Anda di halaman 1dari 104

Sejarah

INF
“ QUEEN OF
THE BATTLE “

AN
TE Gorontalo Utara,
2022

RI
INFANTERI
“ QUEEN OF THE BATTLE ”

TIM PENYUSUN
Penanggung Jawab
Danbrigif 22/OM, Kolonel Inf Made Sandy Agusto
Narasumber
Kasbrigif 22/OM, Letkol Inf Arman Aris Sallo
Ketua
Kasi-3/Pers, Mayor Inf Yuniardi
Sekretaris
Pasi Binpers, Kapten Inf Hisyam Jambi
Anggota
Sertu M Fahmi Yunus
Serda Jose Berkof Purba
Pratu Achmad Ismail

DITERBITKAN UNTUK LINGKUNGAN SENDIRI DAN TIDAK DIPERJUALBELIKAN

Halaman | ii
ARTI/MAKNA
LAMBANG
INFANTERI
 Dua Senjata Bersangkur
Daya tembak dan daya tempur.

 Daun-daun Pakis
Daya gerak dan kemampuan
mempertahankan hidup dalam segala bentuk
medan dan cuaca.

 Bintang
Simbol Ketentaraan.

Sejarah Infanteri | 4
 Pita bertuliskan “Yuddhawastu Pramukha”
- Yuddhawastu : Pelaksana atau alat
perang.
- Pramukha : Secara langsung terdepan.

 “Yuddhawastu Pramukha”
Alat perang terdepan.

WARNA
LAMBANG
INFANTERI
 Warna dasar hijau berarti menggambarkan
medan dimana prajurit infanteri harus
melaksanakan tugasnya, Hijau berarti juga
cita-cita dan usaha yang terus menerus untuk
mencapai kemenangan.

 Warna senapan kuning emas berarti suatu


alat yang mempertahankan kehormatan

Halaman | ii
dengan penuh kejujuran, kesadaran dan
keagungan jiwa.

 Warna daun pakis kuning emas berarti


keluhuran yang dicapai dengan jalan
pelaksanaan tugas.

 Warna pita kuning emas berarti keluhuran


slogan infanteri “Yuddhawastu Pramukha”.

Sejarah Infanteri | 6
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................ i
TIM PENYUSUN ................................................................
LAMBANG INFANTERI .................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................... 7


BAB II SEKITAR PEMBENTUKAN ........................... 11
1. Latar Belakang Pembentukan Infanteri..................
2. Pembentukan Satuan Infanteri pada
masa TKR ..............................................................
3. Pimpinan Infanteri TNI AD dari masa
ke masa..................................................................
BAB III PERKEMBANGAN INFANTERI TNI AD
1. Sejarah Organisasi Infanteri TNI AD......................
2. Sejarah Satuan Infanteri TNI AD ...........................
3. Sejarah Alutsista Infanteri TNI AD..........................

Halaman | ii
4. Sejarah Pendidikan Infanteri TNI AD......................
5. Sejarah Latihan Infanteri TNI AD............................
6. Sejarah Taktik Infanteri TNI AD..............................
7. Sejarah Litbang Infanteri TNI AD............................
8. Pengembangan Gelar Satuan
Infanteri TNI AD......................................................
9. Sejarah Doktrin Infanteri TNI AD............................
BAB IV
PENGABDIAN INFANTERI TNI AD
1.
Operasi Mempertahankan Kemerdekaan..............
2.
Operasi Keamanan di Indonesia............................
3.
Tugas-tugas Operasi lainnya.................................
4.
Prestasi Satuan Infanteri TNI AD di Bidang
lainnya....................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ....................................

Sejarah Infanteri | 8
BAB 1
PE
ND
Halaman | ii
AH1

Sejarah Infanteri | 10
Infanteri tentara Irlandia pada Perang Dunia I
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Infanteri)

Infanteri merupakan pasukan tempur darat


utama
yaitu pasukan pejalan kaki yang dilengkapi persenjataan
ringan, dilatih dan disiapkan untuk melaksanakan
pertempuran jarak dekat. Infanteri berasal dari kata infant
yang berarti jalan kaki, biasanya untuk menggambarkan para
tentara muda yang berjalan kaki di sekeliling para kesatria
yang menunggang kuda atau kereta. Oleh karena itu
seorang Infanteri harus memiliki kemampuan berkelahi,
menembak dan bertempur dalam segala medan dan cuaca.
Pasukan Infanteri modern dapat diangkut ke daerah
pertempuran dengan pesawat terbang, kapal atau perahu,
truk, kendaraan lapis baja atau helikopter.

Secara etimologi kata Infanteri berasal dari bahasa


Inggris infantry yang berasal dari bahasa Perancis
pertengahan infanterie yang juga berasal dari bahasa Italia
tua. Kata infanterie sendiri kemungkinan berasal dari bahasa
Spanyol infanteria dari kata infante. Kata infante memiliki
akar bahasa latin infans yang berarti anak-anak.

Sebagian Infanteri kini merupakan bagian organik dari


kesatuan lapis baja atau kesatuan mobil udara. Namun
apabila terlibat dalam pertempuran baik dalam keadaan
menyerang maupun bertahan, mereka bertempur di luar
kendaraan sebagai pasukan pejalan kaki. Sasaran atau
wilayah belum dapat dikatakan berhasil direbut sebelum
diduduki dan dikuasai satuan Infanteri lalu muncul sebutan
Infanteri adalah “Queen of the Battle” (ratu dari
pertempuran).

Halaman | ii
Berdasarkan pengetahuan sejarah kategori
pertempuran Infanteri di dalam ilmu peperangan ada
macam-macam Infanteri sejak zaman sejarah yaitu:

 Infanteri berat (Heavy Infantry)


Sekarang di kategorikan sebagai Infanteri
mekanis.

 Infanteri sedang (Medium Infantery)


Kategori Infanteri ini sudah tidak digunakan lagi
sejak sudah terstandarisasikannya semua
Infanteri dengan senjata dan perlindungan
canggih.

 Infanteri ringan (Light Infantery).


 Infanteri baris (Line Infantry).

TNI AD sebagai bagian integral TNI bertugas


melaksanakan tugas-tugas TNI matra darat dalam menjaga
dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta kehomtan
dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara yang menyebutkan
bahwa satuan yang besar adalah satuan yang tidak
melupakan sejarahnya di masa lampau.
Guna mendukung pelaksanaan tugasnya, TNI AD
menyelenggarakan fungsi-fungsi meliputi fungsi utama,
fungsi organik militer, fungsi organik pembinaan, fungsi
teknis militer umum, fungsi teknis militer khusus dan fungsi

Sejarah Infanteri | 12
khusus. Salah satu dari fungsi teknis militer urnum TNI AD
adalah Infanteri.

SEK
BAB 2
PEM
ITA
BEN
Halaman | ii
R
TUK
2

(Sumber: https://tawangsarikampoengsedjarah.wordpress.com/tag/sejarah-tkr/)

Sejarah Infanteri | 14
Walaupun Indonesia adalah negara kepulauan,
sebagian besar tentara Indonesia terdiri dari pasukan
infanteri, hal ini terjadi karena pengadaan pasukan Infanteri
adalah hal yang paling mudah dan murah. Infanteri adalah
korps yang terbesar dan menjadi tulang punggung di
jajaran TNI AD. TNI AD memiliki tak kurang dari 38 Batalyon
Infanteri atau sering juga disebut Yonif. Setiap tanggal
15 Desember  dalam lingkungan TNI AD diadakan
peringatan Hari Juang Kartika, yang merupakan hari khusus
yang diabadikan dari peristiwa heroik pertempuran
Ambarawa yang dipimpin Panglima Besar Jenderal
Sudirman Pengukuhan Hari Juang Kartika yang
mengabadikan peristiwa heroik Palagan Ambarawa itu
didasarkan atas pertimbangan bahwa ditinjau dari segi
sosial, budaya, politik, peringatan itu memiliki nilai strategis,
yaitu penanaman semangat kebangsaan.

Setiap tanggal 15 Desember, Tentara Nasional


Indonesia Angkatan Darat memperingati Hari Juang Kartika.
Melalui Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/662/XII/1999
tanggal 15 Desember 1999 ditetapkan sebagai Hari Juang
Kartika, yang merupakan hari khusus yang diabadikan dari
peristiwa heroik pertempuran Ambarawa yang dipimpin
Panglima Besar Jenderal Sudirman Pengukuhan Hari Juang
Kartika yang mengabadikan peristiwa heroik Palagan
Ambarawa itu didasarkan atas pertimbangan bahwa ditinjau
dari segi sosial, budaya, politik, peringatan itu memiliki nilai
strategis, yaitu penanaman semangat kebangsaan.

Peristiwa Palagan Ambarawa yang selanjutnya


diperingati sebagai Hari Juang Kartika, memiliki arti amat
penting, bukan saja bagi TNI Angkatan Darat tetapi juga bagi

Halaman | ii
seluruh rakyat Indonesia. Pada hari itu, Kolonel Soedirman
yang kemudian menjadi Panglima Besar beserta segenap
rakyat dan prajuritnya sebagai cikal bakal TNI, menunjukkan
pengabdian besarnya kepada nusa dan bangsa dengan
keberhasilannya mengusir tentara sekutu dari bumi pertiwi
ini.

Selain itu, TNI Angkatan Darat juga menyadari masih


ada oknum prajurit yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat yaitu mash melakukan pelanggaran hukum dan
disiplin diantaranya, desersi, perkelahian dengan anggota
TNI lainnya, dengan masyarakat, dan narkoba. Untuk itu,
TNI Angkatan Darat bertekad untuk terus berbenah diri serta
meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdiannya kepada
masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut telah menjadi
komitmen setiap prajurit TNI Angkatan Darat dengan segala
keterbatasan yang ada untuk memberikan pengabdian yang
terbaik bagi rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, sangat tepat apabila peringatan Hari


Juang Kartika dijadikan momentum bagi TNI Angkatan Darat
untuk meningkatkan profesionalitasnya dan
menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada untuk
menjaga dan mengawal keutuhan bangsa dan negara
Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman,
rongrongan, gangguan, dan hambatan. Setiap prajurit TNI
Angkatan Darat, hendaknya mampu meneladani semangat
juang, keuletan dan keberanian serta semangat tidak
mengenal menyerah yang telah ditunjukkan Panglima Besar
Jenderal Soedirman.

Sejarah Infanteri | 16
1. Latar Belakang Pembentukan

Sejarah telah mencatat bahwa Infanteri merupakan


cikal bakal Tentara Nasional Indonesia, dengan semangat
pantang mundur dan bertempur menyambung jiwa, terdepan
dalam menghancurkan setiap musuh negara. Sejarah juga
mencatat bahwa prajurit Infanteri dalam segala
kesederhanaannya dan hanya bermodalkan kebulatan tekad
dan keyakinan atas janji suci sebagai kusuma bangsa,
bangkit dan menghancurkan penjajah demi kemerdekaan
bangsa Indonesia. Sehingga tidaklah berlebihan jika
pasukan Infanteri tidak hanya sebagai pilar TNI AD, namun
juga sebagai pengawal keselamatan bangsa dalam
menegakkan keutuhan dan kedaulatan NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Seiring dengan perkembangan teknologi, terjadi


pergeseran paradigma ancaman yang menuntut terjadinya
perubahan doktrin, strategi dan taktik pertempuran TNI AD.
Demikian pula halnya dengan Infanteri, sebagai bagian dari
strategi dan fungsi pertempuran Angkatan Darat, maka tiada
pilihan lain kecuali melakukan transformasi diri agar adaptif
dengan segala perubahan paradigma perang.

Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, maka sesuai


dengan pertumbuhan ekonomi negara, secara perlahan
satuan Infanteri pun melengkapi dirinya dengan Alutsista
yang modern agar mampu melakukan tugas-tugas TNI AD
dalam menghadapi berbagai ancaman. Secara khusus, yang
memerlukan perhatian adalah ancaman hibrida yang
mengkombinasikan antara ancaman konvensional, asimetrik,
teroris dan perang siber, serta kriminal yang beragam dan

Halaman | ii
dinamis. Selain berbagai kombinasi ancaman tersebut,
ancaman hibrida dapat juga berupa keterpaduan serangan
antara penggunaan senjata kimia, biologi, radiologi, nuklir
dan bahan peledak (Chemical, Biological, Radiological,
Nuclear and Explosive/CBRNE) dan perang informasi.

Harapan dari transformasi satuan Infanteri sendiri tidak


lain dan tidak bukan, semata-mata hanya agar mampu
menghadapi berbagai karakteristik ancaman yang terus
berubah dan berkembang. Hal tersebut selaras dengan
personifikasi Infanteri sebagai “Queen of Battle”, yang
menggambarkan bahwa pasukan Infanteri harus memiliki
fleksibilitas dalam pertempuran jarak dekat. Oleh karenanya,
transformasi ini juga harus segera disikapi dengan cermat,
dimana satuan Infanteri harus melakukan adjustment
terhadap kemampuan yang dimilikinya, yaitu tidak hanya
untuk kepentingan pertempuran jarak dekat namun juga
diarahkan melalui Alutsista yang mampu menjamin
interoperabilitas tinggi serta SDM yang mumpuni.

Situasi tersebut, tentunya akan menjadi tantangan


tersendiri bagi satuan Infanteri, dimana aplikasi teknologi
dalam susunan bertempurnya yang memerlukan sistem
modern, namun dalam palagannya tetap tidak boleh
meninggalkan pertempuran konvensional. Oleh karena itu,
satuan Yonif Mekanis, Raider, Linud bahkan Raider khusus
yang dibangun harus mampu menjawab tantangan tersebut,
yaitu sanggup bertempur pada berbagai kondisi Medan
Indonesia sebagai pasukan Yuddhawastu Pramukha.

Sejarah Infanteri | 18
Sebagaimana telah diakui di kawasan bahkan
internasional, core competencies dari pasukan TNI adalah
kemampuan melaksanakan pertempuran gerilya, hal ini tidak
terlepas dalam pendidikan pembentukan prajurit adalah
membangun prajurit TNI yang mampu menjalankan
pertempuran dalam satuan terkecil minimal tingkat regu.
Sehingga, kelak jika dalam kondisi tertentu seluruh
prajurit TNI bahkan rakyatpun akan dimobilisasi dalam
kantong-kantong pertahanan dan sub kompartemen strategis
sebagai pasukan gerilya dalam menjalankan strategi perang
berlarut yang semesta.

Meski telah dilengkapi dengan Alutsista yang serba


canggih, pasukan Infanteri jangan merasa dimanjakan
dengan segala fasilitas dan perlengkapannya serta
merupakan kemampuan dasarnya untuk melakukan
pertempuran hutan. Ingatlah sebagaimana dalam Hymne
Infanteri bahwa hujan dan badai adalah kawan kita dan
gunung rumah kita. Oleh karena itu, peralatan dan
perlengkapan canggih yang dimiliki Infanteri pada dasarnya
hanya sarana penunjang yang dapat memberikan
keleluasaan dan menjamin keamanan maupun keselamatan
pasukan Infanteri dalam pertempuran yang menentukan,
yaitu mencari, mendekati dan menghancurkan musuh
negara di hutan dan gunung.

Pembentukan kader pasukan perang hutan oleh


Kopassus kepada semua Kodam harus dapat ditindaklanjuti
dengan mempertajam kemampuan perang hutan di setiap
Kodam. Kenali dan petakan serta kuasai setiap jengkal petak
hutan dan gunung yang ada sehingga kapanpun diterjunkan
telah siap untuk menyisir membedah wilayah tersebut.

Halaman | ii
2. Pembentukan Satuan Infanteri pada masa TKR

Pada tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah


mengeluarkan maklumat yang berisi tentang pembentukan
tentara kebangsaan. Wakil Presiden Mohammad Hatta lalu
memanggil berkas perwira KNIL, Mayor Oerip Soemohardjo
ke Jakarta untuk menyusun organisasi tentara.

Sebelumnya, pada tanggal 19 Agustus 1945, melalui


sidang kedua PPKI, pemerintah mengangkat Soeprijadi,
seorang tokoh pemberontakan PETA di Blitar, untuk menjadi
Menteri Keamanan Rakyat, dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta kemudian mengangkat Oerip menjadi Kepala Staf
Umum TKR dengan pangkat Letnan Jenderal.

Markas TKR pertama, terletak di Gondokusuman, Yogyakarta, saat ini menjadi Museum


Dharma Wiratama.

Pada tanggal 9 Oktober 1945, Komite Nasional Indonesia


Pusat mengeluarkan seruan mobilisasi TKR yang isinya
menyerukan kepada seluruh pemuda rakyat Indonesia baik
yang belum maupun yang sudah pernah memperoleh latihan

Sejarah Infanteri | 20
militer, untuk mendaftarkan diri sebagai anggota TKR. Pada
tanggal 14 Oktober 1945 para perwira bekas KNIL bangsa
Indonesia, mengeluarkan penyataan kepada pemerintah
Indonesia dan Komite Nasional Indonesia Pusat, bahwa para
perwira tersebut berdiri di belakang pemerintah Indonesia
dan siap menerima perintah apapun.

Pada tanggal 20 Oktober 1945 pemerintah


mengangkat Suprijadi sebagai Pimpinan Tertinggi TKR dan
Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf Umum. Tetapi
Suprijadi tidak pernah muncul untuk menduduki jabatannya.
Setelah Mayor Oerip diangkat sebagai Kepala Staf Umum
dengan pangkat Letnan Jenderal, Oerip dengan segera
menyusun organisasi Markas Tertinggi TKR (MT-TKR),
meniru Departemen Peperangan Hindia Belanda. Kemudian
disusun juga organisasi Markas Besar Umum (MBU) yang
merupakan bagian Markas Besar Tertinggi TKR.

Tentara Keamanan Rakyat ketika masih baru dibentuk memakai berbagai seragam
rampasan dari tentara Belanda, Jepang, dan Australia
(Sumber: https://www.tribunnewswiki.com/2019/08/13/17-agustus-seri-sejarah-nasional-
tentara-keselamatan-rakyat-tkr)

Halaman | ii
Awalnya Markas Tertinggi TKR ditetapkan
di Purwokerto, tetapi berdasarkan saran dan pertimbangan
strategi dari Oerip, markas tertinggi kemudian dipindahkan
ke Yogyakarta. Purwokerto terletak di daerah yang lebarnya
kira-kira 100 km, sedangkan Yogyakarta terletak di daerah
yang jauh lebih luas.

Setelah bangsa Indonesia menyatakan


kemerdekaannya, bukan berarti urusan mengusir penjajah
selesai begitu saja. Di Ambarawa, salah satu wilayah di
Semarang masih terjadi pertempuran besar antara pejuang
dengan para tentara musuh. Pertempuran tersebut
berlangsung selama empat hari dengan tujuan utama
mempertahankan daerah dari tentara sekutu yang saat itu
sekaligus masih menjadi tahanan NICA. Pada saat itu,
tentara sekutu merasa terdesak di Magelang hingga
mengundurkan diri ke daerah Ambarawa.

TNI yang kala itu bernama Tentara Keamanan Rakyat


(TKR) dipimpin oleh Kolonel Soedirman akhirnya berhasil
meraih kemenangan pada 15 Desember 1945 hingga hari itu
dikenang sebagai Hari Infanteri. Monumen Palagan
Ambarawa menjadi bukti nyata kerasnya pejuang yang saat
ini berusaha mati-matian untuk mempertahankan wilayah
kekuasaan Indonesia. Monumen ini berada di Jalan Mgr
Sugiyopranoto dan sengaja dibangun untuk mengingat
pertempuran pada 12-15 Desember 1945.

Palagan Ambarawa yang terjadi pada tanggal 20


November s.d. 15 Desember 1945, antara pasukan Sekutu
dengan pasukan kita mengakibatkan gugurnya Komandan
Resimen I Divisi V Letkol Isdiman pada tanggal 26
November 1945 oleh pasukan Sekutu, pimpinan

Sejarah Infanteri | 22
pertempuran di Ambarawa digantikan oleh Kolonel
Soedirman selaku Panglima Divisi V Banyumas. Persitiwa
tersebut melahirkan taktik dalam perang gerilya yang dikenal
dengan nama “Supit Urang” yang dapat memukul mundur
kekuatan pasukan sekutu ke arah Semarang.

Palagan Ambarawa awalnya dikenang sebagai Hari


Infanteri dan selanjutnya tanggal 15 Desember ditetapkan
sebagai “Hari Juang Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat”, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 163 Tahun 1999 tanggal 14 Desember 1999.

Suasana Monumen Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang.


(Sumber: celebrities.id/Angga Rosa)

Dalam monumen juga dibangun Museum Isdiman


yang ditujukan untuk mengenang jasa Letkol Isdiman yang
namanya lebih dikenal sebagai Panglima Besar Jenderal
Soedirman. Monumen Palagan Ambarawa sendiri adalah
sebuah museum yang dibangun menyerupai bentuk rumah
Joglo. Di dalamnya tersimpan banyak koleksi senjata serta
pakaian yang dipakai semasa pertempuran Ambarawa.

Halaman | ii
Pintu masuk Museum Isdiman yang berada di Ambarawa Kabupaten Semarang,
(Sumber : https://hamidanwar.blogspot.com/2014/12/dolan-singkat-ke-museum-isdiman-
monuman.html).

Sejarah Infanteri | 24
Patung Isdaman yang terletak di dalam Museum yang berlatarbelakang tulisan tertanggal
15 Desember 1974 oleh Presiden Soeharto waktu itu.

2. Pimpinan Infanteri TNI AD dari masa ke masa

Letkol Inf Sumitro Brigjen TNI Agus Siswadi Brigjen TNI R. Sunaryadi
1960 - 1962 1962 - 1966 1966 - 1970

Brigjen TNI M. Brigjen TNI R. Djohari Brigjen TNI Suprapto


Parhadimulyo 1971 - 1971 1971 - 1973
1970 - 1971

Brigjen TNI Brigjen TNI Brigjen TNI M. Sanif


Amir Yudowunarno Kisrad Soetrisno 1977 - 1979
1973 - 1975 1975 - 1977

Halaman | ii
Brigjen TNI Ngudiono Brigjen TNI H. Simanjuntak Brigjen TNI Feisal Tanjung
1979 - 1983 1983 - 1983 1983 - 1985

Mayjen TNI Samsudin Mayjen TNI S. Panjaitan Mayjen TNI Suparman A


1985 - 1987 1987 - 1988 1988 - 1992

Mayjen TNI Sofian Efendi Mayjen TNI Yunus Yosfiah Mayjen TNI Arifin Tarigan
1992 - 1993 1993 - 1994 1994 - 1995

Mayjen TNI Ha Rivai Mayjen TNI Mayjen TNI


1995 - 1995 R. HS. Mokoginta Luhut B. Panjaitan
1995 - 1996 1996 - 1997

Sejarah Infanteri | 26
Mayjen TNI Mayjen TNI Mayjen TNI
Ismed Yuzairi Songko Purnomo Asril Tanjung
2000 - 2002 2002 - 2003 2003 – 2004

Mayjen TNI Mayjen TNI Mayjen TNI Tri Subagio


Arif Budi Sampurno Bambang Darmono 2006 – 2008
2004 – 2005 2005 – 2006

Mayjen TNI Mayjen TNI Sunarko Mayjen TNI


Drs. Nartono, SH 2008 – 2009 Siswondo, S.IP
2008 – 2009 2009 – 2011

Mayjen TNI Mayjen TNI


Mayjen TNI Nugroho
Wisnu Bawa Tenaya E. Hudawi Lubis 2011 – 2011
2011 – 2011 2011 – 2011

Halaman | ii
Mayjen TNI Mayjen TNI M. Nasir Mayjen TNI
Dedi Kusnadi Thamim 2012 – 2013 I Made Agra Sudiantara
2012 – 2012 2013 – 2013

Mayjen TNI Mayjen TNI Hinsa SIburian Mayjen TNI


Winston Simanjuntak 2014 – 2015 Prihadi Agus Irianto
2013 – 2014 2015 - 2016

Mayjen TNI Surawahadi Mayjen TNI Soewandono Mayjen TNI


2016 – 2018 2018 – 2018 Teguh Pudjo Rumekso
2018 - 2020

Letjen TNI Letjen TNI Arip Rahman


Besar Harto Karyawan, SH 2021 – Sekarang
2020 – 2021

Sejarah Infanteri | 28
BAB III
PERKEMBANGAN
INFANTERI TNI AD

Halaman | ii
1. Sejarah organisasi Infanteri TNI AD

Sejarah organisasi Pussenif melalui proses panjang sebagai


berikut:

a.Periode 1950 - 1958. Setelah pengakuan kedaulatan,


tepatnya pada tanggal 9 Mei 1950 dimulailah penyerahan
lembaga-lembaga pendidikan dari Tentara Kerajaan Belanda
kepada Direktorat Pendidikan Angkatan Darat (DPAD).

b. Periode 1959 - 1961 . Pada tanggal 5 agustus 1958


keluarlah penetapan Kepala staf Angkatan Darat Nomor TAP
0-5. dengan berlakunya TAP 0-5 ini maka Pusat-pusat
Pendidikan dari cabang, Kesenjataan, Dinas dan Jawatan
dirubah menjadi ResimenResimen Induk.

c. Periode 1962 - 1967. Dengan adanya Revisi TAP 0-5


pada tahun 1961, dibentuklah Pusat Kesenjataan Infanteri
(disingkat Pussenif) dan Pusat Pendidikan Infanteri
(disingkat Pusdikif). Pengesahan organisasi Pussenif ini
dinyatakan dalam radiogram KASAD Nomor T/709/1962
tanggal 16 Maret 1962. Dalam radiogram ini dinyatakan
bahwa Pussenif merupakan bagian dari Koplat, namun Surat
keputusan Men/Pangad Nomor Kep/1588/XI/1962 tanggal 15

Sejarah Infanteri | 30
Nopember 1982 kemudian dinyatakan pemisahan Pussenif
secara organik dan administratif dari Koplat.

d. Sedang surat keputusan Men/Pangad Nomor


Kep/826/VI/1962 tanggal 20 Juni 1962 menjadi dasar lahir
Pusat Pendidikan Infanteri yang merupakan bagian dari
Pussenif. Sementara itu, Sekolah Para dan Komandan
angkatan darat (SPKAD) yang menurut TAP 0-5 menjadi
organik Pussenif/Pusdikif dialihkan ke dalam Komando
Angkatan darat (RPKAD). Surat keputusan Men/Pangad
Nomor Kep/271/III/1963 yang terbit tanggal 20 Maret 1963
memberikan kejelasan tentang kedudukan, tugas pokok dan
fungsi utama Pussenif.

e. Periode 1968 - 1984 . Selanjutnya dengan perkembangan


organisasi TNI AD, dikeluarkan surat keputusan Kasad
Nomor Skep/664/XI/1970 tanggal 7 Nopember1970 sebagai
dasar Penyelenggaraan dan pelaksanaan organisasi dan
tugas Pussenif sejak tahun 1970.

f. Periode 1985 - 2006. Sejalan dengan perkembangan


Organisasi TNI AD, dikeluarkan Surat Keputusan Kasad
Nomor Kep/21/V/1985 tanggal 21 Mei 1985 sebagai dasar
penyelenggara dan pelaksanaan organisasi dan tugas pokok

Halaman | ii
Pussenif yang merupakan badan pelaksanaan Pusat di
tingkat Mabesad.

g. Periode 2006 - Sekarang . Pussenif Kodiklat TNI AD


adalah Staf Khusus Kasad di bidang Pembinaan
Kesenjataan dan Penelitian serta Pengembangan Infanteri
dan sebagai badan pelaksana Kodiklat TNI AD di bidang
Doktrin, Pendidikan dan Latihan yang berkedudukan
langsung di bawah Dankodiklat TNI AD.

Kelengkapan dari suatu instansi berfungsi sebagai


penggerak utama dalam berkegiatan didalam organisasi.
Oleh karena itu perlu dibentuk struktur organisasi yang baik
dalam organisasi. Karena dengan adanya struktur
organisasi, setiap orang yang berada dalam instansi akan
terlihat dengan jelas mengenai fungsi dan kedudukannya
dalam organisasi.
Berikut adalah tabel organisasi Pussenif sekarang:

Sejarah Infanteri | 32
(Sumber: https://www.pussenif.mil.id/page/organisasi)

Struktur Organisasi Pussenif, tingkat organisasi pada


Pussenif terbagi atas 4 Eselon atau jenjang kepangkatan
dalam organisasi Pussenif, yaitu:

1. Eselon Pimpinan

2. Eselon Pembantu Pimpinan

3. Eselon Pelayan

4. Eselon Pelaksana

2. Sejarah satuan Infanteri TNI AD

Tahun 1945, di bawah komando Panglima Besar


Jenderal Soedirman, Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
melakukan serangan kepada tentara sekutu untuk
membebaskan Ambarawa. Pertempuran Ambarawa ini
menjadi salah satu kemenangan gemilang perjuangan
bangsa Indonesia dalam melawan kolonialisasi (penjajah).
Strategi perang yang diterapkan Jenderal Soedirman dan

Halaman | ii
pasukannya bahkan diakui dunia sebagai salah satu taktik
terhebat dalam perang terbuka. Dengan alat dan senjata
seadanya, taktik perang yang dilakukan TKR mampu
melumpuhkan tentara sekutu yang bersenjata lebih modern.
Namun, bukan hanya sekadar taktik saja yang menentukan
kemenangan TKR atas sekutunya di Ambarawa, tetapi
semangat pantang menyerah
melalui semboyan patah tumbuh hilang berganti lah yang
membuat pasukan Sekutu kehabisan akal untuk memukul
mundur TKR dan rakyat Indonesia yang pada saat itu
bersatu padu dalam melakukan perlawanan. Hal tersebut
tentunya menjadi sebuah refleksi yang bisa dimaknai bahwa
untuk mencapai sesuatu, diperlukan semangat juang yang
tinggi dan sikap pantang menyerah.

Tujuan yang ingin dicapai di balik semangat tinggi


para tentara dan rakyat yang bersatu adalah
mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Semangat yang tinggi dan rasa persatuan serta strategi yang
jitu menjadi kunci utama kemenangan TKR dan rakyat
Indonesia merebut benteng Sekutu, padahal salah satu
benteng terkuat Sekutu ada di Ambarawa, karena
dipersiapkan untuk menguasai Jawa Tengah dan sekitarnya.
Pertempuran Ambarawa yang kemudian juga diabadikan
dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa menjadi salah
satu simbol dari sekian banyak simbol yang mencerminkan
persatuan antara tentara dan rakyat pada masa perjuangan
dan awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Meski peristiwa Palagan Ambarawa sudah terjadi


berpuluh tahun yang lalu, tetapi nilai-nilai dan semangatnya
masih dapat direfleksikan dalam penugasan sehari-hari.

Sejarah Infanteri | 34
Nilai-nilaí dan semangat Palagan Ambarawa yang menjadi
tonggak perjuangan TNI Angkatan Darat dalam
mempertahankan kedaulatan negara, menjaga keutuhan
wilayah negara, dan menjaga keselamatan bangsa harus
senantiasa tumbuh menggelora di hati dan jiwa setiap
prajurit TNI Angkatan Darat, sehingga dalam setiap
kehadirannya senantiasa mempersembahkan yang terbaik
kepada bangsa dan negara.
Saat ini seiring dengan perkembangan dan kemajuan
teknologi, bangsa Indonesia harus menghadapi fenomena
kehidupan yang tidak semuanya selaras dengan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia. Hal ini tentu berdampak pada
kondisi sosial, politik, dan keamanan nasional, sehingga
menjadi sebuah ancaman dan tantangan yang harus
dihadapi bersama.

Ancaman tersebut dapat berupa ancaman yang


terlihat maupun terlihat tidak terlihat. Ancaman yang tidak
terlihat misalnya serangan siber dan informasi yang justru
memiliki dampak yang lebih besar. Dalam upaya
mengantisipasi dan menangkal berbagai ancaman tersebut,
TNI Angkatan Darat bertanggung jawab dan bertekad untuk
melindungi rakyat dan menjaga keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Hal itu diimplementasikan
dengan terus memperkuat Alutsista dan meningkatkan
kemampuan prajuritnya sebagaimana diamanatkan oleh
undang-undang bahwa TNI sebagai kekuatan utama
pertahanan negara. Selain itu, TNI Angkatan Darat juga aktif
dalam melaksanakan tugas-tugas Operasi Militer Selain
Perang (OMSP) diantaranya program cetak sawah,
penyerapan gabah, membantu penanganan bencana alam
dan lain sebagainya tapa mengabaikan profesionalitas dan

Halaman | ii
kesiapsiagaan operasional satuan. Keberhasilan-
keberhasilan yang sudah dicapai TNI Angkatan Darat
sebagai satuan maupun oleh prajuritnya selama ini
merupakan bukti nyata bahwa TNI Angkatan Darat selalu
menjaga profesionalitasnya. Keberhasilan tersebut
diantaranya, selalu menjadi juara dalam lomba tembak
berskala internasional baik AARM maupun AASAM serta
keberhasilan dalam melumpuhkan teroris kelompok Santoso,
operasi pembebasan sandera di Tembagapura, dan lain-lain.

3. Sejarah Alutsista Infanteri TNI AD

Di masa orde lama, hampir sebagian besar


Alutsista TNI khususnya TNI AD banyak
menggunakan
produk yang berasal dari Eropa Timur (Uni Sovyet
saat
itu). Sedangkan pada era orde baru, seiring
memburuknya
hubungan diplomatik dengan Blok Timur, hampir
seluruh
Alutsista TNI beralih ke negara barat yang khususnya
dari
AS, Inggris, Belgia dan Perancis. Pada awal era
reformasi
hingga sekarang, Alutsista TNI dipenuhi dari berbagai
sumber baik yang berasal dari negara barat, Rusia
maupun
dari industri pertahanan dalam negeri. Namun
demikian,

Sejarah Infanteri | 36
secara keseluruhan Alutsista yang dipenuhi dari luar
negeri
masih mendominasi apabila dibandingkan dengan
Alutsista produk industri dalam negeri.
Kondisi Alutsista yang beraneka ragam asalnya
tersebut, sebagian besar kondisinya sudah dimakan
usia.
Bahkan beberapa diantaranya sudah kadaluarsa
seperti
Rudal Rapier. Karena usia pakainya telah terlewati,
Rudal
tersebut sekarang menjadi rongsokan dan menjadi
besi
tua. Ada pula Alutsista TNI yang masih bagus
kondisinya
namun tidak dapat digunakan karena alasan politis,
seperti
misalnya Tank Scorpions buatan Inggris diproteksi
oleh
produsen bila akan digunakan untuk operasi militer
dibeberapa wilayah tertentu di Indonesia. Dapat juga
dirasakan akibat operasi militer di Timor Timur,
Indonesia
diembargo dengan larangan pemberian suku cadang
Pesawat Tempur Skyhawk, F-16 dan Pesawat Angkut
Hercules C-130 untuk beberapa tahun pasca kejadian
di
Dilli Timor Timur.
Selain itu, kita juga menghadapi persoalan lain yaitu
Alutsista yang berasal dari pengadaan luar negeri ini
kurang memberikan Transfer Of Teknologi (TOT).
Ambil

Halaman | ii
contoh : Rudal Rapier, saat ini Rudal tersebut telah
kadaluarsa dan menjadi rongsokan. Karena Inggris
sama
sekali tidak memberikan peluang Tranfers Of
Teknologi,
sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan retrovit
atau rekondisi untuk memperpanjang usia pakai
Alutsista
tersebut.
Mengacu dari pengalaman diatas maka untuk
pengembangan modernisasi Alutsista kedepan kita
tidak
lagi berkiblat pada salah satu negara akan tetapi lebih
bersifat terbuka dan akan lebih mengedepankan
industri
dalam negeri (BUMNIS) dalam membangun Alutsista.
Kebijakan import Alutsista harus mensyaratkan dan
memberikan peluang Tranfers Of Teknologi kepada
BUMNIS, sehingga memungkinkan untuk dilakukan
retrovit atau rekondisi untuk memperpanjang usia
pakai
Alutsista tersebut.

Tingkat pengetahuan dan teknologi


yang dimiliki prajurit Infanteri, saat ini dihadapkan
dengan pesatnya perkembangan teknologi militer
yang
semakin maju belum dapat mengimbangi teknologi/
Alutsista militer negara lain. Modernisasi Alutsista
harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan
dan
keterampilan prajurit untuk dapat menggunakan

Sejarah Infanteri | 38
Alutsista tersebut. Hal ini sesuai dengan istilah ‘the
man behind the gun’, yang mengandung makna
bahwa
secanggih apapun Alutsista yang kita miliki, tidak akan
ada artinya apabila tidak didukung dengan
peningkatan
kemampuan prajurit yang merupakan pengguna
(user)
dari Alutsista tersebut

Alutsista Infanteri yang digunakan oleh


satuan satuan saat ini, dihadapkan dengan
perkembangan teknologi Alutsista serta dibandingkan
dengan Alutsista yang digunakan oleh negara
tetangga
maupun negara maju lainnya dapat dikatakan bahwa
Alutsista yang kita gunakan masih sangat sederhana
bahkan sangat jauh tertinggal baik efektifitas maupun
kemampuan Alutsista itu sendiri. Pada aspek realitas
belum sepenuhnya berorientasi pada kebijakan.
(1) Mobilitas satuan Infanteri yang tersebar saat ini,
kemampuannya belum optimal dalam rangka
Operasi Militer untuk Perang maupun Operasi
Militer Selain Perang diseluruh wilayah Kedaulatan
NKRI.
(2) Satuan Infanteri yang tersebar saat ini, kualitas
Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (striking force)
tingkat pusat serta satuan kewilayahan, belum
diimbangi dengan Alutsista modern.
(3) Satuan Infanteri yang tersebar saat ini, kesiapan
pasukan (standby force) terutama untuk

Halaman | ii
penanggulangan bencana alam serta untuk tugas-
tugas misi perdamaian dunia dan keadaan darurat
lainnya, belum sepenuhnya dilengkapi dengan
Alkapsus modern yang mendukung, seperti berbagai
toolkit modern.
(4) Satuan Infanteri yang berada pada satuan
Kostrad dan Kopassus diseluruh wilayah NKRI,
belum sepenuhnya dimodernisasikan khususnya
Alkapsus dan perlengkapan perorangan yang
terintegrasi di badan prajurit.
(5) Satuan Infanteri yang berada dibawah Kodam
secara bertahap dimodernisasikan sesuai
karateristik geografis NKRI, sehingga memiliki daya
tangkal yang kuat dan mampu melaksanakan
pertempuran diwilayahnya.

Sejalan dengan Transformasi dan modernisasi


Alutsista TNI AD yang telah direalisasikan oleh Pimpinan TNI
AD secara bertahap, memberikan semangat baru untuk
melakukan berbagai perubahan, merevisi, mereaktualisasi
dan meredifinisi doktrin, strategi dan taktik bertempur. TNI
AD sebagai komponen utama kekuatan pertahanan negara
di darat, dituntut keberadaannya untuk mampu menjaga
keutuhan wilayah darat NKRI dari kemungkinan berbagai
bentuk ancaman yang berimplikasi terhadap kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap
bangsa.

Dalam menyikapi perkembangan lingkungan strategis


yang terjadi, di TNI AD telah melakukan berbagai perumusan
kebijakan, dimana salah satunya adalah pembangunan

Sejarah Infanteri | 40
kekuatan dan modernisasi Alutsista TNI AD secara bertahap
yang di programkan dalam produk strategis rencana
pembangunan kekuatan minimum (MEF) TNI AD tahun
2010-2029 guna mendukung pencapaian tugas pokok TNI.
Implementasi rencana pembinaan dan pembangunan
kekuatan TNI AD, secara bertahap terus dikembangkan yang
antara lain termasuk dalam pengembangan modernisasi
Alutsista satuan-satuan Infanteri. Sebagai satuan tempur
darat utama untuk menghadapi berbagai bentuk ancaman
yang sedemikian sulit diprediksi, baik dari luar maupun
dalam negeri. Peluang tersebut perlu diimbangi dengan
perencanaan yang matang, dengan mengedepankan
pendekatan holistik, komprehensif dan ber-kesinambungan
dalam kebutuhan Alutsista modern bagi satuan-satuan
Infanteri sesuai kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
informasi dan komunikasi yang semakin modern, akan
mendorong berbagai perubahan karakteristik bentuk
ancaman di abad 21. Tentunya perlu diimbangi dengan
transformasi dan modernisasi Alutsista Infanteri yang saat ini
telah direalisasikan secara bertahap, berkelanjutan dan
konsisten guna mewujudkan satuan-satuan dan prajurit
infanteri sebagai petarung yang handal dalam
memenangkan pertempuran modern di abad ke -21.

4. Sejarah Pendidikan Infanteri TNI AD

Dalam permulaan tahun 1950-1953 pendidikan


Infanteri sangat dipengaruhi oleh peranan yang dilakukan
Misi Militer Belanda (Netherlands Military Mission) yang
merupakan pemberi advis teknis pendidikan yang lebih
banyak dan menentukan. Hal ini dapat dilihat dari program

Halaman | ii
pendidikan dari P3AD, SPI, dan lainlain. Kemudian setelah
tahun 1953 pelatih-pelatih lulusan pendidikan luar negeri
terutama dari Amerika Serikat menjadi inti pelatih, banyak
doktrin Infanteri diambil dari doktrin tentara AS. Dalam
periode ini sistem pendidikan didasarkan pada Instruksi
Kasad Nomor: 58/KASAD/INSTR/53 tanggal 20 Juli 1953.
Dalam sistem ini mulai diatur kebijaksanaan tentang
pendidikan berjenjang bagi PA / BA / TA.

Titik berat pendidikan pada sistem ini adalah


“Harcholing” (Sekolah setelahnya / kemudian / lanjutan).
Kebijaksanaan ini ditempuh sebagai kensekuensi dari fakta-
fakta sejarah yang membuktikan bahwa personel Angkatan
Darat pada umumnya mempunyai ciri yang khas yaitu bahwa
TNI AD terdiri dari anggota-anggota yang mempunyai
riwayat dan corak beraneka ragam. Modal pengetahuan
Militer sebagian besar prajurit adalah dari hasil pengalaman-
pengalaman yang didapat selama masa Perang
Kemerdekaan I dan II tanpa landasan pendidikan formal
Militer. Sehingga tidak terdapat keseragaman dalam hal
organisasi, doktrin, pengetahuan militer, tata cara dan
administrasi.

Fungsi lembaga pendidikan militer di Negara Republik


Indonesia saat itu masih jauh dari sempurna, tetapi tidak
mempunyai kesempatan yang luas untuk berusaha ke arah
penyempurnaannya. Hal ini disebabkan karena sejak tahun
1950 kesatuan militer masih selalu terlibat ke dalam
operasioperasi pengamanan yang tidak henti-hentinya, yang
berakibat sangat kurang kader dalam pembangunan
organisasi yang ada termasuk untuk belajar dan berlatih.
Dengan demikian tidak terpenuhinya kebutuhan tenaga-

Sejarah Infanteri | 42
tenaga prajurit yang berpendidikan untuk kelanjutan
kehidupan organisasi guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan
jangka pendek satuan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
personel untuk mengikuti kegiatan pendidikan disebabkan
dalam melaksanakan kebijaksanaan pendidikan Angkatan
Darat (Instruksi No : 58/KASAD/INSTR/53) sekaligus
diinginkan untuk memenuhi kekurangan personel Angkatan
Darat, yang berarti segala syarat-syarat pendidikan yang
telah jauh tertinggal oleh setiap anggota (yang belum
memenuhi syarat kemampuan tertentu) akan dikejar, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dengan
demikian ruang lingkup pendidikan dalam masa
“Harscholing” menjadi terlalu luas dan berakibat memakan
waktu yang lama, sedangkan fasilitas pendidikan sangat
terbatas dan usaha peremajaan yang seharusnya
dilaksanakan sejajar dengan kegiatan “Harscholing” ini tidak
dapat dilaksanakan oleh Kesatuan pendidikan yang
bersangkutan. Karena lembaga tersebut selalu penuh
dengan tenaga-tenaga yang harus disekolahkan kembali.
Jelas bahwa bila hal ini berjalan terus, maka lembaga
pendidikan tidak akan dapat merealisir tujuan dari sistem
pendidikan berjenjang.

Sehingga selama pelaksanaan Instruksi Kasad Nomor


: 58/KASAD/INSTR/53 tersebut pendidikan baru berjalan
satu kali, dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun
pelaksanaan pendidikan belum menunjukkan tanda-tanda
dapat diakhirinya sifat pendidikan “Harscholing” itu.

Didesak oleh kebutuhan perkembangan organisasi,


maka mulai tahun 1958 digariskan pula suatu kebijaksanaan
baru yang pada hakekatnya merupakan penyesuaian dan

Halaman | ii
perkembangan dari Instruksi Kasad terdahulu.
Kebijaksanaan tersebut dirumuskan dalam PNTP 50-30
tanggal 1 Juli 1958, dengan pengoperasionalan jenis
pendidikan dan kursus yaitu PPLS/KUPALTU,
KPL/PERSAMAAN, SECAPA, PPPAD, SBA/KBT (SEBAT),
SPI, SUS TER, SPD/PGI dan KBPI.

5. Sejarah Latihan Infanteri TNI AD

Selain melaksanakan fungsi utama yaitu


pengoperasionalan, pengkajian dan pengembangan
pendidikan, Pusdikif juga melaksanakan fungsi organik
Militer dan fungsi organik pembinaan latihan bagi personel.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara bertahap, bertingkat,
berlanjut dan berkesinambungan agar personel selalu dalam
keadaan siap untuk berperan dalam setiap event yang
digelar, dalam rangka mendukung tugas pokok Pusdikif
menyelenggarakan seluruh program pendidikan dari
komando atas. Jenis latihan yang dilaksanakan adalah
Program Latihan Perorangan, Program Latihan Satuan dan
Program Latihan dalam satuan serta latihan diluar program
(bersifat insidentil) sesuai dengan urgensi kebutuhan satuan
maupun program latihan titipan dari komando atas.

Adapun jenis latihan yang dilaksanakan di Pusdikif antara


lain:

1) Latihan Perorangan:

a) Latihan Perorangan sesuai BPUP dan


BPKJ 1 s.d 7.
b) UTP Umum dan Jabatan.

Sejarah Infanteri | 44
c) Latihan menembak senjata ringan tiap
Triwulan.
d) Latihan minggu militer setiap bulan.

2) Latihan Satuan:

a) Latihan satuan Kompi Demlat.


b) Latihan teknik penyelenggaraan latihan
Patroli.
c) Latihan teknik penyelenggaraan latihan
Mobud.
d) Latihan teknik penyelenggaraan latihan
Niksarpur.

3) Latihan dalam Satuan:

a) Latihan bela diri Karate bagi semua organik.


b) Latihan Permildas terutama PBB, Parade
dan Defile.

4) Latihan diluar program:

a) Latihan dan Penataran Gadik / Gapendik


Pusdikif pada setiap tahap persiapan
pembukaan suatu pendidikan.
b) Mendukung setiap kegiatan latihan di
Pusdikif yang diselenggarakan bersama
dengan negara lain dalam rangka
meningkatkan kemampuan masingmasing
prajurit pada bidang Teknis dan Taktis.
c) Mendukung setiap kegiatan latihan yang di
seleng-garakan bersama dengan Pusat Misi

Halaman | ii
Pemeliharaan perdamaian (PMPP Mabes TNI),
dalam rangka membekali kemampuan prajurit
TNI yang akan melaksanakan tugas pada misi
pemeliharaan perdamaian dibawah bendera
PBB.
d) Mendukung Pussenif dalam rangka Asistensi
dan Pengawasan Latihan di Jajaran Lemdik
daerah (Rindam) dan disemua Satuan Tempur
Infanteri.
e) Mengirimkan personel untuk mengikuti
pendidikan dan latihan ke Negara lain yang
memiliki hubungan diplomatik, guna
mendapatkan pengalaman dan kemampuan
prajurit yang bertaraf Internasional, sehingga
kedepan diharapkan kemampuan Gadik /
Gapendik Pusdikif tidak jauh berbeda dengan
kualitas instruktur dari negara lain.

6. Sejarah Taktik Infanteri TNI AD

Taktik dan teknik bertempur Infanteri


yang digunakan oleh satuan-satuan Infanteri saat ini,
baik dalam OMP maupun OMSP dihadapkan dengan
pesatnya perkembangan teknologi Alutsista negara-
negara maju yang telah mengembangkan
kemampuan
teknologi militernya dengan mengandalkan
kecepatan,
ketepatan, kerahasian dan kemampuan jarak capai
senjata, yang tidak lagi berorientasi pada medan
tempur (battlefield) namun lebih mengedepankan
pada ruang waktu (batllespace), maka dapat
dikatakan bahwa taktik dan teknik bertempur Infanteri
saat ini, perlu dikembangkan yang lebih modern agar

Sejarah Infanteri | 46
dapat mengimbangi kekuatan lawan dengan
menggunakan Alutsista lebih modern. Karateristik
geografi NKRI, menjadi dasar pertimbangan terhadap
pengembangan taktik dan teknik bertempur Infanteri,
yang saat ini belum sepenuhnya di kembangkan
seperti wilayah perkotaan, hutan gunung dan kepulauan
(ralasuntai).
https://seskoad.mil.id/admin/file/kajian/34%20Kajian
%20Modernisasi.pdf

Taktik perang adalah cabang ilmu militer berurusan


dengan manuver rinci untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan oleh strategi. Taktik juga merupakan rencana
untuk mencapai tujuan tertentu. Taktik perang adalah
penggunaan kekuatan bersenjata untuk menjalankan
pertempuran. Taktik perang sebagai ilmu dan seni tentang
pelaksanaan manuver pasukan dan penggunaan
alat senjata untuk memenangkan pertempuran. Strategi
medan tempur, terkenal dengan istilah taktik. Merumuskan
dan melaksanakan taktik adalah sangat penting dalam
sebuah pertempuran karena sebuah negara pun masih bisa
kalah dalam medan pertempuran meskipun strategi
perang yang sudah terkoordinasi baik, strategi militer yang
tepat, dan strategi operasi yang terancang baik.

Sebelum abad ke-19, banyak taktik yang terbatas


pada medan perang, seperti bagaimana manuver terbaik
selama pertempuran di medan terbuka. Dalam pemikiran
militer saat ini, taktik adalah tingkat terendah perencanaan,
melibatkan unit-unit kecil mulai dari beberapa puluh hingga
beberapa ratus orang.

Halaman | ii
Unit tersebut disusun dalam formasi, terdiri dari tiga tingkat
perencanaan yaitu

 Strategi, yang berkenaan dengan keseluruhan sarana


dan rencana untuk mencapai kemenangan perang
 Operasi perang untuk mengubah strategi menjadi
taktik.
 Taktik, yang berkenaan dengan kemenangan
pertempuran.

Ketiganya mempunyai hubungan timbal balik. Ada taktik


khusus untuk berbagai situasi, mulai dari mengamankan
ruangan atau bangunan, untuk operasi skala besar seperti
membangun superioritas udara di atas suatu wilayah. Taktik
militer bekerja pada semua tingkat komando, dari individu
dan kelompok, sampai seluruh angkatan bersenjata.
Serangan dan pertahanan merupakan dua kegiatan utama
dalam perang.

Serangan adalah sebuah operasi militer yang


berusaha melalui agresif angkatan bersenjata untuk
menduduki wilayah, memperoleh atau mencapai tujuan
strategis yang lebih besar, operasional atau tujuan taktis.
Istilah lain untuk sebuah serangan yang sering dipakai oleh
media adalah invasi. Pada dasarnya serangan dilakukan
dengan kekuatan fisik. Serangan dapat dilakukan dengan
kekuatan lain seperti kekuatan ekonomi, kekuatan budaya,
kekuatan politik dan kekuatan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Serangan itu dianggap sebagai sarana unggulan untuk
menghasilkan kemenangan dan dapat dilancarkan di darat,
di laut atau di udara.

Sejarah Infanteri | 48
Serangan angkatan darat, sebagai kekuatan darat,
seperti kavaleri (pasukan berkuda) Mongol yang bergerak
dari markasnya di Asia Tengah dan berhasil merebut dan
menguasai banyak bagian di Eropa dan Asia. Begitu pula
dengan Napoleon Bonaparte, Kaisar Prancis pada akhir
abad ke-18 dan awal abad ke-19 memiliki kemampuan
untuk menyusun kekuatan darat yang menguasai hampir
seluruh Eropa dan kandas ketika menyerang Rusia.
Pengembangan serangan Napoleon pada tingkat strategi
bahwa operasi serangan dapat dilakukan dengan operasi
garis dalam yaitu mengkonsentrasikan serangan
terhadap bagian lemah dari musuh sambil memberikan
perlawanan seperlunya terhadap kekuatan utama
serangan musuh. Kecepatan gerak dan daya pukul yang
tinggi merupakan kunci sukses operasi garis dalam. Cara
berperang Napoleon seperti ini yang menjadi bahan dan
dasar bagi penyusun teori ilmu perang. Pengembangan
pada tingkat operasi dan taktik terdapat beberapa bentuk:

1) Serangan Frontal, pasukan penyerang menyerang


dari depan dan berusaha menghancurkan dengan kekuatan
bagaikan ombak. Serangan ini seperti serangan pasukan 
Korea Utara terhadap Korea Selatan pada tahun 1950;

2) Serangan Satu lambung, musuh ditahan dari depan


dengan kekuatan minimal, sdangkan kekuatan utama
digerakkan menyerang satu lambung musuh dan
menghancurkannya. Serangan Letjen Erwin Rommel ketika
merebut kota Tobruk di Afrika bagian utara pada
tahun 1941 menggunakan serangan ini;

Halaman | ii
3) Serangan Dua Lambung, dilakukan serupa dengan
serangan satu lambung tetapi kekuatan utama dibagi dua
untuk menyerang lambung kanan dan lambung kiri;

4) Serangan melingkar, dilakukan dengan


menggerakkan kekuatan utama pasukan penyerang ke
belakang pertahanan musuh dan menyerang serta
menghancurkannya dari belakang. Serangan Jerman
terhadap Prancis pada perang dunia I;

5) Serangan Penetrasi, dilakukan dengan menggerakkan


kekuatan utama untuk menembus garis pertahanan musuh
dengan cepat. Yang pertama menggunakan serangan ini
adalah Jerman pada perang dunia II;

6) Serangan Perembesan, dilakukan dengan menerobos


melalui lubang-lubang pertahanan musuh dalam kelompok-
kelompok relatif kecil yang kemudian bergabung di tempat
yang telah ditentukan. Pasukan China menggunakan
serangan ini untuk menghadapi pasukan  Amerika Serikat
dalam perang Korea;

7) Serangan Lintas Udara, dilakukan dengan


menerjunkan pasukan di daerah belakang atau lambung
pertahanan musuh. Serangan ini telah dilakukan pasukan
Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang dunia II dan
dinamakan Operation Market Garden pada tahun 1944;

8) Serangan Pendaratan Amphibi, dilakukan dengan


mendaratkan pasukan di pantai wilayah musuh seperti
pendaratan  amfibi  Sekutu Barat di Pantai  Normandi 
Prancis Barat yag dinamakan Overlord Operation pada tahun
1944 dibawah pimpinan Jenderal Dwight Eisenhower; dan

Sejarah Infanteri | 50
9) Serangan Dalam, merupakan serangan gabungan.
Konsep serangan ini lahir untuk menghadapi kemungkinan
serangan  Uni Soviet di Eropa Barat. Serangan AS
ke Irak pada tahun 2003 merupakan contoh pertama
dalam sejarah yang mempraktikkan konsep serangan dalam.

7. Sejarah Litbang Infanteri TNI

Halaman | ii
8. Pengembangan Gelar Satuan Infanteri TNI AD
Kondisi gelar kekuatan Satuan Tempur saat ini,
apabila dihadapkan kepada Negara kepulauan, serta
ancaman yang semakin komplek dapat dikatagorikan masih
ada peluang untuk ditata kembali. Artinya bahwa, bila
dicermati gelar kekuatan Satuan Tempur yang telah tergelar
sampai saat ini, masih terkesan terkonsentrasi di pusat kota
besar. Kondisi ini mungkin yang mendasari dari
pengembangan pada jaman penjajah (Belanda) serta
keterbatasannya anggaran pertahanan. Sehingga tidak bisa
dipungkiri bahwa para elite politik atau pengamat militer
selalu mengedepankan pembangunan pertahanan (TNI)
khususnya TNI AD mengkonsentrasikan kekuatannya di
kota-kota besar atau di Pulau Jawa. Hal ini apabila dipelajari
secara mendalam, tentu ada benarnya. Karena apabila
dicermati secara pasti bahwa di wilayah perbatasan darat
maupun wilayah yang dianggap memerlukan kehadiran TNI
AD, saat ini merupakan hal yang sangat mendesak untuk
mendapat perhatian khusus.
Oleh karenanya bagaimana kondisi Satpur saat ini
yang tergelar di wilayah NKRI serta yang tergelar di wilayah
perbatasan darat akan diuraikan lebih lanjut.
Wilayah perbatasan darat Negara Indonesia
mempunyai 3 wilayah daratan yaitu Kalimantan, Papua dan
Timor Barat, berikut beberapa pembagian Kodam menurut
batas wilayahnya:
a. Wilayah Perbatasan antara Indonesia dengan
Malaysia.
Wilayah perbatasan darat Indonesia dengan Malaysia
berada di Pulau Kalimantan yaitu: Provinsi Kalimantan Barat
dengan Negeri Sarawak mempunyai panjang garis batas ±

Sejarah Infanteri | 52
966 km, dan Provinsi Kalimantan Timur dengan Negeri
Sabah mempunyai panjang garis batas ± 1.038 km. Gelar
kekuatan satuan tempur yang telah siap dapat dilihat
kekuatannya sebagai berikut:

1) Kodam XII/Tpr.
Saat ini memiliki daerah tanggung jawab
Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Adapun Satpur yang tergelar yaitu 1 Brigif, 8 Yonif,
1 Yonif Raider dan satuan baru 2 Batalyon di
perbatasan. Gelar kekuatan khususnya satuan yang
melaksanakan tugas di perbatasan adalah Brigif-19
terdiri dari Yonif-641, Yonif-642, dan Yonif-644
(kerangka) dan Yonif Ter-643.
2) Kodam VI/Mlw.

Saat ini memiliki daerah tanggung jawab yang


meliputi Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, dan Kalimantan Utara. Adapun Satpur yang
tergelar yaitu 1 Brigif, 2 Yonif, 1 Yonif Mekanis, 1
Yonif Ter dan 1 Yonif Raider.
b. Wilayah Perbatasan antara Indonesia dengan
PNG.

Wilayah perbatasan antara Indonesia dengan


Papua Nugini berada di Pulau Papua yaitu garis
perbatasan yang memanjang dari utara ke selatan
melalui sebelah timur Kabupaten Jayapura,
Kabupaten Jayawijaya sampai ke Kabupaten
Merauke. Gelar kekuatan satuan tempur yang telah
siap dapat dilihat kekuatannya sebagai berikut:

Halaman | ii
1) Kodam XVII/Cen.
Saat ini memiliki daerah tanggung jawab
meliputi provinsi Papua Tengah, Papua,
Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Adapun Satpur yang tergelar yaitu 1 Yonif
diperkuat, 2 Yonif Raider dan 2 Yonif Ter.
Gelar kekuatan khususnya satuan yang
melaksanakan tugas di perbatasan adalah
Yonif Raider 100, Yonif Raider 754, Yonif 755
dan Yonif 756.
2) Kodam XVIII/Ksr.

Saat ini memiliki daerah tanggung jawab


meliputi provinsi Papua Barat. Adapun Satpur
yang tergelar yaitu 1 Brigif, 2 Yonif dan 1 Yonif
Raider.

c. Wilayah Perbatasan antara Indonesia dengan


Timor Leste.

Wilayah perbatasan antara Indonesia dengan


Timor Leste berada di Timor Barat yaitu garis
perbatasan yang memanjang melalui distrik Maliana,
Kovalima dan Oecusse membentang sepanjang
kurang lebih 268,8 km yang meliputi Kabupaten Belu,
Kupang dan Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk perbatasan
Wilayah distrik Oecusse, menjadi daerah enclave
(kantong) yang terjepit antara Kabupaten Belu dan
Kabupaten TTU. Gelar kekuatan satuan yang telah
siap dibawah wewenang Kodam Udayana dapat
dilihat kekuatannya secara terurai:

Sejarah Infanteri | 54
1) Kodam Udayana.

Saat ini memiliki daerah tanggung jawab


Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur
dan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Adapun
Satpur yang tergelar yaitu: 1 Yonif diperkuat, 1
Yonif Raiders, 2 Yonif, 1 Kikavser, 1 Denzipur.
Sedangkan gelar kekuatan khususnya satuan
yang melaksanakan tugas di perbatasan
adalah Brigif-21/Komodo
terdiri dari Yonif-743, Yonif-744, Yonif Ter-742
dan Yonif Raider-900/R.

d. Gelar Kekuatan TNI AD di Daerah NKRI yang


tidak memiliki wilayah perbatasan darat.

Gelar kekuatan TNI AD khususnya Satuan


Tempur di daerah yang tidak memiliki wilayah
perbatasan antar Negara di daratan Indonesia adalah
daerah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi
dan Kepulauan Maluku. Gelar kekuatan Satuan
Tempur di Pulau Sumatera terdapat 3 Kodam antara
lain:

1) Kodam Iskandar Muda/IM.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 6 Yonif diperkuat.

2) Kodam I/BB.

Halaman | ii
Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri
dari 1 Brigif, 8 Yonif, 1 Yonif Raider dan 1 Yonif
diperkuat.

3) Kodam II/Srw.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 5 Yonif dan 1 Yonif Raider.

Sedangkan Gelar kekuatan Satuan


Tempur di Pulau Jawa terdapat 4 Kodam
antara lain:

1) Kodam Jaya.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 1 Brigif dan 3 Yonif.

2) Kodam III/Slw.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 1 Brigif, 1 Yonif Raider dan 5 Yonif.

3) Kodam IV/Dip.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 1 Brigif, 1 Yonif Raider dan 7 Yonif.

4) Kodam V/Brw.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 1 Brigif, 1 Yonif Raider dan 6 Yonif.

Sejarah Infanteri | 56
Sedangkan Gelar kekuatan Satuan
Tempur di Sulawesi terdapat 2 Kodam antara
lain:

1) Kodam XIV/Hsn.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 1 Brigif, 2 Yonif dan 1 Yonif Raider.

2) Kodam XIII/Mdk.

Saat ini mempunyai Satpur yang terdiri


dari 1 Brigif, 4 Yonif dan 1 Yonif Raider.

Gelar kekuatan Satuan Tempur di Kepulauan


Maluku terdapat 1 Kodam yaitu Kodam XVI/Ptm
mempunyai Satpur yaitu 1 Yonif diperkuat dan
2 Yonif.

e. Gelar kekuatan Satuan Tempur sebagai


Balahanpus.

1) Kostrad memiliki 3 Divisi yaitu:

a) Divisi 1 Infanteri/Kostrad.

Satuan jajarannya terdiri dari


2 Brigif, 1 Brigif Linud, 6 Yonif Linud,
2 Yonif, 1 Yonif Raider, 1 Yonkavtank,
1 Kikavtai, 1 Menarmed, 3 Yonarmed,
1 Yonarhanudri, 1 Yonzipur. Gelar
kekuatannya sebagian besar di Jawa
Barat dan Jakarta.

Halaman | ii
b) Divisi 2 Infanteri/Kostrad.

Satuan jajarannya terdiri dari


1 Brigif Raider, 1 Brigif Linud, 1 Brigif
Mekanis, 3 Yonif Linud, 3 Yonif Raider,
3 Yonif Mekanis Raider, 1 Kikavtai,
1 Menarmed, 3 Yonarmed,
1 Yonarhanudri, 1 Yonbekang,
1 Yonkav, 1 Yon kes, 1 Yonzipur,
1 Denhub, 1 Denpal dan 1 Ajen. Gelar
kekuatannya sebagian besar di Jawa
Timur dan Jawa Tengah.
c) Divisi 3 Infanteri/Kostrad.

Satuan jajarannya terdiri dari


terdiri dari 3 Brigade Infanteri (Brigif)
yaitu Brigif Para Raider 3/Tri Budi Sakti
Kostrad berada di Kariango, Sulawesi
Selatan, terdiri dari Yonif Para Raider
431/Satria Setia Perkasa, Yonif Para
Raider 432/Waspada Setia Jaya dan
Yonif Para Raider 433/Julu Siri.
Brigif 20/Ima Jaya Keramo Kostrad
bermarkas di Timika, Papua, terdiri dari
Yonif 754/Eme Neme Kangasi dan
Yonif 755/Yalet. Satu Brigif lagi dalam
proses pembentukan yang akan
bermarkas di Sorong Papua. Gelar
kekuatannya sebagian besar di Sulawesi
Selatan.

Sejarah Infanteri | 58
2) Kopassus memiliki satuan jajaran yang
terdiri dari 2 Group Parako, 6 Yon Parako, 1
Group Sandha, 3 Yon Sandha, 1 Satuan 81, 1
Yonaksus Gultor, 1 Yon Ban Gultor, 1 Dennik
Gultor. Gelar kekuatannya yaitu di Jakarta,
Jawa Barat dan Jawa Tengah.

9. Sejarah Doktrin Infanteri TNI AD


Begitu Kemerdekaan Indonesia di Proklamirkan,
segera bangkitlah para pemuda dari berbagai lapisan dan
berbagai kelompok, untuk secara kesadaran ikut berjuang
membela dan mempertahankan kemerdekaan serta
menegakan kedaulatan Negara Republik Indonesia yang
baru lahir. Mereka itulah yang kemudian hari tumbuh
menjadi prajurit TNI AD Para pemuda bekas Heiho, PETA,
Seinendan dan KNIL telah memiliki bekal
latihan/pengalaman kemiliteran; namun tidak sedikit para
pemuda yang karena semangat pengabdian telah ikut
berjuang walaupun tanpa berbekal pengalaman Kemiliteran.
Sejak saat itu fungsi pendidikan dan latihan pada hakekatnya
benar-benar telah dirasakan kebutuhannya. Lembaga
pendidikan yang tertua dalam ketentaraan adalah “Pusat
Pendidikan Ketentaraan” yang lazim di kenal dengan
singkatan PPKKP.

Pembinaan doktrin meliputi segala usaha pekerjaan


dan kegiatan di bidang penelitian dan pengembangan
Doktrin/Sistem Operasi Matra Darat beserta petunjuk
jabarannya, Organisasi pembinaan TNI AD serta evaluasi
sistem Operasi Matra Darat di daerah latihan dan operasi.

Halaman | ii
Sejarah Infanteri | 60
BAB IV
PENGABDIAN
INFANTERI TNI AD

Halaman IV | ii
1. Operasi Mempertahankan Kemerdekaan

Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah


pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto
dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan
Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan
dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Pertempuran mulai
berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris
melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di
sekitar Ambarawa.  Pasukan TKR bersama pasukan pemuda
lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura
membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan
membelah Kota Ambarawa. Dari arah Magelang, pasukan
TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam
Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan
untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa
Pingit. Pasukan Imam pun berhasil menduduki Pingit. 

Sementara itu, kekuatan di Ambarawa semakin


bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal dari
Yogyakarta.  Mereka adalah Batalio 10 Divisi X di bawah
pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan
Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng.  Meskipun tentara
Inggris sudah dikepung, mereka tetap mencoba
menghancurkan kepungan tersebut.  Kota Ambarawa
dihujani dengan tembakan meriam.  Untuk mencegah
jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke
Bedono oleh masing-masing komandannya.  Bala bantuan
dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi
Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari

Sejarah Infanteri | 62
Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa
Jambu.

Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh


Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan
terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan
Pertempuran bertempat di Magelang. Pada 26 November
1945, salah satu pimpinan pasukan harus gugur. Ia adalah
Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan asal
Purwokerto.  Posisinya pun digantikan oleh Kolonel
Soedirman.  Sejak saat itu, situasi pertempuran berubah
semakin menguntungkan pihak TKR.  Pada 5 Desember
1945, musuh berhasil terusir dari Banyubiru.

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman


mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para
komandan sektor.  Berdasarkan dari laporan para komandan
sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi
musuh sudah terjepit.

Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir,


yaitu serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua
sektor. Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan. Para
pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai
tenaga cadangan. Serangan akan dimulai pada 12
Desember pukul 04.30.

Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak


menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam,
mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam
kota. Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat
malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak
berusaha untuk memutus pertempuran. 

Halaman | ii
Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris
meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan
didirikannya Monumen Palangan Ambarawa dan
diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang
Kartika.

2. Operasi Keamanan di Indonesia

Opskamdagri yang sama juga dilasanakan antara lain


operasi di Timor Timur, operasi di Aceh dan operasi di
Papua serta Poso meliputi:

a. Pada periode 1975-1979 prajurit TNI AD


berhasil menangkap hidup eks Presiden Fretilin
Xavier Do Amaral, Menteri Penerangan dan Intelejen
Fretelin Araujo Fernandes, serta menembak matinya
Presiden Fretelin Nicolao Lobato dan para
pegawainya.

b. Operasi penangkapan pimpinan utama GPK


Fretilin, Jose Alexander Xanana Gusmao pada
tanggal 20 November 1992 di Dili.

c. Operasi pembebasan 26 sandera terdiri dari 19


orang WNI, 4 orang WN Inggris, 2 orang WN Belanda
dan 1 orang WN Jerman yang disandera GPK OPM
pimpinan Kelik Kwalik di Mapenduma Kabupaten
Jayawijaya. Operasi pembebasan sandera dilakukan
sejak tanggal 8 Januari 1996 sampai dengan 16 Mei

Sejarah Infanteri | 64
1996 oleh satuan gabungan Kopassus, Kostrad dan
Kodam VIII/Trikora.

d. Operasi penyergapan Panglima Komando


Pusat Angkatan Gerakan Aceh Merdeka (AGAM)
Tengku Abdullah Syafei pada tanggal 22 Januari 2022
di kawasan perbukitan Jimijim, Kecamatan Bandar
Baru Kabupaten Pidie oleh Yonif Linud 330/Kostrad.

e. Operasi Tinombala TNI AD yang diwakili oleh


Satgas Alfa 29 dari Yonif Raider 515/Kostrad, BKO
Polri berhasil menembak mati pimpinan Mujahidin
Indonesia Timur (MIT) Santoso atau Abu Wardah
pada tanggal 18 Juli 2016 di Poso.

3. Tugas-tugas Operasi lainnya

Adapaun tugas operasi lain yaitu Operasi


Militer Selain Perang (OMSP) diantaranya:

a. Operasi penanggulan akibat bencana alam,


pengungsian dan pemberian bantuan kemanusaiaan
(Civic Mission) antara lain adalah Penanggulangan
dampak gempa bumi dan tsunami di Maumere NTT
(1992) dan Aceh (2004), tanggap darurat di Nangroe
Aceh Darussalam (NAD) pada tahun 2005 dengan
membangun/merehabilitasi jalan Banda Aceh-
Meulaboh, pemasangan jembatan dan pembuatan
rumah penduduk, rehabilitasi gempa bumi di Liwa
Lampung (1994), Yogyakarta (2006), Sumatera Barat
(2008), semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo (2006),

Halaman | ii
meletusnya gunung merapi di Yogyakarta (2010),
gunung Sinabung di Sumatera Utara (2014) dan
gempa bumi dan tsunami di Sulawesi (2018).

b. Membantu tugas pemerintahan di daerah.


Untuk meningkatkan perekonomian dan taraf hidup
masyarakat dilaksanakan melalui:

1) Pembangunan Jalan Paralel Perbatasan


Kalimantan (PJPPK), Jalan Inspeksi Patroli
Perbatasan dan Jalan Administrasi di
Kalimantan tahun 2015 serta pembanungan
jalan di pedalaman Papua dan Papua Barat
pada tahun 2016.

2) Program ketahanan pangan. TNI AD


bekerja sama dengan Kementerian Pertanian
RI dalam rangka mencapai swasembada
pangan pada tahun 2017.

c. TNI AD terlibat dalam misi perdamaian dunia


dibawah bendera PBB sesuai amanat pembukaan
UUD NRI tahun 1945, telah beberapa kali
mengirimkan pasukannya ke berbagai belahan dunia
antara lain di Kongo, Mesir, Iran, Irak, Kamboja,
Lebanon, Mali, Sudan, Bosnia, Haiti, Georgia, Nepal,
Liberia, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Mozambik
dan Somalia.

d. Membantu melaksanakan bakti sosial,


membantu membangun dan memelihara kualitas atau
kuantitas infrastruktur di lingkungan masyarakat dan
membantu memberi bantuan layanan kesehatan
kepada masyarakat.

Sejarah Infanteri | 66
e. Membantu menanggulangi akibat bencana
alam pengungsian dan pemberian bantuan
kemanusiaan, membantu Kepolisian Negara Republik
Indonesia, membantu mengatasi konflik komunal dan
kerusuhan massa yang berskala tinggi dan membantu
mencegah timbulnya korban jiwa dan harta
masyarakat.

f. Membantu tugas pemerintahan di daerah,


mendukung terselenggaranya program pemerintah
dalam mengatasi kesulitan rakyat.

g. Mengamankan Presiden dan wakil presiden


beserta keluarganya, membantu mencegah timbulnya
ancaman berupa pembunuhan, sabotase, pemerasan
dan penculikan terhadap Presiden dan wakil Presiden
beserta keluarganya.

4. Prestasi Satuan Infanteri TNI AD

Dalam sejarah prestasi terdapat beberapa


satuan Infanteri TNI AD yang meraih prestasi dibeberapa
bidang antara lain:

a. Prestasi di Bidang Menembak.

1) Prestasi Terbaik Juara Lomba


Tembak Internasional AARM Ke-27.

Meraih Juara Umum Lomba Tembak


ASEAN Army Rifle Meet (AARM) ke-27 tahun
2017 yang digelar sejak tanggal 14 November
lalu di Singapura, dengan meraih 31 medali

Halaman | ii
emas (dari total 45 medali emas yang
diperebutkan), 10 medali perak dan 10 medali
perunggu, serta 9 tropi (dari 15 tropi yang
diperebutkan).

2) Juara Lomba Tembak AASAM 10 Kali


pada tahun 2017.

(Sumber: https://infopublik.id/assets/upload/headline//
20170530125616.jpg)

Perlombaan tersebut berlangsung dari


tanggal 5 Mei sampai dengan 26 Mei 2017 di
Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia.
TNI AD keluar sebagai juara umum lomba
tembak AASAM Ke-17 Tahun 2017 setelah
meraih 28 medali emas, 6 medali perak dan
5 medali perunggu di berbagai materi lomba
tembak baik beregu maupun perorangan yang
diperebutkan.

Pada ajang menembak Angkatan Darat


tingkat dunia yang diikuti oleh 20 negara, TNI

Sejarah Infanteri | 68
AD berhasil mengalahkan beberapa negara
yang dikenal memiliki kekuatan angkatan darat
yang cukup kuat seperti Amerika Serikat,
Perancis, Inggris dan Australia. Petembak
terbaik pun diraih petembak dari kontingen
Indonesia atas nama Serda Woli Hamsan yang
keseharian berdinas di Detasemen Markas
(Denma) Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong,
Depok, Jawa Barat yang menorehkan prestasi
gemilang di ajang internasional lomba tembak
AASAM tahun 2017.

3) Juara Umum Lomba Tembak AASAM


ke-11 Kali.

(Sumber:https://asset.kompas.com/crop/0x0:960x640/750x500
/data/photo/2018/05/11/32457275541.jpg)

TNI Angkatan Darat kembali menjadi


juara umum dalam ajang lomba menembak
antar-negara Australian Army Skill-At-Arms
Meeting (AASAM) 2018. Lomba tersebut

Halaman | ii
digelar di Australia, 27-10 Mei 2018. TNI AD
menjadi juara umum dengan meraih 36 emas,
24 perak, dan 12 perunggu. Kontingen
Indonesia menyisihkan 17 negara peserta lain.

Kepala Staf TNI AD Jenderal Mulyono


mengatakan, pencapaian juara umum lomba
tembak se-Asia Pasifik ini membuktikan bahwa
kemampuan prajurit TNI AD dan senjata
produksi industri pertahanan dalam negeri
dapat disejajarkan bahkan melebihi
kemampuan negara lain.

4) Juara Tembak AASAM 2019, Prestasi


untuk Rakyat Indonesia.

(Sumber: https://tni.mil.id/mod/news/images/normal/3116df7e82f1
a5c6ae9f16da151fedc3.jpg)

Untuk ke-12 kalinya, secara berturut-


turut TNI AD menjadi juara umum dalam lomba

Sejarah Infanteri | 70
menembak antar negara Australian Army Skill
At Arms Meeting (AASAM) 2019.

5) Prajurit Yonif Mekanis Raider


412/BES/6/2 Kostrad torehkan prestasi
gemilang di ajang lomba tembak Pangdivif
2 Kostrad CUP Tahun 2022.

(Sumber: https://tni.mil.id/mod/news/images/normal/ac295051
39c5219ef4bda1c6af7d9c1a.jpg)

Diselenggarakan pada tanggal 16


Oktober 2022 di Lapangan Tembak
Vicadha II Shooting Range Kampoeng Tentara
Divif 2 Kostrad, Singosari, Malang, Jawa Timur,
Serda Yoga Prasetiyono menyabet juara 1
mendapatkan medali emas dan perunggu,
Materi High Power Rifle FTR dengan jarak 500
meter kelas standar dengan nilai 97.4, dan
juara 3 Agregad FTR Akumulasi 500-600 meter
kelas standar dengan nilai 187.9.

Halaman | ii
6) Juara Umum Lomba Tembak AARM ke-13 kali
pada Lomba Tembak AARM-28/2018 di Malaysia.

(Sumber: https://tniad.mil.id/kasad-apresiasi-prestasi-kontingen-
petembak-aarm-dan-peterjun-skydiving-tni-ad)

Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika


Perkasa memberikan apresiasi atas prestasi Kontingen
Petembak Asean Armies Riffle Meet (AARM) ke-28 dan
Peterjun Skydiving TNI AD. Hal tersebut disampaikan saat
menerima laporan kembali kedua kontingen TNI AD tersebut
di Gedung Serbaguna Mabesad, Jakarta.

Dalam acara laporan kembali tersebut, Kasad mengucapkan


selamat kepada seluruh kontingen. Kasad menyampaikan
ucapan terimakasih dan rasa bangga serta apresiasi atas
keberhasilan dan prestasi kedua kontingen tersebut.
Menurutnya prestasi tersebut tidak hanya mengharumkan
nama Angkatan Darat semata, namun juga dan bangsa
Indonesia di forum Internasional.

Sejarah Infanteri | 72
Sebagaimana diketahui bersama, pada bulan Nopember ini,
TNI AD mengikutsertakan kontingen petembak di Lomba
Tembak AARM-28/2018 di Malaysia dan peterjun di 1st
Asiania Indoor Skydiving Championship (AISC) di yang
digelar di Jihua Park, Chongqing, China.

Dalam dua even bergengsi tersebut, Kontingen TNI AD


mencetak prestasi yang membanggakan, yaitu juara umum
AARM yang ke-13 kali sekaligus memecahkan rekor
perolehan medali sepanjang sejarah keikutsertaannya di
lomba tembak antar Angkatan Darat negara-negara ASEAN.

7) Kontingen Garuda UNIFIL Juarai SASCO


Tahun 2022.

(Sumber: https://tniad.mil.id/konten/unggahan/2022/03/whatsapp-
image-2022-03-05-at-16.46-.37-)

Halaman | ii
Kontingen Indonesia yang tergabung
dalam Satuan Tugas Perdamaian UNIFIL di
Lebanon Selatan, berhasil menjuarai Small Arms
Shooting Competition (SASCO) Tahun 2022
yang diselenggarakan oleh UNIFIL di Naqoura
Firing Range, UNIFIL HQ, Lebanon pada
tanggal 4 Maret 2022.

8) Satgas Indo FPC Konga TNI raih prestasi


terbaik Lomba menembak Unifil.

(Sumber: https://tniad.mil.id/satgas-indo-fpc-konga-tni-raih-prestasi-terbaik-lomba-
menembak-unifil)

Kontingen Garuda TNI berhasil menjuarai seluruh materi


lomba menembak antar Kontingen Negara peserta United
Nation Interim Force In Lebanon (UNIFIL) yang
diselenggarakan oleh India Battalion (India Batt) pada
beberapa waktu lalu, bertempat di lapangan tembak Ebel El
Saqi Sektor Timur Lebanon. Dalam lomba yang diikuti oleh
berbagai negara peserta Troops Contribution Country(TCC)
Kontingen Garuda TNI menurunkan tiga tim terbaiknya yang
masing-masing diwakili oleh Satgas Force Head Quarter

Sejarah Infanteri | 74
Support Unit (FHQSU), Satgas Indonesia Force Protection
Commpany (Indo FPC) dan Satgas Indonesia Battalion (Indo
Batt).
Dari seluruh kategori yang dilombakan, Kontingen Garuda
TNI berhasil menyapu bersih semua nomor yang
dipertandingkan yaitu The Best Shot Rifle yang diraih oleh
Praka Wardono (Indo FPC) demikian juga The Best Shot
Pistol diraih oleh Sertu Setiawan (Indo FPC). Sementara
pada kategori Senapan beregu, Juara 1 diraih oleh Satgas
Indo FPC, Juara 2 Satgas FHQSU, dan Juara 3 diraih oleh
Satgas Indobat. Begitu juga pada kategori Pistol beregu,
Juara 1 diraih oleh Satgas Indo FPC, Juara 2 oleh Satgas
Indobat dan Juara 3 oleh Satgas FHQSU. Dengan hasil
tersebut Satgas Indo FPC ditetapkan sebagai juara umum
dengan gelar CHAMPION CONTINGENT.

b. Prestasi di Bidang Penugasan.

(Sumber: https://tniad.mil.id/satgas-batalyon-gerak-cepat-kontingen-
garuda-kembali-menorehkan)

1) Satgas Batalyon Gerak Cepat


Kontingen Garuda Kembali Menorehkan Prestasi,
Berhasil Turunkan Ketua Milisi Kelompok Bersenjata
Terbesar di Kongo.

Halaman | ii
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Gerak
Cepat (BGC) Kontingen Garuda (Konga)
XXXIX-C/MONUSCO kembali menorehkan prestasi, berhasil
menurunkan Ketua Milisi Kelompok Bersenjata Raia
Mutomboki Ndarumangga Mr. Munyololo Mbao
Ndarumangga beserta 30 anggota milisi termasuk di
dalamnya seorang wanita, di Republik Demokratik Kongo,
Rabu (21/4/2021).

Turunnya 31 milisi tersebut beserta 18 senjata api jenis AK


47 pucuk, 2 pucuk RPG, sepucuk mortir 60, sepucuk GPMG,
sebuah spread (tombak), 20 buah magazen, 122 butir munisi
kal 7.62, 365 butir munisi kal 5.56, sebuah granat RPG.

Proses penjemputan 31 orang milisi ini dipimpin langsung


Komandan Satgas BGC Konga XXXIX-C/MONUSCO
Kolonel Inf Sandi Kamidianto, di desa Maiminggi. Milisi yang
turun merupakan kelompok milisi bersenjata terbesar yang
selama ini mengancam stabilitas keamanan di Kongo.

2) Prestasi Satgas Tinombala Berbuah Penghargaan.

Sejarah Infanteri | 76
(Sumber: https://tniad.mil.id/prestasi-satgas-tinombala-berbuah-penghargaan)

Satgas Ops Tinombala yang dipimpin oleh Komandan


Brigade Infanteri Raider 9/2 Kostrad Kolonel Inf Franz
Yohannes Purba, S.IP., telah mengakhiri masa
penugasannya di wilayah Poso Sulawesi Tengah. Satgas
Ops Tinombala tersebut dilaksanakan dalam rangka
memelihara stabilitas keamanan di wilayah Poso dan
sekitarnya. Tugas tersebut merupakan tugas yang berat
namun mulia, mengingat kondisi dan situasi yang dihadapi
memiliki tingkat kerawanan dan resiko tinggi dalam
menghadapi kelompok radikal bersenjata yang mengancam
keutuhan NKRI.

Karena keberhasilan di daerah penugasan tersebut,


Satgas TNI yang tergabung dalam Satgas Tinombala
mendapat piagam penghargaan berupa Vandel Prestasi
yang disematkan oleh Komandan Komando Pelaksana
Operasi TNI Kolonel Inf M. Soleh pada masing-masing
bendera perang satuan yaitu Brigif Raider 9/2 Kostrad
Daraka Yudha, Yonif Raider 514/Kostrad, Yon 23/Sandha,
Yon 12/Parako, Yonif 1/Mar Surabaya dan penyematan
Satya Lencana Darma Nusa, serta piagam penghargaan dari
Gubernur Sulawesi Tengah.

Halaman | ii
3) Yonif Mekanis 741/GN Raih Prestasi Terbaik dalam
Satgas Pamtas 2018-2019.

(Sumber: https://tni.mil.id/view-173257-yonif-mekanis-741gn-raih-
prestasi-terbaik-dalam-satgas-pamtas-2018-2019.html)

Penghargaan sebagai satuan terbaik yang diterima


Yonif Mekanis 741/GN tersebut diserahkan langsung oleh
Danpussenif Kodiklat TNI AD, Mayjen TNI Teguh Pudjo
Rumekso pada saat kegiatan Rapat Pembinaan Teknis
Kecabangan (Rabinniscab) Infanteri Tahun 2020 bertempat
di Bandung, Jawa Barat yang dihadiri para Komandan
Satuan Infanteri TNI AD seluruh Indonesia dengan tema
"Membangun Infanteri yang Profesional dan Adaptif".

Prestasi yang diraih oleh Yonif Mekanis 741/GN


tersebut merupakan wujud dharma bhakti yang tulus dan
ikhlas dalam melaksanakan tugas pengabdian sebagai
Satgas Pamtas RI-RDTL Sektor Barat Tahun 2018-2019
dengan hasil berupa senjata yang diberikan/diserahkan oleh
masyarakat sebanyak 122 pucuk, penggagalan
penyelundupan BBM sejumlah 2.540 liter, repatriasi warga
RDTL ke RI sebanyak 4 orang dan program teritorial berupa
bedah rumah 12 unit, sumur resapan 9 unit, taman baca 2

Sejarah Infanteri | 78
unit, tempat wisata 2 unit dan pembangunan MCK 2 unit,
hingga pengibaran Bendera Merah Putih raksasa di puncak
bukit.

4) Prestasi Satgas Nemangkawi Taklukan KKB


Papua.

(Sumber: https://www.teropongpolitik.com/terpolitik/pr-1502314279/prestasi-satgas-
nemangkawi-taklukan-kkb-papua)

Operasi satuan tugas (Satgas) Nemangkawi berhasil


membuat 53 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)
menyerah dan kembali ke NKRI. Selain itu, 27 anggota
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) juga berhasil ditangkap
dalam Operasi Nemangkawi Papua tahap I dan II.

Prestasi Satgas tidak lepas dari pola kinerja satgas yang


sudah terbiasa menerapkan operasi yang benar-benar
memahami kondisi sosial dan budaya masyarakat Papua.
Namun, masa tugas Satgas yang bertugas memburu KKB
Papua itu akan berakhir dalam hitungan hari, yakni pada 25
Januari 2021.

Halaman | ii
5) Danrem 172/PWY berikan penghargaan Satgas Yonif
711/Rks dan Satgas Yonif 126/KC.

(Sumber: https://tniad.mil.id/danrem-172pwy-berikan-penghargaan-satgas-yonif-711rks-
satgas/)

Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring yang


diwakili oleh Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Korem
172/PWY Kolonel Inf Yuswanto memberikan penghargaan
kepada prajurit Satgas Pamtas RI-PNG di wilayah Kolakops
Korem 172/PWY yakni kepada personel Yonif 711/RKS dan
Yonif 126/KC.

Penghargaan diberikan secara simbolis bertempat di Pos


Waris Satgas Yonif 126/KC, Kampung Banda, Distrik Waris,
Kab. Keerom, Papua.

Penyerahan penghargaan disaksikan oleh Kepala Kampung


dan tokoh masyarakat Kampung Banda.

Penghargaan tersebut diberikan atas prestasi personel Yonif


711/RKS dari Pos Wambes yang telah menyelamatkan dua
orang anak Papua yang hanyut di sungai Kampung Wambes
dan Personel Yonif 126/KC dari Pos Waris yang telah

Sejarah Infanteri | 80
menerima sebanyak lima pucuk senjata rakitan dari
masyarakat Kampung Sanggaria secara sukarela.

6) Satgas Pamtas Yonif 611/Awang Long ukir


prestasi membanggakan.

(Sumber: https://tniad.mil.id/satgas-pamtas-yonif-611awang-long-ukir-prestasi-
membanggakan)

Para prajurit Yonif 611/Awl telah mampu


menggagalkan penyelundupan narkoba 51,66 gram, Miras
949 botol/kaleng, menerima penyerahan senjata 83 pucuk,
munisi penabur 2 butir, daging Ilegal 100 kg dan deportasi
TKI sebanyak 2.172 orang.

Halaman | ii
7) Gubernur dan Kapolda apresiasi prestasi Satgas
Yonif 731.

Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Ghani Kasuba, Lc dan


Kapolda Malut Brigjen Pol Suroto mengapresiasi prestasi
yang diperoleh Satgas Yonif 731/Kabaresi selama
melaksanakan tugas Operasi Pengamanan Daerah Rawan
Maluku Utara.

Hal tersebut disampaikan usai pelaksanaan Upacara


pelepasan dan penyambutan Satgas Pamrahwan bertempat
di Pelabuhan A Yani Ternate.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur menyampaikan


apresiasi atas kinerja dan pencapaian luar biasa baik dalam
bentuk penggalangan senjata maupun teritorial untuk itu kita
ucapkan terimakasih dan harapan sama kepada satgas Yonif
734/Sns yabg akan melaksanakan tugas di Maluku Utara.

Sejarah Infanteri | 82
8) Korem 091/ASN bangga dengan prestasi
Yonif 613/Raja Alam.

(Sumber: https://www.niaga.asia/korem-091-asn-bangga-dengan-prestasi-yonif-613-raja-
alam)

Komando Resor Militer 091/Aji Surya Natakesuma (Korem


091/ASN) bangga dengan prestasi Yonif 613/RJA selama 11
bulan bertugas mengamankan wilayah perbatasan
Indonesia-Malaysia. Berdasarkan hasil evaluasi atasan,
prajurit Yonif 613/RJA selama bertugas telah mampu
menjalankan tugas sangat baik hingga mendapat sambutan
baik pula dari masyarakat setempat.
Menurut Kasrem, Yonif 613/RJA juga berprestasi
menemukan sekitar 417 patok perbatasan RI-Malaysia di
wilayah pegunungan Krayan, termasuk menemukan 37
patok di area blank spot yang sejak 1977 atau 42 tahun
belum terjamah manusia.

Halaman | ii
Prestasi lain dari Yonif 613/RJA yang juga sangat
membanggakan adalah penangkapan sekitar 633,73 gram
narkotika golongan 1 jenis sabu, menggagalkan peredaran
2.448 miras selundupan, menyita 58,5 kubik kayu illegal
logging, 8 amunisi penabur dan 1 pucuk senapan api laras
panjang rakitan diserahkan secara sukarela dari masyarakat.

9) Satgas Pamtas Yonif Para Raider 502/Kostrad TA


2017 Ukir Prestasi Membanggakan.

(Sumber: https://tniad.mil.id/satgas-pamtas-yonif-para-raider-502kostrad-ukir-prestasi-
membanggakan)

Yonif Para Raider 502/Kostrad dibawah pimpinan


Letkol Inf Feby Triandoko, telah melaksanakan tugas dengan
baik sebagai Satgas Pamtas RI – Malaysia selama 9 bulan
disepanjang perbatasan wilayah RI dengan Malaysia di
wilayah Kalimantan Barat.
Prajurit Satgas Yonif para Raider 502/Kostrad
menggagalkan peredaran Narkoba jenis sabu-sabu
sebanyak 31,62 kg dan 1.988 butir ekstasi.

Sejarah Infanteri | 84
c. Prestasi di Bidang Oraum dan lainnya.

1) Tim Free Fall Kopassus juara 3 pada


kejuaraan Asiania Indoor Skydiving Championship 2018.

(Sumber: https://kopassus.mil.id/tim-free-fall-kopassus-juara-3-pada-kejuaraan-asiania-
indoor-skydiving-championship-di-china)

Tim Free Fall Kopassus yang mewakili Persatuan Terjun


Payung Angkatan Darat (PTPAD) dan Indonesia berhasil
keluar sebagai juara 3 pada kejuaraan Asian Indoor
Skydiving Championship di Jhua Park, Chongqing China.
Kejuaraan yang berlangsung pada tanggal 18 s.d. 22
September 2018 tersebut juga diikuti oleh 20 negara yang
terdiri dari 14 negara Asia dan 6 negara tamu dari Eropa.

Halaman | ii
1) Petarung Dojo Bremoro sabet empat medali
emas.

(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/petarung-dojo-bremoro-sabet-empat-medali-
emas)

Tim Karate Yonif Mekanis Raider 413 Kostrad yang


tergabung dalam Kontingen Dojo Bremoro kembali berhasil
meraih prestasi pada “Kejuaraan Nasional Bandung Karate
Club (BKC) Piala Menteri Agama RI yang digelar di Gedung
Indoor Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung
dibuka langsung oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang RI
Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto pada Jumat, 14 Oktober
2022 dan ditutup pada Minggu (16/10/2022).

Dalam Kejuaraan Karate Tingkat Nasional tersebut


Kontingen Dojo Bremoro mendapatkan perolehan total 4
(empat) medali emas. Keempat medali tersebut diraih oleh
Sertu Robby Rona juara 1 kelas -84kg TNI-Polri Putra, Sertu

Sejarah Infanteri | 86
Eko Winardi juara kelas -75kg TNI-Polri Putra, Pratu
Bergastian juara 1 kelas +84kg TNI-Polri Putra, serta Atlit
Binaan Dojo Bremoro yaitu M Djio Ibra Alfarizqi juara 1 kelas
-25kg Usia Dini Putra.

2) Pelari Brigif Para Raider 3 Kostrad Torehkan


Prestasi Gemilang.

(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/pelari-brigif-para-raider-3-kostrad-torehkan-
prestasi-gemilang)

Lomba lari Event Trail Run Bontang ini merupakan event


tahunan yang digelar Pemerintah Kota Kaltim melalui Dinas
Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, digelar bertaraf
Internasional. Sebab melibatkan peserta atau pelari lokal,
nasional hingga mancanegara dengan berbagai kategori
muai dari 5K, 10K dan 21K.
Sementara di Nomer Master 21 K Nasional kembali untuk
kesekian kalinya menjadi Jawara yaitu Juara 1 Pratu Laode
Syafrudin ( Yonif PR 431 / SSP ) Waktu 1 Jam 32 Menit dan

Halaman | ii
Juara 2 Fery Fadry ( Denma BRP 3 TBS ) Waktu 1 Jam 37
Menit.

3) Turut jaga lingkungan, Gubernur DKI Jakarta


berikan penghargaan kepada prajurit Kostrad.

(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/turut-jaga-lingkungan-gubernur-dki-jakarta-
berikan-penghargaan-kepada-prajurit-kostrad)

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan


langsung penghargaan kepada sejumlah masyarakat
berbagai kategori termasuk didalamnya Prajurit Kostrad
Koptu Irfan yang mendapatkan penghargaan pegiat Maggot
terbaik Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022.
Koptu Irfan merupakan anggota Kostrad yang sehari-hari
berdinas di Denma Kostrad. Beliau melakukan budidaya
Maggot Bank Sampah Putra Cakra 06 di Petukangan Utara,
Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Tujuan dari penyelenggaraan acata ini adalah untuk
memberikan motivasi dan meningkatkan kepedulian dalam

Sejarah Infanteri | 88
pengelolaan lingkungan sehingga terwujud suatu “Gerakan
Masyarakat” dalam mengelola lingkungan hidup di Provinsi
DKI Jakarta.

4) Atlet Bajra Yudha kembali naik podium dalam


Event Pekalongan Heritage Run.

(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/atlet-bajra-yudha-kembali-naik-podium-dalam-
event-pekalongan-heritage-run)

Mengusung tema Runis Fun, Pekalongan Heritage Run


mengundang ribuan pelari Nusantara untuk merasakan
sensasi berlari melewati bangunan bersejarah dan ikonik
Kota Pekalongan, Minggu (2/10/2022).
Event tersebut diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai
daerah. Tak mau ketinggalan dalam event lari ini atlet
Batalyon Infanteri Para Raider 501/BY ikut berpartisipasi
pada kategori 5K, 10K (umum) dan 10K (Master) yang di
batasi dengan 400 peserta di setiap kategorinya.

Halaman | ii
Atlet Yonif Para Raider 501/BY menurunkan atlet terbaiknya
di 10K (umum) Pratu Zulfikar dengan catatan waktu terbaik
31 menit 46 detik pada peringkat pertama dan di peringkat
ketiga Prada Sandy dengan perolehan waktu 33 menit 50
detik. Serta di 10K (Master) di peringkat dua di duduki oleh
Serka Widodo dengan perolehan waktu 41 menit 45 detik
dan tak hanya di 10K di 5K atlit Yonif Para Raider 501/BY ini
juga menyabet juara 2 yang diraih oleh Praka Agus dengan
perolehan waktu 15 menit 10 detik dan di posisi ketiga
diduduki Prada Fahrul dengan waktu 16 menit 18 detik.

5) Juara Makassar Half Marathon 2022 didominasi


pelari Brigif PR 3 Kostrad.

(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/juara-makassar-half-marathon-2022-
didominasi-pelari-brigif-pr-3-kostrad)

Event Makassar Half Marathon Tahun 2022 kembali digelar,


para pelari Brigif Para Raider 3 Kostrad mendominasi tiga

Sejarah Infanteri | 90
nomor yang diperbuatkan, berlangsung di Anjungan Pantai
Losari, Makassar Sulawesi Selatan. Minggu (2/10/2022).
Lomba lari Half Marathon ini event tahunan yang digelar
Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Pemuda dan
Olahraga (Dispora) Makassar digelar bertaraf Internasional,
sebab melibatkan peserta atau pelari lokal, nasional hingga
mancanegara dengan berbagai kategori mai dari 5K, 10K
dan 21K. Di Kategori 10 K Nasional kembali Prajurit dari
Yonif PR 431/SSP menorehkan prestasinya yaitu juara
pertama Nur Sodik ( Pelatnas Jakarta ) Waktu 32.28 Menit,
juara ke dua Pratu Laode Syafrudin ( Yonif PR 431 / SSP )
Waktu 32. 42 Menit sedangkan juara tiga. Oktovianus Erwin
( Pelatnas Jakarta )Waktu 32. 44 Menit. Sementara di Nomer
Master 21 K Nasional kembali untuk kesekian kalinya
menjadi Jawara yaitu Juara 1 Serka Jufri ( Yonif PR 431 /
SSP ) Waktu 1 jam 28 Menit, Juara 2 Ibet Ibrahim
( Makassar) Waktu 1. Jam 44 Menit dan Juara ke-3 Haris
Wijaya ( Kalimantan Timur ) Waktu 1. Jam 45 Menit.
Prestasi terakhir kembali dilengakapinya untuk Juara 5K
Nasional Juara Pertama Prada Fery Fadry ( Denma BPR 3
TBS ) Waktu 15. 27 Menit, Juara 2. Praji ( Kodam XIV
Hasanuddin ) Waktu 15. 38 dan Juara ke-3. Muh. Ali
( Kodam XIV Hasanuddin ) Waktu 15 . 41 Menit.

6) Prajurit Yalet Borong Juara Lomba Lari 10 Km di


Merauke

Halaman | ii
(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/prajurit-yalet-borong-juara-lomba-lari-10-km-
di-merauke)

Prajurit Yonif Raider 755 Kostrad borong podium pada event


Lomba Lari 10 Km dalam rangka memperingati Hari
Olahraga Nasional (Haornas) 2022.

Sebanyak 1.200 peserta Se-Papua Selatan berpartisipasi


dalam lomba lari 10 Kilometer yang digelar oleh KONI dalam
rangka memperingati Haornas 2022 pada hari Sabtu, tanggal
1 Oktober 2022. Ribuan peserta dilepas oleh Bupati Merauke
dengan start dan finish di depan Kantor Bupati Merauke dan
Monumen Kapsul Waktu.

Dari beberapa nomor yang diperebutkan, empat orang


prajurit Yonif Raider 755 Kostrad berhasil memborong
semua Juara Podium. Juara 1 diraih oleh Prada Anugrah
dengan catatan waktu 32 menit 49 detik, Juara 2 diraih oleh
Prada Sandi dengan catatan waktu 33 menit 05 detik, Juara
3 diraih oleh Pratu Bobi dengan catatan waktu 34 menit 07
detik dan posisi Ke-4 diraih oleh Prada Fikram dengan
catatan waktu 34 menit 27 detik.

7) Raih Juara renang 300 meter, Prajurit Yonif PR 433


Kostrad harumkan Satuan.

Sejarah Infanteri | 92
(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/raih-juara-renang-300-meter-prajurit-yonif-pr-
433-kostrad-harumkan-satuan/)

Atlet renang Yonif Para Raider 433/JS Kostrad berhasil


meraih juara harapan 2 pada Lomba Renang Tradisional
yang dilaksanakan di laut dengan jarak 300 meter,
Makassar, Minggu (18/9/2022).

Atlet Renang Yonif Para Raider 433 Kostrad berhasil meraih


predikat juara harapan dua dengan waktu 9 menit.

8) Juara Turnamen Sepak Bola Bupati Cup U-23


Tahun 2022 diraih Yonif Raider 755 Kostrad.

Halaman | ii
(Sumber: https://kostrad.mil.id/post_prestasi/juara-turnamen-sepak-bola-bupati-cup-u-23-
tahun-2022-diraih-yonif-raider-755-kostrad)

Sebanyak 32 klub sepakbola U-23 dari empat Kabupaten,


yaitu Kabupaten Merauke, Mappi, Asmat dan Boven Digoel
mengikuti Turnamen yang digelar sejak tanggal 6 Agustus
2022 hingga tanggal 16 September 2022 yang lalu.

Tim Yalet FC sendiri berhasil mencapai partai puncak


setelah menjadi Juara Grup di Babak penyisihan Grup,
mengalahkan Ghupta Vira FC di babak perdelapan final,
menumbangkan Mambruk FC di babak perempat final dan
menyingkirkan Gelora Putra FC di babak semi final.

Pada babak final yang dihadiri langsung oleh Bapak Bupati


Merauke, Romanus Mbaraka, Tim Yalet FC menghadapi PS
Yelmasu Putra di Stadion Katalpal, Merauke pada Jum’at
(16/09/2022). Lebih dulu unggul di Babak Pertama melalui
gol yang dicetak oleh Prada Rancid Laude, Tim Yalet FC
harus puas menjadi Juara dua setelah kalah keberuntungan
dalam drama adu penalti.

Pemain Yalet FC atas nama Prada Arjan Sibela (Striker)


berhasil menjadi “Pemain Terbaik Turnamen Sepak Bola
Bupati Merauke Cup U-23 Tahun 2022” setelah menjadi man
of the match pada 4 kali pertandingan sebelumnya. Selain itu
Prada Arjan Sibela bersama dengan rekannya Prada Sahrul
akan diberikan kesempatan dalam Tim Sepakbola Merauke
untuk berlaga di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Papua
pada bulan November 2022 mendatang di Jayapura.

Sejarah Infanteri | 94
Halaman | ii
DAFTAR ISTILAH DAN
SINGKATAN

Akmil : Akademi Militer

Alutsista : Alat Utama Sistem Pertahanan

Brigif : Brigade Infanteri

Binter : Pembinaan Teritorial

Bujuklak : Buku Petunjuk Pelaksanaan

Ba : Bintara

BTP : Batalyon Tim Pertempuran

Danbrigif : Komandan Brigade Infanteri

Sejarah Infanteri | 96
Dandenma : Komandan Detasemen Markas

DAN : Komandan

DOK : Dokter

Duksus : Dukungan Khusus

Dam : Kodam

Ds : Desa

Gar : Penyelenggaraan

Garjas : Kesegaran Jasmani

HUT : Hari Ulang Tahun

HJK : Hari Juang Kartika

Infolahta : Informasi Pengolah Data

Inf : Infanteri

Halaman | ii
Ir : Insinyur

Kasbrigif : Kepala Staf Brigade Infanteri

Kostrad : Komando Strategi Angkatan


Darat

Kodam : Komando Daerah Militer

Kodal : Komando Pengendalian

Korem : Komando Resort Militer

Kasad : Kepala Staf Angkatan Darat

Kasi : Kepala Seksi

KRI : Kapal Republik Indonesia

Kep : Keputusan

Kejurda : Kejuaraan Daerah

Kaltim : Kalimantan Timur.

KIZI : Kompi Zeni

Kiban : Kompi Bantuan

Sejarah Infanteri | 98
Kima : Kompi Markas

Kec : Kecamatan

Kab : Kabupaten

Letkol : Letnan Kolonel

LN : Luar Negeri

Latbakjatri : Latihan Menembak Senjata


Ringan

Mabesad : Markas Besar Angkatan Darat

Mako : Markas Komando

Mayonif : Markas Batalyon Infanteri

Mdk : Merdeka

Mtl : Motuliato

Halaman | ii
NKRI : Negara Kesatuan Republik
Indonesia

NTT : Nusa Tenggara Timur

OM : Ota Manasa

OLI : Operasi Lawan Insurjensi

OMP : Operasi Militer Perang

OMSP : Operasi Militer Selain Perang

OPM : Organisasi Papua Merdeka

Ops : Operasi

PA : Perwira

Pangdam : Panglima Komando Daerah


Militer

Pangad : Panglima Angkatan Darat

Sejarah Infanteri | 100


Paban : Perwira Bagian

Pasi Binpers : Perwira Seksi Pembinaan


Personel

Pratu : Prajurit Satu

Pangdam : Panglima Daerah Kodam

Perkasad : Peraturan Kepala Staf Angkatan


Darat

Pam : Pengamanan

Pur : Tempur

Pen : Penerangan

Pusjarah : Pusat Sejarah

Prov. : Provinsi

PON : Pekan Olahraga Nasional

Pamputer : Pengamanan Pulau Terluar

Pamtas : Pengamanan Perbatasan

PNG : Papua New Guinea

Halaman | ii
R

R : Raider

RKS : Raksatama

RI : Republik Indonesia

RDTL : Republik Demokrasi Timor Leste

Satgas : Satuan Tugas

Serka : Sersan Kepala

Sertu : Sersan Satu

ST : Satya Tama

Stg : Santiago

Sikes : Seksi Kesehatan

s.d. : Sampai Dengan

Sulut : Sulawesi Utara

Sul-teng : Sulawesi Tengah

Sejarah Infanteri | 102


T

Ta : Tamtama

Tis : Taktis

TNI-AD : Tentara Nasional Indonesia


Angkatan Darat

Ton : Pleton

TA : Tahun Anggaran

UST : Uji Siap Tempur

UTP : Uji Terampil Perorangan

WRB : Wirabuana

Yonif : Batalyon Infanteri

Halaman | ii
Sejarah Infanteri | 104

Anda mungkin juga menyukai