Anda di halaman 1dari 4

BATALYON ARHANUD 6/BAY

DIDALAM BAGIAN ARTILERI

Artileri secara umum merupakan sebutan untuk kesenjataan (persenjataan),


pengetahuan kesenjataan, pasukan serta persenjataannya sendiri yang berupa
senjata-senjata berat jarak jauh.Pada awalnya, istilah artileri (bahasa Perancis:
artillerie) digunakan untuk menyebut alat berat apapun yang menembakkan proyektil
di medan perang. Istilah ini juga dipakai untuk mendeskripsikan tentara yang
tugasnya menjalankan alat-alat tersebut. Dengan ditemukannya kendaraan terbang
pada awal abad ke-20, artileri mulai digunakan juga untuk menyebut senjata darat
anti-udara.

Artileri adalah bentuk tanah persenjataan darat paling mematikan dan paling
efektif , dalam Perang Napoleon , Perang Dunia I dan Perang Dunia II . sebagian
besar kematian disebabkan oleh pertempuran artileri. Pada tahun 1944, Joseph
Stalin mengatakan dalam sebuah pidato yang artileri adalah "Tuhan Perang".Para
perwira artileri paling terkenal dalam sejarah mungkin Napoleon.

Sistem mekanik yang digunakan untuk melempar amunisi dalam perang


kuno, juga dikenal sebagai "mesin perang", seperti ketapel , onager , trebuchet , dan
busur , juga disebut oleh sejarawan militer sebagai artileri. Pada Abad Pertengahan
Artileri dengan mesiu propelan digunakan pertamakali pada 28 Januari 1132 ketika
Jenderal Han Shizhong dari Dinasti Song yang digunakan Escalade dan Huochong
untuk menangkap sebuah kota di Fujian .Kemudian, senjata minyak mentah
menyebar ke Tengah timur dan mencapai Eropa pada abad ke-13, dengan cara
yang sangat terbatas. Di Asia, Mongol mengadopsi artileri Cina dan digunakan
secara efektif dalam penaklukan besar . pada akhir abad ke-14, pemberontak Cina
menggunakan artileri dan kavaleri terorganisir untuk mendorong Mongol keluar dari
Cina.

Tentara Mehmed II , yang menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453,


termasuk artileri yang baik dan prajurit bersenjata dengan senjata bubuk mesiu.
Dinasti Utsmaniyah melakukan pengepungan enam puluh sembilan senjata artileri di
lima belas tempat terpisah dan melatih mereka di tembok kota . Rentetan tembakan
meriam Utsmaniyah berlangsung empat puluh hari, dan mereka diperkirakan telah
menembakkan hingga 19.320 kali. Kejatuhan Konstantinopel itu mungkin peristiwa
pertama yang sangat penting yang hasilnya ditentukan oleh penggunaan artileri
ketika meriam perunggu besar Mehmed II , menghancurkan dinding kota, kemudian
mengakhiri Kekaisaran Bizantium.
Di Indonesia sejarah artileri di jaman kuno sangat jarang ,Sekitar tahun 1500-
1850an di kepulauan Nusantara dikapal saudagar besar pribumi pasti terdapat
sebuah meriam Lantaka yang digunakan untuk menghalau serangan bajak laut.
Biasanya, Lantaka terbuat dari besi atau perunggu dan sering dipasang pada perahu
saudagar,biasanya beratnya di bawah dua ratus pound, dan bahkan hanya
beberapa kilogram.
Tetapi dijaman Modern Ini sejarah telah menctat Artieri yang berkembang di
Indonesia di dalam Tentara Nasional Indonesia adalah bagian dari Sistem
keamanan Negara Republik Indonesia. Dimana tugas utama adalah
mempertahankan kedaulatan wilayah Ripulik Indonesia. Banyak Matra didalam TNI
baik , Darat, Laut , Udara. Didalam TNI –AD terdapat korps yang berfungsi untuk
melindungi wilayah kedaulatan udara . Yaitu Artileri Pertahanan Udara dimana disini
fungsi dan tugas pokok pengendalian di bawah langsung komando Kohanudnas.
Seiring berjalanya waktu sejarah arhanud silih berganti. Disini penulis berusaha
mencoretkan sejarah singkat Arhanud 6/Baladika Akaca Yudah di dalam bagian
Arhanud.
Lahirnya satuan Arhanud tidak terlepas dari perkembangan Artileri semasa
perjuangan bangsa Indonesia. Satuan Artileri sudah ikut berjuang melawan penjajah
untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia. Pada masa itu para pejuang hanya
bermodalkan senjata rampasan untuk berperang menghadapi penjajah yang
memiliki persenjataan yang lebih lengkap dan modern. Dalam rangka mengabadikan
peristiwa bersejarah tersebut maka tercetuslah ide dari para sesepuh Arhanud
tentang penentuan hari ulang tahun Arhanud. Setelah melewati beberapa tahapan
dan prosedur dimana terdapat peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 17
November 1946, saat itu para pejuang menggunakan meriam kaliber 20 mm
maupun 40 mm berhasil menembak jatuh pesawat sekutu yang menyerang
pertahanan Kali Kulon di Mojokerto. Peristiwa ini diyakini sebagai awal keberhasilan
senjata penangkis serangan udara dalam menembak jatuh pesawat udara di
Indonesia, kemudian peristiwa ini disepakati oleh para sesepuh, purnawirawan dan
generasi muda Arhanud sebagai hari ulang tahun korps Arhanud TNI AD.
Pembentukan pertama markas Artileri pada tanggal 4 Desember 1945 di
resmikan oleh Letnan Jenderal Urip Sumoharjo, Kepala Staf Markas Besar TKR
berdasarkan Kep Kasad Nomor Kep/1074/9/1965 tanggal 31 Mei 1966, kemudian
pimpinan markas Artileri pertama di percayakan kepada Mayor R.M. Sarjito Kusumo
Suryo. Tanggal 18 September 1965 pemisahan Pusarmed dan Pusarhanud di
syahkan oleh Menpangab Kol Art Purbo S. Suswondo sebagai Danpusarmed yang
berkedudukan di jalan Baros Cimahi, Letkol Art Hartoyo sebagai Danpusarhanud
yang berkedudukan di jalan Cokroaminoto Jakarta.Pada tanggal tanggal 4
Desember 1985, Pusarmed dan Pusarhanud TNI AD di gabungkan kembali sesuai
Kep Kasad Nomor Kep/20/V/1985 tanggal 4 Desember 1985 menjadi pusat
kesenjatan Artileri berkendudukan di bawah Kasad dan 14 September 2004 di
bawah Kodiklat TNI AD.
Dimana Arhanud Indonesia terdapat satuan Artileri Pertahanan Udara yang
terletrak di Jakarta yaitu Artileri pertahanan Udara 6 yang terletak di Jakarta Utara
yang berfungsi sebagai penjaga objek fital di wilayah tersebut. Batalyon Artileri
Pertahanan Udara 6/Bhaladika Akasa Yudha (atau Yon Arhanud 6/Rangkok)
merupakan Satuan Bantuan Tempur di bawah komando Resimen Arhanud-
1/Falatehan, Kodam Jaya. Batalyon ini juga lebih dikenal dengan Yon Arhanud
6/Rangkok karena lambang satuannya adalah burung Rangkok. Yon Arhanud 6
berkedudukan di Jl. Lagoa Kanal, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Komandan saat ini adalah Letkol Arh Uun Samson S.,S.I.P.,M.I.Pol.
Batalyon ini berdasarkan Skep Menpangad No: Kep / 1145 / 12 / 1978,
mendapatkan nama kesatuan Bhaladika Akasa Yudha di mana Bhaladika berarti
Senopati, Akasa berarti Angkasa, sedangkan Yudha berarti Perang. Jadi nama
tersebut mengartikan bahwa Yonarhanud 06/BAY bagaikan senopati/panglima di
dalam pengabdiannya kepada Negara dan Bangsa yaitu lebih baik mati daripada
terpaksa menerima suatu kekalahan dalam pertempuran. Batalyon ini berdiri pada
tahun 4 Desember 1962.
Kesatuan ini awalnya merupakan Artileri Sasaran Udara Sedang (Arsuse)
merupakan salah satu Batalyon yang dibentuk dalam rangka Proyek Pertahanan
Udara Angkatan Darat (HANUDAD) berdiri pada periode yang bersamaan dengan 4
Batalyon lainnya yaitu Arhanudse 7, 8, 9 dan 10. Pada saat dibentuknya bernama "
Batalyon Kuning" berkedudukan di Yosowilangun, Jawa Timur.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Panglima Angkatan Darat Nomor:
Skep/Kpts-1620 /II/ 1962 tanggal 26 Nopember 1962 terhitung mulai tanggal 4
Desember 1962 disahkan menjadi Batalyon Artileri Sasaran Udara Sedang 6
(Yonarsuse 6) bersama dengan empat Batalyon Arsuse lainnya. Setelah disahkan
menjadi Batalyon Arsuse 6/57, berdasarkan Surat Perintah Kepala Staf Angkatan
Darat Nomor: SP-1 14-2/2/1983 tanggal 04 Februari 1963, kedudukan Satuan
dipindahkan dari Yosowilangun, Jawa Timur ke Tanjung Priok, Jakarta Utara dengan
Komandan pertama Mayor Art S. Kadi.
Satuan Arhanud 6 Sudah beberapa kali melaksanakan pengaman yang
bersifat skala nasioanal maupun internasioanal yaitu diantaranya : Operasi Tri
Naggala Yudha di Jakarta TMT 16-10-1963,Penugasan Den 11 Kalimantan Barat di
Pimpin Capa M Yahya TMT 11-6-1966,Operasi Satpa Marga di Jakarta TMT 12-11-
1963, Pam KTT Nonblok di Jakarta TMT 25-8-1993, Pam KTM (Konferensi Tingkat
Menteri) di Jakarta di Pimpin Mayor Art M Hasyim TMT 21-9-1995,Pam Reformasi di
Jakarta di Pimpin Letkol Art Sugandi Agus H TMT.10-5-1998.,Pam KTT Asia Afrika
di Jakarta di Pimpin Lettu Art Zaenal Arifin TMT 14-4-2005 , dan beberapa pam
penting lainya hingga sat ini.
Itulah slah satu sejarah singkat dari Batalyon arhanud 6/BAYyang merupakan
bagian dari sejaraj Artileri dunia yang meskipun kecil tetapi mempunyai fungsi dan
tugas pokok yang cukup penting di Indonesia serta merupakan bagian secuil cerita
dari dunia. Harapan Kami Arhanud 6 semakin jaya dan semakin di poerhatikan oleh
komando atas dari segi sarana dan prasarana yang ada.karena sudah usang
dimakan usia.Dan dihadapka dengan kemajuan Iptek yang semakit cepat.

Anda mungkin juga menyukai