Anda di halaman 1dari 36

1

MARKAS BESAR ANGKATAN UDARA


SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

NASKAH SEKOLAH

TENTANG

STRATEGI PERANG

BAB I

PENDAHULUAN

1. Tujuan Kurikuler. Agar Perwira Siswa memahami tentang strategi militer.

2. Umum.

a. Kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

serta keselamatan segenap bangsa merupakan hal yang mutlak dan harus

dipertahankan keberlangsungannya kedalam tata kehidupan antar negara-negara

di dunia. Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan para pahlawan dalam

merebut kemerdekan Negara Indonesia tidak mengenal menyerah dengan

semangat persatuan dan kesatuan. Salah satu fungsi pemerintah dalam

mempertahankan kedaulatan dan keutuhan tersebut dilaksanakan melalui Sistem

Pertahanan Rakyat Semesta (Sishanta) yang bertujuan untuk menjaga dan

melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan segenap

bangsa dari segala bentuk ancaman. Hal tersebut termuat dalam Diktum pasal 30

ayat (2) UUD 1945. Sistem pertahanan negara sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Sebagai alat negara

yang merupakan komponen utama untuk melaksanakan tugas tersebut adalah

Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-


2

Undang Republik Indonesia no. 34 tahun 2004 tentang TNI.

b. Peran dan tugas TNI terhadap tuntutan Perkembangan lingkungan

strategis dan hakekat ancaman yang semakin komplek dan sulit diprediksi

membutuhkan kemampuan dan profesionalisme TNI yang tinggi agar mampu

mencegah dalam menghadapi setiap ancaman yang muncul serta dapat

mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta keselamatan bangsa.

Kompleksitas ancaman dapat digolongkan kedalam jenis, pelaku/actor dan sumber

ancaman. Jenis ancaman tidak lagi didominasi oleh ancaman militer, tetapi juga

oleh ancaman non militer atau perpaduan antara kedua jenis ancaman tersebut

atau disebut ancaman hibrida yang dapat dikatagorikan ke dalam wujud ancaman

nyata dan belum nyata. Pelaku ancaman tidak terbatas hanya pada aktor negara,

tetapi juga aktor non negara yang bersifat nasional, regional dan internasional.

Sedangkan sumber ancaman, dapat berasal dari dalam maupun luar negeri.

Demikian juga eskalasi ancaman dapat terjadi mulai dari yang paling rendah

sampai dengan yang paling tinggi baik dimasa damai (tertib sipil) hingga perang

atau sebaliknya. Spektrum ancaman yang kompleks dan sulit diprediksi harus

dihadapi dengan suatu kebijakan pertahanan yang fleksibel dan adaptif. Sikap

tersebut ke dalam Doktrin kebijakan pertahanan negara dan direfleksiakan pada

doktrin militer (TNI) serta diwujudkan kedalam strategi militer.

c. Buku Naskah Sekolah Strategi militer ini merupakan dokumen strategis

yang disusun dengan merefleksikan hasil kajian strategis berkaitan dengan

dinamika lingkungan strategis, dinamika perang dan strategi militer. Buku ini

dijadikan sebagai referensi maupun acuan bagi pengetahuan tentang strategi

secara umum dan strategi militer secara khusus yang dapat digunakan sebagai

pedoman dalam mengemban tugas pembangunan Pertahanan Negara.


3

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud agar dapat digunakan

oleh pasis sebagai pedoman dalam memahami tentang strategi secara umum,

perang dan Strategi militer serta peran kekuatan udara dalam strategi militer.

b. Tujuan. Agar tercapai kesamaan cara pandang dan pola pikir dalam

memahami Strategi militer.

4. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang lingkup naskah ini meliputi uraian

tentang Strategi militer yang disusun dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan

b. Perang Dan Strategi

c. Strategi Militer

d. Peran Kekuatan Udara Dalam Strategi Militer

e. Penutup.

5. Dasar. Dasar yang digunakan dalam penulisan Naskah Sekolah ini adalah

sebagai berikut :

a. Surat Keputusan Danseskoau nomor Kep/19/III/2017 tanggal 7 Maret

2017

tentang Petunjuk Pembuatan Naskah Sekolah.

b. Keputusan Kasau Nomor Kep/863/XI/2018 tanggal 8 Nopember 2018

tentang Kurikulum Seskoau.


4

BAB II

PERANG DAN STRATEGI

6. Tujuan Instruksional. Agar Perwira Siswa dapat memahami perkembangan

perang dan strategi.

7. Umum. Perang dan strategi merupakan bagian penting dalam

menentukan keberhasilan organisasi militer, dimana strategi militer adalah sebuah

kebijakan yang dilaksanakan oleh organisasi militer untuk mengejar sasaran-sasaran

strategis yang di inginkan. Menurut Carl Von Clausewitz “Strategi militer adalah tujuan

yang ditentukan oleh politik, dan Perang adalah kesinambungan politik dengan cara

militer”. Sehingga perlu dipersiapkan dengan baik.

8. Perang. Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah

kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok

manusia untuk melakukan dominasi di wilayah yang dipertentangkan. War is an

instrument of nation’s power, initiated to achieve national objectives when other means to

resolve difference have failed (Perang adalah kelengkapan kekuatan suatu bangsa, yg

diupayakan untuk mencapai tujuan nasional ketika cara-cara lain telah gagal). Perang

dimasa lalu dimaknai sebagai pertikaian bersenjata. Perang Umum adalah perang yang

mengejar tujuan luas dengan menggunakan seluruh kemampuan negara dan dilakukan di

seluruh dunia, seperti: Perang Dunia, Perang Ekonomi, Perang Politik, Perang Agama,

dan Perang Nuklir. Di era modern, perang lebih mengarah pada superioritas teknologi

dan industri. Hal ini tercermin dari doktrin angkatan perangnya seperti "Barang siapa

menguasai ketinggian maka menguasai dunia". Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan

atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi berperan

sebagai kata kerja, sudah bergeser pada kata sifat, sehingga lambat laun pergeseran ini
5

mendapatkan posisinya dan secara umum perang berarti "pertentangan". Secara spesifik

dan wilayah filosofis, perang merupakan turunan sifat dasar manusia yang tetap sampai

sekarang memelihara dominasi dan persaingan sebagai sarana memperkuat eksistensi

diri dengan cara menundukkan kehendak pihak yang dimusuhi. Dengan mulai secara

psikologis dan fisik, melibatkan diri sendiri, orang lain, baik secara kelompok atau bukan.

Perang dapat mengakibatkan kesedihan dan kemiskinan yang berkepanjangan,

sebagaimana yang dicontohkan pada perang dunia I maupun II yang mengakibatkan

hilangnya nyawa beratus-ratus orang dan mengakibatkan kesedihan yang mendalam

dalam diri masyarakat yang berdampak dari perang tersebut. Paradigma perang saat ini

banyak berubah dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan dinamika lingkungan

strategis, sehingga muncul beberapa perang, antara lain: Perang asimetris, perang

hybrida, perang proxy, perang terbatas dan lainnya.

a. Perang Asimetris. Menurut Dewan Riset Nasional (DRN), Perang

Asimetris adalah suatu model peperangan yang dikembangkan dari cara berpikir

yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku, dengan spektrum

perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspek astagatra (geografi,

demografi, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan

pertahanan keamanan). Perang asimetris selalu melibatkan peperangan antara

dua aktor atau lebih, dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang.

Sedangkan US Army War College menyatakan, peperangan asimetris dapat

digambarkan sebagai sebuah konflik dimana dari dua pihak yang bertikai berbeda

sumber daya inti dan perjuangannya, cara berinteraksi dan upaya untuk saling

mengeksploitasi karakteristik kelemahan-kelemahan lawannya. Perjuangan

tersebut sering berhubungan dengan strategi dan taktik perang unconvensional.

Pejuang yang lebih lemah berupaya untuk menggunakan strategi dalam rangka

mengimbangi kekurangan yang dimiliki dalam hal kualitas atau kuantitas. Perang
6

non konvensional merupakan perang murah meriah, tetapi memiliki daya hancur

lebih dahsyat daripada bom atom. Betapa efek perang ini sungguh dahsyat

karena berdampak selain kelumpuhan menyeluruh bagi negara bangsa, juga

membutuhkan biaya tinggi dan perlu waktu yang relatif lama untuk proses

recovery (pemulihan kembali) kelak. Sasaran perang asimetris, antara lain;

1) Membelokkan sistem sebuah negara.

2) Melemahkan ideologi serta mengubah pola pikir rakyatnya; dan

3) Menghancurkan ketahanan pangan dan energy security (jaminan

pasokan energinya).

b. Perang Hibrida. Perang Hibrida merupakan jenis perang yang cukup

rumit, karena perang ini menggunakan berbagai banyak cara, bisa dengan

menggunakan senjata nuklir, senjata biologi dan kimia, perang informasi hingga

kemungkinan berkembangnya aksi terorisme. Perang Hibrida (hybrid war)

merupakan sebuah strategi militer yang memadukan antara perang

konvensional, perang yang tidak teratur dan ancaman cyber warfare, baik

berupa serangan nuklir, senjata biologi dan kimia, alat peledak improvisasi dan

perang informasi. Perang Hibrida merupakan kombinasi perang tradisional dan

modern, strategi penyerangan yang tidak hanya melibatkan fisik tetapi juga

psikis. Perang ini juga melibatkan penyerangan militer, ekonomi, sosial,

diplomasi, dan dengan penggunaan teknologi. Menurut sejarah dunia, perang

hibrida merupakan perang generasi keempat setelah perang generasi pertama

yang muncul pada tahun 1600-an di benua Eropa, perang dunia pertama, dan

perang dunia kedua. Perang hibrida adalah perang dengan aspek-aspek

sebagai berikut:

1) Pertama. Musuh yang non-standar, kompleks, dan cair. Musuh


7

hibrida bisa berupa negara atau non-negara. Misalnya, dalam kasus

perang Israel-Hizbullah dan Perang Saudara Suriah, pihak-pihak utama

yang bermusuhan adalah entitas non-negara di dalam sistem negara.

Aktor-aktor non-negara ini dapat menjadi proksi (kepanjangan tangan) dari

negara tertentu, namun mereka juga memiliki agenda-agenda tersendiri.

Misalnya, Iran adalah sponsor Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

Namun, insiden “penculikan tentara Israel” adalah agenda Hizbullah, dan

bukan agenda Iran. Insiden inilah yang kemudian memicu perang Israel-

Hizbullah. Di sisi lain, keterlibatan Rusia di Ukraina dapat dijabarkan

sebagai aktor negara tradisional, yang melancarkan perang hibrida

(sebagai tambahan dari penggunaan proksi hibrida lokal). Rusia diketahui

mendukung warga Crimea berbahasa Rusia di dalam wilayah Ukraina,

yang menentang pemerintah Ukraina.

2) Kedua. Musuh hibrida menggunakan kombinasi metode-metode

konvensional dan irregular. Metode dan taktik itu termasuk kapabilitas

konvensional, taktik-taktik ireguler, formasi-formasi irregular, aksi-aksi

teroris, kekerasan tanpa pandang bulu, dan aktivitas kriminal. Musuh

hibrida juga menggunakan aksi-aksi rahasia (clandestine actions) untuk

menghindari atribusi atau retribusi. Metode-metode ini digunakan secara

serempak di seluruh spektrum konflik dengan sebuah strategi terpadu

(unified strategy). Contoh terbaru adalah aspirasi-aspirasi transnasional

dari kelompok ekstrem ISIS (Islamic State of Iraq and Syria atau Negara

Islam di Irak dan Suriah), taktik-taktik campuran, formasi-formasi

terstruktur, dan penggunaan teror yang kasar sebagai bagian dari

persenjataan mereka.
8

3) Ketiga. Musuh hibrida bersifat luwes dan mampu beradaptasi

secara cepat. Contohnya, adalah tanggapan ISIS terhadap kampanye

pemboman besar-besaran militer Amerika. ISIS dengan cepat mengurangi

jumlah pos pemeriksaan (checkpoints) dan penggunaan telepon seluler

(karena sinyal telepon seluler bisa dilacak oleh rudal Amerika). Para

anggota militan ISIS juga membaur di kalangan penduduk sipil. Dampak

kerusakan (collateral damage) akibat pemboman udara AS, yang diderita

warga sipil, bahkan dapat dimanfaatkan ISIS sebagai alat propaganda dan

sarana rekrutmen anggota baru.

4) Keempat. Musuh hibrida menggunakan sistem persenjataan

canggih dan teknologi-teknologi destruktif lain. Senjata-senjata ini

sekarang dapat dibeli dengan harga yang relatif murah dan terjangkau.

Lebih jauh, teknologi-teknologi militer baru lainnya dapat disesuaikan untuk

penggunaan di medan tempur, seperti teknologi jejaring seluler. Pada

2006, pasukan Hizbullah dilengkapi dengan senjata-senjata berteknologi

tinggi, seperti rudal presisi yang biasa digunakan negara-bangsa.

Pasukan Hizbullah berhasil menembak jatuh sejumlah helikopter Israel,

merusak parah sebuah kapal patroli dengan rudal jelajah, dan

menghancurkan tank-tank lapis baja kelas berat Merkava IV, dengan

penembakan rudal dari bunker-bunker tersembunyi. Hizbullah juga

menggunakan pesawat nir-awak (drone) untuk mengumpulkan data

intelijen, berkomunikasi dengan telepon seluler bersandi, dan mengawasi

gerakan pasukan Israel dengan peralatan termal penglihat malam (night-

vision equipment). Dalam perang itu, 3.000 pejuang Hizbullah yang

membaur dalam penduduk Lebanon Selatan diserang oleh 30.000 pasukan

reguler Israel.
9

5) Kelima. Penggunaan komunikasi massa dan propaganda.

Pertumbuhan jejaring komunikasi massa menawarkan alat propaganda dan

rekrutmen yang kuat. ISIS, misalnya, dengan piawai menggunakan

berbagai media sosial untuk mempromosikan ideologi dan agendanya.

Berbagai gambar yang menunjukkan “kehebatan” ISIS disebar melalui

Youtube. Sementara pesan-pesan propaganda kelompok bisa dibaca

meluas melalui Twitter dan Facebook. Dalam kasus perang Israel-

Hizbullah, jaringan komunikasi massa Hizbullah dengan cepat

menyebarkan foto-foto dan video tentang situasi medan pertempuran, yang

mendominasi perang persepsi di sepanjang konflik. Israel tidak kalah

perang di medan tempur, namun kalah dalam perang informasi, karena

persepsi yang umum mendominasi pada waktu itu adalah bahwa militer

Israel kalah. Hizbullah dianggap sukses bertahan melawan pasukan Israel

yang berjumlah jauh lebih besar, meski basis Hizbullah dihujani bom-bom

berat oleh pesawat-pesawat tempur Israel. Bagaimanapun, meski meraih

sukses di tingkatan taktis dan propaganda, korban di pihak Hizbullah

sangat berat.

6) Keenam. Sebuah perang hibrida terjadi pada tiga medan tempur

yang berbeda. Yakni, medan tempur konvensional, penduduk asli yang

berada di zona konflik dan komunitas internasional. Kehadiran tentara

Amerika di Irak sejak invasi tahun 2003 diwarnai oleh tiga medan tempur

tersebut. Dalam medan tempur konvensional, pasukan AS yang unggul

dalam kecanggihan teknologi perang telah menang telak dengan berhasil

menaklukkan militer Irak, yang waktu itu masih dipimpin oleh Presiden Irak
10

Saddam Hussein. Tetapi setelah menduduki Irak, pasukan AS yang

kehadirannya tidak populer kerepotan menghadapi berbagai aksi serangan

bom dan teror dari berbagai kelompok di Irak. Kelompok-kelompok yang

anti AS tersebut membaur di lingkungan penduduk asli setempat, dan tidak

mudah bagi AS menghadapi musuh yang membaur di kalangan penduduk.

Untuk memenangkan perang, pasukan AS harus mendapat simpati dan

dukungan dari warga setempat, tetapi ternyata hal ini tidak mudah.

Sedangkan di mata komunitas internasional, kehadiran pasukan AS yang

berkepanjangan juga tidak menguntungkan. Di dalam negeri Amerika,

sebagian warga AS berpendapat tidak ada gunanya mempertahankan

pasukan AS di Irak, apalagi banyak prajurit AS yang tewas akibat serangan

bom dari kelompok perlawanan. Di negara-negara Arab, termasuk di Irak

sendiri, pasukan AS dipandang sebagai pasukan “penjajah” dan kekuatan

kolonial-imperialis yang menduduki negara lain. Pasukan militer tradisional

umumnya merasa sulit merespons perang hibrida.

c. Perang Proxy. Perang Proxy (Proxy War) adalah sebuah konfrontasi

antara dua kekuatan besar dengan menggunakan pemain pengganti untuk

menghindari keterlibatan secara langsung dengan alasan untuk mengurangi

resiko konflik secara langsung yang berisiko pada kehancuran fatal. Biasanya

menggunakan pemain ketiga yang bertindak sebagai pemain pengganti adalah

negara kecil, namun kadang juga bisa aktor non-negara (non state actor) yang

dapat berwujud LSM, Ormas, kelompok masyarakat atau perorangan.

Singkatnya, Proxy War merupakan kepanjangan tangan suatu negara yang

berupaya mendapatkan kepentingan strategisnya namun menghindari keterlibatan

langsung suatu perang yang mahal dan berdarah. Melalui perang proxy ini tidak

dikenali secara jelas siapa kawan siapa lawan karena musuh mengendalikan non
11

state actor dari jauh. Negara musuh akan membiayai semua kebutuhan yang

diperlukan non state actors, dengan imbalan mereka mau melakukan segala

sesuatu yang diinginkan penyandang dana untuk memecah belah kekuatan

negara yang menjadi sasaranya.

d. Perang Dingin. Adalah perang yang tidak ada penggunaan kekerasan

bersenjata secara terbuka, namun kondisi dan suasana antara dua pihak yang

bertentangan sangat mirip dengan keadaan perang. Pada perkembangan

selanjutnya kondisi dunia yang mengalami Perang Dingin dan perlombaan

senjata, strategi berfokus pada syarat-syarat apa yang disebut deterrence.

Sebagai isu utama Deterrence saat itu banyak digunakan oleh kedua kubu

(Amerika Serikat vs Uni Soviet) untuk saling menggertak lawan dengan tujuan

agar lawan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengancam keseimbangan dunia

dengan memulai perang lagi.

e. Perang Terbatas. Adalah perang yang terjadi antara dua bangsa saja

atau perang yang tidak melibatkan banyak bangsa secara luas dilihat dari sudut

tujuan, penggunaan kekuatan dan lingkup wilayah, seperti: Perang Saudara,

Perang Teluk, Perang Suku, Perang Antar Negara,dan Perang Ekspansi. Dalam

Perang Terbatas (Limited War) untuk sasaran yang terbatas, hanya perlu

menghancurkan the government’s will dengan asumsi terdapat kontrol Pemerintah

untuk mencegah Rakyat dan atau Militer mengabaikan keputusan Pemerintah dan

untuk memulai kembali pertempuran.

9. Penyelenggaraan Peperangan. Penyelenggaraan peperangan pada hakikatnya

penataan sistem pertahanan yang mencakupi penyiapan kekuatan, penyiapan wilayah

negara sebagai medan pertahanan, penyiapan logistik pertahanan, pelaksanaan


12

peperangan, dan pemulihan terhadap dampak kerusakan akibat peperangan. Perang di

masa depan akan semakin kompleks, mengandalkan keunggulan teknologi, presisi, dan

penguasaan ruang. Oleh karena itu, penataan sistem pertahanan tersebut harus

disesuaikan dengan perkembangan sifat atau karakteristik peperangan di masa depan.

Perang diselenggarakan untuk membela kemerdekaan dan kedaulatan negara,

mempertahankan keutuhan wilayah negara, serta melindungi keselamatan segenap

bangsa. Perang bagi bangsa Indonesia adalah perang semesta yang melibatkan seluruh

rakyat Indonesia dan segenap kekuatan nasional. Pernyataan perang dengan bangsa

lain dilakukan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Demikian pula dalam mengakhiri perang atau membuat perdamaian, pernyataan

dilakukan oleh Presiden melalui pernyataan politik secara resmi. Hal mendasar yang

harus menjadi pegangan dalam pelaksanaan peperangan: keyakinan akan kekuatan

sendiri, tidak mengenal menyerah dan tidak akan menyerahkan diri atau menyerahkan

wilayah Indonesia kepada pihak lawan, keyakinan akan kemenangan, dan perlawanan

tidak akan berhenti sebelum mencapai kemenangan.

Penyiapan kekuatan diselenggarakan oleh pemerintah sejak dini dan

berkesinambungan melalui pembangunan sumber daya nasional untuk menjadi kekuatan

pertahanan. Kekuatan pertahanan tersebut diorganisasikan ke dalam Komponen Utama,

yakni TNI, serta Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung, yakni warga negara,

sumber daya alam dan buatan, serta sarana dan prasarana nasional. Penyiapan

kekuatan juga mencakupi penggelaran kekuatan yang pelaksanaannya berdasarkan

pertimbangan hakikat ancaman yang dihadapi. Penyiapan wilayah negara sebagai

medan pertahanan diselenggarakan berdasarkan perkiraan strategis tentang

kemungkinan ancaman yang dihadapi dan diproyeksikan dalam tiga lapis medan

pertahanan, yakni medan pertahanan penyanggah, medan pertahanan utama, dan


13

daerah perlawanan. Medan pertahanan penyanggah merupakan lapis terdepan, yakni

medan pertahanan yang berada di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan wilayah udara

di atasnya. Medan pertahanan utama merupakan lapis inti dari medan pertahanan mulai

dari Zona Ekonomi Eksklusif sampai dengan laut teritorial, dasar laut, daratan serta

wilayah udara di atasnya, yang menjadi mandala perang. Daerah-daerah perlawanan

merupakan lapis ketiga yang berada pada wilayah-wilayah belakang di luar mandala

perang, termasuk wilayah perairan Nusantara dan wilayah udara di atasnya yang

dibangun dan dipersiapkan sebagai daerah pangkal perlawanan untuk memelihara

kesinambungan perlawanan.

Bagi Indonesia perang diselenggarakan dengan strategi pertahanan berlapis dan

mendalam dengan mendayagunakan seluruh kekuatan dan kemampuan nasional ke

dalam konsep Perang Rakyat Semesta. Keberhasilan Perang Rakyat Semesta

ditentukan oleh kemanunggalan TNI-Rakyat. Karena itu, pembangunan pertahanan dan

gelar kekuatan berdimensi kewilayahan (teritorial) dan diselenggarakan dengan tujuan

untuk membangun dan memelihara kemanunggalan TNI-Rakyat bagi terwujudnya daya

tangkal bangsa.

10. Strategi. Kata strategi berasal dari kata strategos dalam Bahasa yunani kuno

yang secara harfiah berarti’ pemimpin pasukan”. Strategi dalam pengertian ini adalah

seni menjadi pemimpin perang, mengomandani keseluruhan upaya perang, memutuskan

formasi apa yang digunakan, harus bertempur dimedan apa, harus menggunakan

manuver apa untuk meraih keunggulan. Selain itu dengan berkembangnya pengetahuan

ini, para pemimpin militer menemukan bahwa semakin mereka berpikir dan membuat

rencana didepan, semakin besar kemungkinan mereka sukses. Strategi Dalam Perang

menurut Jomini 1779-1869, adalah seni berperang diatas peta yang meliputi seluruh

kawasan atau theatre operasi taktik besar ialah seni menempatkan pasukan di medan
14

tempur sesuai dengan sifat medan, mengerahkan dan melaksanakan pertempuran di

medan, yang berbeda dengan perencanaan di atas peta. Di masa Sun Tzu pada awal

kemunculannya studi strategi hanya fokus pada bidang militer dan perang saja.

Pada perkembangan setelah Perang Dingin studi strategi banyak digunakan oleh

para elite politik untuk mencapai tujuan politis. Studi strategi bukan lagi hanya masalah

keamanan dalam arti daya tangkal atau kemampuan militer untuk atasi serangan musuh,

tetapi juga kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam bidang ekonomi,

pengembangan teknologi, kerjasama internasional,dan sebagainya. Paradigma strategi

terdiri dari Tujuan (Ends), Cara-Cara (Ways) dan Sumberdaya (Means) hampir secara

universal dapat diterapkan di berbagai organisasi. Selanjutnya menurut Clausewitz 1780-

1883,mengatakan bahwa Strategi adalah ajaran tentang penggunaan pertempuran untuk

mencapai tujuan perang, dan taktik adalah ajaran tentang penggunaan angkatan perang

dalam pertempuran. Dikatakan bahwa dalam mempergunakan pertempuran untuk

mencapai tujuan perang, strategi harus memberikan tujuan keseluruh kegiatan militer dan

tujuan itu harus sesuai dengan tujuan perang. Strategi menggariskan rencana perang

untuk mencapai tujuan perang yang telah digariskan, menentukan rangkaian kegiatan

yang akan dilaksanakan, mengarahkan kampanye, menentukan tujuan dan sarana

pertempuran yang harus dilakukan dalam tiap kampanye. Sebagai penganut teori

pendekatan langsung mengatakan perang adalah tindakan kekerasan untuk memaksa

lawan tunduk kepada kemauan kita. Untuk mencapai tujuan itu maka musuh harus

dibuat tidak berdaya, dengan cara menghancurkan kekuatan militernya, merebut

negerinya serta menaklukkan kemauannya untuk melawan dan ini hanya dapat dicapai

melalui pertempuran. Dengan definisi ini Clausewitz sebenarnya mempersempit arti

strategi, yaitu terbatas pada penggunaan pertempuran semata-mata, serta selanjutnya

memberikan wawasan bahwa hanya pertempuranlah alat mencapai tujuan perang dan

merupakan alat satu-satunya bagi strategi. Ahli strategi lainnya, Liddlell Hart tidak
15

sependapat dengan Clausewitz dan mengkritiknya dengan mengatakan, bahwa definisi itu

memasuki bidang politik, yaitu penyelenggaraan perang pada tingkatan yang lebih tinggi,

yang seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan bukan pimpinan militer yang

hanya merupakan pelaksana dalam pengendalian operasi.

11. Soal Latihan. Jelaskan pendapat Pasis mengenai pernyataan bahwa setelah

Perang Dingin, studi strategi banyak digunakan oleh para elite politik untuk mencapai

tujuan politis.
16

BAB III

STRATEGI MILITER

12. Tujuan Instruksional Agar pasis dapat memahami dan menjelaskan strategi

militer.

13. Umum. Strategi militer di abad ke-19 masih dipandang sebagai salah satu dari

"seni" atau "ilmu" yang mengatur pelaksanaan peperangan; yang lainnya adalah taktik,

pelaksanaan rencana dan manuver kekuatan dalam pertempuran, dan logistik,

pemeliharaan pasukan . Strategi militer adalah rencana dan pelaksanaan persaingan

antara kelompok-kelompok bersenjata yang sangat besar. Ini melibatkan setiap lawan

diplomatik, informasi, militer, dan sumber daya ekonomi berperan terhadap sumber daya

lain untuk mendapatkan supremasi atau mengurangi musuh untuk memberi perlawanan.

Sebuah strategi militer kontemporer ini dikembangkan melalui ilmu militer. Strategi militer

adalah rencana dan pelaksanaan persaingan antara kelompok-kelompok bersenjata yang

sangat besar. Ini melibatkan setiap lawan diplomatik, informasi, militer, dan sumber daya

ekonomi berperan terhadap sumber daya lain untuk mendapatkan supremasi atau

mengurangi musuh untuk memberi perlawanan. Strategi militer adalah alat utama untuk

mengamankan kepentingan nasional. Strategi dan taktik sangat erat terkait. Keduanya

berurusan dengan jarak, waktu dan kekuatan, tetapi strategi, skala besar, dapat bertahan

selama bertahun-tahun, sedangkan taktik, skala kecil, melibatkan unsur-unsur yang lebih

sedikit disposisi bertahan selama berjam-jam.


17

Seni strategi didefinisikan sebagai usaha untuk mencapai tujuan dalam sebuah

kampanye militer, sementara taktik merupakan metode untuk mencapai tujuan tersebut.

Sasaran-sasaran strategis dapat dinyatakan sebagai berikut : "Kami ingin menaklukkan

daerah X", atau "Kami ingin menghentikan ekspansi negara Y di dunia perdagangan

komoditas Z"; sementara keputusan-keputusan taktis berkisar dari pernyataan umum,

misalnya "Kami akan melakukan ini dengan invasi laut utara negara X", "Kami akan

memblokade pelabuhan-pelabuhan negara Y", untuk yang lebih spesifik Peleton C akan

menyerang sementara Peleton D melindungi" . Dalam bentuknya yang paling murni,

strategi semata-mata berurusan dengan isu-isu militer.

Berbeda dengan Grand strategi yang merupakan strategi organisasi terbesar

seperti Negara bangsa, konfederasi, atau aliansi internasional. Hal ini lebih besar dalam

perspektif daripada taktik militer yang merupakan disposisi dan manuver dari unit tertentu

atau medan pertempuran laut. Dasar strategi dan strategi raya adalah diplomasi melalui

suatu bangsa bisa menjadi sekutu atau tekanan bangsa lain pada kepatuhan, sehingga

mencapai kemenangan tanpa perang. Unsur lain dari grand strategi adalah manajemen

pasca-perang damai. Dalam penyusunan strategi, perencanaan menjadi faktor penting

dan dibutuhkan untuk memenangkan perang untuk meraih keunggulan dalam persaingan.

Perencanaan berbasis pada analisis perbandingan 4 faktor yaitu Kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman. Perencanaan terperinci, membutuhkan beberapa parameter

sebagai persyaratan utama yang dalam strategi klasik, dikembangkan oleh Sun Tzu, dan

menganjurkan bahwa proses perencanaan diawali dari proses penilaian faktor mendasar

dan dimensi yang dihadapi. Menyadari pentingnya perang dan resiko yang dihadapi

akibat perang, Sun Tzu memberikan pandangan tentang 5 faktor mendasar, yaitu :

a. Pengaruh moral.

b. Iklim.
18

c. Lapangan.

d. Kepemimpinan.

e. Doktrin.

Dalam menentukan perbandingan dimensi yang dihadapi, terdapat 7 demensi yang perlu

diperbandingkan, yaitu :

a. Pengaruh moral dan penguasa.

b. Kemampuan dengan Panglima.

c. Keunggulan dengan Iklim dan Lapangan.

d. Kekuatan Pasukan dalam Jumlah.

e. Latihan Pasukan; Penerapan Reward.

f. Punishment ( Disiplin ).

g. Penerapan Doktrin ( Aturan dan instruksi).

Delapan faktor utama sebagai persyaratan utama yang harus dipertimbangkan dalam

menyusun (strategi) perencanaan yaitu: Pengaruh moral, kepemimpinan, Iklim,

Lapangan, doktrin, kekuatan, pelatihan dan disiplin. Dalam perang delapan faktor

utama tersebut menjadi dasar dan pertimbangan dalam melaksanakan proses

penyusunan rencana dan melalui penilaian faktor-faktor ini sebuah organisasi merancang

strategi untuk meraih kemenangan perang. Faktor utama yang mendasari perencanaan

terinci yang diterapkan dalam perang. Pengaruh Kepemimpinan dapat dinilai dengan

mempertimbangkan keunggulan dan kelemahannya. Menurut ahli Strategi Sun Tju bahwa

seorang pemimpin, membutuhkan 5 sifat penting yang harus dimiliki sebagai keunggulan,

yaitu :

a. Kearifan, yang berarti mampu mengenali setiap perubahan keadaan dan

mampu bertindak cepat dalam mengatasi pengaruhnya.


19

b. Ketulusan, merupakan kemampuan untuk melakukan apa yang

diucapkan, sebagai metode untuk menumbuhkan kepercayaan dalam jiwa

bawahannya untuk tidak ragu menerima imbalan atas prestasi yang dilakukan dan

hukuman karena sebuah kesalahan, sebagai tindakan pemimpin yang dapat

dipertanggungjawabkan dan merupakan sebuah kepastian.

c. Kebapakan, kemampuan untuk menghargai kerja keras dan usaha yang

dilakukan oleh setiap orang, cinta terhadap sesama serta memperhatikan orang

lain dengan simpati.

d. Keberanian, merupakan kemampuan untuk memanfaatkan peluang demi

memperoleh dan meraih kemenangan.

e. Kekerasan merupakan sikap pemimpin yang berani menanamkan dan

menerapkan disiplin kepada semua bawahannya, menumbuhkan loyalitas,

keseganan dan kesetiaan serta kekaguman, mencegah anak buahnya melakukan

pelanggaran serta meningkatkan prestasi kerja.

Ahli Strategi lainnya “Edward Mead Earle”, mengatakan bahwa strategi militer

adalah seni menggunakan dan mengendalikan sumberdaya nasional, termasuk angkatan

perangnya untuk mencapai tujuan, sehingga kepentingan vitalnya dapat didukung dan

dicapai terhadap ancaman lawan, aktual atau potensial, atau yang diperkirakan. Strategi

besar atau grand strategi adalah tingkat tertinggi dari strategi yang mengintegrasikan

kebijakan dan persenjataan nasional sehingga memberi daya tangkal terhadap upaya

perang oleh lawan, atau bila terpaksa dilakukan, akan memberi peluang maksimum

tercapainya kemenangan.

14. Strategi Militer Dalam Doktrin TNI. Tentara Nasional Indonesia menganut

strategi pertahanan berlapis dan mendalam yang memancarkan penangkalan yang kuat

serta kemampuan untuk mengatasi ancaman manakala menghadapi ancaman nyata.


20

Strategi yang disiapkan untuk menghadapi kemungkinan ancaman dari dalam negeri

maupun luar negeri antara lain adalah strategi penangkalan, strategi penindakan dan

strategi Pemulihan.

a. Strategi Penangkalan. Dalam menjalankan ada dua mekanisme yang

dapat digunakan. Mekanisme pertama adalah punishment yang menitik beratkan

pada penggunaan senjata ofensif dan mengandalkan serangan balik terhadap

sasaran non-militer (counter value). Keefektifan dari mekanisme ini terletak pada

kemampuan menyelamatkan jumlah senjata ofensif yang dimiliki dari serangan

pertama (first strike) lawan. Mekanisme kedua adalah denial yang melibatkan

penggunaan kekuatan militer secara langsung untuk mencegah negara lawan

melakukan serangan pada kawasan yang dikuasai. Mekanisme ini

menitikberatkan pada penggunaan senjata defensif dan mengandalkan serangan

terhadap obyek-obyek militer (counter force). Strategi penangkalan dikembangkan

dengan menyinergikan kemampuan nasional dari aspek politik, ekonomi, psikologi,

teknologi, sosial budaya, dan militer yang berefek penolakan dan pembalasan

sekaligus. Pelaksanaan peperangan ditentukan pula oleh gelar kekuatan

pertahanan yang disesuaikan dengan hakikat ancaman dengan mengutamakan

kesiapsiagaan dan mobilitas yang tinggi. Penggelaran kekuatan TNI

dikembangkan secara fleksibel bagi terwujudnya Tri Matra Terpadu sekaligus

keterpaduan dengan pertahanan nirmiliter. Strategi penangkalan dilaksanakan

dengan penggunaan kekuatan TNI melalui kegiatan dan operasi militer sesuai

dengaan kebijakan dan politik negara meskipun belum ada pernyataan perang dari

Presiden. Pada tahap ini, TNI bersinergi dengan K/L terkait lainnya. Kegiatan

penangkalan ini dilaksanakan dengan pembangunan kekuatan dan diplomasi

militer, pembangunan dilaksanakan secara terus-menerus sesuai perkembangan

teknologi modern. Bentuk diplomasi militer antara lain, unjuk kekuatan militer,

latihan bersama, pendidikan, pertemuan militer, kunjungan, kerjasama militer atau


21

olah raga militer. Operasi militer yang dilaksanakan antara lain, operasi intelijen,

operasi pengamanan wilayah NKRI, operasi informasi, operasi teritorial dan/atau

operasi peemberdayaan wilayah perhanan dan operasi patrol terkoordinasi.

b. Strategi Penindakan. Pada tahap penindakan dilaksanakan strategi yang

menggunakan kekuatan TNI sesuai kebijakan dan keputusan politik negara dan

atau setelah adanya pernyataan perang oleh Presiden. Strategi menghadapi

musuh dilakukan melalui operasi intelijen, operasi tempur, operasi territorial,

diplomasi militer, operasi informasi. Untuk sasaran yang bernilai strategis terpilih

dilaksanakan dengan operasi khusus. Bantuan dari luar TNI yang diperlukan

untuk memperkuat komponen utama bersifat opsional melalui mobilisasi komponen

cadangan dan pendukung. Strategi penindakan yang dilaksanakan bersifat

defensive aktif dengan menggunakan pola pertahanan berlapis. Tindakan yang

dilakukan yaitu; menghancurkan musuh di pangkalannya, dalam perjalanan dan

setelah masuk ke wilayah NKRI. Selanjutnya apabila musuh berhasil merebut dan

menguasai seluruh atau sebagian wilayah NKRI maka dilaksanakan perang

berlarut dengan taktik gerilya. Pada tahap penindakan ini dilaksanakan secara

efektif dengan didukung teknologi informasi yang modern, diantaranya network

centric warfare.

c. Strategi Pemulihan. Pada tahap ini dilaksanakan operasi militer dan

kegiatan pemulihan berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara terkait

persetujuan gencatan senjata. Operasi yang dilaksanakan antara lain; operasi

pemindahan kebelakang atau melakukan penarikan kekuatan yang tidak

dibutuhkan, operasi teritorial dan atau operasi pemberdayaan wilayah pertahanan

dan kekuatan pendukungnya untuk siap menghadapi perkembangan situasi.

Kegiatan yang dilaksanakan antara lain; rekonstruksi, rehabilitasi, konsolidasi yang

bersinergi dengan K/L terkait lainnya serta membawa tawanan ke peradilan umum
22

dan atau peradilan militer. Perang memang selalu menimbulkan dampak

kerusakan yang hebat, baik secara psikis maupun secara fisik, sehingga fungsi

pertahanan negara pasca perang adalah memulihkan kembali kondisi negara

melalui rehabilitasi terhadap dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh

peperangan. Rehabilitasi merupakan fungsi pemerintah yang pelaksanaannya

secara lintas departemen dan instansi, melibatkan fungsi pertahanan nirmiliter

sesuai dengan fungsinya masing-masing, dibantu oleh fungsi pertahanan militer.

Upaya pemulihan secara psikis diarahkan pada tata nilai, yakni menata kembali

nilai-nilai kebangsaan dan nilai sosial serta memulihkan kondisi psikologis

masyarakat yang terkena dampak peperangan. Bersamaan dengan upaya

pemulihan secara psikis, diselenggarakan upaya pemulihan secara fisik. Upaya

pemulihan secara fisik diarahkan pada rekonstruksi lingkungan yang mengalami

kerusakan selama berlangsungnya peperangan.

15. Doktrin Dalam Strategi Militer. Iklim mencakup cuaca, angin, awan,

kelembaban dan suhu yang menjadi bagian penting dalam pertimbangan untuk

menentukan cara bertindak yang akan dipilih. Kondisi iklim harus dapat dimanfaatkan

sebesar-besarnya bagi keuntungan pasukan sehingga dengan memanfaatkan iklim dapat

memperoleh peluang yang paling menguntungkan untuk meraih/ memperoleh

kemenangan. Hal yang perlu dipertimbangkan dari segi lapangan dalam perang adalah

mudah atau sulit; terbuka atau terbatas, jarak lokasi pertempuran dengan basis pasukan,

resiko yang dapat timbul dari lapangan; jangkauan operasi dan manuver; kemungkinan

mengembangkan operasi, menyerang, bertahan atau kemungkinan lepas libat. Semua

situasi medan tersebut berpengaruh terhadap resiko selamat atau hancurnya pasukan

dalam pertempuran. Dengan penilaian medan dan lapangan, seorang Panglima perang

akan dapat menghitung bagaimana sumberdaya yang dimiliki, dapat digerakkan secara
23

efektif dengan memanfaatkan kondisi lapangan tersebut untuk memperoleh kemenangan.

Perencanaan terinci sangat menentukan, agar dapat mengelola sumberdaya yang

dimiliki, memilih pasukan utama dan pasukan cadangan, route, ketepatan waktu dan hal

lain yang berpengaruh.

Menurut ahli strategi, Burne 1833-1896. Bahwa strategi militer adalah cara

membawa musuh kedalam medan tempur dan taktik adalah cara mengalahkannya.

Burne melihat aspek logistik dari strategi sebagai cara membawa pasukan ke medan

tempur dan taktik mengatur tindakannya. Salah satu masalah strategi di satu pihak ialah

memaksa musuh untuk bertempur, jika mungkin pada waktu dan tempat yang kita pilih

sendiri. Waktu dan tempat yang dipilih itu tentunya yang menguntungkan bagi kita. Segi

lain yang terdapat dalam definisi ini ialah bahwa kita harus memegang inisiatif dan lawan

berada dalam sikap menunggu. Di lain pihak yang harus dipecahkan dalam hal ini ialah

bagaimana membawa pasukan kita ke tempat dan pada waktu yang ditentukan itu, atau

dengan kata lain bagaimana cara bermanuver dari basis pasukan ke medan operasi.

Setelah pasukan sampai di medan operasi, maka mulailah masalah taktik bagaimana

menggunakan pasukan itu untuk mengalahkan musuh. Dengan demikian terlihatlah

hubungan antara strategi dan taktik yang menurut pendapat Burne taktik itu dimulai

setelah strategi berakhir.

Penerapan Doktrin dalam strategi militer, bahwa yang paling dominan dalam

pasukan militer dapat dilihat dalam penentuan atribut sesuai dengan korps dan kualifikasi

pasukan. Disamping itu militer bergerak dan melakukan tugas dituntun oleh doktrin yang

memuat metode dan tehnik yang menjadi pedoman untuk diterapkan dalam

melaksanakan operasi. Metode dan tehnik dalam doktrin tersebut berlaku secara

seragam bagi pasukan sejenis dalam menyelesaikan tugas dan mencapai sasaran. Pada

prinsipnya, sebuah doktrin, menjadi bagian penting dalam membentuk kultur pasukan.

Meskipun doktrin dilakukan secara seragam, akan berubah bila dipengaruhi oleh medan
24

dan iklim yang dihadapi. Prajurit harus taat dengan aturan dan hukum, para panglima

harus mampu menetapkan hukuman yang tepat dan setara dengan pelanggaran dan

memberi hadiah bagi mereka yang melakukan tugas dengan lebih baik.

Suatu sikap untuk memberikan gambaran bahwa prosedur operasi merupakan

sesuatu yang harus dipedomani dan tidak ada yang boleh mengingkari bila ingin tugasnya

dapat diraih dengan keberhasilan. Besar dan kecilnya Sumberdaya sebagai gambaran

tentang kekuatan, yang dimiliki akan menentukan tugas yang dapat dilakukan dan luas

wilayah yang dipertangungjawabkan terhadap suatu organisasi militer. Pada jaman

dimana perang masih dilakukan dengan menghadapkan antar pasukan yang berperang,

maka jumlah pasukan yang lebih besar kemungkinan akan memperoleh kemenangan

selama pada masing-masing pasukan menerapkan teknologi persenjatan dan dukungan

logistik pasukan yang setara. Akan berbeda hasilnya bila teknologi persenjataan yang

digunakan dan dukungan logistik yang mengikuti pasukan, maka pasukan dengan

teknologi dan dukungan logistik yang lebih baik akan memperoleh kemenangan.

Mempertimbangkan kekuatan ternyata tidak selalu menjadi sesuatu yang mutlak dalam

menentukan kemenangan, karena masih ada faktor lain yang berpengaruh yaitu Latihan.
25

Strategi dan doktrin hanya dapat diterapkan dengan baik apabila pasukan telah

terlatih dengan baik. Tanpa latihan yang teratur dan mendukung pelaksanaan doktrin

yang ditetapkan dalam mengimplemnentasikan strategi, pasukan akan kacau dan sulit

mencapai sasaran operasi. Dengan penerapan latihan, panglima dapat menentukan

pemimpin dan pasukan yang paling tepat untuk melaksanakan tugas dan misi yang harus

dilaksanakan. Tujuan dan sasaran dapat diraih tidak hanya karena kekuatan dan mutu

awak organisasi saja, tetapi akan lebih berhasil apabila didukung oleh disiplin setiap

unsur dalam organisasi. Organisasi militer yang menerapkan aturan secara ketat,

berlaku bagi semua dan konsisten, akan meningkatkan semangat juang setiap prajurit,

karena mereka meyakini bahwa dengan melaksanakan tugas dengan baik, maka akan

memperoleh penghargaan dan setiap pelanggaran, siapapun pelakunya akan mendapat

hukuman yang setimpal setara dengan pelanggarannya.

Organisasi yang memiliki prajurit yang setia, tetapi penerapan hukum tidak berjalan

semestinya, sebenarnya organisasi ini sulit untuk memenangkan pertempuran, karena

moril dan semangat mereka rendah. Dengan memperhitungkan 8 faktor penting, melalui

perbandingan faktor-faktor tersebut dengan pesaing, menerapkan pola perbandingan

yang dilakukan dengan analisis kekuatan, kelemahan dan lingkungan, akan memberi

penilaian yang baik untuk menentukan pilihan untuk meraih kemenangan perang atau

keberhasilan dalam persaingan. Strategi yang ideal adalah apapun yang paling efektif,

pelaksanaan merupakan komponen sebagai dari penjabaran strategi. Sebagaimana Sun

Tju “ Anda tidak tahu bagaimana musuh ditempatkan? Bertempurlah dan cari tahulah.

Serangan yang menentukan hanya dapat dilakukan dengan penuh keyakinan setelah

beberapa lama bertempur. Serangan coba-coba bukanlah pertempuran terpisah,

melainkan awal dari pertempuran yang sesungguhnya. Lancarkanlah formasi terhadap

keseluruhan front nya maka anda kenali bentuknya.

Dengan strategi yang tepat, pertempuran baru separuh dimenangkan, strategi akan
26

sukses bila diikuti dengan pelaksanaan taktik yang profesional. Akan timbul masalah

ketika perencanaan dipisahkan dari pelaksanaan. Ini adalah ibarat memisahkan berfikir

dari berbuat dan mengaburkan tanggung jawab. Lebih baik melibatkan diri dalam

semacam bentuk perencanaan sekaligus pelaksanaan. Latihan menyiapkan rencana

cadangan menghasilkan wawasan tentang ancaman dan peluang.

16. Soal Latihan Jelaskan secara umum yang pasis pahami tentang hubungan

antara doktrin dan strategi !


27

BAB IV

PERAN KEKUATAN UDARA DALAM STRATEGI MILITER

17. Tujuan Instruksional Agar pasis memahami dan dapat menganalisa peran

kekuatan udara dalam strategi militer.

18. Umum. Perang kekuatan udara dalam strategi militer sangat penting selain

sebagai salah satu instrument atau alutsista utama dalam suatu pertempuran juga

sebagai instrument diplomasi dalam proses bargaining politik suatu negara.

19. Peran Kekuatan Udara. Bagi Indonesia peran kekuatan udara sebagai alat

negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan

dan keputusan politik negara. Perubahan strategis dunia saat ini merupakan produk

globalisasi yang didorong oleh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dunia

sedang mengalami kemajuan dibidang teknologi dan ilmu pengetahuan seperti teknologi

informasi dan komunikasi, bioteknologi, teknologi nano, perkembangan teknologi

persenjataan pemusnah massal, maupun pesawat tak berawak dan berbagai teknologi

lainnya.

Indonesia sebagai negara equatorial terpanjang di atasnya terdapat 12,82% dari

Geo Stasionery Orbit (GEO) yang membentang sepanjang katulistiwa. GO merupakan

Sumberdaya Alam terbatas yang memiliki karakteristik khas dapat ditempati satelit untuk

keperluan telekomunikasi, penyiaran, pemantauan cuaca navigasi lalulintas laut dan

udara serta untuk penginderaan atau pengintaian jarak jauh. Semua pihak dapat
28

memanfaatkan wahana dirgantara ini untuk keperluan kesejahteraan dan kepentingan

umat manusia. Pada kenyataannya penggunaan ruang angkasa/udara cenderung

dikemas untuk kepentingan teknologi dan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi oleh negara-

negara maju. Adanya rancangan Peraturan Den Haag tentang Perang di Udara (1923)

telah mengatur ketentuan khusus mengenai perang di udara yang dirancang pada bulan

Desember 1922 sampai bulan Februari 1923 oleh komisi para ahli hukum di Den Haag,

sebagai realisasi Konferensi Washington 1922. Tujuan pokok komisi ini sebenarnya hanya

mengatur penggunaan radio dalam pertempuran. Rancangan ketentuan ini

dipergunakan sebagai pedoman dalam pertempuran udara. Substansinya mengatur

penggunan pesawat udara di dalam pertempuran dengan segala peralatan yang dimiliki.

Pemanfaatan GO serta ruang angkasa (udara) untuk kepentingan militer masih

sangat dirahasiakan dan hanya dikuasai olehnegara-negara tertentu. Ruang angkasa

(ruang udara) tidak hanya dapat mengancam keamanan dan keselamatan negara lain

melalui penggunaan satelit mata-mata, tetapi juga dapat menjadi sumber ancaman

karena adanya sampah ruang angkasa. Terkait hal tersebut, peran kekuatan udara dalam

menjaga dan mengamankan kepentingan nasional tersebut sangat penting.

Lingkungan keamanan pada abad ke-21 terutama tentang aspek ruang udara

telah berubah secara cepat dan signifikan seiring dengan penggunaan jaringan

komunikasi dan informasi, terutama internet oleh masyarakat modern, termasuk di sektor

pertahanan. Kemajuan teknologi dan informasi telah menyebabkan berbagai sektor

kehidupan menjadi terhubung dalam suatu ruang cyber yang tercipta oleh jaringan, kabel

dan alamat Internet Protocol (IP) melalui komputer dan sarana lain. Perorangan dan

komunitas terhubung, tersosialisasi, dan terorganisasi secara mendunia dalam dan

melalui ruang cyber. Kemajuan teknologi dan informasi telah menyebabkan berbagai

sektor kehidupan menjadi terhubung dalam suatu ruang cyber yang tercipta oleh jaringan,
29

kabel dan alamat Internet Protocol (IP) melalui komputer dan sarana lain. Perorangan dan

komunitas terhubung, tersosialisasi, dan terorganisasi secara mendunia dalam dan

melalui ruang cyber. Di samping memberikan suatu dampak positif dari sisi informasi dan

komunikasi, kecenderungan tersebut telah menciptakan suatu peluang bagi terjadi nya

kejahatan cyber. Dari aspek pertahanan, ruang cyber telah menghasilkan domain kelima

yang dapat dijadikan sebagai medan peperangan, selain medan perang darat, laut, udara

dan ruang angkasa. Aktor Negara dan actor non Negara akan memanfaatkan ruang cyber

untuk mengancam kepentingan dan keamanan negara lain. Sektor pertahanan Negara

memiliki kerawanan terhadap serangan melalui cyber. Strategi militer khusunya yang

menggunakan kekuatan udara harus dibangun untuk mampu mengahadapi dinamika

perkembangan lingkungan strategis khusunya teknologi yang terkait dengan dirgantara.

20. Strategi Perang Udara. Adalah cara untuk dapat memenangkan perang melalui

udara. Menurut Andre Beaufre, strategi perang udara merupakan metoda berfikir yang

obyektifnya dengan cara menata sarana-sarana udara dalam susunan prioritas dan

kemudian memilih cara bertindak yg paling efektif. Sedangkan strategi perang udara

menurut Dr. Alan Stephens adalah menejemen kekuatan udara dalam suatu kampanye

yang sebagian besar ditentukan oleh penekanan pada Pengendalian Udara, Pemboman,

Dukungan Udara. Terdapat 4 (empat elemen) yang harus diperhatikan dalam strategi

perang udara dalam menghadapi perang antara lain;

a. Pengembangan Kekuatan Udara (Force Development)

b. Penggelaran Kekuatan Udara (Force Deployment)

c. Penggunaan Kekuatan Udara (Force Employment)

d. Koordinasi (Coordination)

21. Strategi Kemenangan. Secara teori, bagaimana salah satu pihak


30

memenangkan perang agak mudah dilakukan, namun mengerjakannya. Clausewitz

menyatakan bahwa: perang mencakup perjuangan phisik dan moral. Resep Clausewitz

tentang Kemenangan adalah sederhana: “apabila kamu ingin mengatasi musuh, kamu

harus cocokkan (match) upayamu mengahadapi kekuatan perlawanan mereka, yang bisa

diartikan sebagai hasil dari dua faktor yang terpisah, yaitu penggunaan Sumberdaya

(Means) yang tersedia secara total semua dan Kekuatan Tekad/Kemauan mereka.

Secara formula matematis :

R = M x W.

R, represents the power of resistance.( Kekuatan perlawanan).

M, is the total means available (total Sumberdaya yang tersedia)..

W, is the strength of will (Kekuatan tekad/kemauan).

Kemenangan dapat dicapai bila Kekuatan Perlawanan (R=power of resistance)

yang mendekati 0 (zero); yaitu kondisi Kekuatan Perlawanan yang turun pada level yang

sangat tidak efektif. Kekuatan Perlawanan bisa ditekan hingga 0 (zero) dengan

mengurangi total Sumberdaya yang ada (M = total Means) atau Kekuatan Kemauan

(W=strength of will) atau keduanya. Strategi dirancang untuk menyerang aspek

Sumberdaya (M) sebagai aspek fisik dan Kekuatan Kemauan (W) sebagai aspek

psikologis.

Kecil
Slight
Terukur Mutlak
Measurabl Total
Tidak berarti Terbatas e Berarti
Negligible Limited Significan
t

Skala Keberhasilan
Scale of Achievement
31

Keberhasilan berbicara tentang bagaimana bagusnya pelaksanaan Strategi dan

bagaimana bagusnya pelaksanaan pertempuran/ kampanye dalam mencapai tujuan

politis. Skala Keberhasilan sejauh ini merupakan skala utama penilaian kemenangan

pada level taktis dan operasional. Skala Sukses dan Skala Keberhasilan sangat

berhubungan dekat khususnya bila Skala Keberhasilan tingkat Taktis dan Operasional

mempertimbangkan isu-isu politik dan militer.

Konsep tradisional memenangkan perang (wins the war) didasarkan pada

bagaimana mengurangi sumberdaya perlawanan lawan, Hal itu dilaksanakan secara fisik

Yang bercirikan, melibatkan aspek menghancurkan (destroying) atau menetralkan

(neutralize) militer lawan atau paling tidak menekannya sampai hingga menjadi tidak

efektif. Tujuan utamanya manghilangkan kemampuan lawan untuk melawan sehingga

dapat memaksakan kemamuan kita pada lawan secara langsung.

22. Beberapa Strategi Perang Udara Yang Merubah Perang.


32

a. PADA PERANG DUNIA – I (1914 – 1918): Awalnya masih terbatas pada

penggunaan balon udara untuk kepentingan surveillance dan kapal terbang

Zappelin (buatan Ferdinand Von Zeppelin) untuk kepentingan pengeboman.

Setelah Wright Brothers berhasil membuat dan menerbangkan pesawat terbang

bermesin pertama kali (1903), kemudian terjadi perkembangan air power di

Eropah. Selanjutnya pabrik kereta Gotha di Jerman berhasil membuat pesawat

pembom dengan daya angkut sampai dengan 500 kg dan berhasil mengebom

Inggris. Selanjutnya Inggris membuat pesawat pemburu (fighter) untuk menjaga

ibu kota Inggris (London) dari serangan bomb pesawat musuh.

b. PADA PERANG DUNIA – II (1939 – 1945): Perang tersebut dimulai

pada tanggal 1 September 1939, pada pagi hari, dimana Hitler dengan Blizkrieg-

nya menggunakan kekuatan 53 divisi angkatan perang (termasuk ribuan tank,

panser, pasukan payung, dan dibantu 1600 pesawat terbang) menyerang dengan

tiba-tiba ke Polandia. Tanggal 3 September 1939, Inggris dan Perancis

menyatakan perang dengan Jerman. Kemudian pada 26 September 1939,

Polandia menyerah dan diduduki Jerman. Selanjutnya pada April 1940, Dermark

dan Norwegia diduduki Jerman, kemudian pada 10 Mei 1940, Belanda, Belgia, dan

Perancis juga berhasil diduduki Jerman. Pada Tanggal 7 September 1940,

merupakan “Black Saturday” dimana pada malam hari London diserang Jerman

dengan mengerahkan 300 pesawat bomber Luftwaffe dan 600 pesawat pemburu

sebagai pengawal dengan korban 400 penduduk tewas dan ribuan cedera. Namun

akhirnya Jerman yang dikalahkan Inggris karena: Tidak memiliki pesawat pemburu

yang cukup sehinga banyak pesawat pembom-nya dijatuhkan oleh pesawat

pemburu Inggris.

c. PERANG PACIFIK: (Pearl Harbor Diserang7 Des 1941). Amerika


33

Serikat, pada waktu itu belum mengutamakan pembangunan air power, sebaliknya

Jepang sudah mengembangkan air power yg melengkapi kapal induknya dengan

pesawat tempur. Jepang berhasil memproduksi pesawat Syanghai dan Kyushu yg

memiliki endurance jauh lebih lama dari pesawat buatan AS. Pada hari Minggu

pagi, dibawah Panglima Yamamoto yang memiliki task force (dengan kekuatan 23

kapal perang dan 6 kapal induk) melakukan serangan dadakan dengan pesawat

kamikaze sehinga berhasil menghancurkan Pearl Harbour, namun tidak berhasil

menenggelamkan kapal induk Amerika (yang sedang berlayar dari San Fransisco).

d. Pemboman Di Hirosima Dan Nagasaki (1945). Presiden Amerika

Serikat (AS) Truman terinspirasi dg surat Albert Einstein kepada Komite Interim

tentang pembuatan bom atom. AS kemudian memproduksi besar-besaran

pesawat pembom (termasuk pesawat B-29) dan pemburu serta membuat bom

atom (melalui Manhattan Project di Laboratorium Los Alamos, AS dengan biaya

sekitar 2 trilyun US $). Pada tanggal 6 Agustus 1945 pada pukul 02.45 pagi

pesawat B-29 tinggal landas dari Tinian dengan membawa bom atom menuju ke

Jepang dan pada pukul 08.15 bom dijatuhkan dari ketinggian 1.800 kaki di

Hiroshima dan Nagasaki sehingga rata dengan tanah dan sekitar 130.000 orang

mati. Dengan hancur-nya Hiroshima dan Nagasaki, Jepang menyerah tanpa

syarat dan akhirnya berakhirlah Perang Dunia II.

e. PERANG TELUK (2 Agustus s.d 27 Februari 1990). Perang diawali dari

serangan Irak ke Kuwait dg kekuatan sebanyak 540.000 pasukan tempur, 4.200

tank, dan 3.000 pucuk artileri dengan ratusan jumlah pesawat jet modern buatan

Rusia yang merupakan Angkatan Bersenjata terbesar ke-empat di dunia. Tentara

Koalisi terdiri dari 39 negara, sebanyak 700.000 pasukan (330.000 diantaranya

pasukan AS), dibantu dg 3.500 tank, 2.000 pucuk senjata alterileri, dan berbagai
34

jenis pesawat modern yang telah menjatuhkan puluhan ribu ton bom. Perang

tersebut menggunakan “The Warden Model” berdasarkan target selection yang

disebut dengan “centre of gravity” yang didasarkan pada operasi serangan dengan

menggunakan semua pesawat tempur.

23. Soal Latihan. Gambarkan skema alur Strategi perang udara sesuai doktrin dan

jelaskan alur dimaksud ?


35

BAB V

PENUTUP

24. Wusana Kata. Demikian naskah sekolah tentang Strategi Militer ini disusun

sesuai dengan cakupan bahasan yang bersifat mendasar dan perlu diketahui oleh para

Perwira Siswa. Penyajian masalah dalam buku ini tentunya masih perlu perbaikan.

Oleh karena itu, diharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi

penyempurnaan isinya.

Depmastra Seskoau
36

Anda mungkin juga menyukai