuan tugas TNI.

3) Satuan Tugas TNI.

a) Melaporkan purna tugas kepada pemerintahan di daerah.

b) Memaparkan hasil-hasil pelaksanaan tugas bantuan kepada


Panglima TNI.

c) Membuat laporan purna tugas.

BAB IV
ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

19. Umum. Pelibatan TNI dalam membantu tugas pemerintahan di daerah,


pelaksanaannya perlu dikoordinasikan secara cermat dan baik dengan pemerintah, agar
tidak timbul permasalahan teknis di lapangan yang dapat menyebabkan gagalnya
pelaksanaan tugas. Hal-hal teknis yang perlu dikoordinasikan secara cermat dan baik
yaitu masalah administrasi dan dukungan logistik.

20. Administrasi.

a. Mabes TNI membentuk satuan tugas TNI, baik yang titik berat satuan tugas
berupa sarana maupun kemampuan disesuaikan dengan permintaan
pemerintah/pemerintahan di daerah.

b. Kotamaops mengoordinasikan dengan pemerintah daerah dalam rangka


mendukung kelancaran Satuan Tugas TNI membantu tugas pemerintah di daerah.
13

21. Logistik.

a. Dukungan logistik selama membantu tugas pemerintahan di daerah menjadi


tanggung jawab pemerintah daerah.

b. Pelayanan kesehatan selama membantu tugas pemerintah di daerah menjadi


tanggung jawab pemerintah daerah.

c. Pemeliharaan sarana dan alat peralatan Satuan Tugas TNI menjadi tanggung
jawab pemerintah daerah.

BAB V
KOMANDO, KENDALI, DAN KOMUNIKASI

22. Umum. Guna mendukung keberhasilan penanganan permasalahan yang


dilaksanakan, maka perlu diatur mekanisme Komando, Kendali dan Komunikasi.

23. Komando.

a. Komando utama berada pada Pemerintah.

b. Komando operasional berada pada Pimpinan Pemerintahan di Daerah.

c. Komando taktis berada pada Komandan Satuan Tugas TNI.

24. Kendali.

a. Kendali Operasional. Kendali operasional berada pada Pangkotamaops TNI.

b. Kendali Taktis. Kendali taktis berada pada Komandan Satuan Tugas TNI.

25. Komunikasi.

a. Menggunakan Protap, Instap dan Insops Komlek TNI.

b. Penggunaan sarana komunikasi di luar Alkom satuan TNI sesuai kebutuhan.

c. Penggunaan komunikasi disesuaikan dengan jaring komunikasi TNI yang


tergelar.
14

BAB VI
PENUTUP

26. Demikian Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI tentang Membantu Tugas Pemerintahan
di Daerah disusun sebagai pedoman TNI.

27. Dengan terbitnya Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI tentang Membantu Tugas
Pemerintahan di Daerah, maka Naskah Sementara Petunjuk Pelaksanaan Bantuan TNI
Kepada Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Bencana Alam, Nomor
Skep/461/XII/2006 tanggal 21 Desember 2006, sudah tidak berlaku lagi.

28. Dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan buku petunjuk ini, kepada para
pengguna diharapkan dapat memberikan saran perbaikan secara tertulis kepada Asops
Panglima TNI.

A.n. Panglima TNI


Asops

Tono Suratman
Mayor Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai