Anda di halaman 1dari 8

RESIMEN SISWA

BATALYON SISWA-1

HASIL EVALUASI DISKUSI KEPEMIMPINAN TNI


Tentang
PENERAPAN
NAMAPOLA KEPEMIMPINAN TNI DIKAITKAN DENGAN CARA MENGATASI
PKT/KORP/NRP PERMASALAHAN DALAM SATUAN
(Pertemuan Pertama)

1. Pendahuluan.

a. Yonif 121/Bunga Kencana merupakan satuan Batalyon dibawah kendali


Korem-151/Gunung Halu yang berkedudukan di Kota Cimahi, bertugas membantu
Polri untuk menjaga stabilitas keamanan wilayah.

b. Yonif 121/Bunga Kencana adalah Batalyon yang mempunyai TOP/DSPP


berjumlah 750 orang, terdiri dari 3 (tiga) Kompi Senapan dan 1 (satu) Kompi
Bantuan serta 1 (satu) Kompi Markas. Dislokasi Mayon, Kompi Markas dan Kiban
berada di Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi, Kipan A berada di Kab. Subang, Kipan
B di Kab. Bandung Barat dan Kipan C di Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi.

c. Kipan A Yonif 121/Bunga Kencana berjarak + 50 Km dari Mayonif (Kota


Cimahi) dan berjarak + 1 Km dari pusat Kota Kab. Subang. Kipan A dipimpin oleh
Kapten Inf. Alan Budi Kusumah.

2. Maksud dan tujuan.


a. Maksud. Memberikan suatu gambaran tentang perlunya menentukan pola
kepemimpinan Danton 2 Kipan A Letda Inf Dadang.

b. Tujuan. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kepada peserta diskusi


dalam pemecahan masalah kepemimpinan khususnya dalam penerapan pola
kepemimpinan Danton 2 Kipan A Letda Inf Dadang.

3. Ruang lingkup.

a. Pendahuluan.
b. Maksud dan tujuan.
c. Pokok masalah.
d. Langkah-langkah pemecahan masalah.
e. Analisa data dan fakta.
f. Pemecahan masalah.
g. Kesimpulan.

4. Pokok masalah. Danton-2 dalam memimpin anggota relatif longgar, sehingga


para anggotanya dengan leluasa melakukan kegiatan/aktifitas di luar asrama terutama
pada malam hari, baik dilakukan oleh pajurit yang telah maupun belum berkeluarga
maupun yang masih berstatus remaja. Danton-2 beranggapan bahwa para anggotanya
sudah dewasa, sehingga mereka tidak perlu dikekang dan diberikan keleluasan untuk
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
2

5. Langkah-langkah pemecahan masalah.

a. Mengenali masalah/identifikasi masalah.

1) Danton-2 Letda Inf Dadang terlalu memberikan


kebebasan/kelonggaran terhadap para anggotanya.

2) Danton-2 Letda Inf Dadang kurang menanamkan disiplin kepada


anggotanya.

b. Pengumpulan data dan fakta.

1) Data.

a) Yonif 121/Bunga Kencana merupakan satuan Batalyon


dibawah kendali Korem-151/Gunung Halu yang berkedudukan di
Kota Cimahi, bertugas membantu Polri untuk menjaga stabilitas
keamanan wilayah.

b) Kab. Subang mempunyai karakteristik/beriklim tropis, namun


lebih dominan bercuaca dingin/hujan, tanahnya subur, berpenduduk
cukup padat dan berpenghasilan menengah ke bawah serta roda
pemerintahan berjalan baik dan penduduk setempat mayoritas
bekerja di bidang pertanian (bercocok tanam sayuran dan buah-
buahan, peternakan serta perikanan), akan tetapi ada juga yang
begerak di bidang jasa (berdagang, sopir angkot dan tukang ojek). Di
daerah ini terdapat banyak tempat-tempat hiburan malam, seperti
diskotik, kafe dan karaoke dan tempat prostitusi (terselubung). Selain
itu Kab. Subang merupakan daerah wisata (berekreasi), sehingga
banyak tempat-tempat penginapan, seperti hotel, villa dan lainnya.

c) Yonif 121/Bunga Kencana adalah Batalyon yang mempunyai


TOP/DSPP berjumlah 750 orang, terdiri dari 3 (tiga) Kompi Senapan
dan 1 (satu) Kompi Bantuan serta 1 (satu) Kompi Markas. Dislokasi
Mayon, Kompi Markas dan Kiban berada di Kec. Cimahi Tengah Kota
Cimahi, Kipan A berada di Kab. Subang, Kipan B di Kab. Bandung
Barat dan Kipan C di Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi.

d) Kipan A Yonif 121/Bunga Kencana berjarak + 50 Km dari


Mayonif (Kota Cimahi) dan berjarak + 1 Km dari pusat Kota Kab.
Subang. Kipan A dipimpin oleh Kapten Inf. Alan Budi Kusumah.

2) Fakta.

a) Pada tanggal 3 Januari 201F pukul 19.00 Wit, Istri dari Pratu
Asep Gumasep menghadap pada Danton-2 dan melaporkan bahwa
suaminya tidak pernah memberikan uang belanja untuk keperluan
rumah tangganya dan bila hal tersebut ditanyakan kepada suaminya
(Pratu Asep), yang bersangkutan menjawab bahwa uang tersebut
sudah habis digunakan untuk berjudi dan berpesta Miras di asrama
bersama kawan-kawannya.
3

b) Pada tanggal 5 Januari 201F pukul 08.00 Wib, setelah selesai


melaksanakan upacara Bendera, Danki A Kapten Inf. Alan Budi
Kusumah, melakukan pengecekan terhadap seluruh anggota
kompinya, ternyata ada 3 (tiga) orang bawahannya yang tidak
mengikuti Upacara Bendera, yaitu Praka Maman, Pratu Rahman dan
Prada Kasman (anggota Peleton-2). Setelah ditanyakan pada Letda
Inf. Dadang dan para Danru Peleton-2, ternyata ketidak-hadiran
ketiga anggota tersebut tanpa keterangan (TK), sehingga Danton-2
mendapat teguran dari Danki A.

c) Pada tanggal 11 Januari 201F pukul 10.00 Wib, Danton-2


mengumpulkan seluruh anggotanya, kemudian menanyakan tentang
keberadaan ketiga orang bawahannya yang tidak mengikuti Upacara
Bendera tersebut dan dari Pratu Dudung dan Prada Diding diperoleh
informasi bahwa pada saat mereka sedang melaksanakan patroli
(sekitar pukul 23.00 Wib/malam Senin) di lingkungan asrama Kipan
A, mereka melihat Praka Maman, Pratu Rahman dan Prada Kasman
sedang berjudi sambil menenggak Miras di gudang munisi Kompi A.

d) Pada tanggal 11 Januari 201F pukul 13.00 Wib, Danton-2


memerintahkan Danru-2 untuk mengecek keberadaan ketiga anggota
yang tidak mengikuti Upacara Bendera tersebut (Praka Maman,
Pratu Rahman dan Prada Kasman). Setelah di cek di rumahnya
masing-masing, menurut keterangan dari para istri mereka, bahwa
suaminya tidak bermalam di rumah karena sedang melaksanakan
DD. Setelah mendapat informasi tersebut, kemudian Danru-2
langsung menuju tempat gudang munisi Kompi A dan ternyata ketiga
orang anggotanya masih tertidur di tempat tersebut.

6. Analisa data dan fakta.

a. Danton-2 Letda Inf Dadang terlalu memberikan kebebasan/kelonggaran


terhadap para anggotanya.

b. Danton-2 Letda Inf Dadang kurang menanamkan disiplin kepada anggotanya.

7. Pemecahan masalah yang dilakukan untuk dijadikan bahan masukan bagi


para Danton sebagai berikut:

a. Sebagai unsur Pimpinan, Danton-2 (Letda Inf. Dadang), harus lebih


menanamkan disiplin kepada anggotanya, (misalkan kegiatan pelaksanaan apel
pagi/siang tepat waktu).

b. Danton-2 (Letda Inf. Dadang) seharusnya tidak memberikan kebebasan


penuh kepada anggotanya baik kegiatan didalam maupun diluar asrama, dan tidak
terlalu percaya penuh kepada bawahan/anggotanya.

c. Danton-2 bekerjasama dengan unsur/bagian terkait (Pasi Pam/Pres/Ops)


dalam meningkatkan pengawasan dan pengendalian.

d. Apabila ada anggota yang melakukan pelanggaran tetap diproses sesuai


jalur hukum yang berlaku.
4

8. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisa dan fakta serta pemecahan masalah


tentang pola kepemimpinan yang diterapkan oleh Danton-2 Letda Inf Dadang dikaitkan
dengan permasalahan yang terjadi pada anggota Peleton-2, dapat disimpulkan:

a. Pola kepemimpinan yang diterapkan oleh Danton-2 Letda Inf Dadang, lebih
dominan menggunakan Pola Kepemimpinan Liberal namun pada kenyataannya
tidak ada kerjasama yang baik antara anggota dengan Danton-2 Letda Inf Dadang
sehingga dalam pelaksanaan tugas belum mencapai tujuan bersama.

b. Pola kepemimpinan yang cocok digunakan oelh Danton-2 Letda Inf Dadang
adalah Pola Kepemimpinan Otoriter.

c. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan kasus yang


terjadi pada Pleton-2 kompi A, dikaitkan dengan cara mengatasi permasalahan
yang terjadi dalam satuan, yaitu :

1) Terkait dengan permasalahan keluarga (Istri Pratu asep) yang


melaporkan bahwa Pratu asep tidak pernah memberikan uang belanja, maka
sebagai solusinya Danton-2 memanggil secara pribadi kedua belah pihak
untuk di adakan mediasi diselesaikan secara kekeluargaan, selanjutnya
berkoordinasi dengan pihak Juyar/koperasi untuk melakukan pengecekan
gaji yang bersangkutan untuk berikutnya dapat diberikan lagi secara teratur
kepada Istrinya, namun demikian atas perbuatan yang dilakukan pratu asep
tetap harus di berikan tindakan disiplin sebagai efek jera, dan dalam
prosesnya Danton-2 tetap harus melakukan pengawasan dan pengendalian
melekat.

2) Terkait dengan permasalahan Judi dan miras yang dilakukan (Pratu


asep), Praka Maman, Pratu Rahman, Prada Kasman, sehingga mereka tidak
mengikuti upacara bendera, maka solusinya Danton-2; memerintahkan
anggotanya untuk melakukan pengecekan terhadap personel tersebut, dan
selanjutnya Danton-2 dan dapat berkoordinasi dengan Bag Pam satuan
untuk dilakukan pemeriksaan (BAP) dan di proses sesuai ketentuan yang
berlaku di satuan.

3) Danton-2 melaporkan kepada Danki-A terkait Penyelenggaraan


Program kegiatan pembinaan mental keagamaan (siraman rohani) setiap
satu bulan sekali dengan mendatangkan penceramah baik dari Bintaldam
maupun dari luar instansi lainnya.

4) Menggiatkan program kegiatan tambahan yang positif di satuan


seperti acara anjangsana/family gatering, olah raga bersama antar kompi,
penyuluhann kesehatan, hukum dll.

Bandung, Maret 2019


Kelompok-3
Ketua,

Choiriyah
Nomor Pasis 962
5

RESIMEN SISWA
BATALYON SISWA-1

HASIL EVALUASI DISKUSI


KEPEMIMPINAN TNI
(Pertemuan Pertama)

Tentang

PENERAPAN POLA KEPEMIMPINAN TNI DIKAITKAN


DENGAN CARA MENGATASI PERMASALAHAN
DALAM SATUAN

Disusun Oleh:
Kelompok-3
1. Choiriyah Nosis 962
2. Duto Tri Umalyanti Nosis 966
3. Erni Nurcahyani Nosis 970
4. Agustina Ika Nosis 974
5. Laminingsih, S.H. Nosis 978
6. Nanny Dwi Oktariana Nosis 982
7. Ni Luh Dhyana Nosis 986
8. Irmawaty Nosis 990
9. Susi Wahyuni Nosis 994
10. Wesry Purnama Linda Nosis 998

Bandung, Maret 2019


6

SEKOLAH CALON PERWIRA ANGKATAN DARAT Lampiran-2: Persoalan Diskusi Kepp. TNI
DEPARTEMEN KEPEMIMPINAN DAN KEJUANGAN Nomor: LP/01/III/2019
Tanggal Maret 2019

PERSOALAN DISKUSI KEPEMIMPINAN TNI (PRAKTEK)


tentang
PENERAPAN POLA KEPEMIMPINAN TNI DIKAITKAN
DENGAN CARA MENGATASI PERMASALAHAN DALAM SATUAN
(Pertemuan Pertama)

1. Keadaan Umum.

a. Yonif 121/Bunga Kencana merupakan satuan Batalyon dibawah kendali


Korem-151/Gunung Halu yang berkedudukan di Kota Cimahi, bertugas membantu
Polri untuk menjaga stabilitas keamanan wilayah.

b. Yonif 121/Bunga Kencana adalah Batalyon yang mempunyai TOP/DSPP


berjumlah 750 orang, terdiri dari 3 (tiga) Kompi Senapan dan 1 (satu) Kompi
Bantuan serta 1 (satu) Kompi Markas. Dislokasi Mayon, Kompi Markas dan Kiban
berada di Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi, Kipan A berada di Kab. Subang, Kipan
B di Kab. Bandung Barat dan Kipan C di Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi.

c. Kipan A Yonif 121/Bunga Kencana berjarak + 50 Km dari Mayonif (Kota


Cimahi) dan berjarak + 1 Km dari pusat Kota Kab. Subang. Kipan A dipimpin oleh
Kapten Inf. Alan Budi Kusumah.

d. Kipan B yang berada di Kec. Padalarang Kab. Bandung Barat berjarak + 10


Km dari Mayonif 121/Bunga Kencana. Kipan B dipimpin oleh Kapten Inf Ajat
Sudrajat. Sedangkan Kipan C yang berada di Kec. Cimahi Utara dipimpin oleh
Kapten Inf Ahmad Suramad.

e. Kab. Subang mempunyai karakteristik/beriklim tropis, namun lebih dominan


bercuaca dingin/hujan, tanahnya subur, berpenduduk cukup padat dan
berpenghasilan menengah ke bawah serta roda pemerintahan berjalan baik dan
penduduk setempat mayoritas bekerja di bidang pertanian (bercocok tanam
sayuran dan buah-buahan, peternakan serta perikanan), akan tetapi ada juga yang
begerak di bidang jasa (berdagang, sopir angkot dan tukang ojek). Di daerah ini
terdapat banyak tempat-tempat hiburan malam, seperti diskotik, kafe dan karaoke
dan tempat prostitusi (terselubung). Selain itu Kab. Subang merupakan daerah
wisata (berekreasi), sehingga banyak tempat-tempat penginapan, seperti hotel, villa
dan lainnya.
7

2. Keadaan Khusus.

a. Kipan A Yonif 121/Bunga Kencana Kab. Subang mempunyai asrama yang


berbatasan langsung dengan rumah penduduk, sedangkan pagar pembatasnya
menggunakan kawat berduri yang sudah lama tidak diganti, sehingga banyak jalan
terobosan/pelolosan yang dapat digunakan oleh prajuritnya, termasuk oleh
masyarakat setempat, sehingga anggota yang keluar dan masuk asrama kurang
terkontrol.
2

b. Anggota Kipan A Yonif 121/Bunga Kencana, 80% tinggal di asrama dan 20


% berdomisili di sekitar Kota Kab. Subang. Anggota Kipan A sebanyak 30%
anggotanya berstatus bujangan dan 70% sudah berkeluarga.

c. Kipan A Yonif 121/BK mempunyai tiga orang Danton, yaitu Lettu Inf. Diding
(Danton-1), Letda Inf. Dadang (Danton-2) dan Letda Inf. Dudung (Danton-3).

d. Binsat di Kipan A Yonif 121/BK kurang maksimal, hal ini dikarenakan jarak
antara Kompi dengan Mayon relatif jauh, sehingga kurang optimal dalam
pengawasan dan pengendalian terhadap anggota.

e. Banyak pelanggaran yang dilakukan oleh anggota Kompi A Yonif 121/BK,


antara lain Miras, judi dan pelanggaran disiplin. Namun kejadian di atas seolah-olah
dibiarkan oleh unsur pimpinan yang ada di Kompi tersebut.

3. Keadaan Khusus Lanjutan.

a. Anggota Peleton-2 Kipan A yang dipimpin oleh Letda Inf. Dadang,


beranggotakan 30 orang, dimana 66,66 % orang sudah berkeluarga dan 33,33%
berstatus bujangan.

b. Danton-2 dalam memimpin anggota relatif longgar, sehingga para


anggotanya dengan leluasa melakukan kegiatan/aktifitas di luar asrama terutama
pada malam hari, baik dilakukan oleh pajurit yang telah maupun belum berkeluarga
maupun yang masih berstatus remaja. Danton-2 beranggapan bahwa para
anggotanya sudah dewasa, sehingga mereka tidak perlu dikekang dan diberikan
keleluasan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

c. Pada tanggal 3 Januari 201F pukul 19.00 Wit, Istri dari Pratu Asep Gumasep
menghadap pada Danton-2 dan melaporkan bahwa suaminya tidak pernah
memberikan uang belanja untuk keperluan rumah tangganya dan bila hal tersebut
ditanyakan kepada suaminya (Pratu Asep), yang bersangkutan menjawab bahwa
uang tersebut sudah habis digunakan untuk berjudi dan berpesta Miras di asrama
bersama kawan-kawannya.

d. Pada tanggal 5 Januari 201F pukul 08.00 Wib, setelah selesai


melaksanakan upacara Bendera, Danki A Kapten Inf. Alan Budi Kusumah,
melakukan pengecekan terhadap seluruh anggota kompinya, ternyata ada 3 (tiga)
orang bawahannya yang tidak mengikuti Upacara Bendera, yaitu Praka Maman,
Pratu Rahman dan Prada Kasman (anggota Peleton-2). Setelah ditanyakan pada
Letda Inf. Dadang dan para Danru Peleton-2, ternyata ketidak-hadiran ketiga
8

anggota tersebut tanpa keterangan (TK), sehingga Danton-2 mendapat teguran


dari Danki A.

e. Pada tanggal 11 Januari 201F pukul 10.00 Wib, Danton-2 mengumpulkan


seluruh anggotanya, kemudian menanyakan tentang keberadaan ketiga orang
bawahannya yang tidak mengikuti Upacara Bendera tersebut dan dari Pratu
Dudung dan Prada Diding diperoleh informasi bahwa pada saat mereka sedang
melaksanakan patroli (sekitar pukul 23.00 Wib/malam Senin) di lingkungan asrama
Kipan A, mereka melihat Praka Maman, Pratu Rahman dan Prada Kasman sedang
berjudi sambil menenggak Miras di gudang munisi Kompi A.
3

f. Pada tanggal 11 Januari 201F pukul 13.00 Wib, Danton-2 memerintahkan


Danru-2 untuk mengecek keberadaan ketiga anggota yang tidak mengikuti
Upacara Bendera tersebut (Praka Maman, Pratu Rahman dan Prada Kasman).
Setelah di cek di rumahnya masing-masing, menurut keterangan dari para istri
mereka, bahwa suaminya tidak bermalam di rumah karena sedang melaksanakan
DD. Setelah mendapat informasi tersebut, kemudian Danru-2 langsung menuju
tempat gudang munisi Kompi A dan ternyata ketiga orang anggotanya masih
tertidur di tempat tersebut.

4. Persoalan.

1. Pola kepemimpinan apa yang digunakan Danton-2 Kipan-A (Letda Inf.


Dadang) dalam memimpin anggotanya?

2. Pola kepemimpinan bagaimana yang cocok digunakan untuk kasus yang


terjadi pada Peleton-2 Kipan A Yonif 121/BK?

3. Bagaimana cara menyelesaikan kasus di atas dikaitkan dengan “Cara


mengatasi permasalahan dalam satuan” seperti yang terjadi pada Peleton-2 Kipan
A Yonif 121/BK tersebut?

Mengetahui: Bandung, Maret 2018


a.n. Kadeppimjuang Secapaad Koordinator Materi,
Kasubpimjuang,

Dany Kurnia Inajatudin, S.Sos Drs. Abdul Hafid


Mayor Inf NRP 2920110040871 Mayor Inf NRP 11950000370265

Anda mungkin juga menyukai